Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah Osborne Reynold. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Andi Subhan Mustari, ST.,M.Eng. selaku Dosen mata kuliah
Mekanika Fluida I yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu Osborne
Reynold, maksud percobaannya serta bagaimana sistem kerjanya. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap
adanya kritik, saran demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

26 Agustus 2018

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I..................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

1.3 TUJUAN...................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................3

PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1 TERORI DASAR......................................................................................3

2.2 BILANGAN REYNOLD..........................................................................5

BAB III...............................................................................................................7

PENUTUP...........................................................................................................7

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................7

3.2 KRITIK DAN SARAN.............................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam sebuah aliran fluida pasti mempunyai jenis aliran tertentu. Aliran
ini biasanya dibedakan menjadi aliran laminar dan turbulen, serta transisi.
Cara menentukan jenis aliran pada suatu fluida dapat dilakukan melalui
pengamatan, dan perhitungan. Dengan pengamatan, apabila aliran tersebut
terlihat bergerak teratur dengan membentuk garis lintasan kontinu dan tidak
saling berpotongan. Sedangkan aliran turbulen terlihat jika alirannya tidak
teratur dan garis lintasannya saling berpotongan. Dengan perhitungan,
menggunakan persamaan Bilangan Reynolds (Re).
Visualisasi aliran merupakan suatu metoda untuk mendemonstrasikan
bentukbentuk aliran di dalam maupun di luar saluran. Aliran ini dapat dilihat
secara langsung sehingga bisa menentukan jenis aliran yang terjadi. Metoda
ini digunakan pada praktikum fenomena dasar mesin bidang konversi energi
jurusan teknik mesin. Alat yang digunakan yaitu Flow Visualization
Apparatus dan Osborne Reynolds Apparatus. Tujuan dari praktikum ini
tentunya untuk mendapatkan bentuk – bentuk aliran sesuai dengan
pembagian bilangan reynold, yaitu aliran laminar, transisi , dan turbulen.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pangan,
berbagai jenis makanan yang berbentuk gel maupun cairan telah banyak
diproduksi dan beredar di masyarakat. Bahan dan produk pangan cair
(fluida) dapat diklasifikasikan berdasarkan kekentalannya dan
kemudahannya untuk mengalir. Secara umum, produk pangan cair akan
mengalir dan tidak mengalami disintegrasi apabila ada gaya yang
mengenainya. Air, susu, minuman ringan dan jus buah adalah contoh produk
pangan yang encer dan mudah mengalir, sedangkan kecap, madu, susu
kental manis, coklat cair dan saos adalah contoh produk pangan yang kental

1
dan iebih sulit untuk mengalir dan memerlukan gaya untuk mengalirkannya.
Sifat kekentalan dan kemudahan mengalir merupakan dua sifat fisik penting
yang sering digunakan untuk mengevaluasi karakteristik produk pangan cair.
Banyak teori yang menjelaskan tentang pemahaman saluran terbuka, dan
pengaplikasiannya di lapangan. Bukan hanya teori saja yang dibutuhkan
dalam pemahaman, namun pengaplikasian yang nyata dilapangan pun harus
kita pahami secara jelas. Oleh karena itu, makalah ini dibuat agar kita bisa
mengetahui secara dini sebelum dilakukannya praktikum untuk mempelajari
aliran yang melalui pipa kapiler, serta untuk mengetahui arti aliran laminar
dan turbulen dan menentukan kecepatan transisi antara kedua aliran.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah Percobaan Osborne Reynold itu ?
2. Mengapa terjadi perbedaan bentuk aliran pada pipa di dalam pipa ?
3. Bagaimana cara menentukan bilangan Reynold dari Debit ?
4. Bagaimanakah Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Aliran di
dalam pipa ?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan mengenai percobaan Osborne Reynold.
2. Menjelaskan fenomena perubahan bentuk aliran tinta dalam fluida di
dalam pipa.
3. Mengetahui cara menentukan bilangan Reynold.
4. Mengetahui hubungan antara bilangan Reynold dengan aliran di dalam
pipa ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TERORI DASAR
Perilaku fluida yang mengalir sangat bergantung pada keadaan kondisi
fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di
daerah dimana pengaruh dinding itu kecil, tegangan gesr mungkin dapat
diabaikan dan perilaku fluida itu mungkin mendekati perilaku fluida
ideal. Aliran fluida demikian disebut sebagai aliran potensial, yang
mempunyai ciri : (1) dalam aliran itu tidak terdapat sirkulasi atau putaran
dan (2) dalam aliran itu tidak ada gesekan, sehingga tidak ada pelepasan
energi mekanik menjadi kalor.

μ
Rasio antara viskonitas absolut dan densitas fluida ( ), biasanya
ρ
sangat berguna. Sifat ini disebut viskonitas kinematic dan ditandai dengan
lambing

Umumnya aliran fluida terdiri atas (1) aliran di dalam saluran, yaitu
aliran yang dibatasi oleh permukaan- permukaan keras, dan (2) aliran
sekitar benda, yang dikelilingi oleh fluida yang selanjutnya tidak terbatas.
Perbedaan ini di buat semata – mata hanya untuk mempermudah
peninjauan saja, karena pada dasarnya fluida memiliki gejala dasar pada
dua keadaan tersebut. Kemudian, Aliran di dalam pipa dipilih untuk
mewakili bentuk penampang lain karena dilapangan secara garis besar
dapat kita jumpai dalam implikasinya di lapangan.

Pada makalah ini akan dijelaskan mengnai jenis – jenis aliran fluida
yang terjadi di dalam pipa dengan menggunakan percobaan Osborne
Reynold. Percobaan ini menggunakan alat yang disebut sebagai Osberne
Reynold Apparatus. Percobaan ini pertama kali dilakukan oleh Orsborne
Reynold, dan ditunjukkannya bahwa ada dua percobaan yang mungkin

3
pada aliran melalui pipa. Di dalam percobaan yang pertama partikel –
partikel fluida (dalam percobaan digunakan tinta) mengikuti garis lurus
yang sejajar dalam pipa, akan tetapi dalam percobaan yang kedua tiap
partikel fluida rupanya mengikuti suatu lintasan yang sembarang
diseluruh pipa, hanya gerakan rata-ratanya yang mengikuti pipa.
Percobaan pertama inilah yang menghasilkan aliran laminar, sedangkan
percobaan yang kedua adalah aliran turbulen.

Terjadinya transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen karena


adanya perubahan pada bilangan Reynold yang tertentu yang
mengakibatkan aliran laminar menjadi tidak stabil, bila suatu gangguan
kecil diberikan pada aliran. Pengaruh gangguan ini semakin membesar
seiring waktu. Aliran dapat dikatakan stabil apabila gangguan – gangguan
diredam. Ternyata di bawah bilangan Reynolds tertentu aliran pipa yang
lamina bersifat stabil untuk setiap gangguan yang kecil dan karena itu
tetap lamina. Bila bilangan Reynolds diperbesar, aliran pipa lamina
menjadi tidak stabil bila terjadi gangguan yang frekuensinya tertentu dan
akhirnya untuk setiap gangguan kecil. Pada bilangan Reynolds yang
tinggi ini gangguan – gangguan tumbuh dan berinteraksi satu sama lain
yang mengakibatkan gerakan fluktuasi yang sembarang yang memberikan
ciri pada aliran turbulen.

Karena transisi tergantung pada gangguan-gangguan yang dapat


berasal dari luar ( misalnya karena getaran ) atau karena kekasaran
permukaan pipa, transisi tersebut dapat terjadi dalam suatu selang
bilangan Reynolds.

Pada penjelasan yang telah dipaparkan di atas, pada percobaan ini kita
akan dapat melihat tiga jenis aliran dalam pipa, yaitu :
Aliran Laminar : Yaitu aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisan-lapisan, atau lamina-lamina, dengan satu lapisan, meluncur/
mengalir secara lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling-

4
tukar momentum secara molecular saja. Pada Aliran Laminar gaya
kekentalan lebih besar daripada gaya kelembaman sehingga aliran
dipengaruhi oleh kekentalan.
Aliran Turbulen : Yaitu aliran dengan aliran fluida yang gerakannya
tidak teratur dan gerakan – gerakan peratikel – partikelnya tidak teratur,
dengan adanya sailng tukar momentum dalam arah horizontal yang besar.
Pada aliran turbulen kelembamannya lebih besar daripada gaya
kekentalan. Pada aliran turbulen terjadi pusaran-pusaran sehingga aliran
mendapat hambatan dari gesekan dan tumbukan antar partikel cairan itu
sendiri.
Aliran Transisi : Yaitu kodisi dimana ketika aliran lamina perlahan
berubah ,menjadi aliran turbulen, aliran ini agak sulit untuk diamati.

2.2 BILANGAN REYNOLD


Reynold mempelajari kondisi dimana satu jenis aliran berubah menjadi
aliran jenis lain, dan menemukan bahwa kecepatan kritis, di mana aliran
laminar berubah menjadi turbulen, bergantung pada empat Variabel yaitu :
zzzzzzzzzdiameter tabung / pipa (D),viskositas fluida ( μ ), densitas
fluida ( ρ ) dan kecepatan linear fluida (V).

5
DVρ
N ℜ=
μ

Persamaan di atas kemudian dapat diuraikan menjadi : bidang


Reynolds (Re) yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara
keceparan aliran rata-rata (U), diameter karateristik pipa (D) dan
viskositas kinetic fluida (v). Yang kemudian dapat diurai

U∙D 4 ∙Q
ℜ= atau ℜ=
v v∙ π∙ D

Persamaan ini merupakan salah satu persamaan tidak berdimensi yang


besarnya tidak bergantung pada satuan yang digunakan.

Dalam eksperimen – eksperimen yang diatur dengan hati – hati, aliran


-
aliran akan berganti dari aliran lamina ke turbulen ketika :
ReCr ≈ 23000
Relam ≤ 2300, Memiliki aliran laminar
ReTur ≥ 2300, Memiliki aliran turbulen

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Umumnya aliran fluida terdiri atas (1) aliran di dalam saluran, yaitu aliran
yang dibatasi oleh permukaan- permukaan keras, dan (2) aliran sekitar
benda, yang dikelilingi oleh fluida yang selanjutnya tidak terbatas.
Aliran Laminar : Yaitu aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan-
lapisan, atau lamina-lamina, dengan satu lapisan, meluncur/ mengalir secara
lancar pada lapisan yang bersebelahan dengan saling-tukar momentum
secara molecular saja.
Aliran Turbulen : Yaitu aliran dengan aliran fluida yang gerakannya tidak
teratur dan gerakan – gerakan peratikel – partikelnya tidak teratur, dengan
adanya sailng tukar momentum dalam arah horizontal yang besar.

Aliran Transisi : Yaitu kodisi dimana ketika aliran lamina perlahan


berubah ,menjadi aliran turbulen, aliran ini agak sulit untuk diamati.

di mana aliran laminar berubah menjadi turbulen, bergantung pada empat


Variabel yaitu : diameter tabung / pipa (D),viskositas fluida ( μ ), densitas
fluida ( ρ ) dan kecepatan linear fluida (V).
DVρ
N ℜ=
μ
Persamaan di atas kemudian dapat diuraikan menjadi : bidang Reynolds (Re)
yang dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keceparan aliran rata-
rata (U), diameter karateristik pipa (D) dan viskositas kinetic fluida (v). Yang
kemudian dapat diurai
U∙D 4 ∙Q
ℜ= atau ℜ=
v v∙ π∙ D
Persamaan ini merupakan salah satu persamaan tidak berdimensi yang
besarnya tidak bergantung pada satuan yang digunakan.

7
3.2 KRITIK DAN SARAN
Sebaik pembaca disarankan untuk mencari sumber lain sebagai
pembansing untuk makalah ini, dan untuk mendapatkan ilmu yang lebih
bayak lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, Z. (2012, Maret 14). CL Pendahuluan Dan Osborn-Reynold Clear.


Dipetik September 4, 2018, dari Scribd:
https://www.scribd.com/doc/85350742/CL-Pendahuluan-Dan-Osborn-
Reynold-Clear

Ridwan. (2009, Januari 6). Mekanika Fluida Dasar. Diambil kembali dari UG E-
Learning Centre:
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mekanika_fluida_dasar/bab6-
aliran_dalam_pipa.pdf

Streeter, V. L., & Wylie, E. B. (1999). Mekanika Fluida (8 ed., Vol. 1). (Prijono
Arko, Penerj.) Jakarta: Erlangga.

TIMUR, U. P. (2016, April 4). Modul 5 : Bilangan Renolds. Dipetik September


4, 2018, dari E-Learning - UPN Veteran Jatim:
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/JTK3139/document/MODUL_5._
BILANGAN_REYNOLD_.pdf.pdf?cidReq=JTK3139

9
MAKALAH
PECOBAAN OSBORNE REYNOLD

DIAN PERMATASARI ( D131171010 )


NURINDAH MAHMUR ( D131171312 )
IMAMU KHAIR HAS ( D131171316 )
GRACELIA PADMADEWI GOSALI ( D131171318 )
FILDIANITA AMALIAH ALWY ( D131171504 )

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018

Anda mungkin juga menyukai