Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PT.

BUNGA TANJUNG PALM OIL (BTPOM)


Brangan Mulya Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu

DISUSUN OLEH:
Weni Hariani NPM. E1G019014

Dibawah Bimbingan :
Dr. Ir. Budiyanto, M. Sc NIP. 19590208198603 1 002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTEK KERJA
DI PT. BUNGA TANJUNG PALM OIL (BTPOM) BRANGAN MULYA
KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN
MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

OLEH:
WENI HARIANI
E1G019014

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh :


Koordinator Praktek Kerja Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Budiyanto, M.Sc Dr. Ir. Budiyanto, M.Sc


NIP. 19590208 198603 100 2 NIP. 19590208 198603 100 2

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian

Drs. Syafnil, M.Si


NIP. 19630722 199403 1 002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas berkat dan rahmat-Nya yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dan Tim sehingga penulis dapat menyelesaikan
praktek kerja lapangan (PKL) dibulan Juni-Juli 2022 dengan baik di di PT. Agro Muko
Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM) ini.serta memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan Laporan Akhir PKL.

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
PKL (Praktek Kerja Lapangan) bagi mahasiswa Fakultas Pertanian, Program Studi Teknologi
Industri Pertanian, mempelajari dan memahami proses dalam industri pengolahan kelapa
sawit secara umum dan meningkatkan peran serta mahasiswa. Penulis menyadari bahwa
selesainya laporan PKL ini tidak terlepas dari kesalahan dan dukungan serta bimbingan dari
berbagai pihak bersifat moril maupun material. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:

1 Bapak Drs. Syafnil, M.Si selaku kepala jurusan Teknologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.
2 Bapak Dr. Ir. Budiyanto, M.Sc selaku koordinator kegiatan PKL sekaligus
pembimbing PKL yang telah memberikan pembekalan sebelum pelaksanaan kegiatan
PKL hingga laporan akhir PKL ini selesai.
3 Bapak Harmijon selaku Mill Manager Pabrik PT.Agro Muko Bunga Tanjung.
4 Bapak Hertias Widi Umboro selaku Mill Head Assistant, ibu Fitri Handayani selaku
Kepala Tata Usaha (KTU),
bapak Boni Ramadhan dan Joni Alfirman selaku Mill Assistant, bapak Arifin Hutasoit
selaku Safety Officer, dan bapak Yusuf Aziz selaku Workshop Assistant yang telah
membimbing dan memberikan arahan yang bersifat mendukung proses pembelajaran
selama pelaksanaan PKL.
5 Seluruh karyawan dan operator pabrik PT. Agro Muko BTPOM yang telah
memberikan informasi berdasarkan fakta yang ada di lingkungan pabrik.
6 Seluruh karyawan Lab. Independent BTPOM yang telah memberikan illmu dan
informasi selama kegiatan PKL berlangsung.
7 Seluruh masyarakat perumahan BTPOM dan BTE yang telah menerima dengan baik
atas kedatangan kami guna melaksanakan PKL.
8 Kepada teman teman satu kelompk Aris Wibisono, Lilis Hutapea, Raju Dwi Putra
Ap., Nova Sari Saragih, dan Putri Dearest yang telah menjadi teman seperjuangan,
memberikan dukungan moril dan material selama PKL.

Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dengan sebaik-
baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan PKL ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan,
tidak lupa harapan kami semua laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami.

Bengkulu, Agustus 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit ( Elaeis guinensis ) salah satu dari beberapa palma yang
menghasilkan minyak dengan tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan
sebagai minyak makanan margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun,
lilin dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik.
Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di
Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan
Sulawesi.
Perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh
tahun terakhir meningkat dari 2.2 juta ha pada tahun 1997 menjadi 4.1 juta ha pada
tahun 2007 atau meningkat 7.5%/tahun. Produktivitas ini terus meningkat hingga pada
tahun 2018 menjadi 14,9 juta ha (Sunarko 2009; Darianto 2020).
Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah
bahan baku tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil
(CPO). Proses pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk
memperoleh minyak dengan kualitas yang baik dan mudah dipucatkan. Pabrik kelapa
sawit dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buahsegar (TBS) kelapa
sawit (Salunkhe, 1992).
Untuk mendukung permintaan kelapa sawit yang semakin meningkat,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan tentang industri
pengolahan kelapa sawit. Sebagai lembaga pendidikan, Jurusan Teknologi Pertanian
Universitas Bengkulu berkewajiban untuk menghasilkan lulusan dengan berbagai
pengetahuan dan keterampilan manajemen untuk memenuhi tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu bentuk upaya untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas dalam pengolahan kelapa sawit adalah melalui praktek kerja lapangan
(PKL). PKL merupakan kombinasi teori yang diperoleh dari materi kuliah dan fakta
industri pengolahan kelapa sawit, yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang realitas lokal.
1.2 Tujuan Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai kaitan antara faktor-faktor di Bidang
Pertanian sebagai suatu sistem Mikro maupun Makro
2. Mahasiswa mampu menganalisa secara analitik aspek teknis, perencanaan dan
pengelolaan operasional sistem industri pertanian
3. Mahasiswa mempunyai keterampilan dalam pengamatan, pengumpulan data dan
informasi serta pengorganisasiannya dan laporan teknis yang baik.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Memperoleh informasi umum PT. Agro Muko Bunga Tanjung Palm Oil Mill
(BTPOM).
2. Memperoleh informasi sistem panen dan penanganan bahan baku di PT. Agro Muko
Bunga Tanjung Estate (BTE).
3. Mengetahui dan memahami proses pengolahan dan produksi di PT. Agro Muko
Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM).
4. Mengetahui dan memahami pengendalian kualitas produk di PT. Agro Muko Bunga
Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM).
5. Mengetahui dan memahami tentang kesehatan dan sanitasi pabrik PT. Agro Muko
Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM).
6. Mengetahui dan memahami tentang pengolahan limbah PT. Agro Muko Bunga
Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM).

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan


1.3. 1 Bagi Mahasiswa
1. Menyelaraskan teori yang di peroleh dengan Praktek Kerja di lapangan.
2. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa tentang dunia
kerja.
3. Mengetahui kiat-kiat untuk mencapai Efisiensi dan Efektifitas pada suatu industri
di tinjau dari Aspek Manajerial

1.3. 2 Bagi Perusahaan


Informasi dan data yang diperoleh selama PKL akan disusun dalam bentuk laporan PKL.
Pada laporan tersebut, akan disampaikan pendapat dan masukan berdasarkan kajian literatur
dan diskusi ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak perusahaan.
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Agro Muko Bunga Tanjung Palm Oil Mill (BTPOM) dibangun mulai tahun 2000
dan mulai dioperasikan sejak tahun 2001 dengan kapasitas terpasang 60 ton tandan buah
segar (TBS)/jam. Jenis produk yang dihasilkan berupa minyak kelapa sawit mentah (CPO)
dan inti kelapa sawit (Palm Karnel). Bahan baku yang diolah berupa tandan buah segar (TBS)
yang berasal dari kebun sendiri yaitu dari : Mukomuko Estate, Sei Betung Estate, Talang
Petai Estate, Tanah Rekah Estate, Sungai Kiang Estate dan beberapa dari Kebun Masyarakat
Daerah (KMD) binaan PT. Agromuko di sekitar Kabupaten Mukomuko. Tenaga kerja yang
terlibat dalam operasional pabrik berasal dari penduduk lokal dan luar daerah.
Sekitar pada tahun 1968, pemerintah Republik Indonesia mengembalikan semua
kepemilikan pengusahaan dan pengelolaan perkebunan pada SIPEF dari Belgia. Pada
awalnya perkebunan mayoritas ditanami oleh tanaman kopi, karet (rambung), ada juga
tanaman coklat dan nilam. Kemudian pada tahun 1972, kebun karet diganti menjadi tanaman
kelapa sawit.
SIPEF Group memiliki dan mengelola di tiga group perusahaan perkebunan yang
berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Perusahaan
ini bergerak pada bidang perkebunan dan mengolah hasil sendiri karena perusahaan ini
mempunyai pabrik sendiri dan tidak menerima buah/hasil dari pihak ketiga. Perusahaan ini
memiliki kantor pusat di Gedung Bank Sumatera Utara lantai 7, jalan Imam Bonjol No.18,
Medan.
Sebelum berdirinya PT.Agro Muko, PT.Tolan Tiga Indonesia memulai pengurusan
untuk mendapatkan HGU dan pengelolaan lahan sejak tahun 1987. Pemegang saham terbesar
adalah PT.Tolan Tiga Indonesia (35,86%) diikuti Rowe Evans (Blk) Ltd (31,53%),
PT.Austindo Nusantara Jaya (13,58%), DEG – German (7,21%), International Finance
Corporation (7,21%) dan terakhir Franklin Falls Timber Co. Inc (4,61%).

2.2 Lokasi Perusahaan


BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK KHUSUS

4.1 Pengendalian Kualitas (Mutu)


4.1.1 Gambaran Umum Aspek Pengendalian Kualitas
Pengertian umum tentang kualitas menurut Crosby, (1979) menyatakan bahwa
kualitas sebagai conformance to requirements or specifications (kualitas adalah kesesuaian
dengan spesifikasi dan apa yang dibutuhkan). Pengertian yang lebih general dan singkat
diutarakan oleh Juran, (1974) yakni: quality is fitness for use (kualitas itu sesuai dengan
penggunaan). Menurut pernyataan Mitra, (1993) mendefinisikan bahwa kualitas sebagai
berikut the quality of a product or service is the fitness of the product or service for meeting
its intended use as required by the customer (kualitas dari produk maupun jasa adalah
kesesuaian antara produk atau jasa dengan keinginan konsumen).

Gambar 1. Lab PT Agro BTPOM

Pengendalian kualitas merupakan aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan


aktivitas itu kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau
persyaratan dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara
penampilan yang sebenarnya dengan yang standar. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pengendalian kualitas antara lain

1. Dari segi operator: keterampilan dan keahlian dari manusia yang menangani produk.
2. Dari segi bahan baku: bahan baku yang dipasok oleh penjual.
3. Dari segi mesin: jenis mesin dan elemen-elemen mesin yang digunakan dalam proses
produksi.
Tujuan dari pengendalian kualitas adalah menyelidiki dengan cepat sebab-sebab
terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan
tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai
diproduksi. Pengendalian kualitas dilaksanakan dengan baik maka, setiap terjadi
penyimpangan dapat langsung diperbaiki dan dapat digunakan untuk perbaikan proses
produksi dimasa yang akan datang. Proses produksi yang memperhatikan kualitas produk
akan menghasilkan produk yang berkualitas bebas dari kerusakan dan kecacatan, sehingga
membuat harga lebih kompetitif.

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menghasilkan 2 produk utama, yaitu minyak kelapa sawit
Pengolahan dan inti sawit. Pengendalian yang baik adalah pengolahan yang dapat
menghasilkan minyak CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit dalam jumlah yang besar dan
mutu yang optimum. Aspek sistem pengendalian kualitas menguraikan tentang hasil
pengolahan pada pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT.Agro Muko Bunga Tanjung
Palm Oil Mill (BTPOM), yaitu berupa organisasi pengujian dan pengendalian kualitas,
pelaksanaan pengawasan mutu, pengendalian kualitas bahan baku, cara pengujian kualitas
produk akhir, kiat bila target tidak tercapai, pengendalian spesifikasi bahan baku dan produk,
hasil pengujian kualitas, analisa data kualitas CPO dan kernel, dan evaluasi umum
pengendalian kualitas (mutu) selama periode Juni-Juli 2022.

4.1.2 Titik Pengambilan Sampel


1. Sludge Underflow
2. Winnowing 1 Dan 2
3. Fiber Cyclone
4. Kernel Produksi
5. CPO Produksi
6. Janjang Kosong Dan USB
7. Cangkang Claybath
8. Press Cake
9. Sludge Centrifuge
10. Final Influent
11. Storage CPO
12. Dispatch CPO
13. Kernel Bin
4.1.3 Cara Pengambilan Sampel
1. Sebelum mengambil sampel, pastikan peralatan yang digunakan dicuci
bersih sehingga tidak ada kotoran yang terikut
2. Menggunakan APD yang lengkap untuk menghindari kecelakaan kerja
3. Pengambilan sampel dilakukan 2 jam sekali mulai dari start pengolaha
sampai Selesai yang dilakukan oleh sampel boy
4. Menandai atau melabelkan sampel yang sudah diambil sehingga tidak
bercampur dengan sampel yang lain.

4.1.4 Parameter Kualitas CPO dan Kernel


Parameter kualitas yang diperhitungkan dalam standar perdagangan crude palm oil (CPO)
adalah kadar free fatty acid (FFA), kadar air dan kadar kotoran (Mangoensoekardjo dan
Semangun, 2008). Parameter kualitas CPO dan kernel yang digunakan di BTPOM memiliki
standar yang telah di tentukan.

Berikut ini Tabel yang menunjukkan parameter kualitas CPO dan Kernel:

Tabel 1 Parameter Kualitas CPO dan Kernel

Parameter Kernel (%) CPO (%)

FFA (Free Fatty Acid) Asam <1% ≤ 3,5 %


Lemak Bebas

Kadar Air <7% ≤ 0,20 %

Kadar Kotoran <7% ≤ 0,02 %

Broken Kernel < 15 % -

Sumber: Data Lab. BTPOM

Standar mutu adalah tolak ukur kinerja yang mencakup masukkan, proses, hasil,
keluaran serta manfaat yang harus dipenuhi oleh unit-unit kerja. Minyak kelapa sawit (CPO)
yang dihasilkan oleh pabrik harus memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan. Standar
mutu Crude Palm Oil (CPO) dalam SNI 01-2901-2006 adalah kadar asam lemak bebas
(ALB), air dan kotoran masing-masing maksimum 5%, 0,25% dan 0,25%. Dapat dilihat
bahwa standar mutu yang ditentukan oleh BTPOM telah sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI), bahkan standar BTPOM dibawah standar maksimal yang ditetapkan oleh
SNI.

4.2 Organisasi Pengendalian Kualitas


Pengendalian kualitas di PT.Agro Muko BTPOM dilakukan oleh bagian Quality
Control dan Laboratorim. Bagian yang bertugas untuk menguji, menganalisa, serta
memberikan informasi mengenai mutu bahan baku, mutu proses dan mutu hasil produksi
yang akan dijadikan bahan pertimbangan pabrik untuk mengetahui kualitas dan perbaikan
pada proses pengolahan minyak kelapa sawit. Berikut ini adalah Gambar yang menunjukkan
struktur organisasi Pengendalian Kulitas di PT. Agro Muko BTPOM.

Gambar 2 Organisasi Pengendalian Kualitas


Kegiatan pengendalian kualitas berada dibawah tanggung jawab Manager Mill.
Laboratorium merupakan pihak Independent, yang bertanggung jawab langsung kepada PT.
TolanTiga Indonesia yang berada di kantor pusat Medan, Sumatera Utara. Manager
Laboratory membawahi Analis, Sample Boy, sortasi FFB dan Bunch Analysis. Sample Boy
berfungsi untuk mengambil sampel yang diakan di uji dari Sample Point di pabrik. Tugas
sortasi FFB yaitu mensortir FFB sesuai dengan kriteria perusahaan, Sedangkan Bunch
Analysis bertugas untuk membuat sample yang akan dikirimkan ke Medan untuk diuji Oil
Content. Sampel Oil Content dibuat dari sampel FFB yang berasal dari setiap Estate. Pihak
laboratorium juga menguji Losses, kualitas air dan pengujian mutu produk.

Sebagai tempat pengendalian kualitas (Mutu) CPO dan kernel, berikut ini adalah peranan
laboratorium pabrik PT. Agro Muko BTPOM:

1. Sebagai fasilitas pengujian mutu dan parameter control proses untuk mengetahui
efisiensi operasional mesin
2. Untuk pengendalian proses guna perbaikan atas gejala penyimpanan terhadap standar

3. Untuk pemantauan kemampuan pencapaian standar

4. Tempat pengujian parameter mutu produk untuk kepentingan pemasaran

Adapun tugas-tugas Pengendalian Kualitas meliputi :

1. Pengawasan terhadap penerima Tandan Buah Segar (TBS)

2. Pengawasan terhadap produk hasil (CPO dan Inti Sawit) sebelum dipasarkan.

4.3 Pelaksanaan dan Hasil Pengendalian Kualitas


Pengawasan mutu di PT. Agro Muko BTPOM dilakukan dimulai dari tahap bahan
baku, proses pengolahan hingga hasil akhir produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria
mutu yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik PT. Agro Muko BTPOM. Pelaksanaan
pengawasan mutu yang dilakukan meliputi sortasi mutu bahan baku (TBS) yang dilakukan
secara manual di pabrik, pengawasan pada proses pengolahan, dan pengujian kualitas CPO
dan inti sawit sebagai produk akhir dari proses produksi.

4.3.1 Pengendalian CPO


Pengendalian kualitas merupakan suatu usaha yang dilakukan pihak tertentu dalam
hal mengendalikan kualitas suatu produk yang akan dipasarkan. Pengendalian kualitas
dilakukan dengan cara memperhatikan sifat fisik produk terlebih dahulu dan memperhatikan
proses pengolahan yang dilakukan. Parameter penjamin mutu yaitu CPO berkualitas baik
seperti parameter kadar FFA (Free Fatty Acid) CPO, kadar air dan juga kadar kotoran CPO.

No Description Unit Standard

1. FFA % < 3.50

2. Moisture % < 0.10

3. Dirty % < 0.02

4. Peroxide Value m.e/kg < 5.00

5. Iron Content ppm < 5.00

6. Dobi Value - > 2.50


7. Iodine Value wijs 50-55

8. Copper Content ppm < 0.30

Tabel 2 Standar Mutu CPO PT. Agro Muko BTPOM

Cara yang dilakukan untuk mengendalikan kualitas CPO sehingga menghasilkan SOP
perusahaan yaitu

A. Proses Pemanenan
Proses pemanenan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas CPO
ataupun kernel. Pemanenan sawit yang sesuai standar adalah buah sawit yang Normal Ripe
atau normal matang. Sawit yang belum matang atau Unripe mengandung banyak air dan
sedkit minyak, buah yang belum masak juga menyebabkan peningkatan kadar kotoran CPO.
Buah mentah ketika diolah menyebabkan pemisahan kotoran sulit dilakukan, sehingga
kotoran masih terikat CPO. Buah yang terlampau masak menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar ALB (Asam Lemak Bebas), serta terjadi pula peningkatan kadar air pada
CPO.

B. Stasiun Loading Ramp


Loading ramp merupakan tempat memuat FFB sebelum diolah menjadi CPO. FFB
yang telah ditimbang akan dibongkar di tempat penimbunan sementara sebelum dimasukkan
kedalam lori-lori untuk direbus di sterilizer. Pada stasiun loading ramp mempengaruhi
kualitas CPO yaitu kadar ALB (Asam Lemak Bebas). Kenaikan ALB dimulai ketika buah
sudah dipanen dan sampai diolah pabrik. Semakin lama penyimpanan, menyebabkan asam
lemak dan beban mikroba meningkat, sehingga semakin tinggi kontaminasi, kerusakan, serta
kandungan asam lemak bebas dari minyak tersebut (Tagoe dkk, 2012).

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat
merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk
itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak
sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat TBS dipanen sampai TBS diolah di pabrik.
Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa
minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-
fakror panas, air, keasaman dan katalis (enzim). Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan
bahwa buah yang berada di Loading Ramp tidak langsung diolah sehingga buah terkena
matahari dan waktu pengolahan berikutnya sangat lama sehingga meningkatkan ALB (Asam
Lemak Bebas). Hal inilah yang menyebabkan FFB harus langsung diolah agar kadar ALB
tidak meningkat terlalu banyak.

C. Sterillizer
Sterilizer merupakan tempat pemasakan buah sawit akan mempengaruhi hasil
dari minyak sawit itu sendiri. Semakin tinggi temperatur Sterilizer, pemasakan akan
semakin cepat dan minyak yang dihasilkan lebih banyak. Ini dikarenakan viskositas
minyak di dalam buah sawit turun jadi saat dipress mudah terpisah dari dari buah.
Semakin tinggi temperatur uap maka pemasakan dari buah sawit semakin cepat. Suhu
yang terlalu rendah membuat buah menjadi tidak matang menyebabkan peningkatan
losses dan kandungan air menjadi lebih banyak.
D. Vacum Drier
Parameter penentu CPO berkualitas baik salah satunya adalah kadar air minyak
maksimal 0,20%. Vacuum drier berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam minyak
produksi dengan cara penguapan sehingga alat ini harus beroperasi secara optimal
agar penurunan kadar air yang diharapkan dapat terwujud. Vacuum drier beroperasi
mencapai suhu 75-80oC, sedangkan tekanannya mencapai -25 s/d -27 inHg (-63,5 s/d
-70 cmHg). Suhu Vacuum drier tidak mencapai range tersebut, maka kadar minyak
produksi akan tinggi dan sebaliknya apabila melebihi range tersebut, maka minyak
produksi akan ikut berkurang.
E. Oil Purifier/Clean Oil Tank
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. (2006). SNI-01- 2901-2006 - Minyak Kelapa Sawit Mentah
(Crude Palm Oil). Jakarta: BSN

Haryono, Jericho Medion. "Pengendalian Kualitas CPO dengan Metode Six Sigma di PT.
XYZ." (2018).

Hudori, M. "Analisis Akar Penyebab Masalah Variabilitas Free Fatty Acid (FFA) pada Crude
Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit." Proceeding Operational Excellence
Conference–2nd. 2015.

Islamiah, Saubatul, Sri Rezeki, and Wivina Diah Ivontianti. "Studi Pengaruh Tingkat
Kematangan Buah Kelapa Sawit Terhadap Kandungan Asam Lemak Melalui Metode
Maserasi." RAFFLESIA JOURNAL OF NATURAL AND APPLIED SCIENCES 1.1
(2021): 40-49.

Kashi, Rahma Yuliati, and Edy Widodo. "Pengendalian Kualitas Crude Palm Oil (CPO)
Dengan Diagram Kontrol Multivariat Exponatially Weighted Moving Avarage
(MEWMA)." PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika. Vol. 2. 2019.

Nasution, Emma Zaidar. "Pengaruh Waktu, Temperatur dan Tekanan terhadap Kehilangan
Minyak pada Air Kondensat dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak di Pabrik Kelapa
Sawit PTPN III Aek Nabara Selatan Labuhan Batu." (2017).

Nurhidayati, Ririn. analisa mutu kernel palm dengan parameter kadar alb (asam lemak
bebas), kadar air dan kadar zat pengotor di pabrik kelapa sawit pt. perkebunan
nusantara-v tandun kabupaten Kampar. Diss. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau, 2010.

Nur, Muhammad, Yolanda Eka Putri Dasneri, and Ahmad Masari. "Pengendalian Kualitas
Crude Palm Oil (CPO) di PT. Sebanga Multi Sawit." Jurnal Teknik Industri: Jurnal
Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah dalam Bidang Teknik Industri 5.2 (2019): 148-
155.

Sulaiman, R. M. "Pengaruh Temperatur terhadap Efisiensi Sterilizer dan Kualitas Minyak


yang Dihasilkan." Menara Ilmu 12.10 (2018).
Sunarko. 2009. Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan.
Agromedia Pustaka. Jakarta

Salunkhe, D. 1992. World Oilseeds, Chemistry, Technology and Utilization. Published


by Van Nostrand Reinhold. NewYork

Tagoe, S.M.A., Dickinson, M. J., & Apetorgbor, M.M. (2012). Factors Influencing Quality of
Palm Oil Produced at the Cottage Industry Level in Ghana. International Food
Research Journal, 19(1), 271-278.

Anda mungkin juga menyukai