Untuk mengetahui kelayakan dan tingkat pendapatan dari suatu pabrik, berbagai
variabel digunakan sebagai pedoman untuk menentukan layak atau tidak suatu pabrik
didirikan berdasarkan segi ekonomi. Adapun variabel yang digunakan antara lain :
Modal investasi / Capital Investment (CI)
Biaya produksi total / Total Production Cost (TC)
Waktu pengembalian modal / Pay out Time (POT)
Marjin keuntungan / Profit Margin (PM)
Laju pengembalian modal / Return on Investment (ROI)
Titik impas / Break Even Point (BEP)
Laju pengembalian internal / Internal Rate of Return (IRR)
Hal 3
Komponen
Hal 5
1. Modal
Investasi
B. Modal Investasi Tetap Tidak Langsung (MITTL)
Total 24.383.210.762
Hal 5
1. Modal No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
2 Kas 1,001,376.000.00
Hal 5
Modal Investasi Langsung (MITL)
= Rp 20.800.000.000,-
= Rp 4.160.000.000,-
4 Areal bahan baku 3.000 700.000 2.100.000.000 16 Daerah perluasan 6.000 300.000 1.800.000.000
17 Pos keamanan 40 350.000 14.000.000
5 Pengolahan limbah 1.000 400.000 400.000.000
18 Tempat ibadah 80 400.000 32.000.000
6 Laboratorium 100 1.200.000 120.000.000
19 Poliklinik 50 600.000 30.000.000
7 Stasiun operator 100 900.000 90.000.000 20 Mess karyawan 1.000 750.000 750.000.000
21 Taman 200 100.000 20.000.000
8 Pengolahan air 3.000 250.000 750.000.000
22 Jalan 870 250.000 217.500.000
9 Ruang boiler 100 1.000.000 100.000.000
23 Aula 80 200.000 16.000.000
10 Pembangkit listrik 400 1.200.000 480.000.000 Total 26.000 16.131.500.000
Modal Investasi Langsung (MITL)
C. Perincian Harga Peralatan
Tabel 2.2 Harga Indeks Marshall dan Swift
Tahun (X1) Indeks (Y1) n X12 Y12 X 1Y 1
1987 814 1 3.948.169 662.596 1.617.418
1988 852 2 3.952.144 725.904 1.693.776
1989 895 3 3.956.121 801.025 1.780.155
1990 915 4 3.960.100 837.403 1.821.049
1991 931 5 3.964.081 866.016 1.852.825
1992 943 6 3.968.064 889.438 1.878.655
1993 964 7 3.972.049 929.682 1.921.651
1994 993 8 3.976.036 986.844 1.980.840
1995 1.028 9 3.980.025 1.055.756 2.049.863
1996 1.039 10 3.984.016 1.079.729 2.074.044
1997 1.057 11 3.988.009 1.116.826 2.110.430
1998 1.062 12 3.992.004 1.127.632 2.121.676
1999 1.068 13 3.996.001 1.141.265 2.135.532
2000 1.089 14 4.000.000 1.185.921 2.178.000
2001 1.096 15 4.004.001 1.196.617 2.188.894
2002 1.103 16 4.008.004 1.215.506 2.207.205
Total 11.573 63.648.824 15.818.164 31.612.011
Modal Investasi Langsung (MITL)
900 Dengan menggunakan persamaan tersebut diperoleh harga indeks tahun 2009
850 sebagai berikut.
Dimana:
= Rp21.899.641.906
2.
Jenis Biaya Jumlah
Biaya Produksi Total /
(Rp.)
Total Production Cost
Bunga pinjaman bank 718.649.909.413
2.1 Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) Biaya tetap perawatan 11.772.779.288
Kiki Fransiska - Tugas Presentasi Individu Pajak bumi dan bangunan 10.392.000
Hal 4
2.
Biaya Produksi Total / Jenis Biaya Jumlah (Rp.)
Total 2.806.350.556
Biaya yang jumlahnya tergantung Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
pada jumlah produksi. = Rp 812,242,002,888.40,- +
Rp 2,806,350,556.23,-
= Rp 815,048,353,444.62,-
Hal 5
Analisa Aspek Ekonomi
Biaya produksi total adalah merupakan semua biaya yang digunakan
Profit Margin (PM)
Merupakan persentase yang menunjukkan perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan dengan total
penjualan.
PM = 80,86 %
Break Event Point (BEP)
Merupakan titik keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran.
BEP = 19,09 %
Return on Investment (ROI)
Merupakan pengembalian modal tiap tahun.
ROI = 20,13%
Hal 6
Analisa Aspek Ekonomi
Pay Out Time (POT)
Merupakan jangka waktu pengembalian modal dengan asumsi bahwa pabrik beroperasi dengan kapasitas penuh tiap
tahun.
POT = 4,97 tahun
Return on Network (RON)
Return on network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri.
RON = 14,37%
Internal Rate of Return (IRR)
Merupakan persentase yang menggambarkan keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran yang
dilakukan mulai dari tahap awal pendirian sampai pada usaha itu sendiri. Kelayakan tercapai bila IRR lebih besar
dibandingkan tingkat suku bunga yang dipakai dalam pengembalian pinjaman ke bank. IRR pada perhitungan
menunjukkan 36,012% sedangkan bunga pinjaman bank sebesar 20 %, berarti pabrik pembuatan bioetanol ini layak
didirikan.
Persediaan Bahan
Baku Proses
Molase
Kebutuhan = 45.667,80 kg/jam
Harga = Rp 800/kg
Harga total = 90 x 24 x 45,667.80 kg/jam x Rp 800/kg
= Rp 78.913.958.400.,-
Asam sulfat
Kebutuhan = 0.1283 kg/jam
Harga = Rp 125000/kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 90 x 24 x 0.1283 kg/jam x 125000 /kg
= Rp 34.641.000,-
Persediaan Bahan
Baku Proses
Ammonium sulfat
Kebutuhan = 8.781,8378 kg/ 30 jam
Harga = Rp 25.000/kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 72 jam x 8.781,8378 kg x Rp 25.000 /kg
= Rp 658.637.775.,
Total harga bahan baku proses = Rp 79.607.237.175
Persediaan Bahan
Baku Utilitas
Alum
Kebutuhan = 199.25 kg/jam
Harga = Rp 4.000/kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 90 x 24 x 199,25 x Rp 4000/kg
= Rp 19.678.464,-
Soda abu
Kebutuhan = 1,2299 kg/jam
Harga = Rp 7.500 /kg
Harga total = 90 x 24 x 1,2299 kg/jam x Rp 7.500/kg
= Rp1.721.520.000.,-
Persediaan Bahan
Baku Utilitas
Kaporit
Kebutuhan = 0,006 kg/jam
Harga = Rp 6.000 /kg (PT. Dipa Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 90 x 24 x 0,006 kg/jam x Rp 6.000/kg
= Rp 77.760
NaOH
Kebutuhan = 9,39 kg/jam Harga = Rp 10.000 /kg (PT. Dipa
Pharmalab Intersain. 2009)
Harga total = 90 x 9,39 x 24 x Rp 10.000/kg
= Rp 8.446.680.,-
Persediaan Bahan
Baku Utilitas
NaCl
Kebutuhan = 19,87 kg/jam
Harga = Rp 5.000 /kg
Harga total = 90 x 24 x 19,87 x Rp 5.000/kg Total harga bahan baku utilitas
= Rp 214.563.600,- = Rp 11.335.420.638,000.,-
Solar
Kebutuhan = 1.049.234,54 liter/jam Total harga bahan baku proses dan
Harga = Rp 5.000 /liter utilitas = Rp 11.415.027.875.175.,-
Harga total = 90 x 1.049.234,54 x Rp 5.000/liter
= Rp 11.331.733.010.400.,-
KAS
1. Gaji Pegawai
= 0,05 x Rp 882.000.000,-
= Rp 44.100.000,-
Hal 5
Kas
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai dasar pengenaan PBB
3. Biaya Pemasaran = Rp 2.600.000.000 + 7.800.000.000
PD = X HPT
Dimana : PD = piutang dagang
IP = jangka waktu kredit yang diberikan
(3 bulan)
IPT = hasil penjualan tahunan
Perincian Modal Kerja
Depresiasi dihitung dengan metode garis lurus dengan harga akhir nol. Dengan rumus:
D=
n = umur peralatan
Semua modal investasi tetap langsung (MITL). kecuali tanah mengalami penyusutan yang
disebut depresiasi. sedang modal investasi tetap tidak langsung (MITTL) juga mengalami
penyusutan yang disebut amortisasi.
Diperkirakan 10% dari HPT Diperkirakan 10% dari Diperkirakan 10% dari
= 0,1 x Rp 53.238.046.048,- harga bangunan harga kendaraan
= Rp5.323.804.604,- = 0,1 x Rp 16.131.500.000.,- = 0,1 x Rp 5.335.000.000,-
= Rp 1.613.150.000,- = Rp 533.500.000,-
Rp 812.242.002.888,-
BIAYA VARIABEL
A. Biaya variable pemasaran Diperkirakan 10% dari biaya tetap pemasaran
= 0,1 x Rp 4.517.946.986,-
= Rp 451.794.698,-
= Rp 812.242.002.888,- + Rp 2.806.350.556,-
= Rp 815.048.353.444,-
Perkiraan laba/rugi perusahaan
Berdasarkan Pasal 21 Undang-Undang No.17 tahun 2000
Perincian pajak penghasilan (PPh) terhutang :
tentang Pajak Penghasilan (PPh) adalah :
10 % x Rp.50.000.000 = Rp. 5.000.000
15 % x Rp.100.000.000 - Rp. 50.000.000 = Rp. 7.500.000
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Tarif 30 % x 3.443.601.532.486,- Rp. 100.000.000 = Rp 1.032.980.459.746
(%)
Total pajak penghasilan (PPh) = Rp 1.032.992.959.746,-
Sampai dengan Rp.50.000.000.- 10
Diatas Rp.100.000.000.- 30
ANALSIS EKONOMI
• Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba
bersih atas penjualan bersih.
BEP = x 100%
BEP = x 100%
= 10,09%
• Return On Investement (ROI)
Return on investment atau return on asset adalah hasil pengembalian investasi.
Rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen
dalam mengelola investasinya.
RON = x 100%
RON = x 100%
= 14,37%
• Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return (IRR) merupakan
presentase yang menggambarkan
keuntungan rata - rata bunga pertahun
dari semua pengeluaran dan pemasukan.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari
bunga rill yang berlaku. maka pabrik
akan menguntungkan. tetapi bila IRR
lebih kecil dari bunga rill yang berlaku
maka pabrik dianggap rugi.
Kelompok 4