Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ridwan Agung

NIM : 043562462
JAWABAN TUGAS DISKUSI 8 AKUNTANSI BIAYA

1.A Susun kartu mutasi sediaan dengan metode MPKP

Tgl Dibeli/Diterima Dipakai/Dikeluarkan Sisa/Saldo

Q P QP Q P QP Q P QP
(1)Awal 20 50 1.000
(5)Beli 30 55 1.650 30 55 1.650
(10)Beli 40 60 2.400 30 55 1.650
40 60 2.400
(15)Pakai 5 55 275 30 60 1.800
10 60 600
(20)Beli 30 65 1.950 30 60 1.800
30 65 1.950
(25)Pakai 30 60 1.800 25 65 1.625
5 65 325
35 2.125

b.Jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari...

Tgl Akun-akun Ref Debit Kredit


15 Jan 2006 Barang dalam proses 875
Sediaan bahan baku 875

Tgl Akun-akun Ref Debit Kredit


15 Jan 2006 Barang dalam proses 2.125
Sediaan bahan baku 2.125
2. Kos Departemental Langsung
Departemen produksi mengeluarkan kos dalam rangka membuat produk selain bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung yang disebut dengan kos overhead. Kos overhead ini tidak
dapat ditelusuri secara langsung ke produk. Tetapi dalam kaitannya dengan kos overhead yang
terjadi di departemen, sebagian kos dapat ditelusuri ke departemen bersangkutan secara langsung
dan sebagian lagi tidak. Kos yang dapat ditelusuri ke departemen secara langsung disebut Kos
Departemen Langsung (Direct Departmental Cost).
Contoh-contoh kos departemen langsung adalah sebagai berikut :
• Kos supervisi, tenaga kerja tidak langsung, dan lembur
• Tunjangan-tunjangan yang diterima oleh tenaga kerja
• Bahan baku tidak langsung
• Perlengkapan pabrik
• Perbaikan dan pemeliharaan mesin
• Depresiasi peralatan pabrik
Kos Departemental Tidak Langsung
Secara sederhana kos departemen tidak langsung adalah kos yang timbul di kantor pusat. Kos
seperti listrik, sewa, asuransi, pajak bumi dan bangunan pabrik, apabila digunakan secara
bersama-sama dengan semua departemen, maka bukan merupakan kos departemental langsung.
Kos ini tidak spesifik berkaitan dengan departemen manapun. Kos departemen tidak langsung
tersebut sebenarnya merupakan kos bersama (common cost). Kos ini timbul dalam rangka
memberi manfaat bagi semua departemen sehingga kosnya dialokasikan ke semua departemen.
Contohnya biaya listrik, sewa, penyusutan atas bangunan pabrik.

Sebagai contoh untuk mengalokasikan kos sewa, akan lebih masuk akal jika dasar alokasinya
didasarkan pada luas lantai yang ditempati oleh setiap departemen produksi. Pemilihan dasar ini
juga bukan tanpa tentangan. Pihak lain berpendapat bahwa dasar alokasinya harus didasarkan
pada nilai investasi setiap departemen. Pedoman umum yang harus diperhatikan ketika memilih
dasar alokasi adalah
(1) ukuran konsumsi dari suatu sumber daya:
(2) ukuran output
(3) proxy atau pengganti yang mewakili sumber daya yang dikonsumsi.
3. (1) Tarif Pembebanan Overhead
Pabrik
a. Berdasarkan Jam TKL
FOH 9.000.000
Total Jam TKL 600
Tarif 15.000 per Jam TKL

b. Berdasarkan Jam Mesin


FOH 9.000.000
Total Jam Mesin 300
Tarif 30.000 per Jam Mesin
c. Berdasarkan Biaya Bahan Baku
FOH 9.000.000
Total Biaya Bahan Baku 6.000.000
Tarif 150% dari Biaya BB

(2) Total Biaya Manufaktur untuk Produk X dan Produk Y. dengan masing-masing asumsi
penggunaan alokasi FOH berdasarkan :
a. Jam Tenaga kerja langsung
Produk X Produk Y
BB 2.800.000 3.200.000
TKL 4.500.000 4.500.000
FOH 4.500.000 4.500.000
Total Biaya Manufaktur 11.800.000 12.200.000

b. Jam Mesin
Produk X Produk Y
BB 2.800.000 3.200.000
TKL 4.500.000 4.500.000
FOH 3.600.000 5.400.000
Total Biaya Manufaktur 10.900.000 13.100.000
c. Biaya bahan baku
Produk X Produk Y
BB 2.800.000 3.200.000
TKL 4.500.000 4.500.000
FOH 4.200.000 4.800.000
Total Biaya Manufaktur 11.500.000 12.500.000

Sumber :
BMP EKMA4315/MODUL 8 dan 9

Anda mungkin juga menyukai