Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis) termasuk dalam family Euphorbiace, karet
menjadi salah satu komoditas perkebunan yang penting sebagai sumber devisa
non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Upaya
peningkatan produktivitas tanaman tersebut terus dilakukan terutama dalam
bidang teknologi budidaya dan pasca panen.

Karet merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari. Ini
terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang merupakan komponen yang
terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sepatu, sandal karet, dll. Kebutuhan
karet alam maupun karet sintetik terus meningkat sejalan dengan meningkatnya
standar hidup manusia. Kebutuhan karet sintetis lebih mudah dipenuhi karena
sumber bahan bakar tersedia walaupun harganya mahal, sedangkan karet alam
dikonsumsi sebagai komoditas perkebunan dan bahan baku industri.

Salah satu upaya dalam peningkatan produksi karet dapat dilakukan dengan
perbaikan bahan tanam (bibit) yang unggul dengan cara perbanyakan secara
vegetatif yaitu dengan cara okulasi. Okulasi merupakan salah satu cara
perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menempelkan mata entres dari
satu tanaman ketanaman sejenis dengan tujuan mendapatkan sifat yang unggul.

B. Tujuan
1. Menggabungkan sifat yang baik dari masing masing tanaman yang diokulasi
sehingga mendapatkan varietas unggul dapat tumbuh dengan baik.
2. Siswa dapat menentukan kriteria batang bawah yang siap okulasi.
3. Meningkatkan keterampilan dibidang pembibitan secara okulasi tanaman
karet.
4. Menyiapkan bibit untuk replanting dan new planting
5. Sebagai syarat kelulusan program UKK Agribisnis Tanaman Perkebunan.

1
C. Manfaat Dalam Melakukan Okulasi
1. Memotong masa waktu tanaman belum menghasilkan (TBM)
2. Meningkatkan produksi lateks
3. Bertambahnya keterampilan dan wawasan
4. Tanaman tumbuh dengan lebih seragam

2
BAB II
PELAKSANAAN PROJECT WORK

A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

1. Waktu
Project Work mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 untuk menyiapkan
batang bawah. Dilanjutkan pekerjaan okulasi pada bulan Oktober 2022 dan
berakhir pada bulan Maret 2023.
2. Tempat
Tempat pelaksanaan praktek dilakukan dilahan SMK Negeri 1 Gedung Aji
yang beralamat di Jl. Kampung Aji Jaya KNPI, Kecamatan Gedung Aji,
Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

B. Alat Dan Bahan

1. Alat
Tabel 1 Daftar Alat:
Nama Alat Spesifikasi Jumlah
Lahan Kering,rata 5m
Cangkul Tajam 1 buah
Ember Kapasitas 10 Liter 1 buah
Pisau Okulasi Tajam 1 buah
Gunting stek Tajam,kuat 1 buah
Kain lap Bersih 1 buah
Golok Tajam,kuat 1 buah
Asahan Kuat 1 buah
Lilin Putih,kering 1 buah
Selang air Kuat,elastis 1 buah

3
2. Bahan

Tabel 2.Bahan
Nama bahan Spesifikasi Jumlah
Polong tanaman Siap semai 40/ polong
Karet Bernas
Tenggelam 75%
Bentuknya seragam
Berwarna cerah
Berasal dari varietas unggul
Bibit batang bawah GT,PB 96 tanaman
Pupuk organik Terdekomposisi dengan 25kg
(kotoran kambing) sempurna
Pupuk NPK N 15%,P 15%,K15% 1kg
Plastik pengikat Elastis 0,5kg
okulasi
Entres GT 1 69 tunas
Insektisida Kontak SIDABAS 14 ml
Bahan aktif:
BPMC:500/L
Polybag Hitam ukuran 30×30cm 400 buah
Perangsang Akar 10 Gram
Bahan aktif :
Asam asetat naftalena 3.0 %
Asetamida 1-
Naftalena 0,75

4
1 Langkah Kerja

1. Syarat Lokasi Pembibitan


Dekat dengan sumber air, artinya tempat pembibitan mudah memperoleh air
untuk penyiraman, sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Lokasi pembibitan strategis, artinya berada pada posisi yang mudah dijangkau.
Terlindungi dari sinar matahari secara langsung.

2. Seleksi Benih
Seleksi benih/polong karet dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:

a. Bentuk Fisik
Jika polong karet berwarna kusam dan coraknya sudah hilang berarti jelek,
dan jika polong karet berwarna mengkilab dan coraknya masih bagus
berarti polong tersebut bagus.
b. Dilentingkan/dipantulkan
Bila saat dipantulkan dari ketinggian 1 m diatas lantai melenting dinyatakan
bagus dan sebaliknya bila polong karet dipantulkan tidak melenting
dinyatakan jelek
c. Direndam
Jika polong karet terendam menyisahkan 1/4 bagian atas dan 3/4 bagian
bawah maka polong itu dinyatakan bernas.
d. Seleksi Daun Lembaga
Kriteria:
✓ Putih bersih 100% tumbuh.
Putih biasa 90%
Putih kekuningan 70-80%
✓Kuning 50-70%
Kuning kecoklatan 30-50%
Coklat 0-30%

3. Penyemaian Polong Karet

5
Penanaman polong karet dilakukan pada bedengan dengan jarak tanam 4x5
cm, timur barat 4 cm, utara selatan 5 cm. Proses penanaman polong karet antar
lain:
 Posisi polong tertanam/didalam tanah
 Posisi polong menyisakan diatas tanah
 Posisi calon mata tunas menghadap ketimur dan jangan sampai terbalik.

Ada 4 stadium yaitu:


 Stadium bintang
 Stadium pancing
 Stadium jarum
 Stadium payung
Setelah penyiapan polong karet selesai, proses selanjutnya yaitu penanaman
bibit batang bawah kedalam polybag.

4. Penanaman Batang Bawah


Penanaman bibit yang paling baik dilakukan adalah pada saat stadium bintang
karena proses adaptasi lebih bagus dan belum memiliki tunas dan akar yang
panjang terhindar dari hama diantaranya semut, belalang. Penanaman bibit
batang bawah pada polybag dengan jarak 20cm x 30cm,dengan penggunaan
polybag yang berukuran 30 cm x 30 cm.

5. Perawatan Bibit Batang Bawah


· Penyiraman dilakukan 1x sehari (sore hari) sesuai kebutuhan tanaman.
Penyiraman selanjutnya dilakukan sesuai dengan kondisi cuaca Pengendalian
gulma dilakukan jika kondisi gulma sudah menggangu areal pembibitan
dilakukan dengan cara manual menggunakan alat seperti pencong atau
langsung menggunakan tangan.
Pemupukan dilakukan antara lain:
✓ Pupuk organik (kotoran kambing) diberikan pada saat penanaman sebanyak
125 gram/polybag

6
 Pupuk NPK juga diberikan setiap 3 bulan sekali scbanyak 5
gram/polybag

6. Okulasi
Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan
dengan menempelkan mata entres dari satu tanaman ketanaman sejenis dengan
tujuan mendapatkan sifat yang unggul. Ada dua jenis okulasi yang kita
lakukan yaitu:
a. Okulasi Hijau (Green Budding)
Yaitu okulasi yang dilakukan pada batang bawah dengan umur 5-8 bulan
b. Okulasi coklat (Brown Budding)
Yaitu okulasi yang dilakukan pada batang bawah dengan umur 9-18 bulan.
Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam pelaksanaan okulasi yaitu:
1. Persiapan Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan
antara lain:
 Alat:
- Pisau okulasi
- Plastik Okulasi
- Kain Lap
 Bahan:
- Batang Entres (GT 1)
- Batang Bawang
Khusus untuk batang bawah gulma-gulma yang ada disekitar batang
bawah dibersihkan secara manual atau dapat juga menggunakan
herbisida system kontak seminggu sebelum proses okulasi.

2. Pembuatan Jendela Okulasi Pada Batang Bawah


Sebelum dilakukan pembuatan jendela okulasi, batang bawah
dibersihkan dari kotoran atau tanah dengan menggunakan kain lap.
Selanjutnya kulit batang bawah dibuat dua sayatan secara vertikal.
dengan ketinggian 5-7 cm dari permukaan tanah dan satu sayatan secara
horizontal pada ujung atas sayatan vertikal, lebar sayatan horizontal
maksimal 1/3 lingkar batang.

7
Pembukaan jendela okulasi dimulai dari atas kebawah, dilakukan secara
hati-hati agar tidak putus dan kemasukan benda lain.
Bagian kulit yang dikelupas (menyerupai lidah) dipotong disisakan lebih
dari 1 cm, yang berfungsi sebagai penahan perisai mata okulasi.

Pembuatan Perisai Mata Okulasi Untuk Batang Bawah. Pembuatan


perisai mata okulasi dimulai dengan membuat dua torehan vertikal
disamping kiri dan kanan ketiak daun, dengan panjangn > 5 cm dan
jarak antara torehan lebih kecil dan jendela okulasi yang dibuat Satu
torehan horizontal 2,5 cm dibawah ketiak daun (lebar prisai mata okulasi
lebih kecil dari lebar jendela okulasi).

Kemudian menyayat batang entres dibawah ketiak daun tersebut hingga


terbawa sedikit kayu, sayatan dimulai dari bawah torehan horizontal
dengan panjang sayatan sekitar 4,5 cm.

Selanjutnya pengambilan perisai mata okulasi dilakukan dengan


mengiris/menyayat kulit 2,5 cm diatas ketiak daun, dan sambil dipegang
dengan ibu jari prisai okulasi diangkat (dikelupas) dengan hati-hati.
Perisai okulasi siap ditempelkan pada jendela okulasi.

Sebelum dilakukan penempelan periksa dulu perisai okulasi apakah


terdapat calon tunas atau tidak, jika tidak ada maka perisai dibuang dan
diganti, dengan cara ini luka bekas sayatan (tepi prisai) tidak tersentuh
oleh tangan sehingga lebih terjaga kebersihanya.

3. Penempelan Perisai Mata Okulasi


Perisai mata okulasi selanjutnya ditempelkan pada jendela yang sudah
disiapkan dengan cara diselipkan pada kulit batang bawah yang
disisakan.
Sambil dipegang dengan ibu jari, agar tidak goyang selanjutnya dibalut
dengan plastik okulasi yang sudah disiapkan
Pembalutan dilakukan sekitar 2 cm dari bibir bawah keatas melingkar
searah jarum jam sampai sekitar 2 cm dari bibir atas.

8
4. Pemeriksaan Hasil Okulasi
Pemeriksaan hasil okulasi dilakukan 2-3 Minggu setelah okulasi.
Okulasi dinyatakan berhasil jika mata okulasi tetap berwarna hijau dan
dinyatakan gagal jika mala okulasi kering atau busuk yang ditandai
dengan warna cokelat. Setelah itu dihitung persentase keberhasilan
okulasi.

5. Penutupan Jendela Okulasi menggunakan plastik grafting


Agar mata entres benar-benar menempel pada batang bawah serta
terhindar dari air dan kotoran ranting-ranting yang menyebabkan
pembusukan atau infeksi pada jendela okulasi. Pembalutan dilakukan
menentukan batang bawah artinya jika batang bawah kecil bisa
menggunakan plastik satu sampai dua jika batang bawah lebih besar bisa
menggunakan plastik lebih dari dua dan dilebihkan 2 cm dibagian atas
dan bawah okulasi.

6. Penyerongan Batang Bawah


Jika okulasi sudah dipastikan berhasil, batang bawah harus segera
dipotong menyerong agar hasil fotosintesis tanaman dapat dimanfaatkan
untuk pertumbuhan mata entres secara maksimal. Pemotongan batang
bawah dapat dilakukan dengan cara yaitu:

 Batang bawah dipotong menyerong pada 7-10 cm diatas pertautan


okulasi secara penuh.
 Setelah pemotongan dilakukan, luka yang dihasilkan harus segera
ditutup agar penguapan tanaman dapat diminimalkan dan luka tidak
terinfeksi oleh mikro organisme pengganggu seperti jamur. Penutup
menggunakan lilin.

9
7. Pendongkelan Bibit Hasil Okulasi
Pendongkelan dilakukan tanaman akan dipindahkan kelapangan atau
polybag. Pendongkelan dapat dilakukan menggunakan cangkul, untuk
memudahkan pendongkelan (terutama dimusim kemarau), tanah
disekitar tanaman harus disiram terlebih dahulu agar lebih mudah.

8. Penanaman Bibit
Setelah hasil okulasi didongkel, jika polybag masih terlihat bagus maka
tidak perlu diganti, dan jika polybag sudah jelek atau rusak sebaiknya
polybag dibongkar dan diganti, jika terdapat dua akar tunggang maka
dihilangkan salah satu menggunakan alat berupa gergaji atau golok yang
tajam, dengan ukuran 30 cm dari stum mata tidur dan membersihkan
akar-akar serabut dengan menggunakan gunting stek lalu bagian akar
yang sudah dipotong direndam selama lebih dari 5 menit menggunakan
GROWTON (zat perangsang akar).

9. Perawatan Batang Bawah


Penyiraman dilakukan sore hari menggunakan selang air sesuai
kebutuhan tanaman.

Jika terdapat gulma seperti, gulma jajagoan disekitar batang bawah


sebaiknya dibersihkan secara manual (dicabut) dengan menggunakan
tangan.

Dilakukan pemupukan menggunakan pupuk NPK 15.15.15 serta pupuk


organik (kotoran kambing) dipagi hari sesuai dengan kebutuhan
tanaman.

D. Hasil Yang Di Dapat Setelah Okulasi


 Dapat beradaptasi dengan lingkungan atau wilayah yang akan dipasarkan
 Memperoleh perakaran yang kuat agar pohon tidak mudah tumbang
 Merespon pupuk yang diberikan

10
BAB III
TEMUAN

A. Keterlaksanaan

1. Faktor Pendukung
 Alat dan bahan
 Lahan yang memadai
2. Faktor Penghambat
 Kurang kompak
 Menunda-nunda
 Tidak serius dalam melakukan pekerjaan

11
LAMPIRAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA BUDIDAYA TANAMAN
KARET

Lampiran Rencana Anggaran Biaya Budidaya Tanaman Karet

Jumlah
Nama barang Volume Harga Satuan Total Biaya
A.Sarana
produksi
Pemupukan
Pupuk 1 Karung Rp 15,000.00 Rp 15,000.00
Kandang 50Kg
( Kotor
Kambing)
NpK 1 Kg Rp 22,500.00 Rp 22,500.00
Polong 1 Kg - -
Karet
Polibag 1 Kg Rp 25,000.00 Rp 25,000.00
30x30 cm
Tanah 1/4 Rit Rp 25,000.00 Rp 25,000.00
topsoil
Pisau 1 Biji Rp 50,000.00 Rp 50,000.00
Okulasi
Plastik 1 Pak Rp 8,000.00 Rp 8,000.00
Okulasi
Lap 1 Biji Rp 3,000.00 Rp 3,000.00
Asahan 1 Biji Rp 2,000.00 Rp 2,000.00
Lilin 1 Pak Rp 7,000.00 Rp 7,000.00
Entres 1 Batang Rp 5,000.00 Rp 5,000.00
hijau
Total biaya Rp 162,500.00

12
- Total Biaya Produksi
= Rp 162,00

- Produksi dan Keuntungan


Produksi Karet 10 x Rp 20.000,00 = Rp 200.000,00
Keutungan : Rp 200.000,00 - Rp 162.500,00 = Rp 37.500,00

- BC/Rasio=Jumlah Penerima/ Jumlah Biaya


= Rp 200.000,00 / Rp 162.500,00
= 1,23

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karet merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan yang mempunyai peran
yang cukup penting dalam kegiatan dalam perekonomian Indonesia dan menjadi
salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa
Negara diluar minyak dan gas perbanyakan tanaman karet (Hevea brasiliensis)
dapat dilakukan secara generatif melalui benih dan secara vegetatif melalui teknik
okulasi. Perbanyakan tanaman secara vegetatif yaitu dengan cara okulasi
memiliki keuntungan sebagai berikut :
 Pertumbuhan tanaman seragam
 Bibit yang dihasilkan berkualitas dan unggul
 Penyiapan benih relative singkat

Sebelum melakukan okulasi hal yang perlu dilakukan adalah menanam batang
bawah, batang bawah ditanam dilapangan dan benih di kecambahkan dalam
bedengan perkecambahan benih, kemudian akan melalui beberapa tahap stadium
kecambah tersebut adalah stadium bintang, stadium pancing, dan stadium jarum
Setelah itu maka benih dapat dipindahkan dilapangan atau dipolybag, entres
diambil dari kebun entres yang telah disediakan perbanyakan tanaman dengan
cara okulasi, okulasi merupakan penempelan mata entres yang berasal dari batang
atas yang kemudian akan ditempelkan kebatang bawah dari tanaman karet yang
biasanya berasal dari klon yang berbeda sifatnya.

B. Saran Untuk Teman-Teman Seperjuangan Agribisnis Tanaman Perkebunan


1. Seharusnya siswa lebih giat melatih diri untuk mengokulasi
2. Tidak menyianyiakan waktu yang sudah diberikan
3. Kurangi malas
4. Seharusnya serius dalam melaksanakan praktek

14
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Penyemaian biji karet

Gambar 1.2 persiapan batang bawah

15
Gambar 1.3 sanitasi di area batang bawah

Gambar 1.4 Pemupukan

16

Anda mungkin juga menyukai