Cara kerja dari rangkaian sistem pengontrol pengering tangan, dimulai dari
trafo step down pada rangkaian ini mempunyai input tegangan sebesar 220 V AC dan
V sekunder 12V AC, setelah tegangan diturunkan kemudian masuk ke diode
penyearah jembatan atau dioda bridge yang berfungsi sebagai penyearah gelombang
penuh, gelombang yang diserahkan adalah gelombang AC 12 V dari trafo yang
kemudian masuk ke kapasitor yang difilter karena gelombang keluaran dari dioda
bridge masih mempunyai riak-riak yang cukup besar, oleh karena itu kapasitor akan
menepis gelombang tersebut menjadi kecil. Setelah melewati kapasitor gelombang
yang dihasilkan berupa tegangan DC 12 V tetapi tegangan DC ini masih mempunyai
riak walaupun sangat kecil, oleh karena itu digunakan IC regulator yang berfungsi
sebagai penstabil tegangan. IC regulator yang digunakan pada rangkaian ini adalah IC
LM 7812 yang akan menghasilkan tegangan DC 12 V yang stabil.
Setelah dari regulator tersebut tegangan masuk kedalam penguat op-amp dan
menuju sensor infra merah dan photo dioda, dimana sensor ini berfungsi apabila
sebuah benda menghalangi sumber sinar yang menuju infra merah da photo dioda
akan menyebabkan resistansi dari infra merah da photo dioda tersebut besar, hal ini
akan membuat jembatan wheatstone menjadi tidak seimbang. Karena nilai dari
resistansinya menjadi tidak seimbang, hal ini menyebabkan operasional amplifier
inputnya tidak sama sehingga akan menghasilkan nilai output. Output yang
dihasilkan oleh Op-Amp akan memicu transistor menjadi saturasi. IC NE 555 yang
aktif rendah akan mengeluarkan pulsa yang dapat diatur lama waktu tundanya. Fungsi
utama dari rangkaian ini adalah penunda waktu, walaupun sensor hanya terputus
beberapa detik saja akan menyebabkan rangkaian ini tertunda sampai waktu yang
diset pada timer ini. Lamanya waktu penundaan tergantung dari nilai Vr dan
kapasitor. Setelah dari pewaktuan dari IC 555 tersebut maka rangkaian tersebut
kesebuah relay sebagai switch. Relay adalah saklar yang bekerja atas dasar prinsip
elektromagnetik. Relay akan dalam kondisi on bila pada bagian lilitan dialiri arus.
Agar dapat dikontrol relay ini dikombinasikan dengan transistor sebagai saklar.
Setelah relay aktif akan mengaktifkan hand dryer.
Contoh penerapan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari adalah pada alat
penjual/pelayan otomatis. Jika mesin yang menggunakan sistem ini telah lama
digunakan, maka mesin tersebut dapat mengalami penurunan kualitas,misalnya waktu
pelayanannya menjadi lebih lambat dibandingkan ketika masih baru. Keterlambatan
pada sistem ini tidak menyebabkan kecelakaan atau akibat fatal lainnya, melainkan
hanya menyebabkan kerugian keuangan saja. Jika pelayanan mesin menjadi lambat,
maka para pengguna dapat saja merasa tidak puas dan akhirnya dapat menurunkan
pendapatan pemilik mesin.Setelah batas waktu yang diberikan telah habis, pada
sistem hard realtime,aplikasi yang dijalankan langsung dihentikan. Akan tetapi, pada
sistem softreal-time, aplikasi yang telah habis masa waktu pengerjaan
tugasnya,dihentikan secara bertahap atau dengan kata lain masih diberikan
toleransiwaktu.Mengimplementasikan fungsi soft real-time membutuhkan design
yang hati-hati dan aspek yang berkaitan dengan sistem operasi. Pertama,sistem harus
punya prioritas penjadualan, dan proses real-time harus memiliki prioritas tertinggi,
tidak melampaui waktu, walaupun prioritas non real-time dapatterjadi.Kedua,
dispatch latency harus lebih kecil. Semakin kecil latency, semakin cepat real-time
proses mengeksekusi.Untuk menjaga dispatch tetap rendah, kita butuh agar system
call untuk preemptible. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan ini. Pertama adalah
dengan memasukkan preemption points di durasi system call yang lama, yang
memeriksa apakah prioritas utama butuh untuk dieksekusi. Jika sudah, maka contex
switch mengambil alih, ketika high priority proses selesai, proses yang diinterupsi
meneruskan dengan system call. Points premption dapat diganti hanya di lokasi yang
aman di kernel dimana kernel struktur tidak dapat dimodifikasi.
Metoda yang lain adalah dengan membuat semua kernel preemptible.Karena operasi
yang benar dapat dijamin, semua struktur data kernel harus diproteksi dengan
mekanisme sinkronisasi. Dengan metode ini, kernel dapat selalu di preemptible,
karena setiap data kernel yang sedang di update diproteksi dengan pemberian prioritas
yang tinggi. Jika ada proses dengan prioritas tinggi ingin membaca atau memodifikasi
data kernel yang sedang dijalankan, prioritas yang tinggi harus menunggu sampai
proses dengan prioritas rendah tersebut selesai. Situasi seperti ini dikenal dengan
priority inversion. Kenyataanya, serangkaian proses dapat saja mengakses sumber
daya yang sedang dibutuhkan oleh proses yang lebih tinggi prioritasnya. Masalah ini
dapat diatasi dengan priority-inheritance protocol, yaitu semua proses yang sedang
mengakses sumber daya mendapat prioritas tinggi sampai selesai menggunakan
sumber daya. Setelah selesai, prioritas proses inidikembalikan menjadi seperti semula.
3. Fitur-fitur yang dimiliki
Alat pengering tangan otomatis saat ini merupakan salah satu pemanfaatan
teknologi yang banyak digunakan di mall, restoran, hotel dan rumah sakit. Keutamaan
dari alat pengering tangan ini adalah tingkat kehigienisannya yang tinggi. Peralatan
ini menggunakan mikrokontroller AVR ATmega16 dengan menggunakan suatu
sensor cahaya dimana hand dryer akan aktif jika sensor mendeteksi adanya objek
yaitu tangan.
Kelebihan dari alat ini selain berfungsi sebagai pengering tangan adalah
adanya display atau tampilan kata kata baik saat aktif maupun tidak aktif.
Pada dasarnya, modul pengering ini terdiri dari sebuah modul sensor infra
merah dan sebuah modul kontroller untuk mengaktifkan hand dryer dan display.
Sensor yang digunakan adalah sensor cahaya LED dan menghasilkan suatu
gelombang cahaya. Gelombang cahaya tersebut ditransmisikan menjadi besaran
tegangan oleh photodioda. Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh photodioda
tergantung besar kecilnya radiasi yang dipancarkan oleh LED.
Komparator yang digunakan adalah IC LM324 untuk membandingkan
keluaran dari photodioda dengan tegangan referensi pada komparator untuk
mendapatkan data biner (0 atau 1). Data biner tersebutlah yang selanjutnya akan
diolah oleh mikrokontroller untuk memberikan instruksi pada rangkaian switching.
Sehingga alat pengering tersebut dapat aktif dan mati secara otomatis berdasar
objek yang dibaca oleh sensor.
Nama Kelompok :