Anda di halaman 1dari 2

KASUS PPh BADAN (1)

PT Perdana Putra adalah sebuah perusahaan manufaktur yang menghasilkan peralatan dan
perlengkapan olahraga. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur yaitu Harun Suhendra.
Informasi yang berkaitan dengan biaya/pengeluaran operasional sbb:
a. Dalam jumlah pembayaran gaji, upah, dll sebesar 329.580.000 termasuk di dalamnya:
1) Imbalan dalam bentuk natura senilai Rp 16.080.000
2) Gaji direktur utama yang melebihi kewajaran karena terdapat hubungan istimewa sebesar
Rp 6.000.000
b. Premi asuransi sebesar Rp 17.000.000, termasuk di dalamnya premi asuransi kesehatan
pribadi salah satu anggota dewan komisaris sebesar Rp 400.000
c. Biaya bunga sebesar Rp 18.240.000, terdiri atas:
1) Bunga pinjaman kepada Bank Mandiri sebesar Rp 8.000.000
2) Bunga pinjaman kepada Bank Haga sebesar Rp 10.000.000
3) Bunga sanksi terlambat membayar angsuran PPh sebesar Rp 240.000
d. Biaya pemasaran sebesar Rp 27.500.000, terdiri atas:
1) Sumbangan duka karyawan sebesar Rp 1.000.000
2) Biaya pembelian spanduk ucapan “Selamat Ulang Tahun Kota Metro” sebesar Rp
1.500.000
3) Biaya promosi/pemasaran sebesar Rp 20.000.000
4) Sumbangan kepada korban bencana alam yang ditetapkan sebagai bencana nasional
(Peraturan Menteri keuangan sudah terbit) sebesar Rp 5.000.000
e. Biaya penyusutan (menurut kebijakan perusahaan):
Jenis Harta Tgl Harga Perolehan Masa Manfaat Nilai Residu
Perolehan (Rp) (Thn)
Bangunan 20 Des 2014 300.000.000 20 20% dari HP
Mesin Pabrik 03 Jan 2014 300.000.000 15 10% dari HP
Peralatan Kantor 03 Jan 2017 80.000.000 5 20% dari HP
Truk 01 Juli 2018 200.000.000 5 20% dari HP
Mobil Sedan 05 Jan 2017 300.000.000 6 10% dari HP
Minibus 26 Des 2016 120.000.000 6 20% dari HP
Sepeda Motor 05 Juli 2018 25.000.000 5 20% dari HP

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan tentang kelompok harta berwujud bukan


bangunan untuk keperluan penyusutan:
a) Peralatan kantor dan sepeda motor, termasuk harta kelompok I
b) Mesin pabrik, truk, mobil sedan, dan minibus termasuk harta kelompok II
Metode penyusutan yang dipakai oleh perusahaan maupun fiskal adalah metode Garis Lurus.
Berdasarkan Pasal 11 UU No 7 tahun 2000, bangunan yang dimiliki bersifat permanen.
f. Piutang tidak dapat ditagih (dalam laporan L/R komersil masih berupa cadangan) telah
diupayakan penagihannya, namun yang berhasil ditagih hanya 50% sedangkan sisanya tidak
berhasil ditagihkan.
g. Pajak-pajak sebesar Rp 213.525.452 terdiri atas:
1) PBB dan BPHTB sebesar Rp 2.837.300
2) Pajak atas penghasilan di luar usaha Rp 11.184.500
3) PPh Pasal 22 Rp 4.500.000
4) PPh Pasal 24 sebesar Rp 12.021.152
5) Total PPh yang telah disetor sendiri (PPh Pasal 25) selama tahun 2018, sebesar Rp
180.000.000.
6) Pajak kendaraan bermotor sebesar Rp 2.709.500
h. Penghasilan dari luar usaha terdiri atas:
1) Bunga deposito Bank BNI Lampung setahun Rp 19.200.000 (setelah dipotong pajak oleh
Bank BNI). Bunga deposito diterima setiap bulan selama tahun 2018.
2) Dividen atas penyertaan modal pada PT Cerdas (10%) sebesar Rp 21.250.000
3) Dividen atas penyertaan modal pada PT Cemerlang (35%) sebesar Rp 39.000.000
4) Sewa sebesar Rp 23.200.000 (setelah dipotong pajak) terdiri atas:
a) sewa tanah oleh UD Mandiri sebesar Rp 13.500.000.
b) sewa kendaraan oleh Visi Organizer senilai Rp 9.700.000
5) Bunga Obligasi dari PT Merdeka sebesar Rp 8.500.000 (setelah dipotong pajak oleh PT
Merdeka). Obligasi ini tidak diperdagangkan di Bursa Efek di Indonesia.

i. Penghasilan dari Luar Negeri terdiri atas:


1) Bunga Obligasi dari Singapore Bank pada tahun 2018 (diakui berdasarkan akrual)
sebesar Rp 75.000.000 (sebelum pajak). Tarif pajak yang berlaku di Singapura 15%.
Bunga obligasi tersebut merupakan bunga obligasi kuartalan dengan jumlah sama untuk
setiap kuartal. Bunga kuartal pertama diterima pada bulan Mei 2018, kuartal kedua
September 2014, dan kuartal ketiga pada bulan Januari 2019.
2) Dividen atas penyertaan saham pada Dutch, Inc, di Amsterdam, Belanda sebesar Rp
35.000.000 (sebelum pajak), tarif pajak yang berlaku di Belanda 30%. Penyertaan saham
itu sebesar 40% dari jumlah modal disetor Dutch, Inc.
Berikut ini disajikan Laporan Laba Rugi dari PT Perdana Putra pad akhir tahun 2018:
Menurut Akuntansi
URAIAN
(Rp)
A. Penghasilan dari Usaha
1. Penjualan Neto 5.380.000.000
2. Harga Pokok Penjualan (1.402.000.000)
laba bruto usaha 3.978.000.000
3. Biaya Operasional
a Gaji, upah, dll 329.580.000
b Biaya perjalanan dinas DN & LN 15.500.000
c Biaya Listrik, air, dan telepon 9.500.000
d Premi Asuransi 17.000.000
e Biaya bunga 18.240.000
f Biaya sewa ruangan 10.000.000
g Biaya pemasaran 27.500.000
h Biaya penyusutan 139.800.000
i Piutang tak tertagih 20.000.000
j Pajak-Pajak 399.231.300
k Macam-macam biaya 123.000.000
Total biaya operasional (1.109.351.300)
Laba usaha 2.868.648.700
B. Penghasilan di Luar Usaha:
1 Bunga deposito bank BNI 19.200.000
2 Dividen PT Cerdas (penyertaan 10%) 21.250.000
3 Dividen PT Cemerlang (penyertaan 35%) 39.000.000
4 Sewa 23.200.000
5 Bunga Obligasi PT Merdeka 8.500.000
Total penghasilan dari luar usaha 111.150.000
C. Penghasilan Luar Negeri:
1 Bunga obligasi Singapore Bank 75.000.000
2 Dividen dari Ducth Inc 35.000.000
Total penghasilan dari luar negeri 110.000.000
Laba Penghasilan Neto 3.089.798.700

Tugas:
1. Hitunglah Penyusutan aset tetap menurut fiskal !
2. Buatlah Rekonsiliasi Fiskal!
3. Rincilah pendapatan non final, final dan bukan pendapatan!

Anda mungkin juga menyukai