Anda di halaman 1dari 19

PERSEMAIAN

Ana Agustina
MK. Teknologi Benih dan Teknik Persemaian
Prodi Pengelolaan Hutan UNS
Lokasi dan luas areal persemaian
• Penentuan Luas Persemaian:
– Menggunakan rumus:
Luas Persemaian total = 100/60 X luas persemaian
efektif.
(atau)
100/60 x Jumlah luas(bedeng tabur + bedeng sapih)

– Termasuk perlu menghitung jumlah kebutuhan


bibit.
Mengapa diperlukan?
• karena sering terjadi permasalahan kegagalan di
bidang penanaman hanya karena kekurangan bibit
• Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya
kekurangan stok bibit, biasanya ditambahkan stok
bibit sebanyak 20 % dari bibit yang akan ditanam
• Angka 20 % adalah untuk memperkirakan / estimasi
kebutuhan bahan sulaman
Lokasi dan luas areal persemaian
• Penentuan Luas Persemaian:
– Diketahui:
• Luas lahan : 500 Ha
• Jarak tanam : 5 x5 m
• Persen jadi bibit: 75%
• Penyulaman : 20%
– Catatan: luas lahan produksi persemaian (bedeng
tabur dan bedeng sapih) sekitar 60% dan keperluan
jalan, parit, kolam penampungan air, pondok kerja
serta bangunan lain sekitar 40%.
• Secara bertahap dilakukan perhitungan sebagai berikut:
• Jumlah kebutuhan bibit: 500 x 10.000/(5x5) = 200.000 bibit
• Jumlah kebutuhan bibit ditambah penyulaman :
200.000+(20/100x200.000)=240.000 bibit
• Jumlah bibit berdasarkan persen jadi di persemaian:
100/75x240.000=320.000 bibit (pembulatan)
• Luas lahan produksi persemaian (60%) sesuai dengan jumlah
bibit yang harus diproduksi adalah:
100/60x320.000x0.01 m2 = 5.333 m2 atau 0,53 Ha.
• Luas lahan keperluan lainnya (40%) adalah:
(100/60x0.53)x40/100=0.35 Ha.
• Maka luas persemaian keseluruhan adalah 0.53 + 0.35 = 0.88
Ha.
Soal
Saudara diberi tugas untuk merehabilitasi lahan seluas 300 ha. Luas
efektif yang bisa dan mungkin ditanami hanya 80 % dari kawasan
hutan tersebut (yang 20 % dipergunakan untuk jalan pemeriksaan,
alur, sungai dan lahan becek/berbatu). Jenis yang akan ditanam adalah
sengon.
Bila diketahui:
a. Jarak tanam yang ditetapkan 3 x 2,5 m
b. Jumlah benih sengon per kg nya : 40.000 butir.
c. Persen jadi bibit: 80%
d. Kerusakan semai pada waktu dibawa ke lapangan : 10 %
e. Kematian semai di Lapangan : 10 %.
f. luas bedeng tabur dan sapih bila ukuran bedengan tabur 5 x 1 m dan
setiap bedeng tabur mampu menampung benih 2 ons, dan ukuran
bedeng sapih 5 x 1 m dan setiap bedeng sapih dapat menampung
semai sebanyak 600 batang
Maka berapa luas persemaian?
• Secara bertahap dilakukan perhitungan sebagai berikut:
• Jumlah kebutuhan bibit: 300 x 80/100 x 10.000/(3x2,5) =
320.000 bibit
• Jumlah kebutuhan bibit ditambah penyulaman + kerusakan
saat diangkut:
320.000+(10/100x320.000)+(10/100x320.000)=384.000 bibit
• Jumlah bibit berdasarkan persen jadi di persemaian:
100/80x384.000= 480.000 bibit
Jumlah kebutuhan benih: 480.000/40.000 = 12 kg
• Kemampuan bedeng tabur menampung benih 2 ons, kita punya benih
sebanyak 12 kg = 120 ons. Jadi kita memerlukan bedengan sebanyak = 120
: 2 = 60 bedeng. Ukuran bedengan adalah 5 m x 1 m = ( 5 m2).
Jadi jumlah luas bedeng tabur = 60 x 5 m2 = 300 m2

Jumlah bedengan sapih adalah ditetapkan berdasarkan pada semai yang


disapih = 480.000 : (% hidup di lapangan x % hidup di persemaian) =
480.000 : (90/100 x 90/100) = 592.593 batang. (pembulatan)

Jumlah bedeng sapih = jumlah semai yang disapih : 600


= 592.593 / 600 = 988 bedeng
Luas bedeng sapih = 5 m2, maka jumlah luas bedeng sapih
= 988 x 5 m2 = 4.940 m2

Luas persemaian total = 100/60 (Jumlah luas bedeng sapih + jumlah luas
bedeng tabur) = 100/60 x (300 + 4.940)
= 5.240 m2 (=0,524 ha).
Tahapan Kunci Persemaian
• Pengadaan Bibit
• Pembuatan Media
• Penyapihan Bibit
• Pemeliharaan Bibit
• Mutasi Bibit
Pengadaan Bibit
• Pengadaan bibit dapat dilakukan dengan cabutan, stek atau
pembiakan vegetatif lain, dan benih.
• Pengadaan dengan benih dapat dilakukan apabila pohon
induk yang ada di tegakan benih atau tegakan alam,
berbuah.
• Sebelum disemai, benih yang sudah diekstraksi harus
dikecambahkan terlebih dahulu.
• Agar mudah berkecambah, benih yang akan ditabur harus
diberi perlakuan tambahan berupa perendaman dalam air
panas selama 2 menit kemudian dilanjutkan dengan
perendaman dalam air dingin selama 24 jam. Teknik lainnya
yaitu dengan disangrai, direndam dalam larutan sulfat
selama 2 menit, dan sebagainya.
Pembuatan Media
• Penggunaan bak kecambah dan kotak benih lebih aman
dibandingkan dengan menggunakan bedeng tabur secara
langsung di lapangan selama musim penghujan yang lebat
• Media yang biasa digunakan untuk perkecambahan adalah
tanah (topsoil), pasir halus, pasir sungai, dan pasir kuarsa
• Tanah yang dipakai untuk media persemaian berupa topsoil
dengan ciri:
– Mengandung mikoriza yang secara simbiosis mutualis akan
membantu menyediakan zat-zat yang diperlukan oleh bibit
– Tekstur tanah gembur
– Struktur tanah remah (tidak padat)
– Cukup mengandung unsur hara yang tinggi
– Tidak mengandung racun dan bibit penyakit
– Secara fisik biasanya nampak berwarna hitam
Bak kecambah Kotak benih
Penyapihan Bibit
• Penyapihan dilakukan setelah benih berkecambah dan
tumbuh pasangan daun yang kotiledonnya belum lepas, dan
daunnya sudah cukup keras. Biasanya waktu demikian sekitar
tiga minggu. Bibit yang berasal dari bedeng tabur diseleksi
dan segera ditanam pada polybag. Penanaman yang terlalu
lama menyebabkan kematian bibit.
Pemeliharaan Bibit
Dalam pemeliharaan dilakukan seleksi terhadap bibit. Bibit yang
baik dan hidup dipisahkan dari bibit yang jelek dan mati,
kemudian dilakukan pemeliharaan diantaranya:
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
kelembaban tanah sehingga proses metabolisme bibit berjalan
dengan baik. Bila terjadi kekurangan air (kering) maka bibit akan
mengalami kematian. Penyiraman dilakukan dua hari sekali dan
bila perlu setiap hari tergantung cuaca
Pemeliharaan Bibit
b. Pembersihan/pencabutan gulma
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi
persaingan dalam pengambilan unsur hara antara bibit dengan
gulma
Pemeliharaan Bibit
c. Pemupukan
Dilakukan untuk memacu pertumbuhan bibit terutama batang
dan daun. Pupuk yang dianjurkan untuk digunakan adalah pupuk
kompos, NPK, dsb.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Apabila hama dan penyakit belum menyebar luas, maka
dilakukan pembuangan bagian-bagian yang terserang.
Penyemprotan dengan bakterisida dan fungisida dilakukan bila
mana hama dan penyakit telah menyebar.
Mutasi Bibit
• Bibit yang akan dimutasi atau dipindah ke lapangan untuk
kegiatan penanaman dan penyulaman didata dan dicatat.
Adapun ciri-ciri bibit yang sudah siap ditanam di lapangan
adalah:
• a. 75% telah membentuk daun baru dan ranting.
• b. Batang tanaman sudah kuat dan pertumbuhannya lurus.
• c. Bebas dari serangan hama dan penyakit.
• d. Perakaran baik, yaitu kondisi akar dan tanah sudah kompak
sehingga bila bibit diangkat tanah tidak hancur.
Persemaian Sengon
• Tanaman sengon dapat direproduksi dengan
bibit yang dikembangkan di persemaian
• penyemaian langsung dalam kontainer, atau
stek pucuk
• Bibit sengon yang berasal dari cabutan kadang • Bibit yang berasal dari hasil
kadang juga dikumpulkan dan ditanam dalam penyemaian di kontainer dapat
pot, tetapi perlu dilakukan secara hati-hati ditanam di lapangan setelah
karena bibit dari cabutan pada umumnya mencapai umur 4–5 bulan
sensitif. Bibit biasanya disimpan dalam bedeng
semai selama 2–2,5 bulan sebelum
penanaman
• Bibit baru dapat ditanam ke lapangan setelah
mencapai ketinggian 20–25 cm, batang sudah
berkayu dan akar sudah berkembang baik.
Untuk bibit yang berasal dari stek, ukuran stek
yang disarankan adalah panjang 5–20 cm,
diameter 0,5–2,5 cm dan panjang akar 20 cm
Persemaian Mahoni
• Persemaian dapat dibuat secara permanen untuk penyediaan bibit
dalam jumlah banyak atau persemaian sementara untuk areal
tanam terbatas
• Benih disemai dengan cara membenamkannya sedalam 1 cm dalam
bak kecambah yang telah berisi media semai dengan jarak sekitar 5
x 3 cm secara teratur
• Penyapihan semai dari bak kecambah kedalam kantong bibit, harus
dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak patah atau rusak. Semai
ditanam secara berdiri tegak dan akar semai tidak melipat.
• Penyapihan dilakukan pada pagi hari atau sore hari dan dilakukan
dibawah naungan
• Bibit siap ditanarn di lapangan setelah berumur ± 6 bulan. Ukuran
tinggi bibit ± 25 cm (dari pangkal batang sampai ujung daun),
bagian batang bibit sudah berkayu, diameter bibit > 2 mm, sehat
dan segar

Anda mungkin juga menyukai