Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN PEPAYA

Oleh :

JENNI INDRY FRANSISCA


NPM : 130310013

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS RATU SAMBAN

BENGKULU UTARA

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun Guna Untuk Memenuhi syarat Setelah magang


Di PT.ANLO AGRO UTAMA Bengkulu. Laporan ini telah disetujui dan
disahkan oleh pembimbing mata kuliah magang, dimulai pada tanggal
31 Januari 2016 sampai 5 Maret 2016.

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan


Agroteknologi

EDI SUSILO SP, M,Si PARWITO SP,


M.P

Dosen Pembimbing Lapangan

PARWITO SP,M.P
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena


atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
magang ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Laporan Magang
ini merupakan karya tulis yang berisi tentang teknologi budidaya
tanaman kelapa sawit (Elaeis gueneensis Jacq), yang dilaksanakan dari
tanggal 31 Februari 2016 s/d 05 Maret 2016 yang dilakukan penulis
dengan judul Pengelolaan dan Penanaman Kelapa Sawit Di PT.Alno
Agro Utama Bengkulu.

Laporan ini disusun sebagai hasil dari kegiatan magang. Selama


magang berlangsung dan didalam menyelesaikan laporan ini, penulis
telah mendapatkan ilmu dan pengalaman serta nasehat dari berbagai
pihak. Sehingga pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan
terimakasih, kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan motivasi semangat dan


doanya dalam penyusunan laporan selama praktek industri
berlangsung.

2. Bapak Drs SUGENG SOEHARTO selaku rektor universitas ratu


samban

3. Bapak PURBA, selaku General Manager AEP GROUP

4. Ibu dian novita SP, Selaku pembimbing dalam pelaksana peraktek


kerja industri.

5. Bapak EDI SUSILO SP.M,SI selaku dekan fakultas pertanian

6. Dosen dosen fakultas pertanian yang telah member masukan


serta saran dalam penulisan laporan ini.

7. Segenap karyawan AEP GROUP yang telah memberikan informasi


dan bantuan serta pengalamannya.

8. Semua teman-teman yang telah membantu dan mendukung


dalam pembuatan laporan ini.

Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam


menambah ilmu dan informasi mengenai kegiatan Pengelolaan dan
Penanaman, khususnya tanaman kelapa sawit.
Arga makmur, februari
2016

Jenni Indry
Fransisca

DAFTAR ISI

HalamanSampul.
.I

Lembar Pengesahan ..
II

Kata Pengantar.
..III

Daftar
IsiIV

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang.1

B.Tujuan..2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tempat dan Waktu Prakerin .


..3

B. Tinjauan Perusahaan ...3


BAB III LAPORAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan ......


5

B. Hasil Kegiatan
..................................................................................10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .....22

B. Saran ...22

LAMPIRAN
..23

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kelapa sawit ( Elaies gueneensis Jacq ) merupakan tumbuhan tropis


yang tergolong dalam famili palmae dan berasal dari Afrika Barat,
pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda pada tahun 1948,
ketika itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritius
dan Amsterdam dan ditanam di perkebunan Raya Bogor.

Kelapa sawit ( Elaies gueneensis Jacq ) mempunyai fungsi sebagai salah


satu pondasi bagi tumbuh dan berkembang pada sistem agribisnis,
khususnya pada perkebunan kelapa sawit. Dilihat dari kebutuhan sehari-
hari dalam penggunaan pengkonsumsian minyak goreng dan bahan
lainnya yang berbahan dasar buah kelapa sawit, dari segi pasar lokal
maupun internasional. Sangat jelas terlihat fakta saat ini kebutuhan
minyak goreng terus meningkat dan sangat banyak dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia sampai dengan dunia. Minyak kelapa sawit
merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena
merupakan bahan baku pokok di Indonesia. Khususnya di Kalimantan
Tengah, telah banyak terdapat areal perkebunan kelapa sawit dengan
areal yang bervariasi antara dataran tinggi, dataran rendah, dan tanah
yang berbeda-beda, yaitu tanah berpasir, tanah gambut, dan tanah
mineral.

Dalam laporan ini secara singkat dan sistematis disajikan mengenai


cara pembibitan dalam pembudidayaan yang bekaitan dengan kelapa
sawit. Kelapa sawit sebagai komoditi tanaman di perkebunan AEP
GROUP kabupaten Kota Bengkulu utara bengkulu dalam
pembudidayaannya mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak
terutama dari luar daerah..

Praktek Kerja Industri ( PERAKERIN ) merupakan salah satu program


yang tercantum dalam kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi,
yang dilaksanakan pada bulan februari dan maret 2016. Program
praktek kerja industri memiliki tujuan dan syarat untuk kurikulum sks,

Praktek industri ini juga merupakan bagian dari pendidikan yang


menyangkut proses pembelajaran berdasarkan pengalaman diluar
sistem belajar di universitas ratu samban dan praktek di dalam
lingkungan kerja yang terbuka. Dengan tujuan mahasiswa perorangan
dipersiapkan untuk mendapatkan pengalaman keterampilan khusus dari
keadaan yang benar dilapangan maupun dalam bidang materi ilmu
budidaya kelapa sawit.

` Dari pengalaman tersebut diharapkan siswa akan memperoleh


keterampilan yang tidak semata mata bersifat teoritis saja, akan
tetapi lebih pada keterampilan yang bersifat skill yang meliputi
keterampilan fisik, intelektual, kemampuan berinteraksi, kemampuan
pemecahan masalah, dan dalam penanganan budidaya tanaman kelapa
sawit .

Dalam kegiatan praktek industri ini, siswa dipersiapkan untuk


mengerjakan serangkaian tugas keseharian ditempat praktek industri
yang menunjang keterampilan akademis yang diperoleh di sekolahan
maupun dari perkebunan, dengan tujuan menghubungkan
pengetahuan akademis dengan keterampilan. Pemilihan tempat Praktek
Kerja Industri ini berdasarkan pada pendekatan materi pembelajaran di
sekolah hingga dalam keterampilan yang telah didapat dan dipraktekan
langsung di lapangan.

B. Tujuan Prektek Kerja Industri

Tujuan Umum

Tujuan umum penyelengaraan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini


adalah :
a. Melatih mahasiswa untuk berfikir kritis dalam membedakan
metode metode antara teoritis dan praktek kerja sesungguhnya di
lapangan.

b. Menambah wawasan mahasiswa terhadap aspek aspek di luar


sekolah di lokasi PI.

c. Menyiapkan mahasiswa sehingga lebih memahami kondisi


pekerjaan yang nyata di lapangan.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus penyelenggaraan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini


adalah :

a. Mempelajari dan membandingkan antara teori pelajaran di


kampus dengan pelaksanaan di lapangan kebun kelapa sawit.

b. Mempelajari berbagai bentuk permasalahan atau tindakan


dalam budidaya kelapa sawit dan mengetahui penyelesaian masalah
yang dihadapi.

c. Diharapkan setelah pasca Praktek Kerja Industri akan tercipta


hubungan timbal balik antara mahasiswa peserta magang dengan
perusahaan, sehingga nantinya peserta dapat direkrut sebagai
karyawan.

Tujuan Standar Kompetensi

Adapun tujuan standar kompetensi dari pembuatan laporan ini antara


lain :

a. Untuk mengetahui struktur organisasi pada AEP GROUP


perkebunan kelapa sawit.

b. Untuk mengetahui perawatan pada tanaman menghasilkan (TBM


dan TM ).

c. Untuk mengetahui pengendalian gulma, hama dan penyakit pada


perkebunan kelapa sawit.

d. Untuk mengetahui kegiatan dalam panen.

e. untuk mengetahui prose pasca panen


BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

B. TINJAUAN PERUSAHAAN
a. Bidang Usaha

Di PT. Tapian Nadenggan adalah perusahaan yang khusus dalam


budidaya tanaman kelapa sawit ( Elaies gueneensis Jacq ). Kelapa sawit
sebagai komoditi tanaman di perkebunan PT. TAPIAN NADENGGAN
kabupaten Kota Waringin Timur Kalimantan Tengah dalam
pembudidayaannya mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak
terutama dari luar daerah.

Kelapa sawit ( Elais gueninsis jack ) mempunyai fungsi sebagai salah satu
pondasi bagi tubuh dan berkembang pada sistem agribisnis, kususnya pada
perkebunan kelapapa sawit. Dilihat dari kebutuhan sehari-hari dalam
penggunaan pengkonsumsian minyak goreng dan bahan lainnya yang
berbahan dasar buah kelapa sawit, dari segi pasar lokal maupun
internasiaonal, sangat jelas terlihat fakta saat ini kebutuhan minyak goreng
terus meningkat dan sangat banyak dibutuhkan oleh measyarakat Indonesia
sampai dengan dunia. Minyak kelapa sawit merupakan komonditas yang
mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku pokok, di Indonesia,
khususnya di Kalimantan Tengah, telah banyak terdapat areal perkebunan
kelapa sawit dengan areal yang bervariasi antara dataran tinggi, dataran
rendah, dan tanah yang berbeda-beda, yaitu tanah berpasir, tanah gambut,
dan tanah mineral.

b. Sejarah Perusahaan

Sejarah singkat PT. AAU - Sumindo Estate


PT. Alno Agro Utama terletak pada empat areal Hak Guna Usaha (HGU) dan
satu Izin Lokasi PT Alno Agro Utama (PT AAU), di bawah induk perusahaan PT Anglo
Eastern Plantation Management Indonesia (AEP Group),dengan jenis badan hukum
Perseroan Terbatas (PT) yang mempunyai luas keseluruhan 14.202,03 hektar dan wilayah di
sekitarnya. Berdasarkan kondisi topografinya, areal Izin HGU dan Izin Lokasi PT AAU
berada di dataran rendah dengan dominasi kelas ketinggian 100-150 m dpl untuk PT AAU
wilayah Alno 1 (Kahuripan, Pangeran dan Sapta Buana Estate). Sementara itu, kelas
ketinggian yang dominan di PT AAU wilayah Alno II, IV dan V (Air Ikan Estate) dan
wilayah Alno III (Sumindo Estate) adalah 150-250 m dpl. Namun demikian, walaupun
terletak di dataran rendah, morfologi lahan di wilayah ini berombak-bergelombang sampai
berbukit dengan dominasi tingkat kelerengan 15-40%. Di beberapa tempat bahkan dijumpai
area-area yang memiliki tingkat kelerengan >40%, terutama di Air Ikan Estate dan Sumindo
Estate.

Perkebunan Kelapa Sawit PT.Alno Agro Utama (Sumindo Estate) berlokasi


didesa Napal Putih Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu
tepatnya Sekitar 40 kilometer dari jalan utama Bengkulu Muko-Muko. dengan luas area
perkebunan 3.917 Ha, yang mempunyai izin Usaha Tetap No. 385/T/Pertanian/Industri 2018
dan Amdal No.338 Tahun 2002.
Dalam pembukaan areal lahan hutan di PT. Alno Agro Utama (Sumindo Estate) dilakukan
dengan mengacu kepada kaidah kelestarian lingkungan yaitu dengan cara mempertahankan
areal sepadan sungai dan membuat terasan untuk penanaman kelapa sawit. Disamping itu
PT. Alno Agro Utama (Sumindo Estate) melakukan pembuatan jalan dengan tujuan untuk
memudahkan akses kegiatan dilokasi kebun seperti perawatan tanaman (pemupukan) dan
pengangkutan hasil produksi. Jalan yang dibangun memiliki lebar 7 meter dengan
dilakukan pengerasan menggunakan batu koral dan dipadatkan. Jalan-jalan yang dibangun
meliputi jalan utama menuju areal perkebunan dan jalan penghubung antar divisi/afdeling.
Panjang jalan utama seluruh kebun diperkirakan mencapai 15 kilometer dan jalan kebun
sepanjang 10 km, kemudian perusahaan juga membangun jalan sedang/koleksi sepanjang
12 km yang digunakan sebagai jalan pengumpul produksi.
Sebagai penunjang fasilitas kerja perusahaan .PT Alno Agro Utama (Sumindo
Estate) telah membangun kantor, perumahan karyawan, bengkel, gudang, rumah genset dan
lainnya menggunakan kontraktor local. Sementara dalam mempekerjakan karyawan PT.
Alno Agro Utama (Sumindo Estate) mengacu kepada ketetapan Menteri Tenaga Kerja yaitu
7 8 jam per hari, dan mendominasikan karyawan yang berasal dari masyarakat local dari
desa sekitar kebun berada.
PT.Alno Agro Utama (Sumindo Estate) disamping sebagai perusahaan
perkebunan juga telah mendirikan pabrik kelapa sawit untuk mengolah TBS menjadi CPO
yang mana bahan bakunya berasal dari kebun sendiri maupun hasil kebun dari masyarakat
yang berada disekitar perusahaan berada. Demikian sejarah singakat dari PT.Alno Agro
Utama (Sumindo Estate).

Bab 11. Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Pembibitan Kelapa Sawit

Dalam pelaksanaan pembibitan kelapa sawit diperlukan suatu


manajemen, dimana dengan adanya manajemen kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dapat terencana, teratur, terarah, dan sesuai dengan tujuan
perusahaan, serta bisa berjalan dengan baik dan lancar. Manajemen sangat
penting didalam sebuah perusahaan, maka dari itu pada pembibitan di PT.
Perkebunan Nusantara I menerapkan beberapa fungsi manajemen yang terdiri
dari Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan dan Pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah hal yang sangat penting untuk mendukung keberhasilan


suatu perusahaan. Perencanaan merupakan suatu kegiatan kerja yang disusun
atau ditetapkan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan agar
kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, teratur, terarah dan
dapat memperkecil resiko kegagalan serta merincikan anggaran biaya yang
dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Perencanaan merupakan
fungsi manajemen yang berkenaan dengan pendefinisian sasaran untuk
kinerja organisasi di masa depan dan untuk memutuskan tugas-tugas dan
sumber daya yang digunakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

Pada PT.Perkebunan Nusantara I pembuatan perencanaan kebun melibatkan


antara lain : Manager Kebun, Askep, Asisten, Mandor 1 dan mandor-mandor
lapangan lainnya. Perencanaan ini terdiri dari perencanaan sarana dan
prasarana, alat dan bahan yang dibutuhkan dan digunakan untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan di lapangan. Perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk
sebagai berikut :

2. Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)

Rencana kerja anggaran perusahaan ini merupakan awal dalam melaksanakan


pekerjaan dalam satu tahun, dimana dalam RKAP ini telah dituangkan seluruh
pekerjaan dalam satu tahun yang meliputi jenis pekerjaan, jadwal pekerjaan,
biaya yang dibutuhkan dalam pekerjaan, tenaga yang dibutuhkan, dan alat
serta bahan yang diperlukan.

Rencana kerja anggaran perusahaan ini disusun oleh Manager dan seluruh
jajarannya, dan kemudian setelah terbentuk rencana kerja anggaran
perusahaan diajukan kepada Direksi untuk di bahas dalam rapat. Kemudian
barulah diproses dikantor pusat mengenai anggaran yang telah disusun oleh
masing-masing unit usaha dan nantinya akan ditetapkan rencana kerja
anggaran perusahaan dalam satu tahun.

Rencana kerja anggaran perusahaan ini di gunakan sebagai landasan


pembuatan rencana kerja operasional (RKO) yang berfungsi sebagai awal
kegiatan bulanan.

3. Rencana Kerja Operasional (RKO)

Rencana kerja operasional dibuat berdasarkan rencana kerja anggaran


perusahaan. Rencana kerja operasional mencakup segala jenis perencanaan
pekerjaan dalam satu triwulan, dimana perencaan pekerjaan tersebut dibagi
perbulan, sehingga hal ini akan memudahkan dalam pelaksaan pekerjaan.
Rencana kerja operasional disusun oleh Asisten dan Krani, dimana setiap
pekerjaan tersebut tetap mengacu kepada RKAP.

Di dalam RKO akan dirincikan jadwal pengerjaan dan penyelesaian kegiatan


yang dinamakan dengan Rencana kerja harian terdiri dari alat dan bahan,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada hari itu. Rencana kerja harian
dibuat oleh Mandor 1 dan Mandor lainnya yang kemudian diajukan kepada
Asisten.

Dilapangan mandor membuat rencana kerja harian melihat berdasarkan


pekerjaan yang belum diselesaikan, pekerjaan itulah yang direncanakan untuk
untuk direncanakan dalam kegiatan besok.
Perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam suatu kegiatan,
karena perencanaan sangat menunjang berhasil atau tidaknya suatu kegiatan
yang dilakukan. Perencanaan haruslah akurat, dengan perencanaan yang
akurat maka kegiatan akan dapat berjalan dengan yang direncanakan. Adapun
perencanaan pembibitan kelapa sawit yang dibuat oleh PTP. Nusantara I kebun
pulau TigaAfdeling IV adalah sebagai berikut :

B. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi pembibitan merupakan hal yang sangat penting, karena lokasi
pembibitan sangat menentukan besar biaya yang dikeluarkan terutama pada
saat pembukaan lahan. Oleh karena itu pembibitan kelapa sawit harus
memenuhi syarat lokasi yang ditetapkan, adapun syarat-syarat tersebut
adalah sebagai berikut :

a. Dekat dengan sumber air

Air merupakan kebutuhan utama bagi bibit, karena bibit kelapa sawit setiap
hari harus disiram, agar bisa tumbuh lebih optimal. Oleh karena itu sumber air
tidak boleh jauh dari lokasi pembibitan. Jika sumber air jauh dari lokasi
pembibitan, maka akan mempersulit pada saat penyiraman dan pemasangan
intalasi air, akibatnya biaya yang dikeluarkan dan kebutuhan tenaga kerja
lebih besar dari yang telah direncanakan sebelumnya.

b. Lokasi tidak terkena banjir

Lokasi pembibitan kelapa sawit harus terletak didataran tinggi, agar pada saat
hari hujan terus-menerus bibit tidak tergenang air yang bisa menyebabkan
bibit rusak maupun mati. Jika hal ini terjadi tentu sangat merugikan
perusahaan. Oleh sebab itu pada pembibitan di PTP. Nusantara I kebun pulau
TigaAfdeling IV pada blok pembibitan dibuat aliran air agar jika terjadi hujan air
pada lokasi pembibitan bisa mengalir pada aliran tersebut.

c. Aman dari pencurian dan gangguan hewan liar

Lokasi pembibitan kelapa sawit harus dijamin keamanan baik itu dari
pencurian maupun gangguan hewan. Untuk menghindari dari pencurian dan
gangguan hewan, maka perusahaan membuat pagar, dilengkapi jalan dan
pintu keluar/masuk bagi kendaraan untuk menuju kepembibitan, serta
menambah pekerja jaga malam.

C. Teknik Pembibitan Kelapa Sawit.

Sebelum melaksanakan kegiatan pembibitan kelapa sawit terlebih dahulu


lokasi pembibitan harus disiapkan, agar rencana dalam melaksanakan
kegiatan pembibitan nantinya dapat berjalan dengan baik. Adapun tujuan
dalam penyiapan lokasi pembibitan kelapa sawit adalah untuk mempersiapkan
segala sesuatu dalam pelaksanaan kegiatan pembibitan, baik dari tenaga
kerja, biaya, alat dan bahan maupun sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan pembibitan kelapa sawit.

Kegiatan dalam penyiapan lokasi pembibitan kelapa sawit yang harus


dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a. Pembukaan lahan

Pembukaan lahan adalah pekerjaan membersihkan lahan dari vegetasi yang


ada, termasuk pembebasan lahan dari alang-alang dan berbagai gulma.
Kegiatan pembukaan lahan bertujuan untuk menyiapkan lokasi pembibitan
kelapa sawit yang mendukung pertumbuhan bibit yang optimal. Kegiatan ini
dilaksanakan menggunakan alat serta secara makanis.

Sejak awal pembukaan lahan sampai saat siap untuk penempatan polybag,
maka perlu waktu sekitar 1-2 bulan, agar lahan tersebut benar benar siap
untuk penempatan bibit kelapa sawit.

b. Persiapan Media tanam

Langkah awal persiapan media tanam adalah dengan membuat bedengan.


Bedengan terbuat dari kayu papan yang berukuran lebar 10 cm dan panjang
10 m dengan ketebalan papan 2 cm. bedengan dibuat dengan bentu kotak
persegi panjang dengan lebar bedengan 1 m dan panjang 10 serta jarak antar
bedengan 60 cm. Pembuatan bedengan bertujuan agar poly bag tersusun rapi,
tidak roboh dan yang terpenting adalah untuk mempermudah pemeliharaan
dan penyensusun. Dari kegiatan penyensusun bedengan, akan diketahui
berapa jumlah kebutuhan kecambah yang akan didatangkan dari Balai
Penelitian Kelapa Sawit berdasarkan jumlah bedengan dan jumlah rata-rata
poly bag dalam bedengan. Sehingga tidak akan terjadi kekurangan kecambah
ketika kegiatan penanaman dimulai. Contoh, jika jumlah bedengan
keseluruhan adalah 60 bedengan dan rata-rata jumlah poly bag per bedengan
1200 poly bag, maka dapat kita ketahui bahwa jumlah kecambah yang
diperlukan adalah sebanyak 72000 kecambah. Selain itu, penyensusan
bedengan dilakukan untuk menentukan jenis perawatan dan anggaran
pemeliharaannya.

Langkah selanjutnya dari kegiatan persiapan media tanam adalah pengisian


poly bag. Poly bag untuk untuk media kecambah di areal prenursery berukuran
69 cm. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil, yaitu tanah permukaan
yang memiliki banyak kandungan unsur hara. Pada saat pengisian tanah
kedalam poly bag, tanah harus diguncang dan ditekan agar mempunyai
kepadatan yang optimal. Poly bag disusun rapi dalam bedengan, kemudian
disiram dengan air. Jenis instalasi penyiraman yang digunakan di areal
prenursery adalah jaringan vipa water pam yang dipancarkan dengan selang
sumi diantara jalur bedengan dengan kekuatan mesin robin.

Media yang telah terisi tanah disiram selama beberapa hari dengan tujuan
untuk mengetahui kekuatan debit tanah yang telah dimasukkan kedalam poly
bag, jika debit tanah menurun maka akan segera dilakukan toping atau
pembumbunan. Toping adalah pengisian kembali poly bag dengan tanah
setelah diketahui debit tanah dalam poly bag menurun akibat curahan air
hujan ataupun penyiraman. Toping bertujuan untuk menjaga tingkat kepadatan
tanah dalam poly bag agar tetap optimal sehingga ketika penanaman
kecambah berlangsung dipastikan tidak ada lagi poly bag yang kosong dan
berongga di bagian dalam.

c. Pembuatan Naungan dan Pagar

Pembuatan naungan dilakukan setelah semua kegiatan di media tanam


terselesaikan, baik itu pembuatan bedengan, pengisian serta penyusunan poly
bag dan pemasangan instalasi penyiraman. Tujuan pembuatan naungan pada
areal prenursary adalah untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam,
menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat penurunan kualitas unsur
hara pada media akibat terik sinar matahari langsung dan melindungi media
dari curah hujan secara langsung dan berlebih yang bisa menyebabkan tanah
dalam poly bag terlalu mengeras dan padat. Naungan terbuat dari pelepah
tanaman kelapa sawit yang disusun rapi diatas para-para bambu bulat dengan
tiang kayu yang kokoh sebagai penyangga. Tinggi naungan 2 m dari
permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu, kelembaban dan
udara yang bergerak dalam area prenursery tetap stabil.

Pelepah yang digunakan sebagai bahan naungan harus berasal dari tanaman
yang sehat dan terhindar dari penyakit seperti jamur ataupun virus yang bisa
menular pada bibit. Adapun tujuan pembuatan pagar adalah agar lahan, media
dan tanaman terjaga dari gangguan atau serangan hama seperti tikus,
landak, babi hutan dan lain-lain. Pagar terbuat dari kawat ram yang dipasang
mengelilingi seluruh lahan pembibitan di areal prenursary.

d. Membuat jalan dan Blok

Jalan merupakan hal yang paling penting dalam pengangkutan alat, bahan dan
bibit yang keluar maupun masuk kelokasi pembibitan. Oleh karena itu jalan
dibuat ditengah-tengah lokasi pembibitan, agar lebih mudah dalam
pengangkutan alat, bahan dan bibit yang keluar maupun masuk kelokasi
pembibitan nantinya. Pada pinggir-pinggir parit atau blok diberi parit, agar
pada saat penyiraman atau hujan lokasi pembibitan dan jalan tidak begitu
tergenang oleh air.

e. Pemasangan intalasi penyiraman

Ketersedian air sangat penting bagi pertumbuhan bibit. Pemberian air juga
memerlukan perhatian dan ketelitian. Karena baik kelebihan dan kekurangan
air sama-sama berdampak negatif. Pemasangan intalasi penyiraman seperti
pemasangan pipa utama harus mengikuti arah jalan atau pinggir blok, agar
pada saat perbaikan pipa lebih mudah dan tidak mengganggu bibit.
Pemasangan intalasi penyiraman sebaiknya dilakukan sebelum bibit diletak
kelokasi pembibitan kelapa sawit.
f. Pengsian tanah kepolybag

Pengsian tanah ke polybag dilakukan dua kali, yaitu polybag Kecil pada
pembibitan awal (Pre-Nursery) dan Polybag besar pada Pembibitan utama
(Main-Nursery) :

Pembibitan awal (Pre-Nursery)

Sebelum pengisian tanah ke polybag kecil, maka perlu disiapkan adalah media
tanah yaitu tanah bagian atas (top soil) yang bisa diperoleh disekitar lokasi
pembibitan. Tanah yang digunakan keadaannya remah, tidak terbongkah,
memiliki tekstur yang baik, serta tidak mengandung akar kayu maupun batu-
batuan.

Polybag yang digunakan berukuran 15 cm x 22 cm x 0,07 mm. Tanah lapisan


atas diisi kedalam polybag kecil hingga padat dan sisikan 2 cm dari atas bibir
polybag. Kemudian polybag disusun dibedengan yang sudah disediakan.

Pembibitan utama (Main-Nursery)

Sebelum dilakukan pengisian tanah ke polybag besar, maka sebaiknya tanah


yang digunakan adalah tanah lapisan atas (top soil) sama dengan di Pre-
Nursery, dan polybag yang digunakan dengan ukuran 40 cm x 50 cm x 0,2 mm
telah siap. Kemudian polybag diisi tanah dengan padat dan disisakan 2 cm dari
atas bibir polybag.

Penanaman Kecambah

Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan


selesai dan siap tanam serta naungan dan instalasi penyiraman telah
terpasang. Kecambah yang ditanam berasal dari Marihat yang merupakan
Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS) di Medan Sumatera Utara.Memiliki
beberapa keunggulan, antara lain memiliki daya tumbuh yang baik, memiliki
buah dan kandungan minyak yang berkualitas, serta tahan terhadap kondisi
yang ekstrim baik saat kemarau maupun ketika curah hujan tinggi dimana
pada saat itu intensitas genangan pada tanaman sawit yang masih muda dan
berada dilahan dengan topografi rendah kerap kali terjadi dengan waktu yang
cukup lama.

Penanaman kecambah harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan,


baik dari waktu maupun metode penanaman. Kecambah harus segera ditanam
224 jam dari mulai pengiriman sampai tiba di areal prenursary dengan
perlakuan yang baik seperti pengiriman melalui pesawat, disimpan diruangan
ber AC dan dijemput dengan mobil bak tertutup. Kecambah kelapa sawit
memiliki volume pertumbuhan radikula dan plumula yang sangat cepat,
sehingga akan berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai
dengan jadwal pengiriman.
Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya berwarna coklat
dan tumpul. Oleh karena itu, kegiatan penanaman harus diawasi agar tidak
terjadi kesalahan dalam cara penanaman. Kedalaman lubang pada media poly
bag 2 cm, posisi plumula yang berwarna putih berada diatas sedangkan
radikula yang berwarna coklat berada dibawah. Lubang yang telah ditanam
ditutup dengan tanah yang gembur agar plumula tumbuh tanpa hambatan.
Jika tanah penutup keras dan berbatu maka proses pertumbuhan akan
terhambat dan biasanya tanaman akan tumbuh membengkok.

Pengorganisasian (Organizing)

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk menjalankan


kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung
jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
Pada PT. Perkebunan Nusantara I kepemimpinan kebun dipimpin oleh Manager,
yang dibantu oleh karyawan pimpinan yaitu Asisten kepala dan Asisten
afdeling, sedangkan untuk karyawan pelaksana yaitu terdiri dari Mandor 1,
Krani Afdeling dan Mandor pemeliharaan, Sertifikat Kerja Utama (SKU) terdiri
dari karyawan tetap.

Struktur organisasi yang digunakan dalam pembibitan berbentuk piramid,


dimana setiap Afdeling di PT. Perkebunan Nusantara I dipimpin oleh seorang
Asisten. Jadi segala sesuatu kegiatan dilakukan oleh Afdeling harus diketahui
dan disetujui oleh Asisten Afdeling. Asisten bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kegiatan lapangan yang dilakukan di tempat dia memimpin.
Semua kegiatan dilakukan oleh buruh harian lepas yang diawasi langsung oleh
mandor-mandor yang bersangkutan. Fungsi mandor disini adalah mengawasi
langsung kegiatan yang dilakukan pekerja agar dapat berjalan lancar sesuai
yang telah direncanakan. Mandor-mandor yang mengawasi kegiatan para
pekerja, bertanggung jawab untuk membuat laporan kepada mandor satu, dan
laporan tersebut dilaporkan kepada Asisten.

Untuk lebih jelas mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing personil
adalah sebagai berikut :

Asisten Pembibitan

Tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Mengawasi kegiatan yang dilakukan di pembibitan oleh BHL (Buruh


Harian Lepas) dan bertanggung jawab penuh atas segala kegiatan hari itu
dilaksanakan kepada Askep dan Manager.

2. Mengecek jumlah tenaga kerja yang bekerja pada hari tersebut dan
menentukan target atau prestasi kerja bersama Mandor satu.
3. Menandatangani surat permintaan dan pengeluaran barang untuk yang
dipimpinnya serta menandatangani buku mandor yang dilaksanakan mandor
pada hari tersebut.

Mandor 1

Tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Menjadi Mandor dan pengawas dipembibitan untuk segala pekerjaan


yang dilakukan di pembibitan.

2. Memeriksa kebenaran buku Mandor yang diisi setiap Mandor yang


berada dibawah pengawasannya.

3. Bertanggung jawab kepada asisten atas segala kegiatan yang


dilaksanakan di lapangan pada hari tersebut.

4. Mencatat atau mengisi buku Mandor atas hasil kerja dilaksanakan pada
hari tersebut dan melaporkan kepada Asisten.

Mandor Pemeliharaan.

Tugasnya adalah sebagain berikut :

1. Mengawasi karyawan BHL (Buruh Harian Lepas) yang bekerja pada hari
tersebut

2. Harus mengetahui bahan dan alat yang digunakan serta mengetahui


kode tempat yang dilaksanakan BHL, pada hari tersebut.

3. Mengabsen BHL, yang bekerja pada setiap hari dan melaporkan ke


Mandor 1

4. Menjaga, mengawasi dan bertanggung jawab atas semua bibit yang


berada di pembibitan.

Buruh Harian Lepas (BHL)

Tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Mengikuti atau menjalani instruksi kerja yang diberikan oleh Mandor


perawatan

2. Melaporkan bahan dan alat yang digunakan kepada Mandor perawatan


bahwa bahan dan alat tersebut habis atau rusak yang akan digunakan pada
hari tersebut.

Pengarahan

Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota


kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi pengarahan artinya adalah
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
secara efektif. Dalam hal yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Setelah rencan kerja disetujui oleh perusahaan maka rencana kerja tersebut
dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan dilaksanakan sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Pada setiap Afdeling termasuk
pembibitan sebelum kegiatan dilaksanakan tepatnya pada pukul 06.30 WIB
para mandor berkumpul dikantor Afdeling masing-masing yaitu untuk
mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh Asisten dan Mandor 1
mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan pada sore harinya setiap
Mandor wajib melaporkan hasil dari kegiatan yang telah dilaksanakan pada
hari tersebut.

Setelah mendengarkan pengarahan yang diberikan oleh Asisten dan Mandor 1


tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan pada hari tersebut, setiap Mandor
lapangan membawa para karyawan ke lokasi kerja yang akan dilaksanakan,
sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan oleh para karyawan mandor lapangan
memberikan pengarahan kembali kepada karyawan mengenai tata cara
pelaksanaan kerja yang baek dan sesuai dengan ketentuan yang telah di
tetapkan perusahaan.

Setelah jam kerja selesai tepatnya pukul 14.00 WIB Asisten dan para Mandor
berkumpul untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan. Untuk meningkatkan
kemampuan dalam memimpin setiap Afdeling, meningkatkan kinerja dan
mengatasi masalah-masalah yang timbul, asisten setiap Afdeling berkumpul
mengadakan rapat bersama Manajer, kegiatan tersebut dilakukan satu kali
dalam seminggu.

Pengevaluasian

Adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk


memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada
dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah
itu menjadi semakin besar.

Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan


keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penatapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Agar bibit
dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan bibit yang berkualitas maka
dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan pengawasan perlu dilakukan.

Setelah semua penerapan fungsi manajemen telah dilaksanakan maka


kegiatan terakhir adalah mengevaluasi hasil dari seluruh kegiatan telah
dilakukan, jika ada terdapat kekurangan agar bisa memperbaikinya untuk
kedepannya.

Pelaksanaan Teknik Pembibitan


Sebelum kegiatan pembibitan di PT. Perkebunan Nusantara I kebun pulau tiga
afdling IV dilakukan, terlebih dahulu diberikan pengarahan dengan tujuan agar
kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik dan benar,
pengarahan diberikan oleh Asisten kepada Mandor-mandor dan kemudian
mandor akan memberikan pengarahan kepada para pekerja yang ada
dipembibitan sebelum kegiatan dilakukan. Pembibitan diterapkan dalam dua
tahapan, yaitu pada pembibitan awal (Pre-Nursery) dan setelah umur 3 bulan
baru dipindahkan kepembibitan utama (Main-Nursery).

Pembibitan Awal (Pre-Nursery)

Penanaman

Penanaman kecambah dilakukan tergantung dari waktu pengiriman dan


musim. Pada umumnya penanaman kecambah dilakukan pada musim hujan,
tetapi dapat juga dilakukan pada musim kemarau dan yang terpenting adalah
kebutuhan akan air dapat terpenuhi. Penanaman kecambah ditanam pada hari
itu juga pada saat kecambah baru tiba dipembibitan, jika dipaksa dapat
ditanam pada hari berikutnya, yang terpenting kecambah harus disimpan pada
tempat yang aman, sejuk dan packingnya tidak boleh dibuka. Sebelum
ditanam kecambah ditimbang, dihitung kembali dan dilakukan penyeleksian
kecambah yang akan afkir akibat Berjamur, busuk dan patah.

Penanaman kecambah diperlukan ketelitian para pekerja, jika terjadi kesalahan


dalam posisi penanaman akan berdampak besar terhadap pertumbuhan
kecambah. Pada PT. Perkebunan Nusantara I Kegiatan penanaman dilakukan
oleh buruh harian lepas (BHL) dengan diawasi oleh Mandor-mandor dan
Asisiten. Kecambah ditanam pada baby Polybag dengan ukuran lebar 15 cm x
panjang 22 cm x tebal 0,07 mm yang sudah disusun pada bedengan di Pre-
Nursery dengan kedalaman lubang tanam antara 1-2 cm dengan posisi akar
(Radikula) menghadap kebawah dan bagian tunas (Plumula) menghadap ke
atas. Kemudian kecambah ditutup dengan tanah, pengisian tanah, pengisian
tanah polybag yang terlalu padat dapat menghambat perkembangan akar
kecambah yang dapat menyebabkan bibit tumbuh kerdil. Setelah itu baby
polybag disiram dengan air agar media tanah lembab dan juga kebutuhan air
bibit tercukupi.

Pemeliharaan

Adapun pemeliharaan dalam pembibitan awal (Pre-Nursery) adalah :

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan kecambah dapat


tumbuh dengan baik dengan cara mencukupi kebutuhan airnya. Apabila
kebutuhanair tidak terpenuhi pertumbuhan kecambah akan mati, karena itu
penyiraman sangatlah penting. Penyiraman di Pre-Nursery pada PT.
Perkebunan Nusantara I dilakukan dua kali dalam satu hari yaitu pada pagi dan
sore hari, akan tetapi jika curah hujan diatas 8 mm maka tidak dilakukan
penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengansecara manual dengan menggunakan selang
berkepala gembor dengan tujuan agar pada saat dilakukan penyiraman
tekanan air yang keluar tidak merusak permukaan tanah dan kecambah
didalam baby polybag. Penyiraman ini dilakukan oleh pekerja harian lepas. Air
yang dibutuhkan ssetiap bibit sekitar 0,1-0,3 liter/hari untuk bibit berumur 1-3
bulan

Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh


kecambah agar pertumbuhan kecambah dapat tumbuh secara optimal.
Pemupukan di Pre-Nursery dilakukan tenaga kerja harian lepas dengan diawasi
oleh mandor agar dosis yang diberikan sesuai dengan aturan dari perusahaan.
Pemupukan di Pre-Nursery dilakukan dengan cara yaitu ditaburkan.

Untuk pemupukan dengan cara ditabur dilakukan pada saat bibit berumur 2-
3minggu dan pupuk yang diberikan adalah NPK 15.15.15 dengan
dosis2.5gram/bibit, dan untuk pemupukan dengan cara ditabur dilakukan
menaburkan pupuk di dekat batang bibit secara melingkar. Untuk umur bibit 4-
5minggu dosis pupuk yang diberikan adalah NPK 15.15.15 dengan dosis 5
gram/bibit sedangkan untuk bibit berumur 4 bulan dosis yang diberikan adalah
100 gram/bibit untuk empat kali pemupukan jadi satu kali pemupukan dosis
pupuk yang diberikan 2,5 gram/bibit. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK
15.1515 dimana 15% unsur N, 15% unsur P, 15% unsur K. Pemupukan dengan
cara dicairkan dan ditaburkan dilakukan empat kali dalam seminggu. Pupuk
daun juga digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan kecambah, dengan
menggunakan byfolan/atonik dengan frekuensi pemupukan dua kali dalam
satu bulan.

Versi akui

Tahapan pembibitan :

A. PENENTUAN TARGET TANAM KEBUN PER TAHUN

Target tanam tahun ditentukan oleh Dewan Direksi


berdasarkan luas areal yang dapat dikuasai dan dibebaskan oleh
perusahaan, target pembukaan lahan (LC), kemampuan sumber daya
manusia dan kondisi cuaca.

b. Penentuan Kebutuhan Bibit

Penentuan kebutuhan bibit harus disesuaikan dengan


target areal siap tanam pada tahun tersebut.

C. Pemesanan Kecambah
- Pemesanan kecambah dilakukan berdasarkan rencana
penanaman termasuk kebutuhan sisipan (Supplying) 12 bulan setelah
penanaman yang dilakukan oleh Plantations Dept.

_ Jumlah kecambah yang dipesan berdasarkan populasi


sawit per Ha ditambah dengan 30% untuk cadangan dan sisipan
(Supplying).

d. Penentuan Kebutuhan Luas Areal Pembibitan

Setelah diketahui luas areal yang akan ditanam dan


jumlah kebutuhan kecambah per tahun, maka untuk selanjutnya
ditentukan kebutuhan luas areal pembibitan.

E. Penentuan Lokasi Pembibitan

- untuk areal yang belum dikuasai, PN ditempatkan didekat kantor


kebun,sementara MN harus ditempatkan dilokasi penanaman.

_ untuk areal yang sudah dikuasai, PN dan MN ditempatkan


diareal Penanaman.

f. Sumber Air :
- Sangat berperan penting dalam proses penyiraman bibit.
- Air yang digunakan bebas dari pencemaran (Kontaminan)
_ Debit air dipastikan cukup untuk menyiram semua bibit yang ada
walau pada musim kering.

- Dibutuhkan Lay Out Instalasi Sumisansui yang sesuai dengan kondisi


areal bibitan termasuk apabila memanfaatkan sumber air gravitasi
(water gravitasi)
- Apabila volume air penyiraman dengan Sumisansui tidak
mencukupi,maka dilakukan bantuan dengan penyiraman manual.
- Penyiraman tidak dilakukan apabila pada malam hari sebelumnya
turun hujan minimal 10 mm
G. Keamanan :
- Keamanan difungsikan mulai dari tahapan pengambilan/transportasi
bibit dari Balai Penyedia Bibit yang telah ditunjuk hingga pindah tanam
bibit ke lapangan.
- Pihak keamanan yang ditunjuk bertanggung jawab pada tindakan
antisipasi terhadap kemungkinan kehilangan,kerusakan,penggelapan
maupun manipulasi bibit

H. Teknis Pembibitan
Panduan mengenai teknis-teknis pembibitan dilapangan dijelaskan pada
No.V sampai No.VIII
I. Pindah Tanam Kelapangan
Umur yang tepat untuk pemindahan lapangan sangat bervariasi.
Biasanya umur bibit siap tanam dilapangan adalah 10-14 bu
Bahan tanam

Sumber Bahan Tanaman


Bahan tanaman disini selanjutnya disebut Kecambah.
Untuk penyedian kecambah,AEP Group menggunakan produk dari 5
Balai Penyedia Bahan Tanaman (Seed Producers) dalam Negeri Yaitu

- DxP Socfin (PT.Socfindo,Bangun Bandar,Medan)


- DxP Topaz (PT.Tunggal Yunus,Asian Agri,Topaz,Riau)
- Dxp Bahlias (PT.London Sumatera,Bahlias,Perdagangan)
- Dxp Sriwijaya (PT.Selapan Jaya,Bina Sawit Makmur,Sumsel)
- Dxp MRS(PPKS,Marihat Research Station,P.Siantar)

Penentuan jenis kecambah selain yang tersebut di atas ditentukan


Direksi berdasarkan penyediaan,harga dan potensi hasil

Kebutuhan Kecambah
permintaan kecambah dibuat 30% lebih banyak dari jumlah yang
dibutuhkan untuk penanaman dilapangan :

Contoh

Populasi per Ha (SPH) Jumlah Kebutuhan Kecambah

150 195

143 186

136 177

Perlakuan Pada Kecambah


kecambah harus dalam keadaan dingin,lembab dan terhindar dari sinar
matahari langsung sampai saat penanaman dilakukan.
Untuk kecambah dengan 3 titik tumbuh (tripleton),buang 1 titik tumbuh
sehingga menjadi doubleton sebelum dilakukan penanaman didalam
polybag kecil.

Buat papan plot khusus untuk bibit eks doubleton.


Segera setelah kecambah diterima,dibuat catatan pada form yang
tersedia :
Spesifikasi Ukuran
ukuran polybag yang digunakan bergantung pada lamanya bibit
dipembibitan

Pembibitan Awal (Pre Nursery atau PN)

Ukuran 15cm X 23cm,tebal 0.10mm,dasar rata,warna hitam,tahan


lapuk,dengan 2 baris lubang drainase

Penyediaan polybag

Pembibitan Utama (Main Nursery atau MN)


Ukuran 40cmX50cm,tebal 0,15mm,dasar rata,warna hitam,tahan
lapuk,dengan 4 baris lubang drainase

Media tanam

Media tanam polybag yang digunakan dilingkungan AEP Group terdiri


dari 3 jenis Media :
a). Tanah Mineral
b). Gambut
c). Kombinasi mineral & gambut

Komposisi Tanah Mineral & Gambut


Areal Areal Gambut
Mineral
- Pre Nursery = 100% Mineral 100% Mineral
- Main Nursery = 100% Mineral 100% Gambut
Atau campuran 30% :
70%

Penanaman Kecambah
- Seleksi
- pemusnahan kecambah afkir
- penanaman paling lama dilakukan1hari setelah
kedatangan kecambah
- pemasangan papan label
Penanganan Bibit Kembar (Doubleton)
pemisahan bibit kembar,dilakukan saat bibit masih pre nursery (PN)
yaitu berumur 2.5 bulan.

Penyiraman Bibit
penyiraman bibit harus dilakukan 2 kali sehari. Bila pada malam hari
turun hujan >10mm,maka besok tidak disiram

Pemupukan
jadwal dan dosis pemupukan pre & main nursery mengikuti SOP
pemupukan Kelapa Sawit.

Penambahan Tanah (Soil To Up)


pemberian tanah dianjurkan untuk menutupi akar-akar yang keluar
(timbul) dan antisipasi penurunan level media tanam.

Pengendalian Hama & Penyakit


penggunaan pestisida disesuaikan dengan jenis dan eskalasi serangan
hama/penyakit.

Pengendalian Gulma (Weeding)


a. pengendalian gulma dipolybag
dilakukan secara manual dengan interval 2 minggu sekali (bi
weekly)
b. pengendalian gulma diantara polybag
pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual dan jangan
gunakan herbisida.
Seleksi Bibit Pre Nursery
- seleksi bibit dilakukan untuk membuang bibit-bibit yang punya bentuk
dan pertumbuhan yang abnormal serta bibit yang terserang hama
penyakit.
- bibit afkir segera dimusnakan dengan dibelah dan dibakar

Pemancangan pada main-nursery


polybag disusun dalam pola segitiga sama sisi
(0,9mX0.9mX0.9m),diestimasi polybag per

Ha 12000.

Pengisian dan Penempatan Polybag


Tanah harus dicampur dengan pupuk P terlebih dahulu untuk menjamin
ketersedian. Taburkan pupuk P (1.0 ton TSP/ha atau 1.5 ton SP36/ha
atau 2.0 ton RP/ha)

Papan Label Main Nursery


untuk mengidentifikasi jenis dan jumlah bibit yang tergolong kelompok
tertentu,sama seperti pada Pre Nursery

Persiapan lokasi main nursery


Transplanting Bibit Ke Main Nursery
dilakukan setelah bibit berumur 3 bulan (biasanya sudah berdaun 4-5).

Penyiraman Bibit
sistem yang digunakan AEP untuk penyiraman bibitan adalah
menggunakan pipa sprinkler lay-flat

Konsolidasi
- mengganti polybag yang pecah
- menegakkan polybag yang miring
- menambahkan media tanah pada polybag yang mengalami
kekurangan tanah.

Pengendalian Hama,Penyakit & Gulma


a. Pengendalian Hama
gejala serangan hama & pengedaliannya disajikan dalam
Lampiran (Appendix)

b. Pengendalian Penyakit
tujuannya untuk mengidentifikasi & mengendalikan penyakit
dengan segera dipembibitan.

c. Pengendalian Gulma
pengendalian gulma diantara polybag dapat dilakukan dengan
penyemprotan herbisida.

Seleksi,Pengafkiran dan Pemusnahan Bibit


seleksi bibit dilak

ukan dalam 4 tahap,yaitu :

- Tahap I : Umur Bibit 3 bulan (saat transplanting k


nursery)
- Tahap II : Umur bibit 6 bulan
- Tahap III : Umur bibit 9 Bulan
- Tahap IV : Pada saat sebelum bibit ditanam dilapan
Persiapan Penanaman Kelapangan
persiapan penanaman harus dikoordinasikan dan disesuaikan dengan
rencana penanaman dilapangan.
Bibit harus disiram sebelum diangkut kelapangan. Penanaman
sebaiknya tidak tertunda karena dapat menyebabkan kekurangan bibit.

Kelainan-Kelainan Bibit Dilapangan


Photo 8. ciri-ciri bibit normal & abnormal di MN

Anda mungkin juga menyukai