Anda di halaman 1dari 7

Mohd Mahesha Hafizh Athaya

10511810000042

PERANCANGAN KONTROL
SISTEM KONTROL TERDISTRIBUSI
1. Feedback Control
Feedback Control System merupakan sebuah sistem kendali dimana control actionnya
bergantung pada nilai outputnya. Feedback control system ini sangat common atau sering
sekali digunakan dalam pengoperasian plant.

• Controller : menghitung set point (input) dengan variable terukur (keluaran terukur) dan
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan
• Actuator : alat elektromagnetik yang berfungsi untuk menghasilkan gaya gesekan, bisa dari
sistem motor listrik, sistem pneumatic, dan hidrolik
• Plant : seperangkat peralatan dimana variable prosesnya akan dikendalikan
• Sensor : Alat yang berfungsi sebagai alat pengukuran
• Transmitter : alat yang berfungsi sebagai pembaca sinyal sensing elemen (sensor) dan
mengubahnya supaya dimengerti oleh controller.

Contoh proses feedback control adalah sebuah tangki yang dipanaskan menggunakan pipa
yang mana pipa tersebut dialiri steam (Uap panas). Air dingin dengan suhu misal 28˚ C, masuk
ke dalam tangki yang ada heaternya (heater ini berfungsi untuk perpindahan panas secara
konduksi antara pipa dengan air dingin yang menyentuhnya) lalu keluar menjadi air panas
dengan aliran air yang konstan.

Suatu alat ukur temperature (LM35 atau thermocouple) sebagai (TT / Temperature
Transmitter) dipasang untuk mengukur variabel process, kemudian output dari TT
memberikan input berupa sinyal elektrik ke controller (PLC, Microcontroller, dsb) sebagai
(TC / Temperature Controller), pada controller ini sinyal hasil dari TT akan dihitung atau
Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

dibandingkan dengan referensi atau set point yang sudah diatur yang mana output dari
controller akan mengirimkan sinyal berupa sinyal elektrik ke CV (Control Valve) untuk di
koreksi. Sinyal dari controller akan mempengaruhi bukaan valve yang secara langsung
berpengaruh pada aliran steam yang mengalir ke heater.

2. Feedforward Control
Feedforward control merupakan sebuah control action yang mampu mengantisipasi efek dari
disturbances terhadap proses dan mengompensasi disturbances tersebut. Kompensasi
feedforward menyebabkan terciptanya sebuah sinyal inverse yang akan mengeliminasi efek
dari beban operasi (load) pada disturbance.

• Controller : menghitung set point (input) dengan variable terukur (keluaran terukur) dan
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan
• Actuator : alat elektromagnetik yang berfungsi untuk menghasilkan gaya gesekan, bisa dari
sistem motor listrik, sistem pneumatic, dan hidrolik
• Plant : seperangkat peralatan dimana variable prosesnya akan dikendalikan
• Sensor : Alat yang berfungsi sebagai alat pengukuran
• Transmitter : alat yang berfungsi sebagai pembaca sinyal sensing elemen (sensor) dan
mengubahnya supaya dimengerti oleh controller.

Contoh Proses feedforward Control

Setiap terjadi perubahan pada feed inlet, maka controller akan menggerakkan control valve
untuk mengatur fuel oil sehingga aliran feed akan sebanding dengan aliran fuel oil. Dengan
Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

demikian efek yang disebabkan oleh perubahan feed tidak akan berdampak pada output proses
(temperature outlet).

3. Feedforward-Plus-Feedback Control

Feedforward feedback control merupakan suatu pengontrol yang dapat digunakan secara
efektif untuk mempercepat tanggapan sistem pengendalian sehingga sesuai dengan setpoint
yang dikehendaki. Hal ini dikarenakan feedforward dapat secara langsung mengoreksi
perubahan load yang terjadi walaupun akan tetap timbul error sehingga dibutuhkan feedback
untuk mengatasi hal tersebut. Metode pengontrolan feedforward feedback ini banyak
digunakan kebanyakan industri untuk mempercepat respon keluaran mencapai stabil.

Contoh Proses feedforward plus feedback Control

Pada sistem ini yang di kontrol adalah suhu, yang mana suhu mempunyai tunda waktu
dalam proses kenaikan atau penurunan. Oleh karena itu dipasang feedforward untuk
mengendalikan beban dari heater. Yaa anggap saja aliran steam konstan, jika tidak ya kita harus
memasang Cascade Control untuk menanggulangi perubahan pada MV (Manipulated Variable).
Dengan begitu kenaikan dan penurunan suhu dapat cepat diatasi.
Pertama kecepatan aliran air dingin di deteksi/diukur oleh FT(Flow Transmitter) / sensor
aliran, pada FT ini akan mengirimkan sinyal berupa sinyal elektrik ke FC (Flow Controller) / PLC,
Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

Microcontroller untuk dibandingkan dengan set point (SP) yang sudah di setting sebelumnya,
kemudian didapat sinyal error (hasil penghitungan sinyal dari FT dengan SP). Kemudian FC
mngirimkan sinyal elektrik ke valve (Actuator) untuk dikoreksi sesuai error yang dikirimkan.
Kemudian air yang masuk ke pipa heater keluarannya akan di ukur oleh TT / sensor suhu, lalu TT
mengirimkan sinyal elektrik ke TC untuk di bandingkan dengan setpoint, lalu dihitung untuk
mendapatkan sinyal error. Kemudian di transmisikan ke Actuator untuk di koreksi. Sistem ini
hanya menggunakan 1 Controller tetapi menggunakan 2 Modul ADC untuk mendeteksi sinyal
elektrik dari sensor.

4. Ratio Control
Ratio control adalah sistem pengendalian yang digunakan pada suatu proses yang
membutuhkan komposisi campuran dua komponen atau lebih dengan suatu perbandingan
tertentu. Ratio control juga merupakan suatu tipe khusus dari feedforward control dengan dua
disturbance diukur dan dijaga pada perbandingan yang konstan satu sama lain.

Contoh Proses Ratio Control


Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

Pada wild stream laju aliran diukur oleh flow transmitter. Hasil pengukuran pada aliran
wild stream dan controllable stream masuk ke kontroler. Kemudian setelah mendapatkan hasil
pengukuran dari masing-masing transmitter, kontroler mengatur agar aliran pada controllable
stream itu sesuai dengan pembagian flow yang ada pada divider. Jadi divider di sini berfungsi
sebagai set point untuk controllable stream sehingga komposisi antara wild stream dan
controllable stream itu tetap sama entah apapun proses yang terjadi selanjutnya.

5. Cascade Control
Cascade control atau kontrol bertingkat merupakan skema kontrol yang memiliki dua
kontroler dan merupakan ekstensi dari penggunaan feedback control. Dua kontroler ini
masing-masing digunakan sebagai master dan slave.

Contoh proses cascade Control

Parameter yang akan diukur dan dijadikan acuan adalah temperature pada feed outlet.
Ketika terjadi kenaikan laju aliran pada feed inlet dengan laju aliran fuel oil yang tetap, maka
akan terjadi penurunan temperature pada feed outlet. Ketika penurunan ini signifikan karena
telah melewati batas set point yang ditentukan dan dapat mengganggu jalannya proses maka,
temperature controller yang bertindak sebagai master, mengirimkan set point ke pressure
controller. Kemudian pressure controller melakukan adjustment dengan cara mencari error
dari set point inputan dari temperature controller dan feedback dari pressure transmitter, hasil
error tersebut dijadikan sebuah reference untuk menggerakkan control valve untuk membuka
aliran fuel oil agar set point temperature feed outlet dapat tercapai kembali.
Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

6. Split Range Control

Contoh Proses Split Range Control

Suatu feed inlet akan dipanaskan di dalam suatu furnace dengan menggunakan bahan bakar
(fuel). Temperature feed outlet dipertahankan tetap pada temperature tertentu. Bahan bakar
yang tersedia ada dua jenis yakni, fuel oil sebagai bahan bakar utama dan fuel gas digunakan
sebagai penyeimbang. Kontrol temperature dengan split-range akan menjaga temperature feed
outlet dengan memanipulasi bukaan valve pada kedua bahan bakar.

7. Override Control
Override Control, juga disebut sebagai kontrol selektif, adalah bentuk kontrol multivariabel
di mana: lebih dari satu pengontrol dapat memanipulasi proses yang sama dan pemilihan
pengontrol adalah ditentukan oleh suatu kendala. Dalam konfigurasi kontrol override,
setidaknya akan ada dua pengontrol, normal dan menimpa pengontrol. Pada kondisi operasi
normal, pengontrol normal mengontrol proses dan pengontrol override tetap tidak aktif.
Setelah batasan yang telah ditentukan tercapai atau terlampaui, pengontrol override
menghilangkan kontrol variabel yang dimanipulasi (dikenal sebagai variabel override) dari
pengontrol normal melalui pemilih. Tindakan penimpaan ini mencegah variabel override
dari melebihi batasan tertentu itu
Mohd Mahesha Hafizh Athaya
10511810000042

Contoh Proses Override Control

Header uap harus dipertahankan di atas tekanan minimum. Uap dari header digunakan untuk
memanaskan air dalam penukar panas. Suhu air panas dikendalikan oleh TIC-101. Hal ini lebih
penting bahwa tekanan kepala berada di atas minimum dari itu suhu air berada pada setpoint nya.
Setpoint pengendali sundulan tekanan uap ditetapkan pada tekanan uap minimum (di bawah
tekanan normal). Jika tekanan turun di bawah setpoint nya, output pengontrol tekanan akan
menurun. Ketika kurang dari output dari pengontrol suhu kontroler tekanan akan mulai untuk
menutup katup.Suhu air akan jatuh di bawah setpoint nya, tetapi lebih penting bahwa tekanan uap
sundulan dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai