Anda di halaman 1dari 69

Produksi Benih dan Pembibitan

Kelapa Sawit

Macam Perbanyakan
Generatif: biji kelapa sawit hasil persilangan
Dura x Pisifera
Vegetatif: teknik kultur jaringan, sampai saat ini
banyak kelemahannya yaitu terjadinya variasi
somaklonal, bibit hasil kultur jaringan memiliki
potensi membentuk buah mantel cukup tinggi
(partenokarpi) per TBS, potensi buah tidak jadi
juga cukup tinggi per TBS, sehingga randemen
CPO per TBS rendah
Sampai saat ini, teknik perbanyakan yang
banyak diterapkan adalah secara generatif
menggunakan biji kelapa sawit

Produksi Benih Kelapa Sawit

Tahapan Kegiatan Produksi benih


Kegiatan di lapangan
Kegiatan di pabrik
Analisa tandan

Kegiatan di lapangan
Persiapan polen

Serah terima polen

Bagging
(penyungkupan)

Crossing (persilangan)

Bag removal

Panen/harvesting

Pengangkutan hasil
panen ke SPU

Kegiatan di SPU
Penerimaan tandan
benih dari lapangan

Chopping

detaching

scrapping

Pencucian benih

Penghitungan jumlah benih per tandan dan sortasi

Cold storage
Tujuan: untuk menunda proses
perkecambahan (optimum 30-90 hari)

Hot room (T = 39-41oC )


Tujuan: untuk
mematahkan
dormansi benih
setelah disimpan
dalam cold storage

Germinasi

Dark room
Tujuan: untuk memperlambat
pertumbuhan kecambah sebelum
kecambah tersebut dikirim

packing
Kecambah dalam kantong-kantong plastik
ditempatkan pada kardus berukuran
sedang (isi 18 kantong), 1 kantong plastik
berisi 200 kecambah

PEMBIBITAN
KELAPA SAWIT

Tujuan Pembibitan
Untuk menghasilkan bibit kelapa sawit
berkualitas tinggi yang harus tersedia
sesuai dengan kebutuhan tahapan
penanaman

Syarat Lokasi Pembibitan


Air tersedia cukup, bermutu baik, bersih, pH
minimum 4 (cukup untuk mengairi minimal
80.000 l/ha/hari)
Lokasi datar, berdrainase baik, tidak terkena
banjir
Tersedia top soil dalam jumlah yang cukup untuk
pengisian polibag
Aman dari segala macam gangguan, termasuk
pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan

Penghitungan Luas Lokasi


Pembibitan
Umur bibit siap tanam yang optimum 11
13 bulan
Jarak tanam antar polibag 90 x 90 x 90
cm, segitiga sama sisi
1 ha tempat pembibitan dapat
menampung 12.000 bibit

Persiapan Lahan dan Kegiatan


Pembibitan
Pembersihan lahan
Lahan dilengkapi dengan instalasi air dan
irigasi
Jaringan jalan untuk pengangkutan benih
ke tempat pembibitan maupun bibit ke
lokasi penanaman
Sistem pembibitan yang dipakai: 2 tahap
(pre nursery dan main nursery)

PEMBIBITAN

Persiapan pembibitan

Pembibitan

Pembibitan

Sistem irigasi
Tujuan: untuk menjamin bahwa masing-masing
polibag bibit memperoleh air yang cukup setiap
hari untuk mendapatkan pertumbuhan optimal
Penyiraman bibit menggunakan sistem
pengairan berkabut (mist irrigation)
Untuk keperluan pengabutan air irigasi
diperlukan tekanan yang berasal dari pompa air
(20 HP @ 1.250 rpm untuk luasan pembibitan
sampai dengan 15 Ha; 35 HP @ 1.300 rpm
untuk luasan > 15 Ha s/d 25 Ha)

Kebutuhan Kecambah
Kerapatan Tanam
per Ha

Kebutuhan Kecambah
per Ha

128 130
136
148
160

182
190
207
224

Lanjutan
Permintaan kecambah/kebutuhan
kecambah disesuaikan dengan kerapatan
tanam, perkiraan afkir selama pembibitan
sebanyak 30%, dan ditambah kebutuhan
bibit untuk keperluan penyisipan sebanyak
10% dari total kebutuhan bibit

Pre-Nursery

Tujuan
Memberikan waktu lebih longgar untuk
membuat persiapan areal pembibitan dan
mempersempit tempat pemeliharaan bibit
selama 3 bulan pertama atau memiliki 4-5
helai daun untuk memudahkan
pemeliharaan yang optimal

Ukuran Polibag
0.075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat
(setelah diisi akan berdiameter 10 cm dan
tinggi 17,5 cm)
Berwarna hitam
Diberi lubang perforasi, jarak antar lubang
5 cm x 5 cm
Letak lubang dimulai dari tengah kantong
plastik bagian bawah

Media Tanam
Top soil dari tanah mineral (kedalaman 20-30
cm) dengan tekstur lempung, kecuali di areal
gambut dapat menggunakan tanah gambut
Media diayak dengan saringan 1 cm x 1 cm
untuk mencegah masuknya gumpalangumpalan tanah, bersih dari sampah dan
kotoran lainnya
Media dicampur dengan rock phospate (50 kg
untuk setiap 2 m3 tanah atau 1000 polibag)

Cara Pengisian Polibag


Empat minggu sebelum penanaman kecambah,
polibag harus sudah diisi tanah dalam jumlah
cukup
Guncang polibag pada waktu pengisian untuk
memadatkan tanah dan diisi sampai ketinggian
1 cm dari bibir polibag
Polibag disiram air setiap hari sampai tanah
jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi
kembali dengan tanah apabila diperlukan

Penempatan dan Penyusunan


Polybag
Persiapan bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang
menyesuaikan dengan kondisi areal (10-15 m), jarak
antar bedengan 70 cm
Tanah bedengan ditinggikan 5 cm dengan mengikis
tanah dari area antar bedengan, sehingga air tidak
menggenangi bedengan saat hujan
Dipasang papan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang
pinggir bedengan untuk menahan agar polibag tidak
tumbang
Polibag disusun secara rapat pada bedengan
Dalam 1 bedeng, bisa diisi oleh 1200 s/d 1800 polibag

Perlakuan terhadap Kecambah


Pada waktu penerimaan kecambah, peti
diletakkan di tempat terlidung dari sinar matahari
langsung
Peti dibuka, setiap kantong berisi kecambah
diperiksa
Kantong dibiarkan terbuka selama beberpa
menit untuk memungkinkan terjadinya
pergantian udara
Kecambah harus segera ditanam pada hari itu
juga (saat penerimaan kecambah)
Pada saat akan dilakukan penanaman
kecambah, setiap kecambah harus diperiksa
dan kecambah abnormal tidak boleh ditanam

Kecambah Siap Tanam

Plumula

Radikula

Kecambah Normal

Lanjutan .
Kriteria Kecambah Abnormal:
Belum jelas radicula (berwarna putih) dan
atau plumula (berwarna kuning)
Radicula atau plumula busuk
Radicula dan plumula searah
Adanya jamur
Bentuk yang tidak normal atau rusak

Lanjutan
Embrio yang sedang berkembang pada
kecambah masih lemah dan harus diperlakukan
dengan hati-hati
Kecambah selalu ditempatkan dilokasi yang
terlindungi dari sinar matahari langsung
Apabila ditemukan kecambah yang plumulanya
kembar, maka yang lemah harus dibuang dan
kecambah dapat ditanam seperti biasa

Penanaman Kecambah
Tanah pada polibag disiram sampai jenuh
Kantong plastik berisi kecambah dibuka dengan hati-hati
dan kecambah diletakkan di baki yang beralaskan goni
basah yang telah direndam dalam larutan fungisida
Kecambah diseleksi dan dihitung
Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi
radicula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula
yang akan diposisikan arah ke atas
Kecambah ditanam pada kedalaman sekitar 2 cm di bawah
permukaan tanah polibag
Hindarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam dan
terbalik
Polibag disiram sampai jenuh setelah penanaman
kecambah
Pemberian naungan di atas bedengan pre-nursery

Naungan
Pada tahap awal pembibitan, harus diberi
naungan
Bibit dengan 2 daun, naungan dapat
dikurangi 50%
Bibit dengan 3 daun, naungan dihilangkan
Luas naungan sebesar bedengan dengan
tinggi 2 m

Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore,
selama 30 menit atau setara dengan 6 mm
curah hujan untuk setiap penyiraman
Bila pada malam hari ada curah hujan > 10 mm,
tidak perlu penyiraman pada keesokan harinya,
dan penyiraman sore hari bergantung pada
kelembaban tanah di polibag
Bila pagi hari ada hujan > 10 mm, tidak perlu
penyiraman pada pagi dan sore
Bila ada genangan air yang bertahan di polibag
setelah penyiraman, maka dibuat tambahan
lubang polibag dengan cara menusuk polibag
menggunakan bambu berdiameter 5 mm

Pengendalian Hama, Penyakit,


dan Gulma
Dibahas pada pertemuan minggu ke-6

Pemupukan

Dibahas pada pertemuan minggu ke-6

Seleksi Bibit di Pre-Nursery


Dilakukan pada umur 2 bulan dan pada
saat transplanting
Bibit yang diafkir harus dimusnahkan
Bibit yang dipindahkan ke main nursery
harus bibit yang benar-benar sehat
Jumlah bibit afkir di pre nursery 8-10 %
dari total bibit yang ditanam

Tata Cara Pelaksanaan Seleksi Bibit


Mengangkat dan menyingkirkan semua
bibit afkir dari bedengan sebelum
dilakukan pemindahan bibit sehat ke main
nursery
Memusnahkan semua bibit afkir
Mencatat dan melaporkan semua bibit
yang diafkir

Ciri Fisik Bibit yang Diafkir


Pucuk bengkok atau daun berputar: diakibatkan oleh
penanaman kecambah yang dilakukan terbalik dan
karena faktor genetik, dapat diketahui dari daun-daun
yang tumbuhnya melengkung membentuk setengah
lingkaran
Daun lalang atau daun sempit: bibit tumbuh dengan
bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak
menyerupai daun lalang, karena genetik
Daun kerdil dan sempit: perkembangan helai daun
tampak kerdil dan sempit
Daun menyempit dan tegak: bibit dengan daun
menyempit dan tegak
Daun yang menggulung: helaian daun tidak membuka
secara normal tetapi tergulung di sepanjang batang
daun menyerupai bentuk tombak, disebabkan genetik

Lanjutan.
Daun berkerut/keriput: memperlihatkan berbagai tingkat
kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat
kerutan tersebut pecah menyilang, faktor genetik
Daun melipat: helaian daun tidak membuka secara
normal, tetapi menciut lengket seperti melipat dan
bergulung, akibat kekurangan air
Bibit kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya,
faktor genetik
Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam
berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat
kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang
normal
Bibit dengan serangan penyakit berat: bercak daun dan
antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir)

Main-Nursery

Kapan Dilakukan
Pemindahan dari pre menuju main nursery
dilakukan pada bibit yang berumur 3-4 bulan
atau telah memiliki 4-5 helai daun

Ukuran Polibag
0.15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat (setelah diisi
tanah berdiameter 23 cm dan tinggi 39 cm)
Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi
berjarak 5 cm x 5 cm, letak lubang dimulai dari
tengah kantong plastik bagian bawah
Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5%
ditanam pada polibag ukuran 0.18 mm x 50 cm x
60 cm
Ketebalan polibag merata, kelenturan polibag
harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek
akibat terik matahari
Harus dipastikan bahwa polibag tersebut bukan
merupakan hasil daur ulang

Media Tanam
Persyaratannya sama dengan media
tanam pada pre nursery
Tanah di polibag besar diberi lubang untuk
tempat menempatkan rock phospate (100
g/polibag) sebelum bibit ditanam

Pengisian Polibag
Polibag harus sudah siap diisi tanah
minimal 4 minggu sebelum pemindahan
bibit dari pre-nursery, dengan tujuan untuk
mendapatkan tingkat kepadatan tanah
yang stabil setelah dilakukan penyiraman
setiap hari

Cara Pengisian Polibag


Polibag dibalik sebelum diisi tanah agar dapat berdiri
tegak dan silindris
Media tanam disaring melalui saringan 1,5 cm x 1,5 cm
untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah,
sampah, akar tanaman, dll
Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polibag
Jangan dilakukan pemadatan tanah dalam polibag
dengan cara menekan kuat ke arah bawah
Guncang polibag pada waktu pengisian untuk
mendapatkan tanah dan mencegah agar tidak ada
bagian yang mengherut/terlipat
Polibag diisi tanah sampai ketinggian 2,5 cm dari bibir
polibag

Penempatan Polibag
Dari 100% bibit:
95% akan digunakan dalam penanaman serempak
(pada main nursery jarak tanamnya 90 cm x 90 cm x 90
cm)
5% akan digunakan dalam penyisipan (jarak tanamnya
150 cm x 150 cm x 150 cm)
Penempatan polibag dilakukan dengan rapi:
Terlebih dahulu dilakukan pemancangan di dua sisi
petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali
rami, dengan menggunakan bahan cat dan anak
pancang
Pada saat menyusun polibag di main nursery, kedua
tangan pekerja harus berada pada dasar polibag

Pemindahan ke Main-Nursery
Tata caranya:
Untuk tempat pemindahan bibit polibag kecil dibuat
beberapa kotak kayu, dan dibutuhkan pisau silet/cutter
untuk menyayat polibag kecil
Dibutuhkan juga kereta sorong atau trailer mini tractor
untuk memindahkan kotak berisi bibit kecil dari prenursery
Pastikan polibag besar sudah tersusun benar dengan
posisi tegak dan telah diisi tanah
Satu hari sebelum transplanting, siram tanah di polibag
besar sampai jenuh air, guna memudahan pembuatan
lubang tanam pada keesokan harinya
Buat lubang tanam di tengak polibag dengan
menggunakan alat pelubang yang sudah dipersiapkan

Lanjutan .
Kedalaman lubang tanam 20 cm atau disesuaikan dengan
tinggi tanah di polibag kecil
Siram bibit di pre-nursery sebelum dipindahkan
Angkat bibit pre-nursery secara hati-hati dan disusun ke
atas masing-masing kotak kayu sebagai tempat
pengangkutannya dan diangkut ke lokasi polibag besar
Turunkan bibit dilokasi polibag besar dan letakkan dengan
hati-hati satu demi satu di samping masing-masing polibag
besar
Sayat polibag kecil secara vertikal disepanjang sisi polibag,
keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dari polibag kecil,
masukkan ke dalam lubang tanam di polibag besar
Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan
penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari polibag
kecil sama dengan permukaan tanah polibag besar atau 5
cm di bawah bibir polibag besar
Sesudah pemindahan, dilakukan penyiraman secukupnya

Pengendalian Hama, Penyakit,


dan Gulma
Dibahas pada pertemuan minggu ke-6

Pemupukan

Dibahas pada pertemuan minggu ke-6

Peyiraman
Setiap polibag memerlukan air sebanyak
2 l/hari atau setara dengan penyiraman
sistem kabut (memakai pompa) selama 60
menit

Penambahan Tanah
Penambahan tanah di dalam polibag
dilakukan seperlunya untuk
mempertahankan permukaan tanah
sekitar 5 cm di bawah bibir polibag

Pemberian Mulsa
Mulsa diberikan secara merata di atas
permukaan tanah dalam polibag segera
setelah penanaman
Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang,
fiber, atau potongan lalang kering

Seleksi Bibit di MN
Dilakukan 4 kali yaitu:
Pada umur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan pada
saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan
Tata cara seleksi bibit:
Berikan tanda dengan cat warna putih di polibag
setiap bibit afkir/abnormal
Catat semua bibit yang diafkir
Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan
dimusnahkan
Jumlah bibit afkir selama di MN 10-15%

Ciri Bibit Afkir di MN


Kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya
Bibit erect: akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan sudut
sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga
terlihat tumbuh tegak
Bibit yang layu dan lemah: pelepah dan helai daun terlihat
lemah/layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan
pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang
seharusnya
Bibit flat top: daun yang baru tumbuh memiliki ukuran yang
makin pendek dibandingkan daun yang lebih tua sehingga
tajuk bibit terlihat rata
Short internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat
sangat dekat dan pelepahnya tampak pendek
Wide internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat
sangat lebar, bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi
dari normal

Lanjutan
Anak daun sempit: bentuk helai anak daun tampak sempit dan
tergulung sepanjang alur utamanya sehingga berbentuk seperti
jarum, anak daun tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan
pelepah daun
Anak daun tidak pecah: helai anak daun tetap bersatu seluruhnya
atau tidak pecah setelah pelepahnya dewasa
Daun berkerut:bentuk daun memperlihatkan berbagai tingkatan
kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan
tersebut pecah menyilang
Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah
menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras
dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal
Bibit terserang crown disease: pelepah membengkok, melintir,
mudah patah
Blast: bibit biasanya berubah secara progresif ke arah coklat dan
mati perlahan-lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan
bergerak ke atas ke daun yang lebih muda
Bibit yang terserang berat oleh hama dan penyakit

Persiapan Pemindahan bibit Ke Lapangan


Pemutaran Bibit (rotating):
Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum
dikirim ke lapangan
Setelah diputar, bibit disiram air dengan cukup setiap
hari sampai waktu pengiriman ke lapangan
Perlakuan untuk persiapan pengangkutan:
Bibit diangkut dengan menempatkan satu tangan di
dasar polibag dan satunya lagi menggenggam pangkal
batang
Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik
daunnya
Bibit tidak boleh dilemparkan atau dibanting, polibag bisa
pecah
Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum
berangkat ke lapangan

Anda mungkin juga menyukai