Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KONTROL PROSES

HEATING & COOLING SYSTEM

KELOMPOK 2

1. Priyo Susilo
2. Ade Agus Kurnia
3. Siti Ridha Inayah
4. Januar Dwigo Budi

Politeknik TEDC Bandung

Mekanik Industri & Desain


1. Piping and Instrument Drawing

2. Proses Heating

Saat proses heating, control valve cooling di buka dan air masuk ke dalam sistem lalu
disirkulasikan keseluruh coil vessel dan menuju ke tanki pencampur dan tangki menyimpan air
panas. Setelah air dinilai cukup untuk sirkulasi lalu valve cooling di tutup dan air di sirkulasikan
terus menerus. Kemudian valve heating dibuka dan steam di tembakkan ke air dengan tekanan 5
bar secara terus menerus hingga temperature air naik.

Temperature di set maksimum 150 C, setiap derajat kenaikan temperature air yang di
kontakan dengan steam di baca oleh sensor, apabila temperature air sudah hampir mencapai set
point, sensor akan memberikan sinyal ke transmitter dan dari transmitter di transfer lagi ke
controller, kemudian controller akan menutup valve steam perlahan sesuai dengan kenaikan
temperature air. Tahap selanjutnya adalah mempertahankan temperature agar pada set point-nya
dalam tahap ini pengendaian instrument bermain untuk melakukan meansuring temperature dan
adjusting pada bukaan control valve dalam pencampuran air dan steam.

Jika temperature melebihi set point sensor akan memberikan arus melebihi 20mA dan akan
memerintahkan controller untuk membuka valve cooling dan air pendingin mengalir menuju
system kemudian bersatu dengan air panas, otomatis temperature air panas akan menurun hingga
di bawah set point sehingga sensor akan memberikan sinyal ke controller bahwa temperature
proses kurang dari set point dan controller akan membuka valve steam dan menutup valve
cooling, ini akan terjadi secara berkala sampai proses reaksi selesai. Setelah reaksi selesai
operator akan menghentikan proses heating dan menggantikan dengan metode no heating no
cooling. Temperature di pertahankan sejenak agar stabil dan operator
mempersiapkan proses cooling.

3. Proses Cooling

Proses cooling ini dilakukan setelah reaksi dalam vessel selesai, proses cooling dilakukan
dengan mensirkulasikan air pendingin yang ditarik oleh pompa cooling water yang di bantu oleh
pompa sirkulasi system ke seluruh coil vessel kemudian air yang sudah di pakai untuk sirkulasi
di kembalikan ke bak penampungan, control valve heating di tutup dan membuka control valve
cooling serta menyalakan pompa sirkulasi cooling water dan pompa system heating cooling.

4. Diagram Kotak Heating Cooling

a. Input/Manipulated Variable : Heat & cool water


b. Output Controlled Variable : Temperature fluida
c. Load/Disturbance : Perubahan temperature
d. Sensing Elemen : Thermocouple PT100
e. Final Control : Control valve

Sistem kontrol loop tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan, sistem kontrol loop tertutup juga merupakan sistem
kontrol berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal
keluaran atau turunannya, diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat
agar keluaran sistem mendekati set point yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “loop
tertutup” berarti menggunakan aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan system.

5. Pengendalian Proses
a. Mengukur Process Variable, dimana process variable merupakan besaran parameter
proses yang dikendalikan. Dalam system heating cooling proses mengukur terjadi di
sensing elemen yang menggunakan sensor thermocouple PT 100.
b. Membandingkan apakah hasil pengukuran sesuai dengan set point, dimana set point
merupakan besarnya process variable yang diinginkan. Dalam system heating cooling
proses membandingkan terjadi di controller temperature. Controller akan
membandingkan apakah proses variable sudah mencapai set point atau belum.
c. Menghitung besarnya perubahan process variable apakah akan dinaikkan atau diturunkan
sesuai dengan perhitungan dari controller.
d. Mengoreksi perubahan process variable. Langkah mengoreksi dalam system heating
cooling terjadi di control valve, control valve akan mengubah bukaan valve sesuai
dengan hasil perbandingan dan perhitungan.
6. Komponen Instrument Heating & Cooling
a. Thermocouple PT100

Thermocouple PT100 adalah sensor suhu yang pengukurannya menggunakan


prinsip perubahan resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh
perubahan suhu. RTD terbuat dari kawat yang tahan korosi, yang dililitkan pada
bahan keramik atau kaca, kemudian ditutup dengan selubung probe
sebagai pelindung. Disebut PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada suhu 0°C pada
nilai resistansi 100 ohm. Ada juga PT1000 yang dikalibrasi pada nilai resistansi 1000
ohm pada suhu 0°C.

b. Temperature Transmiter
Temperature Transmitter adalah suatu piranti yang digunakan untuk mengirimkan
sinyalyang diterima dari hasil sensing kemudian diteruskan ke Temperature control
maupunTemperature Indicator, tergantung bagaimana peran Temperature Transmitter
tersebut. Untuk mengetahui jumlah sinyal yang akan di kirim, Temperature
Transmitter membutuhkan sensor panas, baik itu menggunakan RTD, Thermocouple
maupun sensor panas lainnya. Temperature Transmiter bekerja dengan menerima
sinyal dari sensor temperature yang selanjutnya akan di ubah menjadi sinyal electric
berupa tegangan 4-20 mA.

c. Controller Temperature

Controller adalah salah satu peralatan instrumentasi yang berfungsi mengontrol


suhu untuk mengendalikan cooler/heater sesuai dengan settingan yang diinginkan.
Sama seperti prinsip kerja Digital Counter relay, Digital Thermostat ini mempunyai
kontak-kontak NO NC pada output settingnya, serta membutuhkan input power
supply dalam kerjanya.
Pada dasarnya controller merupkan pengganti manusia dalam sistem
pengendalian. Controller adalah salah satu alat yang dapat bekerja secara otomatis.
Controller memiliki fitur tampilan LCD yang mudah di baca. Tampilan segmen
digunakan untuk PV dan SV yang berguna untuk menampilkan karakter alfanumerik
dan menyediakan pembacaan yang lebih baik.

d. Control Valve

Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan,
yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran fluida
dengan cara membuka, menutup atau menutup sebagian aliran fluida. Katup/valve
memiliki peran penting dalam suatu industri. Valve dapat dioperasikan secara
manual, baik dengan menggunakan pegangan, tuas pedal dan sebagainya. Selain
dioperasikan secara manual, ada juga jenis valve yang dioperasikan secara otomatis,
e. Steam Jet Heater

Steam jet heater merupakan alat pembangkit vaccum dengan menggunakan steam
sebagai media pendorong. Suatu pancaran cairan, gas atau uap (steam) keluar dari
nozzle dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan tekanan rendah di titik nozzle
tersebut. Dengan demikian, gas yang harus diangkut akan terhisap, terbawa dan
mengalami percepatan.

Pemanas jet uap digunakan untuk memanaskan cairan dengan menyuntikkan uap
panas ke dalam cairan. Steam Jet Heater beroperasi berdasarkan prinsip jet untuk
mencampur uap secara seragam dengan cairan dingin. Steam jet heater berfungsi
untuk mengeluarkan gas atau uap dari suatu ruangan dan mempertahankan
kevakuman yang tercapai.
f. Chiller
Untuk water cooling, menggunakan mesin chiller untuk mengolah air panas
menjadi air dingin, Chiller adalah alat perpindahan panas yang menggunakan sistem
pendingin untuk menghilangkan panas dari beban proses dan mengalihkan atau
melepaskan panas ke lingkungan. Chiller juga dapat dikategorikan sebagai mesin
pendingin pilihan untuk mengkondisikan fasilitas industri.
Fungsi chiller sendiri umumnya digunakan untuk menurunkan suhu semua jenis
peralatan dan proses seperti untuk mesin injeksi, peralatan pengelasan, kilang
minyak, stasiun pembangkit listrik, pabrik kimia dan pabrik makanan dan minuman.
Bahkan hanya untuk mendinginkan air minum ke tingkat yang diinginkan.
g. Motor Sirculation (Centrifugal Pump)

Motor Sirculatoin terdiri dari motor 3 phasa dan centifigural pump yang
digunakan untuk mengangkut cairan dengan mengubah energi kinetik rotasi menjadi
energi hidrodinamik dari aliran fluida. Energi rotasi biasanya berasal dari mesin atau
motor listrik. Prinsip kerja pompa adalah ia mencipatakan tekanan vakum pada
inletnya, yang akhirnya menyerap fluida ke dalam pompa, kemudian mendorongnya
melalui keluaran, discharge. Pada dasarnya pompa digunakan untuk mempercepat
laju aliran fluida yang umumnya adalah cair.

7. Kesimpulan
Sistem Instrumentasi sangat dibutuhkan dalam industry yang salah satunya
menggunakan proses heating dan cooling. Proses heating cooling menggunakan system
instrumentasi dapat di control dengan otomatis, hal ini sangat diperlukan untuk
menunjang kegiatan produksi agar hasilnya dapat maksimal.

Dengan menggunakan sinyal elektrik, data dari komponen instrument akan lebih
cepat diketahui oleh operator jika terjadi error dan dapat ditanggulangi karena sinyal
elektrik tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman sinyal. Langkah mengukur,
membandingkan, menghitung, dan mengoreksi, secara keseluruhan dapat dilakukan oleh
oleh instrumentasi, manusia hanya menentukan set point, dan semuanya akan dikerjakan
otomatis oleh instrument.

Anda mungkin juga menyukai