Anda di halaman 1dari 35

PROLOG

Pengembangan ekonomi jangka panjang tidak perlu harus diarahkan pada


sektor industri, tetapi juga dapat diarahkan pada sektor lain, seperti sektor
pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, trasportasi, komunikasi,
perbankan, dan lain-lain. Pembangunan jangka panjang secara terpadu akan
mengembangkan sumber daya yang dapat terbarui (renewable reseurces) melalui
sektor pertanian, sektor (agro) industry, sektor perdagangan, dan sektor jasa
pendukung dalam kerangka pembangunan modal insani (human capital) Indonesia
yang seluas-luasnya.
Pengalaman negara-negara yang mengembangkan strategi keunggulan
modal insani misalnya Singpura, ternyata telah terbukti cukup manjur untuk
menghadapi tantangan globalisasi dan kompetitifnya pasar dunia. Di samping itu,
hal tersebut juga berefek pada semakin menipisnya cadangan sumber daya alam
yang dapat didaur ualang kembali bagi kepentingan masyarakat. Bertitik tolak dari
pendekan inilah, konsep agribisnis yang berorientasi ekspor sebagai salah satu
penghela pembangunan nasional menjadi menarik untuk dikaji dan di terapkan di
Indonesia.
Secara angka, pada tahun 2005 persentase konstribusi sektor pertanian
terhadap GDP (gross domestic product) Indosesia semakin menurun. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan program ekonomi yang pro-
pertumbuhan, pro-orang kecil, dan pro-kesempatan kerja yang akan memacu
agribisnis kelapa sawit sebagai sala satu ujung tombak bagi kerangka dasar
pembangunan Indonesia menyongsong era globalisasi dari pasar bebas dari pasca-
2020. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi tumbuh dan
berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit. Sistem agribisnis kelapa sawit
merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian (agroindustri hulu),
pertanian industri hilir, dan pemasaran yang dengan cepat akan merangkaikan
seluruh subsistem untuk mencapai skala ekonomi.

1
Strategi keunggulan kompetitif di subsektor perkebunan harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan kuantitas bahan baku
berkualitas bagi sektor industri. Keunggulan kompetitif ini akan menciptakan
daya saing produk yang tinggi bagi komoditi perkebunan karena memanfaatkan
keunggulan tenaga kerja, iklim tropis (sinar matahari curah hujan merata
sepangjang tahun), ketersediaan lahan yang luas, dalam pendanaan investasi.
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia
setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih, pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh
Indonesia dan Malaysia. Menurut Derom Bangun, Ketua GAPKI (Gabungan
Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia), pada tahun 2008 diperkirakan Indonesia bisa
menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit pun
bisa menghadirkan prestasi-prestasi yang membanggakan dan layak untuk ditiru.
Kesemuanya itu bergangtung pada manajemen dan pemimpinnya.
Indonesia butuh pahlawan dan diyakini bahwa kelapa sawit adalah salah
satu diantaranya. Sangat dipahami bahwa pembangunan agribisnis kelapa sawit
merupakan industri yang diyakini bisa membantu pemerintah untuk mengatasi
kemiskinan di Indonesia. Hal ini dikarenakan industri kelapa sawit merupakan
sumber daya yang dapat diperbaharui, berupa lahan yang subur, tenaga kerja yang
produktif, dan sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun. Kelapa sawit
merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi minyak per Ha yang
paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Agribisni
kelapa sawit adalah salah satu dari sedikit industri yang merupakan keunggulan
korporatif Indonesia untuk bersaing di tingkat global.
Pertimbangan saya memilih Unit Usaha PKS Luwu ini dikarenakan Unit
Usaha PKS Luwu ini adalah salah satunya Unit Usaha PKS yang dimiliki oleh
Pemerintah atau BUMN dibandingkan dengan Unit Usaha lainnya yang sama-
sama memproduksi CPO adalah Perusahaan milik suasta. Di Unit Usaha PKS
Luwu ini memiliki kebun inti dan kebun plasma binaan sendiri sehingga Unit
Usaha PKS Luwu ini tidak kesulitan terhadap bahan baku karena persediannya
cukup banyak sehingga proses pengolahan CPO dapat berkesinambungan,
Kapasitas pabrik Unit Usaha PKS Luwu sebesar 60 ton/jam tetapi yang terpakai

2
sekarang hanya 30 tom/jam dikarenakan mesin dan peralatan yang digunakan
dalam pengolahan CPO ini belum dilakukan pembaharuan atau penggantian mesin
dan peralatan baru yang dapat mengdukung proses pengolahan CPO ini. walaupun
dengankapasitas pabrik 30 ton/jam Unit Usaha PKS Luwu ini dapat melakukan
proses pengolahan CPO sebagaimna mestinya dan juga dapat memenuhi
permintaan minyak dari pihak-pihak konsumen.
Harapan saya terhadap Unit Usaha PKS Luwu ini bagaimana agar dapat
meningkatkan lagi proses produksi CPO nya dan dalam melakukan pengolahan
CPO nya harus lebih mengperhatikan dampak lingkuang yang disebabkan dari
hasil pengolahan CPO nya. Serta keahlian dan ketifitas para karyawan harus lebih
ditingkatkan lagi agar dalam melakukan pengolahan dapat berjalan sesuai dengan
SOP yang ditetapkan Perusahaan, mesin dan peralatan yang sudah tua harus cepat
dilakukan pembaharuan agar dapat menghasilkan kualitas CPO yang berkualitas.
Sasaran belajar dan aspek keterampilan yang saya dapatkan setelah
melakukan praktek magang di Unit Usaha PKS Luwu ini adalah saya ingin
mengetahuai bagamana proses manajemen yang ada dalah penggolahan kelapa
sawit ini menjadi Crude Palm Oil (CPO), dan jenis buah sawit bagaimana yang
dapat menghasilkan kualitas CPO yang baik dan hal-hal apa saja yang perlu kita
siapkan dan lakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pengolahan
kelapa sawit menjadi CPO. Dan saya menucapkan banyak berterimah kasih
kepada para karyawan di Unit Usaha PKS Luwu baik karyawan yang ada di lokasi
pembibitan, perkebunan, dan di dalam pabrik atas bimbingan dan ilmuh yang
diberikan kepada saya kurang lebih selama 40 hari.
Metode APPAS merupakan metode yang sangat tepat digunakan dalam
menanalisis suatu Agrosistem, dengan metode ini saya dapat mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki suatu Agrosistem ini
sehingga saya dapat mengtahuai masalah yang dapat mengancam Agrosistem ini

3
I. ANALISIS POSISI DAN KINERJA PENGOLAHAN KELPA SAWIT
MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

1.1. Sejarah Usaha

Pabrik tepung terigu di Makassar didirikan pada tahun 1972 dengan status
PMA (Penanaman Modal Asing) dengan nama PT. PRIMA INDONESIA sampai
dengan tahun 1984. Kemudian tahun 1984 menjadi PMDN (Penanaman Modal
Dalam Negeri) dengan nama PT. BERDIKARI SARI UTAMA FLOUR MILLS,
yang beralamat di Jalan Hatta no. 302 dan jalan Nusantara Baru 36 Makassar.
Namun Sejak tahun 2000 PT. EPFM diambil alih oleh Investor Asing Interflour
Group yang berkantor pusat di SWISS kemudian terakhir tahun 2004 berganti
nama menjadi PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS.

1.2. Visi dan Misi Unit Usaha PKS Luwu

1.2.1. Visi

Menjadi salah satu penggiling tepung yang betul-betul terintegrasi dari


hulu hingga hilir di Asia Tenggara, yang mampu meningkatkan nilai bagi para
pemegang saham dan konsumen dalam suatu lingkungan kerja yang senantiasa
memberikan motivasi pada karyawan kami dengan kebanggaan.

1.2.2. Misi

Kita melayani untuk membawa industri kami mengelola secara proaktif rantai

persediaan dan memproduksi tepung dengan kualitas yang sangat konsisten pada

biaya terendah.

4
1.3. Struktur Organisasi

Vice President Director


Rudy Soeparman

GM HR & GM Sales & Chief Finance \ GM GM Technical


ADMIN Mktg Officer & project
Operations

Gambar 1. Struktur Organisasi

1.4. Analisi Sumber Daya

Analisis tentang sumber daya usaha gandum terdapat hal-hal yang


mendukung kualitas terigu yang bagus serta berbagai macam merek.

1.4.1. Sumber Daya Lahan dan Bangunan

PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar berada di Jln. Nusantara Baru.36,
Ujung Tanah, kota Makassar, Sulawesi Selatan 90163. Denan bangunan yang
digunakan milik sendiri.

5
1.4.2. Peralatan

Peralatan dan fungsi alat yang diguanakan dalam pengolahan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Table 1. Peralatan Pengolahan Gandum
No Jenis Jumlah Status Nilai
Mesin/Peralatan (Unit) (Milik/Sewa/Pinjam) (Rp)
I Unit milling
1 1 Milik
Penerimaan gandum
2 20 Milik
3 Silo gandum 20 Milik
4 Flour silo dan packing 1 Milik
5 produk dan by produk 2 Milik
6 1 Milik
7 Pelletizing 3 Milik
8 (Penggilingan Dedak 2 Milik
9 yang diolah menjadi 2 Milik
pakan) 2 Milki
Gudang tepung dan 2 Milik
pellet silo 2 Milik
1
Energi meliputi
Listrik dan Air
Laboratorium
Office Seaside and
Cityside

II Tranfortsi
Mobil Truk 10 Milik
III Bangunan 2
Pabrik Milik
Sumber Data : Profil Perusahaan Unit Usaha OKS Luwu Setelah di Oleh 2018

1.5. Analisi Kinerja Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Crude Palm Oil
(COP)

1.5.1. Aspek Produksi

Aspek produksi yang digunakan dalam pengolahan gandum dapat dilihat


dari pengadaan bahan baku dan produksi yang dihasilkan.
1. Pengadaan Bahan Baku

6
Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan gandum menjaditerigu di
ambeil dari gandum impor
2. Produksi

Produksi dalam pengolahan gandum menjadi terigu memiliki beberapa


tahap pengolahan diantaranya adalah :
1. Unit milling
2. Penerimaan gandum
3. Silo gandum
4. Flour silo dan packing produk dan by produk
5. Pelletizing (Penggilingan Dedak yang diolah menjadi pakan)
6. Gudang tepung dan pellet silo
7. Energi meliputi Listrik dan Air
8. Laboratorium
9. Office Seaside and Cityside

7
II. KASUS PENGEMBANGAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

2.1. Analisis SWOT

SWOT merupakan singkatan dari strenght, weakness, oportunitiy, dan


treats. Yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan. Analisis ini
juga sangat membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan
perusahaan yang bersifat sebagai strategi bagi perusahaan dalam mengarungi
dunia usaha. Dengan adanya analisis SWOT, perusahaan akan bisa mengalahkan
para pesaing karena mengetahui kekuatan yang dimiliki perusahaan dan
mengetahui kelemahan yang masih ada didalam perusahaan. Selain itu juga dapat
menditeksi apa saja yang menjadi peluang bagi perusahaan dan adanya ancaman
yang mungkin timbul. Adapun penjelasan tentang SWOT sebagai berikut :

a. Kekuatan (Strenght)
Adalah analisis yang membantu perusahaan dalam mencari dan
mengetahui apa saja yang menjadi keunggulan perusahaan sehingga bisa
menjadikan perusahaan tetap dapat bersaing dengan para pesaing perusahaan
dibidang yang sama. Tujuan analisis ini adalah untuk membantu perusahaan
dalam merumuskan strategi-strategi apa yang nantinya bisa memperkokoh
posisi perusahaan berkat adanya keunggulan tersebut dan sebagai alat dalam
mengukur apakah menejemen perusahaan sudah bekerja secara tepat.
b. Kelemahan (Weakness)
Adalah analisis terhadap lingkungan internal perusahaan dimana
membantu untuk mengetahui adanya kelemahan-kelemahan atau
penyimpangan dalam perusahaan yang membuat posisi perusahaan menjadi
tidak menguntungkan dan tidak bisa bersaing dengan para pesaing dalam
industri. Tujuan analisis ini adalah untuk membantu perusahaan dalam
mengetahui apakah kebijakan perusahaan sudah dilaksanakan secara benar
dan menghilangkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam

8
perusahaan. Sehingga diharapkan nantinya bisa membantu tercapainya tujuan
utama perusahaan.
c. Peluang (Opportunity)
Adalah analisis yang membnatu perusahaan dalam mencari dan
mengetahui apa saja yang menjadi peluang bagi perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya sehingga perusahaan dapat bersaing sengan para
pesaingnya dibidang industri. Tujuan analisis ini adalah untuk membantu
perusahaan dalam memutuskan strategi-strategi apa saja yang akan diambil
perusahaan dalam peluang ini guna mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan sehinggan tujuan perusahaan dapat tercapai.
d. Ancaman (Threat)
Adalah analisis yang membantu perusahaan dalam mengatasi
ancaman-ancaman apa yang akan timbul dalam perusahaan, sehingga bisa
menjadikan perusahaan tetap dapat bersaing dengan para pesaing dalam
industri. Tujuannya dalah membantu perusahaan dalam mengetahui apa saja
kebijaksanaan perusahaan telah dilaksanakan dengan tepat dalam mengatasi
mempertahankan apa yang menjadi tujuan dari perusahaan. Dan pengertian
analisi SWOT menurut para ahli antara lain :
1) Menurut Freddy Rangkuti (2009) Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini.
2) Menurut Kotler (2009) Analisis SWOT (Strenghts, Weakness,
Opportunity, Threaths) merupakan cara untuk mengamati lingkungan
pemasaran eksternal dan internal.

9
3) Menurut Gitosudarmo (2001) Kata SWOT merupakan pendekatan dari
Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, yang dapat diterjemahkan
menjadi : Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Terjemahan
tersebut sering disingkat menjadi “KEKEPAN”. Dalam metode atau
pendekatan ini kita harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang kita
miliki, kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau perusahaan kita
kemudian kita juga harus melihat kesempatan atau opportunity yang
terbuka bagi kita dan akhirnya kita harus mampu untuk mengetahui
ancaman, gangguan, hambatan serta tantangan (AGHT) yang menghadang
di depan kita.

10
III. ANALISIS MASALAH PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI
CRUDE PALM OIL (CPO)

3.1. Identifikasi Masalah

Masalah yang biasa terjadi dalam pengolahan gandum menjadi terigu


dapat di lihat dari daftar periksa masalah.

3.1.1. Daftar Periksa Masalah

Masalah yang dihadapi dalam Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO


dapat dilihat pada struktur masalah berikut ini:
Tabel 2. Daftar Periksa Masalah

No. Pernytaan Tengtang Masalah Prioritas


(Beri Tanda X) (I, II, III)
ASPEK PRODUKSI
1. Pengadaan Bahan
1. Tersediayan bahan X II
2. Keseimbangan bahan
3. Harga bahan X III
4. Mutu bahan X I
5. Organisasi pengadaan bahan

2. Produksi
1. Kualitas produksi X II
2. Produk yang tejual
3. Mutu produk X III
4. Teknologi produksi X I
5. Kualisifikasi pekerjaan produksi
6. Organisasi proses produksi

Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Dari tabel dua di atas mengenai aspek produksi pengadaan bahan yaitu
mutu bahan saya prioritaskan dalam urutan pertama dikarenakan mutu bahan ini
berpengaruh terhadap produk yang akan kita kelolah sebagaimna menstinya, jika
kita ingin menghasilkan suatu produksi yang optimal maka kita haru

11
menggunakan bahan baku yang mutunya baik sehingga apa yang kita produksi ini
dapat menghasilkan produk yang baik dan bagus. Tersedianya bahan saya
prioritaskan dalam urutan kedua dikarenakan tersedianya bahan ini akan menjadi
salah satu faktor yang mengdukung keberhasilan suatu pengolahan dalam
agrosistem, karena jika bahan tidak tersedia apa yang akan kita produksi begitu
pula sebaliknya jika bahan tersedia atau persediaannya cukup maka pengolahan
agrosistm ini akan berjalan dengan lancar. Harga bahan saya prioritaskan dalam
urutan ketiga dikarenakan harga bahan ini juga sangat berpengaruh terhadap apa
yang kita akan produksi, karena sebelum kita melakukan proses produksi terlebih
dahulu kita membeli bahan baku yang akan kita produksi. Tetapi jika harga bahan
baku terlalu mahal itu dapat menghambat dalam proses pengolahan karena bahan
baku yang tersedia tidak mencukupi kapasitas pabrik yang telah ditetapkan.
Dari tabel dua di atas aspek produksi pada produksi yaitu teknologi
produksi saya prioritaskan dalam urutan pertama dikarenakan teknologi yang
digunakan dalam proses pengolahan atau proses produksi ini dapat mempengaruhi
terhadap apa yang kita produksi, seperti kita dapat menghasilkan produk yang
berkualitas karna teknologi yang digunakan sudah canggih dan dapat membantu
sumberdaya manusianya dalam mengoprasikan mesin dan peralatan yang
digunakannya karena dengan teknologi yang canggih yang digunakan oleh sumber
daya manuasi ini itu dapat juga menghemat tenaga sumberdaya manusia yang
tadinya dikerjakan oleh individuanya sekara dikerjakan oleh teknologi yang
tersedia dalam suatu ptroses pengolahan. Kualitas produksi saya prioritaskan
dalam urutan ke dua dikarenakan kualitas produksi ini juga menjadi salah satu
faktor yang menjadi keberhasilan terhadap pengolahan agrosistem yang akan kita
kelolah, karena dalam mengoprasikan mesin dan peralatan sesuai dengan standar
oprasional (SOP) maka pasti kita akan menghasilkan kualitas produksi yang baik.
Mutu produk saya prioritaskan dala urutan ke tiga dikarenakan mutu produk yang
ada dalam aspek produksi ini karena sauatu agrosistem dapat dikata berhasil jika
produk yang mereka hasilkan dapat bersaing atau laku di pasaran dan
permintaanya sangat besar dan banyak.
Tabel 3. Kesenjangan Fakta dan Harapan

12
No Fakta (Realita) Rumusan Kalimat Harapan/Sasaran
Masalah/Persoalan (Ideal)
1 Kualitas bahan Karna bahan baku berasal Peningkatan standar
baku yang kurang dari Negara yg berbeda beda bahan baku
baik
2 Lambat nya Karena bahan baku di impor Melakukan kontrak
ketersediaan dari Negara tertentu ke Negara penghasil
bahan baku gandum
3 Masih banyaknya Dikarenakan dalam Bagaimana agar kita
LOSIS yang melakukan pengolahan tidak dapat menekan
terbuang sesuai dengan SOP LOSIS yang
terbuang
4 Penyortiran yang Karena jumlah karyawan Agar dapat
tidak maksimal tidak sebangding dengan melakukan proses
jumlah bahan yang akan penyortiran yang
disortir optimal
5 Adanya Karena adanya benda selain Ada sensor sebelum
kerusakan mesin bahan baku yg masuk ke masuknya bahan
mesin baku

Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

Keterangan :

3.1.2. Masalah Utama

Masalah utama yang di hadapi dalam Pengolah Kelapa sawit Menjadi CPO

Kualitas bahan baku yang kurang Karna bahan baku berasal dari
baik Negara yg berbeda beda

Gambar 2. Masalah Utama

13
3.1.3. Struktur Pohon Masalah

Struktur pohon masalah dari Pengolaha Kelapa Sawit Menjadi CPO

Produksi Tidak Terhambatnya


Produksi
Mencapai Target Proses
Memakan Waktu
Pengolahan

Produksi yang
Tidak Maksimal

Kualitas bahan
Penyortiran yang tidak Terjadinya
baku yang kurang
maksimal Kerusakan Mesin
baik

bahan baku
berasal dari Kurangnya jumlah adanya benda
Negara yg karyawan selain bahan baku
berbeda beda masuk ke mesin

Gambar 3. Struktur Pohon Masalah

14
IV. ANALISIS SASARAN PENGEMBANGAN PENGOLAHA KELAPA
SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

4.1. Penetapan Sasaran

Penetapan sasaran pada Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO. adalah


dapat dilihat dari tabel sasaran dibawah ini :
Tabel 4. Penetapan Sasaran

No Fakta (Realita) Harapan/Sasaran (Ideal)


1 Kualitas bahan baku yang Peningkatan standar bahan baku
kurang baik
2 Lambat nya ketersediaan Melakukan kontrak ke Negara
bahan baku penghasil gandum
3 Masih banyaknya LOSIS Bagaimana agar kita dapat
yang terbuang menekan LOSIS yang terbuang
4 Penyortiran yang tidak Agar dapat melakukan proses
maksimal penyortiran yang optimal
5 Adanya kerusakan mesin Ada sensor sebelum masuknya
bahan baku

Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018


Keterangan :
Fakta dan realita yang pertama adalah kualitas CPO yang kurang baik jadi
harapan dan sasaran kedepanya bagaimna agar dapat menhasilkan kualitas CPO
yang baik. Fakta dan realita yang ke dua adalah teknologi yang kurang memadai
jadi harapan dan sasaran kedepannya bagaimna agar melakukan pembaharua
teknologi yang baru.
Fakta dan realita yang ke tiga adalah masih banyaknya LOSIS yang
terbuag jadi harapan dan sasaran kedepannya bagaimana agar dapat menekan
LOSIS yang terbuang . fakta dan realita yang ke empat adalah penyortiran yang
tidak maksimal jadi harapan dan sasaran kedepannya bagaimna agar dapat
melakukan penyortiran semaksimal mungkin. Fakta dan realita yang ke lima

15
adalah rendahya rendemen CPO yang dihasilkan jadi harapan dan sasaran
kedepannya bagaimna agar dapat menghasilkan rendemen CPO yang tinggi.

4.2. Sasaran Utama Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Sasaran utama yang dihadapi Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Kualitas bahan baku yang Peningkatan standar bahan baku


kurang baik

Gambar 4. Sasaran Utama

4.3. Struktrur Pohon Sasaran

Struktur pohon sasaran Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Produksi Tidak Tidak


Produksi
Memakan Waktu Terhambanya
Mencapai Target
yang Lama Proses
Pengolahan

Proses Produksi
yang Maksimal

Kualitas bahan Penyortiran yang Kerusakan Mesin


baku yang baik maksimal Dapat di
minimalisir

bahan baku
Banyaknya jumlah Tidak adanya
berasal dari
karyawan benda selain bahan
negara kerjasama
baku masuk ke
mesin
Gambar 5. Struktur Pohon Sasaran

16
V. ANALISIS ALTERNATIF TINDAKAN PENGEMBANGAN
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

5.1. Alternatif Tindakan

Alternatif tindakan yang akan dilakuakn oleh Pengolahan Kelapa Sawit


Menjadi CPO ini mereka melakukan alternatip ini guna untuk meningkatkan hasil
produksi CPO dan kualitas produksi CPO yang baik.

Melakukan Penyortiran bahan


kerjasama kenegara Pengolahan Sesuia SOP
baku yg maksimal
penghasil gandum
Gambar 6. Tindakan Alternatif

5.2. Analisis Keputusan Tindakan Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Tabel 5. Ananalisis Kepuasan Tindakan Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

NO Keputusan Bobot Rangking BXR Keterangan


1 Peningkatan 0,25 2 0,5 Dalam
pengetah Melakukan pengambilan
kerjasama kenegara keputusan ini
penghasil gandum maka yang
paling
2 Penyortiran bahan 0,25 3 0,75 pengting
baku yg maksimal adalah
Pengolahan
3 Pengolahan sesuai sesuai
dengan SOP 0,50 4 2 dengan SOP

Jumlah 1 9 3,25
Sumber Data : Profil Data Perimer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Keputusan tindakan yang pertama adalah melakukan pembaruan
teknologi. Pembaruan teknologi ini perlu dilakukan karena jika menggunakan
mesin dan peralan yang sudah tua dalam melakukan pengolahan pasti mesin dan
peralatan ini tidak lagi stabil dalam melakukan pengolahan, meski pun itu TBS
yang masuk TBS yang baik itu akan menyebabkan kualitas CPO menjadi tidak

17
baik. Melakukan pembaruan teknologi ini saya beri bobot 0,25 dan dalam
peringkat 2.
Keputusan tindakan yang ke dua adalah peningkatan pengetahuan
karyawan, peningkatan pengetahuan karyawan ini harus ditingkatkan terutama
pengetahuan mengenai cara melakukan pengolahan yang baik dan benar atau
sesuai dengan SOP yang ditetapkan. Peningkatan pengetahuan karyawan ini saya
beri bobot 0,25 dan dalam peringkat 3.

5.3. Tindakan Terpilih

Produksi Tidak Tidak


Produksi
Memakan Waktu Terhambanya
Mencapai Target
yang Lama Proses
Pengolahan

Proses Produksi
yang Maksimal

Kualitas bahan Penyortiran yang Kerusakan Mesin


baku yang baik maksimal Dapat di
minimalisir

Melakukan
kerjasama Penyortiran bahan Pengolahan
kenegara baku yg maksimal Sesuia SOP
penghasil gandum

Gambar 7. Tindakan Terpilih

18
19
VI. MATRIKS PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

6.1. Matrik Perencanaan dan Pengembangan Pengolahan Kelapa Sawit


Menjadi CPO

Table 6. Matrik Perencanaan dan Pengembangan Pengolahan Kelapa Sawit


Menjadi CPO
No Uraian Tujuan Sesuai Ukuran System
Tingkatan Tercapainya Informasi
Tujuan Pengendalian
1 Peningkatan pengetah Dengan Menyiapkan
Melakukan kerjasama mengunjungi dan Mou
kenegara penghasil gandum melihat standar
bahan baku tiap
negara
2 Penyortiran bahan baku yg Melakukan Menyiapkan
maksimal pelatihan kepada tenaga yang ahli
karyawan dalam
melakukan
pelatihan
3 Pengolahan sesui dengan SOP Bisa Mencari
mengoprasikan pelatihan dalam
mesin dan proses
peralatan pengoprasian
mesin dan
peralatan
Khusus Tindakan Sarana yang Biaya
Diperlukan

1 Peningkatan pengetah Akses komunikasi Rp.50.000.000.


Melakukan kerjasama
kenegara penghasil gandum
Sumber Data. Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Uraian tujuan sesuai tindakan ke pertama adalah melakukan pembaharuan
teknologi, ukuran tercapainya tujuan tersebut yaitu dengan cara melakukan
penggantian terhadap teknologi yang tua karena sudah tidak stabil lagi dalam
melakukan pengolahan, sistem informasi pengendaliannya yaitu dengan

20
menyiapkan dana atau modal untuk dapat melakukan penggantian teknoligi yang
sudah tua.
Uraian tujuan sesuia tingkatan yang kedua adalah peningkatan
pengetahuan karyawan, ukuran tercapainya tujuan tersebut yaitu dengan cara
melakukan pelatihan kepada karyawan sehingga pengetahuan karyawan dalam
melakukan pengolahan sesuai dengan SOP yang ditetapkan, sistem informasi
pengendaliannya dengan menyimapkan tenaga ahli dalam pelatihan.
Uraian tujuan sesuai tindakan yang ke tiga adalah pengolahan yang sesuai
dengan SOP, ukuran tercapainya tujuan tersebut yaitu bisa menggunakan mesin
dan peralatan dalam pengolahan sesuai dengan SOP yang ditetapkan, sistem
informasi pengendaliannya dengan cara mencari pelatihan dalam proses
pengoprasian mesin dan peralatan dalam melakukan pengolahan.

21
VII . ANALISIS RENCANA KERJA TINDAKAN PENGOLAAHAN
KELAPA SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (OPO)

7.1. Analisis Rencana Kerja Tindakan Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi


CPO

Analisis rencana kerja Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO ini


dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas CPO yang dihasilkan.
Table 7. Analisis Rencana Kerja Tindakan Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi
CPO
NO Tindakan per Penanggug Hasil Jadwal tindakan
sasaran antara jawab kegiatan (bulan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
0 1 2
Melakukan Pemilik Mengahs
1 kerjasama usaha ilkan
kenegara CPO
penghasil yang
gandum baik
Penyortiran Pemilik Pengetah
bahan baku yg usaha an
2 maksimal karyawa
n
bertamba
h
Pengolahn sesuai Pemilik Para
SOP usaha karyawa
3 n dapat
mengopr
asikan
mesin
dan
peralatan
Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Tindakan persasaran yang pertama adalah melakukan pembaharuan
teknologi, yang menjadi penaggung jawab tindakan dalam sgrosistem ini adalah
pemilik agrosistem itu sendiri dan pemilik agrosistem ini mengharapkan setelah
dilakukan pembaharua teknologi ia dapat menghasilkan kualiat CPO yang baik.
Tindakan persasaran yang ke dua adalah peningkatan pengetahuan
karyawan, dan yang menjadi penaggung tindakan yang dilakukan adalah pemilik

22
agrossistem dan pemilik agrosistem ini mengharapkan setelah dilakukannya
peningkatan pengetahuan karyawan ia berharap agar pengetahuan para karyawan
dapat bertambah terutama dalam melakukan proses pengolahan.
Tindakan persasaran yang ke tiga adalah pembaharua SOP yang
ditetapkan, dan yang menjadi penanggung jawab terhadap tindakan yang
dilakukan adala pemilik agrosistem itu sendiri dan pemilik agrosistem ini
mengharapkan setelaha dilakukannya pelatihan pengolahan yang sesuai SOP.

23
VIII. ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL PENGOLAHAN KELAPA
SAWIT MENJADI CRUDE PALM OIL (CPO)

8.1. Identiikasi Internal Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Indetifikasi internal Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO ini dilakukan


agar dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dalam proses
pengolahan ini sehingga dapat diperbaharui kedepannya agar tetap dapat
melakukan proses pengolahan dan menghasilkan CPO yang berkualitas.
Table 8. Identiikasi Internal
No Aspek Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1 Mesin yang Tidak menggunakan Mesin tidak stabil
digunakan bahan bakar minyak dalam melakukan
bumi melaingkan uap pengolahan CPO

2 SDM Memiliki keahlian dan Tidak sesuai dengan


kreatifita yang baik SOP dalam
pengorasian mesin
dan peralatan

3 Produk Produk CPO sudah Kualitas CPO yang


dikenal oleh banyak tidak baik
perusahaan pengolahan
minyak jadi

4 Bahan baku Bahan baku atau TBS Tanamannya tidak


nya berkualitas baik produktif lagi

5 Ketersedian bahan Bahan baku tersedia Kualitas bahan baku


baku karena memiliki kebun kurang baik
inti

Sumber Data : Profil Data Perimer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Aspek yang pertama adalah mesin yang digunakan kekuata dari mesin
yang digunakan ini tidak menggunakan bahan bakar minyak bumi melangikan
menggunakan uap dan kelemahan yang dimiliki dari mesin yang digunakan

24
adalah tidak stabil lagi dalam melakukan proses pengolahan dengan stabil. Aspek
yang ke dua sumberdaya manusia (SDM), kekuatan dari sumberdaya manusia ini
adalah memiliki keahliah dan kreatifitas yang baik dan kelemahan yang dimiliki
oleh sumberdaya manusia ini adalah tidak sesuai dengan SOP dalam melakukan
pengolahannya.
Aspek yang ke tiga adalah produk, produk yang dihasilkan ini memiliki
kekuatan yaitu produk CPO nya telah dikelah oleh banyak perusahaan yang
mengolah minyak jadi. Aspek yang ke empat adalah bahan baku, bahan baku ini
memiliki kekuatan yaitu bahan baku atau TBS nya memiliki kualitas yang baik
dan kelemahan dari bahan baku yang dimiliki adalah tanamannya tidak produktif
lagi. Aspek yang kelima adalah ketersedian bahan baku, ketersediaan bahan baku
ini memiliki kekuatan yaitu dikarenakan bahan bakunya berasan dari kebun inti
perusahaan dan kelemahan dari ketersediaan bahan baku ini adalah kualitas bahan
baku rendah.

8.2. Indentifikasi Exsternal Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO

Identifikasi eksternal ini dilakukan guna untuk mengetahui pesaiang dalam


Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO
Table 9. Indentifikasi Exsternal.

NO Aspek Peluang (O) Ancaman (T)


1 Lingkungan Umum Memiliki kebun inti Banyaknya unit-unit
dan kebun plasma usaha yang sama
memproduksi CPO
Letaknya yang Banyaknya penjual
sterategis minyak KOPRA yang
dapat menggantikan
minyak sawit
2 Sosial Ekonomi Keuangnnya bagus Banyaknta aturan-aturan
karena di danai oleh dari Pemerintah yang
Pemerintah karna unit sering tidak sejalan

25
usaha ini adalah milik dengan aturan di dalam
BUMN unit usaha tersebut
Kepercayaan atara Banyaknya larangan
konsumen dan dari masyarakat agar
produsen sudah bagus tidak melakukan
pengolahan CPO
3 Kebijakan Pemerintah merespon Pemerintah melarang
pemerintah Unit Usaha PKL Luwu keras terjadinya dampak
ini dijalankan pencemaran lingkungan
(LIMBAH)
Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

Keterangan :
Aspek lingkuangan umum memiliki peluang yaitu memiliki kebun inti dan
kebun plasma, letaknya yang strategis. Kebun inti dan kebun plasma ini sangan
membantu dalam proses pengolahan karna bahan baku yang diperlukan itu
mudah tersedia karena unit usaha ini memiliki kebun sendiri, selain dari kebun inti
dan kebun plasma letak Unit Uasaha ini juga sangat strategis yaitu dengant
dengan perukiman warga sarana dan prasarananya juga memadai. Sedangkan
ancaman yang dimilik dari aspek lingkuanganumum ini yaitu banyaknya Unit
Usaha yang memproduksi CPO yang sama sehingga ini menjadi tantangan yag
dihadapi oleh Unit Usaha PKS Luwu.
Aspek sosial ekonomi ini memiliki peluang yaitu keuangannya bagus
karena dinai oleh Pemerintah, karena unit usaha ini milik BUMN sehingga Unit
Usaha PKS Luwu ini tidak kesusahan mengenai dana yang dibutuhkan dan
kepercayaan antara produsen dan konsumen sudah bagus sedagkan ancaman yang
dimiliki dari aspek soial ekonomi yaitu banyaknya aturan-atauran dari Pemerintah
yang sering tidak sejalan dengan peraturan yang ada dalam Unit Usaha PKS Luwu
ini, dan banyaknya larang-larangan dari masyarakat untuk memberhentikan Unit
Usaha PKS Luwu ini melakukan proses produksi.

26
Aspek kebijakan pemerintak memiliki puluang yaitu pemerintah merespon
Unit Usaha PKS Luwu ini tetap melakukan proses pengolahan COP karena
dengan ini dapat menambah kas suatu negara khusnya Indonesia sedangkan
ancaman yang dimiiki dari aspek kebijakana pemerintah yaitu pemerintah
melarang keras atas terjadinya dampak pencemaran lingkungan (LIMBAH).

8.3. Matrik SWOT

Table 10. Matrik SWOT

IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)

EFAS
Peluang (O) (SO) (WO)

1. Memiliki kebun inti 1. Tidak menggunakan 1. Mesin stabil dalam


dan kebun plasma bahan bakar minyak melakukan
2. Letaknya yang bumi melaingkan pengolahan sehingga
sterategis menggunakan uap dan buah yang berasal
3. Keuangnnya bagus memiliki kebun inti dari kebun inti dan
karena di danai oleh dan kebun plasma kebun plasma dapat
Pemerintah karna unit sehingga perusahaan diolah dengan baik
usaha ini adalah milik ini dapat 2. Dalam
BUMN meminimalisir mengoprasikan mesin
4. Kepercayaan atara penggunaan biayanya sesuai dengan SOP
konsumen dan karena ia tidak yang ditetapkan
produsen sudah bagus membeli bahan bakar sehingga pengolahan
5. Pemerintah merespon dan bahan bakunya berjalan dengan baik
Unit Usaha PKS tersedia dan letaknya yang
Luwu ini dijalankan 2. Memiliki keahlian dan starategis sehingga
kreatifitas yang baik mudah dijangkau
dan letaknya yang oleh trasportasi
strategis sehingga 3. Kualitas CPO yang
proses pengolahan baik kerena
dapat berjalan perusahaan ini milik
maksimal BUMN sehingga
3. produk CPO sudah diberikan fasilitas
banyak dikenal oleh yang baik dalam
perusahaan melakukan
pengolahan minyak pengolahan
jadi dan keuangannya 4. Tanaman yang masih
bagus karena didanai produktif sehingga
oleh pemerintah menghasilkan TBS

27
sehingga dalam proses yang baik untuk
pengolahan dapat diolah menjadi CPO
berjalan dengan baik dan kepercayaan
dan diminati oleh para antar karyawan dan
konsumen konsumen baik
4. Bahan baku atau sehingga perusahaan
kualitas TBS baik dan ini dikenal oleh
kepercayaan antara perusahaan lain
produsen dan 5. Kualitas bahan baku
konsumen sudah baik yang baik sehingga
sehingga dalam proses proses pengolahan
pengolahan dan berjalan dengan baik
pendistribusian pula dan pemerintah
berjalan dengan baik. mendukung Unit
5. Bahan baku tersedia Usaha PKS Luwu ini
karena memiliki kebun melakukan
inti dan pemerintah pengolahan CPO
merespon Unit Usaha
PKS Luwu ini
dijalankan.
Ancaman (T) (ST) (WT)

1. Banyaknya unit-unit 1. Tidak menggunakan 1. Mesin stabil dalam


usaha yang sama bahan bakar minyak melakukan
memproduksi CPO bumi melaingkan pengolahan CPO
2. Banyaknya penjual menggunakan uap dan sehingga walaupun
minyak KOPRA yang banyaknya unit-unit banyaknya unit-unit
dapat menggantikan usaha yang sama usaha yang sama
minyak sawit memproduksi CPO memproduksi CPO
3. Banyaknta aturan- tidak menjadi perusahaan ini tetap
aturan dari penghambat dalam melakukan
Pemerintah yang melakukan proses pengolahan
sering tidak sejalan pengolahannya CPO sebagaimna mestinya
dengan aturan di dan biaya bahan bakar 2. Dalam pengoprasian
dalam unit usaha yang digunakan untuk mesin dilakukan
tersebut menggerakkan mesin sesuai SOP sehingga
4. Banyaknya larangan dapat diminimalisir walaupun banyaknya
dari masyarakat agar 2. Memiliki keahlian dan penghasil minyak
tidak melakukan kreatifitas yang baik selain minyak sawit
pengolahan CPO dalam melakukan perusahaan ini tetap
5. Pemerintah melarang pengolahan, walaupun melakukan pengolan
keras terjadinya banyak penghasil karena minyak yang
dampak pencemaran minyak selain dari dihasilkan sudah
lingkungan minyak sawit yang dikenal oleh banyak
(LIMBAH) dapat perusahaan penghasil
menggantikannya minyak lainnya

28
minyak sawit ini tetap 3. Pengolahan CPO
disukai oleh yang baik sehingga
konsumennya walaupun banyaknya
3. Produk CPO yang peraturan dari
sudah banyak dikenal Pemerintah yang
oleh perusahaan lain, tidak sesuai dengan
dan walaupun itu apa yang meraka
banyak peraturan lakukan dalam
Pemerintah yang tidak pengolahan maka ia
sejalan dengan apa tetap melakukan
yang dilaakukan oleh pengolahan karena ia
perusahaan, percaya bahwa CPO
perusahaan ini tetap yang dihasilkan baik
melakukan pengolahan 4. Tanaman yang masih
CPO produktif sehingga
4. Bahan baku atau walaun banyaknya
kualitas TBS yang larangan dari
baik sehingga masyarakat untuk
walaupun banyaknya tidak melakukan
larangan dari pengolahan CPO
masyarakat untuk perusahaan ini tetap
tidak melakukan melakukan
pengolahan CPO pengolahan CPO
perusahaan ini tetap karena TBS yang
melakukan proses dihasilkan masih
pengolahan CPO sangat baik
5. Bahan baku tersedia 5. Kualitas Bahan Baku
sehingga proses yang baik sehinnga
pengolahan dapat dampak pencemaran
berjalan secara lingkungan ini dapat
berkesinambungan dan diatasi sebagaimna
pencemaran dampak mestinya
lingkungan ini dapat
diatasi walaupun
pengolahan CPO
secara
berkesinambungan
karena ia telah
memberikan perlakuan
tertentu
Sumber Data : Profil Data Primer Setelah Diolah 2018

29
EPILOG

1.Refleksi

A.Refleksi Teoritik

Pelajaran terpenting dari praktek ini kami dapat mengetahui tentang


faktor-faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam menetukan tujuan masalah
seperti kekuatan kelemahan, peluang dan ancaman.

B.Refleksi Metodologik

Metode apas atau analisis SWOT ini sangat membantuh dalam


menentukan kekuatan, kelemahan peluang dan acaman yang terjadi di dunia
usaha. Dan dalam analisi ini kita dapat mengetahu bagaimana megelolah
Agrosistem dengan baik.

C.Refleksi Etik

Pelajaran yang kita dapat saat melakukan analisis Pengolahan Unit Usaha
PKS Luwu ini kita dapat mengetahui bagaiman cara pengolahan CPO yang baik
sehingga diminati oleh para konsumen.

2.Saran

Saran saya kepada Manajer Pengiolahan Unit Usaha PKS Luwu ini
bagaiman supaya seorang Manajer Pengolahan Unit Usaha PKS Luwu tersebut
harus bisa mengorasikan mesin dan peralatannya sesuai dengan standar oprasional
prosedur (SOP) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dingingkan dan dapat
menghasilkan kualitas CPO yang optimal.

30
DAFTAR PUSTAKA

Fredi Rangkuti. 2003. Analisis SWOT Meminimalkan Ancaman dan Kelemahan.


Jakarta: Gramedia.
Kotler Philip. 2012. Pengertian Analisis SWOT. Jakarta: Erlangga.

31
LAMPIRAN

Gambar 1. Penampungan Loading Ramp

Gambar 2. Lori Loading Ramp

32
Gambar 3. Rebusan

Gambar 4. Auto Pider

33
Gambar 5. Penampungan CST

Gambar 6. Oil Furifier

34
Gambar 7. Tanki Timbun CPO

35

Anda mungkin juga menyukai