Anda di halaman 1dari 20

BIOETHANOL

Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari


proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat
dengan menggunakan bantuan mikroorganisme
Alkohol/bio-ethanol karbohydrat, dilakukan
melalui proses konversi karbohidrat menjadi
gula (glukosa) larut air. Proses pembuatan
glukosa dibedakan berdasarkan zat pembantu
yang dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam dan
Hydrolisa enzyme. Selanjutnya dilakukan proses
peragian atau fermentasi gula menjadi ethanol
dengan menambahkan yeast atau ragi.
Kegunaan Bioethanol

1. Sebagai minuman
2. Sebagai bahan kimia dan pelarut
3. Sebagai bahan bakar motor
4. Dalam bidang farmasi
5. pembasmi kuman (70% hingga 85% etanol)
Sifat-Sifat BioEthanol

Mudah terbakar dengan titik didih pada 78.5°C


Titik beku pada - 114.5°C
Density etanol ialah 789 g/l, yaitu kurang 20%
daripada density air.
Mudah larut dalam air, dan merupakan pelarut yang
baik untuk pewangi, cat, dll
Bahan Baku Pembuatan Etanol

 Bahan sukrosa →Bahan – bahan yang termasuk dalam


kelompok ini antara lain nira, tebu, nira sargum manis,
nira kelapa, nira aren, & sari buah mete
 Bahan berpati → Bahan – bahan yg termasuk kelompok
ini adalah bahan – bahan yg mengandung pati atau
karbohidrat. Bahan – bahan tersbut antara lain tepung –
tepung ubi, sorgum biji, jagung, sagu, ubi kayu, ubi jalar,
& lain – lain.
 Bahan berlignoselulosa → Bahan berlignoselulosa artinya
adalah bahan tanaman yg mengandung selulosa dan serat,
antara lain kayu, jerami, batang pisang, dan lain-lain.
Konversi Bahan Baku Tanaman Yang Mengandung Pati Atau
Karbohidrat Dan Tetes Menjadi Bio-Ethanol

Bahan Baku

Jmlh Hasil
Kandungan Gula Dalam
Konversi Perbandingan Bahan Baku dan
Bahan Baku
Bioethanol Bioethanol
Jenis Konsumsi (Kg) (Kg)
(Liter)

Ubi Kayu 1000 250-300 166,6 6,5 : 1

Ubi Jalar 1000 150-200 125 8:1

Jagung 1000 600-700 200 5:1

Sagu 1000 120-160 90 12 : 1

Tetes 1000 500 250 4:1


Pemanfaatan Bioetanol

Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor


berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk
neat 100% (B100) atau diblending dengan premium
(EXX)
Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada
mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin
dimodifikasi).
PROSES PRODUKSI BIO-ETHANOL

Persiapan Bahan Baku


Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan
dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung
menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane),
gandum manis (sweet sorghum) atau yang
menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong
(cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping
bahan lainnya. Persiapan bahan baku beragam
bergantung pada jenis bahan bakunya, sebagai contoh
menggunakan bahan baku Singkong (ubi kayu).
Singkong yang telah dikupas dan dibersihkan
dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya
agar bisa berinteraksi dengan air secara baik.
Persiapan Bahan Baku

Penghancuran Singkong Pemasakan bahan baku


Proses Liquifikasi dan Sakarifikasi

Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati


pada bahan baku singkong dikonversi menjadi gula
komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90
derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung
akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly).
Pada kondisi optimum Enzym Alfa Amylase bekerja
memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi
gula komplex (dextrin). Proses Liquifikasi selesai
ditandai dengan parameter dimana bubur yang
diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup.
Proses Sakarifikasi(pemecahan gula kompleks
menjadi gula sederhana)

Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum


Enzym Glukosa Amylase bekerja.
Pengaturan pH optimum enzim.
Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat
dan mempertahankan pH serta temperatur pada
suhu 60 derajat celcius hingga proses Sakarifikasi
selesai (dilakukan dengan melakukan pengetesan
kadar gula sederhana yang dihasilkan).
Cara Gelatinisasi
Fermentasi

Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah


glukosa menjadi ethanol/bio-ethanol (alkohol)
dengan menggunakan yeast
Pada umumnya hasil fermentasi adalah bio-ethanol
atau alkohol yang mempunyai kemurnian sekitar 30
– 40% dan belum dpat dikategorikan sebagai fuel
based ethanol. Agar dapat mencapai kemurnian
diatas 95% , maka lakohol hasil fermentasi harus
melalui proses destilasi.
Hasil Fermentasi

Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung


alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10
% (biasa disebut cairan Beer). Pada kadar ethanol
max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena
kelebihan alkohol akan beakibat racun bagi ragi itu
sendiri dan mematikan aktifitasnya
Hasil Fermentasi
Distilasi

proses destilasi untuk memisahkan alkohol dengan


air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih
kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan
kembali untuk mencpai kemurnian alkohol 90-95%
Penyulingan ethanol dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara

1. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator


tradisional (konvensional). Dengan cara ini kadar
ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara
20 s/d 30 %.
2. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator
model kolom reflux (bertingkat). Dengan cara dan
distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan mampu
mencapai 90-95 % melalui 2 (dua) tahap
penyulingan.
Proses Destilasi
Dehidrasi

Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum


dapat larut dalam bahan bakar bensin. Untuk substitusi BBM
diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan
proses dehidrasi (distilasi absorbent) menggunakan beberapa
cara,antara lain : 1. Cara Kimia dengan menggunakan batu
gamping 2. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan
menggunakan Zeolit Sintetis. Hasil dehidrasi berupa ethanol
berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat dikatagorikan sebagai
Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai
bahan bakar motor sesuai standar Pertamina. Alat yang
digunakan pada proses pemurnian ini disebut Dehidrator
Peralatan Proses

Peralatan penggilingan
Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam
line dan insulasi
Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
Tangki Penampung Bubur
Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta
motor
Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat
kontrol
Boiler
Tangki Penyimpan sisa

Anda mungkin juga menyukai