Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkebunan kelapa sawit merupakan komoditas penyumbang devisa terbesar bagi Negara
Indonesia dari sektor perkebunan. Bidang usaha perkebunan ini sangat potensial untuk
menunjang perekonomian nasional, karena produk yang dihasilkan mempunyai keragaman
kegunaan atau merupakan bahan baku dari berbagai produk industri hilir yang sangat stretegis
dipasarkan pada masyarakat. Minyak kelapa sawit selain untuk kebutuhan minyak goreng,
RBD Olein dan Stearin, juga merupakan bahan baku dari beberapa jenis industri hilir seperti
untuk keperluan kosmetika, alkohol, gliserin, mentega, minyak pelumas, bahan bakar
kendaraan dan lain sebagainya.

Untuk mendukung kebutuhan pasokan bahan baku dari berbagai industri hilir seperti yang
diutarakan di atas, tentu keberadaan unit pengolahaan pabrik minyak kelapa sawit (PMKS)
harus diperhitungkan. Dengan bertambahnya areal perkebunan kelapa sawit secara nasional,
maka secara langsung unit pengolahan akan bertambah , karena unit PMKS pada kebun kelapa
sawit merupakan unit yang mutlak harus ada, maka kebutuhan unit PMKS berbanding lurus
dengan perkembangan kebun kelapa sawit.
Kabupaten Batang Hari berdasarkan data statistik (Batang Hari Dalam Angka) yang dikeluarkan
oleh Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Pemerintah Kabupaten
Batang Hari, memiliki luas wilayah 518.035 Hektar. Dari luasan tersebut potensi bidang
perkebunan sebesar ±336.722 Hektar atau ±65% terutama untuk community karet dan kelapa
sawit. dan diantara jenis perkebunan yang diusahkan perkebunan community karet
menempati urutan terluas ±113.566 Hektar dan untuk perkebunan kelapa sawit mempunyai
luas ±96153.30 hektar, Luasan ini tentu sangat membutuhkan industri pengolahan buah
kelapa sawit demikian juga turunannya, di Kabupaten Batang Hari terdapat 8 Kecamatan dan
setiap Kecamatan terbagi bervariasi-variasi luas nya, terutama Kecamatan Pemayung dimana
Kecamatan dengan luas 65754.375Hektar di Kabupaten yang memiliki perkebunan rakyat
dengan community kelapa sawit. Luasan perkebunan kelapa sawit menurut data statistik pada
kecamatan Pemayung 25900.7 Hektar diluar areal yang baru dibuka oleh para petani.

Bab I - 1
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Para petani kelapa sawit di daerah ini dalam mengelola perkebunannya pada umumnya
sendiri-sendiri terutama yang mempunyai kebun luas diatas 10 Ha. Mereka memasarkan hasil
biasanya langsung ke pabrik pengolahan kelap sawit. Sedangkan petani –petani dengan luasan
di bawah 10 ha mereka menjual kepada pengumpul buah (Ramp). Sampai dengan saat ini
seluruh hasil perkebunan kelapa sawit masih di angkut ke luar daerah seperti kabupaten
muara Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tebo, Pengangkutan keluar
daerah membuat biaya ongkos angkut mahal mencapai Rp 100 – Rp 150. Ongkos angkut ini
akan mengurangi jumlah pendapatan petani secara langsung. Oleh sebab itu sangat
dibutuhkan dengan segera pembangunan satu unit Pabrik Minyak Kelapa sawit di daerah ini.

Selanjutnya menurut data yang dirilis oleh US Department of Agriculture menunjukkan,


produksi kelapa sawit Indonesia tahun 2018 diperkirakan mencapai 42 juta metrik ton. Angka
ini naik 0,1% dari tahun lalu yang hanya 41,9 juta ton (pada tahun 2017). Sejak tahun 2017,
Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara penghasil kelapa sawit utama dunia. Malaysia
memproduksi 17,08 juta ton minyak sawit atau 10% dari produksi minyak sawit dunia,
sementara Indonesia di tahun yang sama telah mampu memproduksi 42 juta ton minyak sawit
atau 56% dari jumlah produksi minyak sawit dunia.

Melihat peluang usaha tersebut diatas PT Pemayung Mandiri Jaya , sebagai salah satu
perusahaan swasta yang bergerak dibidang usaha pabrik kelapa sawit berkeinginan untuk
Membangun pabrik kelapa sawit 30 ton/jam .

Dengan pabrik kelapa sawit oleh PT Pemayung Mandiri Jaya (PMJ) , tentunya diharapkan akan
dapat meningkatkan pendapatan negara dari sub sektor Industri, disamping bermanfaat
meningkatkan pendapatan negara, proyek ini juga bermanfaat terhadap masyarakat setempat
dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

Dengan adanya kondisi dan kehendak tersebut, maka dibutuhkan suatu kajian untuk
mengetahui kelayakan baik secara teknis, ekonomis dan lingkungan yang dituangkan dalam
bentuk laporan studi kelayakan.

Bab I - 2
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI KELAYAKAN

Maksud dan tujuan penyusunan studi kelayakan pembangunan pabrik kelapa sawit inti ini adalah :

1. Mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.


2. Mengevaluasi prospek pasar minyak kelapa sawit sebagai produk yang akan
dikembangkan oleh proyek.
3. Mengevaluasi kelayakan teknis pengembangan pabrik kelapa sawit.
4. Mengevaluasi kelayakan finansial proyek.

Dengan demikian hasil studi kelayakan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara
menyeluruh tingkat kelayakan proyek, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dan acuan pelaksanaan proyek.

1.3. RUANG LINGKUP STUDI


Secara geografis, ruang lingkup yang menjadi kawasan pengamatan studi kelayakan ini
adalah areal dan pembangunan pabrik kelapa sawit PT Pemayung Mandiri Jaya di wilayah
desa Simpang Kubu Kandang dengan kapasitas 30 ton TBS/Jam.

Adapun secara teknis, ruang lingkup materi pekerjaan yang akan dilakukan dalam studi ini
meliputi :
a. Melakukan kajian terhadap berbagai data sekunder mengenai perkembangan pasar ke-
lapa sawit dan CPO.
b. Melakukan survey dan pengamatan lapangan meliputi ketersediaan raw material, aspek
fisik lahan, sosial dan ketenagakerjaan di lokasi studi dan sekitarnya.
c. Melakukan analisis-analisis berdasarkan standar-standar yang ada untuk menentukan
tingkat kelayakan maupun identifikasi berbagai kendala dan faktor pembatas.
d. Menyusun program dan organisasi pelaksanaan pembangunan pabrik kelapa sawit.
e. Menyusun proyeksi-proyeksi maupun kelayakan finansial proyek.
f. Menyusun rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan untuk pembangunan pabrik
kelapa sawit di lokasi studi.

Bab I - 3
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
1.4. METODOLOGI
Tahapan penyusunan laporan studi kelayakan ini dimulai dari pengumpulaan data-data
sekunder dari instansi terkait, seperti Dinas Perkebunan, Departemen Perindustrian, Departemen
Koperasi, Badan Pusat Statistik dan Badan Pertanahan Nasioanal dan dilanjuti dengan data primer
dari petani pekebun, koperasi pengumpul buah.
Dari hasil survey ke lokasi proyek dan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah yang
diamati. Seluruh data dan informasi tersebut ditelaah dan dievaluasi oleh suatu team hingga
diperoleh suatu konsep rencana proyek yang ditinjau dari berbagai aspek.
Kecamatan Pemayung adalah penghasil kelapa sawit dari perkebunan masyarakat di Kabupaten
Batang Hari. Tetapi sampai dengan saat ini baru 1 Unit berdirinya Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di
daerah tersebut. Sebahagian hasil kebun masyarakat diangkut ke PKS di luar daerah , yang terdekat
adalah Kabupaten Tebo, berjarak sekitar 40 – 80 km dari kebun masyarakat. Oleh sebab itu
penjualan produksi buah sawit masyarakat diangkut sampai ke Kabupaten lain .
Melihat kendala pemasaran dan pengolahan ini maka pihak masyarakat sangat menginginkan
agar PT Pemayung Mandiri Jaya mendirikan Pabrik minyak kelapa sawit (membangun pabrik
pengolahan minyak kelapa sawit) di kecamatan Pemayung.

1.5. LEGALITAS PERUSAHAAN


1.5.1. Status Hukum Perusahaan
PT. Pemayung Mandiri Jaya yang berkedudukan di Desa Simpang Kubu Kandang, Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batang Hari, rencanannya perusahaan ini merupakan perusahaan swasta
nasional yang bekerja sama dengan para petani dan masyarakat yang nantinya diwadahi oleh
Koperasi.
- Komisaris
- Komisaris :
- Direktur Utama :

Direncanakan modal dasar perseroan sebesar Rp2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) terbagi
atas 2000 (dua ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) per
saham. Separuh modal yang akan ditempatkan tersebut direncanakan disetor penuh.

Bab I - 4
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Komposisi pemegang saham tersebut berikut :
Tabel 1.2. Pemegang Saham PT

Pemegang Saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)


1. Investor 1200 1200000;
2. Pemilik Kebun 800 800.000;
3. Pengurus

Jumlah 2000 2.000.000.000,-

Dalam menjalankan operasional Perusahaan Direksi akan berperan langsung dan dibantu
oleh seorang manager Pabrik Kelapa Sawit yang berpengalaman serta dibantu oleh staf-staf
yang berpengalaman pada bidang masing-masing. Kepengurusan PKS dapat dilihat pada
struktur organisasi.
Perizinan yang sedang diurus oleh PT Pemayung Mandiri Jaya adalah:
 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. tanggal
20 .
 Nomor Pokok Wajib Pajak …………………………………………………………………………….
 Surat Izin Tempat Usahai Bupati Kabupaten Batang Hari daru No…………………………….
 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar, No. …………………..Kabupaten Batang Hari
 Surat Keterangan Terdaftar No……………………………….. oleh Departemen Keuangan RI.
 Surat Izin usaha Perkebunan untuk Pengolahan (IUP-P), No. ………………………………...
 Surat Pemberian Izin lokasi untuk pembangunan Pabrik Kelapa Sawit, No. ……

Untuk mendukung ketersediaan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit , PT. Pemayung
Mandiri Jaya telah mendapat dukungan dari para petani dan masyarakat yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pemayung. sebagai berikut:

1. Surat dukungan dari Koperasi………………….


2. Surat dukungan dari Koperasi …………………
3. Surat dukungan dari Koperasi ………………….

Bab I - 5
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
Dari surat dukungan petani dan koperasi di atas dapat dilihat bahwa terdapat kurang lebih
sekitar 1200 ton TBS dapat diperoleh setiap hari . Jadi sangatlah baik bila investor dapat
menyahuti permohonan mereka. Selain dari pada itu, kebutuhan raw material (tandan buah
segar) sawit juga sangat berpeluang didatangkan dari daerah kebun masyarakat kecamatan
tetangga terdekat namun termasuk wilayah kabupaten Batang Hari. Sebab selama ini para
petani tersebut juga menjual TBS mereka ke PKS yang berjarak jauh.
Surat dukungan dari masyarakat pemilik kebun maupun masyarakat ini bukanlah tidak
berdasar, sebab keberadaan PKS yang ada saat ini tidak sanggup menampung buah dari
kebun petani dan masyarakat. Para petani sangat berharap agar PKS ini segera dapat
diselesaikan seperti yang tercantum dalam Surat Permohonan Petani Koperasi kepada
Pemda untuk mengundang/memfasilitasi investor dalam membangun PKS di
Kecamatan Pemayung. Berdirinya PKS di kecamatan ini secara langsung akan
mengurangi beban ongkos pengangkutan ke PKS daerah luar, dan sekaligus akan
meningkatkan pendapatan para petani perkebunan. Pembangunan PMKS ini juga akan
berdampak positif pada perekonomian masyarakat di Kecamatan Pemayung .

1.6 RIWAYAT LAHAN DAN PERIZINAN

Areal yang digunakan sebagai tempat untuk pembangunan pabrik kelapa sawit PT. Pemayung
Mandiri Jaya adalah seluas 15 Ha . Dari jalan lintas antara Jambi dan Kabupaten Batang Hari kota ±
berjarak 1 Km menuju PKS. Perijinan atau surat lokasi bentuk surat keterangan dari Camat. Lokasi
lahan adalah tanah ex pemilik kebun. Titik koordinat lokasi PKS berdasarkan pengukuran GPS
bearada di:

1. P1 Lintang Utara, Bujur Timur


2. P2 Lintang Utara, Bujur Timur
3. P3 Lintang Utara, Bujur Timur
4. P4 Lintang Utara, Bujur Timur

Bab I - 6
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit
BAB I.
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………………….1
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………..……………………………1
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN STUDI KELAYAKAN…………….…………………………………………………………….2
1.3. RUANG LINGKUP STUDI……………….……………………………………………………………………………….……..3
1.4. METODOLOGI………………………………………………………………………..……………………………………,………3
1.5. LEGALITAS PERUSAHAAN…………………………….………………………………………………………………,………3
1.6. RIWAYAT DAN PERIJINAN LAHAN…………….……………………………………………………………………………5

1
1

Bab I - 7
Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit

Anda mungkin juga menyukai