Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MAGANG KERJA

MINGGU KE 1

Kegiatan Magang Kerja Di PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Bekri Lampung

Oleh :
Nurul Istiqomah
115040200111129

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MINAT MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2014

Log Harian Kerja Minggu Ke-I


Dalam melaksanakan kegiatan magang kerja satu minggu pertama ini saya mengikuti rangkaian kegiatan yang sudah
dijadwalkan oleh perusahaan. Berikut di bawah ini merupakan rangkaian kegiatan Minggu I pelaksanaan magang kerja:
No

Hari

Tanggal

Nama Kegiatan

Jam Kerja

Senin

14 Juli 214

Perkenalan dengan Pihak PTPN VII dan Melihat Proses


Pemanenan

07.00 11.00 WIB


(4 Jam)

Selasa

15 Juli 2014

Perkenalan dengan Mandor di Kantor Afdeling II dan


Melakukan Proses Pemanenan

07.00 12.00 WIB

Melakukan Proses Pemanenan

07.00 12.30 WIB

Rabu

16 Juli 2014

(5 Jam)

(5,5 Jam)
4

Kamis

17 Juli 2014

Melakukan Proses Pemeliharaan di Tanaman Belum


Menghasilkan (TBM)

07.00 12.000 WIB


(5 Jam)

Jumat

18 Juli 2014

Melakukan Proses Pemeliharaan di Tanaman


Menghasilkan (TM)

07.30 11.30 WIB


(4,5 Jam)

Sabtu

19 Juli 2014

Pengenalan Dosen Pembimbing Lapang, Evaluasi dan


Diskusi

07.00 11.00 WIB

Minggu

20 Juli 2014

Libur
Total

(4 Jam)
0
28 jam

Kegiatan Hari Pertama


Senin, 14 Juli 214 (07.00 11.00 WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 4 Jam
Perkenalan dengan Pihak PTPN VII

Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengetahui pihak PTPN VII
2. Untuk mengetahui ketentuan magang di PTPN VII
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin 14 Juli 2014 pukul 07.00-12.30 bertempat di
kantor central PTPN VII Unit Usaha Bekri desa Sinar Banten. Disana saya diperkenalkan dengan
bapak Iskandar sebagai asisten Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum Dan bapak Birman
sebagai asisten perkebunan.

Hasil dan Pembahasan :


Ketika sampai di kantor central PTPN VII Unit Usaha Bekri desa Sinar Banten, saya
diberitahu oleh bapak Iskandar tentang ketentuan magang di perusahaan tersebut. Ketentuannya
yaitu untuk semua biaya yang dikeluarkan selama melaksanakan kegiatan magang ditanggung
oleh yang bersangkutan, pengambilan data semata-mata hanya untuk kepentingan study dan tetap
merupakan rahasia perusahaan serta tidak dibenarkan menyebarluaskan kepada pihak lain atau
media massa dan selama melaksanakan kegiatan magang yang bersangkutan harus dapat
menjaga diri dan perusahaan tidak bertanggung jawab apabila terjadi kecelakaan akibat
kesalahan dan kelalaian yang bersangkutan.
Setelah menjelaskan tentang ketentuan magang di PTPN VII beliau memperkenalkan
saya dengan asisten perkebunan yang bernama bapak Birman. Pada awalnya asisten perkebunan
adalah bapak Nur Wibowo namun beliau dimutasikan ke unit Rejosari dan digantikan oleh napak
Birman. Kemudian oleh bapak Birman saya diberitahukan bahwa dosen pembing lapang
bernama bapak Angga yang menjabat sebagai asisten tanaman. Namun pada saat itu saya tidak
diperkenalkan langsung dengan bapak Angga karena saya dapat bertemu dengan beliau setiap
hari Sabtu sekaligus dilakukan kegiatan evaluasi dan diskusi. Lalu saya diajak untuk ke kebun

Afdeling II untuk melihat proses pemanenan secara langsung. Disana saya bertemu dengan
bapak Nurhadi sebagai mandor besar di kebun Afdeling II. Namun untuk kegiatan bagaimana
cara proses pemanenan dijelaskan pada hari selanjutnya. Beliau hanya menjelaskan tentang
tenaga pemanen. Jumlah tenaga pemanen di PTPN VII Unit Usaha Bekri pada dasarnya adalah
tetap. Hal ini sesuai dengan sistem panen ancak tetap yang ditetapkan. Setiap pemanen telah
mempunyai ancak panen masing-masing pada setiap blok panen. Pada kondisi tertentu dalam
pelaksanaan di lapangan, pengaturan tenaga pemanen dapat disesuaikan dengan keadaan
produksi di lapangan dan kapasitas pemanen dan sesuai dengan AKP (angka kerapatan panen).
Mandor panen akan memperlebar ancak panen dan mengatur sebagian pemanen secara
bergantian untuk pekerjaan pemeliharaan tanaman yaitu pada saat musim produks rendah. Pada
saat musim produksi tinggi, mandor panen akan menambah jumlah tenaga pemanen atau
menambah jam kerja pemanen. Bila pemanen tidak hadir, maka ancak panennya akan dikerjakan
oleh pemanen yang lain yang diatur oleh mandor panen. Dalam kegiatan panen juga dikenal
sistem famili yaitu pemanen dibantu oleh keluarganya untuk mengumpulkan TBS yang telah di
potong, dan menyusunnya di TPH dan mengutip brondolan.

Kesimpulan :
Dalam melakukan kegiatan magang di PTPN VII terdapat beberapa peraturan mengenai
magang dan diharapkan yang bersangkutan memahami peraturan yang ada serta untuk tidak
melanggar peraturan tersebut.

Kegiatan Hari Ke-dua


Selasa, 15 Juli 2014 (07.00 - 12.00WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 5Jam
Melakukan Proses Pemanenan
Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengetahui cara proses pemanenan
2. Untuk mengetahui mandor yang ada di kebun Afdeling III
3. Untuk mengetahui Angka Kerapatan Panen (AKP) dan sensus bunga & buah kelapa sawit
Pelaksanaan kegiatan :
Kegiatan perkenalan dengan mandor dilaksanakan di kebun Afdeling II pada hari Selasa
15 Juli 2014. Setelah itu saya diperkenalkan dengan bapak Subari sebagai mandor panen.
Hasil dan Pembahasan :
Setelah sampai di kantor Afdeling II saya diajak oleh bapak Nurhadi ke blok 662 untuk
melakukan proses pemanenan di Tanaman Menghasilkan (TM) 2005. Setelah tiba disana saya
diperkenalkan dengan mandor panen yang bernama bapak Subari. Menurut beliau Kegiatan
pemanenan merupakan salah satu aspek yang menentukan keuntungan usaha perkebunan kelapa
sawit karena akan menentukan mutu minyak sawit dan minyak inti sawit yang dihasilkan serta
akan mempengaruhi penerimaan finansial petani atau pemilik kebun. Faktor-faktor yang
menentukan keberhasilan pemanenan adalah organisasi dan pengawasan panen, persiapan panen,
kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, kebutuhan tenaga kerja, dan angkutan panen, alat
dan perlengkapan panen serta pelaksanaan panen.
Setelah itu beliau menjelaskan tentang Angka Kerapatan Panen (AKP) dan rotasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan diketahuinya jumlah produksi yang akan dipanen dan
rotasi panen, sehingga dapat dihitung kebutuhan angkutan produksi dan rencana pengolahan
produksi. Hanca panen yang dipakai adalah hanca panen tetap. Hanca panen tetap adalah hanca
panen dimana masing-masing pemanen diberikan tugas untuk menyelesaikan panen dengan
luasan tertentu yang bersifat tetap. Contoh : seseorang pemanen diberikan tugas menyelesaikan
panen sejumlah tertentu baris tanaman, secara tetap per hari sesuai dengan AKP (Angka
Kerapatan Panen).

AKP adalah angka kerapatan panen yang mengimformasikan banyaknya jumlah tandan
matang panen dari jumlah pohon dalam satuan luas tertentu. Contoh AKP 25% berarti ada 25
buah tandan siap panen dalam 100 pohon. Rotasi panen adalah lamanya waktu yang diperlukan
antara panen yang satu dengan panen yang berikutnya pada hanca panen yang sama.Setiap
pemanen telah memiliki ancak panen masing-masing dengan luasan tertentu pada setiap blok
panen. Pemanenan akan pindah ke blok panen yang lain apabila suatu blok panen telah selesai di
panen. Luas ancak panen dan pengaturan blok panen ini telah dilakukan sebelumnya oleh
mandor panen. Rotasi panen yang dilaksanakan di PTPN VII Unit Usaha Bekri saat ini adalah 1
minggu artinya suatu areal akan dipanen sebanyak 3-4 kali dalam 1 bulan. Penentuan AKP
dilaksanakan 1 hari sebelum pelaksanaan panen.

Gambar proses pemanenan


Pelaksanaan :
Angka Kerapatan Panen (AKP)
1) Mandor panen melakukan sensus AKP sehari sebelum dilaksanakan panen
2) Lakukan penetapan angka kerapatan panen (AKP) dengan menghitung jumlah tandan yang
memenuhi kriteria matang panen dari semua pohon sampel.
3) Hitung angka kerapatan panen dengan rumus sebagai berikut :
AKP = (Jumlah tandan/Jumlah pohon sampel) x 100 %
Tandan matang panen yang dihitung adalah fraksi 1,2,3

4) Penetapan AKP
AKP mingguan
AKP yang ditentukan untuk rotasi dalam 1 minggu, merupakan pendekatan pada prognosa
bulanan.
AKP Harian
Penetapan AKP dilaksanakan mandor panen sore hari pada hanca yang akan di panen esok
harinya dengan cara :
Menetapkan 2-4 blok sampel yang mewakili kondisi buah yang akan di panen
Menghitung jumlah tandan yang memenuhi kriteria matang panen dengan berjalan
diagonal pada blok-blok tersebut
Penetapan rotasi panen tergantung dari angka kerapatan panen. Rotasi panen 3/7, 4/7, 5/7,
6/7 dan 7/7. Artinya 6/7 luas areal dibagi dengan 6 bagian dengan rotasi ulang 7 hari.
Contoh :
Dalam 1 afdeling (luas 1000 Ha)
AKP 10%, rasio pemanen 0,06 (jumlah pemanen 60 orang), RBT 18 kg, produktivitas
pemanen 1200 kg/HK, populasi 130 pohon/Ha.
Cara menghitung :
= (Populasi pohon/Ha x AKP x RBT) / (Rasio pemanen x produkt. Pemanen)
= (130 x 10% x 18) / (0,06 x 1200)
= 3,25 (dibulatkan 3 hari)
Berdasarkan perhitungan diatas maka pada AKP 10%, rotasi panen dalam 1 minggu adalah
3/7 rotasi panen.
5) Tentukan rotasi panen berdasarkan AKP dan kapasitas pemanen. Semakin tinggi AKP, maka
rotasi panen juga akan semakin panjang (3/7, 4/7, 5/7, 6/7, dan 7/7)
6) Pastikan rotasi panen yang dilaksanakan adalah maksimal 7 hari, sesuai dengan
perkembangan buah
7) Lakukan panen borong sore dan dan hari libur pada saat panen puncak (AKP tinggi dan
tenaga terbatas) untuk menjaga agar rotasi panen maksimal 7 hari

Selanjutnya bapak Subari juga menjelaskan tentang sensus bunga dan buah kelapa sawit.
Kegiatan ini bertujuan memastikan diketahuinya taksasi produksi yang akan dipanen dalam

periode 6 bulan dan 3 bulan ke depan dengan cara menghitung jumlah bunga dan buah ( bunga,
putik, degan muda, degan tua, fraksi 00, dan fraksi 0).
a)

Bunga adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri sudah anthesis
dan belum memiliki daging buah.

b) Putik adalah calon buah yang akan di panen 5 bulan ke depan dengan ciri daging buah
berwarna putih kehijauan, lunak dan berair.
c)

Degan muda adalah calon buah yang akan di panen 4 bulan ke depan dengan ciri daging
buah berwarna putih kehijauan.

d) Degan tua adalah calon buah yang akan di panen 3 bulan ke depan dengan ciri daging buah
berwarna kuning kehijauan.
e)

Fraksi 0 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri daging buah
berwarna kuning kemerahan.

f)

Fraksi 00 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri daging buah
berwarna merah

Pelaksanaan sensus panen :


Penentuan pohon sampel
Pastikan bahwa jumlah pohon sampel minimal 5 % dari populasi total. Contoh :
untuk blok dengan luas 16 Ha.

Jumlah baris : 52

Jumlah pohon dalam 1 baris : 44 batang

Jumlah seluruh pohon dan 1 blok : 52 x 44 = 2.288 batang

Menentukan jumlah pohon sampel 10% : 114 batang

Menentukan delta (sebaran sebenarnya) : 2288/114 = 20

Menentukan jarak antar barisan : 52/20 = 2,6 dibulatkan 3 baris

Menentukan jarak dalam barisan : 114/20 =5,7 dibulatkan 6 baris

Tentukan pohon sampel dengan cara :


Baris ke-3, ke-6, ke-9 . dst (kelipatan 3)
Dari baris tersebut diambil sampel pohon ke-6, ke-12, ke-18 dst (kelipatan 6)
Pelaksana sensus :

1) Pastikan bahwa petugas sensus memiliki keterampilan dan ketelitian yang tinggi. Selain
itu petugas harus paham kondisi lapangan.
2) Bentuk tim petugas sensus yang berjumlah 2 orang, terdiri dari pengamat dan pencatat.
3) Pastikan petugas membawa peralatan yang meliputi kertas kerja sensus, kuas, cat, dan
alat tulis.
Pelaksanaan :
1) Lakukan perhitungan jumlah semua bunga (anthesis) dan buah yang ada secara cermat
dan teliti terhadap semua pohon sampel yang telah ditentukan.
2) Pastikan bahwa perhitungan bunga dilaksanakan pada 1 minggu terakhir, dengan asumsi
bahwa buah yang terhitung adalah buah yang akan dipanen pada bulan berikutnya.
3) Klasifikasikan hasil sensus menjadi bunga, putik, degan muda degan tua, fraksi 0, dan
fraksi 00.
4) Lakukan cross check pada pohon sampel untuk lebih meningkatkan akurasi pelaksanaan
sensus.
5) Beri tanda pada pohon sampel yang telah di cross check
6) Rekapitulasi hasil sensus dibuat setelah dilakukan cross check
7) Jumlahkan hasil perhitungan bunga/buah tersebut per tahun tanam sesuai dengan
klasifikasi masing-masing kemudian dibagi jumlah pohon sampel untuk mendapatkan
bunga/buah rata-rata per pohon
8) Lakukan perhitungan dengan cara mengalikan rata-rata bunga/buah per
pohon dengan rata-rata berat tandan pada setiap tahun tanam untuk memperoleh angka
produksi selama 6 bulan mendatang.
Dalam organisasi panen di PTPN VII Unit Usaha Bekri setiap orang memiliki tugasnya
masing-masing. Tugas mandor panen adalah membuat taksasi panen harian, mengatur
penempatan pemanen, mencatat hasil panen ke dalam lembaran PB24 M dan PB24PH,
melakukan cross check sensus bunga/buah, memonitor dan mengecek hasil panen sesuai basis
tugas pemanen. Sedangkan tugas PMP (Petugas Mutu Panen) adalah melakukan pemeriksaan
dan penilaian mutu panen pemanen, penentuan dan penilaian kelas panen serta melakukan sortasi
TBS di TPH. Selain itu tugas PMA adalah mencatat TBS yang diangkut dan melakukan
pengawasan pada saat pengangkutan TBS mulai dari lapangan sampai ke pabrik. Pada saat

kegiatan persiapan panen, pasar pikul/ pasar tikus dibuat dengan perbandingan 1:1 yaitu satu
pasar tikus untuk 1 baris tanaman. Pembuatan dan pemeliharaan pasar tikus dilakukan secara
kimiawi. Pemeliharaan piringan juga dilaksanakan untuk menciptakan ruang untuk memanen
dan mengutip brondolan. TPH merupakan tempat pengumpulan hasil, TBS (Tandan Buah Segar)
dan brondolan sementara sebelum dibawa ke pabrik. Letak TPH sejajar di tepi kiri dan kanan
jalan sesuai dengan ketentuan satu TPH untuk satu baris tanaman. Hasil panen kelapa sawit di
PTPN VII Unit Usaha Bekri dibawa ke pabrik pengolahan untuk dijadikan CPO.

Kesimpulan Kegiatan :
Dalam kegiatan pemanenan untuk mendapatkan hasil panen yang baik dan sesuai target
maka sebaiknya memperhatikan tentang Angka Kerapatan Panen (AKP) dan sensus bunga &
buah kelapa sawit. Namun kadangkala jika AKP tidak sesuai maka dilakukan sistem tembak
tanpa memperhatikan AKP.

Kegiatan Hari Ke-tiga


Rabu, 16 Juli 2014 (07.00 12.30 WIB) dengan Jumlah Jam Kerja 5,5 Jam
Melakukan Proses Pemanenan dan Mutu Panen
Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengetahui cara pemanenan
2. Untuk mengetahui mutu panen yang baik
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu 16 Juli 2014, dari pukul 07.00-12.30. Bertempat di
kebun Afdeling II blok 661. Dengan yang memberikan penjelasan adalah bapak Ujang sebagai
Petugas Mutu Panen (PMP). Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan dari bapak Totok sebagai
Petugas Mutu Angkut (PMA).

Hasil dan Pembahasan :


Menurut bapak Ujang kriteria panen yang ditetapkan di PTPN VII Unit Usaha Bekri adalah
buah di tandan telah memberondol 1-2 buah/ TBS. Komposisi fraksi tandan panen yang baik bila
mengikuti kriteria panen, prosedur panen, dan pengangkutan lancar adalah sebagai berikut :

Jumlah brondolan < 6% dari total kg TBS yang di panen

Tandan-tandan fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan yang dipanen

Tandan-tandan fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan yang di panen

Tandan-tandan fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan yang di panen

Selanjutnya beliau menjelaskan tentang pelaksanaan panen. Kegiatan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa penggalian produksi dilaksanakan secara optimal serta meminimalisir losses
di lapangan sehingga diperoleh produktivitas yang tinggi dengan mutu yang baik. Pelaksanaan
panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari pemotongan tandan matang, mengutip brondolan,
mengumpulkan, mengeluarkan serta menyusunnya di tempat pengumpulan hasil (TPH). Proses
hanca panen tembus sesuai dengan rotasi, TBS matang terpanen dan brondolan terkutip dengan
bersih. TBS yang di panen sesuai dengan kriteria matang panen.
Panen dilakukan pada pagi hari dengan dilakukan survei terlebih dahulu oleh mandor panen
mengenai pohon kelapa sawit yang kan dilakukan pemanenan. Tanda yang dapat diamati dengan

kasat mata yakni adanya brondolanbrondolan di daerah piringan yang merupakan tanda bahwa
terdapat tandan kelapa sawit telah matang dan layak untuk dipanen. Kegiatan pemanenan juga
dilakukan dengan penunasan dimana kegiatan penunasan yakni memotong pelepah kelapa sawit
dengan tetap memperhatikan jumlah pelepah ideal yang tinggal di pokok. Penunasan dilakukan
setiap 8 bulan sekali, dikarnakan sudah banyak pelepah yang sudah tua. Untuk TM (Tanaman
Menghasilkan) muda yang efektif yakni memiliki 56 pelepah sedangkan untuk TM (Tanaman
Menghasilkan) tua memiliki 48 pelepah, sehingga penunasan perlu dilakukan. Pengumpulan dan
penyusunan TBS di TPH telah dilaksanakan dengan baik. Tandan kelapa sawit disusun dengn
rapi dengan aturan 4 atau 5 baris untuk memudahkan dalam perhitungan dan pengangkutan buah
ke pabrik.
Pengawasan secara baik dilakukan oleh mandor panen, sinder mapun mandor besar terhadap
pemanenan kelapa sawit untuk menghindari dan meminimalisasi jumlah kelalaian kerja di
lapangan.
Adapun pelaksanaan panen adalah :
1) Pastikan semua pemanen hadir dan siap bekerja paling lambat pukul 07.00 wib membawa
peralatan panen yang lengkap terdiri dari egrek/dodos, kampak, batu asah, angkong,
gancu, ember brondolan, dan alas karung.
2) Mandor panen melakukan absensi, membagi hanca panen, dan berikan arahan kepada
kepada semua pemanen.
3) Laksanakan panen dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
a) Masuk ke hanca masing-masing sesuai arahan mandor panen
b) Potong pelepah mepet batang, jangan samapai ada yang tertinggal menggantung/
sengkleh.
Untuk panen pada tanaman umur 3-6 tahun sisakan 3 pelepah dibawah buah
paling rendah (songgo tiga)
Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan 2 pelepah (songgo dua)
Untuk panen pada tanaman umur 11 tahun ke atas sisakan 1 pelepah (songgo
satu)
c) Potong buah yang masuk kriteria matang panen kemudian potong tangkainya
semepet mungkin dengan bentuk V atau cangkem kodok
d) Korek semua brondolan yang tersangkut atau terselip di ketiak pelepah

e) Potong pelepah menjadi 3 bagian kemudian diletakkan di gawangan mati


f) Kutip bersih dan kumpulkan brondolan dalam karung atau ember
g) Keluarkan TBS dan brondolan ke TPH
h) Susun rapih TBS (5 TBS dalam 1 baris) dan berikan tanda pada salah satu TBS
baris depan yaitu : nomor pemanen dan jumlah TBS dalam TPH tersebut
i) Letakkan brondolan di TPH dengan tumpukan masing-masing 7 kg
j) Pindah ke lorong berikutnya setelah selesai pada lorong panen tersebut dengan
urutan kerja yang sama

Penjelasan selanjutnya yaitu mengenai pengawasan mutu panen. Kegiatan ini bertujuan untuk
memastikan mutu panen sesuai norma teknis sehingga TBS dan brondolan yang dihasilkan
berkualitas baik. NSP (Nilai Sortasi Panen) adalah nilai mutu dalam persen yang
menggambarkan kombinasi fraksi TBS yang dipanen. Pengawasan mutu panen dilaksanakan
setiap hari panen. TBS dan brondolan yang terkirim ke PPKS memiliki NSP minimal 85%.

1. Pelaksanaan Pemeriksaan :
Pelaksanaan pemeriksaaan di lapangan dengan didampingi oleh Mandor Panen atau Mandor
Besar dan atau Sinder Afdeling dan atau Sinder Quality Kontrol.
2. Pengawasan Mutu di Lapangan
a) Sebaran fraksi dan nilai sortasi
Fraksi

Indeks

Sebaran

Nilai

Rendemen

ALB

Sortasi

Normal

Sortasi

Minyak

00

-5

-0

-1

-0

16

1,6

20

20

21,4

1,7

39

39

22,1

1,8

30

30

22,2

2,1

+1/3

11

22,2

2,6

-1/3

-0

21,9

3,8

100

93

21,8

Penjelasan :
Fraksi yang di panen adalah fraksi 1,2,3 (89%) dan fraksi 4 (11%)
Fraksi 00, 0 boleh di panen dan fraksi 5 harus dirontokkan (dibrondol)
Nilai sortasi panen 93%
b) Brondolan
Untuk menjaga mutu kebersihan borondolan maka pengumpulan brondolan dilaksanakan
dengan cara dikutip dan tidak boleh digaruk untuk menghindari tercampur dengan
kotoran/sampah
Persentase Taksasi Brondolan dihitung berdasarkan rumus :
(% fraksi 4 + % fraksi 5) +7 / 2
Indeks Pengutipan Brondolan (IPB) dihitung berdasarkan rumus :
% brondolan efektif / % taksasi brondolan x 100%
Keterangan :
% brondolan efektif = jumlah brondolan real di lapangan
c) Kelas Pemanen
No

Kelas

Jumlah Pinalty

Angka
Kemangkiran

0-15

Tidak pernah

>15-30

1-2 hari

>30

3 hari atau lebih

d) Jenis kesalahan/ pinalty untuk penentuan kelas


No

Jenis Kesalahan

A.

Hanca Panen
1. Tandan matang tidak

Pinalty

5 poin / tandan

di panen
2. Tandan di panen

5 poin / tandan

tidak diangkut
3. Brondolan tertinggal

1 poin / butir

4. Pemotongan dan
tumpukan pelepah
B.

1 poin / lorong

TPH
1.

Panen fraksi 00

3 poin / tandan

2.

Panen fraksi 0

2 poin / tandan

3.

Fraksi 5 tidak

2 poin / tandan

dibrondol
4.

Susunan tandan

1 poin / TPH

5.

Kebersihan

5 poin / TPH

brondolan
6.

Kebersihan tandan

1 poin / TPH

7.

Tandan afkir / buah

2 poin / tandan

busuk
8.

Gagang panjang

2 poin / tandan

Ciri Panen
Fraksi

Rendemen

ALB

12,5

Cukup matang

12,5

Cukup matang

25,50

Cukup matang

50,75

Sangat matang

75,100

Lewat matang

100

Kelewat matang

e) Sistem Pengawasan Mutu oleh PMP


Pengawasan mutu panen untuk setiap mandor panen oleh 1 orang PMP. Pengawasan
dilaksanakan di dalam hanca maupun di TPH oleh Pengawas Mutu Panen (PMP). Sampel
untuk penilaian mutu panen :
Di dalam hanca panen minimal 15 pohon/hanca/pemanen/hari
Di TPH dilakukan penilaian mutu panen secara keseluruhan
Hasil penilaian mutu panen menjadi penentuan kelas pemanen dan pendapatan premi
pemanen.
3. Pengawasan Mutu di Loading Ramp
a) Pengawasan mutu di Loading Ramp dilakukan oleh Petugas Sortasi Panen dan PMP
setiap hari dan harus di cross cek dengan Afdeling
b) Penentuan NSP dan persentase brondolan di pabrik dilakukan dengan mengambil
sampel minimal satu mobil/afdeling/hari. Hasil penilaian NSP dan Persentase
brondolan hari itu menjadi evaluasi afdeling untuk mutu panen keesokan harinya
4. Administrasi
Catat hasil pemeriksaan dalam Form Mutu Panen yang diketahui oleh Mandor Panen dan
Sinder Quality Control kemudian serahkan ke Krani Afdeling sebagai dasar penentuan
kelas pemanen.
Selanjutnya dijelaskan oleh bapak Totok sebagai Petugas Mutu Angkut (PMA).
Angkutan panen yang digunakan di PTPN VII Unit Usaha Bekri adalah truk, dengan kapasitas
sekitar 7-8 ton. Untuk jalan yang rata truk mampu mengangkut 300 tandan kelapa sawit,

sedangkan pada jalan yang kecil atau sempit truk mampu mengangkut 200-250 tandan dan untuk
jalan yang lebar truk mampu mengangkut 7-8 ton tandan kelapa sawit. Truk akan datang pukul
07.00 selang 1 jam dengan dimulainya waktu pemanenan, dan diharapkan sebagian TBS telah
terkumpul di TPH dan keluar kebun pukul 11.00 wib dan dibawa ke pabrik untuk diolah.
Pengisian TBS ke dalam truk dilakukan oleh 2 orang pekerja dengan menggunakan kapak besar
dan tojok besi dengan menusukkan tojok besi ke tandan kelapa sawit dan brondolan dilempar ke
dalam truk dengan menggunakan karung.

Gambar pengangkutan TBS ke truk


Kesimpulan :
Dari kegiatan proses pemanenan dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pemanenan
untuk mendapatkan mutu panen yang baik kita harus mengetahui kriteria panen dan ciri panen.
Dengan memperhatikan hal tersebut maka akan membuat panen yang dihasilkan sesuai dengan
target yang diharapkan perusahaan dengan kualitas CPO yang baik. Namun kadangkala PMP
memberikan toleransi kepada pemanen terhadap kesalahan pemanen. Untuk kesalahan fraksi 00,
fraksi 0 dan tandan fraksi 5 barulah dikenakan point serta untuk kesalahan yang lain hanya
dikenakan teguran.

Kegiatan Hari Ke-empat


Kamis 17 Juli 2014 (07.00 - 12.30 WIB), dengan Jumlah Jam Kerja 5 Jam
Melakukan Proses Pemeliharaan di Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengetahui cara pemeliharan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan hari Kamis 17 Juli 2014 pukul 07.00-12.00 di TBM tahun 2010
dengan didampingi oleh bapak Nurhadi dengan agenda pemeliharaan tanaman kelapa sawit di
TBM.
Hasil dan Pembahasan :
Pemeliharaan yang dilakukan pada TBM tahun 2010 adalah bokor (piringan) manual,
merambat dan weeding. Kegiatan ini dilakukan setiap hari atau sesuai kondisi dari tanaman
kelapa sawit yang dilihat dari banyaknya jumlah gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman
kelapa sawit. Namun apabila saat musim hujan kegiatan pemeliharaan ini dilakukan setiap hari.
Bokor (piringan) manual adalah bentuk piringan yang ada di sekitar tanaman kelapa
sawit. Penyiangan gulma yang dilakukan di sekitar bokor manual dengan menggunakan cangkul
ataupun koret. Untuk jenis gulma yang disiangi adalah berupa rumput sawah dan teki-tekian.
Menurut bapak Nurhadi rumput sawah adalah jenis gulma yang susah untuk dimatikan karena di
bagian akar rumput sawah terdapat umbi sehingga perlu dilakukan penyiangan yang intensif agar
rumput sawah tersebut cepat mati.

Gambar bokor manual


Merambat adalah merambatnya tanaman moccuna di pelepah daun dan batang kelapa
sawit. Tanaman moccuna adalah jenis tanaman yang termasuk ke dalam leguminose yang
sengaja ditanam di sekitar pertanaman kelapa sawit dengan tujuan untuk mengikat N bebas di
udara. Dengan tersedianya N bagi tanaman maka akan membuat tanaman tumbuh dengan baik.
Bibit moccuna didapat dari hasil penanaman yang dilakukan oleh perusahaan yang ditanam di
dekat danau. Namun karena begitu cepatnya pertumbuhan tanaman moccuna menyebabkan
timbulya masalah di sekitar pertanaman kelapa sawit. Masalah tersebut adalah merambatnya
tanaman moccuna di pelepah daun dan batang kelapa sawit. Akibat dari merambatnya tanaman
tersebut, membuat pertumbuhan pelepah daun menjadi terhambat sehingga buah yang dihasilkan
menjadi berkurang dan tidak memenuhi target perusahaan.

Gambar merambat moccuna di pelepah daun

Weeding adalah pembersihan/penyiangan gulma yang dilakukan setiap hari. Sebenarnya


kegiatan weeding sama dengan kegiatan bokor manual yaitu menyiangi gulma yang tumbuh
seperti rumput sawah dan teki-tekian. Namun untuk weeding tidak hanya dilakukan di
pertanaman kelapa sawit tetapi dilakukan juga di jalan pikul atau pasar pikus yang bertujuan
untuk memudahkan jalan pemanen.
Kebanyakan tenaga kerja dari pemeliharaan ini adalah wanita dikarenakan pihak
perusahaan beranggapan bahwa wanita jika melakukan penyiangan terlihat lebih bersih dan rajin
daripada laik-laki. Untuk upah yang diterima oleh tenaga pemeliharaan yaitu Rp.20.000 per hari.
Kesimpulan :
Upaya pemeliharaan yang dilakukan di TBM bertujuan untuk mendapatkan Tandan Buah
Segar (TBS) yang sesuai dengan target perusahaan. Sehingga pada saat TBM pemeliharaan harus
dilakukan secara intensif atau setiap hari. Namun dalam melakukan penyiangan gulma juga kita
harus memperhatikan tanaman mana saja yang merupakan gulma dan tanaman yang bermanfat.

Kegiatan Hari Ke - Lima


Jumat, 18 Juli 2014 (07.00 11.30 WIB) dengan hari kerja 4,5 jam
Melakukan Proses Pemeliharaan di Tanaman Menghasilkan (TM)

Tujuan Kegiatan :
Untuk mengetahui kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di Tanaman Menghasilkan (TM)
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat 18 Juli 2014 pukul 07.00-11.30 di Tanaman
Menghasilkan (TM) 2005 dengan didampingi oleh bapak Nurhadi dan bapak Sugi sebagai
mandor chemis pasar tikus (jalan pikul)
Hasil dan Pembahasan :
Pada Tanaman Menghasilkan (TM) hanya dilakukan pemeliharaan chemis pasar tikus.
Kegiatan ini dilakukan 1 tahun 3 kali dengan 2 kali chemis (awal dan akhir penghujan) dan 1 kali
manual saat musim kemarau. Chemis pasar tikus dilakukan jika akan melakukan kegiatan
pemupukan dan gulma yang disiangi harus bersih minimal 20-30%. Untuk bahan aktif chemis
adalah count up 480 dan metsure dengan dosis 60 cc/15 liter. Setiap orang (penyemprot)
membawa 12 gendongan setiap harinya dengan luasan pasar tikus (jalan pikul) 620 meter.
Namun chemis dapat mematikan bulu akar sehingga membuat tanaman kelapa sawit menjadi
doyong pertumbuhannya. Gulma yang ada di pasar tikus adalah rumput sawah dan teki-tekian.

Untuk hasil dari chemis pasar tikus ini dapat dilihat selama 15 hari, apabila tanaman
sudah berwarna kekuningan maka gulma akan mati. Namun apabila dalam waktu 15 hari gulma
tidak mati, maka kegiatan penyemprotan dilakukan ulang. Jika sebelum 6 jam penyemprotan
terjadi hujan maka akan menyebabkan gulma tetap tumbuh karena terjadinya proses pencucian
sehingga membuat chemis terbawa oleh aliran air. Apabila gulma berada di tempat naungan akan
membuat gulma menjadi lambat matinya, tetapi jika matahari terik tidak dilakukan kegiatan
penyemprotan

disebabkan

akan

terjadinya

penguapan

sehingga

sebaiknya

kegiatan

penyemprotan dilakuakn dari pukul 06.00-10.00


Kesimpulan :
Upaya pemeliharaan di TM dengan chemis pasar tikus diharapkan mampu mengurangi
pertumbuhan gulma yang ada di sekitar pertanaman kelapa sawit sehingga kegiatan pemanenan
dapat berjalan dengan lancar.

Kegiatan Hari Ke - Enam


Sabtu, 19 Juli 2014 (07.00 11.00 WIB) dengan hari kerja 4 jam
Pengenalan Dosen Pembimbing Lapang, Evaluasi dan Diskusi
Tujuan Kegiatan :
1. Untuk mengetahui dosen pembimbing lapang
2. Untuk mengevaluasi kegiatan selama minggu pertama magang
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu 19 Juli 2014 pukul 07.00-11.00 di kantor Afdeling
II dengan berkenalan dosen pembing lapang yang bernama bapak Angga Apliastuela, SP.
Agenda pada hari tersebut adalah melakukan evaluasi mengenai kegiatan magang dan
mendiskusikan hal-hal yang masih belum jelas ketika kegiatan magang berlangsung.
Hasil dan Pembahasan :
Setelah berkenalan dengan dosen pembimbing lapang, dilakukan kegiatan evaluasi
mengenai kegiatan magang saat minggu pertama. Evaluasi dilakukan agar dosen pembimbing
lapang mengetahui sejauh mana kinerja atau pengetahuan selama kegiatan magang berlangsung.
Kemudian diadakan diskusi mengenai hal-hal yang belum dimengerti baik tentang proses
pemanenan maupun pemeliharaan atau hal lain diluar kegiatan magang saat minggu pertama.
Dalam kegiatan diskusi tersebut beliau menjelaskan bahwa pada tahun 2011-2012 terjadi
defisit air dikarenakan musim kemarau yang cukup panjang. Untuk mendapatan hasil produksi
kelapa sawit yang baik dan sesuai target perusahaan, ada beberapa strategi yang dilakukan antara
lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Menyediakan air dan media tanam


Pemupukan 4T + 2T
Pengendalian Hama Penyakit Tanaman (ulat api)
Pengembangan kumbang EK
Manajemen kanopi
Persiapan penyiraman
Patroli keamanan

Patroli keamanan perlu dilakukan guna mencegah terjadinya pencurian kelapa sawit yang
akan merugika perusahaan. Sehingga setiap harinya ada beberapa militer yang mengawasi
perkebunan tersebut.
Kesimpulan :
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan mampu meningkatkan hasil CPO
yang baik sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tetap memperhatikan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh tanaman kelapa sawit sehingga tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai