Anda di halaman 1dari 9

BIO-OIL DARI LIMBAH PADAT SAWIT

Weni Hariani E1G019014


KELAPA SAWIT

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak


makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).
Termasuk limbahnya dapat olah, tandan kosong, cangkang, dan serat yang
dihasilkan oleh industri Crude Palm Oil (CPO).
Penggunaan limbah kelapa sawit menjadi bioenergi tentunya
mendatangkan manfaat positif dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Salah satu alternatif yang sangat menarik adalah konversi limbah kelapa
sawit menjadi bio-oil yang berpotensi sebagai bahan bakar alternatif.
Pembuatan Bio-Oil

Proses dalam bio-oil adalah slow pyrolysis. Slow pyrolysis


merupakan proses dimana partikel-partikel bahan organik atau
biomas diberikan pemanasan secara cepat pada suhu antara 450-
600oC tanpa adanya kandungan oksigen dalam proses. Dari proses
tersebut diperoleh uap organik, gas dan arang. Uap organik
dikondensasikan menjadi bio-oil dengan hasil mencapai 38-60%
berat dari umpan yang dimasukkan
Bio-Oil

Bio-oil merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui. Bio-oil
adalah campuran hidrokarbon C5-C14 yang dapat diolah untuk dijadikan biodiesel.
Bahan pembuatan Bio-oil dari limbah pertanian, hutan, perkebunan, industri dan rumah
tangga. Bio-oil dihasilkan melalui proses pirolisis lambat (slow pyrolysis) ataupun
pirolisis cepat (fast pyrolysis). Produk utama pirolisis cepat adalah crude bio-oil, arang,
dan gas
Bahan baku biomassa

Pengecilan Ukuran, pengeringan


dan pembuatan serbuk dengan
ukuran 40-60 essh

Pirolisis menggunakan free


ful l reactor dengan suhu
550 c

Analisa bj, pH, Kalor,


daya nyala, GCMS
Penyaringan Crude Bio-
Kondentta liquid
Kotoran Oil
Bio-Oil
Pembuatan bio-oil dari biomassa yang dilakukan denganteknik pirolisis free fall pyrolysis
akan diperoleh rendemen liquid berkisar antara 10–40% bergantung bahan baku yang
digunakan. Proses yang direkomendasikan adalah bahan baku sebaiknya mempunyai
ukuran seragam 40–60 mesh dengan suhu 550o C. Liquid atau cairan hasil pirolisis
merupakan gabungan antara produk cair (terdiri atas asam pyrolignic atau cuka kayu) dan
fase minyak (tar kayu atau pyrolitic oil)
Bio-Oil

Untuk dapat menggunakan cairan pirolisis secara langsung (dibakar


langsung), harus dipisahkan antara cuka kayu dan fase minyaknya.Hasil samping
pengolahan biooil dari biomassa adalah arang dengan rendemen berkisar
antara 20–40% yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif arang briket dan pelet,
serta arang aktif yang berpotensi meningkatkan nilai tambah.
Pada pembuatan bio oil menggunakan limbah sawit (cangkang, tandan, dan serat).
cangkang dan tandan kosong merupakan umpan yang menghasilkan yield bio-oil di atas
50%. Hal ini disebabkan karena kandungan biopolimer cangkang dan tandan kosong
(jumlah selulosa, hemiselulosa, dan lignin) jumlahnya besar di antara umpan serat, yakni
sebesar 94,2% dan 90%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai