LAPORAN
OLEH :
ILMU TANAH
KELOMPOK VII
setelah umur 5 tahun. Dengan pemeliharaan yang baik tanaman teh dapat
memberikan hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun. Kebun-kebun teh
memperoleh curah hujan yang cukup. Kebun-kebun teh perlu diremajakan setelah
Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman teh yang dpetik sekali
daerah. Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi yang lebih lama yaitu 55 hari
pemetikan daun selain mempengaruhi jumlah hasil teh, juga sangat menetukan
mutu teh yang dihasilkannya. Pemetikan daun hingga kini masih dilakukan oleh
(Siswoputranto, 1987).
Pada tanaman teh panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang
3. Kepel yaitu daun kecil yang terletak diketiak daun tempat ranting tumbuh.
CARA-CARA PANEN
Pada tanaman teh panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang
teh beserta daun yang masih muda untuk kemudian diolah menjadi produk kering.
jenis petikan, daun petik, areal petik, tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan.
muda. Akibat pucuk dipetik maka pembuatan zat pati berkurang untuk
7,5%, semakin kasar pemetikan semakin tinggi kehilangan zat pati. Kehilangan
zat pati akibat pemetikan pucuk tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman
lambang huruf dan angka. Macam dan rumus petikan ditentukan berdasarkan:
(1) Petikan imperial, dimana hanya kuncup peko (p) yang dipetik (p+0)
(3) Petikan halus, peko + satu / dua lembar daun muda/burung dengan satu lembar
(6) Petikan kepel, daun yang tinggal pada perdu hanya kepel (p+n/k, b+n/k).
B. Jenis Pemetikan
Dalam satu daur pangkas jenis pemetikan dapat dibagi atas: pemetikan
dilakukan pada tahap awal setelah pemangkasan tanaman. Tinggi bidang petik
1. Pemetikan ringan, apabila daun yang tertinggal pada perdu satu atau dua daun
2. Pemetikan sedang, apabila daun yang tertinggal pada bagian tengah perdu tidak
ada, tetapi di bagian pinggir ada satu atau dua daun di atas kepel (rumus k+o
3. Petikan berat, apabila tidak ada daun yang tertinggal pada perdu di atas kepel
(k+0).
Umumnya yang dilakukan hanya pemetikan sedang dengan bidang petik rata.
C. Jenis Petikan
Maksud dari jenis petikan yaitu macam pucuk yang dihasilkan dari
1. Petikan halus, pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan
2. Petikan medium, pucuk peko dengan dua atau tiga daun muda, serta pucuk
burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m).
3. Petikan kasar, pucuk peko dengan lebih empat daun dan pucuk burung dengan
D. Daur Petik
a. Umur pangkas yang makin lambat berakibat pada daur petik yang semakin
panjang.
b. Makin tinggi letak kebun pertumbuhan semakin lambat sehingga daur petik
jadi panjang.
c. Daur petik lebih panjang pada musim kemarau dibanding musim hujan.
d. Tanaman makin sehat maka daur petik lebih cepat dibandingkan dengan yang
kurang sehat.
Gilir Petik dan Hanca Petik
Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan
berikutnya yang dinyatakan dalam hari. Panjang pendeknya gilir petik ditentukan
oleh kecepatan pertumbuhan pucuk yang dipengaruhi beberapa factor antara lain :
umur pangkas, ketinggian tempat, iklim, dan kesehatan tanaman. Gilir petik yang
dilaksanakan di Perkebunan Rumpun Sari Kemuning adalah 9-12 hari Hanca petik
adalah luas real yang harus diselesaikan dalam waktu satu hari.
kebun dan gilir petik. Pengaturan gilir petik merupakan tanggung jawab mandor
petik.
Perlengkapan Pemetikan
plastik, sarung tangan, sepatu boot, waring, keranjang dan alat bantu berupa pisau.
Pucuk teh yang telah dipetik ditempatkan dalam keranjang gendong. Waring
merupakan wadah untuk meletakkan pucuk teh apabila keranjang telah penuh
yang bersifat sementara,waring biasa terbuat dari plastik berbentuk jala dengan
kapasitas 25-30 kg. Pisau digunakan hanya apabila terdapat pucuk yang telah tua
agar pada batang tidak terjadi luka. Sarung tangan digunakan untuk melindungi
Kapasitas Pemetik
Kapasitas pemetik adalah bobot pucuk yang mampu dipetik oleh seorang
pemetik dalam satu hari kerja. Kapasitas pemetik tiap harinya sangat bervariasi.
melaksanakan proses pengolahan, pucuk daun teh harus dalam keadaan baik,.
yaitu keadaan pucuk teh dari pemetikan sampai ke lokasi pengolahan belum
terjadi perubahan. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan teh yang bermutu.
Yang sangat berperan untuk mendapatkan pucuk yang segar adalah proses
1. Agar daun tidak terperas maka daun teh tidak boleh ada penekanan. Daun yang
dikehendaki.
dari besi atau yang tajam agar daun tidak sobek atau patah. Gunakan alat-alat
angkut pucuk daun teh yang terbuat dari keranjang yang bukan logam.
3. Agar tidak terjadi perubahan kimia dan warna maka tidak boleh terkena sinar
penimbangan dicatat selain oleh krani timbang dilakukan juga oleh mandor panen,
hal ini dilakukan untuk membandingkan rencana (plan) yang telah diperkirakan
dengan hasil (actual) yang telah didapat. Krani timbang di Perkebunan Rumpun
Sari Kemuning berjumlah 6 orang. Tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali
pengangkutan berjumlah 4 orang yang terdiri dari pencatat hasil panen, supir dan
pengangkut pucuk.
Pelayuan
ditimbang dan kemudian dimulai pelayuan (withering). Hal ini dilakukan untuk
menurunkan kandungan air dari daun teh serta untuk melayukan daun daun teh
Tujuan utama dari proses pelayuan adalah membuat daun teh lebih lentur
dan mudah digulung serta memudahkan cairan sel keluar dari jaringan pada saat
daun teh adalah dengan menghamparkan daun-daun tersebut dalam tempat yang
Udara yang bergerak akan menguapkan airnya dan lambat lau menjadi
layu (Adisewejo, 1982). Hal ini sangat mudah dikerjakan jika daun yang
dalam gudang diatur antara 28C 30C, hal ini bertujuan agar panas dan
secara berulang-ulang dapat mengakibatkan perubahan pada sifat fisik daun teh.
Penggilingan
memecahkan sel-sel daun segar agar cairan sel dapat dibebaskan sehingga terjadi
reaksi antara cairan sel dengan O2 yang ada di udara. Peristiwa ini dikenal dengan
Fermentasi
merupakan bagian yang paling khas pada pengolahan teh hitam, karena sifat-sifat
teh hitam yang terpenting timbul selama fase pengolahan ini. Sifat-sifat yang
dimaksud ialah warna seduhan, aroma, rasa, dan warna dari produk yang telah
sebagai katalisator. Senyawa penting yang terdapat dalam cairan adalah catechin
(Werkhoven, 1974).
Pengeringan
mengurangi kadar air sehingga diperoleh teh kering dan proses fermentasi
berhenti, dengan demikian sifat-sifat teh tidak berubah, karena proses fermentasi
pengeringan akan mengurangi kandungan air teh sampai menjadi 2-3 % yang
membuatnya tahan lama disimpan dan ringan dibawa. Daun teh yang sudah kering
(Arifin, 1994).
A. Pengeringan Awal
teh sampai berkisar antara 25 35%. Mesin yang digunakan untuk proses
pengeringan awal adalah mesin ECP (Endless Chain Pressure) atau mesin
pengering dengan rantai tidak terputus dan bertingkat yang menggunakan uap
panas. Mesin ECP memiliki kapasitas 250 400 kg/jam dan suhu yang digunakan
yaitu 110 135C yang berasal dari angin yang dihisap oleh blower melalui
tungku api besi panas. Lama pengeringan kurang lebih 25 menit. Mesin ECP yang
(KHL/KHT).
B. Pengeringan Akhir
Dryer (RD) dan Ball Tea. Kedua mesin ini berbentuk silinder berputar yang
digerakkan oleh sebuah electromotor dan sumber panas didapat dari burner yang
rotary dryer adalah 100 kg. Suhu yang dihasilkan pada rotary dryer adalah 100C.
Pucuk dikeringkan dalam mesin Rotary Dryer selama 20 30 menit, mesin ini
berjumlah 3 unit.
Setelah melewati Rotary Dryer, teh masuk kedalam mesin Ball Tea yang
membentuk gulungan teh. Ball Tea memiliki kapasitas 2 000 2 250 kg. Teh
kering dari rotary dryer dikeringkan dalam ball tea dengan suhu 125 150C
Sortasi
menjeniskan teh kering dan mendapatkan ukuran, bentuk, dan warna partikel teh
yang seragam sesuai dengan standar (Arifin, 1994). Disamping itu juga bertujuan
untuk menghilangkan kotoran, serat, tulang daun dan debu. Hal ini merupakan
proses yang penting untuk mencapai harga rata-rata tertinggi dari teh kering yang
dihasilkan. Syarat-syarat yang ditentukan oleh pasaran teh perlu diperhatikan oleh
pabrik teh yang bersangkutan agar dapat dihasilkan teh dengan harga setinggi
Pengemasan
bahan pangan dari lingkungan sekitar untuk mencegah proses kerusakan selama