MODUL
: Pengendalian Suhu
Oleh:
Kelompok
:8
Nama :
Kelas
: 2A
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengendalian suhu bertolak belakang dengan pengendalian laju alir. Pengendalian suhu
biasanya relatif lambat dan bebas noise. Dalam kebanyakan pengendalian suhu, gain
proses berbanding terbalik dengan aliran proses.
Karakteristik dinamik proses berbeda-beda untuk pengendalian suhu penukar
panas, pemanas proses dan kolom distilasi. Penukar panas memiliki waktu mati cukup
besar. Berbeda dengan pemanas proses yang didominasi oleh konstanta waktu.
Kebanyakan sistem proses pemanasan berupa sistem mantap (self-regulating). Dengan
demikian proses pemanasan dapat dimodelkan sebagai sistem orde satu. Namun
demikian oleh adanya dinamika katup kendali, sistem perpipaan, instrumen ukur, dll,
menyebabkan adanya waktu mati semu. Disamping itu juga terdapat waktu mati
sebenarnya yang berupa kelambatan transpor (transportation lag) akibat waktu yang
dibutuhkan aliran energi dari proses ke sensor suhu. Oleh sebab itu, pemodelan dengan
FOPDT (first-order plus dead time) umumnya lebih baik.
Pengendalian suhu pada umumnya ditala dengan gain relatif tinggi atau
proportional band sempit dan waktu integral cukup panjang. Berhubung tidak ada
noise, pengendalian suhu dapat memakai derivatif. Penambahan derivatif akan
membantu mengantisipaso kelambatan yang disebabkan pengukuran suhu.
komparasi
ini menghasilkan
galat/error, dimana besarnya error ini akan dikirimkan ke unit pengendali akhir
(controller).
3. Controller akan
mengubah besarnya
Proporsional
(P):
Controller
ini
akan
memanipulasi
input
(Konstanta
Proporsional Controller), E adalah galat output, MV(s) adalah nilai input variable
pada kondisi steady-statenya (atau nilai MV pada saat output pada kondisi set
point-nya), t adalah waktu proses,dan TI
kontroler ini. TI ini biasanya bervariasi antara 0.1 sampai 50menit. Makin besar
hargaTI maka,makin lambat response yang dihasilkan. Namun adanya T I ini akan
menghilangkan harga off-set.
3.
Proporsional
Integral
Derivative
(PID):
Controller
ini
akan
1.
2. TUJUAN PERCOBAAN
Mampu melakukan pengendalian system pemanas
Mempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons suhu.
3. PERCOBAAN
3.1 Susunan Alat dan Bahan yang Digunakan
Variasi 1
Set Point 350C
Variasi 2
Set Point 350C
Variasi 3
Set Point 350C
Mencatat waktu dan nilai PB terbaik. Saat respons, cepat, tepat dan stabil.
3.2.3 Pengendali Proporsional-Integral (PI)
Nilai PB terbaik :
Set Point 350C
Mencatat waktu dan nilai Ti saat menghasilkan repons yang cepat, tepat dan stabil.
Mencatat waktu dan nilai Td terbaik. Saat respons cepat, tepat dan stabil.
4. KESIMPULAN
o Nilai Ti yang kecil berfungsi untuk menghilangkan offset, tetapi dapat membawa
system menjadi lebih sensitive dan lebih mudah berosilasi.
o Nilai Ti yang besar belum tentu efektif, justru cenderung membuat respons menjadi
lambat.
o Nilai Td yang besar akan menjadikan respons cenderung cepat.
o Nilai Td yang kecil akan memberikan nilai extra di saat-saat awal.
o Nilai Kc yang menunjukkan respons cepat, tepat dan stabil adalah saat Kc=5.
5. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan perubahan pengendalian suhu yang bertujuan untuk
mempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons suhu. Percobaan
pengendalian suhu menggunakan system control P, PI dan PID (proportional integral
derivatif) yang masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam pengendalian
suhu ini sebagai varibel proses (PV) adalah suhu,manipulated variable (MV) adalah daya
listrik masuk,setpoint (SP) adalah suhu yang diinginkan ,serta gangguan adalah suhu
aliran air yang dipanaskan dan kehilangan panas.
Proses, 2012. Kontrol Level dan Suhu Air dengan Pid Controller.
http://lab.tekim.undip.ac.id/proses/2012/09/21/kontrol-level-dan-suhu-air-dengan-pidcontroller/. Diunduh pada 23 maret 2015.
Thathit,2010. Modul Praktikum Pengendalian.
https://thathit.wordpress.com/2010/01/31/modul-praktikum-pengendalian/. Diunduh pada
23 maret 2015.
LAMPIRAN