Anda di halaman 1dari 14

1.3.

KONTROL LUP TERTUTUP dan KONTROL LUP


TERBUKA.
Sistem Kontrol Tertutup (closed-loop control system)
adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya
mempunyai pengaruh langsung pada aksi
pengontrolan. Jadi, sistem kontrol lup tertutup adalah
sistem kontrol berumpan balik. Sinyal kesalahan
penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan-balik (yang dapat berupa
sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran dan
turunannya), diumpankan ke kontroler untuk
memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran
sistem mendekati harga yang didinginkan.
Dengan kata lain istilah “Lup Tertutup” berarti
menggunakan aksi umpan-balik untuk memperkecil
kesalahan sistem.Gambar1.1.Diagram Blok hubungan
masukan-keluaran dari sistem kontrol tertutup.
Untuk melukiskan konsep sistem kontrol lup tertutup,
lihat dan perhatikan sistem termal yang ditunjukan
pada gambar 1.2. dimana pada diagram blok tersebut
manusia bekerja sebagai kontroler. Ia ingin menjaga
temperatur air panas pada harga tertentu.
Termometer yang dipasang pada pipa keluaran air
panas,mengukur temperatur yang sebenarnya,dimana
temperatur pada termometer ini adalah hasil keluaran
sistem dimaksud. Jika operator membaca penunjukan
termometer dan mendapatkan bahwa temperatur
lebih tinggi dari pada harga yang didinginkan, maka ia
akan memperkecil besarnya catu uap untuk
menurunkan temperatur ini.
Sebaliknya jika temperatur terlalu rendah maka ia
operator akan mengulangi operasi diatas pada arah
yang sebaliknya.
Pada gambar 1.2. di atas aksi kontrol di dasarkan pada
operasi lup tertutup. Karena baik balikan dari keluaran
(temperatur air) untuk perbandingan dengan masukan
acuan dan aksi pengontrolan terjadi melalui aksi operator,
maka sistem ini disebut sistem kontrol lup tertutup. Sistem
semacam ini dapat disebut sistem kontrol manual
berumpan-balik (manual feed- back control) atau sistem
kontrol manual lup tertutup (manual closed loop control).
Jika kontroler automatik digunakan untuk menggantikan
operator manusia seperti ditunjukan pada gambar 1.3.,
maka sistem ini disebut sistem tersebut menjadi
automatik, yang biasa disebut sistem kontrol automatik
berumpan – balik atau sistem kontrol automatik lup
tertutup. Posisi penunjuk pada kontroler automatik
menyetel temperatur yang diinginkan
Keluaran, temperatur air panas yang sebenarnya,yang
diukur dengan alat ukur temperatur, dibandingkan
dengan temperatur yang diinginkan untuk
membangkitkan sinyal kesalahan penggerak. Untuk
maksud ini, temperatur keluaran diubah menjadi satuan
yang sama dengan masukan (titik setel) dengan
menggunakan transduser. (Transduser adalah suatu
peralatan lain yang merubah suatu sinyal dari satu
bentuk menjadi bentuk lain).Sinyal kesalahan yang
dihasilkan oleh kontroler automatik diperkuat , dan
keluaran kontroler dikirim kekatup pengontrol untuk
merubah bukaan katup dalam mencatu uap untuk koreksi
temperatur air yang sebenarnya. Jika tidak ada kesalahan,
maka tidak diperlukan perubahan bukaan katup.
Pada sistem yang ditinjau ini, perubahan temperatur
sekeliling, temperatur air dingin masukan, dan sebagainya
dapat dipandang sebagai gangguan eksternal. Sistem kontrol
manual berumpan-balik dan sistem kontrol automatik diatas
bekerja dengan cara yang sama. Mata operator adalah analog
dengan alat ukur kesalahan , otaknya analog dengan
kontroler automatik, dan otot-ototnya analog dengan
aktuator.
Pengontrolan sistem yang komplekas dengan operator
manusia adalah tidak efektif karena terdapat beberapa
hubungan timbal-balik antara beberapa variabel. Perhatikan
bahwa dalam sistem yang sederhana pun kontroler
automatik akan menghilangkan setiap kesalahan operasi yang
disebabkan oleha manusia. Jika diperlukan pengontrolan
presisi tinggi, pengontrolan harus automatik.
Banyak sistem kontrol lup tertutup dapat dijumpai di
industri dan dalam kehidupan sehari-hari(dirumah).
Beberapa contohnya: semua servomekanisme, sebagian
besar sistem pengontrolan proses, lemari es, pemanas
air automatik, dan sistem pemanas ruangan automatik
dengan kontrol termostatik.
SISTEM KONTROL LUP TERBUKA.
adalah sistem kontrol yang keluarannya tidak
berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Jadi pada
sistem kontrol terbuka keluarannya tidak diukur atau
tidak diumpan-balikan untuk dibandingkan dengan
masukan. Gambar 1.4. Blok diagram untuk sistem kontrol
lup terbuka yang menunjukkan hubungan masukan
keluaran.
Masukan Keluaran.
kontroler Plant atau Proses.

Contoh : Mesin cuci dirumah dimana perendaman, pencucian


dan pembilasan pada mesin cuci ini dioperasikan pada basis
waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran, misalnya
kebersihan pakaian. Pada setiap sistem kontrol lup terbuka
keluaran tidak dibandingkan dengan masukan acuan. Sehingga ,
untuk setiap masukan acuan, terdapat suatu kondisi operasi
yang tetap. Jadi, ketelitian sistem, bergantung pada kalibrasi.
Dalam sistem kontrol lup terbuka harus dikalibrasi dengan hati-
hati dan menjaga kalibrasi tersebut agar dapat dimanfaatkan
dengan baik. Dengan adanya gangguan, sistem kontrol lup
terbuka tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan. Konntrol
lup terbuka dapat digunakan dalam praktek jika hubungan
antara masukan dan keluaran diketahui dan jika tidak terdapat
gangguan internal maupun eksternal.
Bahwa setiap sistem kontrol yang bekerja pada basis
waktu adalah lup terbuka. Contoh lain adalah
pengontrolan lalulintas dengan sinyal yang beroperasi
pada basis waktu.
Perbandingan antara sistem kontrol lup tertutup dan
kontrol lup terbuka :
Sistem kontrol lup tertutup :
Penggunaan umpan balik yang membuat respon
sistem relatif kurang peka terhadap gangguan eksternal
dan perubahan internal pada parameter sistem, sehingga
dapat digunakan komponen yang relatif kurang teliti dan
murah untuk mendapatkan pengontrolan plant dengan
teliti. Hal ini tidak dapat diperoleh pada sistem lup
terbuka.
Jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramal dan / atau
perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem.
Sistem kontrol lup terbuka :
Untuk sistem dengan masukan yang telah diketahui sebelumnya dan
tidak ada gangguan.
Bila untuk memperkecil daya dan biaya yang diperlukan sistem.
*Kombinasi yang sesuai antara keduanya untuk menghasilkan
performansi sistem keseluruhan yang diinginkan pada sistem bisnis.
Sistem kontrol Adaptif :
Karakteristik dinamik dari sebagian besar sistem kontrol
adalah tidak konstan karena beberapa sebab, seperti memburuknya
performansi komponen dengan pertambahan waktu atau perubahan
parameter dan sekeliling.
contoh : perubahan massa dan kondisi atmosfir pada sistem kontrol
pesawat ruang angkasa ).
Jika perubahan parameter sistem dan sekeliling cukup
besar, maka suatu sistem yang baik harus mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri (adaptasi). Adaptasi
berarti kemampuan untuk mengatur diri atau memodifikasi
diri sesuai dengan perubahan pada kondisi sekeliling atau
struktur yang tidak dapat diramal. Sistem kontrol yang
mempunyai suatu kemampuan beradaptasi dalam keadaan
bebas disebut sistem kontrol adaptif.
Sistem kontrol dengan Penalaran.
Beberapa sistem kontrol lup terbuka yang sering
dioperasikan dapat diubah menjadi sistem kontrol lup
tertutup jika manusia sebagai operator dipandang sebagai
kontroler, membandingkan masukan dan keluaran kemudian
melakukan koreksi yang berdasarkan pada selisih atau
kesalahan yang diperoleh.
Jika kita berusaha menganalisis sistem kontrol lup
tertutup yang melibatkan operator manusia
semacam itu, kita akan menjumpai persoalan yang
sulit dalam menuliskan persamaan yang
menggambarkan perilaku manusia. Salah satu dari
beberapa faktor yang kompleks dalam kasus ini adalah
kemampuan penalaran dari operator manusia . Jika
operator mempunyai banyak pengalaman, ia akan
menjadi kontroler yang lebih baik, dan hal ini harus
diperhitungkan dalam menganalisis sistem semacam
itu. Sistem kontrol yang mempunyai kemampuan
untuk menalar disebut sistem kontrol dengan
penalaran (learning control system).

Anda mungkin juga menyukai