Anda di halaman 1dari 8

Pengaplikasian Konsep Nyata Sistem Kontrol Pada Kehidupan

Sehari-hari beserta Contoh dan blok diagramnya Lengkap!

Selamat datang di blog SITROTIS (Sistem Kontrol Otomatis). Sebelumnya selamat hari
raya idul adha untuk kalian yang merayakan. Pada kesempatan yang bagus ini penulis
ingin menyampaikan sesuatu yang bermanfaat. reshared tugas kakak tingkat yang nyata
ini. Apa itu? Jadi penulis ingin melengkapi pembahasan yang pernah saya bahas
tentang Teori Sistem Kontrol Otomatis, Sistem Kendali Loop Terbuka dan Tertutup, dan
dari yang manual sampai yang otomatis. Tapi semua hanya gambaran semu karena
teori. Disini penulis akan mengulas contoh nyata sistem kontrol otomatis dalam
kehidupan sehari - hari.

Gambar 1. Gambaran Contoh Sistem Kendali Pada Tangki


(Sumber: ikkholis27)
   Dalam kehidupan sehari-hari peralatan rumah tanpa di sadari ternyata berasal dari
pengembangan teknik kontrol. Di bawah ini merupakan contoh dari peng-applikasian
dari sistem kontol di kehidupan sehari-hari.

1. Sistem Kontrol Pada Toren Air

 Controlled variable : Level Air


 Reference value : Initial setting of sinker
 Comparison element : sinker
 Error signal : different settings
 Control unit : sinker
 Correction unit : switch
 Process : water level in tank
 Mesuring device : sinker

Mekanisme :
    Ketika air mencapai setengah dari level low (pemberat yang bawah) maka dua
pemberat (sinker) akan menggantung dimana total beratnya akan mampu menarik
switch yang ada pada switch body di bagian atas. Switch yang tertarik pemberat bikin
kontak relay menjadi nutup dan arus listrik akan mengalir melalui kabel ke mesin pompa
air yang kemudian mulai dan mengisi air ke dalam toren hingga mencapai high level.
    Ketika air hampir ke high level, maka pemberat bagian bawah itu akan ngambang dan
saat level air mencapai setengah dari pemberat bagian atas, level switch akan kembali
ke kondisi awal (dengan bantuan pegas yang berada di dalam switch body) sehingga
kontak relay jadi open dan arus listrik terputus sehingga mesin pompa air stop otomatis.
    Batas toren pada level high dan level low ini dapat diatur sesuai kemauan, dengan
mengatur ketinggian pada dua oemberat. Hanya dengan mengatur panjang talinya lalu
kemudian dikencangkan kembali ikatannya.

2. Sistem Kontrol Smoke Detector

 
  Controlled variable : Alarm
  Reference value : Awal Setting Photo-cell
  Comparison element : Light Source + Lens
  Process : Light reflected by smoke particle
  Mesuring device : Photo-cell
  Error signal : different setting
  Control unit : Photo-cell
  Correction unit : Receiver Lens

Mekanisme:

     Ketika Smoke detector dalam kondisi aktif, Light source akan menyala dan sinarnya
akan diterima hingga Light Catcher. Lalu saat ada asap di ruangan tersebut dan
asapnya masuk ke smoke detector, partikel dari asap tersebut akan memantulkan
sebagian cahaya dari light source sehingga ada cahaya yang menuju ke photo-cell. Jika
photo-cell menerima cahaya yang cukup sesuai dengan setting yang ditentukan maka
alarm akan berbunyi.
3. Sistem Kontrol Pada Pintu Otomatis
 

     Pintu geser otomatis umumnya menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) yang
mendeteksi panas tubuh. Pintu geser otomatis dengan sensor PIR adalah suatu piranti
yang bisa menangkap kehadiran manusia atau objek hidup lainnya melalui temperatur
tubuh yang dihasilkan. Pintu geser ini akan proses open secara otomatis saat ada objek
hidup yang mendekat dan akan melakukan proses close setelah objek itu menjauh atau
ketika tidak ada objek yang mendekatinya.
Cara Kerja:
Saat manusia berada di posisi depan sensor PIR dalam keadaan diam, maka sensor
PIR akan menghitung panjang gelombang yang didapat oleh tubuh manusia. Panjang
gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan digambarkan
hampir sama dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Ketika manusia itu bergerak,
maka tubuhnya akan mendatangkan pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang
gelombang yang beragam sehingga menghasilkan panas yang tidak sama. Panas yang
dihasilkan ini akan dideteksi sensor Pyroelectric dan diubah dalam bentuk arus yang
berbeda-beda.
      Arus yang sudah diperoleh akan diteruskan menuju ADC (Analog to Digital
Converter) setelah itu, dilanjutkan ke microcontroller. Microcontroller mengolah sinyal
dari ADC kemudian menentukan aksi yang harus dikerjakan, yaitu membuka atau
menutup pintu. Hasil ini dikirimkan dalam bentuk sinyal digital selanjutnya harus diubah
oleh DAC (Digital to Analog Converter) supaya bisa dipahami sistem aktuator.

     Pada sistem pintu geser otomatis ini dipakaikan motor DC sebagai aktuator untuk
mengaktifkan  pintu supaya bergeser. Tegangan yang dihasilkan DAC umumnya hanya
0 sampai 5 Volt sehingga diperlukan catu daya tambahan sebesar 12 VDC untuk dapat
menggerakan motor DC.
Di bawah ini merupakan blok diagran proses kerja pintu geser:

Sistem Kontrol:
Pintu Geser Otomatis menggunakan sensor infra merah ini terdiri atas beberapa
komponen yaitu :
1. Rangkaian Sensor
Berfungsi sebagai indikator ada atau tidak adanya objek yang dideteksi. Rangkaian
sensor tersebut terdiri atas: Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan
comparator.

2. Microcontroller
Berisi program aplikasi yang berfungsi untuk mengendalikan kinerja keseluruhan sistem.
3. Rangkaian Driver Motor
Berfungsi sebagai pengendali polaritas motor DC (sehingga motor dapat digerakkan
dengan dua arah untuk membuka dan menutup pintu).
4. Rangkaian Power Supply
Berfungsi untuk mengubah arus 220 VAC menjadi tegangan 5 Volt DC yang digunakan
sebagai sumber tegangan pada rangkaian sistem kontroler dan sistem sensor serta
tegangan 12Volt DC pada rangkaian sistem aktuator/motor.
5. ADC (Analog to Digital Converter)
Berfungsi supaya sinyal masukkan bisa diolah oleh microcontroller dan DAC (Digital to
Analog Converter) supaya sinyal keluaran microcontroller bisa dipahami oleh sistem
aktuator.

4. Shell and Tube Heat Exchanger 


 
Mekanisme Kerja :

     Shell and Tube Heat Exchanger pada prakteknya digunakan untuk suatu proses
misal pembuatan biodiesel yang melibatkan pemanasan air pada toleransi temperatur
yang ketat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka digunakanlah uap (biasanya
dalam keadaan superheated) untuk memberikan kalor pada air yang menuju ke reaktor.
Peran closed loop system disini adalah menjaga agar temperatur air yang dipanaskan
tetap konstan pada temperatur tertentu misal 65 ± 1 oC. Caranya adalah dengan
mengatur flowrate dari uap yang melalui mekanisme negative feedback yang diberikan
oleh sinyal hasil pengukuran sensor temperatur RTD (Resistive Temperature
Dependance).
     Apabila suhu air yang dipanaskan lebih besar dari suhu referensinya, maka
kecepatan aliran uap akan dikurangi dengan dikirimkannya sinyal untuk menutup katup.
Sedangkan apabila suhu air yang dipanaskan lebih kecil dari yang dimau, maka sinyal
akan dikirimkan oleh RTD untuk proses open katup sehingga flowrate uap membesar.
Dengan demikian meskipun ada gangguan (disturbance) pada elemen Plant yang
menyebabkan proses pemanasan tidak berlangsung dengan sempurna, hasil dari
pemanasan ini dapat diperbaiki secara otomatis dalam jangka waktu yang relatif singkat
untuk memenuhi target temperatur air yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai