Anda di halaman 1dari 9

Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian

Volume 1, Nomor 3: 90-99 (2020)


Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JMIP
ISSN 2721-5709
(Online)

ANALISIS DAYA SAING USAHA PENGOLAHAN MINYAK KELAPA DI


KECAMATAN WAWONII BARAT KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN

Coconut Oil Processing Business Competitiveness Analysis In The District Of Wowonii Barat
Konawe District Islands

Misbayana1)*, La Rianda1), Munirwan Zani1)


1
Halu Oleo University's Faculty of Agriculture, Kambu Subdistrict of Kendari City, 93232, Indonesia
2
Halu Oleo University's Faculty of Agriculture, Kambu Subdistrict of Kendari City, 93232, Indonesia
3
Halu Oleo University's Faculty of Agriculture, Kadia Subdistrict of Kendari City, 93117, Indonesia
*Email: misba.yana00@gmail.com(Telp:+6285394510808)
Received: january, 2022; Revision: , 2022; Accepted: , 2022

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengalisis daya saing usaha pengolahan kelapa serta faktor-faktor yang
menjadi penentu daya saing usaha pengolahan minyak kelapa di kecamatan wawonii kabupaten konawe
kepulauan.penelitian ini dilakukan dengan metode analisis data deskriptif dan kualitatif dengan variable penelitian
yaitu: 1. Profil usaha minyak kelapa meliputi: modal, tenaga kerja, lama usaha, bahan baku, pendapatan, sarana dan
prasarana. 2. Keadaan usaha minyak kelapa yang meliputi: pengolahan, produksi, dan teknologi pemasaran. 3.
Faktor internal dan eksternal yang dimana faktor eksternal yang asalnya dari luar diri seseorang atau perusahaan
yang meliputi peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal yaitu, yang barasal dari dalam diri atau perusahaan
tersebut yang meliputi kelemahan dan kekuatan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara
wawancara, kuesioner dan dokumentasi serta sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Tahapan dari penelitian ini yaitu jumlah bahan baku, modal, pendapatan, penerimaan, ratio, serta produktivitas
usaha pengolahan minyak kelapa. Hasil dari pengujian ini meng hasilkan pendapatan rata-rata Rp. 2.796. 223
dengan rata-rata modal Rp. 3.746.278 dan produktivitas usaha rata-rata Rp. 1,90 per botol serta ratio rata 1.7.
dengan hasil yang di peroleh bahwa usaha pengolahan minyak kelapa di kecamatan wawonii barat kabupaten
konawe kepulauan.
Kata kunci: daya saing, kelapa, minyak kelapa.
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the competitiveness of the coconut processing business and the
factors that determine the competitiveness of the coconut oil processing business in the sub-district of Wawonii,
Konawe Islands Regency. This research was conducted using descriptive and qualitative data analysis methods with
research variables, namely: 1. Business profile coconut oil includes: capital, labor, duration of business, raw
materials, income, facilities and infrastructure. 2. The state of the coconut oil business which includes: processing,
production, and marketing technology. 3. Internal and external factors which are external factors originating from
outside a person or company which include opportunities and threats, while internal factors, namely, those
originating from within the person or company which include weaknesses and strengths. Data collection techniques
in this study are by means of interviews, questionnaires and documentation and the data sources of this research are
primary data and secondary data. The stages of this research are the amount of raw materials, capital, income,
revenue, ratio, and productivity of coconut oil processing business. The results of this test produce an average
income of Rp. 2,796. 223 with an average capital of Rp. 3,746,278 and an average business productivity of Rp. 1.90
per bottle and an average ratio of 1.7. with the results obtained that the coconut oil processing business in the sub-
district of West Wawonii, Konawe Islands Regency.
Keywords: competitiveness, coconut, coconut oil.
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian

PENDAHULUAN bagi rakyat Indonesia dan dapat menjadi penggerak


ekonomi rakyat. Hal itu dapat dilihat dari
pengelolaan pertanaman kelapa di Indonesia yang
Mengatakan bahwa secara konsep daya sebagian besar dikelola oleh rumah tangga petani.
saing dibagi menjadi dua, yaitu keunggulan Sekitar 96,60% pertanaman kelapa dikelola oleh
kompetitif (competitive advantage) dan keunggulan petani dengan rata-rata kepemilikan 1hektar/KK
komparatif (comparative advantage). (Allorerung, et. al., 2005).
Competitiveness (keunggulan kompetitif) akan Minyak kelapa adalah salah satu minyak nabati
memacu pemasaran untuk senantiasa mengantisipasi yang diperoleh dari buah kelapa. Dikenal dua jenis
segala kemungkinan terburuk dari akibat persaingan minyak kelapa yaitu minyak kelapa biasa yang
antar perusahaan dengan meningkatkan daya saing digunakan untuk menggoreng dan minyak kelapa
faktor penentunya. Daya saing ekspor secara teoritis murni yang dikenal dengan Virgin Coconut Oil
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya (VCO). Minyak kelapa biasa diperoleh dari kopra
adalah faktor produksi, perilaku konsumen, faktor dengan cara pemanasan dan pemurnian dengan bahan
makro ekonomi, kebijakan pemerintah, dan teknologi kimia, sedangkan minyak kelapa murni diperoleh dari
dan inovasi (Munandar, 2001). buah kelapa segar tanpa pemanasan. Komposisi asam
Keunggulan bersaing menurut Keegan dan lemak minyak kelapa murni dan minyak kelapa biasa
Green akan muncul jika ada kesesuaian antara tidak berbeda akan tetapi, minyak kelapa murni yang
kompetensi-kompetensi khusus (distinctive dibuat tanpa pemanasan masih mengandung
competencies) dengan faktor-faktor yang mampu antioksidan alami, sehingga berbeda dengan minyak
menyebabkan kesuksesan di dalam industri. Suatu kelapa. Maka biasanya minyak kelapa murni tidak
perusahaan dapat mengungguli pesaingnya apabila digunakan untuk menggoreng tetapi langsung
perusahaan tersebut mampu memiliki perbandingan diminum sebagai makanan fungsional atau makanan
yang superior antara kompetensi perusahaan dengan kesehatan ( Silalahi dan Nurbaya, 2011).
kebutuhan para pelangggannya. Daya saing Minyak kelapa merupakan bentuk yang
komoditas dilihat dari 2 indikator, yaitu keunggulan paling penting dari konsumsi kelapa. Sekitar 27
kompetitif dan keunggulan komparatif. Keunggulan negara kelompok Uni Eropa adalah konsumen
kompetitif (competitive advantage) merupakan alat terbesar minyak kelapa di dunia, saat ini
yang digunakan untuk mengukur daya saing suatu memanfaatkan sekitar 743.000 metrik ton per tahun.
aktivitas berdasarkan pada kondisi perekonomian Sebagian besar dari 3,5 juta ton minyak diproduksi
actual (Kristanto, 2013), setiap tahunnya telah digunakan. Minyak kelapa
Konsep dayasaing pada tingkat nasional digunakan secara unik untuk ekstraksi asam lemak
adalah produktivitas. Kemampuan untuk dan digunakan dalam produksi margarin dan sabun
menghasilkan suatu standar kehidupan yang tinggi (Kajian Kelapa Provinsi Papua, 2013).
dan meningkat bagi para warga tergantung pada
produktivitas dimana tenaga kerja dan modal suatu METODE PENELITIAN
negara digunakan. Produktivitas adalah nilai output
yang diproduksi oleh suatu unit tenaga kerja atau Berdasarkan permasalahan dan tujuan
modal. penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode
Kelapa merupakan salah satu komoditas deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif. Menurut
yang memiliki arti ekonomi, sosail dan budaya bagi Nana Syaodih Sukmadinata (2011:73), penelitian
Indonesia yang sampai saat ini belum termanfaatkan deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan
secara maksimal. Selain sebagai sumber devisa bagi dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
Negara, kelapa juga merupakan tumpuan untuk baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia,
berjuta-jut petani. Menurut data coconut statistic yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik,
yearbook (1997), luas area kebun kelapa di Indonesia kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu,
adalah yang terbesar di dunia,yaitu seluas 3,74 juta penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,
hektar atau sebesar 31,4% dari luas area kebun kelapa manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel
di dunia. Pada posisi berikutnya berturut-turut adalah yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu
Filipina dengan luas area 3,314 juta hektar (27,7%), kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan
india dengan luas 1,886 juta hektar (15,8%), srilanka yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang
dengan luas 0,337 juta hektar (3,1%) (intan 2000). dilakukan melalui observasi, wawancara, dan
Kelapa juga merupakan komoditas yang penting dokumentasi.
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian
1. Populasi dan Sampel menggunakan kuesioner berisikan daftar
Populasi dalam penelitian ini adalah usaha pertanyaan tentang bahan baku, peralatan,
pengolahan minyak kelapa di Kecamatan Wawonii tenaga kerja, pengolahan minyak kelapa, dan
Barat Kabupaten Konawe Kepulauan sebanyak 30 produksi
usaha pengolah minyak kealapa. Penentuan 3. Dokumentasi adalah aktifitas atau proses
responden dalam penelitian ini adalah dilakukan sistematis dalam melakukan pengumpulan,
dengan carasimple random samplingatau secara acak pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan
sederhana karena pengambilan anggota sampel pada penyediaan dokumen untuk mendapatkan
penelitian ini diambil tanpa memperhatikan strata keterangan, peenerangan pengetahuan untuk
yang ada dalam populasi itu. Jumlah sampel yang penelitian ini. Dokumentasi yang dilakukan
diambil pada penelitian ini adalah 10 usaha, dimana pada penekitian ini adalah dengan mengambil
perhitungannya menggunakan simple random gambar dari proses awal pembuatan hingga
sampling dengan cara undian yaitu memberi nomor akhir pengisian kuesioner.
pada seluruh populasi dan dilakukan pengundian 4. Variabel Penelitian
secara acak sehingga setiap responden memiliki Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
kesempatan yang sama. adalah sebagai berikut:
2. Sumber Data 1. Profil usaha minyak kelapa meliputi: modal,
Data yang dikumpulkan berupa data primer tenaga kerja, lama usaha, bahan baku,
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pendapatan, sarana dan prasarana.
pengamatan langsung (observasi) di lapangan, 2. Keadaan usaha minyak kelapa yang meliputi:
metode wawancara langsung dengan para responden, pengolahan, produksi, dan teknologi pemasaran.
berdasarkan kuesioner yang telah dipersiapkan 3. Faktor eksternal dan internal, yaitu faktor
sebelumnya pada penelitian ini data primer yang eksternal yang asalnya dari luar diri seseorang
dikumpulkan yaitu tentang banyaknya bahan baku, atau perusahaan yang meliputi peluang dan
harga bahan baku, tenaga krja, proses pembuatan ancaman. Sedangakan faktor internal yaitu, yang
minyak kelapa, jumlah produksi dalam setiap berasal dari dalam diri atau perusahaan tersebut
pengolahan, harga minyak kelapa dan banyaknya yang meliputi kelemehan dan kekuatan.
pendapatan yang di peroleh. 5. Analisis Usaha Pengolahan Minyak
Data sekunder pelengkap yang diperoleh Kelapa
dari berbagai instansi atau lembaga terkait seperti 1. Menurut Ita Yulia, et.al(2015) rumus untuk
BPS, hasil lapangan dan hasil penelitian sebelumnya mencari biaya total adalah
yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Pada (TC) = TFC + TVC
penelitian Analisis Daya Saing Usaha Pengolahan Keterangan
Minyak Kelapa Di Kecamatan Wawonii Barat TC = total cost (biaya total)
Kabupaten Konawe Kepulauan, data sekunder yang TFC = total fixed cost (biaya tetap)
di kumpulkan adalah berupa data yang di peroleh dari TVC = total variable cost (biaya variabel)
BPS konawe Kepulauan tentang tanaman kelapa dan 2. Rumus menghitung penerimaan menurut
jumlah produksinya Sundari, (2012) yaitu
3. Tehnik Pengumpulan Data TR = P x Q
Teknik pengumpulan data yang digunakan TR = total revenue (penerimaan)
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: P = harga jual per unit
1. Wawancara adalah teknik pengumpulan data Q = quantity (jumlah produksi)
yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya 3. Menurut Hadiyanti, (2014) rumus mencari
jawab langsung antara peneliti dan narasumber keuntungan yaitu
untuk mengetahui masalah yangakan diteliti pd = TR – TC
dalam penelitian ini. Pada penelitian ini Dimana :
menggunakan wawancara terbuka dengan pd = pendapatan (Rp/bulan)
bertanya langsung kepada pengusaha minyak TR = total penerimaan (Rp)
kelapa tentang usahanya tersebut dengan TC = total biaya (Rp)
memberikan pertanyaan tidak berpusat pada 4. Menurut Suratiyah, (2015) R/C aalah
satu permasalahan pokok. perbandingan antara penerimaan dengan
2. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang biaya total.
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada R/C =
responden untuk dijawabnya. Pada penelitian
Dimana :
usaha pengeolahan minyak kelapa
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian
TR = Besarnya penerimaan yang diperoleh penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari
TC = Besarnya biaya yang dikeluarkan tabel 1.
Ada tiga kriteria dalam perhitungan yaitu :
a. Apabila R/C > 1 artinya usaha minyak
kelapa tersebut menguntungkan. Tabel 1. jumlah bahan baku tahun 2018/2019
b. Apabila R/C = 1 artinya usaha minyak No Usaha
Periode
kelapa tersebut impas. produks
1 i a b c D e f G h i j
c. Apabila R/C < 1 artinya usaha minyak 2018/20
19
kelapa tersebut rugi. Juli
2 2018 120 145 146 155 154 140 150 155 152 130

6. Analisis Produktivitas Usaha Minyak 3


Agustus
149 150 150 154 156 130 155 154 142 135
2018
Kelapa
Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak 4
septemb
er 2018
145 145 155 150 150 140 130 142 150 150

ukur keberhasilan suatu industri dalam menghasilkan Oktober


5 150 160 140 140 145 130 155 146 154 145
barang atau jasa.sehoingga semakin tinggi 2018

perbandingannya, maka semakin tinggi produk yang 6


Novem
ber 150 153 155 150 125 140 155 140 135 150
dihasilkan.menganalisis produktivitas usaha minyak 2018

kelapa berdasarkan pada aspek output dan input 7


Desemb
er 2018
158 130 148 135 140 143 140 154 145 155

seperti mengacu pada kriteria-kriteria yang telah 8


Januari
140 142 150 154 139 155 130 152 140 145
2019
ditetapkan antara lain pemakaian bahan baku, tenaga Februar
9 150 150 146 152 147 135 145 145 140 157
kerja dan produksi i 2019

Menurut Sarjono (2012) Secara teknis, 10


Maret
2019
140 120 155 145 150 145 160 150 130 140

produktivitas merupakan suatu perbandingan antara 11


April
2019
156 130 145 150 154 160 135 125 150 160

output dengan input. Formula produktivitas dapat 12


Mei 145
150 140 150 150 150 150 155 140 145
2019
dinyatakan sebagai berikut.
Juni 155
13 150 140 145 152 140 150 140 151 150
2019
Produktivitas =
172 177 178 176 170 175 175 172 176
Jumlah 1758
5 0 0 2 8 5 8 9 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-


rata
146 143 147 148 146 142 146 146 144 146

Sumber : Data Primer hasil olahan, 2019.


Persediaan Bahan Baku
Berdasarkan Tabel 1 dengan menggunakan
Persediaan merupakan fungsi manajerial data kualitatif dan kuantitaif bahwa kebutuhan bahan
yang sangat penting karena persedian fisik banyak baku terbayak dalam setahun ada pada usaha D yang
melibatkan investasi rupiah besar atau suatau setiap bulannya rata-rata membutuhkan bahan baku
sunberdaya –sumberdaya meliputi persediaan bahan sebanyak 148 buah dengan jumlah yang dibutuhkan
baku. Menurut Taufiq (2014) bahwa dengan selama setahun yaitu 1780 kelapa dan kebutuhan
persediaan yang optimal suatu usaha mampu bahan baku terendah ada pada usaha F dengan
memberikan seberapa besar persediaan bahan baku kebutuhan bahan baku rata-rata 142 setiap bulannya
yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan dan 1708 setiap tahummya. Pengusaha kelapa yang
pemborosan biaya karena mampu menyeimbangkan ada di Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten
kebutuhan bahan baku yang tidak terlalu banyak Konawe Kepulauan dengan 10 usaha dengan
maupun persediaan yang tidak terlalu sedikit. kebutuhan bahan hampir seluruhnya sama yaitu 142-
Persedian optimal mampu mengefisiensikan biaya 148 buah perbulannya. Banyak dan sedikitnya jumlah
pengeluaran suatu usaha seperti pemesanan dan biaya bahan baku yang digunakan dalam setiap kali
penyimpan bahan baku produksi berdasarkan wawancara pada setiap usaha
Biaya bahan baku usaha pengolahan minyak bahwa hanya berpatokan pada ketersediaan bahan
kelapa Di Kecamatan Wawonii Barat berbeda-beda baku yang banyak atau tidak akan tetapi setiap usaha
tergantung dari besar dan kecilnya buah tersebut. kadang kala selalu mempatokan jumlah bahan baku
Biaya bahan baku tersebut diperoleh dari hasil yang diolah sesuai dengan kemampuannya, karena
perkalian antara harga bahan baku dan jumlah bahan bukan hanya minyak kelapa yang di produksi akan
baku. Dalam penelitian pengolahan minyak kelapa tetapi masih ada usaha lain. Total keseluruhan dari
ini bahan baku dapat dilihat dari hasil rata-rata 12 bulan juni 2018 sampai juli 2019 adalah 17.507 buah
bulan sebelumnya. Banyaknya bahan baku pada dalam setahunnya dengan rata-rata 1.751 buah.
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian
berdasarkan lampiran 2, dari setiap usaha kayu bakar
yang digunakan adalah kayu bakar yang diambil
Modal sendiri dan untuk tambahannya adalah setiap usaha
Pengertian Modal adalah sekumpulan uang membeli kayu bakar sesuai yang diabutuhkan,
atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk sehingga dalam setiap kali pengolahan kayu bakar
melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam bahasa Inggris yang disediakan selalu ada sisanya dan dapat
modal disebut dengan capital, yaitu barang yang digunakan pada proses produksi selanjutnya sehingga
dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu biaya kayu bakar setiap bulan berbeda-beda. Jika di
memproduksi barang lainnya yang dibutuhkan rata-ratakan maka seluruh usaha yang ada di
manusia dengan tujuan untuk memperoleh Kecamatam Wawonii Barat Kabupaten Konawe
keuntungan. Modal merupakan hal yang sangat vital Kepulauan yaitu dengan biaya tetap rata-rata
dalam sebuah bisnis atau perusahaan.Tanpa modal 1.051.015 dan biaya tetap rata-rata 3.912.669 dengan
bisnis tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. total keseluruhan dalam setiap tahunnya rata-rata
Mulai dari bisnis yang besar maupun bisnis yang 4.881.103 dalam setiap bulannya.
kecil pun membutuhkan modal untuk menjalankan
bisnisnya. Berikut tabel total modal produksi usaha Tenaga kerja
pengolahan minyak kelapa pada tabel 2
Tabel 2. Total modal produksi usaha pengolahan Tenaga kerja adalah orang yang berada pada
minyak kelapa di Kecamatan Wawonii Barat usia kerja dan mampu bekerja baik didalam maupun
Kabupaten Konawe Kepulauan diluar hubungan kerja. Pada penelitian ini jumlah
Biaya Total tenaga kerja setiap usaha pengolahan minyak kelapa
Periode Biaya Biaya Pengolahan pada lampiran 3. Salah satu tugas tenaga kerja pada
Produksi Tetap Tidak Minyak Kelapa
(bulan) (Rp) Tetap(Rp) (Rp) usaha tersebut adalah mengupas kelapa, memarut,
dan menggoreng. Cara pengupasan kelapa di setiap
Juli-18 1.051.015 3.900.765 4.951.780
usaha berbeda-beda tergantung dari keahlian tenaga
Agt-18 1.051.015 3.921.515 4.972.566 kerja menggunakan alat pengupas kelapa tersebut.
Sep-18 1.051.015 3.955.015 5.006.030 Ada dua alat yang digunakan dalam pengupasan
Okt-18 1.051.015 3.920.715 4.971.730 kelapa yaitu parang dan pengupas kelapa (sundak).
Kemampuan dari masing- masing tenaga kerja pada
Nov-18 1.051.015 3.883.515 4.934.530
setiap usaha tersebut yaitu berkisar 50-100 buah,
Des-18 1.051.015 3.894.515 4.945.530 tenaga kerja dalam melakukan pemarutan kelapa
Jan-19 1.051.015 3.893.515 3.998.530 dengan menggunakan mesin pemarut harus fokus
Feb-19 1.051.015 3.901.015 4.952.030 agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan
sendiri. Banyaknya jumlah produksi yang diperoleh
Mar-19 1.051.015 3.845.515 4.896.530
dari setiap usaha tergantung dari bahan baku yang
Apr-19 1.051.015 3.879.515 4.930.530 digunakan, bedanya adalah usaha yang memiliki dua
Mei-19 1.051.015 3.978.215 5.029.230 tenaga kerja lebih efisein dalam melakukan pekerjaan
Juni-19 1.051.015 3.978.215 5.029.230 dimana waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
produksi lebih cepat dibandingkan yang hanya
Total 12.612.180 46.952.030 58.573.246
memiliki satu tenaga kerja.
Rata-Rata 1.051.015 3.912.669 4.881.103
Sumber : Data Primer hasil olahan, 2019. Penerimaan
Berdasarkan Tabel 2 untuk rincian perhitungan Penerimaan adalah semua proses produksi
modal biaya produksi dapat dilihat pada lampiran . yang dilakukan oleh produsen dari hasil penjualan
Biaya tidak tetap yang termaksud pada penelitian ini barang atau outputnya. Penerimaan dihasilkan dari
adal ah biaya bahan baku, bahan bakar, listrik, kayu perkalian antara harga jual perunit dengan jumlah
bakar dan biaya perawatan, sedangkan biaya tetap produksi. Pada penelitian usaha pengolahan minyak
adalah gaji karyawan dan biaya penyusutan alat. Pada kelapa banyaknya penerimaan dapat dilihat pada
biaya tidak tetap seperti bahan bakar berbeda karena Tabel 3.
biaya bahan bakar kadang naik dan kadang turun.
Pada listrik, biayanya berbeda tergantung dari
banyaknya bahan baku yang digunakan dalam setiap
kali penggilingan. Semakin banyak bahan baku yang
digunakan semakin besar daya listrik yang
digunakan. Selanjutnya pada biaya kayu bakar
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian
pendapatan berdasarkan hasil analisis dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3. Total penerimaan usaha pengolahan minyak
kelapa di Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Tabel 4. Total pendapatan usaha minyak kelapa di
Konawe Kepulauan Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe
Kepulauan
Harga Total Penerimaan
Periode Jumlah
Jual Usaha Pengolahan
Produksi Produksi Pendapatan
Per Unit Minyak Kelapa
(Bulan) (Botol) Periode Total Usaha
(Rp) (Rp) Total Biaya
Produksi Penerimaan Pengolahan
(Rp)
Juli-18 423 15.000 6.345.000 (Bulan) (Rp) Minyak
Kelapa (Rp)
Agt-18 432 15.000 6.480.000
Sep-18 427 15.000 6.405.000 Juli 6.345.000 4.951.780 1.393.220
Okt-18 430 15.000 6.450.000 Agustus 6.480.000 4.972.566 1.507.434
September 6.405.000 5.006.030 1.398.970
Nov-18 431 15.000 6.465.000 Oktober 6.450.000 4.971.730 1.478.270
Des-18 435 15.000 6.525.000 November 6.465.000 4.934.530 1.530.470
Desember 6.525.000 4.945.530 1.579.470
Jan-19 435 15.000 6.525.000
Januari 6.525.000 3.998.530 2.526.470
Feb-19 439 15.000 6.585.000 Februari 6.585.000 4.952.030 1.632.970
Maret 6.465.000 4.896.530 1.568.470
Mar-19 431 15.000 6.465.000
April 6.750.000 4.930.530 1.819.470
Apr-19 450 15.000 6.750.000 Mei 6.570.000 5.029.230 1.540.770
Mei-19 438 15.000 6.570.000 Juni 6.945.000 5.029.230 1.915.770
Total 78.510.000 58.573.246 19.891,754
Juni-19 463 15.000 6.945.000 Rata-Rata 6.542.500 4.881.103 1.657.646
Total 5234 180.000 78.510.000 Sumber : Data Primer hasil olahan, 2019.
Rata-
Rata 436 15.000 6.542.500
Sumber : Data Primer hasil olahan, 2019. Berdasarkan tabel 4. untuk rincian
perhitungan total biaya produksi dapat dilihat pada
Berdasarkan Tabel 3 untuk rincian lampiran. Total pendapatan pada penelitian ini adalah
perhitungan lebih jelasnya dapat dilihat pada jumlah hasil penjualan dari hasil produksi kelapa
lampiran 2. Total penerimaan dari setiap bulan tidak yang telah dipasarkan. Penjualan hasil produksi yang
jauh-jauh beda karena jumlah bahan baku yang dilakukan akan di kurangi dengan biaya total
diproduksi dari setiap bulan seperti yang dijelaskan produksi untuk menghasilkan pendapatan bersih
pada halaman 34 diatas tentang jumlah bahan baku usaha tersebut dalam setiap kali produksinya. Pada
dimana setiap usaha selalu memperkirakan jumlah usaha ini jumlah pendapatan setiap bulannya rata-rata
bahan baku yang akan diproduksinya. Total yaitu Rp. 1.657.646 dengan total penerimaan setiap
pendapatan keseluruhan adalah sebesar Rp. bulannya yaitu Rp. 6.542.500 dengan biaya total rata-
78.510.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 6.542.500. rata yaitu Rp. 4.881.103
dengan harga perunit dari minyak kelapa tersebut
adalah Rp. 15.000 dengan jumlah produksi sebesar R/C Ratio
5.234 botol pertahunnya dengan rata-rata 436 unit
perbulannya R/C ratio bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana hasil yang diperoleh dari usaha yang
Pendapatan menguntungkan pada periode tertentu. Sebuah usaha
akan dikatakan layak jika nilai R/C yang diperoleh
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh tersebut dinyatakan lebih besar dari 1. Hal tersebut
dari kegiatan-kegiatan suatu usaha dalam satu dapat terjadi sebeb, jika nilai R/C semakin tinggi
periode. Jumlah yang dibebankan kepada langganan maka tingkat keuntungan yang diperoleh dalam suatu
atas barang dan jasa yang dijual merupakan unsur proyek menjadi lebih tinggi. Data yang digunakan
yang paling penting dalam sebuah usaha, karena pada penelitian ini adalah data satu bulan terakhir
pendapatan pada penelitian usaha pengolahan minyak yaitu bulan juni 2019 sampai dengan data bulan juli
kelapa diperoleh dari total penerimaan dengan total 2018.Rata-rata R/C ratio diperoleh dari rata-rata
biaya yang dikeluarakan pada suatu usaha tersebut. penerimaan dengan rata-rata total biaya.Berdasarkan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil analisis R/C ratio dapat dilihat pada Tabel 5.
dari bulan Januari sampai Desember 2019. Total
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian

Tabel 6. Produktivitas produksi usaha minyak kelapa


Tabel 5. Total R/C ratio pada usaha pengolahan di Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe
minyak kelapa di Kecamatan Wawonii Barat Kepulauan
Kabupaten Konawe Kepulauan Produktivitas
Periode Periode Produksi
Total Produk
Produksi Biaya Total R/C ratio (Bulan )
Penerimaan (Rp/Botol)
(bulan)
Juli-18 1,86
Juli-18 6.345.000 4.951.780 1.2 Agt-18 1,88
Agt-18 6.480.000 4.972.566 1.3 Sep-18 1,86
Sep-`18 6.405.000 5.006.030 1.2 Okt-18 1,85
6.450.000 Nov-18 1,90
Okt-18 4.971.730 1.3
Des-18 1,92
6.465.000
Nov-18 4.934.530 1.3 Jan-19 1,92
Des-18 6.525.000 4.945.530 1.3 Feb-19 1,93
6.525.000 Mar-19 1,93
Jan-19 3.998.530 1.6
Apr-19 2,00
Feb-19 6.585.000 4.952.030 1.3 Mei-19 1,88
Mar-19 6.465.000 4.896.530 1.3 Juni-19 1,99
Apr-19 6.750.000 4.930.530 1.3 Total 19,08
6.570.000
Rata-Rata 1,90
Mei-19 5.029.230 1.3
Sumber : Data Primer hasil olahan, 2019.
6.945.000
Juni-19 5.029.230 1.3 Berdasarkan Tabel 6 melihat rincihan yang
Total 78.510.000 58.573.246 16.6 lebih jelas data hasil olahan produktivitas untuk data
Rata-Rata 6.542.500 4.881.103 1.3
input dan output produksi dapat dilihat pada lampiran
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019 3, dimana pada lampiran tersebut sudah di rincikan
Berdasarkan Tabel 5 perhitungan R/C ratio data dari bulan juli 2018 sampai bulan juni 2019.
dapat dilihat pada lampiran 2. berdasarkan hasil Untuk rata-rata total keseluruhan adalah 19,08
perhitungan R/C ratio jika R/C >1 maka suatu usaha sedangkan rata-rata keseluruhannya adalah 1,90.
akan dinyatakan untung dan apabila R/C <1 maka
usaha tersebut dinyatakan rugi. Pada penelitian usaha KESIMPULAN
pengolahan minyak kelapa ini menunjukan bahwa
rata-rata penerimaan untuk keseluruhan dari setiap Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
usaha adalah Rp.6.542.500 dengan rata-rata biaya usaha pengolahan minyak kelapa, maka dapat
total sebesar Rp. 4.881.103 Maka rata-rata R/C diambil kesimpulan sebagai berikut:
pengolahan minyak kelapa yang ada di Kecamatan 1. Faktor yang mejadi penentu daya saing
wawonii barat adalah 1.3, maka usaha tersebut dapat di lihat dari jumlah bahan baku, biaya
dinyatakan untung. total, penerimaan, pendapatan serta jumlah
produksi setiap tahunnya. Kita dapat lihat
Produktivitas Usaha Pengolahan Minyak Kelapa pada table bahwa jumlah bahan baku rata-
Produktivitas merupakan suatu ukuran yang rata 145 bahan baku, biaya total rata-rata
menyatakan bagaimana baiknya suatu usaha untuk Rp. 4.881.103 dengan penerimaan rata Rp.
mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat 6.542.500 dengan pendapatan rata-rata
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu perbulan setiap usaha yaitu Rp. 1.6577.646.
usaha dalam menghasilkan barang atau jasa.Selain itu 2. Pengolahan minyak kelapa dari buah kelapa
produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan di kupas lalu di parut dan di peras hinnga
produksi sebagai perbandingan luaran (output) menghasilkan santan kelapa, dari santan di
dengan masukan (input). ukuran-ukuran produktivitas panaskan hingga menghasilkan minyak
bias bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output kelapa, proses ini dapat di liahat pada di
atau input yang digunakan sebagai agrerat dasar. agram 2.1.
Produktivitas produksi pada penelitian usaha
pengolahan minyak kelapa dapat dilihat pada Tabel
6.
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian

Kania Anika, (2014). Analisis Daya Saing dan


Faktor-Faktor YangMempengaruhi Ekspor
DAFTAR PUSTAKA CPO Indonesia ke India dan Belanda. Tesis.
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi
Allorerung D,MahmudZ ,Novarianto H, & Dan Manajemen,Institut Pertanian Bogor.
Luntungan H.T, (2005). Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Kelapa. Badan Lay A, Pasang PM, Torar DJ, (2003). Perkembangan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Teknologi Pengolahan Minyak Kelapa,
Departemen Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma
Lain, Manado.
Alviza, M, Sihombing L, & Ayu S.F, (2014). Analisis Mulyadi, (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia
Usaha tani dan Prospek Pengembangan Dalam Perspektif Pembangunan. PT.
Kopra (Studi Kasus Kecamatan Silau Laut RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Kabupaten Asahan). Journalon Social
Economic of Agriculture and Agribusiness2 Rinaldi. (2005). Analisis Permintaan Tanaga Kerja
(12). Pada Sektor Industri Pengolahan di
Sumatera Utara.Program Magister Ilmu
Arimbawa,P.,&Zani,M. (2013). Analisis usaha Ekonomi dan Studi Pembangunan
pembuatan minyak kelapa skala rumah Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
tangga kelompok tani di Desa Peoho,
Kecamatan Watu Bangga,Kabupaten Silalahi, J dan Nurbaya, S. (2011). Minyak Kelapa
Kolaka . Jurnal Agriplus 3:24-31. dan Minyak Kelapa Sawit Didalam
Makanan Serta Implikasinya Terhadap
Bahua,M. I. (2014). Kontribusi pendapatan Kesehatan.Presented at the Seminar dan
agribisnis kelapa pada pendapatan Workshop Pharmacy Update 3. Medan:
keluarga petani di Kabupaten Departemen Kimia Farmasi Fakultas
Gorontalo.Agriekonomika Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Erni Wati. (2019). Kajian Performa Usaha Sarjono1. (2012) “Model Pengukuran Produktivitas
Pengolahan Minyak Kelapa Di Kecamatan BerdasarkanPendekatan Rasio Output
Kusambi Kabupaten Muna Barat. Jurnal PerInput. Journal The Winners.
Teknologi Industri Pertanian. Volume 1 (2),
130-139. Taufig, A. & Slamet, A. (2014). Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Dengan Metode
Hady dan Hamdy, (2004). Ekonomi Internasional Ekonomic Order Quantity (EOQ) Pada Salsa
Teori dan Kebijakan Perdagangan Bakery Jepara. Management Analysis
Internasional. Ghalia Indonesia: Jakarta. Journal.3

Herdhiansyah, Dhian, Sutiarso L, Purwadi D dan


Taryono. (2012). Analisis Potensi Wilayah
Untuk Pengembangan Perkebunan
Komoditas Unggulan di Kabupaten Kolaka-
Sulawesi Tenggara. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian 22 (2), 106-114.

Inneke W.N. (2013). Daya Saing Ekspor Komoditas


Kelapa Indonesia Terhadap Negara
Produsen Kelapa Di Dunia.

Jauhar S.N dan Heny K. D. (2012). Daya Saing dan


Strategi Pengembangan Minyak Sawit di
Indonesia.Jurnal Manajemen & Agribisnis,
Vol. 9 No. 3: 45-50.
Tekper: Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri Pertanian

Anda mungkin juga menyukai