Anda di halaman 1dari 14

Laporan mingguan.

Nama

:Deasy Maya Sari

Konsentrasi

: Agronomi

Judul

: Teknik pengelolaan panen dan pasca panen tanaman kelapa sawit


di PTPN VII Unit Usaha Bekri Lampung Tengah

Kegiatan pemanenan merupakan salah satu aspek yang menentukan keuntungan


usaha perkebunan kelapa sawit karena akan menentukan mutu minyak sawit dan
minyak inti sawit yang dihasilkan serta akan mempengaruhi penerimaan finansial
petani atau pemilik kebun.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah organisasi dan
pengawasan panen, persiapan panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi
panen, kebutuhan tenaga kerja, dan angkutan panen, alat dan perlengkapan panen
serta pelaksanaan panen.
Pengelolaan Panen
Kegiatan panen pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan
matang, mengumpulkan TBS, mengutip brondolan, mengangkut TBS, dan
menyusunnya di TPH untuk seterusnya diangkut ke pabrik pengolahan kelapa
sawit serta harus memelihara kondisi tanaman agar tetap baik.
Persiapan Panen
Persiapan panen bertujuan untuk memastikan pengalihan stadium tanaman dari
TBM menjadi TM terlaksana dengan baik dengan persiapan panen yang meliputi
areal, alat dan organisasi panen.
Kegiatan persiapan panen di PTPN VII Unit Usaha Bekri dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan, keberadaan bahan, dan tenaga kerja. Untuk
persiapan dilakukan langkah - langkah yakni :
1) Penentuan areal TM (Tanaman Menghasilkan)
Dilaksanakan stop kastrasi 6 bulan menjelang panen
2) Disiapkan organisasi panen

Organisasi panen adalah sekumpulan orang bekerja bersama dalam


kegiatan panen yang meliputi mandor panen, petugas mutu panen (PMP),
petugas angkut panen (PMA) dan pemanen.
3) Menentukan hanca panen
Hanca panen yang dipakai adalah hanca panen tetap. Hanca panen tetap
adalah hanca panen dimana masing-masing pemanen diberikan tugas
untuk menyelesaikan panen dengan luasan tertentu yang bersifat tetap.
Contoh : seseorang pemanen diberikan tugas menyelesaikan panen
sejumlah tertentu baris tanaman, secara tetap per hari sesuai dengan AKP
(Angka Kerapatan Panen).
4) Penyiapan alat panen
Alat panen yang disiapkan adalah dodos dengan ukuran 8-10 cm, egrek,
kampak, karung, gancu, dan gerobak sorong.
5) Persiapan lapangan
Persiapan lapangan meliputi :
a) Dilakukan pembuatan TPH sebanyak 6 unit dengan ukuran 3x 2,
padatkan, kemudian dibuat parit disekelilingnya.
b) Dilakukan pembuatan titian panen pada tempat-tempat tertentu
(parit).
c) Titian panen dapat dari kayu, bambu, ataupun cor permanen.
d) Dilakukan pembuatan tangga tangga panen pada areal berbukit.
Tangga panen dapat dibuat dengan menggunakan kayu atau bambu
(kondisional)
e) Dilakukan perbaikan dan pengerasan jalan produksi dan koleksi
untuk kelancaran angkutan buah.
Dalam organisasi panen di PTPN VII Unit Usaha Bekri setiap orang memiliki
tugasnya masing-masing. Tugas mandor panen adalah membuat taksasi panen
harian, mengatur penempatan pemanen, mencatat hasil panen ke dalam lembaran
PB24 M dan PB24PH, melakukan cross check sensus bunga/buah, memonitor
dan mengecek hasil panen sesuai basis tugas pemanen. Sedangkan tugas PMP
(Petugas Mutu Panen) adalah melakukan pemeriksaan dan penilaian mutu panen
pemanen, penentuan dan penilaian kelas panen serta melakukan sortasi TBS di

TPH. Selain itu tugas PMA adalah mencatat TBS yang diangkut dan melakukan
pengawasan pada saat pengangkutan TBS mulai dari lapangan sampai ke pabrik.
Pada saat kegiatan persiapan panen, pasar pikul/ pasar tikus dibuat dengan
perbandingan 1:1 yaitu satu pasar tikus untuk 1 baris tanaman. Pembuatan dan
pemeliharaan pasar tikus dilakukan secara kimiawi. Pemeliharaan piringan juga
dilaksanakan untuk menciptakan ruang untuk memanen dan mengutip brondolan.
TPH merupakan tempat pengumpulan hasil TBS (Tandan Buah Segar) dan
brondolan sementara sebelum dibawa ke pabrik. Letak TPH sejajar di tepi kiri dan
kanan jalan sesuai dengan ketentuan satu TPH untuk satu baris tanaman. Hasil
panen kelapa sawit di PTPN VII Unit Usaha Bekri dibawa ke pabrik pengolahan
untuk dijadikan CPO.
Sensus Bunga dan Buah Kelapa Sawit
Kegiatan ini bertujuan memastikan diketahuinya taksasi produksi yang akan
dipanen dalam periode 6 bulan dan 3 bulan ke depan dengan cara menghitung
jumlah bunga dan buah ( bunga, putik, degan muda, degan tua, fraksi 00, dan
fraksi 0).
a)

Bunga adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
sudah anthesis dan belum memiliki daging buah.

b) Putik adalah calon buah yang akan di panen 5 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna putih kehijauan, lunak dan berair.
c)

Degan muda adalah calon buah yang akan di panen 4 bulan ke depan dengan
ciri daging buah berwarna putih kehijauan.

d) Degan tua adalah calon buah yang akan di panen 3 bulan ke depan dengan
ciri daging buah berwarna kuning kehijauan.
e)

Fraksi 0 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna kuning kemerahan.

f)

Fraksi 00 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna merah

Pelaksanaan sensus panen :


Penentuan pohon sampel

Pastikan bahwa jumlah pohon sampel minimal 5 % dari populasi total.


Contoh :
untuk blok dengan luas 16 Ha.

Jumlah baris : 52

Jumlah pohon dalam 1 baris : 44 batang

Jumlah seluruh pohon dan 1 blok : 52 x 44 = 2.288 batang

Menentukan jumlah pohon sampel 10% : 114 batang

Menentukan delta (sebaran sebenarnya) : 2288/114 = 20

Menentukan jarak antar barisan : 52/20 = 2,6 dibulatkan 3 baris

Menentukan jarak dalam barisan : 114/20 =5,7 dibulatkan 6 baris

Tentukan pohon sampel dengan cara :


Baris ke-3, ke-6, ke-9 .... dst (kelipatan 3)
Dari baris tersebut diambil sampel pohon ke-6, ke-12, ke-18 ... dst
(kelipatan 6)
Pelaksana sensus :
1) Pastikan bahwa petugas sensus memiliki keterampilan dan ketelitian yang
tinggi. Selain itu petugas harus paham kondisi lapangan.
2) Bentuk tim petugas sensus yang berjumlah 2 orang, terdiri dari pengamat
dan pencatat.
3) Pastikan petugas membawa peralatan yang meliputi kertas kerja sensus,
kuas, cat, dan alat tulis.
Pelaksanaan :
1) Lakukan perhitungan jumlah semua bunga (anthesis) dan buah yang ada
secara cermat dan teliti terhadap semua pohon sampel yang telah
ditentukan.
2) Pastikan bahwa perhitungan bunga dilaksanakan pada 1 minggu terakhir,
dengan asumsi bahwa buah yang terhitung adalah buah yang akan dipanen
pada bulan berikutnya.
3) Klasifikasikan hasil sensus menjadi bunga, putik, degan muda degan tua,
fraksi 0, dan fraksi 00.

4) Lakukan cross check pada pohon sampel untuk lebih meningkatkan


akurasi pelaksanaan sensus.
5) Beri tanda pada pohon sampel yang telah di cross check
6) Rekapitulasi hasil sensus dibuat setelah dilakukan cross check
7) Jumlahkan hasil perhitungan bunga/buah tersebut per tahun tanam sesuai
dengan klasifikasi masing-masing kemudian dibagi jumlah pohon sampel
untuk mendapatkan bunga/buah rata-rata per pohon
8) Lakukan perhitungan dengan cara mengalikan rata-rata bunga/buah per
pohon dengan rata-rata berat tandan pada setiap tahun tanam untuk
memperoleh angka produksi selama 6 bulan mendatang.
Kriteria Panen
Kriteria panen yang ditetapkan di PTPN VII Unit Usaha Bekri adalah buah di
tandan telah memberondol 1-2 buah/ TBS. Komposisi fraksi tandan panen yang
baik bila mengikuti kriteria panen, prosedur panen, dan pengangkutan lancar
adalah sebagai berikut :

Jumlah brondolan < 6% dari total kg TBS yang di panen

Tandan-tandan fraksi 1 maksimal 20% dari jumlah tandan yang dipanen

Tandan-tandan fraksi 2 dan 3 minimal 65% dari jumlah tandan yang di


panen

Tandan-tandan fraksi 4 dan 5 maksimal 15% dari jumlah tandan yang di


panen

Penetapan AKP dan Sistem Rotasi Panen


Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan diketahuinya jumlah produksi yang
akan dipanen dan rotasi panen, sehingga dapat dihitung kebutuhan angkutan
produksi dan rencana pengolahan produksi.
Hanca panen yang dipakai adalah hanca panen tetap. Hanca panen tetap adalah
hanca panen dimana masing-masing pemanen diberikan tugas untuk
menyelesaikan panen dengan luasan tertentu yang bersifat tetap. Contoh :

seseorang pemanen diberikan tugas menyelesaikan panen sejumlah tertentu baris


tanaman, secara tetap per hari sesuai dengan AKP (Angka Kerapatan Panen).
AKP adalah angka kerapatan panen yang mengimformasikan banyaknya jumlah
tandan matang panen dari jumlah pohon dalam satuan luas tertentu. Contoh AKP
25% berarti ada 25 buah tandan siap panen dalam 100 pohon. Rotasi panen
adalah lamanya waktu yang diperlukan antara panen yang satu dengan panen yang
berikutnya pada hanca panen yang sama.
Setiap pemanen telah memiliki ancak panen masing-masing dengan luasan
tertentu pada setiap blok panen. Pemanenan akan pindah ke blok panen yang lain
apabila suatu blok panen telah selesai di panen. Luas ancak panen dan pengaturan
blok panen ini telah dilakukan sebelumnya oleh mandor panen.
Rotasi panen yang dilaksanakan di PTPN VII Unit Usaha Bekri saat ini adalah 1
minggu artinya suatu areal akan dipanen sebanyak 3-4 kali dalam 1 bulan.
Penentuan AKP dilaksanakan 1 hari sebelum pelaksanaan panen.
Pelaksanaan :
Angka Kerapatan Panen (AKP)
1) Mandor panen melakukan sensus AKP sehari sebelum dilaksanakan panen
2) Lakukan penetapan angka kerapatan panen (AKP) dengan menghitung
jumlah tandan yang memenuhi kriteria matang panen dari semua pohon
sampel.
3) Hitung angka kerapatan panen dengan rumus sebagai berikut :
AKP = (Jumlah tandan/Jumlah pohon sampel) x 100 %
Tandan matang panen yang dihitung adalah fraksi 1,2,3
4) Penetapan AKP
AKP mingguan
AKP yang ditentukan untuk rotasi dalam 1 minggu, merupakan pendekatan
pada prognosa bulanan.
AKP Harian
Penetapan AKP dilaksanakan mandor panen sore hari pada hanca yang akan
di panen esok harinya dengan cara :

Menetapkan 2-4 blok sampel yang mewakili kondisi buah yang akan
di panen
Menghitung jumlah tandan yang memenuhi kriteria matang panen
dengan berjalan diagonal pada blok-blok tersebut
Penetapan rotasi panen tergantung dari angka kerapatan panen. Rotasi panen
3/7, 4/7, 5/7, 6/7 dan 7/7. Artinya 6/7 luas areal dibagi dengan 6 bagian
dengan rotasi ulang 7 hari.
Contoh :
Dalam 1 afdeling (luas 1000 Ha)
AKP 10%, rasio pemanen 0,06 (jumlah pemanen 60 orang), RBT 18 kg,
produktivitas pemanen 1200 kg/HK, populasi 130 pohon/Ha.
Cara menghitung :
= (Populasi pohon/Ha x AKP x RBT) / (Rasio pemanen x produkt. Pemanen)
= (130 x 10% x 18) / (0,06 x 1200)
= 3,25 (dibulatkan 3 hari)
Berdasarkan perhitungan diatas maka pada AKP 10%, rotasi panen dalam 1
minggu adalah 3/7 rotasi panen.
5) Tentukan rotasi panen berdasarkan AKP dan kapasitas pemanen. Semakin
tinggi AKP, maka rotasi panen juga akan semakin panjang (3/7, 4/7, 5/7, 6/7,
dan 7/7)
6) Pastikan rotasi panen yang dilaksanakan adalah maksimal 7 hari, sesuai
dengan perkembangan buah
7) Lakukan panen borong sore dan dan hari libur pada saat panen puncak (AKP
tinggi dan tenaga terbatas) untuk menjaga agar rotasi panen maksimal 7 hari

Pelaksanaan Panen
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggalian produksi
dilaksanakan secara optimal serta meminimalisir losses di lapangan sehingga
diperoleh produktivitas yang tinggi dengan mutu yang baik.
Pelaksanaan panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari pemotongan tandan
matang, mengutip brondolan, mengumpulkan, mengeluarkan serta menyusunnya
di tempat pengumpulan hasil (TPH).

Proses hanca panen tembus sesuai dengan rotasi, TBS matang terpanen dan
brondolan terkutip dengan bersih. TBS yang di panen sesuai dengan kriteria
matang panen.
Panen dilakukan pada pagi hari dengan dilakukan survei terlebih dahulu oleh
mandor panen mengenai pohon kelapa sawit yang kan dilakukan pemanenan.
Tanda yang dapat diamati dengan kasat mata yakni adanya brondolan brondolan
di daerah piringan yang merupakan tanda bahwa terdapat tandan kelapa sawit
telah matang dan layak untuk dipanen.
Kegiatan pemanenan juga dilakukan dengan penunasan dimana kegiatan
penunasan yakni memotong pelepah kelapa sawit dengan tetap memperhatikan
jumlah pelepah ideal yang tinggal di pokok. Penunasan dilakukan setiap 8 bulan
sekali, dikarnakan sudah banyak pelepah yang sudah tua. Untuk TM (Tanaman
Menghasilkan) muda yang efektif yakni memiliki 56 pelepah sedangkan untuk
TM (Tanaman Menghasilkan) tua memiliki 48 pelepah, sehingga penunasan perlu
dilakukan. Pengumpulan dan penyusunan TBS di TPH telah dilaksanakan dengan
baik. Tandan kelapa sawit disusun dengn rapi dengan aturan 4 atau 5 baris untuk
memudahkan dalam perhitungan dan pengangkutan buah ke pabrik.
Pengawasan secara baik dilakukan oleh mandor panen, sinder mapun mandor
besar terhadap pemanenan kelapa sawit untuk menghindari dan meminimalisasi
jumlah kelalaian kerja di lapangan.
Adapun pelaksanaan panen adalah :
1) Pastikan semua pemanen hadir dan siap bekerja paling lambat pukul 07.00
wib membawa peralatan panen yang lengkap terdiri dari egrek/dodos,
kampak, batu asah, angkong, gancu, ember brondolan, dan alas karung.
2) Mandor panen melakukan absensi, membagi hanca panen, dan berikan
arahan kepada kepada semua pemanen.
3) Laksanakan panen dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
a) Masuk ke hanca masing-masing sesuai arahan mandor panen
b) Potong pelepah mepet batang, jangan samapai ada yang tertinggal
menggantung/ sengkleh.
Untuk panen pada tanaman umur 3-6 tahun sisakan 3 pelepah
dibawah buah paling rendah (songgo tiga)

Untuk panen pada tanaman umur 7-10 tahun sisakan 2 pelepah


(songgo dua)
Untuk panen pada tanaman umur 11 tahun ke atas sisakan 1
pelepah (songgo satu)
c) Potong buah yang masuk kriteria matang panen kemudian potong
tangkainya semepet mungkin dengan bentuk V atau cangkem
kodok
d) Korek semua brondolan yang tersangkut atau terselip di ketiak
pelepah
e) Potong pelepah menjadi 3 bagian kemudian diletakkan di
gawangan mati
f) Kutip bersih dan kumpulkan brondolan dalam karung atau ember
g) Keluarkan TBS dan brondolan ke TPH
h) Susun rapih TBS (5 TBS dalam 1 baris) dan berikan tanda pada
salah satu TBS baris depan yaitu : nomor pemanen dan jumlah
TBS dalam TPH tersebut
i) Letakkan brondolan di TPH dengan tumpukan masing-masing 7 kg
j) Pindah ke lorong berikutnya setelah selesai pada lorong panen
tersebut dengan urutan kerja yang sama

Angkutan Panen
Angkutan panen yang digunakan di PTPN VII Unit Usaha Bekri adalah truk,
dengan kapasitas sekitar 7-8 ton. Untuk jalan yang rata truk mampu mengangkut
300 tandan kelapa sawit, sedangkan pada jalan yang kecil atau sempit truk mampu
mengangkut 200-250 tandan dan untuk jalan yang lebar truk mampu mengangkut
7-8 ton tandan kelapa sawit.
Truk akan datang pukul 07.00 selang 1 jam dengan dimulainya waktu pemanenan,
dan diharapkan sebagian TBS telah terkumpul di TPH dan keluar kebun pukul
11.00 wib dan dibawa ke pabrik untuk diolah. Pengisian TBS ke dalam truk
dilakukan oleh 2 orang pekerja dengan menggunakan kapak besar dan tojok besi
dengan menusukkan tojok besi ke tandan kelapa sawit dan brondolan dilempar ke
dalam truk dengan menggunakan karung.

Tenaga Pemanen
Jumlah tenaga pemanen di PTPN VII Unit Usaha Bekri pada dasarnya adalah
tetap. Hal ini sesuai dengan sistem panen ancak tetap yang ditetapkan.
Setiap pemanen telah mempunyai ancak panen masing-masing pada setiap blok
panen. Pada kondisi tertentu dalam pelaksanaan di lapangan, pengaturan tenaga
pemanen dapat disesuaikan dengan keadaan produksi di lapangan dan kapasitas
pemanen dan sesuai dengan AKP (angka kerapatan panen).
Mandor panen akan memperlebar ancak panen dan mengatur sebagian pemanen
secara bergantian untuk pekerjaan pemeliharaan tanaman yaitu pada saat musim
produks rendah. Pada saat musim produksi tinggi, mandor panen akan menambah
jumlah tenaga pemanen atau menambah jam kerja pemanen.
Bila pemanen tidak hadir, maka ancak panennya akan dikerjakan oleh pemanen
yang lain yang diatur oleh mandor panen. Dalam kegiatan panen juga dikenal
sistem famili yaitu pemanen dibantu oleh keluarganya untuk mengumpulkan TBS
yang telah di potong, dan menyusunnya di TPH dan mengutip brondolan.

Peralatan Panen
Pemanen umumnya membawa alat dan perlengkapan panen dengan lengkap. Alat
panen yang dibawa adalah dodos dengan ukuran 8-10 cm, egrek, kampak, karung,
gancu, dan gerobak sorong.
Alat dan perlengkapan panen ini disediakan oleh perusahaan dan pemanen diberi
tanggung jawab untuk menjaganya. Perawatan alat panen berjalan dengan baik,
biasanya pemanen memperbaiki alat-alat panen pada sore hari untuk dipergunakan
esok harinya. Untuk kerusakan berat, alat ini dapa diganti melalui mador panen
dengan menyerahkan bukti alat yang rusak.

Administrasi Panen
Administrasi panen di PTPN VII Unit Usaha Bekri telah dilaksanakan dengan rapi
dan teratur. Format, penjelasan, tabel, dan lampiran laporan telah dibuat dan
diseragamkan. Laporan panen atau produksi ini dibuat setiap lini manajemen

sesuai dengan tugasnya masing-masing. Laporan ditulis sesuai dengan keadaan


yang sebenarnya tentang realisasi, kumulatif, suatu priode, rencana pencapaian,
serta data realisasi tahun sebelumnya pada periode yang sama.
Pemeriksaan hasil laporan dan respon terhadap pemeriksaan oleh asisten divisi
dan manajer kebun juga telah dilaksanakan dengan baik.
1) Pelaporan mandor panen dan PMA
a. Mandor panen membuat taksasi panen harian yang dituangkan
dalam RKH (Rencana Kerja Harian) dan mengisi buku PB 73 (rol
kuning)
b. Mencatat hasil panen baik jumlah tandan maupun brondolan dalam
lembaran PB 24 M (Daftar Pengumpulan Buah)
c. Untuk setiap rit angkutan TBS dibuat satu formulir PB 24 PH
(Daftar Pengumpulan dan Timbangan Buah) yang ditandatangani
oleh supir angkutan dan Petugas Muat Angkut
2) Pelaporan Afdeling
a. Hasil PB 25 (daftar timbangan buah) yang diterima dari pabrik
harus diselaraskan dengan hasil panen dalam PB 24 M sesuai
dengan perolehan jumlah tandan untuk masing-masing pemanen
b. Lakukan pengisian PB 11 (Ihtisar Laporan Produksi) setelah
menerima PB 25 (Daftar Hasil Timbang) dari Stasiun Timbangan
c. Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit dan Form Mutu Panen dari
Petugas Mutu Panen (PMP)

Pengawasan Mutu Panen Kelapa Sawit


Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan mutu panen sesuai norma teknis
sehingga TBS dan brondolan yang dihasilkan berkualitas baik. NSP (Nilai Sortasi
Panen) adalah nilai mutu dalam persen yang menggambarkan kombinasi fraksi
TBS yang dipanen. Pengawasan mutu panen dilaksanakan setiap hari panen. TBS
dan brondolan yang terkirim ke PPKS memiliki NSP minimal 85%.

1. Pelaksanaan Pemeriksaan :

Pelaksanaan pemeriksaaan di lapangan dengan didampingi oleh Mandor Panen


atau Mandor Besar dan atau Sinder Afdeling dan atau Sinder Quality Kontrol.
2. Pengawasan Mutu di Lapangan
a) Sebaran fraksi dan nilai sortasi
Fraksi

Indeks

Sebaran

Nilai

Rendemen

ALB

Sortasi

Normal

Sortasi

Minyak

00

-5

-0

-1

-0

16

1,6

20

20

21,4

1,7

39

39

22,1

1,8

30

30

22,2

2,1

+1/3

11

22,2

2,6

-1/3

-0

21,9

3,8

100

93

21,8

Penjelasan :
Fraksi yang di panen adalah fraksi 1,2,3 (89%) dan fraksi 4 (11%)
Fraksi 00, 0 boleh di panen dan fraksi 5 harus dirontokkan
(dibrondol)
Nilai sortasi panen 93%
b) Brondolan
Untuk menjaga mutu kebersihan borondolan maka pengumpulan
brondolan dilaksanakan dengan cara dikutip dan tidak boleh digaruk untuk
menghindari tercampur dengan kotoran/sampah
Persentase Taksasi Brondolan dihitung berdsarkan rumus :
(% fraksi 4 + % fraksi 5) +7 / 2
Indeks Pengutipan Brondolan (IPB) dihitung berdasarkan rumus :
% brondolan efektif / % taksasi brondolan x 100%
Keterangan :
% brondolan efektif = jumlah brondolan real di lapangan
c) Kelas Pemanen

No

Kelas

Jumlah Pinalty

Angka
Kemangkiran

0-15

Tidak pernah

>15-30

1-2 hari

>30

3 hari atau lebih

d) Jenis kesalahan/ pinalty untuk penentuan kelas


No

Jenis Kesalahan

A.

Hanca Panen
1. Tandan matang

Pinalty

5 poin / tandan

tidak di panen
2. Tandan di panen

5 poin / tandan

tidak diangkut
3. Brondolan

1 poin / butir

tertinggal
4. Pemotongan dan

1 poin / lorong

tumpukan pelepah
B.

TPH
1.

Panen fraksi 00

3 poin / tandan

2.

Panen fraksi 0

2 poin / tandan

3.

Fraksi 5 tidak

2 poin / tandan

dibrondol
4.

Susunan tandan

1 poin / TPH

5.

Kebersihan

5 poin / TPH

brondolan
6.

Kebersihan tandan

1 poin / TPH

7.

Tandan afkir / buah

2 poin / tandan

busuk
8.

Gagang panjang

2 poin / tandan

Ciri Panen
Fraksi

Rendemen

ALB

12,5

Cukup matang

12,5

Cukup matang

25,50

Cukup matang

50,75

Sangat matang

75,100

Lewat matang

100

Kelewat matang

e) Sistem Pengawasan Mutu oleh PMP


Pengawasan mutu panen untuk setiap mandor panen oleh 1 orang PMP.
Pengawasan dilaksanakan di dalam hanca maupun di TPH oleh Pengawas
Mutu Panen (PMP). Sampel untuk penilaian mutu panen :
Di dalam hanca panen minimal 15 pohon/hanca/pemanen/hari
Di TPH dilakukan penilaian mutu panen secara keseluruhan
Hasil penilaian mutu panen menjadi penentuan kelas pemanen dan
pendapatan premi pemanen.
3. Pengawasan Mutu di Loading Ramp
a) Pengawasan mutu di Loading Ramp dilakukan oleh Petugas Sortasi
Panen dan PMP setiap hari dan harus di cross cek dengan Afdeling
b) Penentuan NSP dan persentase brondolan di pabrik dilakukan dengan
mengambil sampel minimal satu mobil/afdeling/hari. Hasil penilaian
NSP dan Persentase brondolan hari itu menjadi evaluasi afdeling untuk
mutu panen keesokan harinya
4. Administrasi
Catat hasil pemeriksaan dalam Form Mutu Panen yang diketahui oleh
Mandor Panen dan Sinder Quality Control kemudian serahkan ke Krani
Afdeling sebagai dasar penentuan kelas pemanen.

Anda mungkin juga menyukai