Nama
Konsentrasi
: Agronomi
Judul
TPH. Selain itu tugas PMA adalah mencatat TBS yang diangkut dan melakukan
pengawasan pada saat pengangkutan TBS mulai dari lapangan sampai ke pabrik.
Pada saat kegiatan persiapan panen, pasar pikul/ pasar tikus dibuat dengan
perbandingan 1:1 yaitu satu pasar tikus untuk 1 baris tanaman. Pembuatan dan
pemeliharaan pasar tikus dilakukan secara kimiawi. Pemeliharaan piringan juga
dilaksanakan untuk menciptakan ruang untuk memanen dan mengutip brondolan.
TPH merupakan tempat pengumpulan hasil TBS (Tandan Buah Segar) dan
brondolan sementara sebelum dibawa ke pabrik. Letak TPH sejajar di tepi kiri dan
kanan jalan sesuai dengan ketentuan satu TPH untuk satu baris tanaman. Hasil
panen kelapa sawit di PTPN VII Unit Usaha Bekri dibawa ke pabrik pengolahan
untuk dijadikan CPO.
Sensus Bunga dan Buah Kelapa Sawit
Kegiatan ini bertujuan memastikan diketahuinya taksasi produksi yang akan
dipanen dalam periode 6 bulan dan 3 bulan ke depan dengan cara menghitung
jumlah bunga dan buah ( bunga, putik, degan muda, degan tua, fraksi 00, dan
fraksi 0).
a)
Bunga adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
sudah anthesis dan belum memiliki daging buah.
b) Putik adalah calon buah yang akan di panen 5 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna putih kehijauan, lunak dan berair.
c)
Degan muda adalah calon buah yang akan di panen 4 bulan ke depan dengan
ciri daging buah berwarna putih kehijauan.
d) Degan tua adalah calon buah yang akan di panen 3 bulan ke depan dengan
ciri daging buah berwarna kuning kehijauan.
e)
Fraksi 0 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna kuning kemerahan.
f)
Fraksi 00 adalah calon buah yang akan di panen 6 bulan ke depan dengan ciri
daging buah berwarna merah
Jumlah baris : 52
Menetapkan 2-4 blok sampel yang mewakili kondisi buah yang akan
di panen
Menghitung jumlah tandan yang memenuhi kriteria matang panen
dengan berjalan diagonal pada blok-blok tersebut
Penetapan rotasi panen tergantung dari angka kerapatan panen. Rotasi panen
3/7, 4/7, 5/7, 6/7 dan 7/7. Artinya 6/7 luas areal dibagi dengan 6 bagian
dengan rotasi ulang 7 hari.
Contoh :
Dalam 1 afdeling (luas 1000 Ha)
AKP 10%, rasio pemanen 0,06 (jumlah pemanen 60 orang), RBT 18 kg,
produktivitas pemanen 1200 kg/HK, populasi 130 pohon/Ha.
Cara menghitung :
= (Populasi pohon/Ha x AKP x RBT) / (Rasio pemanen x produkt. Pemanen)
= (130 x 10% x 18) / (0,06 x 1200)
= 3,25 (dibulatkan 3 hari)
Berdasarkan perhitungan diatas maka pada AKP 10%, rotasi panen dalam 1
minggu adalah 3/7 rotasi panen.
5) Tentukan rotasi panen berdasarkan AKP dan kapasitas pemanen. Semakin
tinggi AKP, maka rotasi panen juga akan semakin panjang (3/7, 4/7, 5/7, 6/7,
dan 7/7)
6) Pastikan rotasi panen yang dilaksanakan adalah maksimal 7 hari, sesuai
dengan perkembangan buah
7) Lakukan panen borong sore dan dan hari libur pada saat panen puncak (AKP
tinggi dan tenaga terbatas) untuk menjaga agar rotasi panen maksimal 7 hari
Pelaksanaan Panen
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa penggalian produksi
dilaksanakan secara optimal serta meminimalisir losses di lapangan sehingga
diperoleh produktivitas yang tinggi dengan mutu yang baik.
Pelaksanaan panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari pemotongan tandan
matang, mengutip brondolan, mengumpulkan, mengeluarkan serta menyusunnya
di tempat pengumpulan hasil (TPH).
Proses hanca panen tembus sesuai dengan rotasi, TBS matang terpanen dan
brondolan terkutip dengan bersih. TBS yang di panen sesuai dengan kriteria
matang panen.
Panen dilakukan pada pagi hari dengan dilakukan survei terlebih dahulu oleh
mandor panen mengenai pohon kelapa sawit yang kan dilakukan pemanenan.
Tanda yang dapat diamati dengan kasat mata yakni adanya brondolan brondolan
di daerah piringan yang merupakan tanda bahwa terdapat tandan kelapa sawit
telah matang dan layak untuk dipanen.
Kegiatan pemanenan juga dilakukan dengan penunasan dimana kegiatan
penunasan yakni memotong pelepah kelapa sawit dengan tetap memperhatikan
jumlah pelepah ideal yang tinggal di pokok. Penunasan dilakukan setiap 8 bulan
sekali, dikarnakan sudah banyak pelepah yang sudah tua. Untuk TM (Tanaman
Menghasilkan) muda yang efektif yakni memiliki 56 pelepah sedangkan untuk
TM (Tanaman Menghasilkan) tua memiliki 48 pelepah, sehingga penunasan perlu
dilakukan. Pengumpulan dan penyusunan TBS di TPH telah dilaksanakan dengan
baik. Tandan kelapa sawit disusun dengn rapi dengan aturan 4 atau 5 baris untuk
memudahkan dalam perhitungan dan pengangkutan buah ke pabrik.
Pengawasan secara baik dilakukan oleh mandor panen, sinder mapun mandor
besar terhadap pemanenan kelapa sawit untuk menghindari dan meminimalisasi
jumlah kelalaian kerja di lapangan.
Adapun pelaksanaan panen adalah :
1) Pastikan semua pemanen hadir dan siap bekerja paling lambat pukul 07.00
wib membawa peralatan panen yang lengkap terdiri dari egrek/dodos,
kampak, batu asah, angkong, gancu, ember brondolan, dan alas karung.
2) Mandor panen melakukan absensi, membagi hanca panen, dan berikan
arahan kepada kepada semua pemanen.
3) Laksanakan panen dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
a) Masuk ke hanca masing-masing sesuai arahan mandor panen
b) Potong pelepah mepet batang, jangan samapai ada yang tertinggal
menggantung/ sengkleh.
Untuk panen pada tanaman umur 3-6 tahun sisakan 3 pelepah
dibawah buah paling rendah (songgo tiga)
Angkutan Panen
Angkutan panen yang digunakan di PTPN VII Unit Usaha Bekri adalah truk,
dengan kapasitas sekitar 7-8 ton. Untuk jalan yang rata truk mampu mengangkut
300 tandan kelapa sawit, sedangkan pada jalan yang kecil atau sempit truk mampu
mengangkut 200-250 tandan dan untuk jalan yang lebar truk mampu mengangkut
7-8 ton tandan kelapa sawit.
Truk akan datang pukul 07.00 selang 1 jam dengan dimulainya waktu pemanenan,
dan diharapkan sebagian TBS telah terkumpul di TPH dan keluar kebun pukul
11.00 wib dan dibawa ke pabrik untuk diolah. Pengisian TBS ke dalam truk
dilakukan oleh 2 orang pekerja dengan menggunakan kapak besar dan tojok besi
dengan menusukkan tojok besi ke tandan kelapa sawit dan brondolan dilempar ke
dalam truk dengan menggunakan karung.
Tenaga Pemanen
Jumlah tenaga pemanen di PTPN VII Unit Usaha Bekri pada dasarnya adalah
tetap. Hal ini sesuai dengan sistem panen ancak tetap yang ditetapkan.
Setiap pemanen telah mempunyai ancak panen masing-masing pada setiap blok
panen. Pada kondisi tertentu dalam pelaksanaan di lapangan, pengaturan tenaga
pemanen dapat disesuaikan dengan keadaan produksi di lapangan dan kapasitas
pemanen dan sesuai dengan AKP (angka kerapatan panen).
Mandor panen akan memperlebar ancak panen dan mengatur sebagian pemanen
secara bergantian untuk pekerjaan pemeliharaan tanaman yaitu pada saat musim
produks rendah. Pada saat musim produksi tinggi, mandor panen akan menambah
jumlah tenaga pemanen atau menambah jam kerja pemanen.
Bila pemanen tidak hadir, maka ancak panennya akan dikerjakan oleh pemanen
yang lain yang diatur oleh mandor panen. Dalam kegiatan panen juga dikenal
sistem famili yaitu pemanen dibantu oleh keluarganya untuk mengumpulkan TBS
yang telah di potong, dan menyusunnya di TPH dan mengutip brondolan.
Peralatan Panen
Pemanen umumnya membawa alat dan perlengkapan panen dengan lengkap. Alat
panen yang dibawa adalah dodos dengan ukuran 8-10 cm, egrek, kampak, karung,
gancu, dan gerobak sorong.
Alat dan perlengkapan panen ini disediakan oleh perusahaan dan pemanen diberi
tanggung jawab untuk menjaganya. Perawatan alat panen berjalan dengan baik,
biasanya pemanen memperbaiki alat-alat panen pada sore hari untuk dipergunakan
esok harinya. Untuk kerusakan berat, alat ini dapa diganti melalui mador panen
dengan menyerahkan bukti alat yang rusak.
Administrasi Panen
Administrasi panen di PTPN VII Unit Usaha Bekri telah dilaksanakan dengan rapi
dan teratur. Format, penjelasan, tabel, dan lampiran laporan telah dibuat dan
diseragamkan. Laporan panen atau produksi ini dibuat setiap lini manajemen
1. Pelaksanaan Pemeriksaan :
Indeks
Sebaran
Nilai
Rendemen
ALB
Sortasi
Normal
Sortasi
Minyak
00
-5
-0
-1
-0
16
1,6
20
20
21,4
1,7
39
39
22,1
1,8
30
30
22,2
2,1
+1/3
11
22,2
2,6
-1/3
-0
21,9
3,8
100
93
21,8
Penjelasan :
Fraksi yang di panen adalah fraksi 1,2,3 (89%) dan fraksi 4 (11%)
Fraksi 00, 0 boleh di panen dan fraksi 5 harus dirontokkan
(dibrondol)
Nilai sortasi panen 93%
b) Brondolan
Untuk menjaga mutu kebersihan borondolan maka pengumpulan
brondolan dilaksanakan dengan cara dikutip dan tidak boleh digaruk untuk
menghindari tercampur dengan kotoran/sampah
Persentase Taksasi Brondolan dihitung berdsarkan rumus :
(% fraksi 4 + % fraksi 5) +7 / 2
Indeks Pengutipan Brondolan (IPB) dihitung berdasarkan rumus :
% brondolan efektif / % taksasi brondolan x 100%
Keterangan :
% brondolan efektif = jumlah brondolan real di lapangan
c) Kelas Pemanen
No
Kelas
Jumlah Pinalty
Angka
Kemangkiran
0-15
Tidak pernah
>15-30
1-2 hari
>30
Jenis Kesalahan
A.
Hanca Panen
1. Tandan matang
Pinalty
5 poin / tandan
tidak di panen
2. Tandan di panen
5 poin / tandan
tidak diangkut
3. Brondolan
1 poin / butir
tertinggal
4. Pemotongan dan
1 poin / lorong
tumpukan pelepah
B.
TPH
1.
Panen fraksi 00
3 poin / tandan
2.
Panen fraksi 0
2 poin / tandan
3.
Fraksi 5 tidak
2 poin / tandan
dibrondol
4.
Susunan tandan
1 poin / TPH
5.
Kebersihan
5 poin / TPH
brondolan
6.
Kebersihan tandan
1 poin / TPH
7.
2 poin / tandan
busuk
8.
Gagang panjang
2 poin / tandan
Ciri Panen
Fraksi
Rendemen
ALB
12,5
Cukup matang
12,5
Cukup matang
25,50
Cukup matang
50,75
Sangat matang
75,100
Lewat matang
100
Kelewat matang