Anda di halaman 1dari 6

FUNGSI MASING MASING SISTEM PENGENDALI PROSES

1. Transmitter: Digunakan untuk mengubah sinyal fisik seperti suhu, tekanan, atau aliran
menjadi sinyal listrik atau sinyal yang dapat diproses oleh sistem kontrol

2. Indicator: Berfungsi untuk menampilkan informasi atau data mengenai kondisi suatu
variabel proses, seperti suhu, tekanan, atau level, dalam bentuk angka, grafik, atau
indikator lainnya

3. Indicator Controller: Kombinasi antara indikator dan kontroler yang memungkinkan


penggunaan informasi yang ditampilkan oleh indikator untuk mengontrol suatu proses

4. Controller: Digunakan untuk membandingkan variabel proses aktual dengan variabel


proses yang diinginkan dan mengambil tindakan untuk mengurangi selisih antara
keduanya

5. Ratio Controller: Digunakan untuk mengontrol perbandingan antara dua variabel


proses, seperti perbandingan aliran bahan A dan B dalam suatu proses

6. Recorder: Berfungsi untuk merekam dan menyimpan data mengenai variabel proses,
seperti suhu, tekanan, atau level, untuk keperluan analisis atau pelacakan

7. Control Valve: Digunakan untuk mengontrol aliran fluida atau gas dalam suatu proses
dengan cara membuka atau menutup katup sesuai dengan sinyal kontrol tekanan yang
diterima

8. Calculation: Digunakan untuk melakukan perhitungan matematis atau logika terkait


dengan kontrol suatu proses, seperti perhitungan perbandingan antara dua variabel proses
9. Ratio Calculation: Digunakan untuk melakukan perhitungan terkait dengan
perbandingan antara dua variabel proses, seperti perhitungan perbandingan antara aliran
bahan A dan B dalam suatu proses

10. PCV (Pressure Control Valve):


PCV merupakan katup kontrol tekanan yang digunakan untuk mengatur tekanan dalam suatu
sistem.
Fungsi utama PCV adalah untuk mengontrol aliran fluida atau gas dengan cara membuka
atau menutup katup sesuai dengan sinyal kontrol tekanan yang diterima.
Contoh penggunaan PCV adalah dalam sistem kontrol tekanan pada proses industri, di mana
PCV digunakan untuk mempertahankan tekanan pada level yang diinginkan dengan
mengatur aliran fluida atau gas.

11. PE (Pressure Element):


PE merujuk pada elemen tekanan yang dapat berupa sensor atau perangkat lain yang
digunakan untuk mengukur tekanan dalam suatu sistem.
Fungsi utama PE adalah untuk mendeteksi tekanan dalam suatu sistem dan mengonversinya
menjadi sinyal listrik atau sinyal kontrol yang dapat diproses oleh sistem kontrol.
Contoh penggunaan PE adalah dalam sistem kontrol tekanan pada proses industri, di mana
PE digunakan untuk mengukur tekanan dalam suatu pipa atau tangki dan mengirimkan
informasi tekanan tersebut ke sistem kontrol.

12. TCK (Time Constant):


TCK merujuk pada konstanta waktu yang digunakan untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan oleh suatu sistem untuk mencapai 63,2% dari nilai akhirnya.
TCK digunakan untuk mengendalikan respons sistem terhadap perubahan input, di mana
semakin besar nilai TCK, semakin lambat respons sistem terhadap perubahan input
Contoh penggunaan TCK adalah saat mengendalikan suhu dalam suatu proses dengan
mengatur waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai suhu yang diinginkan
13. TE (Time Element):
TE merujuk pada elemen waktu yang digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
oleh suatu sistem untuk mencapai nilai akhirnya.
TE digunakan untuk mengendalikan waktu yang dibutuhkan oleh suatu sistem untuk
mencapai nilai akhirnya, di mana semakin besar nilai TE, semakin lama waktu yang
dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai nilai akhirnya

Contoh penggunaan TE adalah saat mengendalikan level cairan dalam suatu tangki
dengan mengatur waktu yang dibutuhkan oleh sistem untuk mencapai level yang diinginkan

14. TCV (Time Constant Variable):


TCV merujuk pada konstanta waktu yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi
sistem.TCV digunakan untuk mengendalikan respons sistem terhadap perubahan input yang
berubah-ubah, di mana nilai TCV akan berubah sesuai dengan kondisi sistem
Contoh penggunaan TCV adalah saat mengendalikan suhu dalam suatu proses yang
memiliki variasi input yang berbeda-beda
Dengan demikian, perbedaan utama antara TCK, TE, dan TCV terletak pada
penggunaannya dalam mengendalikan waktu dalam suatu proses. TCK digunakan untuk
mengendalikan respons sistem terhadap perubahan input, TE digunakan untuk
mengendalikan waktu yang dibutuhkan oleh suatu sistem untuk mencapai nilai akhirnya,
sedangkan TCV digunakan untuk mengendalikan respons sistem terhadap perubahan input
yang berubah-ubah.
FFC (Feed Forward Control), FFE (Feedback Control), dan FFT (Fast Fourier Transform)
memiliki perbedaan fungsi.

15. FFC merupakan kontrol feed forward yang digunakan untuk mengendalikan suatu proses
dengan memprediksi perubahan yang akan terjadi pada variabel proses dan mengambil
tindakan sebelum perubahan tersebut terjadi.
16. FFE merupakan kontrol feedback yang digunakan untuk mengendalikan suatu proses
dengan membandingkan variabel proses aktual dengan variabel proses yang diinginkan
dan mengambil tindakan untuk mengurangi selisih antara keduanya. Sementara itu,

17. FFT merupakan transformasi Fourier cepat yang digunakan untuk menganalisis sinyal
periodik menjadi komponen frekuensi yang berbeda. FFT digunakan untuk
mengidentifikasi frekuensi dan amplitudo sinyal yang terkait dengan suatu proses dan
dapat membantu dalam memprediksi perilaku proses di masa depan.
Dengan demikian, FFC berfungsi sebagai kontrol feed forward, FFE berfungsi sebagai
kontrol feedback, dan FFT berfungsi sebagai alat analisis sinyal dalam sistem
kontrol suatu pabrik.

18. LAL merupakan alarm level rendah yang digunakan untuk memantau dan
mengendalikan level cairan atau bahan dalam suatu tangki atau proses. Ketika level
mencapai batas rendah yang telah ditentukan, LAL akan memberikan peringatan atau
mengambil tindakan untuk mencegah kekurangan level. Dengan demikian, LAH
berfungsi sebagai alarm level tinggi, sementara LAL berfungsi sebagai alarm level
rendah dalam sistem kontrol suatu pabrik.

19. A/D (Analog to Digital):


A/D merujuk pada proses mengubah sinyal analog menjadi format digital.Komponen
A/D umumnya digunakan untuk mengonversi sinyal fisik seperti suhu, tekanan, atau arus
menjadi format digital yang dapat diproses oleh sistem kontrol
Contoh penggunaan A/D adalah saat mengonversi sinyal suhu dari sensor menjadi format
digital untuk diproses oleh kontroler dalam sistem kontrol suatu pabrik

20. D/A (Digital to Analog):


D/A merujuk pada proses mengubah sinyal digital menjadi format analog. Komponen
D/A umumnya digunakan untuk mengonversi sinyal digital yang dihasilkan oleh sistem
kontrol menjadi sinyal analog yang dapat dikirim ke aktuator atau perangkat output lainnya
Contoh penggunaan D/A adalah saat mengonversi sinyal kontrol digital menjadi sinyal
analog untuk menggerakkan motor atau melakukan kontrol pada perangkat fisik dalam
sistem kontrol suatu pabrik
Dengan demikian, perbedaan utama antara A/D dan D/A terletak pada arah konversi
sinyal, di mana A/D mengubah sinyal analog menjadi digital, sedangkan D/A mengubah
sinyal digital menjadi analog
21. TD merujuk pada perbedaan suhu antara dua titik dalam suatu sistem. TD digunakan
untuk mengendalikan suhu dalam suatu proses dengan membandingkan suhu aktual
dengan suhu yang diinginkan. Ketika suhu aktual melebihi suhu yang diinginkan, TD
akan mengambil tindakan untuk menurunkan suhu, seperti mengaktifkan pendingin atau
mengurangi aliran bahan bakar. Dengan demikian,

22. LAH berfungsi sebagai alarm level tinggi, sementara TD berperan dalam mengendalikan
suhu dalam suatu proses.
LAH merupakan alarm level tinggi yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan
level cairan atau bahan dalam suatu tangki atau proses. Ketika level mencapai batas
tinggi yang telah ditentukan, LAH akan memberikan peringatan atau mengambil tindakan
untuk mencegah kelebihan level.

23. LE merujuk pada elemen level yang dapat berupa sensor atau perangkat lain yang
digunakan untuk mengukur level cairan atau bahan dalam suatu tangki atau proses. LE
berperan dalam memberikan informasi mengenai level tersebut ke dalam sistem kontrol
untuk diolah dan diambil keputusan.

24. I/P dalam sistem kontrol suatu pabrik berarti Input/Output, yang merupakan komponen
dari sistem kontrol yang bertugas untuk mengendalikan berbagai peralatan dan mesin
yang terlibat dalam proses produksi
Fungsi dari komponen I/P dalam sistem kontrol suatu pabrik adalah:
Mengendalikan berbagai peralatan dan mesin yang terlibat dalam proses produksi
Mengontrol tekanan, suhu, kelembaban, kecepatan, dan banyak lagi
Mengubah sinyal dari kontroler menjadi tindakan fisik pada mesin

Anda mungkin juga menyukai