Anda di halaman 1dari 118

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkebunan memiliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian

nasional saat ini sebagaimana yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2004 tentang perkebunan nasional, yaitu untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat; meningkatkan penerimaan dan devisa Negara; menyediakan lapangan

kerja; meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing; memenuhi

kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan

pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi penting di antara komoditi

lainnya di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen. Perkebunan kelapa sawit yang

dimiliki oleh sebagian besar masyarakat saat ini, ternyata mempunyai nilai

strategis dalam mendorong perekonomian masyarakat sekitarnya. Kelapa sawit

merupakan tanaman salah satu yang dianggap primadona oleh masyarakat. Hal ini

cukup beralasan, karena dalam wilayah Kecamatan Pante Ceureumen memang

cocok dan sangat potensial untuk pengembangan perkebunan khususnya kelapa

sawit.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2017, luas areal perkebunan kelapa sawit milik masyarakat ada sekitar

2.187 hektar (Ha). Sedangkan luas kebun yang ditanami palawija milik

masyarakat saat ini hanya 954 hektar (Ha), lahan persawahan yang digarap saat ini

v
2

oleh masyarakat seluas 667 hektar (Ha). Badan Pusat Statistik Aceh Barat

(2017:58)

Bagi sebagian masyarakat di Kecamatan Pante Ceureumen, usaha

perkebunan kelapa sawit yang digeluti saat ini merupakan alternatif pengusahaan

pertanian lainnya yang bertujuan untuk merubah perekonomian keluarga, bila

dibandingkan dengan usaha bertani dan berkebun palawija. Menurut Amir.S

(2011:28), usaha tani kelapa sawit memperlihatkan adanya peningkatan

kesejahteraan petani di pedesaan. Kegiatan perkebunan kelapa sawit telah

memberikan pengaruh eksternal yang bersifat positif atau bermanfaat bagi

masyarakat maupun wilayah sekitarnya. Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat

atas kegiatan perkebunan kelapa sawit terhadap penunjang aspek sosial ekonomi

antara lain; 1) Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. 2) Memperluas

lapangan kerja dan kesempatan berusaha. 3) Memberikan kontribusi terhadap

pembangunan daerah.

Ternyata, berkebun kelapa sawit sangat berbeda dengan berkebun palawija

lainnya. Ini dirasakan oleh banyak petani kebun kelapa sawit yang telah membuka

lahan baru untuk mengembangkan komoditi kelapa sawit. Selain modal yang

diserap cukup besar (seperti pembelian bibit, transportasi bibit ke area kebun, dan

penanaman). Selama dalam kurun waktu lebih kurang tiga sampai dengan empat

tahun pertama, pekebun sawit butuh modal untuk menyuburkan kelapa sawit yang

telah di tanam dengan memberi pupuk agar kelapa sawit yang akan memulai

produksinya pada tahun ke empat dapat memiliki hasil produksi yang memadai.

Oleh sebab itu, bukan hanya sekedar menanam saja yang dilakukan oleh petani

v
3

kelapa sawit, namun kiranya kelanjutan produktrivitas kedepan juga menjadi

perhatian serius yang harus diwaspadai.

Tingkat produktivitas kelapa sawit perlu diperhatikan agar dapat

mendorong peningkatan pendapatan keluarga petani sawit. Selama ini di

Kecamatan Pante Ceureumen, produktivitas kelapa sawit masih dirasakan kurang

maksimal seperti yang diharapkan. Menurut data BPS Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2017, dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit 2.187 hektar (Ha) yang

dimiliki oleh masyarakat, tingkat produksi yang dihasilkan hanya 2.684 Ton per

sekali panen. Artinya dalam 1 hektar (Ha) TBS (Tandan Buah Segar) hanya

mampu menghasilkan di bawah 2 Ton. Badan Pusat Statistik Aceh Barat

(2017:58)

Dengan mengacu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh

Barat Tahun 2017, seharusnya produktivitas kelapa sawit per sekali panen dalam

kurun waktu lebih kurang 15 hari dalam sebulan adalah 4.374 Ton. Dengan

asumsi dalam 1 Hektar rata-rata hasil panen normal lebih kurang 2 Ton.

Kenyataan ini, memungkinkan banyak hal yang menjadi faktor penyebab ketidak

tercapainya tingkat produksi seperti yang diharapkan berbanding dengan jumlah

tanaman yang ditanam dengan luas lahan yang tersedia. Untuk ini, perlu

pengkajian yang lebih mendalam menyelusuri kendala-kendala yang diperkirakan

menjadi faktor penyebab tingkat produktivitas kebun kelapa sawit milik

masyarakat di Kecamatan Pante Ceureumen belum maksimal.

Dari latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian lebih

lanjut yang membahas tentang penganalisaan pengaruhnya produktivitas kelapa

v
4

sawit terhadap pendapatan petani sawit di Kecamatan Pante Ceureumen. Oleh

karena itu penulis mengangkat judul “Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa

Sawit Terhadap Pendapatan Para Usaha Tani Sawit Di Kecamatan Pante

Ceureumen Kabupaten Aceh Barat”.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang diteliti adalah

bagaimana pengaruh produktivitas kelapa sawit terhadap pendapatan para usaha

tani sawit di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah tentang

pengaruh produktivitas kelapa sawit terhadap pendapatan para usaha tani sawit di

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana pengaruh produktivitas kelapa sawit terhadap pendapatan para usaha

tani sawit di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Meulaboh.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintahan Kabupaten Aceh

Barat dalam merealisasikan kebijakan-kebijakan, serta upaya yang di

v
5

tempuh lewat jalur regulasi demi mensejahterakan masyarakat

khususnya petani pekebun kelapa sawit.

3. Bagi pihak yang membutuhkan, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan rujukan dan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan produktivitas kelapa sawit.

6. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi hipotesa adalah,

di duga produktivitas kelapa sawit berpengaruh terhadap pendapatan para usaha

tani sawit di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

7. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis membuat dalam bentuk 3

(tiga) Bab. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesa dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori yang menguraikan tentang Pengertian

Produktivitas, Teori Produksi, Konsep Produksi, Fungsi Produksi, Faktor

Produksi, Manajemen Usaha Tani, Pengaruh Faktor Produksi Tanah Pertanian,

Faktor Modal Pertanian, Pembentukan Modal, Pengertian Pendapatan, Konsep

Pendapatan, Jenis dan Fungsi Pendapatan serta Usaha Peningkatan Pendapatan.

Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari Lokasi dan Objek Penelitian,

Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisis Data, dan

Operasional Variabel.

v
6

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari Deskripsi

Daerah Penelitian, Gambaran Umum Objek Penelitian, Jumlah Gampong Dalam

Wilayah Hukum Kecamatan Pante Ceureumen, Karakteristik Responden,

Produktivitas Berbanding Luas Lahan Kelapa sawit, Pembiayaan Operasional

Kebun Sawit serta Biaya Operasional, Harga dan Pendapatan Petani Sawit Saat

Panen.

Bab V merupakan bab penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

v
7

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Produktivitas

Sumber daya manusia memegang peran penting dalam proses peningkatan

produktivitas, karena alat produksi berupa tehnologi pada hakikatnya merupakan

hasil pengorbanan. Pada umumnya produktivitas yang semakin tinggi merupakan

pendayagunaan sumber daya secara efisien. Suatu perusahaan dalam memproses

produksinya harus selalu memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana cara

mencapai produktivitas yang tinggi, dengan sumber daya dan faktor-faktor

produksi yang ada.

Menurut Soedarman (2011:142) dalam bukunya “Tata Kerja dan


Produktivitas Kerja” mengemukakan pengertian produktivitas, yaitu :
“Keinginan (the will) dan upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan
kualitas kehidupan dan penghidupan di segala bidang”.

Menurut Sarasutha (2000:63) peningkatan produktivitas memiliki


konsep. Pernyataannya adalah; produktivitas mengandung 2 (dua) konsep utama,
yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi mengukur tingkat sumber daya, baik
manusia, keuangan maupun alam yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat
pelayanan yang dikehendaki, efektivitas mengukur hasil mutu pelayanan yang di
capai.

2. Teori Produksi

Istilah “produksi” secara umum diartikan sebagai penggunaan atau


pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi
lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau
kapan komoditi-komoditi itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang
dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi tersebut (Sarasutha, 2000:34)

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah

nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
v
8

mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah

daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan

produksi barang. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, harus ada barang dan

jasa. Barang dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan harus di buat.

Membuat barang dan jasa pada dasarnya merupakan upaya untuk


meningkatkan nilai sesuatu benda menjadi lebih berguna dan berharga. Setiap
upaya yang meningkatkan nilai suatu benda menjadi lebih bernilai dan berharga
disebut “Kegiatan Produksi”. (Soekartawi, 2003:44)

Hasil akhir dari suatu proses produksi adalah produk atau output. Produk

atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi, yang antara

lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Hal ini dapat di mengerti karena,

kualitas yang baik dihasilkan oleh proses produksi yang baik, dan dilaksanakan

dengan baik pula, dan begitu pula dengan sebaliknya. Kualitas produksi menjadi

kurang baik, bila usaha tani tersebut dilaksanakan dengan cara dan metode yang

kurang baik.

Teori produksi digunakan untuk melihat hubungan antara input (faktor


produksi) dan output (hasil produksi). Teori produksi diharapkan dapat
menerangkan terjadinya suatu proses produksi dan dapat diramalkan apa yang
kemungkinan akan terjadi pada periode berikutnya. (Soekartawi, 2003:37)

3. Konsep Produksi

Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu baik

berupa barang maupun jasa. Dalam pengertian sehari-hari produksi adalah

mengolah input baik berupa barang atau jasa yang lebih bernilai serta bermanfaat.

Menurut Joesran dan Fathorrozi (2003:20) dalam suatu karangan


bukunya tentang konsep produksi, dikatakan bahwa; konsep produksi merupakan
hasil akhir dalam proses dan aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa
masukan (input).

v
9

Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah

mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Sedangkan konsep produksi menurut Ahyari (2004:45) mengatakan


bahwa; konsep produksi diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan
tambahan manfaat dan penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat tersebut
tepat, serta kombinasi dari faedah-faedah tersebut diatas.

Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat menimbulkan manfaat baru

atau mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada maka kegiatan

tersebut sebagai kegiatan produksi.

4. Fungsi Produksi

Hubungan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang

diciptakan dinamakan fungsi produksi.

Dalam suatu teori ekonomi, menganalisis masalah ekonomi setidak-


tidaknya ada 3 (tiga) hal penting mesti ada keterwakilan dari 4 (empat) faktor
produksi lainnya seperti; tanah, modal dan skill/keahlian, yang semestinya
jumlahnya tetap (constant). Terkecuali sektor tenaga kerja dipandang sebagai
faktor produksi yang berubah-ubah jumlahnya. Johannes (2004:91)

Dengan demikian, dalam menggambarkan hubungan di antara faktor

produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang di capai, teraplikasi pada

hubungan antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dengan jumlah produksi

yang bakal direalisasikan.

Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan


hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan yang maksimal.
Dalam teori ekonomi, tingkatan produsen dalam menjalankan usahanya
berpedoman pada rumusan fungsi produksi. Formulasinya adalah :
Q = f (X1, X2, X3, ……………….Xn)
Keterangan :
Q = Tingkat produksi (output)
X1,X2,X3, …………Xn = Berbagai input yang digunakan.
(Sadono, 2006:193)

v
10

Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input yang


dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan tehnologi tertentu, hubungan antara
input dan output tercermin pada fungsi produksinya. (Joesran dan Fathorrozi,
2003:24)

5. Faktor Produksi

Menurut Hendry. F (2007:148), faktor produksi adalah segala sesuatu


yang diperlukan untuk menghasilkan produksi. Faktor produksi ini antara lain
meliputi modal, lahan/tanah, tenaga kerja dan keahlian (skill).

Menurut Soedarman dalam Kurnia Sari (2011:31) faktor produksi adalah


jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam suatu proses
produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Besar kecilnya barang dan jasa dari
hasil produksi tersebut, merupakan fungsi produksi dari faktor produksi.

Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, pertama

faktor produksi tetap (fixed input) adalah faktor produksi yang kuantitasnya tidak

bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada meskipun

output turun sampai dengan nol. Kedua, variabel faktor produksi (variable input),

yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah-ubah dalam waktu relatif

singkat, sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan.

6. Manajemen Usaha Tani

Merupakan kemampuan petani dalam menentukan, mengorganisasikan,

dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi usaha tani (lahan, tenaga kerja dan

modal). Peranan keterampilan manajemen dalam proses produksi akan tercermin

dalam kualitas hasil usaha tani yang di peroleh. Hal ini akan terlihat bahwa

apabila suatu usaha tani di kelola oleh tenaga yang mempunyai keahlian dan

keterampilan yang tinggi, maka akan di peroleh hasil usaha tani yang mempunyai

kualitas tinggi dengan penggunaan faktor produksi yang efektif dan efisien.

v
11

Dengan demikian, keberhasilan usaha tani dapat di ukur dari

produktivitas yang tinggi dan ditentukan oleh pengelolaan yang baik dari setiap

faktor-faktor produksi tersebut.

Hal-hal yang menyebabkan petani sering kurang berhasil dalam mengelola


usaha tani adalah:
a. Pengetahuan cara produksi (teknologi) yang kurang.
b. Tidak memiliki akses pada sumber-sumber permodalan.
c. Kurangnya informasi tentang kondisi pasar.
d. Belum mampu mengetahui perubahan ekonomi, politik, dan sosial
budaya. Rodjak (2002:106)

7. Pengaruh Faktor Produksi Tanah Pertanian

Dalam suatu proses produksi sangat diperhatikan faktor-faktor produksi

yang ada, tanpa salah satu dari ketiga faktor produksi (lahan, tenaga kerja dan

modal) proses produksi tidak dapat berjalan. Selain dari pada itu, pengaruh dari

penataan suatu manajemen kerja yang baik juga mempengaruhi proses di maksud.

Petani tradisional sekalipun semestinya butuh manajemen dalam


menjalankan usahataninya, walaupun manajemen yang di buat sangat sederhana,
namun kerangka dasarnya tetap mengacu pada prosedur penataan layaknya
manajemen yang baik seperti mengenai perencanaan, pelaksanaan, pengaturan
sarana dan prasarana. (Daniel, 2002:22)

Penguasaan sektor pertanian selalu didasarkan atau dikembangkan pada

luasan lahan pertanian tertentu yang ada. Meskipun akhir-akhir ini dijumpai pula

penguasaan sektor pertanian tidak semata-mata dikembangkan pada luasannya,

namun juga harus memperhatikan pada sumber daya lainnya seperti media air

yang cukup tersedia untuk lahan yang di eksploitasikan.

Pentingnya faktor produksi tanah bukan saja di lihat dari segi luas dan
sempitnya lahan, tetapi juga faktor lain; seperti aspek kesuburan tanah, macam
penggunaan lahan (tanah sawah, tegalan dan sebagainya). Faktor produksi
tambahan lainnya juga menjadi pendukung, seperti; topografi (tanah daratan

v
12

pantai, daratan rendah dan daratan tinggi), pemilikan tanah, nilai tanah,
fragmentasi tanah dan konsolidasi tanah. (Soekartawi, 2003:33)
Faktor produksi tanah terdiri dari beberapa faktor alam lainnya seperti air,

udara, temperatur, sinar matahari yang cukup dan lainnya. Semua secara bersama-

sama dapat lebih leluasa menentukan jenis tanaman yang dapat diusahakan atau

sebaliknya jenis tanaman tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik dan

berproduksi tinggi, hal ini tentunya berpengaruh pada jenis tanah tertentu, suhu

udara serta kelembabannya terpenuhi.

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha, dan skala usaha ini

pada akhirnya akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas atau setidaknya suatu

usaha pertanian dapat dijalankan ke depan. Sebaliknya, pada luasan lahan yang

sempit, upaya penguasaan terhadap penggunaan faktor produksi di anggap lebih

mudah tercapai, hal ini lebih baik ketimbang lahan yang luas tetapi tidak efektif

dalam pengelolaannya. Penggunaan tenaga kerjapun dapat diminilisir, juga

penggunaan sektor modal tidak terlalu besar dikeluarkan, sehingga usaha

pertanian seperti ini lebih efektif dan efisien.

Dengan luas lahan yang terlalu sempit/kecil cenderung menghasilkan


usaha yang tidak efisien, karena waktu yang dikeluarkan, penggunaan tenaga
kerja, serta pemakainan modal tidak seimbang. (Soekartawi, 2003:33)

8. Faktor Modal Pertanian

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia

pertanian, maka semakin beragam pula orang dalam mendefinisikan atau

memberikan pengertian terhadap modal yang kadang kala satu sama lain

bertentangan, tergantung sudut pandang dari mana melihatnya.

v
13

Modal adalah sejumlah uang yang digunakan untuk mengelola dan


membiayai kegiatan penguasaan pertanian setiap bulan/hari. Di mana didalamnya
terdapat pembiayaan (cost) untuk pembelian sumber-sumber produksi yang
digunakan untuk memproduksi suatu produk tertentu (opportunity cost), dan
untuk menggunakan bahan baku (input) yang tersedia. Kemudian di dalam
pembiayaan yang dikeluarkan, juga terdapat hasil atau pendapatan bagi pemilik
modal yang besarnya sama dengan seandainya petani menanamkan modalnya di
dalam sektor ekonomi lainnya. (Hendry Faisal, 2007:344)

Struktur modal merupakan salah satu kebutuhan yang kompleks karena

berhubungan dengan keputusan pengeluaran keuangan lainnya. Untuk mencapai

tujuan dalam memaksimalisasi kekayaan pemilik pertanian/perkebunan,

pengelolaan keuangan harus dapat menilai dari struktur modal yang di anggap

prioritas dapat dikeluarkan lebih awal dan memahami hubungannya dengan

resiko, hasil atau pengembalian dari operasionalisasi yang dijalankan ke depan.

Untuk menciptakan struktur modal yang optimal, pengalokasian modal


yang tepat antara modal sendiri dan modal dari luar sangat penting untuk
memaksimalkan penggunaan modal perusahaan. Pengeluaran biaya modal yang
minimum dan struktur keuangan yang maksimum merupakan struktur modal yang
optimal. (Sadono, 2006:29)

Menurut pendapat Daniel (2002), pengertian modal (capital) adalah segala


jenis barang yang dihasilkan dan dimiliki masyarakat yang disebut dengan
kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi barang-
barang baru yang dibutuhkan oleh pasar pada saat-saat tertentu.

Sedangkan menurut Manurung dan Raharja P (2007) dalam membangun


sebuah bisnis dibutuhkan dana atau di kenal dengan modal. Bisnis yang di bangun
tidak akan berkembang tanpa di dukung dengan adanya modal yang cukup
tersedia.

Dengan demikian, modal dapat dikatakan ibarat sebagai jantungnya bisnis

yang mesti di miliki. Biasanya modal dengan dana sendiri memberikan arti

bahwa, dana tersebut dipersiapkan oleh pebisnis yang bersangkutan untuk di

karyakan pada sesuatu produk yang di anggap ke depan ada nilai tambahnya.

v
14

9. Pembentukan Modal

Modal dapat diciptakan dari beberapa sumber, pada umumnya modal

terbentuk karena telah dilaluinya suatu proses produksi, penyetokan dari produksi,

serta pemakaian barang yang di jadikan sebagai stock untuk produksi selanjutnya.

Menurut Soekartawi (2003:48) dalam bukunya dikatakan bahwa,


pembentukan modal awal dilakukan dengan cara menggali potensi kekayaan, baik
berupa penjualan hasil yang tersimpan, maupun stock barang yang dimiliki
dahulunya oleh petani yang bersangkutan.

Secara makro, pembentukan modal oleh petani dapat dilakukan dengan

cara memperbesar simpanan. Bentuk simpanan dapat beragam, mulai dari bentuk

simpanan yang berupa uang atau bahan-bahan pertanian dahulunya. Misalnya

tanah, bangunan atau lainnya.

Adapun bentuk simpanan dalam masyarakat yang dapat di kelola oleh

Pemerintah juga merupakan modal, yang proses pemenuhannya dapat melalui

mekanisme Perbankan, diarahkan dalam bentuk tabungan atau deposito. Bagi

petani dipedesaan, pembentukan modal sering dilakukan dengan cara menabung,

yaitu menyisihkan sebagian pendapatannya dari hasil pertanian yang terjual di

pasar.

Sadono (2006:41) mengatakan tentang modal, ia memberi kriteria ada 2


(dua) pengertian yaitu:
a. Modal Tetap (Fixed)
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi
dalam jangka waktu yang relatif lama, dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya
jumlah produksi. Modal tetap dapat berupa tanah, bangunan dan mesin yang
digunakan dalam suatu operasional.
b. Modal Bergerak (variable)

v
15

Modal bergerak adalah modal yang memberikan jasanya hanya sekali


dalam proses produksi, biasanya dalam bentuk bahan baku dan kebutuhan sebagai
penunjang usaha lainnya.

Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, di mana modal mengandung

pengertian sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih

lanjut.

Modal dalam arti yang lebih luas, dapat dikatagorikan dalam bentuk uang,
maupun dalam bentuk barang, misalnya mesin, barang-barang dagang dan lain
sebagainya. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan
langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah
kapasitas output produksi. (Irawan dan Suparmoko, 2000:58)

Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu berupa barang atau uang yang

secara bersama-sama faktor produksi lainnya seperti tanah, tenaga kerja, di kelola

dengan baik untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru. Modal

merupakan salah satunya faktor produksi (input) yang sangat menentukan tinggi

rendahnya pendapatan yang di peroleh nantinya, tetapi bukan berarti merupakan

faktor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan.

10. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang baik berupa uang kontan

(cash) maupun nota piutang. Pendapatan atau identik dengan sebutan income,

merupakan hasil yang di peroleh dari penjualan atas operasionalisasi dari faktor-

faktor produksi yang tersedia dalam suatu perusahaan. Adapun hasil produksi

yang di lempar kepasaran, harga yang berlaku ditentukan oleh adanya proses

interaksi antara permintaan dan penawaran di tingkat pasar global yang sangat

selektif.

Secara singkat, pendapatan (income) seseorang lazimnya ditentukan oleh :

v
16

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki bersumber pada ;


¤ Hasil tabungan pada tahun lalu.
¤ Hasil dari pemberian /warisan.
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar.
(Budiono, 2004:180)

Pendapatan dalam suatu pengertian umum adalah, hasil dari suatu kegiatan

usaha seseorang atau lembaga (perusahaan) yang menjual hasil produksinya ke

pasar induk dengan memperoleh keuntungan/laba.

Berdasar pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan

merupakan nilai dari seluruh barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha

dalam suatu periode tertentu. Adapun pendapatan jasa adalah, nilai dari seluruh

jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu.

Pengertian pendapatan dari sudut pandang akuntansi, tercatat sebagai


beban atas kas bruto yang didapati dari hasil manfaat ekonomi yang ditimbulkan
dari aktivitas normal selama satu periode berjalan, yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas secara tidak langsung dari kontribusi penambahan modal yang dilakukan.
(Hendry Faisal, 2007:344)

11. Konsep Pendapatan

Menurut Sadono (2006:200), pendapatan merupakan hal esensial yang


wajib terpenuhi, baik di kalangan masyarakat maupun rumah tangga. Karena
pendapatan merupakan instrument yang dijadikan untuk pengambilan suatu
keputusan dalam rangka menganulir dan menganalisis terhadap kebutuhan yang di
rasa urgen/penting untuk disegerakan pembiayaannya.

Menurut Badan Pusat Statistik (2016:56) pendapatan didefinisikan


sebagai suatu penjumlahan hasil yang di terima berupa upah, gaji, tingkat suku
bunga, pensiun, sewa, keuntungan usaha dan sebagainya yang di terima oleh
semua anggota keluarga.
Pendapatan keluarga dikelompokkan pada :
a. Pendapatan pertanian.
Meliputi penerimaan pertanian, peternakan, perikanan dan skala
rumah tangga.
b. Pendapatan bukan pertanian.

v
17

Meliputi pendapatan yang di teima dari seluruh kegiatan ekonomi


yang lain.
Sumber pendapatan ada yang berasal dari sektor pertanian maupun
sektor non pertanian.

12. Jenis dan Fungsi Pendapatan

Budiono (2004:182) dalam bukunya “Pendapatan Perusahaan Mikro”


mengatakan bahwa; untuk keperluan manajerial dapat dikelompokkan pada
beberapa jenis katagori pendapatan, antara lain :
a. Pendapatan total.
Pendapatan total (total revenue) adalah jumlah seluruh pendapatan dari
penjualan, yang merupakan hasil perkalian dari jumlah unit yang terjual (Q)
dengan berpedoman pada harga yang berlaku di pasar. Formulasinya adalah
TR = P.Q
b. Pendapatan rata-rata
Pendapatan rata-rata adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil
penjualan per unit produksi yang dikomulatifkan secara rata-rata. Perolehan
ini ditentukan dari pembagian antara pendapatan total dengan unit yang
terjual. Secara matematis formulasinya adalah ; AR = TR/Q = PQ/Q
c. Pendapatan tambahan atau penerimaan marginal
Pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan per unit produksi, karena
adanya tambahan kapasitas produksi dari proses normal lantaran permintaan
pasar yang tinggi.
Formulasinya adalah ; MR1 = TR1 – 1, dimana MR1 ≠ MR1 – 1.

13. Usaha Peningkatan Pendapatan

Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan/pendapatan yang

di terima saat ini masih kurang, dan menjadi masalah yang tidak akan pernah

terselesaikan.

Menurut pendapat Sadono (2006:192) usaha peningkatan pendapatan,


secara umum dapat di tempuh dengan beberapa cara, antara lain :
a. Pemanfaatan waktu luang.
Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari
pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang
baru untuk menambah pendapatan.
b. Menambah kreativitas dan inovasi.
Individu harus mampu berfikir positif dan inovatif menciptakan
terobosan-terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang
dirasakan masih kurang.

v
18

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini akan dilaksanakan dalam wilayah Kecamatan

Pante Ceureumen dan Kantor Camat Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat

yang beralamat Jalan Meulaboh-Pante Ceureumen, dengan objek penelitiannya

tentang produktivitas kelapa sawit terhadap pendapatan petani sawit.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kecamatan

Pante Ceureumen yang memiliki usaha pekebun kelapa sawit. Sedangkan sampel

dalam penelitian ini di ambil keterwakilan beberapa orang masyarakat secara acak

(system random sampling) yang memiliki kebun sawit dalam 25 Gampong di

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh barat berjumlah 50 orang sebagai

respondennya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu mengumpulkan data dan keterangan yang dapat mempertajam

orientasi dan dasar teoritis tentang masalah penelitian yang dikaji, melalui
v
19

buku-buku kepustakaan dan beberapa karya ilmiah yang ada relevansinya

dengan penelitian ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data

dan informasi yang dapat dipercaya dengan cara :

1. Observasi

Yaitu suatu bentuk penelitian penulis lakukan dengan cara

pengamatan, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti

memberikan daftar pertanyaan (quisioner) untuk dijawab.

2. Wawancara

Yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai

para petani kelapa sawit yang berdomisili dalam gampong dalam wilayah

Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat.

3. Kuisioner

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan data atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka

akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

4. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah


metode kuantitatif, yaitu mengumpulkan data-data yang diperoleh di lapangan
kemudian di olah dan di analisis dengan rumus pendapatan, yang formulasinya
adalah 𝜋 = TR – TC (Hendry Faisal, 2007:36)
dimana; 𝜋 (Profit) = Pendapatan (Rp)

v
20

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)


TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)

5. Operasional Variabel

Adapun yang menjadi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (Independent Variabel)

– Produksi/bulan

– Biaya Operasional/bulan

– Harga (Rp)

b. Variabel terikat (Dependent Variabel)

– Pendapatan petani sawit.

v
21

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Daerah Penelitian


1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kecamatan Pante Ceureumen berpenduduk lebih kurang 11.703 jiwa,

terdiri dari laki-laki berjumlah 5.968 jiwa, perempuan berjumlah 5.735 jiwa.

dengan Kepala Keluarga berjumlah 2.108. Adapun Gampong/Desa yang ada di

wilayah hukum Kecamatan Pante Ceureumen berjumlah sebanyak 25, sedangkan

Dusun berjumlah 75. Jarak tempuh dari pusat kota Kecamatan dengan Kabupaten

lebih kurang 44 km. Kecamatan Pante Ceureumen terletak antara 0418,30 –

0438,40 bujur lintang utara dan 9610, 30 – 9628, 30 bujur lintang timur.

Kecamatan ini berbatasan langsung sebelah utara dengan Kecamatan Sungai Mas,

Kaway XIV, Panton Reu dan Kabupaten Nagan Raya. Luas tanaman perkebunan

kelapa sawit yang terdapat di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen ada lebih

kurang 626 Hektar, adapun produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu 1 tahun

(2017) menurut data statistik BPS Kabupaten Aceh Barat tahun 2018 berkisar

lebih kurang 2.754 Ton. (BPS Aceh Barat, 2018)

2. Jumlah Gampong Dalam Wilayah Hukum Kecamatan Pante Ceureumen

v
22

Dalam wilayah Kecamatan Pante Ceureumen memiliki 25 Gampong,

diantanya adalah: Gampong Alue Keumang, Babah Iseung, Babah Krueng

Teklep, Babah Lueng, Berdikari, Canggai, Gunong Tarok, Jambak, Keude Suak

Awe, Keutambang, Krueng Beukah, Lango, Lawet, Lhok Guci, Lhok Sari,

Manjeng, Menuang Kinco, Pante Cermin, Pulo Teungoh Manyeng, Sawang

Rambot, Seumantok, Seumara, Sikundo, Suak Awe, Tegal Sari. . (Kantor Camat

Pante Ceureumen, 2018)

3. Karakteristik Responden
3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun karakteristis responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-Laki 38 76 %
Perempuan 12 24 %
Jumlah 50 100 %
Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa responden dari penelitian

ini di dominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah

sebanyak 38 orang (76 %) dan perempuan sebanyak 12 orang (24 %)

3.2 Berdasarkan Usia

Adapun karakteristis responden berdasarkan usia, dapat dilihat dapat di

lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Usia Responden

v
23

Usia Frekuensi Persentae


20 – 30 Tahun 9 18 %
31 – 40 Tahun 11 22 %
41 – 50 Tahun 18 36 %
˃ 50 Tahun 12 24 %
Jumlah 50 100 %
Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat bahwa responden dari penelitian

ini di dominasi oleh responden yang berusia 41 sampai dengan 50 tahun, dengan

jumlah sebanyak 18 orang (36 %). Adapun yang berusia 20 sampai dengan 30

tahun sebanyak 9 orang (18 %). Usia 31 sampai dengan 40 tahun sebanyak 11

orang (22 %), dan usia di atas 50 tahun sebanyak 12 orang (24 %).

3.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, dapat di

lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Frekuensi Persentase


Tidak Tamat SD 16 32 %
Tamat SD/sederajat 23 46 %
Tamat SMP/sederajat 8 16 %
Tamat SMA/sederajat 3 6%
Jumlah 50 100 %
Sumber: Hasil penelitian (Data Diolah) September 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa, responden dari penelitian

ini di dominasi oleh responden yang berpendidikan tamatan SD dengan jumlah

sebanyak 23 orang (46 %). Adapun responden yang tidak menamatkan di bangku

jenjang Sekolah Dasar (SD) atau sederajatnya berjumlah sebanyak 16 orang (32

%). Yang dapat menamatkan sekolah setingkat SMP atau sederajatnya ada

v
24

sebanyak 8 orang (16 %). Sisanya yang menamatkan sekolah setingkat SMA atau

sederajatnya ada sebanyak 3 orang responden (6 %). Sedangkan responden yang

pernah duduk dibangku kuliah atau telah memperoleh gelar sarjana, tidak ada

penulis dapatkan saat penelitian dilapangan.

3.4 Berdasarkan Pekerjaan

Adapun karakteristik responden berdasarkan pekerjaan atau kegiatan

sehari-hari yang dilakukannya, dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4
Pekerjaan Pokok Responden

Pekerjaan Frekuensi Persentase


PNS 0 0%
Pensiunan PNS 3 6%
Karyawan Swasta 14 28 %
Pengusaha 5 10 %
Pedagang 12 24 %
Petani 16 32 %
Jumlah 50 100 %
Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa, responden dari penelitian

ini di dominasi oleh responden yang bekerja sehari-hari sebagai petani dengan

jumlah sebanyak 16 orang (32 %). Adapun yang bekerja sebagai PNS tidak

penulis temukan dilapangan, namun yang ada hanya responden yang berstatus

sebagai pensiunan PNS sebanyak 3 orang (6 %). Sedangkan responden yang

bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan perkebunan dan

pertambangan ada sebanyak 14 orang (28 %). Responden yang kesehariannya

bergelut sebagai usahawan berjumlah sebanyak 5 orang (10 %). Selebihnya

v
25

responden yang penulis temukan dilapangan yang bekerja sebagai pedagang ada

sebanyak 12 orang (24 %).

4. Analisis Variabel Penelitian


4.1 Produksi per Hektar

Adapun produksi buah sawit yang diperoleh masing-masing responden

satu dengan lainnya berbeda, tergantung dengan jumlah lahan yang dimiliki oleh

mereka. Berikut dalam uraian tabel tampak jumlah produksi buah sawit yang di

panen dengan berbanding luas lahan yang dimiliki oleh masing – masing

responden (kepala keluarga).

Tabel 4.5
Produksi TBS (Tandan Buah Segar) Sawit
Dalam 1 kali panen ( ± 15 hari/bulan)

No Responden Luas Lahan Total Luas Total


(KK) per KK (Ha) Lahan (Ha) Produksi
(Kg)
1 3 8 24 12.800

2 4 6 24 9.000

3 16 5 80 7.750

4 27 3 81 4.950

50 209

Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa, hasil produksi kelapa

sawit masyarakat yang di dapat setiap panen berbeda, hal ini terjadi selain

tanaman sawit yang ditanam dalam kebun semuanya hidup sebanyak idealnya

dalam satu hektar dapat di tanami maksimal lebih kurang 135 batang, juga layak

v
26

perkembangannya dengan merawat batang sawit serta menjaga tanaman benalu

sekitar batang tidak menjalar.

Berdasar penelitian di lapangan, hasil produksi tertinggi yaitu sebanyak

12.800 kg (12,8 ton) per sekali panen dalam kurun waktu lebih kurang 15 hari

sekali dalam satu bulan, dengan luas lahan yang dimiliki per kepala keluarga (KK)

sebanyak 8 hektar. Artinya, 8 hektar kebun sawit yang di miliki oleh masing-

masing responden (kepala keluarga) rata-rata sekali panen dalam 1 hektarnya

mencapai 1.600 kg (1,6 ton). 4 KK (kepala keluarga) lain yang memiliki kebun

sawit seluas 6 hektar, rata-rata produksi TBS (Tandan Buah Segar) sekali panen

dalam 1 hektarnya mencapai 1.500 kg (1,5 ton). Bila dikalikan 6 hektar kebun

sawit yang dimiliki oleh 1 KK (kepala keluarga), hasil produksi TBS (Tandan

Buah Segar) sekali panen sekitar 9.000 kg (9 ton). 16 KK (kepala keluarga) lain

yang memiliki kebun sawit seluas 5 hektar, rata-rata produksi TBS (Tandan Buah

segar) sekali panen dalam 1 hektarnya mencapai 1.550 kg (1,55 ton). Bila

dikalikan 5 hektar kebun sawit yang dimiliki oleh 1 KK (kepala keluarga), hasil

produksi TBS (Tandan Buah Segar) sekali panen sekitar 7.750 kg (7,75 ton). 27

KK (kepala keluarga) lain yang memiliki kebun sawit seluas 3 hektar, rata-rata

produksi TBS (Tandan Buah Segar) sekali panen dalam 1 hektarnya mencapai

1.650 kg (1,65 ton). Bila dikalikan 3 hektar kebun sawit yang dimiliki oleh 1 KK

(kepala keluarga), hasil produksi TBS (Tandan Buah Segar) sekali panen sekitar

4.950 kg (4,95 ton).

4.2 Biaya Operasional

v
27

Keberhasilan dalam pengelolaan kebun sawit tidak terlepas dari

pembiayaan operasional yang dikeluarkan, sejak dari lahan kosong hingga

ditanaminya batang kelapa sawit. Saat kelapa sawit telah dapat di panen secara

berkelanjutan, biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebesar biaya awal

sebelumnya. Besarnya biaya operasional rutin yang dikeluarkan sejak kelapa

sawit telah menghasilkan, tampak dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.6
Biaya Operasional Rutin Kebun Kelapa Sawit
( 6 Bulan Sekali )

No Pupuk dan Obat- Kebutuhan Harga Jumlah


Obatan (per Ha) (Rp/Kg/Pct) Pembiayaan
(Rp/Ha)
A Pupuk
1 Urea 50 Kg 8.000,- 400.000,-
2 Kcl 50 Kg 8.000,- 400.000,-
3 Tsp 60 Kg 11.500,- 690.000,-
B Pestisida
1 Roundup 2 Liter 48.000,- 96.000,-
2 Ali-ali 2 Liter 35.000,- 70.000,-
C Biaya Penyemprotan 25 Tangki 15.000,- 375.000,-
Total Jumlah Pembiayaan 2.031.000,-

Berdasarkan tabel 4.6 pembiayaan operasional kelapa sawit yang

dikeluarkan oleh masing-masing responden (KK) besarannya lebih kurang Rp.

2.031.000,- untuk 1 hektar luas lahan. Biaya sebesar ini dikeluarkan hanya dalam

kurun waktu 6 bulan sekali dan sifatnya rutin, karena untuk menjaga agar

kelangsungan pertumbuhan batang kelapa sawit dapat baik dan kandungan

minyak buahnya juga mencukupi seperti yang diharapkan. Unsur pembiayaan

lainnya seperti penggunaan racun rumput (pestisida), untuk mematikan


v
28

ilalang/rumput yang tumbuh sekitar batang sawit. Bila rumput tidak dimatikan

dengan pestisida, batang kelapa sawit agak susah berkembang dengan baik dan

juga pekebun susah saat menabur pupuk sekeliling batang kelapa sawit.

4.3 Harga

Saat penulis melakukan penelitian di lapangan dalam kurun waktu lebih

kurang 2 bulan, ternyata akhir-akhir ini harga TBS (Tandan Buah Segar) kelapa

sawit yang di beli oleh pengumpul/agen pada pekebun bervariasi. Untuk bulan

Oktober 2018, harga per kilogram buah kelapa sawit di bandrol dengan harga Rp.

1.050,-. Sedangkan harga pada bulan-bulan November 2018, bukan naik malah

turun dengan harga Rp. 850,- per kilogramnya. Ternyata pemberlakuan harga

seperti ini, mengacu pada harga yang di beli oleh Pabrik Kelapa sawit (PKS)

setempat.

4.4 Pendapatan Petani Sawit

Pendapatan yang di peroleh pekebun kelapa sawit setiap sekali panen

dipengaruhi oleh pemberlakuan harga pada bulan-bulan tersebut. Pekebun kelapa

sawit tidak mampu memprediksi harga dalam setahun berjalan dapat tetap (fixed),

karena pemberlakuan harga ditetapkan oleh Pabrik kelapa Sawit (PKS) setempat

dan juga berlaku sama dengan PKS lainnya dalam wilayah Kabupaten Aceh

Barat. Selain pemberlakuan harga yang berfluktuasi, pendapatan yang di peroleh

juga berpengaruh pada hasil produksi saat panen dalam bulan yang bersangkutan.

Berikut di bawah ini tampak tabel perolehan pendapatan pekebun sawit atas hasil

produksi TBS (Tandan Buah Segar) dalam bulan Oktober dan November 2018.

v
29

a. Bulan Oktober 2018.

Tabel berikut ini merupakan prosesi dari rutinitas perolehan pendapatan

pekebun kelapa sawit yang diterima pada bulan Oktober 2018.

Tabel 4.7
Produksi TBS serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit
(Bulan Oktober 2018)

N Respon Luas Produk Harga Pendapatan Biaya Pendapatan


o den Lahan si TBS (Kg) Bruto (Rp) Operasio Netto (Rp)
(KK) (Ha) (Kg) nal
(Rp/Ha)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
1 3 8 1.600 1.050,- 13.440.000,- 500.000,- 12.940.000,-
2 4 6 1.500 1.050,- 9.450.000,- 500.000,- 8.950.000,-
3 16 5 1.550 1.050,- 8.137.500,- 300.000,- 7.837.500,-
4 27 3 1.650 1.050,- 5.197.500,- 300.000,- 4.897.500,-
50 22
Jumlah Total Pendapatan Diterima 34.625.000,-

Seperti gambaran dalam tabel 4.7, pendapatan bersih yang diterima para

pekebun sawit tampak berbeda, ini disebabkan antara lain adalah pengaruh dari

perolehan hasil produksi TBS (Tandan Buah Segar) yang dihasilkan masing-

masing kebun responden. Sedangkan harga buah sawit dalam bulan Oktober di

tingkat pengumpul berkisar Rp. 1.050,- per kilogramnya. Untuk

penghasilan/pendapatan dari 50 responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian dengan harga kisaran Rp. 1.050,- per kilogram, tertinggi adalah

responden yang memiliki kebun seluas 8 hektar. Sedangkan

v
30

penghasilan/pendapatan yang terendah dalam 50 orang yang dijadikan sampel

penelitian adalah pekebun yang memiliki kebun sawitnya seluas 3 hektar.

Kebun kelapa sawit dengan luas 8 hektar yang dimiliki oleh masing-

masing kepala keluarga (KK), dalam bulan Oktober 2018 mampu menghasilkan

TBS (Tandan Buah Segar) sebanyak 1.600 kg (1,6 ton) per sekali panen dalam

kurun waktu lebih kurang 15 hari kalender. Pendapatan kotor yang diperoleh

sebelum dikurangi biaya operasional kerja adalah Rp. 13.440.000,- dengan harga

per kilogram TBS (Tandan Buah Segar) Rp. 1.050,-. Setelah dikurangi biaya

operasional kerja sebesar Rp. 500.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh

pendapatan bersih sebesar Rp. 12.940.000,-.

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 6 hektar, dalam

sekali panen ia memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 9.450.000,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 1.050,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja

sebesar Rp. 500.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp. 8.950.000,-.

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 5 hektar, dalam

sekali panen ia memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 8.137.500,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 1.050,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja

sebesar Rp. 300.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp. 7.837.000,-.

v
31

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 3 hektar, dalam

sekali panen ia memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 5.197.500,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 1.050,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja

sebesar Rp. 300.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp. 4.897.500,-.

b. Bulan November 2018.

Tabel berikut ini merupakan prosesi dari rutinitas perolehan pendapatan

pekebun kelapa sawit yang diterima pada bulan November 2018.

Tabel 4.8
Produksi TBS serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit
(Bulan November 2018)

N Respon Luas Produk Harga Pendapatan Biaya Pendapatan


o den Laha si TBS (Kg) Bruto (Rp) Operasion Netto (Rp)
(KK) n (Kg) al (Rp/Ha)
(Ha)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
1 3 8 1.505 850,- 10.234.000,- 500.000,- 9.734.000,-
2 4 6 1.400 850,- 7.140.000,- 500.000,- 6.640.000,-
3 16 5 1.550 850,- 6.587.500,- 300.000,- 6.287.500,-
4 27 3 1.475 850,- 3.761.250,- 300.000,- 3.461.250,-
50 22
Jumlah Total Pendapatan Diterima 26.122.750,-

Seperti gambaran dalam tabel 4.8, pendapatan bersih yang diterima para

pekebun sawit tampak berbeda, ini disebabkan antara lain adalah pengaruh dari

perolehan hasil produksi TBS (Tandan Buah Segar) yang dihasilkan masing-

masing kebun responden. Sedangkan harga buah sawit dalam bulan November di
v
32

tingkat pengumpul berkisar Rp. 850,- per kilogramnya. Harga ini terjadi

penurunan sangat drastis bila dibandingkan dengan harga pada bulan sebelumnya.

Umumnya para pekebun kelapa sawit merasa prihatin dengan anjloknya harga

buah sawit akhir-akhir ini.

Dengan luas 8 hektar kebun sawit yang dimiliki oleh masing-masing

kepala keluarga (KK), dalam bulan November 2018 hanya mampu menghasilkan

TBS (Tandan Buah Segar) sebanyak 1.505 kg sekali panen dalam kurun waktu

lebih kurang 15 hari. Pendapatan kotor yang diperoleh sebelum dikurangi biaya

operasional kerja adalah Rp. 10.234.000,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 850,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja sebesar

Rp. 500.000,-, pekebun kelapa sawit hanya memperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp. 9.734.000,-.

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 6 hektar, dalam

sekali panen ia memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 7.140.000,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 850,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja sebesar

Rp. 500.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.

6.640.000,-.

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 5 hektar, dalam

sekali panen hanya memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 6.587.500,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 850,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja sebesar

v
33

Rp. 300.000,-, pekebun kelapa sawit memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp.

6.287.500,-.

Pekebun kelapa sawit yang memiliki perkebunan seluas 3 hektar, dalam

sekali panen ia memperoleh penghasilan kotor sebelum dipotong biaya

operasional kerja yaitu sebesar Rp. 3.761.250,- dengan harga per kilogram TBS

(Tandan Buah Segar) Rp. 850,-. Setelah dikurangi biaya operasional kerja sebesar

Rp. 300.000,-, pekebun kelapa sawit hanya memperoleh pendapatan bersih

sebesar Rp. 3.461.250,-.

4.5 Analisis Hipotesis

Dari hasil analisis variabel penelitian yang di angkat dalam skripsi ini,

dengan mempedomani analisa pendapatan pekebun sawit untuk bulan Oktober

dan November 2018, terlihat ada pengaruh antara produktivitas dengan

pendapatan, dengan demikian hipotesa di terima.

v
34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Pada penelitian mengenai analisis produktivitas kelapa sawit terhadap

peningkatan pendapatan para usaha tani sawit, pada dasarnya di pengaruhi oleh

faktor perawatan kebun yang dilakukan oleh pemilik kebun, serta faktor harga jual

yang berfluktuasi (naik turun) di beli oleh agen pengumpul buah kelapa sawt.

Pendapatan yang di peroleh para masing-masing pekebun sawit sangatlah

bervariasi, yang disebabkan selain batang kelapa sawit yang di tanam kurang

produktif hasilnya atau juga jumlah batang sawit yang ditanam tidak semuanya

hidup terkadang ada yang telah mati, dan juga berpengaruh dengan biaya yang

dikeluarkan saat proses produksi berlangsung.

Dengan harga tebus TBS (Tandan Buah Segar) di tingkat PKS (Pabrik

Kelapa Sawit) dalam bulan-bulan terakhir ini kian menurun, pendapatan yang

diterima oleh pekebun kelapa sawit juga menjadi imbasnya. Alhasil, pekebun

kelapa sawit merasa kurang bergairah untuk merawat kembali kebun sawitnya.

2. Saran

Harapan para pekebun kelapa sawit, hendaknya pemerintah selaku

pengambil kebijakan dapat kiranya meninjau ulang kembali mengenai harga tebus

kelapa sawit di tingkat PKS (Pabrik Kelapa Sawit), karena komoditi kandungan

dari minyak kelapa sawit merupakan salah satu kebutuhan primer baik di tingkat

domistik maupun manca negara.

v
35

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ahyari. 2004. Manajemen Produksi, Penerbit BPFE. UGM. Yogyakarta


Amir Syahza. 2011. Produksi Pertanian Sawit dan Keunggulannya, Penerbit
FEUI. Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Aceh Barat Dalam Angka, Penerbit
Departemen BPS Pusat. Jakarta
-----------------------------------------. 2017. Aceh Barat Dalam Angka, Penerbit
Departemen BPS Pusat. Jakarta
Budiono. 2004 Teori Pendapatan Perusahaan Mikro, Penerbit Pioner Jaya.
Bandung

Daniel. 2002. Ekonomi Pertanian, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Irawan dan Suparmoko, M. 2000. Ekonomi Pembangunan, Penerbit BPFE UGM.


Yogyakarta

Joesran dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro, Penerbit Salemba Empat.
Jakarta

Noor, Hendry Faisal. 2007. Ekonomi Manajerial, Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Panjaitan. Sarasutha. 2000. Peningkatan, Peroduktivitas Kelapa Sawit, Penerbit


IPB. Bogor

Purnomo Soedarman. 2011. Manajemen dan Produksi Perkebunan Sawit,


Penerbit IPB. Bogor

Raharja Pratama dan Manurung. 2007. Teori Ekonomi Mikro, Penerbit FEUI.
Jakarta

Rodjak. 2002. Manajemen Usaha Tani dan Perkebunan Kelapa Sawit. Penerbit
BPFE UGM. Yogyakarta

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Bahasan Analisis Fungsi


Cobb-Douglas, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif kombinasi (Mixed


Method). Penerbit Alfabeta. Bandung

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta

v
36

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT


TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

AZHARI
01200006

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018
v
37

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT


TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

AZHARI
01200006

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018
v
38

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT


TERHADAP PENINGKATAN PENINGKATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh :

AZHARI

NOMOR POKOK MAHASISWA : 01200006


JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN (EKM)
PROGRAM STUDY : STRATA SATU (S1)

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

H.T. BUSTAMI NA, SE., MM., M.Sc SRI HARTATI, SE., MM

KETUA JURUSAN

( MULIZA, SE., M,Si )

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


( S T I M I ) MEULABOH
ACEH BARAT
2018

v
39

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Azhari
NPM : 01200006
Jurusan : Ekonomi Manajemen (EKM)
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha Tani Sawit Di
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh barat

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Sekolah
Tinggi Imu Manajemen Indonesia (STIMI) Meulaboh.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Azhari

v
40

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas karunia serta
hidayah-Nya, Shalawat beriring salam kita haturkan pula pada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW sehingga penulis selalu diberi kemudahan untuk menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha Tani Sawit Di Kecamatan
Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat ”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat terbantu atas segala bentuk
dukungan dari semua pihak yang terlibat didalamnya, telah memberikan
sumbangan pikiran maupun tenaga sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1.Bapak H.T. Bustami NA, SE, MM, M.Sc selaku pembimbing utama
yang telah membimbing penulis.
2.Ibu Sri Hartati, SE, M.M, selaku pembimbing pembantu yang telah
membantu membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3.Bapak Muliza, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan
arahan kepada penulis.
4.Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen Indonesian (STIMI) yang telah membekali penulis dengan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
5.Kedua orang tua saya yang telah bersusah payah dan mendo’akan saya
agar berhasil dalam meraih cita-cita dibangku perguruan tinggi.
6.Bapak Camat beserta Staf, serta Bapak-bapak PPL Kecamatan Pante
Ceureumen, yang telah membantu penulis dengan memberikan data yang
dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depan.

Meulaboh, November 2018

Azhari

v
41

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. iv
ABSTRAK …………………………………………………………………. v

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………..… 1
1. Latar Belakang Masalah………………………………… .. 1
2. Rumusan Masalah .……………………………………….. 4
3. Batasan Masalah ………………………………………. … 4
4. Tujuan Penelitian ………………………………………… 4
5. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 4
6. Hipotesa Penelitian ……………………………………… . 5
7. Sistematika Penulisan …………………………………….. 5

v
42

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………..….. 7


1. Pengertian Produktivitas …………………………………. 7
2. Teori Produksi …………………………………………… 7
3. Konsep Produksi ...………………..……………………… 8
4. Fungsi Produksi……………………………….…………... 9
5. Faktor Produksi.. .……………………………………… ... 10
6. Manajemen Usaha Tani ………………………………….. 10
7. Pengaruh Faktor Produksi Tanah Pertanian . .…………… 11
8. Faktor Modal Pertanian…………………………………… 12
9. Pembentukan Modal………………………………………. 14
a. Modal Tetap (Fixed)…………….…………………… 14
b. Modal Bergerak (Variable)….....……………………. 14
10. Pengertian Pendapatan…………………………………….. 15
11. Konsep Pendapatan………………………………………… 16
12. Jenis dan Fungsi Pendapatan……………………………… 17
13. Usaha Peningkatan Pendapatan…………………………… 17

BAB III METODE PENELITIAN …………………….. …………….. 18


1. Lokasi dan Objek Penelitian …………………………….. . 18
2. Populasi dan Sampel ………………………………….. ..… 18
3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. .. 18
4. Metode Analisis Data……………………………………....` 19
5. Operasional Variabel …………………………………....… 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 21


1. Deskripsi Daerah Penelitian ….…………………………….. 21
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian …………………. 21
2. Jumlah Gampong Dalam Wilayah Hukum Kecamatan Pante
Ceureumen …………………………………………………. 22
3. Karakteristik Responden ……………………………………. 22
3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………… 22
3.2 Berdasarkan Usia ……………………………………… 22
3.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir …………………….. 23
3.4 Berdasarkan Pekerjaan ………………………………... 23
4. Analisis Variabel Penelitian ……………………………….... 24
4.1 Produksi per hektar …………………………………… 25
4.2 Biaya operasional ………………………………….…. 26
4.3 Harga …………………………………………….…… 27
4.4 Pendapatan Petani Sawit ………………………….….. 28
4.5 Analisis Hipotesis ……………………………………. 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... 34

v
43

1. Kesimpulan …………………………………………………. 34
2. Saran-Saran ………………………………………………… 34

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… . 35

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4-1 Jenis Kelamin Responden ……………………………….. 22


2. Tabel 4-2 Usia Responden …………………………………………. 22
3. Tabel 4-3 Pendidikan Terakhir Responden .……………………….. 23
4. Tabel 4-4 Pekerjaan Pokok Responden …………………………….. 24
5. Tabel 4-5 Produksi TBS (Tandan Buah Segar) Sawit ……………. . 25
6. Tabel 4-6 Biaya Operasional Rutin Kebun Kelapa sawit …………. 27
7. Tabel 4-7 Produksi TBS Serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit 29
(Bulan Oktober 2018)
8. Tabel 4-8 Produksi TBS Serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit 31
(Bulan November 2018)
v
44

ABSTARK
Nama Mahasiswa : Azhari
NPM : 01200006
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha
Tani Sawit Di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat.
Pembimbing Utama : H.T. Bustami NA, SE., MM., M.Sc
Pembimbing Pembantu : Sri Hartati, SE., M.M

Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi


minyak per hektar paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak lainnya.
Perkebunan kelapa sawit membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan
memberi keuntungan bagi pekebun kelapa sawit. Pendapatan dipengaruhi oleh
penerimaan usaha tani yang didapatkan dari hasil TBS (Tandan Buah Segar) yang
dikalikan dengan harga jual.

v
45

Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan September 2018 sampai dengan
November 2018 dengan mengambil sampel sebanyak 50 orang responden secara
acak yang memiliki perkebunan kelapa sawit dalam wilayah Kecamatan Pante
Ceureumen. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis menyebarkan kuisioner yang isinya tentang pertanyaan-pertanyaan seputar
kepemilikan lahan kebun sawit, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perawatan
kebun, produksi/hasil TBS (Tandan Buah Segar) yang diperoleh dalam sekali
panen, pendapatan yang di terima baik dalam bentuk masih kotor (bruto) sebelum
di potong biaya ongkos produksi maupun pendapatan bersih (netto) setelah di
potong biaya ongkos produksi.
Dari hasil penelitian yang diteliti, produksi kelapa sawit dan harga di beli
oleh agen pengumpul, sifatnya fluktuatif, artinya setiap saat dapat berubah.
Produksi kelapa sawit dapat stabil, meningkat atau menurun, tergantung pada
perawatan yang dilakukan oleh pemilik kebun yang bersangkutan. Sisi harga yang
di beli oleh pengumpul, juga demikian, terkadang dalam bulan-bulan tertentu
harga per kilogram kelapa sawit dapat jadi tinggi dalam arti harga per
kilogramnya dapat mencapai Rp. 1.600,-. Namun pada bulan-bulan lainnya harga
komoditi sawit (TBS) dapat terjadi menurun. Hal ini sangat tergantung dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) yang menentukan harga semuanya ini.

Kata Kunci: Produktivitas, Pendapatan dan Profit (keuntungan)

BATAS AZHARI

v
46

ANALISIS PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN


KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

REZA HERMANSAH
00701294

v
47

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018

ANALISIS PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISIPLIN


KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

REZA HERMANSAH
00701294

v
48

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018

ANALISIS PENGARUH SEMANGAT KERJA DAN DISPLIN KERJA


TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM)
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh :

REZA HERMANSAH

NOMOR POKOK MAHASISWA : 00701294


JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN (EKM)
PROGRAM STUDY : STRATA SATU (S1)

v
49

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

AHMAD ARKADIUS, SE., MM YENNI MUFLIHAN, M.PdI

KETUA JURUSAN

MULIZA, SE., M,Si

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


( S T I M I ) MEULABOH
ACEH BARAT
2018

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Reza Hermansah
NPM : 00701294
Jurusan : Ekonomi Manajemen (EKM)
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Sekolah
Tinggi Imu Manajemen Indonesia (STIMI) Meulaboh.

v
50

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Reza Hermansah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas karunia serta
hidayah-Nya, Shalawat beriring salam kita haturkan pula pada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW sehingga penulis selalu diberi kemudahan untuk menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin Kerja
Terhadap Produktivitas Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Aceh Barat ”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat terbantu atas segala bentuk
dukungan dari semua pihak yang terlibat didalamnya, telah memberikan
sumbangan pikiran maupun tenaga sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

v
51

1. Bapak Ahmad Arkadius, SE, MM selaku pembimbing utama yang telah


membimbing penulis.
2. Ibu Yenni Muflihan, M.PdI, selaku pembimbing pembantu yang telah
membantu membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Muliza, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan
arahan kepada penulis.
4. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen Indonesian (STIMI) yang telah membekali penulis dengan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
5. Kedua orang tua saya yang telah bersusah payah dan mendo’akan saya
agar berhasil dalam meraih cita-cita dibangku perguruan tinggi.
6. Bapak Direktur PDAM Tirta Meulaboh beserta Staf, yang telah
membantu penulis dengan memberikan data yang dibutuhkan dalam
penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depan.

Meulaboh, November 2018

Reza Hermansah

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. iv
ABSTRAK …………………………………………………………………. v

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………..… 1
1. Latar Belakang Masalah………………………………… .. 1
2. Rumusan Masalah .……………………………………….. 5
3. Batasan Masalah ………………………………………. … 5
4. Tujuan Penelitian ……………………………………….... 5
v
52

5. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 6


6. Hipotesa …………………………………………………... 6
7. Sistematika Penulisan …………………………………….. 6

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………..….. 8


1. Analisis …………………………………….……………. 8
2. Pengertian Semangat Kerja ………………………………. 8
3. Indikasi Menurunnya Semangat Kerja……………………. 9
4. Cara Meningkatkan Semangat Kerja……………………… 11
5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja ……. 12
6. Pengertian Disiplin Kerja …………………………………. 19
7. Jenis Disiplin Kerja ……………………………………….. 20
8. Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan………………… 23
9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga
kerja ………………………………………………………. 25
10. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Turunnya Produktivitas
kerja ……………………………………………………….. 30
11. Pengaruh Semangat Dan Disiplin Kerja Terhadap Produkti
vitas ………………………………………………………… 31

BAB III METODE PENELITIAN …………………….. …………….. 33


1. Tempat Penelitian ……………………………..………..…. 33
2. Populasi dan Sampel ………………………………….. ..… 33
3. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. .. 33
4. Metode Analisis Data……………………………………....` 34
5. Skala Pengukuran …………………………………………. 35
6. Operasional Variabel …………………………………....… 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 36


1. Gambaran Umum Perusahaan PDAM Tirta Meulaboh …….. 36
2. Tugas Pokok PDAM Tirta Meulaboh ……………………… 37
3. Fungsi dan Tujuan PDAM Tirta Meulaboh ………………… 38
4. Visi dan Misi PDAM Tirta Meulaboh ……………………... 38
a. Visi …………………………………………………….. 38
b. Misi ………..…………………………………………… 38
5. Job Description Karyawan PDAM Tirta Meulaboh ….,…….. 39
6. Deskriptif Responden …………….………………………… 43
7. Analisis Variabel Penelitian ...……….……………………… 44
7.1. Semangat Kerja ……………...……………………….. 44
7.2. Disiplin Kerja ………….…………………………….. 45
7.3. Produktivitas Karyawan ……………………………… 46
7.4. Analisis Hipotesis …………………………………….. 46

v
53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... 47


3. Kesimpulan …………………………………………………. 47
4. Saran-Saran ………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… . 49

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4-1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………..…….. 43


2. Tabel 4-2 Responden Berdasakan Usia ……….……………………. 44

v
54

ABSTRAK

Nama Mahasiswa : Reza Hermansah


NPM : 00701294
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Semangat Kerja Dan Disiplin
Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Aceh Barat
Pembimbing Utama : Ahmad Arkadius, SE., MM
Pembimbing Pembantu : Yenni Muflihan, M.PdI

v
55

Dalam sebuah perusahaan, sumber daya manusia perlu di kelola agar


menjadi insan yang berproduktivitas tinggi bagi kemajuan perusahaan tersebut.
Hal ini menunjukkan pentingnya semangat ditumbuhkan dalam rangka
pencapaian produktivitas kerja karyawan. Timbulnya semangat kerja yang giat
dan disiplin kerja yang baik dari karyawan perusahaan PDAM Tirta Meulaboh,
merupakan dasar dari produktivitas kerja mereka. Semangat kerja merupakan
suatu kondisi atau energi/kekuatan yang menggerakkan diri karyawan yang
terarah atau tertuju untuk pencapaian keuntungan optimal yang ditargetkan
PDAM Tirta Meulaboh. Perusahaan PDAM Tirta Meulaboh dan karyawan,
merupakan dua hal yang saling ada ketergantungan dan membutuhkan. Jika
karyawan dapat berhasil membawa kemajuan untuk perusahaan, keuntungan yang
diperoleh akan dipetik oleh kedua belah pihak. Bagi karyawan, keberhasilan
tersebut kiranya merupakan aktualisasi potensi diri dan sekaligus peluang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya,
Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan September 2018 sampai dengan
November 2018 dengan mengambil sampel sebanyak 65 orang responden yang
merupakan karyawan seluruhnya yang bekerja pada perusahaan PDAM Tirta
Meulaboh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara pengamatan
langsung (observasi), wawancara (interview), dan studi pustaka serta dengan
mengumpulkan data primer maupun sekunder. Metode analisis data dengan cara
metode deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa bila suatu produktivitas kerja optimal mampu dijalankan oleh karyawan,
perusahaan akan mendapat kepercayaan lebih dari para pelanggannya. Sebaliknya,
bila kinerja karyawan tidak adanya evaluasi, arahan dan motivasi dari Direktur
perusahaan, alhasil perusahaan dapat dikatakan jalan di tempat.

Kata Kunci: Semangat Kerja, Disiplin Kerja, Produktivitas Karyawan.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap perusahaan yang didirikan mempunyai harapan,

bahwa kelak di kemudian hari mengalami perkembangan yang pesat di dalam

v
56

lingkup usaha dari perusahaannya, dan menginginkan terciptanya produktivitas

yang tinggi dalam kinerjanya. Untuk mewujudkan sisi operasional, perlu

diperhatikan secara serius beberapa faktor yang menjadikannya sebagai motor

dalam memproduksi diantaranya; faktor alam, tenaga kerja, permodalan serta

keahlian (skill). Dimana keempat faktor tersebut tidak dapat berdiri sendiri,

melainkan harus saling mendukung untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efisien. Dan diantara keempat faktor utama tersebut, faktor tenaga kerja atau

manusia dalam hal ini adalah karyawan, merupakan hal yang terpenting karena

pemakaian mereka sebagai penggerak dalam kelancaran hidupnya perusahaan.

Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk apapun, baik dalam

skala besar maupun kecil, tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia. Sumber

daya manusia di maksud adalah, orang-orang yang memberikan tenaga, pikiran,

bakat, kreativitas dan usahanya pada perusahaan.

Setiap perusahaan berupaya memiliki karyawan yang handal dalam

bekerja, agar ianya mampu setidaknya mengukir prestasi kerja. Tentu dalam

harapan memiliki semangat tinggi dengan berkreativitas, sesuai dengan apa yang

menjadi tujuan sebelumnya.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas karyawan,

diantaranya semangat kerja dan disiplin kerja, tingkat pendidikan, keterampilan,

gizi dan kesehatan, sikap dan etika, motivasi, iklim kerja, tehnologi, sarana

produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi (James Ravianto,

2005:20)

v
57

Untuk mencapai produktivitas yang tinggi, pimpinan perusahaan harus

memperhatikan semangat kerja. Semangat kerja merupakan sikap mental yang

mampu memberikan dorongan bagi seseorang untuk dapat bekerja lebih baik dan

cekatan. Semangat kerja karyawan yang tinggi akan berpengaruh terhadap

efisiensi dan efektifitas kerjanya.

Faktor lain yang menentukan produktivitas adalah disiplin kerja.

Hilangnya disiplin kerja, akan berpengaruh terhadap efesiensi kerja dan efektifitas

kerja yang diembannya. Dengan adanya kedisiplinan dalam bekerja, diharapkan

pekerjaan akan dilakukan seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan tidak dapat

ditegakkan, maka kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai

secara efektif dan efisien.(Alex Nitisemito, 2004:17).

Sebagai gambaran apabila suatu perusahaan hanya memperhatikan tentang

pendidikan, keahlian (skill) dan tehnologi semata tanpa memikirkan semangat dan

disiplin kerja karyawan, maka pendidikan, keahlian (skill) dan tehnologi yang

tinggi sekalipun tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, bila institusi

tersebut tidak dapat memanfaatkannya secara bijak dan sungguh-sungguh dalam

menerapkan kedisiplinan pada karyawannya dengan sedikit tegas (extrems).

Selama ini usaha meningkatkan produktivitas, lebih banyak dilakukan

melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Padahal, untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan memang sangat perlu dibuat, semacam pelatihan

(training). Dalam kegiatan tersebut, kiranya juga dibekali dengan materi tentang

kedisiplinan karyawan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ditempat ianya

v
58

bekerja. Dengan terapan disiplin, tercermin semangat kerja yang profesional serta

tercapai pula target produktivitas perusahaan yang diharapkan.

Dewasa ini, Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD) sebagai salah satu

pelaku ekonomi di Daerah, ikut serta berperan aktif dalam pembangunan Daerah

khususnya dalam sektor perindustrian, yang salah satu kegiatannya menyediakan

barang dan jasa. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini adalah Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM), yang bergerak (motion) dalam bidang

penyaluran/pensuplay dan penyedia air bersih dalam wilayah hukum lingkup

Kabupaten. Untuk mencukupi kebutuhan konsumennya, Perusahaan Daerah Air

Minum Daerah (PDAM) selalu terus menerus meningkatkan pelayanan, baik dari

segi kualitas maupun kuantitas/produksinya.

Seperti kita ketahui, umumnya perusahaan air bersih bekerja keras untuk

mempertahankan citranya agar dapat memperluas atau menguasai pangsa pasar.

Dalam hal ini, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik Pemerintah Daerah

Kabupaten Aceh Barat juga harus bisa meningkatkan kualitas perusahaan

misalnya, dari segi internal perusahaan itu sendiri, antara lain peningkatan kualitas

karyawan. Kualitas karyawan dapat dilihat dari semangat, dan disiplin kerja yang

dilakukan sehari-hari. Dengan adanya semangat dan disiplin kerja yang tinggi,

diharapkan dapat meningkatkan pemasukan/input salah satunya untuk kas

Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) dan juga untuk perusahaan yang

menjalankannya.

Dalam melakukan kegiatan memproduksi air bersih, lima puluh persennya

masih menggunakan tenaga manusia. Dengan kegiatan seperti ini, tenaga manusia

v
59

mulai dari yang kurang profesional sampai yang berkapasitas profesional sangat

diperlukan, agar produktivitas yang dijalankan sesuai dengan yang telah

ditargetkan oleh perusahaan. Disinilah diperlukan motivasi secara psikologi agar

para karyawan mampu dan sungguh-sungguh dalam melakukan rutinitasnya,

sehingga harapan dan sasaran dari perusahaan dapat tercapai.

Salah satu tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan/laba, yang

bisa didapat dengan adanya produktivitas karyawan yang tinggi. Sehingga apa

yang menjadi pengeluaran (output) perusahaan dapat tertutupi dengan hasil

surplus (lebih) di dapat dari produksi yang di supply (tawarkan) pada para

konsumen pelanggan air bersih. Saat ini, perusahaan air minum memiliki prospek

yang cerah di masa mendatang dalam mengembangkan usahanya. Terbukti masih

banyak masyarakat mengkonsumsi air bersih milik Perusahaan Daerah untuk

kebutuhan hidup sehari-hari.

Agar PDAM dapat terus melanjutkan usahanya, perlu meninjau lebih

mendalam (inten) dari kinerja para karyawan, supaya kredibilitas perusahaan pada

publik dapat terjaga dan pelanggan pun merasa terhargai. Untuk itu, usaha yang

ditempuh adalah, pengembangan dan memberikan sugesti/rangsangan pada para

karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi perusahaan secara efektif

dan efisien.

Dari latar belakang diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian lebih

lanjut yang membahas tentang penganalisaan lebih mendalam fenomena

pengaruh dari semangat serta disiplin kerja karyawan pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat. Oleh karena itu penulis mengangkat

v
60

judul “Analisis Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas

Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat.”

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahannya

sebagai berikut:

Apakah semangat serta disiplin kerja karyawan berpengaruh terhadap

produktivitas yang diharapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Kabupaten Aceh Barat.

3. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah :

Menganalisis semangat serta disiplin kerja karyawan yang berpengaruh

terhadap produktivitas dalam mencapai target kerja pada Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat.

4. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh semangat serta disiplin kerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat

terhadap produktivitas yang dilakukan sehari – hari.

5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Meulaboh.

v
61

2. Dapat kiranya menjadi suatu masukan yang bermanfaat bagi Direktur

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat.

3. Sebagai bahan literatur di perpustakaan kampus, dan juga dapat

kiranya dijadikan sebagai pedoman bagi peneliti pemula dalam

menyusun karya ilmiah nantinya.

6. Hipotesa

Berdasarkan latar belakang masalah diduga sementara bahwa, semangat

kerja serta disiplin kerja berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada

Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat.

7. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis membuat dalam bentuk 3

(tiga) Bab. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesa dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori yang menguraikan tentang analisis, pengertian

semangat kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja, pengertian

disiplin kerja, jenis disiplin kerja, pengertian produktivitas kerja karyawan, faktor-

faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja, faktor-faktor yang

menyebabkan turunnya produktivitas kerja serta pengaruh semangat dan disiplin

kerja terhadap produktivitas.

v
62

Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari tempat penelitian, populasi dan

sampel, teknik pengumpulan data, metode analisis data, skala pengukuran variabel

dan operasional variabel.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari Gambaran

Umum Perusahaan PDAM Tirta meulaboh, Tugas Pokok PDAM Tirta Meulaboh,

Fungsi dan Tujuan PDAM Tirta Meulaboh, Visi dan Misi PDAM Tirta Meulaboh,

Job Description Karyawan PDAM Tirta Meulaboh, Deskriptif Responden, dan

Analisis Variabel Penelitian.

Bab V merupakan bab penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Analisis.

Analisis maksud di sini adalah, suatu cara/metode yang di pantau atau di

selidiki terhadap kondisi dari perilaku individu (karyawan/pegawai) suatu institusi

yang menjalankan pekerjaan rutinitasnya. Adapun kinerja mereka nantinya,


v
63

merupakan suatu pencitraan pada suatu lembaga/institusi. Sisi lainnya adalah,

berharap para karyawannya mau dan mampu bekerja dengan giat serta konsekuen

sesuai petunjuk yang diberikan dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan di masing-masing bidang pekerjaan mereka. Dengan semangat kerja

yang optimal mencerminkan pada kedisiplinan kinerja yang baik, hal ini

berdampak pada penyelesaiaan suatu kegiatan kerja yang diembannya

terselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh lembaga tempat ia

bernaung. Capaian hasil ini, sangat bermakna dirasakan oleh pihak penerima

manfaat yang akan menindaklanjuti pada bidang lainnya sesuai mekanisme yang

berlaku pada lembaga yang bersangkutan. (Alex Nitisemito, 2004:247)

2. Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja adalah sikap mental dari individu atau kelompok yang

menunjukkan kegairahan untuk melaksanakan pekerjaannya, sehingga mendorong

untuk mampu bekerjasama dan dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya

dengan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan padanya.

Semangat kerja menurut pendapat Hasibuan (2008:152) adalah keinginan dan

kesungguhan seseorang mengerjakan dengan baik serta berdisiplin untuk

mencapai prestasi kerja yang maksimal. Sedangkan semangat kerja menurut pakar

ahli ekonomi Tohardi (2002:427) adalah, kemampuan sekelompok orang-orang

untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama.

Dari kedua pendapat tersebut, pada dasarnya semangat kerja merupakan

keadaan yang timbul dari dalam diri individu yang menyebabkan individu atau

v
64

manusia tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam suasana senang sehingga

bekerja dengan giat, cepat dan lebih baik.

Semangat itu menggambarkan suatu perasaan yang berhubungan dengan

suatu keadaan yang mencerminkan kondisi rohani atau perilaku individu yang

merangsang setiap setiap individu untuk melakukan suatu pekerjaan dengan lebih

baik, serta lebih antusias dalam mencapai tujuan institusi/lembaga perusahaan

yang telah ditetapkan.

3. Indikasi Menurunnya Semangat Kerja

Indikasi menurunnya semangat kerja para karyawan suatu perusahaan atau

organisasi penting untuk diketahui sejak dini, karena dapat berdampak pada :

a. Rendahnya produktivitas kerja.

Gejala menurunnya produktivitas kerja karyawan dapat terjadi karena

salah satunya kemalasan, menunda pekerjaan dan sebagainya. Bila terjadi

penurunan produktivitas, maka hal ini berarti indikasi dalam perusahaan

tersebut telah terjadi penurunan semangat kerja.

b. Tingkat absensi naik atau turun.

Pada umumnya bila semangat kerja menurun, maka karyawan dihinggapi

rasa malas untuk bekerja. Apalagi kompensasi atau gaji yang diterimanya

tidak dikenakan potongan saat mereka tidak masuk kerja. Dengan

demikian dapat menimbulkan penggunaan waktu luang untuk

mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi meski hanya untuk sementara.

c. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi (labour tour over).

v
65

Dengan keluar masuknya karyawan yang terkesan semberaut, dapat

memicu terhadap ketidaksenangan atau ketidaknyamanan bagi karyawan

lain saat mereka bekerja. Sehingga bagi karyawan yang merasa terusik

dengan suasana demikian, mereka berniat bahkan memutuskan untuk

mencari tempat pekerjaan lain yang lebih sesuai, dengan alasan mencari

kenyamanan dalam bekerja. Direktur atau menejer harus waspada terhadap

gejala-gejala seperti ini.

d. Kegelisahaan di mana-mana.

Kegelisahaan tersebut seperti ketidaktenangan dalam bekerja, keluh kesah

serta hal-hal lain. Terusiknya kenyamanan karyawan memungkinkan akan

berlanjut pada perilaku yang dapat merugikan perusahaan itu sendiri.

e. Tuntutan yang sering terjadi.

Tuntutan merupakan suatu hasrat yang terpendam dan kemudian

bergejolak dari karyawan yang ditampakkan secara fulgar karena rasa

ketidakpuasan. Di mana pada tahap-tahap tertentu, karyawan dengan

kelompoknya memberanikan diri mengajukan suatu maklumat kepada

perusahaan secara terbuka dan menjadi pemberitaan menarik untuk

konsumsi publik. (Alex Nitisemito, 2003:161)

4. Cara Meningkatkan Semangat Kerja

Ada beberapa kiat/cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawan

bersifat material dan non material, yaitu:

a. Gaji atau upah yang cukup.

v
66

Pemberian gaji merupakan dorongan kepada karyawan untuk melakukan

pekerjaan. Gaji merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan

kepada karyawan. Pemberian gaji yang memadai/cukup kepada karyawan,

diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja bagi karyawan itu sendiri.

b. Memenuhi kebutuhan rohani.

Selain kebutuhan materi, mereka juga mempunyai kebutuhan rohani yaitu

tempat menjalankan ibadah, rekreasi, partisipasi dan lain sebagainya.

c. Sesekali perlu menciptakan suasana yang santai.

Banyak sekali cara yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan, misalnya

dengan mengadakan rekreasi atau piknik bersama, mengadakan

pertandingan olah raga antar karyawan dan sebagainya.

d. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat.

Artinya tempatkan mereka pada posisi yang sesuai dengan keahliannya

atau keterampilannya masing-masing. Karena kesalahan menempatkan

posisi karyawan akan menyebabkan pekerjaan menjadi kurang lancar, dan

tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal, disamping itu juga

semangat kerja mereka akan menurun.

e. Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju.

Perlunya kesempatan untuk maju, berarti memberi kesempatan kepada

karyawan untuk mengembangkan diri dalam penerimaan tanggungjawab

yang lebih besar dari sebelumnya, dan diberikan kepada karyawan yang

berprestasi berupa kenaikan pangkat (promosi), kenaikan gaji dan

sebagainya.

v
67

f. Pemberian insentif yang terarah.

Pemberian tambahan penghasilan secara langsung bagi karyawan yang

berprestasi, sangat efektif untuk mendorong meningkatkan semangat kerja.

g. Fasilitas yang menyenangkan.

Perusahaan hendaknya menyediakan fasilitas kerja yang menyenangkan

bagi karyawan seperti; caferia, tempat rekreasi, kamar kecil yang bersih,

tempat olah raga dan lain sebagainya. (Hasibuan, 2008:180)

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Kerja

Untuk dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, perusahaan harus

dapat menciptakan kondisi kerja yang dapat mendorong semangat kerja. Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan tersebut, menurut

Mathis (2001:98) yaitu:

a. Kompensasi.

Kompensasi secara umum dikaitkan dengan istilah upah atau

gajiserta pendapatan lainnya. Kompensasi yang diberikan perusahaan,

berupa balas jasa yang diberikan haruslah memadai dan layak diberikan

kepada karyawan, agar mereka semangat dalam bekerja. Ada beberapa

definisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar ahli ekonomi yaitu;

kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti

kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi merupakan biaya

utama atas keahlian atau pekerjaan dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan.

(Rivai, 2010:741)

v
68

Sedangkan kompensasi menurut Hasibuan (2008:118) adalah

semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak

langsung yang di terima karyawan sebagai imbalan atas yang diberikan

kepada perusahaan.

Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh karyawan sebagai

ganti kontribusi mereka kepada organisasi. Karyawan mempunyai

berbagai macam harapan dari perusahaan, dan begitu juga perusahaan

terhadap karyawan. Harapan dapat berupa kompensasi balas jasa yang di

terima dan juga menyangkut masalah hak dan kewajiban antara karyawan

dan perusahaan. (Simamora, 2004:244)

Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi langsung dan

kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung terdiri dari pembayaran

karyawan dalam bentuk upah, gaji atau komisi. Kompensasi tidak

langsung atau benefit terdiri dari semua pembayaran yang tidak tercukupi

dalam kompensasi finansial langsung yang meliputi; liburan, berbagai

macam asuransi, jasa seperti perawatan anak, atau kepedulian keagamaan

dan sebagainya. Kompensasi non finansial, seperti pujian, menghargai diri

sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi motivasi kerja

karyawan. (Rivai, 2010:741)

Komponen-Komponen Kompensasi

Adapun komponen-komponen kompensasi meliputi:

1. Gaji.

v
69

Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang di terima karyawan

sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan

yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai

tujuan perusahaan.

2. Upah.

Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada

karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau

banyaknya pelayanan yang diberikan.

3. Insentif.

Merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan

karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.

4. Kompensasi tidak langsung.

Merupakan tambahan yang diberikan berdasarkan kebijakan

perusahaan terhadap semua karyawan sebagai upaya meningkatkan

kesejahteraan para karyawan. Contohnya, fasilitas-fasilitas seperti ;

asuransi-asuransi, tunjangan-tunjangan, uang pensiun dan lain

sebagainya. (Rivai, 2010:743)

b. Pendidikan dan Pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan hal yang perlu diperhatikan

oleh setiap perusahaan dalam usaha meningkatkan keterampilan dan

v
70

keahlian tenaga kerja, terutama perusahaan-perusahaan yang baru

menerima tenaga kerja maupun perusahaan yang akan melakukan promosi

terhadap tenaga kerjanya.

Pendidikan dan pelatihan adalah unsur sentral dalam

pengembangan karyawan. Pelatihan dalam bentuk yang kompleks,

diberikan untuk membantu karyawan mempelajari keterampilan yang akan

meningkatkan kinerja mereka di mana akan membantu perusahaan atau

organisasi mencapai sasarannya. Pelatihan merupakan wadah lingkungan

bagi karyawan, di mana mereka memperoleh pelajaran sikap, kemampuan,

keahlian, pengetahuan dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan

pekerjaan. (Rachmawati, 2008:110)

Setiap personalia perusahaan di tuntut agar dapat bekerja secara

efektif dan efisien serta kualitas dan kuantitas pekerjaannya sehingga daya

saing yang ada pada perusahaan akan semakin besar. Pengembangan ini

dilakukan untuk tujuan non karier maupun karier bagi para karyawan

melalui pendidikan dan pelatihan. (Hasibuan, 2008:124)

Hal ini mengingatkan bahwa, tidak semua orang mampu

melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan tanpa dibekali pendidikan

dan pelatihan. Di samping bekerja sering kali pendidikan merupakan

syarat pokok untuk memegang fungsi tertentu pada dasarnya fungsi

pendidikan adalah sama dengan fungsi latihan yaitu untuk memperlancar

dalam melaksanakan tugasnya, kegiatan memperbaiki dan

v
71

mengembangkan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan karyawan

yang bersangkutan.

c. Promosi jabatan.

Promosi jabatan memberikan peran penting bagi setiap karyawan,

bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Promosi terjadi

apabila seorang karyawan dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan

lainnya yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggungjawab dan level.

Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah atau usaha dan

prestasinya. (Rivai, 2010:199)

Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan

responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu

organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin

besar. Promosi berarti pula perpindahan dari suatu jabatan yang lain yang

mempunyai status dan tanggungjawab yang lebih tinggi. (Martoyo,

2006:73)

Dasar Promosi

Suatu promosi bagi seorang dalam suatu organisasi haruslah

mendasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang sesubyektif mungkin.

Karena obyektifitas suatu promosi seorang akan dapat membawa suatu

dampak yang positif bagi tumbuhnya motivasi ataupun semangat kerja

bagi anggota-anggota lainnya dalam organsasi yang bersangkutan.

Umumnya terdapat dua dasar untuk mempromosikan seseorang yakni:

v
72

1. Kecakapan kerja adalah sebagai dasar suatu promosi. Sebab

kompensasi yang baik adalah dasar untuk memajukan seseorang.

2. Senioritas itu merupakan semakin lama masa kerja seseorang,

kecakapan mereka akan lebih baik untuk dipromosikan. (Martoyo,

2006:74)

Tujuan Promosi

Adapun tujuan promosi adalah:

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang

semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status

sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah kerja, berdisiplin

tinggi dan memperbesar produktivitas kerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikannya

promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat

serta penilaian yang jujur.

5. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan

kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan

optimal perusahaan.

6. Untuk menambah/memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja

para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan

lainnya.

7. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.

v
73

8. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat,

semangat, kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin

meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.

9. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan

sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa

percobaan.

10. Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya

kesempatan promosi merupakan daya dorong serta perangsang bagi

pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya. (Hasibuan,

2008:113)

d. Lingkungan kerja

Dalam melakukan pekerjaan, faktor lingkungan kerja memegang

peran yang penting, karena merupakan hal yang terdekat dengan karyawan

dimana lingkungan kerja berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan,

sehingga perusahaan harus memiliki perhatian lebih untuk faktor

linkungan kerja.

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan

kerja para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam

menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya misalnya kebersihan,

musik, dan sebagainya. (Alex Nitisemito, 2003:183)

Lingkungan kerja merupakan suatu yang ada dilingkungan pekerja

yang dapat mempengaruhi dirinya menjalankan tugas seperti, temperatur,

v
74

kelembaban, ventilasi, penerangan, kebersihan tempat kerja, dan memadai

atau tidaknya alat-alat perlengkapan kerja. (Isyandi, 2004:134)

Dengan lingkungan kerja yang baik, maka akan mendukung

suasana kerja yang baik pula, timbulnya motivasi kerja yang tinggi serta

membangkitkan semangat kerja karyawan guna mencapai tingkat

produktivitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

6. Pengertian Disiplin Kerja

Setiap perusahaan pada umumnya menginginkan agar para karyawan yang

bekerja dapat mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Dengan ditetapkannya

peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan para karyawan memiliki

sikap disiplin yang tinggi dalam bekerja sehingga produktivitas kerjanya dapat

meningkat.

Disiplin kerja juga diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap


suatu aturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran yang hakiki, bukan karena
adanya unsur paksaan. (Ig Warsono, 2005:38)

Sedangkan pengertian pendisiplinan menurut pendapat Alex Nitisemito


(2004:241) yaitu sebagai suatu sikap, tingkah laku yang diterapkan dalam suatu
peraturan perusahaan baik tertulis atau tidak tertulis.

Disiplin menurut pendapat M.Sinungan (2004:26) adalah sikap mental


yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan,
kelompok/masyarakat berupa ketaatan-ketaatan yang ditetapkan oleh pemerintah
dalam menjunjung etika, norma, kaidah-kaidah yang berlaku untuk tujuan
tertentu.

Disiplin mengacu pada pola tingkah laku dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang
sudah menjadi norma, etika dan kaidah yang berlaku.
b. Adanya perilaku yang terkendali.
c. Adanya ketaatan.

v
75

Untuk dapat mengetahui seseorang disiplin dalam bekerja atau tidak, dapat

dilihat dari :

a. Kepatuhan karyawan terhadap tata tertib yang berlaku, termasuk tepat

waktu dan tanggung jawab pada pekerjaan.

b. Bekerja sesuai prosedur yang ada.

c. Memelihara perlengkapan kerja dengan baik. (M. Sinungan, 2004:27)

7. Jenis Disiplin Kerja

Menurut Gery Terry (2005:97), disiplin kerja dapat timbul dari diri

sendiri dan dari perintah, yang terdiri dari :

a. Self Inposed Dicipline, yaitu disiplin yang timbul dari diri sendiri atas
dasar kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar paksaan.
Disiplin ini timbul karena, seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya
dan merasa telah menjadi bagian dari organisasi. Sehingga orang akan
tergugah hatinya untuk sadar, dan secara suka rela memenuhi segala
peraturan yang berlaku.

b. Command Dicipline, yaitu disiplin yang timbul karena paksaan,


perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan timbul
dari perasaan ikhlas, dan kesadaran akan tetapi timbul karena adanya
paksaan/ancaman dari orang lain. (Gery Terry, 2005:97)

Dalam setiap perusahaan/institusi yang diinginkan adalah jenis disiplin

yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran. Akan tetapi dalam

kenyataan selalu menyatakan bahwa disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya

paksaan dari luar. Untuk itu perlu melaksanakan kegiatan pendisiplinan yang

mencakup disiplin preventif dan disiplin korektif.

Disiplin Preventif merupakan kegiatn yang dilakukan dengan maksud

untuk mendorong para karyawan agar secara sadar mentaati berbagai standar dan

v
76

aturan sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan/pelanggaran. Lebih utama

dalam hal ini adalah dapat ditumbuhkan Self Dicipline (disiplin diri) pada setiap

karyawan tanpa terkecuali. Untuk memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja

tanpa paksaan tersebut, standarisasi itu perlu kiranya bagi setiap karyawan,

dengan demikian dapat dicegah kemungkinan-kemungkinan timbulnya

pelanggaran-pelanggaran atau penyimpangan dari standar yang ditentukan.

Disiplin Korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani

pelanggaran yang telah terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk

menghindari peraturan lebih lanjut. Kegiatan koretif ini dapat berupa suatu

hukuman atau tindakan pendisiplinan (Dicipline Action) yang wujudnya berupa

scorsing. (T. Hani Handoko, 2013:83)

Semua bentuk pendisiplinan tersebut harus bersifat positif dan tidak

membuat karyawan merasa kurang bergairah dalam bekerja, dan bersifat

mendidik serta dapat mengoreksi kekeliruan, agar di masa mendatang tdak

terulang kesalahan yang sama.

Prinsip-prinsip pendisiplinan adalah untuk mengkondisikan karyawan

perusahaan, agar bersikap disiplin, diantaranya adalah :

1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.

Pendisiplinan ini di lakukan dengan menghindari menegur

kesalahan di depan orang banyak, agar karyawan yang bersangkutan

tidak merasa malu dan sakit hati.

v
77

2. Pendisiplinan harus bersifat membangun.

Dalam pendisiplinan ini selain menunjukkan kesalahan yang telah

dilakukan oleh karyawan, haruslah di ikuti dengan petunjuk, dan

pemecahannya yang bersifat membangun, sehingga karyawan tidak

merasa bingung dalam menghadapi kesalahan yang telah dilakukan.

3. Pendisiplinan dapat dilakukan secara langsung dengan segera.

Suatu tindakan yang dilakukan dengan segera setelah terbukti

bahwa karyawan telah melakukan kesalahan, sehingga karyawan dapat

mengubah sikapnya secepat mungkin.

4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.

Dalam tindakan pendisiplinan ini, dilakukan secara adil tanpa pilih

kasih, siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapatkan

tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-bedakan.

5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu

karyawan menandatangani absensi walaupun ianya terlambat.

Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan karyawan yang

bersangkutan secara peribadi, agar ianya tahu telah melakukan suatu

kesalahan.

6. Setelah pendisiplinan hendaknya wajar kembali.

Sikap wajar hendaklah di lakukan oleh pimpinan terhadap

karyawan yang telah melakukan kesalahan tersebut. Sehingga proses

v
78

kerja dapat berjalan lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.

(Hedjrahman Ranu P, 2004:57)

Disiplin kerja karyawan dapat dikatakan baik, apabila memenuhi

syarat sebagai berikut :

a. Para karyawan datang tepat waktu, tertib dan teratur.

b. Berpakaian rapi.

c. Mampu memanfaatkan dan menggerakkan perlengkapan secara

baik.

d. Menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

e. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh perusahaan.

f. Memiliki tanggung jawab yang tinggi. (Soejono, 2004:18)

8. Pengertian Produktivitas Kerja Karyawan

Dalam suatu terbitan buku manajemen yang dikarang oleh N. Sughanda

(2006:65) dikatakan bahwa, produktivitas adalah merupakan perbandingan antara

hasil kerja yang berupa barang-barang atau jasa dengan sumber atau tenaga yang

dipakai dalam suatu proses produksi tersebut.

Selaras dengan itu pula, M. Sinungan (2004:29) mengelompokkan

produktivitas pada beberapa kelompok, diantaranya adalah :

a. Rumusan tradisional.

Keseluruhan produksi tidak lain adalah, ratio apa yang dihasilkan (output)

terhadap keseluruhan peralatan produksi yang digunakan.

b. Produktivitas yang mendasar.

v
79

Adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu

kedepan hari ini lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari

ini.

c. Produktivitas yang berinteraksi.

Produktivitas ini merupakan suatu perpaduan yang serasi dan sangat

esensial, yakni; investasi, yang termasuk didalamnya pengetahuan dan

tehnologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Dari ketiga pengertian di atas, merupakan perkembangan dan

pengertian produktivitas yang di dukung oleh adanya IPTEK (Ilmu

Pengetahuan dan Tehnologi), manajemen yang baik dan faktor tenaga

kerja itu sendiri, yang diharapkan dapat berjalan selaras dan saling

mendukung.

Jadi, produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk

menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana aplikasi penggunaan

cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan

tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan

pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan,

barang, modal, tehnologi, manajemen, informasi, energi dan sumber-

sumber lain menuju pada pengembangan dan peningkatan standar hidup.

Dalam penelitian ini, produktivitas dikaitkan dengan tenaga kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor

tenaga kerja ini adalah :

v
80

a. Motivasi, pengabdian, disiplin, etos kerja, produktivitas dan masa

depannya.

b. Hubungan industrial yang serasi, dan harmonis dalam suasana

keterbukaan. (M. Sinungan, 2004:31)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, meskipun ada

sejumlah perbedaan mengenai definisi produktivitas, tergantung pada

kenyataan yang nyata dan tujuan-tujuan yang ada pendekatan umum

(bukan definisi). Untuk mengatur pola dari model produktivitas adalah

mengidentifikasikan output dan komponen-komponen input yang benar

dan sesuai dengan tujuan jangka panjang, menengah dan pendek. (M.

Sinungan, 2004:31)

Dari beberapa pendapat tadi, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa, produktivitas kerja adalah kemampuan seseorang untuk

menghasilkan barang/jasa dengan menggunakan berbagai sumber produksi

sesuai dengan mutu/kualitas dan jangka waktu yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja

Menurut James P. Simajuntak (2004:81), faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah :

1. Kualitas dan kemampuan fisik karyawan.

Kualitas dan kemampuan fisik karyawan dipengaruhi juga oleh

tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, mental dan kemampuan fisik

karyawan yang bersangkutan.

v
81

2. Sarana pendukung

Sarana pendukung merupakan suatu sarana yang digunakan untuk

meningkatkan produktivitas karyawan. Adapun kriteria dari sarana ini,

terbagi pada 3 (tiga) golongan yaitu :

a. Menyangkut lingkungan kerja termasuk sarana dan peralatan yang

digunakan, tehnologi dan cara produksi, tingkat keselamatan dan

kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.

b. Menyangkut kesehatan karyawan yang tercermin dalam sistem

pengupahan dan jaminan sosial serta jaminan keselamatan kerja.

c. Supra sarana

Apa yang terjadi di dalam perusahaan di pengaruhi juga

oleh apa yang terjadi diluarnya, seperti sumber-sumber faktor

produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan,

perizinan dan lain-lain. Selain dari pada itu, hubungan antara

pimpinan dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan

yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan pimpinan

terhadap bawahan, sejauhmana hak-hak karyawan mendapat

perhatian, sejauhmana karyawan diikutsertakan dalam menentukan

suatu kebijakan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

kerja menurut Slamet Saksono (2007:11) dikatakan bahwa, tinggi

rendahnya tingkat produktivitas karyawan tergantung pada faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

v
82

Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

a. Adanya etos kerja yang merupakan sikap hidup yang bersedia

bekerja keras demi masa depan yang lebih baik, semangat untuk

mampu menolong dirinya sendiri, berpola hidup sederhana,

mampu bekerjasama dengan sesama, mampu berfikir maju serta

kreatif.

b. Mengembangkan sikap hidup, disiplin terhadap waktu bagi dirinya

sendiri dalam arti mampu melaksanakan pengendalian terhadap

peraturan, disiplin terhadap tugas dan tanggungjawabnya selaku

manusia.

c. Motivasi dan orientasi ke masa depan yang lebih baik. Bekerja

dengan produktif yang termotivasi demi menggapai masa depan

yang lebih baik.

Kemampuan manajemen menggunakan sumber-sumber

yang maksimal dan menciptakan sistem kerja yang optimal, akan

menentukan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan.

(James P. Simajuntak, 2004:82)

Menurut Sondang P. Siagian (2005:61), produktivitas

dapat mencapai hasil yang maksimal apabila ketiga faktornya dapat

terpenuhi dan dilaksanakan. Adapun ketiga faktor tersebut adalah :

1. Produktivitas dikaitkan dengan waktu.

Dalam hal ini berhubungan dengan penetapan jadwal

pekerjaan menurut prosentase waktu yang digunakan, misalnya

v
83

kapan seseorang harus memulai dan berhenti bekerja. Kapan harus

memulai kembali bekerja dan kapan pula akan berakhir dan

sebagainya. Dengan adanya penjadwalan waktu yang baik,

kemungkinan tidak terjadinya pemborosan, baik segi SDM

(Sumber Daya Manusia) maupun SDA (Sumber Daya Manusia)

dapat dihindari.

2. Produktivitas dikaitkan dengan sumber daya insani.

Untuk melihat keterkaitan produktivitas dengan sumber

daya insani, Direktur/pimpinan perusahaan harus dapat merasakan

dari sudut pandang nalurinya, bukan hanya dari sudut pandang

nyata saja. Artinya, meningkatkan produktivitas kerja karyawan,

tidak terlepas dari iklim atau suasana kerja yang baik.

3. Produktivitas dikaitkan dengan sarana dan prasarana kerja.

Untuk dapat tercapainya produktivitas kerja, tidak terlepas

dari faktor sarana dan prasarana yang ada dalam perusahaan

tersebut. Wadah dan perlengkapan yang ada, dapat dimanfaatkan

secara optimal, sehingga tidak terjadi pemborosan dalam bentuk

apapun. Selain itu dimungkinkan bahwa, sarana dan prasarana

yang tersedia punya nilai batas maksimum dalam pemakaiannya.

Adapun secara makro, faktor - faktor yang mempengaruhi

produktivitas adalah :

a. Status sosial ekonomi.


b. Kualitas fisik.

v
84

c. Teknostruktur.
d. Kualitas non fisik.
e. Peraturan birokrasi.
f. Gaya Kepemimpinan. (Mauled Mulyono, 2006:72)

T. Hani Handoko (2013:95) mengemukakan bahwa, faktor-faktor


yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan adalah motivasi,
kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik karyawan, sistem kompensasi,
desain pekerjaan dan aspek-aspek ekonomis, teknis serta perilaku lainnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, kondisi

utama karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat

produktivitas karyawan yaitu; pendidikan, motivasi, semangat, disiplin,

keterampilan, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat

penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, tehnologi, sarana produksi,

manajemen, kesempatan berprestasi dan jaminan sosial. Dengan harapan

agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja.

Dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi

dan produktivitas kerja. (James Ravianto, 2005:46)

10. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Turunnya Produktivitas Kerja

Menurut Slamet Saksono (2007:39), faktor-faktor yang

menyebabkan turunnya produktivitas kerja antara lain :

1. Menurunnya presensi

v
85

Menurunnya tingkat presensi tanpa diketahui sebelumnya oleh

pimpinan perusahaan, dapat mengganggu proses pelaksanaan program

kerja. Jika demikian, perusahaan akan menanggung kerugian yang

sesungguhnya dapat dihindarkan dengan mencegah terjadinya penurunan

presensi.

2. Meningkatnya Labour Turn Over (Perpindahan buruh tinggi)

Apabila karyawan tidak memperoleh kepuasan sebagaimana yang

diharapkan, maka akan menunjukkan langkah awal dari keinginan

karyawan yang bersangkutan untuk pindah ke perusahaan lain yang

diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik, di mana hal itu

akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

3. Meningkatnya kerusakan

Apabila karyawan menunjukkan keengganan dalam menuntaskan

suatu pekerjaan karena adanya suatu ketimpangan antara harapan dan

kenyataan, maka ketelitian dan rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja

cenderung menurun. Salah satu akibatnya adalah sering terjadi kesalahan

dalam melakukan pekerjaan yang akhirnya menyebabkan kerusakan

peralatan melebihi batas yang normal.

11. Pengaruh Semangat Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas.

Produktivitas dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri, maupun faktor-faktor lain.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah semangat dan disiplin kerja.

v
86

Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh karyawan yang

mempunyai semangat kerja dan disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya.

Mauled Mulyono (2006:78) dalam suatu karangan bukunya

berjudul “Administrasi Personel” mengungkapkan bahwa, untuk peningkatan

produktivitas kerja, mengutamakan semangat kerja yang tinggi/positif,

merupakan faktor yang berpegaruh, berhasil guna, dalam meningkatkan

produktivitas kerja.

Berkenaan dengan produktivitas kerja, Alex Nitisemito (2004:249)

juga mengemukakan bahwa, semangat kerja adalah melakukan kerja secara

lebih giat. Sehingga dengan demikian, pekerjaan diharapkan akan lebih baik

dan lebih cepat terselesaikan. Semangat kerja dapat menumbuhkan

kemampuan kerja dan bekerjasama, maka secara tidak langsung akan

meningkatkan produktivitas. Jadi, apabila suatu perusahaan mampu

meningkatkan semangat dan kegairah kerja, maka mereka akan memperoleh

banyak keuntungan, karena pekerjaan akan terselesaikan dengan cepat,

kerusakan akan dapat dikurangi, absensi akan dapat diperkecil, kemungkinan

perpindahan karyawan-karyawan dapat diperkecil seminim mungkin. Dengan

demikian, bukan saja produktivitas kerja yang dapat ditingkatkan, tetapi juga

ongkos per unit dapat diperkecil pengeluarannya.

Disamping semangat kerja, faktor lain yang menentukan

produktivitas adalah disiplin kerja, yang berarti kesediaan untuk mematuhi

v
87

peraturan/ketentuan yang berlaku dalam organisasi kerja masing-masing,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Adanya kesediaan, diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan

seefektif mungkin. Bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan, maka

kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif

dan efisien. (Alex Nitisemito, 2004:250)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya

semangat kerja dan disiplin kerja serta kesungguhan dalam bekerja, maka

diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Adapun indikator produktivitas dalam penelitian ini, adalah

kualitas dan hasil kerja karyawan. Produktivitas organisasi kerja tidak sekedar

berhubungan dengan aspek kuantitas, tetapi juga aspek kualitas/mutu. Aspek

kualitas sangat penting artinya untuk meningkatkan daya saing bagi organisasi

kerja dibidang ekonomi dan industri, demi tercapainya misi dan tujuan dari

perusahaan.

BAB III
METODE PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

v
88

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam rangka

penelitian ke depan, penulis mengadakan penelitian langsung pada Kantor PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum) yang beralamat di Jalan Purnama Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada pada

Kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Aceh Barat sebanyak

65 orang. Oleh karena jumlah populasinya hanya 65 orang karyawan, maka

jumlah tersebut akan dijadikan sebagai sampel. Di mana hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2002:107) yang menyatakan bahwa; jika subyeknya kurang

dari 100, lebih baik di ambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100, dapat di ambil antara

10 % sampai dengan 15 % atau 20 % atau 25 % atau lebih.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca buku-buku yang ada

kaitannya dengan permasalahan yang diteliti.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan pada Kantor PDAM Kabupaten Aceh

Barat untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penulisan

dengan cara :

v
89

1. Observasi

Yaitu suatu bentuk penelitian penulis lakukan dengan cara

pengamatan, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti

memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab.

2. Wawancara.

Yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan

mewawancarai para karyawan PDAM Kabupaten Aceh Barat,

untuk memperoleh data yang berhubungan dengan materi

pembahasan.

3. Kuisioner

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan memberikan data atau

menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan

mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

4. Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel secara sensus. Analisis

data bersifat kualitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Metode analisis data ini menggunakan skala likert sebagai skala

pengukuran.

5. Skala Pengukuran

v
90

Untuk pengolahan data dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh

responden diberi angka/bobot nilai berdasarkan skala likert, dimana alternatif

tersebut dijumlahkan untuk setiap responden.

Tabel 3.1
Skor/bobot nilai berdasarkan skala likert

Pertanyaan Jawaban Bobot Nilai


Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2004:87)

6. Operasional Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)


- Semangat kerja.
- Disiplin kerja.
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
- Produktivitas karyawan.

BAB IV
v
91

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Perusahaan PDAM Tirta Meulaboh

Perusahaan Daerah Air minum Tirta Meulaboh Aceh Barat pada dasarnya

merupakan sebuah investasi peninggalan zaman Belanda di bawah pengawasan

DVO (Departement Van Orlog) di bangun pada Tahun 1905 yang bergerak di

bidang Hankam yang bernama “Geni Water Leading”. Kemudian berdasarkan

Stadegemente maupun Negershop status perusahaan Dinas Daerah beralih

menjadi milik Pemerintah Daerah Aceh yaitu berdasarkan Surat Edaran

Departemen Dalam negeri Nomor: 8/2/43 Tanggal 11 Juli 1974 yang

menginstruksikan tentang pengalihan status Perusahaan Air Minum (PAM)

menjadi Perusahaan Daearh sesuai dengan Undang-Undang Nomor: 5 Tahun

1962.

Kemudian berdasarkan Surat Edaran Departemen Dalam negeri tersebut,

Pemerintah daerah Meulaboh Kabupaten Aceh Barat melalui Peraturan Daerah

Nomor: 2 Tahun 1975 menetapkan bentuk Perusahaan Air Minum (PAM) dengan

nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Selanjutnya perkembangan Perusahaan Daerah Air (PDAM) di awali

dengan perencanaan pembangunan proyek penyediaan air bersih kepada

masyarakat, yang diikuti dengan pembangunan sarana maupun prasarana

perusahaan melalui beberapa tahap yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan

air bersih kepada masyarakat sesuai dengan kualitas maupun kuantitasnya.

v
92

Selama Pelita pertama, kegiatan pengadaan air bersih hanya berupa sumur

bor. Debit air yang dihasilkan berkurang kepada masyarakat menjadi tidak tetap,

di lain pihak kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun terus meningkat.

Untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan kebutuhan air bersih yang

setiap tahunnya terus meningkat, maka oleh unit Departemen Pekerjaan Umum se

ksi proyek air bersih dilaksanakan pembangunan berupa sistem penyediaan air

yang berlokasi di Jalan sentosa Kelurahan Drien Rampak Kabupaten Aceh barat.

Pembangunan tersebut dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) dan pinjaman luar negeri, setelah adanya perjanjian antara Pemerintah

Republik Indonesia dengan Negara-Negara pemberi pinjaman seperti Perancis,

Australia dan Belanda.

Pada Tahun 1980 setelah pembangunan selesai Departemen Pekerjaan

Umum melalui proyek air bersihnya menyerahkan pengelolaan sistem air tersebut

sepenuhnya kepada Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) Tirta meulaboh.

2. Tugas Pokok PDAM Tirta Meulaboh

Adapun tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh barat adalah mengusahakan dan

menyelenggarakan pengelolaan air bersih guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum,

yang di kelola secara profesional dengan prinsip ekonomi perusahaan.

v
93

3. Fungsi dan Tujuan PDAM Tirta Meulaboh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga mempunyai fungsi dan tujuan

yaitu diantaranya fungsi PDAM untuk memberikan kontribusi kepada seluruh

masyarakat di radius 3 kecamatan yang sementara ini yang mampu dialiri air via

pipa yang terpasang, memberikan pelayanan di bidang penyediaan air minum,

memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat dalam penanganan

jaringan instalasi air minum, dan mengadakan pendataan terhadap pelanggan dan

nomor pelanggan. Tujuannya adalah sebagai pembangunan daerah dan

pembangunan ekonomi nasional, diharapkan PDAM dapat membantu dan

meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Visi dan Misi PDAM Tirta Meulaboh

a. Visi

Mewujudkan Perusahaan Daerah Air Minum yang professional dan mandiri.

b. Misi

1. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.

2. Meningkatkan kualitas pelanggan.

3. Meningkatkan kinerja manajemen perusahaan.

4. Efisiensi dan optimalisasi produksi.

5. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

7. Meningkatkan cakupan pelayanan.

8. Menjaga kelestarian sumber air.

v
94

5. Job Description Karyawan PDAM Tirta Meulaboh

Adapun perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

jabatan dalam Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Meulaboh adalah

sebagai berikut:

1. Badan Pengawas

Badan pengawas adalah suatu badan yang beranggotakan 3 orang terdiri

dari pejabat pemerintah, perorangan dan masyarakat konsumenyang diangkat oleh

Bupati. Badan pengawas dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota di

bantu 2 orang anggota dan 2 orang sekretaris.

Badan pengawas mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memberikan saran dan pendapat kepada Bupati terhadap pengangkatan

dan pemberhentian anggota Direksi.

b. Memberikan saran dan pendapat kepada Bupati terhadap program kerja

dan rencana anggaran yang diajukan oleh Direksi.

c. Melakukan pengawasan terhadap program kerja dan anggaran Perusahaan

Daerah.

Badan pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Meminta penjelasan-penjelasan dari Direksi mengenai segala persoalan

yang menyangkut pengelolaan Perusahaan PDAM.

b. Meminta Direksi dan atau pejabat lainnya dengan sepengatahuan Direksi

untuk menghadiri rapat Badan Pengawas.

c. Menghadiri rapat-rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan

terhadap hal-hal yang dibicarakan.

v
95

2. Direktur Utama

Direktur Utama sebagai salah satu anggota Direksi adalah merupakan

pimpinan tertinggi pada susunan organisasi PDAM Tirta Meulaboh berada

di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Kabupaten Aceh Barat.

Direktur Utama dalam mengelola PDAM Tirta Meulaboh mempunyai

tugas-tugas pokok sebagai berikut:

a. Memimpin dan mengendalikan segala kegiatan PDAM Tirta Meulaboh

baik di kantor pusat (Kabupaten) maupun di unit-unit (Kecamatan).

b. Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada Bupati Kabupaten

Aceh Barat, seluruh perangkat Perusahaan Daerah, masyarakat dan

instansi terkait.

c. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk

perhitungan laba/rugi PDAM Tirta Meulaboh.

3. Direktur Bidang Umum

Direktur Bidang Umum membawahi:

a. Bagian Umum.

b. Bagian Keuangan.

c. Bagian Marketing.

Direktur Bidang Umum mempunyai tugas:

a. Melaksanakan sebagian tugas Direktur Utama dalam Bidang Umum.

b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

Dalam melaksanakan tugastugasnya, Direktur Bidang umum

bertanggungjawab kepada kepada Direktur Utama.

v
96

4. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktur

Bidang umum, di bidang keuangan dan tugas-tugas lain yang diberikan

oleh Direktur Bidang umum. Bagian Keuangan di pimpin oleh seorang

Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab

kepada Direktur Bidang Umum.

Bagian Keuangan terdiri dari:

a. Seksi Anggaran dan Analisa Keuangan.

b. Seksi Kas dan Penagihan.

c. Seksi Pembukuan.

5. Bagian Marketing

Bagian Marketing/pemasaran di pimpim oleh seorang Kepala Bagian yang

dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Direktur Bidang

Umum.

Tugas Bagian Marketing adalah:

a. Menyiapkan penjualan dan pemasaran.

b. Mengadakan ikatan dan kerja sama saling menguntungkan di bidang air

bersih.

c. Melakukan analisa terhadap kelangsungan penjualan dan pemasaran.

d. Melakukan riset pendapat dari masyarakat pelanggan terhadap

organisasi dan kelembagaan.

v
97

6. Seksi Public Relation

Public relation mempunyai tugas:

a. Melakukan konseling tentang kemampuan internal maupun eksternal.

b. Membuat analisa trend masa depan terhadap kemampuan PDAM Tirta

Meulaboh.

c. Melakukan riset pendapat dan opini serta harapan masyarakat terhadap

lembaga PDAM Tirta Meulaboh.

d. Menciptakan dan melakukan komitmen dua arah.

Public relation di pimpin oleh seorang Kepala seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bagian

Marketing.

7. Direktur Bagian Teknik

Membidangi dan memantau serta mengevaluasi beberapa bagian antara

lain:

a. Bagian produksi dan distribusi.

b. Bagian enginnering.

c. Bagian quality control.

Adapun tugas yang di emban oleh Diretktur Bagian Teknik antara lain:

a. Pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan-kegiatan di bidang

produksi dan distribusi , enginnering dan quality control.

b. Pengkoordinasian kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan

kimia.

v
98

6. Deskriptif Responden

Deskriptif ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dari data yang telah

dikumpulkan dalam penelitian.

a. Responden berdasarkan jenis kelamin.

Deskriptif frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Responden Berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Pria 52 80

Wanita 13 20

Total 65 100

Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan hasil tabel di atas di ketahui bahwa jumlah responden

(karyawan) pria berjumlah 52 orang atau dipersentasekan sebesar 80 %,

dan ini lebih banyak dari pada responden (karyawan) wanita yang

berjumlah hanya 13 orang atau dipersentasekan sebesar 20 % dari total

responden (karyawan) PDAM Tirta Meulaboh seluruhnya yang berjumlah

sebanyak 65 orang.

b. Responden berdasarkan usia.

Hasil deskriptif frekuensi responden berdasarkan usia dapat di lihat pada

tabel berikut ini.

v
99

Tabel 4.2
Responden Berdasarkan jenis kelamin

Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

18 - 30 14 21,54

31 - 40 31 47,69

˃ 41 20 30,77

Total 65 100

Sumber: Hasil penelitian (data diolah) September 2018

Berdasarkan tabel diatas, di ketahui jumlah responden (karyawan)

PDAM Tirta Meulaboh yang berusia 18 s/d 30 tahun sebanyak 14

orang karyawan atau dengan persentasenya 21,54 persen. Jumlah

karyawan yang berusia antara 31 s/d 40 ada sebanyak 31 orang atau

dengan persentasenya 47,69 persen. Sedangkan jumlah karyawan yang

berusia di atas 41 tahun ada sebanyak 20 orang atau dengan

persentasenya 30,77 persen.

7. Analisis Variabel Penelitian


7.1 Semangat Kerja

Dengan rutinitas yang dilakukan para karyawan dalam melaksanakan

tugasnya, tidak terlepas dengan kondisi yang ia rasakan dalam wadah tempat

ianya beraktifitas. Terkadang ada juga beberapa karyawan yang kurang respek

dengan pekerjaannya, karena dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Secara

umum semangat kerja karyawan dapat bergairah, tidak terlepas dari kepedulian

atasan dan juga harmonisasi yang terpelihara dengan baik. Direktur PDAM Tirta
v
100

Meulaboh dalam mendorong semangat kerja karyawannya, membuat beberapa

statement (pemberlakuan) antara lain:

 Perusahaan memberikan apresiasi terhadap karyawan dengan capaian

kinerja terbaik per setiap bulan dan tahun, dengan mengumumkannya di

media perusahaan PDAM Tirta Meulaboh.

 Perusahaan berupaya membayar gaji dan bonus karyawan tepat waktu.

 Perusahaan PDAM Tirta Meulaboh memberikan santunan kepada keluarga

karyawan yang mengalami kematian dan musibah lainnya.

7.2 Disiplin Kerja

Perusahaan PDAM Tirta Meulaboh, dalam rangka menerapkan disiplin kerja

karyawannya, Direktur memberlakukan beberapa hal yang melekat untuk menjaga

kenyamanan dan stabilitas bersama dalam bekerja. Adapun beberapa kiat yang

dijadikan pedoman untuk bersama dan dijalankan secara serius antara lain adalah:

 Karyawan diharuskan mengisi absensi sebelum memulai pekerjaan setiap

pagi pukul 07.45 wib.

 Karyawan tidak diperbolehkan meninggalkan ruang kantor kerja sewaktu

dalam jam kerja, kecuali mendapat izin dari Kepala Bagian masing-

masing.

 Karyawan yang keluar kantor dengan alasan yang diperbolehkan,

diharuskan membuat surat izin dan diserahkan ke Bagian Administrasi

pada hari yang sama.

v
101

7.3 Produktivitas Karyawan

Dalam perusahaan PDAM Tirta Meulaboh, kinerja karyawan dalam

meningkatkan baik segi mutu produksi air yang di supply ke rumah-rumah

pelanggan maupun administrasi di kantor pusat (Kabupaten) terus dilakukan

langkah-langkah perbaikan agar hasil yang di capai (out put) dengan harapan

dapat maksimal dan terpuaskan konsumen (pelanggan). Namun di segi produksi

air yang di terima pelanggan, sering tidak terpuaskan lantaran air berkeruh. Upaya

yang di tempuh atas komplien pelanggan, pihak perusahaan (PDAM) menampung

masukan, saran dan terus di tindak lanjuti di lapangan.

7.4 Analisis Hipotesis

Dari hasil analisis variabel penelitian yang di angkat dalam skripsi ini dengan

mempelajari analisis semangat kerja dan disiplin kerja karyawan, terlihat adanya

pengaruh antara produktivitas dengan keuntungan (profit) bagi PDAM Tirta

Meulaboh, dengan demikian hipotesa di terima.

v
102

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat di ambil dalam

penelitian ini antara lain:

a. Rutinitas semangat kerja yang dilakukan, mempunyai pengaruh positif

terhadap kinerja karyawan perusahaan PDAM Tirta meulaboh, artinya jika

semangat kerja karyawan tinggi maka kinerja karyawannya akan semakin

tinggi pula.

b. Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan

perusahaan PDAM Tirta Meulaboh, artinya jika disiplin kerja karyawan

tinggi maka kinerja karyawannya akan semakin tinggi pula.

c. Dengan semangat kerja serta disiplin kerja karyawan perusahaan PDAM

Tirta Meulaboh, mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

produktivitas karyawan.

2. Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti berikan terkait dengan hasil penelitian ini

antara lain:

a. Pengambil kebijakan dalam hal ini Direktur perusahaan PDAM Tirta

Meulaboh hendaknya dapat memotivasi karyawannya, ketika ada

karyawan yang kinerjanya mulai menurun.

v
103

b. Harapan kedepan, kiranya Direktur perusahaan PDAM Tirta Meulaboh

lebih pro aktif menilai kinerja para karyawannya agar produktivitas yang

dijalankan lebih kepada memberi keuntungan (profit) bagi perusahaan.

v
104

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit PT.


Rineka Cipta Cetakan 12. Jakarta

Handoko, T.Hani, 2013. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,


Penerbit BPFE. Yogyakarta

Hasibuan, Malayu. 2008. MSDM Edisi Revisi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Isyandi, 2004. Prinsip Pendisiplinan. Penerbit FE UGM. Yogyakarta

Martoyo, 2006. Administrasi Personalia untuk Peningkatan Produktivitas Kerja.


Penerbit Haji Mas Agung. Jakarta

Mathis, 2001. Manajemen Tenaga Kerja dan Hubungan Kerja. Penerbit Pioner
Jaya. Bandung

Mulyono, Mauled, 2006. Administrasi Personel untuk Peningkatan Produktivitas


Kerja. Penerbit Haji Masagung. Jakarta

Nitisemito, Alex, 2003. Manajemen Tenaga Kerja. Penerbit Pioner Jaya. Bandung
--------------------, 2004. Manajemen Personalia. Penerbit Ghalia. Jakarta

Rachmawati, 2008. Penerapan Produktivitas Dalam Organisasi. Penerbit PT.


Bumi Aksara. Jakarta

Ranu Pandoyo, Hedjrahman, 2004. Prinsip Pendisiplinan. Penerbit FE UGM.


Yogyakarta

Ravianto, James, 2005. Produktivitas dan Manajemen. Penerbit SIUP. Jakarta

Rivai, 2010. Tata Laksana Kantor. Penerbit Mandar Maju. Bandung

Saksono, Slamet, 2007. Administrasi Kepegawaian. Penerbit Kanisius.Yogyakarta

Siagian, Sondang.P, 2005. Administrasi Kantor. Penerbit Bina Aksara. Jakarta

Simajuntak, J, Payaman, 2004. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.


Penerbit FE UI. Jakarta

v
105

Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3. Penerbit


STIE YKPN. Yogyakarta

Sinungan, M, 2004. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Penerbit Bumi Aksara.


Jakarta

Soejono, 2004. Sistem dan Prosedur Kerja. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi.Penerbit CV. Alfabeta. Bandung

Sughanda, N, 2006. Manajemen Administrasi. Penerbit Alumni. Bandung

Terry, Gery, 2005. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit Liberty.


Yogyakarta

Tohardi, 2002. Produktivitas dan Manajemen. Penerbir SIUP. Jakarta

Warsono, Ig, 2005. Etika, Komunikasi Kantor. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

v
106

BATAS REZA

v
107

BATAS REZA
Lampiran Kuisioner

DAFTAR KUISIONER PENELITIAN

Petunjuk: Kami mengharapkan responden dapat memberikan jawaban yang


benar, atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN PETANI KELAPA SAWIT

a. Nama Lengkap :………………………….


b. Umur :………………………….
c. Alamat :………………………….
d. Status :………………………….Kawin/Belum
e. Jenis kelamin :………………………….Lk/Pr
f. Pendidikan :…………………………..

II. Variabel Penelitian

a. Sudah berapa tahun umur batang kelapa sawit yang sekarang ada di lahan

Bapak/Sdr ini ?

b. Berapa luas lahan kelapa sawit kepunyaan Bapak/Sdr ?

c. Berapa batang kelapa sawit dalam 1 Hektarnya yang sudah Bapak/Sdr

tanami ?

d. Apakah kelapa sawit dalam lahan yang Bapak/sdr miliki tumbuh dengan

baik semua ?

e. Apakah dengan luas lahan seperti ini berpengaruh terhadap jumlah

produksi kelapa sawit ?

f. Berapa besar dana yang mesti Bapak/Sdr keluarkan untuk membeli pupuk

agar tanaman sawit dapat tumbuh dan berbuah lebat ?

v
108

g. Apakah Bapak/Sdr dalam mengelola kebun sawit ini memerlukan pekerja

? Berapa orang jumlah pekerja yang Bapak/Sdr tanggung ?

h. Berapa jumlah dana yang Bapak/Sdr keluarkan untuk membayar pekerja

perorang dalam sekali panen ? Rp...........................

i. Berapa harga per kilogram kelapa sawit/TBS (Tandan Buah Segar) dalam

bulan-bulan ini di beli oleh agen pengumpul ?

j. Berapa kg/ton jumlah produksi kelapa sawit secara rata-rata sekali panen

dalam 1 Hektarnya ?

k. Berapa lebih kurang pendapatan bersih Bapak/Sdr peroleh dalam sekali

panen kelapa sawit per hektarnya setelah dikurangi biaya operasional

untuk pekerja harian lepas ?

l. Apakah dengan pendapatan bersih yang Bapak/Sdr terima dalam 1 bulan

lebih kurang 2 kali panen, dapat menutupi kebutuhan hidup sehari-hari

dengan harga jual TBS (Tanda Buah Segar) akhir-akhir ini merosot ?

m. Apakah Bapak/Sdr ada mempunyai pendapatan lainnya selain di kebun

sawit ini ?

Terima Kasih

v
109

ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT


TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

AZHARI
01200006

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA

v
110

(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018
ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan


Memenuhi Syarat-Syarat guna Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi

AZHARI
01200006

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


v
111

(STIMI) MEULABOH
ACEH BARAT
2018
ANALISIS PENGARUH PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT
TERHADAP PENINGKATAN PENINGKATAN PARA USAHA
TANI SAWIT DI KECAMATAN PANTE CEUREUMEN
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh :

AZHARI

NOMOR POKOK MAHASISWA : 01200006


JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN (EKM)
PROGRAM STUDY : STRATA SATU (S1)

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

H.T. BUSTAMI NA, SE., MM., M.Sc SRI HARTATI, SE., MM

KETUA JURUSAN

( MULIZA, SE., M,Si )

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


( S T I M I ) MEULABOH
v
112

ACEH BARAT
2018

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Azhari
NPM : 01200006
Jurusan : Ekonomi Manajemen (EKM)
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha Tani Sawit Di
Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh barat

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Sekolah
Tinggi Imu Manajemen Indonesia (STIMI) Meulaboh.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Azhari

v
113

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas karunia serta
hidayah-Nya, Shalawat beriring salam kita haturkan pula pada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW sehingga penulis selalu diberi kemudahan untuk menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha Tani Sawit Di Kecamatan
Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat ”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat terbantu atas segala bentuk
dukungan dari semua pihak yang terlibat didalamnya, telah memberikan
sumbangan pikiran maupun tenaga sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1.Bapak H.T. Bustami NA, SE, MM, M.Sc selaku pembimbing utama
yang telah membimbing penulis.
2.Ibu Sri Hartati, SE, M.M, selaku pembimbing pembantu yang telah
membantu membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3.Bapak Muliza, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan
arahan kepada penulis.
4.Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen Indonesian (STIMI) yang telah membekali penulis dengan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
5.Kedua orang tua saya yang telah bersusah payah dan mendo’akan saya
agar berhasil dalam meraih cita-cita dibangku perguruan tinggi.
6.Bapak Camat beserta Staf, serta Bapak-bapak PPL Kecamatan Pante
Ceureumen, yang telah membantu penulis dengan memberikan data yang
dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan, karenanya saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depan.

Meulaboh, November 2018

v
114

Azhari

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. iv
ABSTRAK …………………………………………………………………. v

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………..… 1
1. Latar Belakang Masalah………………………………… .. 1
2. Rumusan Masalah .……………………………………….. 4
3. Batasan Masalah ………………………………………. … 4
4. Tujuan Penelitian ………………………………………… 4
5. Manfaat Penelitian ……………………………………….. 4
6. Hipotesa …………………………………………………... 5
7. Sistematika Penulisan …………………………………….. 5

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………..….. 7


1. Pengertian Produktivitas …………………………………. 7
2. Teori Produksi …………………………………………… 7
3. Konsep Produksi ...………………..……………………… 9
4. Fungsi Produksi……………………………….…………... 9
5. Faktor Produksi.. .……………………………………… ... 10
6. Manajemen Usaha Tani ………………………………….. 11
7. Pengaruh Faktor Produksi Tanah Pertanian . .…………… 12
8. Faktor Modal Pertanian…………………………………… 13
9. Pembentukan Modal………………………………………. 15
a. Modal Tetap (Fixed)………….…………………… 16
b. Modal Bergerak (Variable)…...…………………… 16
10. Pengertian Pendapatan……………………………………. 17
11. Konsep Pendapatan……………………………………….. 11
12. Jenis dan Fungsi Pendapatan……………………………… 19
13. Usaha Peningkatan Pendapatan…………………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN …………………….. …………….. 21


6. Lokasi dan Objek Penelitian …………………………….. . 21
v
115

7. Populasi dan Sampel ………………………………….. ..… 21


8. Teknik Pengumpulan Data ………………………………. .. 21
9. Metode Analisis Data……………………………………....` 22
10. Operasional Variabel …………………………………....… 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 25


1. Deskripsi Daerah Penelitian ….…………………………….. 25
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian …………………. 25
2. Jumlah Gampong Dalam Wilayah Hukum Kecamatan Pante
Ceureumen …………………………………………………. 27
3. Karakteristik Responden ……………………………………. 28
3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………… 29
3.2 Berdasarkan Usia ……………………………………… 30
3.3 Berdasarkan Pendidikan Terakhir …………………….. 34
3.4 Berdasarkan Pekerjaan ………………………………... 37
4. Produktivitas Berbanding Luas Lahan Kelapa sawit ………... 38
5. Pembiayaan Operasional Kebun Sawit …………………….. 39
6. Biaya Oprasional, Harga dan Pendapatan Petani Sawit Saat
Panen ……………………………………………………….. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………... 43


5. Kesimpulan …………………………………………………. 45
6. Saran-Saran ………………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… . 54

v
116

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4-1 Jenis Kelamin Responden ……………………………….. 28


2. Tabel 4-2 Usia Responden …………………………………………. 29
3. Tabel 4-3 Pendidikan Terakhir Responden .……………………….. 30
4. Tabel 4-4 Pekerjaan Pokok Responden …………………………….. 32
5. Tabel 4-5 Produksi TBS (Tandan Buah Segar) Sawit ……………. . 33
6. Tabel 4-6 Biaya Operasional Rutin Kebun Kelapa sawit …………. 45
7. Tabel 4-7 Produksi TBS Serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit 49
(Bulan Oktober 2018)
8. Tabel 4-8 Produksi TBS Serta Perolehan Pendapatan Pekebun Sawit 50
(Bulan November 2018)

v
117

ABSTARK

Nama Mahasiswa : Azhari


NPM : 01200006
Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Produktivitas Kelapa Sawit
Terhadap Peningkatan Pendapatan Para Usaha Tani
sawit Di Kecamatan Pante Ceureumen
Kabupaten Aceh Barat
Pembimbing Utama : H.T. Bustami NA, SE., MM., M.Sc
Pembimbing Pembantu : Sri Hartati, SE., M.M

Kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dengan produksi


minyak per hektar paling tinggi dari seluruh tanaman penghasil minyak lainnya.
Perkebunan kelapa sawit membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan
memberi keuntungan bagi pekebun kelapa sawit. Pendapatan dipengaruhi oleh
penerimaan usaha tani yang didapatkan dari hasil TBS (Tandan Buah Segar) yang
dikalikan dengan harga jual.
Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan September 2018 sampai dengan
November 2018 dengan mengambil sampel sebanyak 50 orang responden secara
acak yang memiliki perkebunan kelapa sawit dalam wilayah Kecamatan Pante
Ceureumen. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis menyebarkan kuisioner yang isinya tentang pertanyaan-pertanyaan seputar
kepemilikan lahan kebun sawit, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam perawatan
kebun, produksi/hasil TBS (Tandan Buah Segar) yang diperoleh dalam sekali
panen, pendapatan yang di terima baik dalam bentuk masih kotor (bruto) sebelum
di potong biaya ongkos produksi maupun pendapatan bersih (netto) setelah di
potong biaya ongkos produksi.
Dari hasil penelitian yang diteliti, produksi kelapa sawit dan harga di beli
oleh agen pengumpul, sifatnya fluktuatif, artinya setiap saat dapat berubah.
Produksi kelapa sawit dapat stabil, meningkat atau menurun, tergantung pada
perawatan yang dilakukan oleh pemilik kebun yang bersangkutan. Sisi harga yang
di beli oleh pengumpul, juga demikian, terkadang dalam bulan-bulan tertentu
harga per kilogram kelapa sawit dapat jadi tinggi dalam arti harga per
kilogramnya dapat mencapai Rp. 1.600,-. Namun pada bulan-bulan lainnya harga
komoditi sawit (TBS) dapat terjadi menurun. Hal ini sangat tergantung dari Pabrik
Kelapa Sawit (PKS) yang menentukan harga semuanya ini.

v
118

Kata Kunci: Produktivitas, Pendapatan dan Profit (keuntungan)

Anda mungkin juga menyukai