0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan14 halaman
Teks tersebut membahas tentang dua jenis sistem kontrol, yaitu sistem kontrol lup tertutup dan sistem kontrol lup terbuka. Sistem kontrol lup tertutup menggunakan umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem dengan membandingkan keluaran dengan masukan, sedangkan sistem kontrol lup terbuka tidak menggunakan umpan balik.
Teks tersebut membahas tentang dua jenis sistem kontrol, yaitu sistem kontrol lup tertutup dan sistem kontrol lup terbuka. Sistem kontrol lup tertutup menggunakan umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem dengan membandingkan keluaran dengan masukan, sedangkan sistem kontrol lup terbuka tidak menggunakan umpan balik.
Teks tersebut membahas tentang dua jenis sistem kontrol, yaitu sistem kontrol lup tertutup dan sistem kontrol lup terbuka. Sistem kontrol lup tertutup menggunakan umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem dengan membandingkan keluaran dengan masukan, sedangkan sistem kontrol lup terbuka tidak menggunakan umpan balik.
TERBUKA. Sistem Kontrol Tertutup (closed-loop control system) adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Jadi, sistem kontrol lup tertutup adalah sistem kontrol berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan-balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal keluaran dan turunannya), diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang didinginkan. Dengan kata lain istilah “Lup Tertutup” berarti menggunakan aksi umpan-balik untuk memperkecil kesalahan sistem.Gambar1.1.Diagram Blok hubungan masukan-keluaran dari sistem kontrol tertutup. Untuk melukiskan konsep sistem kontrol lup tertutup, lihat dan perhatikan sistem termal yang ditunjukan pada gambar 1.2. dimana pada diagram blok tersebut manusia bekerja sebagai kontroler. Ia ingin menjaga temperatur air panas pada harga tertentu. Termometer yang dipasang pada pipa keluaran air panas,mengukur temperatur yang sebenarnya,dimana temperatur pada termometer ini adalah hasil keluaran sistem dimaksud. Jika operator membaca penunjukan termometer dan mendapatkan bahwa temperatur lebih tinggi dari pada harga yang didinginkan, maka ia akan memperkecil besarnya catu uap untuk menurunkan temperatur ini. Sebaliknya jika temperatur terlalu rendah maka ia operator akan mengulangi operasi diatas pada arah yang sebaliknya. Pada gambar 1.2. di atas aksi kontrol di dasarkan pada operasi lup tertutup. Karena baik balikan dari keluaran (temperatur air) untuk perbandingan dengan masukan acuan dan aksi pengontrolan terjadi melalui aksi operator, maka sistem ini disebut sistem kontrol lup tertutup. Sistem semacam ini dapat disebut sistem kontrol manual berumpan-balik (manual feed- back control) atau sistem kontrol manual lup tertutup (manual closed loop control). Jika kontroler automatik digunakan untuk menggantikan operator manusia seperti ditunjukan pada gambar 1.3., maka sistem ini disebut sistem tersebut menjadi automatik, yang biasa disebut sistem kontrol automatik berumpan – balik atau sistem kontrol automatik lup tertutup. Posisi penunjuk pada kontroler automatik menyetel temperatur yang diinginkan Keluaran, temperatur air panas yang sebenarnya,yang diukur dengan alat ukur temperatur, dibandingkan dengan temperatur yang diinginkan untuk membangkitkan sinyal kesalahan penggerak. Untuk maksud ini, temperatur keluaran diubah menjadi satuan yang sama dengan masukan (titik setel) dengan menggunakan transduser. (Transduser adalah suatu peralatan lain yang merubah suatu sinyal dari satu bentuk menjadi bentuk lain).Sinyal kesalahan yang dihasilkan oleh kontroler automatik diperkuat , dan keluaran kontroler dikirim kekatup pengontrol untuk merubah bukaan katup dalam mencatu uap untuk koreksi temperatur air yang sebenarnya. Jika tidak ada kesalahan, maka tidak diperlukan perubahan bukaan katup. Pada sistem yang ditinjau ini, perubahan temperatur sekeliling, temperatur air dingin masukan, dan sebagainya dapat dipandang sebagai gangguan eksternal. Sistem kontrol manual berumpan-balik dan sistem kontrol automatik diatas bekerja dengan cara yang sama. Mata operator adalah analog dengan alat ukur kesalahan , otaknya analog dengan kontroler automatik, dan otot-ototnya analog dengan aktuator. Pengontrolan sistem yang komplekas dengan operator manusia adalah tidak efektif karena terdapat beberapa hubungan timbal-balik antara beberapa variabel. Perhatikan bahwa dalam sistem yang sederhana pun kontroler automatik akan menghilangkan setiap kesalahan operasi yang disebabkan oleha manusia. Jika diperlukan pengontrolan presisi tinggi, pengontrolan harus automatik. Banyak sistem kontrol lup tertutup dapat dijumpai di industri dan dalam kehidupan sehari-hari(dirumah). Beberapa contohnya: semua servomekanisme, sebagian besar sistem pengontrolan proses, lemari es, pemanas air automatik, dan sistem pemanas ruangan automatik dengan kontrol termostatik. SISTEM KONTROL LUP TERBUKA. adalah sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Jadi pada sistem kontrol terbuka keluarannya tidak diukur atau tidak diumpan-balikan untuk dibandingkan dengan masukan. Gambar 1.4. Blok diagram untuk sistem kontrol lup terbuka yang menunjukkan hubungan masukan keluaran. Masukan Keluaran. kontroler Plant atau Proses.
Contoh : Mesin cuci dirumah dimana perendaman, pencucian
dan pembilasan pada mesin cuci ini dioperasikan pada basis waktu. Mesin ini tidak mengukur sinyal keluaran, misalnya kebersihan pakaian. Pada setiap sistem kontrol lup terbuka keluaran tidak dibandingkan dengan masukan acuan. Sehingga , untuk setiap masukan acuan, terdapat suatu kondisi operasi yang tetap. Jadi, ketelitian sistem, bergantung pada kalibrasi. Dalam sistem kontrol lup terbuka harus dikalibrasi dengan hati- hati dan menjaga kalibrasi tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya gangguan, sistem kontrol lup terbuka tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan. Konntrol lup terbuka dapat digunakan dalam praktek jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan jika tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal. Bahwa setiap sistem kontrol yang bekerja pada basis waktu adalah lup terbuka. Contoh lain adalah pengontrolan lalulintas dengan sinyal yang beroperasi pada basis waktu. Perbandingan antara sistem kontrol lup tertutup dan kontrol lup terbuka : Sistem kontrol lup tertutup : Penggunaan umpan balik yang membuat respon sistem relatif kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal pada parameter sistem, sehingga dapat digunakan komponen yang relatif kurang teliti dan murah untuk mendapatkan pengontrolan plant dengan teliti. Hal ini tidak dapat diperoleh pada sistem lup terbuka. Jika terdapat gangguan yang tidak dapat diramal dan / atau perubahan yang tidak dapat diramal pada komponen sistem. Sistem kontrol lup terbuka : Untuk sistem dengan masukan yang telah diketahui sebelumnya dan tidak ada gangguan. Bila untuk memperkecil daya dan biaya yang diperlukan sistem. *Kombinasi yang sesuai antara keduanya untuk menghasilkan performansi sistem keseluruhan yang diinginkan pada sistem bisnis. Sistem kontrol Adaptif : Karakteristik dinamik dari sebagian besar sistem kontrol adalah tidak konstan karena beberapa sebab, seperti memburuknya performansi komponen dengan pertambahan waktu atau perubahan parameter dan sekeliling. contoh : perubahan massa dan kondisi atmosfir pada sistem kontrol pesawat ruang angkasa ). Jika perubahan parameter sistem dan sekeliling cukup besar, maka suatu sistem yang baik harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri (adaptasi). Adaptasi berarti kemampuan untuk mengatur diri atau memodifikasi diri sesuai dengan perubahan pada kondisi sekeliling atau struktur yang tidak dapat diramal. Sistem kontrol yang mempunyai suatu kemampuan beradaptasi dalam keadaan bebas disebut sistem kontrol adaptif. Sistem kontrol dengan Penalaran. Beberapa sistem kontrol lup terbuka yang sering dioperasikan dapat diubah menjadi sistem kontrol lup tertutup jika manusia sebagai operator dipandang sebagai kontroler, membandingkan masukan dan keluaran kemudian melakukan koreksi yang berdasarkan pada selisih atau kesalahan yang diperoleh. Jika kita berusaha menganalisis sistem kontrol lup tertutup yang melibatkan operator manusia semacam itu, kita akan menjumpai persoalan yang sulit dalam menuliskan persamaan yang menggambarkan perilaku manusia. Salah satu dari beberapa faktor yang kompleks dalam kasus ini adalah kemampuan penalaran dari operator manusia . Jika operator mempunyai banyak pengalaman, ia akan menjadi kontroler yang lebih baik, dan hal ini harus diperhitungkan dalam menganalisis sistem semacam itu. Sistem kontrol yang mempunyai kemampuan untuk menalar disebut sistem kontrol dengan penalaran (learning control system).