Anda di halaman 1dari 8

CRITICAL JOURNAL RIVIEW

MATA KULIAH
THERMODINAMIKA
PRODI S1 PTO-FT

Skor Nilai:

(CJR)
CRITICAL JOURNAL RIVIEW THERMODINAMIKA

NAMA MAHASISWA : RONALDO D.S


NIM : 5183122022

DOSEN PENGAMPU : JANTER P. SIMANJUNTAK, ST., MT., Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan

karunia-Nya sehinggga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi

tugas mata Kuliah dengan Judul makalah “Critical Journal Review” dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebaga salah satu

acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi

makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih baik lagi.Makalah ini saya akui masih

banyak kekurangan kerena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh Karena itu saya

harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat untuk

kesempurnaan makalah ini.

Medan, Mei 2019

RONALDO D.S

2
 Identitas Jurnal

A. Jurnal I

Judul Jurnal :Pengaturan Kapasitor Pada Generator Induksi Untuk Mendapatkan Tegangan

Penulis : Suprihardi,Yaman,dan Radhiah

Volume : vol. 2 No.01

Tahun Terbit : 2018

Jumlah halaman : 4

B. Jurnal II

Judul Jurnal : Analisis Dan Simulasi Pengaturan Tegangan Generator Induksi Berpenguatan

Sendiri

Penulis : Suhendri dan Raja Harahap

Volume : Vol. 14 No. 40

Tahun Terbit : 2016

Jumlah halaman : 6

3
BAB I

RINGKASAN ARTIKEL / HASIL PENELITIAN

A. Jurnal I

Penelitian ini dilakukan dengan metode perancangan dan pengujian prototype sesuai
tahapan yaitu:

1. Perhitungan Kapasitor

Kebutuhan kapasitor sebagai pemberi daya reaktif terhadap generator induksi (GI).

Berdasarkan name plate motor induksi 3 fasa dengan daya 1 Kw, 380 volt, 50 Hz, efisiensi
80% dan faktor daya sebesar 0,76 maka, kebutuhan daya reaktif Q [1-4] yaitu; 1 𝑘𝑤

Qm = Pin . tan α = 1250 . tan 40,54o = 1069,11 VAR

Qm per fasa = 1069,11/3 = 356,37 VAR

Nilai faktor pengali k diperoleh sebesar 1,47 berdasarkan daya motor 1 Kw Gambar 2.1,
sehingga kebutuhan daya reaktif generator adalah sebesar:

𝑄𝑔= 1,47 × 356,37 = 523,864 𝑉𝐴𝑅

Reaktasi kapasitif hubungan bintang yaitu,

Maka kebutuhan kapasitor per fasanya diambil sebesar 35 𝜇𝐹 dihubungkan bintang.

2. Rangkaian Pengujian

Rangkaian pengujian dalam penelitian ini seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Kapasitor 35 𝜇𝐹 ini dipasangkan pada motor sebagai eksitasi tetap. Sebagai kapasitor

tambahan jika dilakukan penambahan beban setiap step yang akan diuji

3. Penentuan step kapasitor

Kapasitor yang dipasang untuk digunakan yaitu, Tabel 3.2. Kapasitor yang digunakan
secara logika terhubung ke jaringan. Logika kerja power factor controller dalam
menghubungkan kapasitor ke jaringan.

Tabel 3.2. Logika kerja power factor controller kondisi terjadi perubahan beban.

Hasil pengujian generator induksi 1 KW dengan kapasitor 36 uF tetap terhadap beban linier
berupa lampu pijar dengan daya divariasikan pada putaran tetap yaitu 1540 RPM. Pengujian
ini dilakukan untuk melihat tegangan dan frekuensi generator induksi dengan beban yang

4
diberikan per fasa sebesar 25 W, 50 W, dan 75 W. Kemudian divariasikan kapasitor yang
diberikan seperti hasil pengukuran pada Tabel Berikut:

Variasi beban dan kapasitor yang divariasikan Kapasitor yang Beban V(l-n) Frekuensi
terhubung

(Watt) (volt) (Hz)

( uf)

3 x 25 36 220 50

3 x 50 38 219 49

3 x 100

46 219 49

52 219 49

Data pengujian dan pengukuran yang sudah dilakukan terkait terhadap perubahan beban
dengan penambahan kapasitor yaitu: tegangan dan frekuensi yang dihasilkan tetap sebesar
220 volt, dan frekuensi sebesar 50/49 Hz. Secara grafik hubungan besar kapasitor terhadap
variasi beban seperti Gambar 5.2. Grafik tersebut menggambarkan tingkat linier hubungan
beban dengan penambahan kapasitor. Semakin besar penambahan beban secara liniaer
kapasitor harus ditambahkan juga agar tegangan dan Step C tetap C1 C2 C3 C4
Kapasitas(uF) frekuensi tetap. Terjadi perubahan tegangan 219 volt dengan frekuensi 49 Hz
sangat kecil sekali persentasinya, dan masih pada nilai range standar yang ditetapkan.
Kapasitor (uF) Gambar 5.2 Hubungan kapasitor dengan beban.

B. Jurnal II

Setelah dilakukan simulasi, maka dapat dilihat perbandingan tegangan keluaran yang
dihasilkan antara generator induksi berpenguatan sendiri tanpa pengatur tegangan dan
generator induksi berpenguatan sendiri menggunakan pengatur tegangan static synchronous
compensator (STATCOM).

1. Hasil Simulasi Generator Induksi

Berpenguatan sendiri Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa pada t=0 detik sampai t =
0,6 detik, besar tegangan masih bernilai 0. Hal tersebut menandakan terjadinya proses
pembangkitan tegangan. Arus sisa pada generator induksi menimbulkan medan magnet yang
sangat kecil medan magnet akan menimbulkan gaya gera listrik yang kecil pula. Gaya gerak
listrik ini akan menimbulkan tegangan yang akan memicu kapasitor eksitasi menyalurkan
daya reaktif. Pada proses ini, nilai tegangan kapasitor akan meningkat secara bertahap hingga
seluruh tegangan dibangkitkan. Meningkatnya tegangan kapasitor ini akan meningkatkan

5
besar tegangan yang diinduksikan pada rotor, akibatnya ada induksi ke rotor maka arus di
rotor juga meningkat karena nilai tahanan pada rotor tetap.

Arus rotor yang mingkat menyebabkan meningkatnya pula medan magnet pada rotor.
Meningkatnya besar medan magnet rotor akan membuat gaya gerak listrik yang terjadi pada
stator semakin besar akibat semakin membesarnya nilai fluks magnet. Gaya gerak listrik di
stator yang membesar akan meningkatkan nilai arus stator generator atau arus yang mengalir
ke kapasitor. Proses pembangkitan ini akan terus terjadi hingga seluruh tegangan dapat
dibangkitkan.

Pada grafik tegangan keluaran V (pu) bangkitnya sluruh tegangan dapat terlihat pada
saat tegangan mencapai nilai puncaknya. Setelah tegangan mencapai nilai puncak, nilai ini
kemudian turun dan berosilasi selama keadaan transiennya dan mencapai sebuah nilai
tegangan, pada grafik sekitar 1 pu, pada saat generator telah mencapai keadaan tunak.
Lamanya waktu transien dari generator induksi berpenguatan sendiri tergantung dari besar
kecilnya torsi masukan yang diberikan pada generator. Semakin besar torsi yang diberikan,
proses pembangkitan tegangan akan semakin cepat sehingga generator juga akan lebih cepat
mencapai keadaan tunak. Hal ini dapat terjadi karena ketika torsi masukan yang diberikan
semakin besar maka kecepatan putar generator juga semakin besar. Semakin besar kecepatan
putar maka nilai GGL yang dihasilkan pada terminal generator juga semakin besar. Semakin
besar arus generator ini akan membuat torsi elektromagnetik generator semakin besar juga.
Torsi elektromagnetik ini akan melawan arah torsi input generator sehingga akan
menurunkan kecepatan putar generator. Torsi mekanik yang diberikan pada generator
selanjutnya akan menyesuaikan besarnya dengan torsi elktromagnetik sehingga membuat
grafik kecepatan berosilasi. Penyesuaian ini akan terjadi hingga generator mencapai kondisi
tunak. Ketika telah mencapai keadaan tunak, nilai resultan antara torsi mekanik dan torsi
elektromagnetik akan tetap. Hal ini terbukti dengan besar lecepatan putar generator yang
sudah konstan. Dengan semakin besarnya torsi masukan yang diberikan, maka nilai torsi
elektromagnetis yang terjadi ketika awal timbulnya arus akan semakin besar. Hal ini
membuat penyesuaian besar resultan torsi akan semakin cepat sehingga keadaan tunak dapat
tercapai dengan lebih cepat.

2. Hasil Simulasi Generator Induksi Berpenguatan Sendiri Menggunakan

STATCOM Pada Gambar terlihat bahwa secara umum tegangan keluaran generator
pada simulasi ini berbeda dengan tegangan keluaran pada simulasi generator induksi
berpenguatan sendiri tanpa pengendali tegangan. Perbedaan terjadi antara simulasi generator
induksi berpenguatan sendiri tanpa pengendali tegangan dengan simulasi generator induksi
berpenguatan sendiri dengan menggunakan STATCOM adalah pada tegangan yang
dihasilkan pada ketiga fasa. Tegangan yang dihasilkan pada simulasi generator induksi
berpenguatan sendiri dengan menggunakan STATCOM besarnya lebih konstan dan lebih
halus tanpa adanya ripple. Tidak seperti tegangan yang dihasilkan pada simulasi generator
induksi tanpa pengendai tegangan dimana besarnya berubah dan tidak stabil. Hal ini karena
STATCOM memberikan daya reaktif pada sistem sehingga bisa menjaga tegangan pada sisi

6
beban maupun bagian stator generator induksi agar tetap konstan. Gambar 9 Grafik tegangan
keluaran V (pu) vs waktu (s) Pada simulasi ini, STATCOM menghasilkan daya reaktif.

Daya reaktif yang dihasilkan oleh STATCOM terhubung dengan bagian stator pada
generator induksi berpenguatan sendiri. Hal ini menyebabkan arus pada bagian stator
generator induksi berpenguatan sendiri mengalami perubahan akibat daya reaktif yang
dihasilkan oleh STATCOM. Apabila daya reaktif yang dihasilkan STATCOM semakin tinggi
maka arus pada bagian stator generator juga semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya
apabila daya reaktif yang dihasilkan STATCOM berkurang maka pada bagian stator
generator induksi berpenguatan sendiri juga berkurang. Perubahan arus tersebut juga
mempengaruhi besar torsi elektromagnetik pada generator induksi berpenguatan sendiri.
Apabila besar arus bertambah maka torsi elektromagnetis yang dihasilkan juga bertambah,
demikian juga sebaliknya.

Penggunaan STATCOM sebagai pengatur tegangan pada generator induksi


berpenguatan sendiri mampu menghasilkan besar tegangan yang stabil. Namun STATCOM
tidak murah harganya seperti kapasitor serta bentuk fisiknya yang lumayan besar.
Karakteristik STATCOM mampu mengatur tegangan untuk beban induktif maupun kapasitif,
efektif digunakan pada tegangan tinggi.

7
BAB II.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL

 KEUNGGULAN

Jurnal ini juga memberikan informasi dasar-dasar yang dibutuhkan mahasiswa

dalam berbagai pemahaman. Isi yang ditampilkan serta pemahaman akan

aturan-aturan dasar dalam menggambar dapat dipahami dengan baik bagi para

pemula dalam dunia teknik otomotif

 KEKURANGAN

Jurnal ini sangatlah bagus tetapi cakupannya materinya sangat luas jika

membahas point-point materinya,jadi ada kecendrungan yang membaca buku ini

tidak focus pada satu materi karena penjabarannya yang terlalu melebar.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara manajemen perawatan peralatan
praktik program keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro
yang ditinjau dari perencanaan (planning) perawatan peralatan praktik program keahlian
teknik kendaraan ringan mencapai 81,32% termasuk kategori sangat efektif. Aspek
perencanaan yang meliputi ; prosedur perencanaan, pihak yang terlibat, pihak yang akan
merawat peralatan, waktu pelaksanaan perawatan, anggaran, pihak yang akan melakukan
pengawasan, target yang akan dicapai, pendokumentasian, peralatan yang akan dirawat, dan
kualitas perencanaan perawatan.

 Saran

Kata-kata dari jurnal tersebut jangan terlalu bertele-tele dan lebih dimengerti lagi jika
to the point terhadap point-point yang ada dibuku tersebut ,dan menurut saya didalam buku
ini harus banyak setidaknya per BAB itu ada ilustrasi/ gambar-gambar karena manusia lebih
mengingat gambar dari pada sebuah tulisan . jadi itulah saran saya terhadap jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai