Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PERANCANGAN PROSES

PEMBUATAN BIOETANOL DARI TETES TEBU


(MOLASE) MELALUI FERMENTASI DENGAN
KAPASITAS 13.000 TON/TAHUN
Dosen Pengampu : Ir. Nisaul Fadilah Dalimunthe, S. T., ,. Eng

Anggota Kelompok 5 :
Agnes Kartika Manurung 200405104
Saulina Manalu 200405129
Bastian Richard Sitohang 200405135
LATAR BELAKANG
• Kebutuhan industri bioetanol di Indonesia sangat besar dan beragam, salah satunya sebagai bahan bakar
dan produksi minuman alkohol serta menjadi alternatif dalam pengembangan sumber energi terbarukan
dan ramah lingkungan.

• Keunggulan bioetanol ramah lingkungan dan dapat menyempurnakan pembakaran dengan efek positif
meminimalkan pencemaran udara dan menghemat bahan bakar fosil.

• Campuran bioetanol 3% mampu menurunkan emisi karbon monoksida menjadi hanya 1,35%. Bioetanol
dapat menjadi campuran bensin untuk bahan bakar kendaraan bermotor dengan keunggulan nilai angka
oktan dan panas penguapan
LOKASI PABRIK
Pabrik pembuatan Bioetanol ini direncanakan berlokasi di Kecamatan Pesantren,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur

FAKTOR UTAMA FAKTOR SEKUNDER


- Letak Pasar - Harga Tanah dan Gedung
- Letak Sumber Bahan Baku - Kemungkinan Perluasan
- Fasilitas Pengangkutan - Limbah Pabrik
- Penyediaan Air - Peraturan Daerah
- Pembangkit Tenaga Listrik
- Iklim dan Keadaan Geografis
LOKASI PABRIK
Pabrik pembuatan Bioetanol ini direncanakan berlokasi di Kecamatan Pesantren,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur
MOLASE
Tetes tebu (molase) adalah hasil samping proses pembuatan gula tebu . Tetes tebu berwujud cairan kental yang
diperoleh dari tahap pemisahan Kristal gula . Tetes tebu masih mengandung gula dengan kadar tinggi (50 – 60%).
Molase atau tetes tebu mengandung kurang lebih 60% selulosa dan 35,5% hemiselulosa. Kedua bahan polisakarida ini
dapat dihidrolisis menjadi gula sederhana yang selanjutnya dapat difermentasi menjadi etanol.
Fermentasi dari senyawa pati maupun selulosa harus dikenakan perlakuan pendahuluan terlebih dahulu untuk
mendapatkan senyawa gula sehingga tidak efisien, berbeda dengan senyawa gula dalam molases yang langsung
dikonversi menjadi etanol. Potensi molases di Indonesia cukup besar.
SPESIFIKASI PRODUK

Keunggulan bioetanol, antara lain ramah lingkungan


dan dapat menyempurnakan pembakaran dengan efek
positif meminimalkan pencemaran udara dan
menghemat bahan bakar fosil.
SELEKSI PROSES
Fermentasi Sintesis Ethylene
No Parameter
Gula Pati Cairan Limbah Sulfit Esterifikasi dan Hidrolisis Hidrasi Katalis

Dapat diperbaharui (jagung, Tidak dapat diperbaharui (dari


1. Bahan Baku Dapat diperbaharui (molase) Dapat diperbaharui (kayu, bagasse) Tidak dapat diperbaharui (dari etilen)
singkong) etilen)

2. Suhu Operasi 20-30 18-30 40-50 >190 >150

Tekanan
3. Atmosfer (1 atm) Atmosfer (1 atm) Atmosfer (1 atm) Diatas atmosfer (>1 atm) Diatas atmosfer (>1 atm)
Operasi

4. Yield 90% 90% 95% 95% 95%

• Sederhana • Sederhana • Sederhana


• Tidak membutuhkan katalis • Tidak membutuhkan katalis • Tidak membutuhkan katalis • Rumit • Rumit
5. Proses
• Tidak perlu penambahan • Perlu pengubahan pati menjadi • Perlu pengubahan selulosa • Ada katalis • Ada katalis
pretreatment glukosa dahulu menjadi glukosa dahulu

Biaya produksi relatif murah Biaya produksi relatif murah Biaya produksi relatif murah Biaya produksi relatif mahal (prospek Biaya produksi relatif mahal
6. Biaya
(prospek keuntungan cukup) (prospek keuntungan cukup) (prospek keuntungan cukup) keuntungan kecil) (prospek keuntungan kecil
PROCESS FLOW DIAGRAM (PFD)
URAIAN PROSES
TAHAP PROPAGASI TAHAP TAHAP
FERMENTASI PEMURNIAN

Propagasi adalah proses pengembangan Pada tahap ini dilakukan hingga 10 batch.
Ketika proses fermentasi selesai, didiamkan Tahap pemurnian bertujuan untuk
Yeast dari biakan dengan media molase
selama satu jam agar terbentuk 2 lapisan antara mendapatkan kadar fuel grade etanol
yang telah diencerkan, dengan tujuan
yeast dan molasses broth (kadar etanol ±9- sebesar 99,58%. Pada tahap pemurnian
densitas dari Yeast bertambah sehingga
11%) yang nantinya dialirkan ke tangki dilakukan secara continuous dan terdapat 3
proses fermentasi dapat berjalan secara
storage, untuk lapisan yeast akan digunakan tahapan yaitu proses evaporasi, proses
maksimal. Propagasi dilakukan pada
untuk batch selanjutnya. Saat yeast mencapai distilasi, dan proses dehidrasi.
kondisi Aerob sehingga Yeast dapat
batch ke 10, maka yeast akan dialirkan ke yeast
berkembang biak serta diperlukan
mud tank, dengan pemanasan suhu 85°C agar
pengadukan agar proses yeast berkembang yeast mati.
biak dapat optimal
INTEGRASI PROSES
PENGOLAHAN LIMBAH
• LIMBAH PADAT
Limbah padat yang dihasilkan berupa lumpur yeast yang dihasilkan dari proses
fermentasi. Limbah padat yang dihasilkan mengandung bahan organik yang
berupa yeast mud atau lumpur yeast produk samping dari proses fermentasi.
Lumpur yang akan digunakan untuk sebagai bahan campuran pupuk kompos
berasal dari bak penampung yeast mud (F-112) dimana akan dilakukan
pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Kondisi lumpur setelah
melalui proses pengeringan masih berupa lumpur yang padat dan keras, sehingga
untuk digunakan sebagai bahan campuran pupuk kompos maka perlu dilakukan
penghancuran/penggilingan agar lebih cepat terdekomposisi dalam proses
pengomposan.
• LIMBAH CAIR
Limbah cair pada produksi bioetanol dari molase ini berasal dari proses evaporasi,
distilasi, dan adsorpsi. Pada proses evaporasi limbah cair ini berupa vinasse yang
banyak mengandung zat organik didalamnya, selanjutnya vinasse dapat diolah menjadi
biogas. Pada proses distilasi limbah cair yang dihasilkan dari bottom product yaitu
etanol dan air.
-Pengolahan limbah cair vinasse menjadi biogas
• LIMBAH CAIR

Selanjutnya pada proses distilasi berupa bottom product yaitu etanol dan air.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 tahun 2014
Tentang Pengolahan Limbah B3, limbah distilasi berupa bottom product termasuk
limbah B3 sehingga memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari
lingkungan. Sehingga untuk pengolahan limbah B3 akan diberkan kepada
perusahaan pengelola limbah B3 yang telah memiliki izin pengolahan limbah B3.
• LIMBAH GAS

Limbah gas pada pabrik bioetanol ini berupa gas CO2 dan O2 yang merupakan
hasil samping dari reaksi pada tangki propagasi dan fermentor. Dari jumlah yang
dihasilkan 70-75% dapat ditangkap dan diolah menjadi produk samping yang
memiliki nilai ekonomiyang cukup tinggi. CO2 yang dihasilkan, dijadikan cair
sehingga dapat langsung dijual untuk industri minuman ringan dan digunakan
untuk proses pembuatan dry ice.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai