Anda di halaman 1dari 15

BAB XI ANALISA EKONOMI

BAB XI
ANALISA EKONOMI

Analisa ekonomi dalam suatu industri bertujuan untuk mengetahui layak atau
tidaknya pendirian suatu pabrik, menguntungkan atau tidak. Faktor-faktor yang peril
ditinjau adalah sebagai berikut:
1. Laju pengembalian modal atau rate of return (ROR) dan rate of equity (ROE)
2. Waktu pengembalian modal atau pay out time (POT)
3. Titik impas atau break even point (BEP)

Untuk meninjau faktor-faktor di atas, diperlukan evaluasi dan perhitungan pada


komponen-komponen sebagai berikut:
1. Penentuan modal total atau total capital investment (TCI) yang terdiri dari:
a. Modal tetap atau fixed capital investment (FCI)
b. Modal kerja atau working capital investment (WCI)
2. Penentuan biaya produksi total atau total production cost (TPC) yang terdiri dari:
a. Biaya pembuatan atau manufacturing cost
b. Biaya pengeluaran umum atau general expenses
c. Biaya plant overhead atau overhead plant cost
Untuk perhitungan titik impas atau break even point (BEP) diperlukan evaluasi
dan perhitungan biaya tetap (Cf), biaya semi variable (Csv), biaya variable (Cv), selain itu
juga dilakukan analisa sensitivitas yang merupakan hubungan antara kenaikan harga
bahan baku dengan BEP, ROR, ROE, dan POT.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-1
BAB XI ANALISA EKONOMI

XI.1. Penentuan Modal Total/Total Capital Investment (TCI)


TCI dihitung dari menghitung fixed capital investment (FCI) dan
working capital investment (WCI). FCI terdiri dari direct costs dan indirect costs,
dimana data-data biaya untuk perhitungan ini terdapat pada Lampiran D.
Sedangkan WCI merupakan biaya yang digunakan untuk membiayai
pengeluaran selama produk belum terjual. Oleh karena itu, WCI dialokasikan
untuk biaya bahan baku, biaya utilitas, dan gaji karyawan selama 1 bulan.
Adapun penentuan TCI dapat dilihat dalam Tabel XI.1.
Tabel XI.1. Penentuan Total Capital Investment (TCI)
No Aspek Biaya
Direct Production Cost
1 Harga peralatan, E Rp 27,745,197,049
2 Instalasi alat-alat, 45%E Rp 12,485,338,672
3 Instrumentasi dan kontrol, 40%E Rp 11,098,078,820
4 Perpipaan terpasang, 33%E Rp 9,155,915,026
5 Sistem Kelistrikan, 20%E Rp 5,549,039,410
6 Bangunan Rp 205,510,500,000
7 Yard Improvement, 60%E Rp 16,647,118,230
8 Fasilitas penunjang, 40%E Rp 11,098,078,820
9 Tanah Rp 159,250,000,000
Total Direct Cost Rp 458,539,266,027

Inderect Cost
1 Engineering and Supervision, 30%E Rp 8,323,559,115
2 Legal expenses,32%E Rp 8,878,463,056
3 Contractor's, 30%E Rp 8,323,559,115
4 Biaya legal, 6%E Rp 1,664,711,823
5 biaya tak terduga, 45%E Rp 12,485,338,672
Total Inderect Cost Rp 39,675,631,781

Fixed Capital Investment Rp 498,214,897,807


Total Capital Investment Rp 6,531,861,264,132
Working Capital Investment Rp 6,033,646,366,324

Modal Sendiri 45% dari TCI Rp 2,939,337,568,859


Modal Pinjaman dari Bank Rp 3,592,523,695,273
Rp 6,531,861,264,132

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-2
BAB XI ANALISA EKONOMI

XI.2. Penentuan Biaya Produksi Total/Total Production Cost (TPC)


TPC terdiri dari manufacturing cost dan general expenses. Data-data
biaya yang diperlukan untuk penentuan TPC diperoleh dari Lampiran D. Adapun
penentuan TPC dapat dilihat dalam Tabel XI.2.
Tabel XI.2. Penentuan Total Production Cost (TPC)
No Jenis Keterangan Harga Total
1 Raw Material
Etanol Rp 5,994,529,101,738.44
2 Operating Labor Rp 2,960,827,084.80
3 Operating supervision 15% dari Operating Labor Rp 444,124,062.72
4 Utilities :
a. Electricity Rp 1,948,353,680.33
b. Fuel Rp 27,539,995.20
c. Waste
d. Water, cooling Rp 2,266,328,064.00
5 Maintenance and repairs 5% dari FCI Rp 24,910,744,890.37
6 Operating supplies 15% dari maintenance Rp 3,736,611,733.56
7 Laboratory charges 10% dari operating labor Rp 296,082,708.48
8 Catalysts and adsroben Rp 786,562,203.55
9 Depreciation Rp 6,272,151,717.39
10 Taxes (property) 2% dari FCI Rp 9,964,297,956.15
11 Insurance 4% dari FCI Rp 19,928,595,912.29
12 Recreation 60% dari (operating Labor
13 Salvage + Operating Supervision Rp 16,989,417,622.73
14 Control laboratories + Maintenance)
15 Sales offices
16 Sales personnel
17 Shipping 15% dariTPC Rp 74,732,234,671.10
18 Advertising
19 Technical sales service
20 Research and development 3% dari TPC Rp 14,946,446,934.22
21 General expenses Rp 90,122,805,668.04
Total TPC Rp 6,264,862,226,643.37

XI.3. Analisa Ekonomi dengan Metode Discounted Cash Flow


Pada perhitungan analisa ekonomi digunakan metode discounted cash
flow, dimana diperlukan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Bunga pinjaman bank sebesar 10% per tahun
2. Pengembalian modal pinjaman dalam 10 tahun

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-3
BAB XI ANALISA EKONOMI

3. Depresiasi alat 10% per tahun dan bangunan 2% per tahun


4. Umur pabrik selama 10 tahun
5. Kapasitas produksi:
Tahun pertama = 80%
Tahun kedua = 90%
Tahun selanjutnya = 100%
6. Pajak pendapatan sebesar 25% dari laba (UU RI No. 36 tahun 2008 tentang
pajak)

Dari data-data tersebut, discounted cash flow dihitung seperti pada


Tabel XI.3. Adapun keterangan kolom cash flow sebagai berikut:
Kolom Keterangan
1 Tahun ke-n
2 Kapasitas produksi untuk tahun ke-n
Total modal sendiri:
3  Modal tahun pertama : 80% dari modal sendiri
 Modal tahun kedua : 20% dari modal sendiri
Total pinjaman bank termasuk bunga bank yang harus
4
dikembalikan dalam waktu 10 tahun sebesar 10%.
5 Total investasi = modal sendiri + pinjaman bank
Total penjualan tahunan berdasarkan kapasitas produksi
Contoh:
6
Kapasitas produksi tahun ke-1 = 80%
Total penjualan tahun ke-1 = 80% × penjualan tahunan
Biaya operasi tahunan berdasarkan kapasitas produksi
Contoh:
7 Kapasitas produksi tahun ke-1 = 80%
Biaya produksi = (80% × (raw material + utilities)) + (TPC –
raw material – utilities)
Total penjualan tahunan dengan inflasi sebesar 3,5%
8 Inflasi total penjualan = penjualan × (1 + i)n
= penjualan × (1 + 0,035)n
Biaya operasi tahunan dengan inflasi sebesar 3,5%
9 Inflasi biaya operasi = biaya operasi × (1 + i)n
= biaya operasi × (1 + 0,035)n
10 Depresiasi per tahun
11 Laba sebelum pajak = inflasi total penjualan – inflasi biaya

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-4
BAB XI ANALISA EKONOMI

operasi dengan inflasi – depresiasi


12 Pajak pendapatan = 25% × laba selum pajak
13 Laba sesudah pajak = laba sebelum pajak – pajak pendapatan
14 Cash flow sesudah pajak = laba sesudah pajak + depresiasi
15 Cash flow sebelum pajak = cash flow sesudah pajak + pajak
11 - n
16 Bunga pinjaman = ( ) × pinjaman bank × bunga bank
10
Pengembalian pinjaman = (10% × pinjaman bank) + bunga
17
Pinjaman
Net cash flow sesudah pajak = cash flow sesudah pajak –
18
pengembalian pinjaman
Net cash flow sebelum pajak = net cash flow sesudah pajak +
19
Pajak

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-5
BAB XI ANALISA EKONOMI

Tabel XI.3. Discounted Cash Flow dengan Harga Jual Sebenarnya


1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun ke Kapasitas Produksi Modal Sendiri Modal Pinjaman Dari Bank Total Modal Hasil Penjualan Tahunan Biaya Operasi Tahunan Hasil Penjualan
-1 Rp 2,057,536,298,201.53 Rp - Rp 2,057,536,298,201.53
0 Rp 881,801,270,657.80 Rp 3,592,523,695,272.51 Rp 4,474,324,965,930.31
1 0.85 Rp 9,329,266,144,661.43 Rp 5,365,048,972,190.26 Rp 9,982,314,774,787.73
2 0.875 Rp 9,603,656,325,386.77 Rp 5,515,017,847,932.45 Rp 10,995,226,126,935.30
3 0.9 Rp 9,878,046,506,112.11 Rp 5,664,986,723,674.63 Rp 12,101,031,725,987.10
4 0.925 Rp 10,152,436,686,837.40 Rp 5,814,955,599,416.82 Rp 13,307,773,500,884.10
5 0.95 Rp 10,426,826,867,562.80 Rp 5,964,924,475,159.00 Rp 14,624,164,068,809.40
6 0.975 Rp 10,701,217,048,288.10 Rp 6,114,893,350,901.19 Rp 16,059,641,226,089.90
7 1 Rp 10,975,607,229,013.40 Rp 6,264,862,226,643.37 Rp 17,624,426,781,452.50
8 1 Rp 10,975,607,229,013.40 Rp 6,264,862,226,643.37 Rp 18,858,136,656,154.20
9 1 Rp 10,975,607,229,013.40 Rp 6,264,862,226,643.37 Rp 20,178,206,222,085.00
10 1 Rp 10,975,607,229,013.40 Rp 6,264,862,226,643.37 Rp 21,590,680,657,631.00

9 10 11 12 13 14 15
Biaya Operasi Depresiasi Tahunan Bunga Pinjaman Laba Sebelum Pajak Pajak Laba Sesudah Pajak Cashflow Setelah Pajak

Rp 5,740,602,400,243.58 Rp 6,272,151,717.39 Rp 3,592,523,695,272.51 Rp 642,916,527,554.25 Rp 160,729,131,888.56 Rp 482,187,395,665.69 Rp 488,459,547,383.08


Rp 6,314,143,934,097.86 Rp 6,272,151,717.39 Rp 3,233,271,325,745.26 Rp 1,441,538,715,374.80 Rp 360,384,678,843.70 Rp 1,081,154,036,531.10 Rp 1,087,426,188,248.49
Rp 6,939,852,330,930.54 Rp 6,272,151,717.39 Rp 2,874,018,956,218.01 Rp 2,280,888,287,121.15 Rp 570,222,071,780.29 Rp 1,710,666,215,340.86 Rp 1,716,938,367,058.26
Rp 7,622,220,598,042.72 Rp 6,272,151,717.39 Rp 2,514,766,586,690.76 Rp 3,164,514,164,433.27 Rp 791,128,541,108.32 Rp 2,373,385,623,324.95 Rp 2,379,657,775,042.34
Rp 8,366,115,146,129.05 Rp 6,272,151,717.39 Rp 2,155,514,217,163.51 Rp 4,096,262,553,799.48 Rp 1,024,065,638,449.87 Rp 3,072,196,915,349.61 Rp 3,078,469,067,067.00
Rp 9,176,806,050,017.05 Rp 6,272,151,717.39 Rp 1,796,261,847,636.26 Rp 5,080,301,176,719.24 Rp 1,270,075,294,179.81 Rp 3,810,225,882,539.43 Rp 3,816,498,034,256.82
Rp 10,059,999,716,233.30 Rp 6,272,151,717.39 Rp 1,437,009,478,109.00 Rp 6,121,145,435,392.81 Rp 1,530,286,358,848.20 Rp 4,590,859,076,544.61 Rp 4,597,131,228,262.00
Rp 10,764,199,696,369.70 Rp 6,272,151,717.39 Rp 1,077,757,108,581.75 Rp 7,009,907,699,485.40 Rp 1,752,476,924,871.35 Rp 5,257,430,774,614.05 Rp 5,263,702,926,331.45
Rp 11,517,693,675,115.60 Rp 6,272,151,717.39 Rp 718,504,739,054.50 Rp 7,935,735,656,197.57 Rp 1,983,933,914,049.39 Rp 5,951,801,742,148.18 Rp 5,958,073,893,865.57
Rp 12,323,932,232,373.60 Rp 6,272,151,717.39 Rp 359,252,369,527.25 Rp 8,901,223,904,012.68 Rp 2,225,305,976,003.17 Rp 6,675,917,928,009.51 Rp 6,682,190,079,726.91

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER
TAHUN XI-6
BAB XI ANALISA EKONOMI

16 17 18 19
Cashflow Sebelum Pajak Pengembaian Pokok PinjamanNet Cash Flow Setelah Pajak Net Cash Flow Sebelum Pajak

Rp 649,188,679,271.65 Rp 359,252,369,527.25 Rp 129,207,177,855.83 Rp 289,936,309,744.39


Rp 1,447,810,867,092.19 Rp 359,252,369,527.25 Rp 728,173,818,721.24 Rp 1,088,558,497,564.94
Rp 2,287,160,438,838.54 Rp 359,252,369,527.25 Rp 1,357,685,997,531.00 Rp 1,927,908,069,311.29
Rp 3,170,786,316,150.66 Rp 359,252,369,527.25 Rp 2,020,405,405,515.09 Rp 2,811,533,946,623.41
Rp 4,102,534,705,516.87 Rp 359,252,369,527.25 Rp 2,719,216,697,539.75 Rp 3,743,282,335,989.62
Rp 5,086,573,328,436.63 Rp 359,252,369,527.25 Rp 3,457,245,664,729.57 Rp 4,727,320,958,909.38
Rp 6,127,417,587,110.20 Rp 359,252,369,527.25 Rp 4,237,878,858,734.75 Rp 5,768,165,217,582.95
Rp 7,016,179,851,202.80 Rp 359,252,369,527.25 Rp 4,904,450,556,804.19 Rp 6,656,927,481,675.54
Rp 7,942,007,807,914.96 Rp 359,252,369,527.25 Rp 5,598,821,524,338.32 Rp 7,582,755,438,387.71
Rp 8,907,496,055,730.08 Rp 359,252,369,527.25 Rp 6,322,937,710,199.65 Rp 8,548,243,686,202.83

Net Cashflow rata2 tiap tahun Rp 3,147,602,341,196.94


KETERANGAN:
No Keterangan Harga
1 Modal sendiri Rp 2,939,337,568,859.33
2 Pinjaman bank Rp 3,592,523,695,272.51
3 Penjualan produk Rp 10,975,607,229,013.40
4 Harga bahan baku Rp 5,994,529,101,738.44
5 Harga utilitas Rp 4,225,927,949.00
6 TPC Rp 6,264,862,226,643.37
7 Inflasi hasil penjualan (i) 7.00%
8 Bunga bank 11.00%

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER
TAHUN XI-7
BAB XI ANALISA EKONOMI

Berdasarkan perhitungan discounted cash flow dengan harga jual


sebenarnya pada Tabel XI.3., diperoleh net cash flow bernilai positif. Hal ini
menandakan dengan harga jual etil asetat Rp 64,583,974.35 untuk kemasan drum
dan Rp 923,244.88 untuk kemasan botol, pabrik ini layak didirikan karena harga
jual seimbang dengan biaya operasi pabrik yang besar. Kemudian dilakukan
perhitungan ROR, ROE, POT, BEP, dan analisan sensitivitas dilakukan
berdasarkan harga jual sebenarnya.

XI.4. Rate of Return Investment (ROR)


Untuk mendapatkan harga i (laju pengembalian modal), maka harus
memenuhi:
10 Cfn
Total investasi akhir masa konstruksi = ∑n=1
(1+i)n
= Rp 6.531.861.264.131,84
Dimana:
n = tahun
i = laju pengembalian modal
Cfn = cash flow pada tahun ke-n

Tabel XI.5. ROR Sebelum Pajak


ROR Sebelum Pajak
Tahun ke- Trial Interest (%) Net Cash Flow Sebelum Pajak pada tahun ke-n Cashflow sebelum pajak pada tahun ke-n/(1+i)^n
1 0.3412 Rp 289,936,309,744.39 Rp 216,172,116,863.74
2 0.3412 Rp 1,088,558,497,564.94 Rp 605,126,133,557.13
3 0.3412 Rp 1,927,908,069,311.29 Rp 799,056,569,314.86
4 0.3412 Rp 2,811,533,946,623.41 Rp 868,823,592,034.17
5 0.3412 Rp 3,743,282,335,989.62 Rp 862,457,944,368.91
6 0.3412 Rp 4,727,320,958,909.38 Rp 812,077,541,519.57
7 0.3412 Rp 5,768,165,217,582.95 Rp 738,783,471,012.98
8 0.3412 Rp 6,656,927,481,675.54 Rp 635,697,309,355.66
9 0.3412 Rp 7,582,755,438,387.71 Rp 539,884,258,604.84
10 0.3412 Rp 8,548,243,686,202.83 Rp 453,782,327,499.97
Total Rp 6,531,861,264,131.84

Dengan menggunakan trial and error, diperoleh harga i sebesar 0,3412 sehingga
ROR sebelum pajak sebesar 34,12% untuk perhitungan menggunakan harga jual ideal.
Trial and error dilakukan dengan menggunakan Goal Seek pada Microsoft Excel.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-8
BAB XI ANALISA EKONOMI

Tabel XI.6. ROR Sesudah Pajak


ROR Sesudah Pajak
Tahun ke- Trial Interest (%) Net Cash Flow Setelah Pajak pada tahun ke-n Cashflow Setelah pajak pada tahun ke-n/(1+i)^n
1 0.2435 Rp 129,207,177,855.83 Rp 93,514,556,306.13
2 0.2435 Rp 728,173,818,721.24 Rp 423,816,347,452.14
3 0.2435 Rp 1,357,685,997,531.00 Rp 635,465,607,516.31
4 0.2435 Rp 2,020,405,405,515.09 Rp 760,468,625,349.59
5 0.2435 Rp 2,719,216,697,539.75 Rp 823,069,796,716.73
6 0.2435 Rp 3,457,245,664,729.57 Rp 841,536,882,762.59
7 0.2435 Rp 4,237,878,858,734.75 Rp 829,547,998,428.73
8 0.2435 Rp 4,904,450,556,804.19 Rp 772,028,636,628.93
9 0.2435 Rp 5,598,821,524,338.32 Rp 708,744,562,769.82
10 0.2435 Rp 6,322,937,710,199.65 Rp 643,668,250,200.88
Total Rp 6,531,861,264,131.83

Dengan menggunakan trial and error, diperoleh harga i sebesar 0,2435


sehingga ROR sesudah pajak sebesar 24,35% untuk perhitungan menggunakan
harga jual ideal. Trial and error dilakukan dengan menggunakan Goal Seek pada
Microsoft Excel.

XI.5. Rate of Equity Investment (ROE)


Untuk mendapatkan harga i (laju pengembalian modal sendiri), maka
harus memenuhi:
10 NCfn
Total investasi sendiri = ∑n=1
(1+i)n
= Rp 2.939.337.568.859,33
Dimana:
n = tahun
i = laju pengembalian modal sendiri
NCfn = net cash flow pada tahun ke-n

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-9
BAB XI ANALISA EKONOMI

Tabel XI.7. ROE Sebelum Pajak


ROE Sebelum Pajak
Tahun ke- Trial Interest (%) Net Cash Flow Sebelum Pajak pada tahun ke-n Cashflow sebelum pajak pada tahun ke-n/(1+i)^n
1 0.4584 Rp 289,936,309,744.39 Rp 139,162,853,909.62
2 0.4584 Rp 1,088,558,497,564.94 Rp 358,257,401,418.06
3 0.4584 Rp 1,927,908,069,311.29 Rp 435,063,249,959.20
4 0.4584 Rp 2,811,533,946,623.41 Rp 435,042,904,511.59
5 0.4584 Rp 3,743,282,335,989.62 Rp 397,158,647,100.02
6 0.4584 Rp 4,727,320,958,909.38 Rp 343,913,486,380.38
7 0.4584 Rp 5,768,165,217,582.95 Rp 287,736,189,690.22
8 0.4584 Rp 6,656,927,481,675.54 Rp 227,694,899,511.63
9 0.4584 Rp 7,582,755,438,387.71 Rp 177,839,899,849.40
10 0.4584 Rp 8,548,243,686,202.83 Rp 137,468,036,529.20
Total Rp 2,939,337,568,859.33

Dengan menggunakan trial and error, diperoleh harga i sebesar 0,4584


sehingga ROE sebelum pajak sebesar 45,84% untuk perhitungan menggunakan
harga jual ideal. Trial and error dilakukan dengan menggunakan Goal Seek pada
Microsoft Excel.

Tabel XI.8. ROE Sesudah Pajak


ROE Sesudah Pajak
Tahun ke- Trial Interest (%) Net Cash Flow Setelah Pajak pada tahun ke-n Cashflow Setelah pajak pada tahun ke-n/(1+i)^n
1 0.3481 Rp 129,207,177,855.83 Rp 62,298,658,366.24
2 0.3481 Rp 728,173,818,721.24 Rp 260,438,874,508.22
3 0.3481 Rp 1,357,685,997,531.00 Rp 360,204,210,854.02
4 0.3481 Rp 2,020,405,405,515.09 Rp 397,618,575,403.22
5 0.3481 Rp 2,719,216,697,539.75 Rp 396,963,575,084.56
6 0.3481 Rp 3,457,245,664,729.57 Rp 374,382,704,430.96
7 0.3481 Rp 4,237,878,858,734.75 Rp 340,418,200,159.06
8 0.3481 Rp 4,904,450,556,804.19 Rp 292,235,714,412.81
9 0.3481 Rp 5,598,821,524,338.32 Rp 247,467,545,008.59
10 0.3481 Rp 6,322,937,710,199.65 Rp 207,309,510,631.64
Total Rp 2,939,337,568,859.33

Dengan menggunakan trial and error, diperoleh harga i sebesar 0,3481


sehingga ROE sesudah pajak sebesar 34,81% untuk perhitungan
menggunakan harga jual ideal. Trial and error dilakukan dengan menggunakan
Goal Seek pada Microsoft Excel.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-10
BAB XI ANALISA EKONOMI

XI.6. Pay Out Time (POT)


POT dapat ditentukan dari interpolasi total investasi pada perhitungan
cash flow kumulatif, baik sebelum maupun sesudah pajak. Adapun perhitungan
cash flow kumulatif dapat dilihat pada Tabel XI.9. dan Tabel XI.10.

Tabel XI.9. Cash Flow Kumulatif Sebelum Pajak


POT Sebelum Pajak
Tahun ke- Cashflow Sebelum Pajak Cashflow Sebelum Pajak Akumulatif
1 Rp 649,188,679,271.65 Rp 649,188,679,271.65
2 Rp 1,447,810,867,092.19 Rp 2,096,999,546,363.84
3 Rp 2,287,160,438,838.54 Rp 4,384,159,985,202.38
4 Rp 3,170,786,316,150.66 Rp 7,554,946,301,353.04
5 Rp 4,102,534,705,516.87 Rp 11,657,481,006,869.90
6 Rp 5,086,573,328,436.63 Rp 16,744,054,335,306.50
7 Rp 6,127,417,587,110.20 Rp 22,871,471,922,416.70
8 Rp 7,016,179,851,202.80 Rp 29,887,651,773,619.50
9 Rp 7,942,007,807,914.96 Rp 37,829,659,581,534.50
10 Rp 8,907,496,055,730.08 Rp 46,737,155,637,264.60
Untuk pengembalian total investasi sebesar Rp 6.531.861.264.131,84
diperoleh POT sebesar 3,94 tahun atau 3 tahun 11 bulan 8 hari berdasarkan
interpolasi pada data tersebut dengan harga jual ideal.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-11
BAB XI ANALISA EKONOMI

Tabel XI.10. Cash Flow Kumulatif Sesudah Pajak


POT Setelah Pajak
Tahun ke- Cashflow Setelah Pajak Cashflow Setelah Pajak Akumulatif
1 Rp 488,459,547,383.08 Rp 488,459,547,383.08
2 Rp 1,087,426,188,248.49 Rp 1,575,885,735,631.58
3 Rp 1,716,938,367,058.26 Rp 3,292,824,102,689.83
4 Rp 2,379,657,775,042.34 Rp 5,672,481,877,732.17
5 Rp 3,078,469,067,067.00 Rp 8,750,950,944,799.18
6 Rp 3,816,498,034,256.82 Rp 12,567,448,979,056.00
7 Rp 4,597,131,228,262.00 Rp 17,164,580,207,318.00
8 Rp 5,263,702,926,331.45 Rp 22,428,283,133,649.40
9 Rp 5,958,073,893,865.57 Rp 28,386,357,027,515.00
10 Rp 6,682,190,079,726.91 Rp 35,068,547,107,241.90
Untuk pengembalian total investasi sebesar Rp 6.531.861.264.131,84
diperoleh POT sebesar 4,36 tahun atau 4 tahun 4 bulan 10 hari berdasarkan
interpolasi pada data tersebut dengan harga jual ideal.

XI.7. Break Even Point (BEP)


Untuk mengetahui BEP diperlukan perhitungan-perhitungan tambahan
sebagai berikut:
Biaya tetap / fixed charges (Cf) = depresiasi + local taxes + insurance
= Rp 6,272,151,717.39
+ Rp19,928,595,912.29 + Rp9,964,297,956.15
= Rp 36,165,045,585.83
Biaya semivariabel / semi variable charges (Csv)
= operating labor + maintenance and repairs + operating supplies + plant
overhead cost + general expenses
= Rp 2,960,827,084.80 + Rp 24,910,744,890.37 + Rp 3,736,611,733.56
+ Rp 16,989,417,622.73 + Rp 90,122,805,668.04
= Rp 138,720,406,999.50
Pada kapasitas produksi sebesar 0%, maka:
Net cash flow = (Cf + (0,3×Csv))

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-12
BAB XI ANALISA EKONOMI

= (Rp 36,165,045,585.83+ (0,3× Rp 138,720,406,999.50)


= Rp 41,616,122,099.85
Pada kapasitas produksi sebesar 100%, maka:
Net cash flow = Rp 129,207,177,855.83
Berdasarkan perhitungan hasil interpolasi dan juga terlihat dalam Gambar XI.1.,
diperoleh BEP sebesar 48,5% dengan harga jual ideal.

Gambar XI.I Grafik BEP

XI.8. Analisa Sensitivitas


Analisa sensitivitas perlu disertakan dalam analisa ekonomi suatu pabrik
untuk mengetahui kestabilan pabrik bila mengalami perubahan situasi, terutama
pada perubahan harga bahan baku. Hubungan persentase kenaikan harga bahan
baku dengan ROR, ROE, POT, dan BEP dapat dilihat dalam Tabel XI.11.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-13
BAB XI ANALISA EKONOMI

Tabel XI.11. Hubungan Persentase Kenaikan Harga Bahan Baku terhadap


ROR, ROE, POT, dan BEP
Kenaikan Harga Bahan Baku BEP (%) Sebelum Pajak Setelah Pajak Sebelum Pajak Setelah Pajak Sebelum Pajak Setelah Pajak
0 48.5 34.12 24.35 45.84 34.81 3.93 4.36
1 49 33.9 24.17 45.54 30.06 3.84 4.39
10 53.5 32.82 23.27 44.01 28.86 4.04 4.59
20 58.5 31.62 22.27 42.31 27.66 4.24 4.79

Semakin tinggi harga bahan baku, maka biaya operasi akan semakin
tinggi sehingga laba yang diperoleh semakin kecil. Hal ini akan berpengaruh
pada cash flow sebelum dan sesudah pajak. Semakin kecil laba yang diperoleh,
maka semakin kecil pula cash flow. Cash flow memberikan pengaruh langsung
pada ROR dan POT, dimana ROR semakin menurun dan POT semakin lama
seiring kenaikan harga bahan baku. Laba yang semakin menurun juga
berpengaruh pada net cash flow, dimana net cash flow berpengaruh langsung
pada ROE. ROE akan semakin menuruh seiring kenaikan harga bahan baku. BEP
juga dipengaruhi laba yang diperoleh, sehingga menurunnya laba menyebabkan
BEP semakin besar.
Berdasarkan analisa sensitivitas yang dilakukan seperti yang tercantum di
atas, terlihat bahwa harga jual ideal yang ditentukan sebesar Rp
64,583,974.35/drum dan Rp 923,244.88/botol dapat mentoleransi kenaikan harga
bahan baku hingga sebesar 20%. Harga bahan baku berpengaruh terhadap ROR,
ROE, POT, dan BEP, kenaikan sebesar 20% masih dapat ditoleransi karena nilai
ROR dan ROE yang diperoleh masih lebih tinggi dari suku bunga bank yang
sebesar 11%. Penentuan harga jual ideal dibawah Rp 64,583,974.35 dan Rp
923,244.88 tidak dapat mentoleransi kenaikan harga bahan baku hingga 20%.
Apabila kenaikan harga bahan baku terus meningkat atau melebihi 20%, maka
perlu diimbangi dengan kenaikan harga jual sehingga laju pengembalian modal
terus stabil di atas suku bunga bank. Dengan demikian, disimpulkan bahwa harga
jual produk sangat sensitif terhadap kenaikan harga bahan baku.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-14
BAB XI ANALISA EKONOMI

XI.9. MARR (Minimum Acceptable Rate of Return)


Minimum Acceptable Rate of Return (MARR) merupakan rate
minimum dari perolehan yang harus dicapai melalui usaha investasi agar dapat
diterima oleh investor. Nilai MERR suatu pabrik akan menunjukkan tingkat
resiko pada investasi tanam modal pabrik.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung MARR :
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑛𝑒𝑡 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
MARR = 𝑇𝐶𝐼

Dari persamaan tersebut, didapatkan nilai MARR sebesar 48,19% untuk


pabrik etil asetat PT. Nusa Indo Kimia. Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat
resiko untuk investasi penanaman modal oleh investor tergolong sangat tinggi.
Hal ini disebabkan oleh semua fasilitas dan alat produksi baru, tingginya
permintaan inovasi akan produk, serta beban pemasaran yang sangat tinggi. .Hal
tersebut juga mengakibatkan turunnya minat investor untuk melakukan investasi
terhadap pabrik ini.

PRARENCANA PABRIK ETIL ASETAT DARI PROSES DEHIDROGENASI


ETANOL KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN XI-15

Anda mungkin juga menyukai