Anda di halaman 1dari 7

Pembangkit Listrik

Tenaga Uap
(Siklus Rankine)

Kelomopok 1 :
Dadang Raud Mustofa
Naufal Ardiansyah
Muhammad Shiddiq Assalam
Yoga Gustian Fadilah

SIKLUS RANKINE
Siklus Rankine adalah salah satu jenis siklus termodinamika ideal yang
digunakan untuk mendeskripsikan mesin kalor (memanfaatkan
perubahan panas menjadi kerja). Energi panas disuplai secara eksternal pada aliran
tertutup, yang biasanya menggunakan air yang dipanaskan didalam
ketel boiler sehingga menghasilkan uap dalam tekanan tinggi yang digunakan
untuk memutar turbin. Setelah melalui turbin, uap air dikondensasikan kembali
menjadi air dalam bentuk cair (dengan membuang panas yang tersisa) lalu
dikembalikan kedalam boiler, menyelesaikan siklus ini.

Diagram Siklus Rankine

Penjelasan Komponen Siklus Rankine


• Pompa adalah mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan zat cair
dari satu tempat ketempat yang diinginkan.
• Boiler merupakan alat penukar panas seperti pada pembangkit listrik tenaga
panas. Cairan terkompresi memasuki boiler untuk diubah menjadi uap super
panas.
• Turbin atau turbin uap adalah mesin yang menggunakan uap bertekanan
untuk menghasilkan kerja mekanis. Uap super panas yang masuk ke turbin
mengembang dan memutar poros sehingga menghasilkan kerja yang
menghasilkan listrik.
• Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengkondensasikan uap hasil
pembuangan eraksi turbin menjadi titik air (air kondensat) dan uap yang
terkondensasi menjadi air yang ditampung.
Proses Siklus Rankine
• Proses 1-2 : Fluida kerja (cairan jenuh) yang masuk ke dalam pompa,
dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Ini juga dikenal sebagai
kompresi isentropik. Energi masukan dibutuhkan pada tahap ini.
• Proses 2-3: Cairan bertekanan tinggi yang masuk ke boiler dipanaskan oleh
sumber panas eksternal pada tekanan konstan. Cairan diubah menjadi uap
jenuh kering dengan penambahan panas bertekanan konstan di dalam boiler.
• Proses 3-4: Uap jenuh kering dari boiler mengembang saat memasuki
turbin. Ini juga dikenal sebagai ekspansi isentropik. Oleh karena itu, suhu
dan tekanan uap menurun.
• Proses 4-1: Uap basah yang memasuki kondensor pada tahap ini
dikondensasikan pada tekanan konstan. Kemudian diubah menjadi cairan
jenuh. Proses ini juga dikenal sebagai penolakan panas bertekanan konstan
di kondensor. Cairan jenuh ini kembali diedarkan kembali ke pompa, dan
siklus berlanjut.

Prinsip-Prinsip Pengendalian Proses


• Mengukur
• Membandingkan
• Menghitung
• Mengoreksi
Prinsip-Prinsip Pengendalian Proses
• Mengukur Process Variable, dimana process variable merupakan besaran
parameter proses yang dikendalikan.
• Membandingkan apakah hasil pengukuran sesuai dengan set point, dimana
set point merupakan besarnya process variable yang diinginkan.
• Apabila terdapat perbedaan antara process variable dengan set point disebut
Error.

Error = Set Point – Proces Variable

Elemen-Elemen Sistem Pengendalian Otomatis


• Nama lain sistem pengendalian otomatis adalah sistem negative feedback
dan closed loop.
• Komponen-komponen pokoknya terdiri dari elemen pengukuran (Sensing
Element dan Transmitter), elemen kontrol (Control Unit), dan final kontrol
elemen (Control Valve)
• Summing junction membandingkan dengan tanda (+/-) mengurangi set
point dengan sinyal measurement variable. Hasilnya disebut error.

Elemen-Elemen Sistem Pengendalian Otomatis


• Dalam sistem pengendalian diperlukan diagram kotak yang akan digunakan
untuk menentukan transfer function-nya. Di dalam diagram kotak ini
terdapat elemen–elemen pokok sistem pengendalian antara lain :
• Proses (process), Merupakan tatanan peralatan yang mempunyai suatu
fungsi tertentu.
• Controlled Variable, Merupakan besaran (variable) yang dikendalikan atau
disebut process variable.
• Manipulated Variable, Merupakan input dari suatu proses yang dapat
diubah–ubah besarnya supaya process variable sama dengan set point.
• Sensing Element, Merupakan bagian yang berperan untuk melakukan
pengukuran sehingga biasa disebut sensor.
• Transmitter, Merupakan alat yang berfungsi membaca sinyal sensing
element dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti
oleh controller.
• Measurement Variable, Merupakan sinyal yang keluar dari transmitter.
• Set Point, Merupakan besar process variable yang dikehendaki.
• Error, Selisih antara set point dan process variable.
• Controller, Merupakan elemen yang mengerjakan tiga langkah sekaligus
dalam sistem pengendalian otomatis yaitu membandingkan set
point dengan measurement variable, menghitung berapa error yang
dihasilkan dan mengeluarkan sinyal koreksi.
• Load, Besaran lain seperti manipulated variable yang dapat berubah–ubah
sehingga dapat mengubah controlled variable.
• Control Valve, Merupakan final control element yang berfungsi
mengubah measurement variable dengan cara memanipulasi besarnya
bukaan valve berdasarkan perintah controller.

Diagram Pengendalian Proses Siklus Rankine


Penjelasan
• Fluida dipompa dari tangki masuk ke Boiler, dalam Boiler diproses agar
mencapai suhu uap panas yang diinginkan dan hal ini disebut juga dengan
output prosess/prosess variable.
• Hasil output (Process Variable) diukur oleh Sensing element untuk
membaca sinyal.
• Sinyal ditransfer ke Transmitter untuk diubah menjadi (Measured Variable)
sinyal yang dapat dimengerti oleh Control Unit.
• Summing Junction dengan tanda positif negative, dititik inilah
langkah membandingkan dilakukan dengan mengurangi besaran set point
dengan sinyal measurement variable. Hasilnya adalah sinyal error.
• Control Unit akan menghitung atau mengatur kembali besarannya
(Manipulated Variable) agar proses variable besarnya sama dengan set
point.
• Control Valve akan mengoreksi besaran bukaan katup sesuai dengan
perhitungan dari Control Unit.
Kesimpulan
Berdasarkan rangkuman dari materi diatas dapat disimpulkan, Sistem
Pengendalian Proses memudahkan untuk memantau, memastikan atau
menghilangkan hasil keluaran dengan membuat kejadian proses dapat
diprediksi dan diharapkan. Kompleksitas operasi dan sistem pengendalian
proses dapat bervariasi secara signifikan. Bergantung pada jumlah variabel dan
langkah dalam proses produksi. Hal ini sangat berguna dalam dunia industri
untuk meningkatkan efisiensi suatu sistem. Dengan beberapa elemen komponen
Instrumentasi sistem pengendalian proses diantaranya: elemen pengukuran
(Sensing Element dan Transmitter), elemen kontrol (Control Unit), dan final
kontrol elemen (Control Valve) dan 4 prinsip langkah pengendalian proses
yaitu mengukur, membandingkan, menghitung dan mengoreksi membantu
untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal pada suatu rancangan sistem
Pembangkit Pistrik Tenaga Uap (PLTU).

Anda mungkin juga menyukai