Anda di halaman 1dari 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

Indonesia. Hampir 90 % masyarakat Indonesia mengonsumsi beras yang

merupakan hasil olahan padi sebagai makanan utamanya. Sehingga padi menjadi

tanaman pangan yang banyak diusahakan di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai

negara agraris yang sebagaian besar penduduknya berprofesi sebagai petani.

Tahun 2005 Indonesia merupakan negara peringkat ketiga sebagai produsen padi

terbesar setelah Cina dan India dengan persentase sebesar 9 % yaitu sebanyak 54

juta ton (Prayogi, 2012).

Pertambahan penduduk yang meningkat dan pola konsumsi pangan yang

masih tergantung pada beras membawa konsekuensi pada permintaan pangan

yang berlanjut dalam jumlah besar. Akibatnya kebutuhan beras berasal dari

produksi sendiri sulit terpenuhi dan impor beras terus dilakukan setiap tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perlu dikembangkan keanekaragaman

budidaya padi yang disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia seperti padi

sawah, padi tadah hujan, padi rawa dan padi gogo (Idwar et al., 2014).

Perkembangan dan pertumbuhan produksi padi selama kurun waktu 2000-

2013 mengalami suatu perubahan dari tahun ke tahun. Dalam periode 2006 -

2010, laju pertumbuhan produksi meningkat tajam, rata-rata 3,85% per tahun. Hal

ini diakibatkan oleh adanya penerapan revolusi hijau yang disertai oleh introduksi

varietas unggul. Pada periode 2012-2014 terjadi penurunan produksi karena

terjadinya kekeringan. Produksi padi meningkat tajam pada periode 2008 - 2010

dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,67% per tahun karena terjadi peningkatan
2

luas areal panen dan penerapan teknologi-teknologi baru

(Departemen Pertanian, 2014).

Padi gogo memiliki potensi untuk mendukung peningkatan produksi padi

nasional, dan merupakan solusi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan

ketahanan pangan. Bisanya pemanfaatan lahan kering untuk pengembangan padi

gogo terutama pada tanah Inceptisol memiliki keuntungan atau nilai positif yaitu,

ikut andil dalam produksi beras nasional walaupun kontribusinya belum sebesar

kontribusi padi sawah dan memberikan tambahan penghasilan bagi petani

setempat serta konservasi lahan setempat ikut terjaga (Prasetyo, 2003).

Pengembangan produksi padi gogo di lahan tadah hujan perlu

mendapatkan perhatian serius. Rata-rata produktivitas padi gogo 2,56 t/ha, jauh

dibawah produktivitas padi sawah 4,57 t/ha. Luas total daratan Indonesia 188,2

juta ha dan 148 juta ha diantaranya merupakan lahan kering. Sampai saat ini,

kontribusi produksi padi gogo baru mencapai 5 6 % dari kebutuhan beras

nasional. Perbaikan sifat fisik dan kimia tanah untuk meningkatkan produktivitas

lahan kering dapat dilakukan diantaranya dengan penambahan bahan organik.

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah

untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun,

kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun

(Barus, 2012).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian berbagai dosis urea pada berbagai jarak tanam terhadap pertumbuhan

padi gogo (Oryza sativa L.).


3

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman

Pangan I Fakultas Pertanian, Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Univeristas Sumatera Utara, Medan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman padi (Oryza sativa L.) mempunyai sistematika sebagai berikut,

Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae,

Kelas: Monocotyledoneae, Ordo: Poales, Family: Gramineae, Genus: Oryza,

Spesies : Oryza sativa L. (Mubaroq, 2013).

Akar tanaman padi dibedakan menjadi: (1) akar tunggang, yaitu akar yang

tumbuh pada saat benih berkecambah; (2) akar serabut, yaitu akar yang tumbuh

setelah padi berumur 5-6 hari dan berbentuk akar tunggang yang akan menjadi

akar serabut; (3) akar rumput, yaitu akar yang keluar dari akar tunggang dan akar

serabut, dan merupakan salurann pada kulit akar yang berada di luar, serta

berfungsi sebagai air dan zat makanan; (4) akar tajuk, yaitu akar yang tumbuh dari

ruas batang rendah (Koswanuddin, 2010).

Padi memiliki batang yang beruas-ruas. Panjang batang tergantung pada

jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih pendek daripada

jenis local. Jenis padi yang tumbuh di tanah rawa dapat lebih panjang lagi, yaitu

antara 2-6 meter Tanaman padi membentuk rumpun dengan anaknya. Biasanya,

anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara

bersusun, yaitu anakan pertama, anakan kedua, anakan ketiga, dan anakan

seterusnya (Mubaroq, 2013).

Tanaman yang termasuk jenis rumput-rumputan memiliki daun yang

berbeda-beda, baik dari segi bentuk maupun susunan atau bagian-bagiannya.

Setiap tanaman memiliki daun yang khas. Warnanya juga berbeda-beda

tergantung pada varietas padi. Setiap varietas padi memiliki karakteristik berbeda
5

(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005).

Malai adalah sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku

paling atas. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua,

sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.

Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok

tanam. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: malai pendek

kurang 20 cm, malai sedang antara 20 -30 cm, dan malai panjang lebih dari 30 cm

(Koswanuddin, 2010).

Buah padi sering kita sebut gabah. Gabah adalah ovary yang telah masak,

bersatu dengan lemma, dan palea. Buah ini merupakan penyerbukan dan

pembuahan yang mempunyai bagian-bagian seagai berikut: (1) Embrio (lembaga),

yaitu calon batang dan calon daun; (2) Endosperm, merupakan bagian dari buah

atau biji padi yang besar; (3) Bekatul, yaitu bagian buah padi yang berwarna

cokelat (Mubaroq, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan

temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1500 m dpl dengan

temperature 19-23 derajat C. tanaman padi memerlukan penyinaran matahari

penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan

tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman (Prihatman, 2000).

Keadaan suatu iklim sangat mempengaruhi tanaman, termasuk padi.

Tanaman padi sangat cocok tumbuh di iklim yang berhawa panas dan banyak

mengandung uap air. Keadaan iklim ini, meliputi curah hujan, temperature,
6

ketinggian tempat, sinar matahari, angin , dan musim. Dengan iklim yang

demikian pertumbuhan padi dapat maksimal (Mubaroq, 2013).

Tanaman padi dapat tumbuh di daerah tropis/subtropics pada 45 derajat

LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan

musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau

1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada

musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim

hujan,, walupun air melimpah produksi dapat menurun karena penyerbukan

kurang intensif (Prihatman, 2000).

Tanah

Padi sawah ditanam di tanah berlempug yang berat atau tanah yang

memilliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah

lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm (Prihatman, 2000).

Hubungan antara tinggi tempat dengan tanaman padi adalah daerah antara

0 650 meter dengan suhu 20,5 oC 22,5 oC, termasuk 96% dari luas tanah di

Jawa cocok untuk tanaman padi dan daerah antara 650 -1.500 meter dengan suhu

22,5 oC masih cocok untuk tanaman padi (Mubaroq, 2013).

Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan

mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapus dengan

pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah

sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah

sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah swah yang

memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus (Prihatman, 2000)


7

Pupuk dan Pemupukan

Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila

ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara serta

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan tanah.

Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian pupuk atau bahan-bahan lain

seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah. Jadi

pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan adalah cara pemberiannya. Pupuk

banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda pula sifat-sifatnya dan berbeda

pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman. Karena hal-hal tersebut

di atas agar diperoleh hasil pemupukan yang efisien dan tidak merusak akar

tanaman maka perlulah diketahui sifat, macam dan jenis pupuk dan cara

pemberian pupuk yang tepat (Hasibuan, 2006).

Pupuk adalah zat yang memasok nutrisi tanaman atau mengubah

kesuburan tanah dan diterapkan untuk meningkatkan hasil panen dan / atau

kualitas, serta mempertahankan kapasitas tanah untuk produksi tanaman masa

depan. Pupuk sebagai Sumber hara tanaman ygn ditambahkan kedalam tanah

untuk meningkatkan kesuburan tanah (Ariyanto, 2012).

Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting selain

lahan, tenaga kerja dan modal. Pemupukan berimbang memegang peranan penting

dalam upaya meningkatkan hasil tanaman jagung. Anjuran (rekomendasi)

pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan

tanah menyediakan hara dan kebutuhan tanaman akan unsur hara,

sehinggameningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan pupuk dan produksi

tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan yang berlebihan (Tuherkih, 2013).


8

Pemupukan adalah setiap usaha yang bertujuan untuk menambah

persediaan unsur-unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman, meningkatkan

produksi dan mutu tanaman. Apabila pemberian pupuk kurang tepat maka akan

mengakibatkan tanaman terganggu pertumbuhannya. menurut Dosis pupuk yang

tinggi tidak selamanya memberikan manfaat terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi

pemupukan, diantaranya kondisi tanah dan iklim, jenis dan umur tanaman,

produktivitas tanaman dan sifat pupuk itu sendiri. Pemberian pupuk yang kurang

tepat, baik jenis, dosis, dan maupun cara aplikasi, akan mengakibatkan tanaman

tidak menghasilkan seperti yang diharapkan (Fiana et al., 2015).

Pupuk Urea

Nitrogen (N) merupakan unsur hara yang paling penting. Kebutuhan

tanaman akan N lebih tinggi dibandingkan dengan sedangkan kelebihan N selain

menghambat pertumbuhan tanaman juga akan menimbulkan pencemaran terhadap

lingkungan (Duan et al. 2007).

Pupuk N dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan pokok bagi petani

padi khususnya di Indonesia karena dianggap dapat langsung meningkatkan

produktivitas sehingga pemborosan dalam pemakaian urea di petani tidak dapat

dihindari (Endrizal & Julistia 2004). Dosis pemberian pupuk yang cukup tinggi di

petani saat ini ada yang mencapai 400600 kg urea/ha di atas rekomendasi

pemerintah sebesar 200260 kg urea/ha (Abdul, 2003).

Pupuk N dalam bentuk urea sudah menjadi kebutuhan pokok bagi petani

padi khususnya di Indonesia karena dianggap dapat langsung meningkatkan

produktivitas sehingga pemborosan dalam pemakaian urea di petani tidak dapat


9

dihindari (Endrizal & Julistia 2004). Dosis pemberian pupuk yang cukup tinggi di

petani saat ini ada yang mencapai 400600 kg urea/ha di atas rekomendasi

pemerintah sebesar 200260 kg urea/ha (Abdul, 2003).

Terserapnya N oleh tanaman dipengaruhi beberapa faktor internal, seperti

kondisi fisiologi tanaman, jenis tanaman dan kebutuhan tanaman pada hara

tertentu. Faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi terserapnya N oleh

tanaman, yaitu cahaya, udara, air dan pH tanah. Nitrogen pada tanaman berfungsi

dalam memperluas area daun sehingga dapat meningkatkan fotosintesis

(Chaturvedi, 2005).

Jarak Tanam

Jarak tanam dapat mempengaruhi populasi tanaman dan kompetisi antara

tanaman yang satu dengan tanaman yang lain dalam menggunakan zat hara, air

dan cahaya matahari sehingga mempengaruhi hasil tanaman padi. Pada umumnya

jarak tanam sama ( equidistantplant spancing ) lebih efisien dari pada jarak tanam

yang berbeda karena kompetisi antar tanaman tidak terjadi (Nurshanti, 2008).

Pengaturan jarak tanaman dengan memanipulasi jarak antar dan dalam

barisan menentukan jumlah populasi suatu pertanaman. Pengaturan populasi

tanaman sampai batas tertentu, tanaman dapat memanfaatkan lingkungan tumbuh

secara efisien . pengaturan tanaman dan pengaturan populasi memegang peranan

penting sehingga tanaman dapat memanfaatkan radiasi sinar surya secara efisien

(Mimbar, 1990).

Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, kompetisi tanaman dengan

keefisienan penggunaan cahaya, mempengaruhi kompetis dalam menggunakan air

dan hara, dengan demikian akan mempengaruhi hasil. Pada umumnya produksi
10

persatuan luas tinggi tercapai dengan populasi yang tinggi pula. Karena

tercapainya penggunaan cahaya secara maksimal di awal pertumbuhan akan tetapi

akhirnya, penampilan masing-masing tanaman secara individu akan menurun

karena persaingan cahaya dan faktor tumbuh lainya (Harjadi, 1996).


11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di lahan praktikum laboratoium Budidaya

Tanaman Pangan 1 Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada

bulan Februari sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul untuk

mengolah tanah, gembor untuk menyiram tanaman, pacak sebagai awal

untukpenanaman benih, botol aqua untuk wadah merendam benih padi

(Oryza sativa L.), tali plastik untuk mengetahui batas penanaman benih, spanduk

untuk memagari lahan.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih padi

(Oryza sativa L.), pupuk kandnag sapi sebagai media tanam, pupuk kompos

sebagai media tanam, top soil sebagai pencampuran media tanam, air untuk

menyiram tanamana, pupuk Urea dan TSP, dan KCL untuk memupuk lahan

kedelai, penuntun praktikum un tuk membantu dalam pelaksanaan praktikum.

Prosedur Praktikum

- Dipersiapkan lahan untuk penanaman padi gogo.

- Dipersiapkan media tanam untuk penanaman padi gogo.

- Ditanam benih padi dengan cara ditugal.

- Dilakukan pemupukan Urea untuk 14 HST, 42 HST dan 55 HST dengan

dosis 37,5 kg/ha, 75 kg/ha, dan 37,5 kg/ha.

- Diberikan pupuk TSP dan KCL masing masing 75 kg/ha dan 50 kg/ha.

- Dilakukan pemeliharaan termasuk penyiraman, penyulaman dan disiangi


12

- Diamati perkembangan padi dengan mengamati peubah tanaman.

- Dicatat di buku data setiap seminggu sekali.


13

PELAKSANAAN PERCOBAAN

PERSIAPAN MEDIA TANAM

Pengolahan tanah

- Diukur lahan yang akan diolah, untuk setiap kelompok mahasiswa

berukuran 2m x 2m , Lahan harus diolah oleh kelompok mahsiswa.

Dalam satu grup praktikum terdapat 6 kelompok, dengan lay out lahan

tersaji pada gambar.

- Dibersihkan lahan dari tumbuhan liar dan bungkahan bungkahan

tanah.

- Dicampurkan tanah secara keseluruhan dan balikkan tanah sehingga

sisa gulma terbenam.

- Diatur kedalaman pengolahan tanah antara 20-30 cm.

- Dihancurkan bongkahan bongkahan tanah dan dirataka permukaan

tanah.

Pembuatan Bedengan

- Dibuat bedenganpada lahan yang telah diolah dibuat dengan panjang

2,0 m dan lebar 2,0 m tinggi 20 cm. Agar hasilnya baik maka digunakan

ajir dan tali.

- Dibuat parit antar bedengan selebar 40 -50 cm dengan cara menggali

dan menaikkan tanah galian ke atas bedengan. Diratakan dasar galian

dengan parit hingga kedalaman 20 cm.

- Diolah tanah kembali hingga struktur tanah gembur dan diratakan

permukaan tanah pada bedengan hingga datar.


14

1. Pembuatan Saluran irigasi/drainse diantara bedengan

- Diperbaiki saluran yang telah dibuat diantara bedengan.

- Diratakan dasar saluran drainase, baik saluran yang membujur maupun

melintang.

- Diperdalam saluran membujur hingga kedalaman 20 cm dan saluran

melintang hingga kedalaman 40 cm.

PENANAMAN

- Direndam benih padi gogo selama 15 30 menit.

- Biji yang mengapung di ats tidak digunakan.

- Sehari sebelum ditanam, tanahnya dibasahi terlebih dahulu.

- Ditanam benih padi dnegan cara ditugal dengan jarak 25 x 25 cm.

- Dituutp lubang tugal dnegan tanah setelah benih ditanam dan

dimasukkan ke dalam lubang tugal.

- Disiram dengan air tanah secukupnya.

PEMELIHARAAN

Pemeliharaan tanaman terdiri dari penyiraman,penyiangan dan

pengendalian hama dan penyakit/

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore.Penyiraman

dilakukan dengan menggunakan gembor dan dijaga kondisi tanah pada media.

Pemupukan

Pupuk Organik

- Diberikan pupuk organik (Kompos, pupuk kandang) dengan ditabur diatas

tanah secara larikan dan tugal dimasukkan ke dalam lubang tanah


15

- Diberikan sebelum penanaman sekitar 500 kg/ha 10 kg/ha.

Pupuk Anorganik

- Diberikan pupuk dasar (Urea, TSP, dan KCL).

- Direkomendasikan dosis pupuk TSP yaitu 75 kg/ha, KCL 50 kg/ha.

- Diberikan pupuk urea untuk kelompok 2 dengan dosis 150 kg/ha.

- Urea diberikan pada 14 HST dengan 75 kg/ha dan 42 HST dengan dosis

37,5 kg/ha dan 55 HST 37,5 kg/ha dengan cara ditugal/alur.

- TSP diberikan 1 HST dengan 75 kg/ha pada saat penanaman dengan alur.

- KCL diberikan dengan dosis 150 kg/ha pada saat penanaman dengan cara

dicampur tanah.

Penyulaman

- Penyulaman sebaiknya dilakukan agar tidak ada spot spot kosong yang

diisi oleh gulma. Penyulaman pada padi gogo sebaiknya pada umur 7

HST.

- Penyiangan dan Pembumbunan dilakukan paling ridak sebanyak 2x atau

sesuai dengan kondisi gulma di pertanaman. Penyiangan pertama

dilakukan pada 15 HST, penyiangan kedua pada 30 HST sebelum

pemberian pupuk susulan.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

- Pengendalian OPT ditujukan untuk menjaga kesehatan tanaman, agar

dapat tumbuh dan berkebang dengan baik. Pengendalian OPT dilakukan

dengan terpadu : pemilihan varietas, sanitasi lingkungan, pemberian pupuk

yang berimbang, penggunaan pestisida.


16

Panen

- Panen dilakukan pada padi dengan kriteria warna bulir sudah menguning

sebesar 90 95%dan tangkai bulir sudah benar benar merunduk.

Parameter Pengamatan

Tinggi tanaman per rumpun

Tinggi tanaman (mulai 7 HST sampai berbunga). Digambarkan pula kurva

sigmoid tanaman dan juga cara pengukuran yakni dengan meluruskan

daun terpanjang dibuat patok standart yakni smeinggu sekali.

Jumlah anakan per rumpun

Jumlah anakan dihitung pada umur 3 -10 MST.

Umur Berbunga

Umur berbunga adalah kondisi dimana tanaman mengalami ase generatif

atau fase pembungaan. Umur berbunga diamati setelah tanaman

mengeluarkan bunga sekitar 75%.

Panjang Malai

Panjang malai dihitung dari pangkal malai sampai ujung malai

Jumlah Malai

Jumlah malai dihitung seberapa banyak malai dalam satu rumpun


17

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan didapati bahwa rataan

parameter tertinggi tinggi tanaman per rumpun pada padi MST 2 sampai dengan

MST 10 terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 52,95 dan rataan parameter terendah

tinggi tanaman per rumpun pada padi MST 2 sampai dengan MST 10 terdapat

pada perlakuan J1U1 dan J1U3 yaitu 51,49 cm. . Hal ini sesuai dengan literatur

(Muliasari dan Sugiyanta, 2009) yang menyatakan bahwa varietas padi yang

memiliki sifat menganak tinggi membutuhkan jarak tanam lebih lebar jika

dibandingkan dengan varietas yang memiliki daya menganaknya rendah.

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan didapati bahwa rataan

jumlah anakan per rumpun tertinggi pada padi MST 7 sampai dengan MST 10

terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 8,93 dan rataan jumlah anakan per rumpun

terendah pada padi MST 7 sampai dengan MST 10 terdapat pada perlakuan J1U1

yaitu 3,55. Hal ini sesuai dengan literatur (Hatta. 2012) yang menyatakan bahwa

pengaturan sistem tanam ternyata menentukan kuantitas dan kualitas rumpun

tanaman padi, yang kemudian bersama populasi/jumlah rumpun tanaman per

satuan luas berpengaruh terhadap hasil tanaman.

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan didapati bahwa rataan

umur berbunga tertinggi pada tanaman padi terdapat pada perlakuan J2U2 yaitu

54 HST dan rataan umur berbunga terendah pada tanaman padi terdapat pada

perlakuan J1U2 yaitu 52,8 HST. Hal ini sesuai dengan literatur (Novizan, 2005)

yang menyatakan bahwa kelebihan nitrogen juga dapat menunda pembentukan

bunga, bahkan bunga yang telah terbentuk lebih mudah rontok, efek lain adalah

pematangan buahnya juga terhambat. Berdasarkan hasil praktikum yang


18

dilaksanakan didapati bahwa rataan panjang malai tertinggi pada tanaman padi

terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 31,2 cm dan rataan panjang malai terendah

pada tanaman padi terdapat pada perlakuan J2U2 yaitu 19,932. Hal ini sesuai

dengan literatur (Sitohang, 2014) yang menyatakan bahwa Kerapatan tanaman,

sangat erat hubungannya dengan tinggi malai persatuan luas dan jumlah gabah

permalai. Tinggi malai persatuan luas dan jumlah gabah per malai terdapat suatu

korelasi yang negatif, artinya bertambahnya tinggi malai per satuan luas (jarak

tanam rapat) diikuti dengan turunnya gabah per malai.

Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan didapati bahwa rataan

jumlah malai tertinggi pada tanaman padi terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 8,2

dan rataan jumlah malai terendah pada tanaman padi terdapat pada perlakuan

J2U1 yaitu 5. Hal ini sesuai dengan literatur (Abdul 2003) yang menyatakan

bahwa adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi adalah kehampaan

pada biji. Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang

rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu

proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa.


19

KESIMPULAN

1. Rataan parameter tertinggi tinggi tanaman per rumpun pada padi MST 2

sampai dengan MST 10 terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 52,95 dan

rataan parameter terendah tinggi tanaman per rumpun pada padi MST 2

sampai dengan MST 10 terdapat pada perlakuan J1U1 dan J1U3 yaitu

51,49 cm.

2. Rataan jumlah anakan per rumpun tertinggi pada padi MST 7 sampai

dengan MST 10 terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 8,93 dan rataan

jumlah anakan per rumpun terendah pada padi MST 7 sampai dengan

MST 10 terdapat pada perlakuan J1U1 yaitu 3,55.

3. Rataan umur berbunga tertinggi pada tanaman padi terdapat pada

perlakuan J2U2 yaitu 54 HST dan rataan umur berbunga terendah pada

tanaman padi terdapat pada perlakuan J1U2 yaitu 52,8 HST.

4. Rataan panjang malai tertinggi pada tanaman padi terdapat pada perlakuan

J1U2 yaitu 31,2 cm dan rataan panjang malai terendah pada tanaman padi

terdapat pada perlakuan J2U2 yaitu 19,932.

5. Rataan jumlah malai tertinggi pada tanaman padi terdapat pada perlakuan

J1U2 yaitu 8,2 dan rataan jumlah malai terendah pada tanaman padi

terdapat pada perlakuan J2U1 yaitu 5.


20

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, D.P. 2012. Soil Science Department Faculty of Agriculture. Universitas


Sebelas Maret. Surakarta.

Abdul SW. 2003. Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen pada Padi sawah dengan
Metode Bagan warna daun. J Litbang Pertan 22 (4): 156-161. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. 2008. Varietas Unggul Padi Sawah 2000- 2014,
Padi Pasang Surut 1981-2001, Padi Hibrida 2000-2014 dan Padi
Gogo/Ladang 1960-2002. Balai Besar Penelitian Padi (Balitpa), Sukamandi.

Balai Penelitian Tanaman Padi. 2005. Padi Gogo dan Pola Pengembangannya.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Barus, J., 2008. Kajian Pengembangan Varietas Unggul Padi Gogo dan Teknologi
Budidayanya di Lampung. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Teknologi-II. Universitas Lampung 17-18 Nopember 2008.

Chaturvedi I. 2005. Effect of nitrogen fertilizer on growth, yield and quality of


hybrid rice (Oryza sativa L.). J Eur Agric 6 (4): 611-618. Departemen
Pertanian. 2008a. Peningkatan Produksi Padi Menuju 2020. Departemen
Pertanian, Jakarta.

Duan YH, YL Zhang, LY Ye, XR Fan, GH Xu, QR Shen. 2007. Responses of rice
cultivars with different nitrogen use efficiency to partial nitrate nutrition.
Ann Bot 99: 11531160.

Direktorat Pangan dan Pertanian. 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019. Bappenas. Jakarta Pusat.

Fiana, dhyani, dan Muhammad. 2015. Kajian teknologi pemupukan terhadap


pertumbuhan vegetatif tanamannjeruk keprok Borneo Prima di Kabupaten
Bulungan, Kalimantan Utara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP). Kalimantan Timur.

Hasibuan, B. E., 2006. Pupuk Dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Press.
Medan.

Harjadi, S.S., 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.

Idwar, Sri , dan Siti. Respon Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.)
Terhadap Pemupukan N, P Dan K Di Tanah Inceptisol. Seminar Nasional.
Universitas Riau. Riau.

Kosmawanuddin A. . 2000. Eksplorasi buah-buahan spesifik Kalimantan Tengah. Buletin

Mubaroq. 2013. Pangan dan Pelestariannya. Kanisisus. Yogyakarta.


21

Mimbar, S. M. 1990. Pengaruh Jarak Tanam, Jumlah Tanaman/Rumpun, dan


Kerapatan Populasi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau Merak.
AGRIVITA. 13 (I) : 24-26.

Nurshanti, R. 2008. Pengaruh Umur Bibit dan Jarak Tanam Terhadap


Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Buru Hotong
(Setaria italica (L.) Beauv.) Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Paryogi. 2012. Masalah lapang hama penyakit hara pada padi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI.

Prasetyo, Y. T. 2003. Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Prihatman Kemal, 2000, Budidaya Padi, Pendayagunaan Dan Pemasyarakatan


Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Jakarta hal 3-7

Tukherkih dan Sipahutar. Agricultural Fertilizers: Nitrogen, Potassium, And


Phosphorus. Inc Press. USA.
22

LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Percobaan

Pembukaan Lahan dengan ukuran 1 x 1 m

Dilakukan pemacakan pada lahan sesuai dengan jarak


tanam 30 x 30 cm, dan diberi pupuk sesuai dengan
perlakuan masing masing kelompok.

Disiapkan pupuk urea ( 80g, 60g, 40g)


pupuk TSP 30g dan pupuk KCl 20 g.

Disiapkan benih padi yang akan ditanam

Ditanam benih padi pada setiap lubang sebanyak 5 benih


per lubang tanam.

Dibuat larikan pada lahan untuk tempat pupuk


23

Diberikan pupuk TSP dan KCl pada larikan yang telah


dibuat.

Diambil data berupa tinggi tanaman setiap minggu.

Dilakukan penyiraman setiap hari

Diberikan pupuk Urea sebanyak dari dosis perlakuan

Diberikan pupuk Urea sebanyak dosis dari dosis anjuran.


24

Dilakukan pemanenan dengan mengambil parameter


tinggi tanaman, jumlah malai , panjang malai, jumlah
anakan per rumpun.
25

Lampiran 2. Deskripsi Varietas Batutegi

Nomor seleksi : TB154E-TB2


Asal persilangan : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15
Golongan : Cere
Umur tanaman : 112-120 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 120-128 cm
Anakan produktif : 8-12 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : tidak berwarna
Warna lidah daun : tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Mendatar
Bentuk gabah : Bulat sedang
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Tahan
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 22.3%
Bobot 1 000 butir : 25 g
Rata- rata hasil : 3.0 t/ha
Potensi hasil : 6.0 t/ha
Ketahanan Penyakit : Tahan terhadap blas daun, blas leher, bercak daun coklat
Cekaman Lingkungan : Agak toleran terhadap keracunan Al, tahan kekeringan
Keterangan : Baik dibudidayakan pada lahan kering subur dan podsolik
Kenik (PMK) dengan tingkat Al sedang, dari dataran dan
Ketinggian 500 m dpl.
Pemulia : E. Lubid, M. Diredja, W. S Ardjasa, B. Kustianto dan
Suwarno.
Teknisi : Tusrimin, Sularjo, Gusnimar dan Ade Santika
Dilepas Tahun : 2001

Anda mungkin juga menyukai