Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI PENELITIAN

JUDUL
“PENGOLAHAN CRODE COCONUT OIL (CCO) KOPRA DARI
KEPULAUAN MENTAWAI KECAMATAN SIBERUT SELATAN
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PENGEPRESAN ”

Disusun oleh:
SYAHRUL RASID
No BP : 18180004

Program Studi Teknoloi Industri Perttanian


Universitas Dharma Andalas
Padang
2023
KATAPENGANTAR
Alhamdulillahirabilalamin, puji syukur tak henti-hentinya penulis lafadzkan kehadirat Allah
SWT karena berkat limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan seminar
proposal yang berjudul PENGOLAHAN CRODE COCONUT OIL (CCO) KOPRA DARI
KEPULAUAN MENTAWAI KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN
MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGEPRESAN. Salawat berangkai salam
terkhusus untuk islam sedunia yakni Nabi MuhammadSAW.
Laporan ini disusun berdasarkan data yang sesungguhnya penulis dapatkan selama melaksanakan
penelitian cco di kepulauan mentawai.
Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
ada, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi untuk penyempurnaan
penulisan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan dalam pembuatan laporan ini dapat
terselesaikan.
2. Orang tua penulis selaku pendukung utama segala kegiatan yang penulis lakukan.
3. Bapak Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt selaku Rektor Universitas Dharma Andalas Padang
4. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Anwar Kasim selaku Kaprodi Teknologi Industri Perteanian.
5. Ibu Ruri Wijayanti S. TP M.SI selaku dosen pembimbing Akademik.
Disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan didalamsusunan laporan penelitian ini.
Namun penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi manfaatnya bagi rekan Teknologi Industri
Pertanian, dan semua pihak pada umumnya.
Wassalaamualaikum. Wr. Wb.

Padang, januari 2023


Hormat Penulis

Syahrul rasid
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT SUMATERA TROPICAL SPICES
Nama Kegiatan : PROPOSAL PENELITIAN
Judul Laporan : PENGOLAHAN CRODE COCONUT OIL (CCO) KOPRA
DARI KEPULAUAN MENTAWAI KECAMATAN SIBERUT
SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGEPRESAN
Disusun Oleh
Nama : Syahrul Rasid
No Bp : 18180004
Program Studi : Teknologi Industri Pertanian
Universitas : Universitas Dharma Andalas
Lokasi Pelaksanaan : KAMPUS UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
Pembimbing 1 : SRI MUTIAR
Pembimbing 2 : Ruri wijayanti

Padang, Agustus 2021

Syahrul rasid
Menyetujui

Dosen Pembimbing 1 Pembimbing 2

(Sri mutiar ) (Ruri wijayanti)

Mengetahui
Ka.Prodi Teknologi Industri Pertanian

(Prof. Dr. rer nat Ir. Anwar Kasim


DAFTAR ISI
Prakata
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang
1.2 tujuan penelitian
1.3 manfaat penelitian
Bab II Tinjaan Pustaka
2.1 tinjauan pustaka
2.1.1 CRODE COCONUT OIL (CCO)
2.1.2 PEMBUTAN CCO
2.1.3 STANDAR KUALITAS CCO
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur kegiatan
3.2 Analisis kualitas minyak CCO
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Pengaruh suhu terhadap CCO
4.2 penentuan warna dan aroma
4.3 prnrntuan kadar air
4.4 penentuan viskositas
4.5 penentuan kadar asam lemak bebas
4.6 penentuan bilangan peroksida
BAB V Kesimpulan dan saran
5.1 kesimpulan
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepulauan mentawai salah satu kabupaten yang ada di sumatra barat, dan salah satu
penghasil kelapa yang dimana masyarakatnya kurang memanfaatkan suber daya alam
terutama kelapa. Masyarakat Mentawai hanya mengolah kelapa sebagai santan, kopra
ataupun sebagai makanan ternak. Kopra sendiri hanya di olah dari kelapa menjadi kopra
kering. Tujuan dari penelitian ini saya ingin mengolah kelapa menjadi VCO
(Kopra).mengelolah kopra dapat menjadi nilai plus bagi masyarakat maupun daerah. di
karnakan dapat membuka lapangan pekerjaa dan pendapatan daerah khususnya di kecamatan
siberut selatan kabupaten kepulauan mentawai.

Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama dari pengolahan daging kelapa melalui
proses ekstraksi kering dan basah. salah satu metodenya adalah dengan cara pengepresan
mekanis menggunakan Mesin Screw Press Oil. Pada proses pengepresan, ada banyak faktor
yang menyebabkan kehilangan minyak sehingga perolehan produk minyak menjadi lebih
sedikit. Pada penelitian ini ditujukan untuk diperolehnya hasil minyak kelapa maksimum
dengan mengamati faktor kondisi operasi selama proses pengepresan, seperti kecepatan putar
sekrup dan temperatur. Selanjutnya, diperoleh juga jumlah intensitas konsumsi energi dan
efisiensi menekan dalam proses produksi minyak kelapa dari bahan baku kopra
menggunakan Mesin Screw Press Oil. Metode penelitian dimulai dengan tahap persiapan
bahan dan tahap pengujian mesin dengan menganalisis intensitas energi dan efisiensi
pengepresan pada Mesin Pengepres Minyak Sekrup yang dibutuhkan dalam proses
pengepresan minyak kelapa dari kopra dalam hal hasil minyak kelapa yang dihasilkan.

1.2 Tujuan penelitian


Kelapa juga merupakan komoditas yang penting bagi rakyat Indonesia dan dapat menjadi penggerak
ekonomi rakyat. Hal itu dapat dilihat dari pengelolaan pertanaman kelapa di Indonesia yang
sebagian besar dikelola oleh rumah tangga petani. Sekitar 96,60% pertanaman kelapa dikelola oleh
petani dengan rata-rata kepemilikan 1 hektar/KK (Allorerung, et. al., 2005). Oleh karena itu,
pengembangan kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan meningkatkan perekonomian nasional. Saat ini, produk kelapa Indonesia
banyak diperdagangkan dalam bentuk kelapa segar, kopra atau minyak kelapa. Peningkatan nilai
tambah terhadap komoditas kelapa menjadi produk bernilai tambah tinggi seperti kopra dan minyak
kelapa perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa di daerah sentra.
Masyarakat di sentra produksi kelapa di Indonesia umumnya mengolah kelapa menjadi produk
setengah jadi yaitu kopra. Pengolahan kelapa menjadi kopra umumnya dilakukan pada perkebunan
kelapa milik rakyat dan hal tersebut terbukti dapat meningkatkan pendapatan petani kelapa (Alviza,
et. al., 2014 dan Neeke, et. al., 2015). Jika dibandingkan nilai ekonominya, produk kopra lebih
rendah dari produk minyak kelapa. Pelaku agribisnis produk-produk turunan kelapa, seperti minyak
kelapa, mampu meningkatkan pendapatannya dibandingkan dengan hanya menjual produk kopra
(Balitbang Kementan, 2005; Arimbawa dan Zani, 2013 dan Pohan, et. al., 2014). Peningkatan nilai
tambah pada komoditas kelapa apabila dilakukan dengan baik dapat dijadikan sumber pendapatan
utama bagi petani, jika dibandingkan dengan sumber pendapatan lainnya. Hal tersebut terbukti
pada sentra produksi kelapa di wilayah Kabupaten Gorontalo, perolehan pendapatan usahatani
kelapa memiliki kontribusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber lainnya dan dapat
menurunkan koefisien nilai gini pada keluarga petani kelapa (Bahua, 2014). Pemberdayaan petani
kelapa dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan pendapatan perlu terus dilakukan. Upaya yang
dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan perkebunan kelapa berwawasan agribisnis.
Pengembangan berwawasan agribisnis tersebut dapat dilakukan melalui: i) penyuluhan dan
pelatihan dalam aspek teknis dan manajemen, ii) mengaktifkan dan memfungsikan kelembagaan
petani, iii) pengembangan dan penerapan spesifikasi lokasi, dan iv) pemberian modal secara dana
bergulir (Supadi dan Nurmanaf, 2006).
1.3 Manfaat penelitian
Tujuan penelitian ini,supaya masyarakat tau bagai mana cara pemanfaatan daging buah
kelapa di desa muara siberut, masyarakat dapat mengolah kelapa selain pakan terna,
konsumsi harian (bumbu masak /santan ) , dan kopra masyarakat jugakbisa membuat CCO
untuk menambah pendapatan daera. Disni saya berpern untuk memberikan pengetahuan baru
agar masyarakat bisa memanfaatkan kelapa semaksimal mungkin agar dapat di jadikan
penghasilan oleh masyarakat tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa merupakan salah satu tanaman khas yang tumbuh di wilayah tropis. Pada daerah tropis,
kelapa dapat tumbuh dengan baik dan optimal karena kondisi lingkungannya sangat cocok untuk
tumbuh dan berkembangnya 2 AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research
tanaman tersebut. Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat dan banyak produk unggulan ekspor yang
dihasilkan dari tanaman tersebut. Tiga bentuk yang paling penting dari konsumsi buah kelapa adalah
kelapa segar, minyak kelapa dan kelapa kering. Minyak kelapa merupakan bentuk penting dari konsumsi
kelapa dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat dijadikan alasan utama menjadikan kelapa
sebagai komoditas yang komersil. Produksi kelapa Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di
dunia dengan produksi sebesar 18,30 juta ton per tahun serta pangsa pasarnya sebesar 30,24% dari
produksi kelapa dunia (FAOSTAT, 2014).

Kontribusi dari komoditas CCO terhadap ekspor kelompok hasil industri pengolahan kelapa/kelapa
sawit terhadap total ekspor hasil industri Indonesia tahun 2014 berada pada urutan kelima besar setelah
CPO, minyak goreng sawit, margarine dan olein (Kementerian Perindustrian, 2016). Letak geografis
Indonesia sebagai negara tropis menjadikan suatu keunggulan bagi pengembangan komoditas CCO,
karena bahan baku kelapa yang melimpah. Potensi perluasan lahan perkebunan kelapa sebesar 10,70
juta hektar masih bisa dilakukan yang letaknya di Papua, Kalimantan, dan Riau (Abdurahman dan
Mulyani, 2003).

Tren back-to-nature pada sektor industri menjadi peluang pasar bagi permintaan minyak kelapa dunia.
Saat ini, permintaan minyak nabati dunia masih didominasi oleh minyak kelapa sawit, rapeseed dan
kedelai. Isu lingkungan serta persaingan antara bahan makanan dan energi menjadi isu yang cukup
berpengaruh terhadap produksi minyak kelapa sawit dan kedelai dunia. Perluasan perkebunan kelapa
sawit yang berdampak pada pembukaan lahan hutan serta turunnya produksi kedelai menjadi hal yang
sangat diperhatikan oleh negara-negara pengimpor, sehingga izin negara eksportir kedua produsen
minyak nabati tersebut menjadi sangat ketat. Minyak kelapa (CCO) menjadi salah satu alternatif
penghasil minyak nabati yang ramah lingkungan dan tidak terlalu bersaing sebagai bahan makanan
pokok

Permintaan impor komoditas CCO terbesar saat ini yaitu Uni Eropa, Amerika Serikat, China dan
Malaysia (Gambar 2). Produk CCO digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, pembuatan sabun,
kosmetik, bahan bakar biodiesel, dan lain-lain serta bahan baku untuk industri pangan. Perkiraan
permintaan minyak nabati dunia akan tumbuh sebesar 3% pada tahun 2016/2017 termasuk permintaan
minyak kelapa (USDA, 2016). Peningkatan permintaan minyak nabati dunia dipicu oleh permintaan dari
China dan negara-negara maju lainnya. Peningkatan permintaan tersebut dipicu juga oleh
bertambahnya populasi dan pertumbuhan GDP negara maju sebagai konsumen. Minyak kelapa yang
digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan yang digunakan oleh masyarakat banyak akan selalu
dibutuhkan. Kandungan aktif yang terdapat pada minyak kelapa seperti Tocopherols, Phytosterols, dan
Polyphenols menjadikannya sebagai minyak yang sering digunakan sebagai bahan campuran makanan,
obat dan kosmetik karena sangat bermanfaat bagi kesehatan dan perawatan kulit (Carandang, E.V, 2008
dan Marina, et. al., 2009).

2.2 CRODE COCONUT OIL (CCO)

Crude Coconut Oil atau minyak kelapa murni terbuat dari daging kelapa segar. Prosesnya
semua dilakukan dalam suhu relatif rendah. Daging buah diperas santannya. Santan ini diproses
lebih lanjut melalui pemanasan dengan suhu relatif rendah, fermentasi, pendinginan,
penambahan enzim, tekanan mekanis atau sentrifugasi.
Crude Coconut Oil atau CNO, singkatnya, umumnya dikenal sebagai "minyak kelas industri."
Awalnya, CNO adalah produk high end yang berasal dari proses ekstraksi minyak dari kopra.
Ekstraksi minyak membutuhkan penggunaan tekanan dan panas. Tujuannya adalah untuk
memurnikan dan menghilangkan kotoran serta kontaminan. Setelah ekstraksi, Kopra dapat
mencapai kadar air yang sesuai yaitu 6-8%.

Asam Lemak Bebas (AFLN) dalam minyak kelapa dapat mencapai persentase lebih dari 0,1%.
Oleh karena itu, tidak dapat segera dikonsumsi oleh orang-orang. Dianjurkan untuk
menggunakan minyak kelapa mentah hanya untuk konsumsi eksternal. CNO - Crude Coconut
Oil (minyak kelapa mentah yang diekstrak dari bahan baku kopra) benar-benar bagus untuk
pelumasan dan tujuan pelembab karena persentase tingkat kelembaban. Crude Coconut Oil
memiliki kualitas menjadi ringan ketika diaplikasikan pada kulit. Ini juga memiliki atribut
menjadi lembut di permukaan. Ini juga dapat digunakan sebagai larutan pembersih dan lapisan
tabir surya. Oleh karena itu, sering digunakan sebagai sumber daya mentah untuk oleokimia,
produksi sabun, sampo, dan produk kosmetik.

Minyak kelapa juga memiliki kualitas lemak jenuh yang tinggi. Ini mengoksidasi lebih stabil
daripada minyak nabati lainnya, itu sebabnya tidak mudah merusak. Tapi, tanpa pemurnian,
seperti situasi dengan minyak kelapa mentah, umur simpan minyak lebih rendah. Naungan dan
bau minyak kelapa yang tidak dimurnikan juga membuatnya tidak pantas digunakan dalam
produk kecantikan atau makanan. Ini memiliki beberapa kegunaan yang menguntungkan untuk
bisnis non-makanan. Minyak kelapa mentah terdiri dari sejumlah kecil serat mentah dan bahan
jejak seperti besi, timbal, dan tembaga. Ini berakar pada asam laurat, yang digunakan sebagai
agen antimikroba dalam beberapa produk serupa.

Sebelumnya, Crude Coconut Oil telah digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel dalam
sejumlah penelitian. Penelitian lebih lanjut juga sedang dilakukan untuk belajar sebanyak
mungkin tentang kemampuan minyak kelapa sebagai bensin untuk produksi energi. Kami juga
melirik ke depan untuk cara-cara kreatif menggunakan minyak kelapa mentah berdasarkan
penelitian dan pengembangan di masa depan.

2.3 STANDAR KUALITAS CCO


fisik yang meliputi keadaan bau, warna dan rasa serta mutu kimia yang meliputi komposisi asam-
asam lemak, kadar air, FFA dan bilangan peroksida virgin coconut cooking oil (VCCO) hasil
pemanfaatan limbah VCO (ampas kelapa) dari varietas kelapa Dalam Mapanget, kelapa Dalam Tenga,
kelapa Hibrida KB-3 dan kelapa Kenari. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang mutu fisik dan kimia VCCO serta dapat memberikan nilai tambah bagi limbah ampas kelapa
sebelum dijadikan pakan ternak atau dibuang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif mutu
fisik dan kimia VCCO dari keempat varietas kelapa diatas terhadap SNI 01-3741-2002 tentang
standar mutu minyak goreng. Hasil penelitian menunjukan bahwa mutu fisik meliputi warna, bau dan
rasa dari VCCO yang dihasilkan dari beberapa varietas kelapa (ampas kelapa) memenuhi SNI 01-
3741-2002 tentang minyak goreng yaitu normal untuk bau dan rasa serta berwarna putih hingga
kuning pucat. Mutu kimia VCCO dari keempat varietas kelapa (ampas kelapa) memiliki komposisi
asam lemak yang didominasi asam laurat antara 42.16% – 47.39%, kadar air antara 0.19% –
0.27%, asam lemak bebas (FFA) antara 0.19%– 0.30% dan Bilangan Peroksida 0.20 mg ek/kg –
1.80 mg ek/kg. Dengan demikian memenuhi standar mutu yang disyaratkan dalam SNI 01.3741-2002
tentang minyak goreng sehingga dapat dinyatakan baik dan layak diterima.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur kerja

3.1.1 Rafined Section atau Acid Conditioning

Pada proses ini, kopra yang sudah benar-benar kering kemudian dipanaskan berulang kali
menggunakan mesin khusus. Pemanasan ini dilakukan untuk mengendapkan getah dan berbagai
senyawa logam atau kotoran yang masih terkandung pada kopra.

3.1.2 Bleaching Section


Proses selanjutnya adalah bleaching section. Tahapan ini dilalui untuk mengendapkan kembali
kotoran yang tersisa dalam minyak dengan mesin bleacher. Proses ini dilakukan untuk menyerap
berbagai kotoran atau residu yang masih terkandung pada minyak, sehingga minyak yang masih
pekat akan berubah warna menjadi bening. Setelah itu, minyak kemudian akan melalui proses
filtrasi untuk menghilangkan partikel halus yang masih tersisa.

3.1.3 Deodorization Section


Setelah melalui proses bleaching, minyak kelapa akan diproses kembali menggunakan
deodorizer. Sebelum masuk mesin deodorizer, minyak dipanaskan dahulu menggunakan uap
bersuhu tinggi. Setelah dipanaskan minyak mentah dialirkan ke alat deodorizer untuk
menghilangkan bau tengik dan fatty acid yang masih terkandung dalam minyak tersebut.

3.2 Analisis kualitas minyak CCO

1. Asam Lemak bebas, sebagai Laurat: 4,0% maks.


2. Kelembaban dan Bahan Volatil : 1,0% maks.
3. Nilai Iodium (WIJS) : maksimal 10,0%.
4. Warna, Sel Lovibond 5.25": 12.0 Maks merah 70.0 Kuning maks.
5. Nilai Peroksida : 2.0% maks
6. Nilai Saponifikasi : 250,0 menit.
7. Titik Leleh, °C : 24.0-26.0
8. Penampilan : Kuning Keemasan
9. Bau : Bau Kelapa Alami
10. Kelarutan dalam Air : Tidak Larut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai