Anda di halaman 1dari 14

SISTEM KONTROL OTOMATIS

PADA AC SPLIT

ARTIKEL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Kontrol 2


Program Diploma IV Program Studi Mekanik Industri dan Desain
di Politeknik TEDC Bandung

Oleh :

FARHAN AWALUDIN
MID136035

KONSENTRASI MEKANIK INDUSTRI DAN DESAIN


PROGRAM STUDI MEKANIK INDUSTRI DAN DESAIN
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2016
SISTEM KONTROL OTOMATIS

PADA AC SPLIT
Oleh : Farhan Awaludin

PENDAHULUAN

Sistem kontrol atau kendali saat ini mulai bergeser pada otomatisasi sistem
kontrol yang menuntut penggunaan komputer, sehingga campur tangan manusia
dalam pengontrolan sangat kecil. Bila dibandingkan dengan pengerjaan secara
manual, sistem peralatan yang dikendalikan oleh komputer akan memberikan
keuntungan dalam hal efisiensi, keamanan, dan ketelitian. Kemampuan komputer,
baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), dapat
dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi pengendalian, seperti pengendalian suhu.
Pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner) memiliki banyak sekali variasi,
fungsi, dan bentuk, yang dalam hal ini disesuaikan pada bentuk dan kapasitas
besarnya ruangan yang akan menggunakan fasilitas pendingin ruangan tersebut.
Salah satunya adalah pendingin ruangan atau AC yang menggunakan sistem
otomatis, dalam hal inisudah menggunakan remote control dalam mengatur suhu
atau temperatur ruangan yang dikehendaki. Akan tetapi, pada kebanyakan pendingin
ruangan atau AC, saklar on/off dinyalakan secara manual melalui tombol pada
remote.Sehingga temperatur standart yang diinginkan berubah-ubah karena adanya
keinginan tiap individu dan aktivitas individu yang keluar masuk ruangan
tersebut.Dengan alat pengontrol ini dapat menghidupkan dan mematikan AC secara
otomatis, sehingga dapat menghemat daya listrik yang dipakai pada ruangan tersebut.
Dengan kata lain nantinya dapat menghemat pengeluaran biaya beban yang
disebabkan konsumsi penggunaan AC yang tidak efisien tersebut.Atas dasar alasan
inilah, penulis membuat sebuah sistem ON- OFF AC (Air Conditioner) berbasis
mikrokontroler ATMega16 pada ruang dengan monitoring via web. Sistem ini
menggunakan mikrokontroler ATMega16 sebagai pengendaliutama. Sebagai input,
digunakan sensor suhuLM35. LCD 16x2 (M1632) digunakan sebagai display untuk
menampilkan hasil pembacaan suhu ruang. Sebagai pembanding atas pem- bacaan
suhu ruang dengan sensor suhu LM35, digunakan termometer analog.

Pengertian Sistem Kontrol Otomatis

1
Sistem Kontrol adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan/dihubungkan sedemikian sehingga mampu memerintah, mengarahkan,
atau mengatur dirinya sendiri atau sistem/proses yang lain.
Kontrol automatic atau yang dikenal dengan sistem pengendalian otomatis
(automatic control system) merupakan level ke 2 dalam hirarki sistem
otomasi..Dalam sistem otomasi kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa
dilakukan manusia bisa digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi.
Kegiatan kontrol yang dilakukan secara berulang-ulang, kekurang presisi-an manusia
dalam membaca data, serta resiko yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol
semakin menguatkan kedudukan alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara
otomatis.
Pengendalian otomatis (automatic control) dan piranti-piranti pengontrol
otomatis dalam perkembangannya merupakan suatu disiplin ilmu sendiri yang
disebut control engineering, control system engineering. Dengan berkembangnya
teknologi komputer dan jaringan dimana konsep sistem otomasi dapat diwujudkan,
ditambah dengan suatu kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam sistem
tersebut , maka akan semakin meringankan tugas-tugas manusia. Derajat otomasi
yang makin tinggi akan mengurangi peranan dan meringankan tugas-tugas manusia
dalam pengontrolan suatu proses.

Beberapa contoh sistem pengaturan proses-proses pada industri modern seperti:


1. Sebagai pengontrol tekanan
2. Sebagai pengontrol temperature
3. Sebgai pengontrol kelembaban
4. Sistem aliran dalam proses industri

Sistem Kendali Loop Terbuka


Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya
tidak akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat
diukur dan tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan
masukan. Jadi pada setiap masukan akan didapatkan suatu kondisi operasi yang
tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung pada kalibrasi. Dalam prakteknya

2
sistem kendali loop terbuka dapat digunakan jika hubungan output dan inputnya
diketahui serta tidak adanya gangguan internal dan eksternal.

Gambar 1. Sistem Kendali Loop Terbuka

Sistem Kendali Loop Tertutup

Gambar 2. Sistem Kendali Loop Tertutup

Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya


berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan
keluaran sehingga sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun
terdapat gangguan pada sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik,
dimana kesalahan penggerak adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan
balik (berupa sinyal keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali /
controller sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil kesalahan
dan membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan.
Contoh sistem kendali loop tertutup:

3
a. Sistem Kendali Loop Tertutup Manual

Gambar 3 Sistem Kendali Loop Tertutup Manual dari Sistem Termal


b. Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

Gambar 4 Sistem Kendali Loop Tertutup Otomatis dari Sistem Termal

4
Gambar 5 Sistem Kendali Modern dari Sistem boiler untuk generator

Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


AC atau Air Conditioning merupakan mesin pendingin yang sistem kerjanya
berdasarkan siklus refrigerasi kompresi uap. Dimana dalam siklus ini menggunakan
refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah ruangan. Siklus
refrigerasi kompresi uap ini menggunakan empat komponen yang berperan penting
dalam proses kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor, kondensor, katup ekspansi
dan evaporator. Prinsip kerja siklus refrigerasi kompresi uap dapat dijelaskan dengan
gambar 1.6 berikut ini:

Gambar 1.6 Siklus Refrigerant

5
Gambar 7 Gambaran skematis siklus refrigerasi termasuk
perubahan tekanannya

Udara dari ruangan diserap evaporator untuk di alirkan menuju ke kompresor.


Dikompresor refrigeran yang berupa gas dikompresi untuk dinaikkan tekanannya
sehingga gas yang awalnya bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi
dan temperatur yang tinggi. Refrigerant gas yang bertekanan tinggi ini kemudian
dialirkan menuju ke kondensor untuk didinginkan dan diubah menjadi cairan yang
bertekanan rendah. Refrigerant kemudian memasuki katub ekspansi, dimana
tekanan refrigerant turun drastis ke tingkat yang lebih rendah dan temperatur yang
lebih rendah. Refrigerant yang sudah berupa uap bertekanan rendah dan
bertemperatur rendah ini kemudian memasuki evaporator untuk didistribusikan
keruangan yang dikondisikan.

Komponen-Komponen Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


1. Sensor Suhu LM35
LM35 merupakan salah satu jenis integrated circuit temperature sensor atau
IC sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis berupa suhu menjadi besaran
elektris tegangan. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan
jikadibandingkan dengan sensor suhu yang lain. Selain itu, sensor ini juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi
sehingga dapat denganmudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta
tidak memerlukan penyetelanlanjutan. LM35 memiliki koefisien sebesar 10 m

6
Volt/C yang berarti bahwa setiap perubahan suhu sebesar 1 C, akan terjadi
perubahan tegangan sebesar 10 m Volt.

Gambar 8 Sensor Suhu LM35

IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar


karena ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur
o o
ruang. Jangkauan (range) sensor mulai dari -55 C sampai dengan 150 C. IC LM35
dapat dialiri arus 60 mA dari supply sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat
rendah kurang dari 0 C di dalam suhu ruangan.

2. Infrared Transceiver
Infrared transceiver adalah sistem yang terdiri atas infrared transmitter dan
receiver transmitter. Sinar infrared atau sinar infra merah merupakan sinar yang
tak nampak. Sinar inframerah merupakan sinar elektromagnetik dengan panjang
gelombang antara 700 nm sampai dengan 1 mm. Dengan panjang gelombang ini,
sinar inframerah tak akan nampak oleh mata namun radiasi panas yang dipancarkan
masih dapat dirasakan.
Komunikasi infra merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah
sebagai pemancar dan modul penerima sebagai penerimanya. Sinyal yang
dipancarkan oleh pengirim (transmitter) dan diterim aoleh penerima (receiver),
kemudian dikodekan sebagai sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan
dengan mengubah kondisi logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal
carrier inframerah yang berkisar antara 30 KHz sempai dengan 40 KHz.

3. Relay
Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas elektrik dan mekanik.
Kontrol elektrik diterapkan untuk mendapatkan gerakan mekanik. Sebagai elektrik
adalah komponen yang dikendalikan oleh arus.

7
Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat pada suatu inti besi lunak
berubah dari magnet yang menarik atau menolak suatu pegas sehingga kontak pun
menutup atau membuka. Ada banyak tipe relay yang kontruksinya juga berbeda
tergantung jenis kontaknya.

Gambar 9 Simbol Relay

Berdasarkan gambar 9 maka ada beberapa jenis relay yang dibedakan menurut
kontaknya.
1. Relay SPST (Single Pole SingleThrough)
Relay dengan satu induk saklar dengan satu saluran kontak (normally closed).
2. Relay DPST (Double Pole SingleThrough)
Sama seperti SPST tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerjanya
serentak/bersamaan dan satu saluran kontak (normally closed) untuk tiap saklar.
3. Relay SPDT (Single Pole Double Through)
Merupakan relay yang mempunyai satu induk saklar untuk menghubungkan dua
saluran kontak (normally closed dan normally open) yang dihubung bergantian.
4. Relay DPDT (Double Pole Double Through)
Sama seperti SPDT tetapi mempunyai dua buah saklar terpisah yang bekerja
serentak dan dua saluran kontak (normally closed dan normally open) untuk tiap
saklar.

4. Mikrokontroler AVR ATMega16


ATMega16 berbasis pada arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
Computing), di mana satu instruksi dapat dieksekusi dalam satu clock, dan dapat
mencapai 1 MIPS (Million Instruction Per Second) per MHz. Mikrokontroler
ATMega16 memiliki keistime- waan dibanding jenis mikrokontroler AT89C51,
AT89C52, AT80S51, dan AT89S52 yaitu pada mikrokontroler ATMega16 memiliki
port input ADC 8 channel 10 bit.Mikrokontroler ATMega16 memiliki 40 pin kaki
dengan konfigurasi sebagai berikut.

8
Gambar 10. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega16

Fitur yang tersedia dalam mikrokontrolerATMega16, yaitu :


1. Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
2. Jalur I/O 32 buah, yang terbagi dalam portA, port B, port C, dan port D.
3. Analogto Digital Converter (ADC) 10bit sebanyak 8 input.
4. Timer/counter sebanyak 3 buah.
5. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
6. Watch dog timer dengan osilat orinternal.
7. SRAM internal sebesar 1 Kbyte.
8. Memori flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.
9. Interrupt internal maupun eksternal.
10. Port komunikasi SPI (Serial Pheripheral Interface)
11. EEPROM (Electrically Erasable Program- mable Read Only Memory)
sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.
12. Analog komparator.
13. Komunikasi serial standar USART dengan kecepaatan maksimal 2,5 Mbp.

5. LCD (Liquid Crystal Display) M1632


LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 16x2 baris yang terdiri
dari dua bagian. Bagian pertama merupakan panel LCD sebagai media penampil
informasi berbentuk huruf maupun angka.LCD ini dapat menampung dua baris,
dimana makosing- masing baris dapat menampung 16 karakter. Bagian kedua
merupakan sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler, yang ditempelkan di balik
panel LCD. Bagian iniberfungsi mengatur tampilan informasi serta berfungsi
mengatur komunikasi LCD M1632 dengan mikrokontroler.
Konfigurasi pin LCD M1632 dapat dilihat pada gambar 2.1.

9
Berikut adalah karakteristik dari LCD M1632 (16x2)
1. Tampilan 16 karakter 2 baris.
2. ROM pembangkit karakter 192 jenis.
3. RAM pembangkit karakter 8 jenis (di- program pemakai).
4. RAM data tampilan 80 x 8 bit (8 karakter).
5. Duty ratio 1/16.
6. RAM data tampilan dan RAM pembangkit karakter dapat dibaca dari unit
mikro- prosesor.
7. Beberapa fungsi perintah antara lain adalah penghapusan tampilan (display
clear), posisi krusor awal (crusor home), tampilan karakter kedip (display
character blink), penggeseran krusor (crusor shift) dan penggeseran tampilan
(display shift).
8. Rangkaian pembangkit detak (clock).
9. Rangkaian otomatis reset saat daya dinyalakan.
10. Catu daya tunggal +5 volt.

Prinsip dan Proses Kerja Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


Sebelum aktif atau mendapat inputan, rangkaian berada dalam kondisi
standby. Sensor suhu tetap bekerja meski tanpa inputan berupa password. Hal ini
karena sensor suhu LM35 hanya perlu inputan berupa power supply untuk dapat
bekerja.
Sistem otomatisasi AC dikendalikan melalui remote control.Otomatisasi AC
hanya befungsi untuk menghidupkan dan mematikan AC saja (mengendalikan
tombol ON/OFF pada remote AC). Sistem ON-OF AC (Air Conditioner) ini
menggunakan range suhu antara 20 C sampai dengan 28C. Ketika suhu ruang
terdeteksi oleh sensor suhu lebih dari 28C, maka mikrokontroler akan
memberikan instruksi kepada remote control untuk meng-aktifkan AC. Sebaliknya,
ketika suhu ruang kurang dari 20 C, maka mikrokontroler akan memberikan
instruksi kepada remote control untuk menonaktifkan AC.
Hasil pembacaan suhu ruang oleh sensor suhu kemudian ditampilkan di LCD
16x2 (M1632) danweb. Oleh karena itu, melalui web, suhu dapat dimonitoring

10
secara online. Selain menampilkan suhu ruang pada saat itu, AC juga dapat
dikendalikan melalui web (ON/OFF melalui web).

Hasil Analisa Sistem Kontrol Otomatis Pada AC Split


Pengujian dari makalah ini dilakukan dengan objek manusia sebagai masukan
sensor dan lampu pijar 23 W/220 Vac sebagai plant pengganti mesin AC (Air
Conditioner). Pengujian dilakukan pada : jarak jangkauan sensor, Lamanya Objek
berada dalam ruangan, Motor stepper untuk half step dan full step. Berikut adalah
hasil pengujiannya.

Kesimpulan
Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisis yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sensor PIR325 yang dilengkapi dengan fresnel lens dan pelindung
mempunyai jangkauan maksimal pendeteksian perubahan panas dalam
hal ini yang berasal dari radiasi panas tubuh manusia sejauh 10 meter.
2. Penyensoran dengan cara pemindaian (scanning) dapat mendeteksi
keberadaan orang di dalam ruangan walaupun orang tersebut tidak
bergerak, karena sensor yang bergerak akan menangkap panas tubuh
manusia melalui 2 elemen sensor dari PIR325 yang melewatinya.
3. Pada pengujian berdasarkan lama objek berada dalam ruangan telah
diperoleh hasil yang sesuai dengan perancangan pada sistem, yaitu lampu
akan menyala jika objek berada dalam ruangan 20 menit dan Pada
durasi waktu 20 t < 50 menit, lampu menyala selama 30 menit; Pada
durasi waktu 50 t < 80 menit, lampu menyala selama 60 menit; Pada
durasi waktu 80 t < 110 menit, lampu menyala selama 90 menit; Pada
durasi waktu 110 t < 140 menit, lampu menyala selama 120 menit;
4. Pada pengujian motor stepper secara half step dan full step, besarnya
sudut hitung untuk sudut-sudut istimewa antara half step dan full step
memiliki nilai yang sama, tetapi untuk sudut-sudut tertentu half step
memiliki sudut hitung yang lebih presisi. Hal ini disebabkan karena
besarnya sudut putar tiap step yang beda, yaitu 0,90/step untuk half step
dan 1,80/step untuk full step.

11
Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari pelaksaan tugas akhir ini adalah:
1. Sistem yang sudah dibuat masih dapat dikembangkan dan disempurnakan
lagi, misalnya pada bagian sensor agar dapat mempunyai jangkauan
deteksi yang lebih jauh lagi.
2. Makalah ini agar dapat diimplementasikan pada ruangan-ruangan yang
mempunyai mesin AC (Air Conditioner) sehingga dapat membantu dalam
usaha penghematan energi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Reni. Makalah Teknik Kontrol Otomatis. 2 September 2016.


https://www.academia.edu/8426612/MAKALAH_TEKNIK_KONTROL_OTOMA
TIS

13

Anda mungkin juga menyukai