Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TEKNIS RENCANAPEMBANGUNAN

PERKEBUNAN KELAPA SAWIT


Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Seguntung Jaya

  

LUAS : 500 Ha
Desa Puan Cepak KecamatanMuara Kaman
Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur
2017
Pertimbangan Penggunaan Lahan Dan Potensi Tanah oleh Bagian Administrasi Pertanahan
Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
No : 020/590/A.PTN-PPT/XII/2016
PEMRAKARSA RENCANA USAHA/KEGIATAN :

Nama Perusahaan : Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Seguntung


Jaya

Alamat : Desa Puan Cepak, Kecamatan Muara Kaman


    Kabupaten Kutai Kartanegara, Telepon : 081227792777

Penanggung Jawab : Dison

Izin Prinsip PMDN : 26/6403/IP/PMDN/2015

Jabatan : Pimpinan
LATAR BELAKANG
1. Indonesia adalah negara dengan luas areal kelapa sawit terbesar di dunia, yaitu sebesar 34,18
persen dari luas areal kelapa sawit dunia namun menempati posisi kedua dunia dalam hal
produksi. Pencapaian produksi rata-rata kelapa sawit Indonesia tahun 2004-2008 tercatat
sebesar 75,54 juta ton tandan buah segar (TBS) atau 40,26 persen dari total produksi kelapa
sawit dunia.
2. Perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada empat dekade terakhir ini
meningkat cukup pesat, yaitu dari 133,30 ribu ha pada tahun 1970 menjadi 7,51 juta ha tahun
2009 atau meningkat
    rata-rata 11,12% per tahun.
3. Pengembangan usaha di sektor perkebunan khususnya kelapa sawit dapat lebih ditingkatkan
lagi, karena potensi lahan masih luas dan permintaan pasar dunia terhadap CPO terus
mengalami peningkatan
4. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Seguntung Jaya merencanakan akan melakukan pembangunan perkebunan kelapa
sawit dan memohon kepada Bupati Kutai Kartanegara untuk dapat menerbitkan Izin
Lokasi untuk Keperluan Perkebunan Kelapa Sawit kepada Koperasi Perkebunan
Kelapa Sawit Seguntung Jaya
Tujuan
1. Mengelola sumberdaya lahan secara berkelanjutan dalam mengusahakan komoditas
perkebunan kelapa sawit yang merupakan sumberdaya alam yang terbarukan (renewable
resources).
2. Mendukung pemerintah dalam meningkatkan devisa dari hasil ekspor non migas berupa
produk CPO yang merupakan output dari pembangunan perkebunan kelapa sawit ini.
3. Membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan sekitarnya.
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat / lokal.

Sasaran
5. Adanya kontribusi
    dari hasil pembangunan perkebunan kelapa sawit meningkatkan volume
ekspor CPO berarti meningkatkan devisa negara.
6. Adanya kontribusi pembangunan perkebunan kelapa sawit ini bagi peningkatan pendapatan
daerah serta dukungan terhadap pemerintah daerah dalam program pengembangan
perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
7. Meningkatnya produktivitas lahan yang berkelanjutan dan terjaganya kelestarian lingkungan.
8. Meningkatnya pertumbuhan perekonomian pedesaan serta berkembangnya perekonomian
daerah.
9. Terjadinya alih teknologi, managemen dan pengetahuann agronomis kepada usaha perkebunan
rakyat yang ada di sekitar areal pembangunan perkebunan kelapa sawit ini.
Pengenalan Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Kelapa sawit
merupakanan tanaman monokotil yang multiguna. Tanaman ini mulai banyak
menggantikan posisi penanaman komoditas perkebunan lain, yaitu tanaman karet. Berikut
beberapa keunggulan Kelapa Sawit :
1. Dapat tumbuh subur di berbagai jenis tanah
 Kelapa Sawit dapat tumbuh di daerah rawa hingga daerah berbukit, dari daerah pinggir
pantai sampai daerah pegunungan. Teknis budidaya telah berkembang pesat sehingga
berbagai macam areal dapat dilakukan rekayasa teknis agar sawit dapat tumbuh
optimal.
2. Besarnya permintaan pasar
 Produksi yang dihasilkan oleh kelapa Sawit sangat tinggi yaitu 5 – 9 ton per ha per
tahun dan permintaan pasar terhadap minyak sawit sangat besar’ Bahkan sekarang
issue bio-diesel dengan bahan dari CPO masih menjadi issue dalam mengurangi bahan
bakar dari fosil.
3. Stabilnya harga
 Harga minyak CPO yang stabil di pasar dalam negeri dan luar negeri. Stabilnya harga
CPO juga menjadi angin segar bagi semua orang yang bekerja dan berusaha di
perkebunan Kelapa Sawit dalam beberapa tahun ini harga sawit di Kalimantan
Timurberkisar Rp. 1.300 – 1.800 per Kg.
4. Cepat kembalinya modal
 Waktu yang diperlukan tanaman hingga menghasilkan yaitu 28 – 36 bulan atau tiga
tahun, setelah tanaman berproduksi maka dimulainya modal akan kembali dan hingga
break even point (BEP) yaitu hingga TM 5-7. Dan setelah itu kelapa sawit akan tetap
berproduksi hingga umur 25 -30 tahun..
Keadaan Umum Lokasi Studi
Letak Geografis dan Administrasi
Perkebunan kelapa sawit Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit Seguntung Jaya terletak di
wilayah Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan timur.
Lokasi kebun dapat dicapai ± 4 jam dengan menggunakan roda empat dari pusat Ibukota
Kabupaten Kutai Kartanegara (Tenggarong). Batas-batas wilayah lokasi studi yaitu :
- Sebelah Utara : Kecamatan Muara Kaman dan Kembang Janggut ;
- Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Bangun;
- Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat;
- Sebelah Timur : Kecamatan Muara Kaman.

Keadaan Tanah dan Iklim    


- Topografi areal lokasi studi merupakan daerah topografis : berombak sampai bergelombang.
- Kemiringan antara 8 % - 15 %,
- Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 200 meter diatas permukaan laut.
- Curah hujan rata-rata 2.451 mm/tahun.
- Temperatur udara rata-rata terendah Kabupaten Kutai Kartanegara dan sekitarnya adalah
sebesar 32 oC dan tertinggi sebesar 36 oC.
- Kelembaban udara di daerah studi diketahui berkisar antara 60 – 75% dan mencapai 85%
pada musim hujan. Sinar matahari sekitar 10 jam/hari.
Rencana Penggunaan Lahan :
Luas Total : 500ha, rencana jalan kebun : 10 ha, efektif tanam 490 ha
A Biaya
Biaya total investasi atau biaya untuk tahap persiapan / tahun ke-0 adalah sebesar Rp. 5.484.277.960,- ,
N lalu untuk tahun ke-1 sebesar Rp. 905.698.697,- dan tahun ke-2 sebesar Rp. 957.883.697,- . Kemudian
A perkiraan biaya produksi tanaman menghasilkan (lampiran 1.2) sebesar Rp. 1.493.369.123,- per
tahunnya.
L
I Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan present
S value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu usaha selama
I umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu.
Berdasarkan perhitungan cash flow (lampiran 1.6) yang telah dibuat diketahui besarnya NPV pada
S pengembangan usaha ini adalah Rp 66.480.963.134,- . Hal ini berarti bahwa usaha layak dijalankan
dengan nilai laba yang diperoleh dengan memperhitungkan nilai waktu uang selama dua puluh lima
tahun.
F  
   
Internal Rate of Return (IRR)
I
Internal Rate of Return (IRR) mengukur seberapa besar tingkat pengembalian proyek terhadap investasi
N yang ditanamkan. Suatu proyek dikatakan layak jika IRR yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku
bunga atau discount rate (IRR > i),
A Besarnya IRR dari pengembangan usaha ini adalah sebesar 28,72 % Hal ini berarti bahwa usaha
N tersebut layak dijalankan karena nilainya di tingkat bunga dengan kisaran 12-13%
 
S Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
I Net Benefit Cost Ratio (Net B/C ratio) adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu proyek atau kegiatan investasi dapat dikatakan layak bila
A diperoleh Net B/C ≥ 1 dan dikatakan tidak layak bila diperoleh Net B/C ≤ 1.
L Nilai Net B/C ratio yang didapatkan sebesar 12,94 Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap pengeluran
sebesar Rp. 1,00,- menurut nilai sekarang akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 12,94,- 
KESIMPULAN
a. Hasil yang diperoleh dari “Budidaya kelapa sawit” disamping
menghasilkan produksi pokok yaitu kelapa sawit, juga menghasilkan
produk ikutan lain seperti CPO, KPO dan lain-lain.
b. Dilihat dari sudut pandang pasar, kebutuhan akan hasil kelapa sawit
untuk konsumsi dalam dan luar negeri sangat besar sekali, sehingga
hasil produksi pasti terserap.
c. Luas areal rencana perkebunan Kelapa Sawit Koperasi Perkebunan
Kelapa Sawit Seguntung Jaya berdasarkan Pertimbangan Penggunaan
Lahan Dan Potensi Tanah oleh Bagian Administrasi Pertanahan
Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No :
020/590/A.PTN-PPT/XII/2016 seluas + 500 ha. Dengan rencana
pembangunan jalan seluas 10 ha maka luas efektif tanam untuk kelapa
sawit tersebut adalah + 490 ha.
d. Usaha perkebunan “Budidaya kelapa sawit” disamping bernilai
ekonomis, juga bernilai sosial yaitu dapat menyerap tenaga kerja lokal
yang jumlahnya cukup signifikan, sehingga secara tidak langsung dapat
memperkecil pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.
e. Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa
investasi perkebunan kelapa sawit Koperasi Perkebunan Kelapa Sawit
Seguntung Jaya secara finansial layak untuk diusahakan

Anda mungkin juga menyukai