Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA PALMCO SEIGARO

MENGORGANISASIKAN PEKERJAAN PADA


STASIUN STERILIZER

Disusun Oleh:

HABIB FAZRUR RAHMADANI


NIM.22225011

PROGRAM STUDI D2 TEKNIK PENGOLAHAN


KELAPA SAWIT
POLITEKNIK KAMPAR
BANGKINANG
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Mengorganisasikan pekerjaan pada stasiun sterilizer


Di Perkebunan Nusantara Palm CO Sei Garo
Nama Mahasiswa : Habib Fazrur Rahmadani

Nim : 22225011

Program studi : D2 TeknikPengolahan Kelapa Sawit

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Niken Ellani Patitis, SP., MT


NRP :

Wakil Direktur I Ketua Program Studi


Bidang Akademik & Kemahasiswaan Pengolahan Kelapa Sawit

Fenty Kurnia Oktorina, ST., M. Sc Anna Dhora, STP., MP


NRP: 110306006 NRP : 110907021
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama Mahasiswa : Habib Fazrur Rahmadani

Nim : 22225011

Program studi : D2Teknik Pengolahan Kelapa Sawit

Lokasi PKL : Di PKS PT PalmCO Sei Garo

Waktu pelaksanaan : 30 Oktober 2023 – 05 Januari 2024

Judul laporan : Mengorganisasikan pekerjaan Stasiun Sterilizer di PT

Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo

Menyetujui,
Pimpinan Perusahaan

CHOIRI
MANAGER

Pembimbing Lapangan I Pembimbing Lapangan II

Gapurman Fadel Firandra


Asisten Pengendalian Mutu Asisten Pengolahan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran ALLAH SWT atas limpahan nikmat beserta


karuniannya dan ucapan terima Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Hariyanto
Dan Ibu Marlinah. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang selalu dicurahkan
kepada penulis, selalu memberikan dukungan serta doa yang yang tiada hentinya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan Yang
berjudul “Mengoperasikan Mesin dan Peralatan Stasiun Sterilizer di Perkebunan
Nusantara PalmCO Sei Garo”.
Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam Penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan,
diantaranya:
1. Ibu Niken Ellani Patitis, SP., MT. selaku pembimbing. Terima kasih
atas semua dorongan, masukan serta arahan dalam membantu
penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapangan.
2. Anna Dhora, STP., MP selaku ketua program studi Pengolahan
Kelapa Sawit.
3. Ibu Nina Veronica, ST., M. Sc selaku direktur Politeknik Kampar.

4. Bapak Choiri selaku Manager di PT Perkebunan Nusantara PalmCO


Sei Garo.
5. Bapak Dedi Hariyono selaku Maskep di PT Perkebunan Nusantara
PalmCO Sei Garo.
6. Bapak Gapurman selaku Asisten Pengendalian Mutu pembimbing
lapangan I dan bapak Fadel Firandra selaku Asisten pengolahan
pembimbing lapangan II, yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya selama pelaksanaan praktek kerja lapangan
berlangsung.
7. Dan seluruh karyawan yang ada di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei
Garo yang telah banyak memberikan pengalaman serta membantu
selama proses praktek kerja lapangan.
8. Rekan - rekan Partner PKL yang telah memberikan dukungan dan
semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan.
9. Seluruh rekan TPKS angkatan 2022 terima kasih atas bantuan doa
dan selalu memberi semangat.
10. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu
yang membantu dalam pelaksanaan PKL.
Penulis menyadari bahwa laporan PKL masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan. Semoga laporan PKL ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Sei Garo, 05 Januari 2024

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) adalah suatu industri yang bergerak
untuk mengolah tandan buah segar /TBS menjadi beberapa produk yang
dihasilkan, produk utama pabrik kelapa sawit yaitu crude palm oil (CPO) dan
crude palm kernel oil (CPKO), dalam prosesnya untuk mengolah kelapa sawit
menjadi CPO maupun CPKO harus melalui beberapa tahapan dimulai dari stasiun
penerimaan, stasiun perebusan, stasiun pembantingan, stasiun pegempaan,
stasiun pengolahan kernel dan stasiun klarifikasi (Rahardja et al., 2021).
PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo merupakan salah satu
perusahaan penggabungan antara PTPN III, IV, V, VI DAN XIII dibawah
Kementrian BUMN yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit sebagai
usaha utamanya. PT Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo dilengkapi dengan
pabrik pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit crude palm oil
(CPO) dan pengiriman crude palm kernel oil (CPKO) untuk diolah dipabrik
kebun lain, pengolahan tanda kosong yang menghasilkan pupuk organik yang
diperoleh dari pelapukan tandan kosong yang merupakan limbah pabrik. Pupuk
ini biasa disebut dengan pupuk tandan kosong kelapa sawit, adapun kapasitas
pabrik sebanyak 30 ton TBS /jam. Pada PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei
Garo terdapat beberapa divisi yaitu afdeling 1, afdeling 2, afdeling 3, afdeling 4
dengan total luas area tanaman 3.148,46 Ha.

Salah satu mesin yang berperan penting dalam proses pengolahan minyak
kelapa sawit yaitu sterilizer. Sterilizer ( bejana uap ) didefinisikan sebagai alat
yang digunakan untuk sterilisasi/perebusan TBS menggunakan panas dari uap
steam yang bertekanan secara konveksi dan konduksi. Steam yang digunakan yaitu
dengan tekanan 2,8-3,0 Kg/Cm2 dan temperatur 130-140℃ yang diinjeksi dari
back pressure vessel (BPV).

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Adapun penulisan laporan praktek kerja lapangan sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari identifikasi tugas pada Stasiun Sterilizer


2. Untuk mempelajari alur informasi pada stasiun sterilizer
3. Untuk mempelajari SOP tugas operator pada stasiun sterilizer

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Adapun manfaat penulisan laporan praktek kerja lapangan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui persiapan pengoperasian unit Sterilisasi
2. Untuk mengetahui langkah kerja di unit Sterilisasi
3. Mengetahui SOP pelaporan kegiatan pengoperasian pada unit sterilisasi

D. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktek kerja lapangan (PKL) dilakukan lebih dari 9 minggu
dimulai pada tanggal 30 Oktober 2023 sampai 05 Januari 2024. Praktek kerja
lapangan dilaksanakan di PTPN V Perkebunan Kelapa Sawit Sei Garo. Yang
berlokasikan di Jln. Lintas Petapahan - Gelombang, Desa Gading Sari, Kec.
Tapung, Kab. Kampar, Riau 28464. Waktu pelaksanaan PKL dimulai pada hari
senin sampai jum’at pada pukul 07.00 - 16.00 WIB, dan pada hari Sabtu pukul
07.00 - 12.00 WIB.
BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT Nusantara PalmCO Sei Garo merupakan salah satu perusahaan


penggabungan antara PTPN III, IV, V, VI dan XIII, dibawah Kementrian BUMN
yang mengelolah perkebunan kelapa sawit sebagai usaha utamanya. PT
Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo dilengkapi dengan pabrik pengolahan
kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit crude palm oil (CPO), pengiriman
crude palm kernel oil (CPKO) untuk diolah dipabrik kebun lain dan menghasilkan
pupuk organik yang diperoleh dari pelapukan tandan kosong yang merupakan
limbah pabrik, biasa disebut dengan pupuk tandan kosong (TANKOS). PT
Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo yang difokuskan dalam usaha
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta perkebunan karet di Riau. PT
Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo merupakan penggabungan 5 PTPN yaitu
PTPN III, IV, V, VI, dan XIII. PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo
didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1996, pada tanggal 11
Maret 1996, dan berkantor pusat di Pekanbaru. Pada tahun 2006, PTPN V telah
memiliki 12 pabrik kelapa sawit (PKS). PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei
Garo sebelumnya di beri nama PTPN V Sei Garo sekarang berubah mulai tanggal
23 November 2023 menjadi PT Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo.

Pabrik Kelapa Sawit Sei Garo atas bantuan biaya Asian Development Bank
(Loan No. 789 INO) dibangun tahun 1989 karena di dalam areal jalur merah
PT.CPI, kemudian lokasi di pindahkan keluar jalur merah dan selesai pada bulan
September 1994 dengan kapasitas terpasang 30 ton TBS/Jam. Pembangunan
pabrik dilaksanakan oleh PT. Sumatra Raya Sari Enginering & Co, berdasarkan
Surat Perjanjian No. 05.0/S.Perj/142/89 tanggal 7 Oktober 1989 dan sebagai
konsultan dalam pembangunan pabrik adalah Cemas Consultant dan PT. Tri
Karya Pecindo - Medan. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Garo yang berlokasi di
desa Gading Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar telah beroperasi selama
29 tahun. Produk pada PKS PTPN V Sei Garo ini adalah Crude Palm Oil (CPO)
dan crude Palm Kernel ( CPKO). Luas pabrik kelapa sawit inclusive instalasi
pengolahan limbah dan perumahan karyawan sebesar 17,90 ha. Kelapa sawit
merupakan tanaman perkebunan yang mengalami pertumbuhan produksi yang
cukup pesat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (2012), produksi kelapa sawit
Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi 23,52 juta ton pada
tahun 2012, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7 % 67 per tahun pada
periode 2008-2012. Provinsi Riau merupakan salah satu sentral produksi sawit di
Indonesia.

B. Struktur Organisasi
1. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam mencapai tujuannya PT
Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo menetapkan struktur organisasi staff dan
fungsional, dimana wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan kepada satuan
organisasi dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang
kerja atau tiap departemen berhak memberi tanggung jawab atas tugas kepada
semua pelaksanaan yang ada sepanjang menyangkut bidang kerja atau
departemennya, dan tiap-tiap satuan pelaksana ke bawah memiliki wewenang
dalam semua bidang kerja. Pimpinan tertinggi dibantu oleh biro personalian dan
satuan pengawasan interen. Struktur organisasi PT perkebunan Nusantara
PlamCO sei Garo ditunjukan pada gambar 2.1 berikut:
Gambar 2.1 Struktur organisasi PT perkebunan Nusantara PlamCO sei Garo

C. Visi dan Misi Perusahaan


1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan
2. Misi Perusahaan
a. Mengelola agro industri secara efisien bersama mitra untuk
kepentingan Stakeholder.
b. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance kriteria
minyak sawit berkelanjutan penerapan standar Industri dan
pelestarian lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat
diterima oleh pelanggan.
c. Menciptakan keunggulan kompetitif di bidang SDM melalui
pengelolaan sumbar daya manusia berdasarkan praktek-praktek
terbaik dan sistem manajemen sumber daya manusia terkini guna
meningkatkan kompetensi Inti perusahaan.

D. Kegiatan Umum Perusahaan


PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo bergerak dibidang perkebunan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan (crude palm oil dan crude palm kernel oil ).
Dan memiliki kebun Sei Garo yang terdiri dari 4 afdeling. PT Perkebunan Nusantara
PalmCO Sei Garo memiliki PKS untuk mengolah buah sawit dari kebun miliknya (buah
inti) dan juga menerima buah pembelian atau pihak ketiga. Adapun
kegiatan yang dilakukan PT Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo
sebagai berikut:

1. Kebun

Pada kebun kelapa sawit di PTPN V meliputi beberapa kegiatan yang


dimulai dari pembibitan, penanaman kelapa sawit, pemeliharaan tanaman,
dan tahap akhir yaitu panen Tandan Buah Segar (TBS).

2. Pabrik

Pada Pabrik Kelapa Sawit PTPN V Sei Garo meliputi beberapa


kegiatan yaitu: penerimaan dan pengumpulan TBS yang sudah di panen
dari kebun kemudian mengolah menjadi CPO dan PK. Terdapat labor
yang akan menganalisis CPO dan PK selanjutnya pada pabrik juga
terdapat pengolahan limbah.

3. Kantor

Pada kantor PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo meliputi


beberapa kegiatan seperti: mengolah data karyawan dan pengawai,
pengolahan data administrasi, pengolahan data gudang dan data
tanaman.
PKS Sei Garo memiliki kegiatan rutin tiap minggu nya seperti:

1. Apel gabungan untuk semua bagian (Quality assurance, teknik


pengolahan).

2. Apel gabungan tiap jum’at (masing-masing bagian).

3. Rapat mingguan mengenai evaluasi kerja.


BAB III

KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Unit Utama Pengolahan Kalapa Sawit Menjadi CPO

Pada Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi CPO melalui
beberapa tahapan pengolahan yang harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur pabrik, bahan baku yang sesuai dengan kriteria panen yang
bermutu. Berikut merupakan tahapan pada beberapa stasiun yaitu:

1. Stasiun penerimaan buah (Fruit receiving station)


2. Stasiun perebusan (Sterilizer station)
3. Stasiun Thesher (Threshing station)
4. Stasiun digester dan press ( Digester and press station)
5. Stasiun pemurnian (Clarification station)
6. Stasiun pengolahan biji (Kernel plant station)
Flow chart pengolahan kelapa sawit ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Flow chart pengolahan kelapa sawit


1. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit receiving station)

Stasiun penerimaan buah berfungsi untuk tempat penerimaan TBS dari


kebun sebelum diolah. Pada stasiun penerimaan buah dapat diketahui jumlah
produksi TBS setiap harinya. Mutu TBS harus diperhatikan sebelum TBS diolah
pada tahapan berikutnya untuk menghasilkan minyak dengan rendemen dan
kualitas yang diinginkan. Sumber buah sawit Sei Garo berasal dari Kebun inti
(Afdeling inti), Kebun plasma (Afdeling plasma) Sei Garo dan dari pihak ke
tiga( Non Plasma).
a. Jembatan timbang (weigh bridge)

Pada stasiun penerimaan buah, disediakan jembatan timbang untuk


mengetahui berat sewaktu berisi (Bruto) dan sesudah dibongkar (Tarra). Selisih
antara bruto dan tarra adalah jumlah TBS yang diterima atau disebut dengan
Netto. Selain TBS, pada jembatan timbang dilakukan juga penimbangan terhadap
pengiriman CPO, inti sawit, tandan kosong dan cangkang. Alat untuk
penimbangan berukuran 12 m x 3 m dengan kapasitas maksimum 50 ton. Sistem
Pengukuran yang dipakai menggunakan sistem elektronik sehingga mampu
menghasilkan out put berupa angka di monitor pengendali. Pada PT. Perkebunan
Nusantara PalmCo Sei Garo terdapat 2 timbagan yang mana, Keduanya memiliki
fungsi yang sama yaitu untuk mengetahui produksi masuk dan keluar. Jembatan
Timbangan ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Jembatan timbang

Tahapan proses di stasiun penerimaan dimulai dari kedatangan truk


pengangkut TBS dari kebun kemudian supir truk melaporkan surat pengantar TBS
dari beberaap kebun, setelah melaporkan kemudian truk pengangkut TBS masuk
ke jembatan timbang untuk mengetahui berat TBS yang di angkut. Jembatan
timbang merupakan alat yang sangat vital dalam sebuah Pabrik Kelapa Sawit yang
menjadi bagian terdepan dimana didapat data kuantitas masuknya raw material
dan keluarnya produk yang dihasilkan. Timbangan berfungsi untuk mengetahui
berat bahan baku yang masuk ke pabrik yaitu dengan menghitung bruto, tarra,
dan netto dari TBS dan yang keluar dari pabrik.

Fungsi jembatan timbang yaitu :

1) Mengetahui jumlah TBS yang masuk mulai dari TBS afdeling, plasma
maupun TBS dari non plasma

2) Mengetahui berat muatan/barang masuk dan keluar pabrik

3) Melakukan penimbangan CPO dan kernel yang akan dikirim ke luar pabrik

4) Menimbang tandan kosong yang akan dikirim keluar pabrik

Bagian – bagian jembatan timbang dan spesifikasinya

1) Pondasi Jembatan Timbang

Fungsi dari pondasi ini adalah untuk tempat berdirinya loadcell yang akan
menopang platform jembatan timbang.

2) Platform

Platform jembatan timbang berfungsi sebagai tempat penimbangan


kendaraan. Platform jembatan timbangan terdiri dari main beam, cross
beam, support beam, ship plate.
Panjang 1200 Cm
Lebar 300 Cm
Tebal 1,2 Cm
Tabel 3.1 Spesifikasi Platform

3) Loadcell

Loadcell jembatan timbang berfungsi sebagai sensor yang dirancang untuk


mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban.

4) Landasan awal jembatan timbang berfungsi sebagai landasan sebelum


platform

5) Tanah

Tanah pada jembatan timbang berfungsi untuk menopang atau pondasi


untuk jembatan timbang. Di PKS PTPN V Sei Garo satu timbangan rata
dengan tanah sedangkan satu timbangan lainnya di atas permukaan tanah

6) Avery weigh tronix

Avery Weigh Tronix adalah alat yang digunakan untuk menunjukan angka
timbangan secara digital dari setiap penimbangan dan mengetahui jumlah
berat dari barang yang di bawa oleh truck tersebut.

7) Komputer

Komputer berfungsi untuk mendata hasil berat kendaraan dan isi nya.

8) Printer

Printer berfungsi untuk mencetak data yang berada dalam komputer untuk
di berikan kepada supir truck sebagai bukti bahwa yang di bawa sama
dengan yang di catatan.

Pengecekan harian timbangan


1) Pengecekan dilakukan secara visual pada tempat penimbangan untuk
memastikan platform dan loadcell dalam kondisi baik dan tempat
penimbangan bersih
2) Memastikan pencatatan secara digital berfungsi dan berada pada titik nol
ketika tempat penimbangan dalam kondisi kosong
3) Seluruh pencatatan penimbangan pada hari sebelumnya setelah penutupan
hari telah dicetak. Backup disk harus dibuat.
4) Tiket yang mencukupi pada jembatan timbang harus tersedia untuk
pemakaian harian
5) Seluruh akses pada mekanisme penimbangan, termasuk switch diamankan
dari personel yang tidak berwenang

Perawatan dan kalibrari timbangan

Perawatan dan kalibrasi pada timbangan bertujuan agar timbangan selalu


berada dalam kondisi yang baik dan menghasilkan pengukuran yang akurat.
Terdapat berbagai perwatan yang harus dilakukan pada timbangan antara lain:

1) Corner test

Corner test berfungsi untuk mengetahui selisih pengukuran berat


timbangan pada setiap sudut platform. Corner test dilakukan dengan cara
menimbang kendaraan ( biasanya menggunakan loader) pada tiga titik
yang berbeda pada platform yaitu di kedua sisi bagian pinggir dan bagian
tengah platform. Apabila perbedaan hasil pengukuran tiap sudut lebih
besar dari 20 kg maka timbangan perlu dilakukan kalibrasi ulang.

2) Tera ulang

Tera ulang perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh kontraktor timbangan
dan badan meteorologi. Proses yang dilakukan saat tera ulang antara lain :
a) Lakukan corner test

b) Timbangan batu kalibrasi

Setelah corner test dilakukan, akan dilanjutkan dengan


penimbangan batu kalibrasi. Batu kalibrasi yang digunakan
berjumlah 100 buah dengan berat 20 kg per buah. Batu kalibrasi
diletakan sebanyak 25 buah pada setiap sudut platform (total ada 4
sudut) kemudian akan dilakukan pencocokan berat batu tersebut
dengan berat yang ditampilkan pada weight indikator.

c) Tambahkan batu ketelitian


Setelah weight indikator menunjukkan berat sebesar 20 ton (karena
menggunakan 100 buah batu kalibrasi dengan berat 20 kg/buah),
maka akan ditambahkan beban ketelitian dengan kelipatan 1 kg.

b. Sortasi TBS

Tanda buah segar (TBS) yang telah ditimbang selanjutnya akan di lakukan
penyortiran terlebih dahulu oleh petugas sortasi. Penyortiran buah bertujuan untuk
menentukan kualitas dari TBS yang akan diolah dan rendemen produksi. Hal yang
mempengaruhi hasil sortasi adalah jenis buah, buah dura dan buah tenera. Buah
dura adalah jenis buah yang memiliki daging buah yang tipis dan nut yang tebal
sehingga menghasilkan rendemen CPO yang sedikit. Sedangkan buah tenera
adalah jenis buah yang memiliki daging buah yang tebal dan nut yang kecil
sehingga menghasilkan rendemen CPO yang banyak. Mutu crude palm oil (CPO)
atau rendemen hasil sangat dipengarui oleh mutu TBS. Penyortiran buah dilakukan
dilantai loading ramp sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh PKS Sei Garo.
Apabila ada TBS yang masuk tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan, maka
TBS tersebut tetap diterima dan diolah, hanya saja TBS tersebut tidak langsung
diolah, tetapi didiamkan dahulu di lantai loading ramp sampai membrondol kira-
kira 1-2 hari. TBS tersebut diolah dengan cara mencampurkan dengan TBS yang
kualitas bagus, sehingga penurunan kualitas dari minyak yang dihasilkan tidak
terlalu signifikan.Penyortiran Buah ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut:

Gambar 3. 3 Sortasi Buah


Tujuan Sortasi yaitu:

1) Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang diterima pabrik.

2) Sebagai data laporan balik ke kebun atas kualitas TBS yang


dikirim.

3) Merupakan salah satu parameter yang akan mempengaruhi hasil


dan kualitas produksi minyak sawit.

2. Stasiun Penampungan TBS (Loading Ramp).

loading ramp berfungsi untuk penyimpanan TBS sementara sebelum


dimasukkan ke dalam lori. Untuk membuka pintu bays menggunakan
sistem pintu hydraulic power pack. Sistem buka dan tutup pintu loading
ramp dikendalikan oleh operator dengan menggunakan control panel, lantai
loading ramp dibuat dengan kemiringan 45° dan memiliki celah sehingga
saat TBS berada di loading ramp kotoran dari TBS akan jatuh/keluar
melalui celah tersebut. PKS Sei Garo memiliki 1 loading ramp, setiap
loading ramp memiliki 20 pintu (bays) dengan kapasitas 250 ton atau
setiap bays berkapasitas 12,5 ton. a. Lori TBS Lori merupakan tempat
untuk penampungan TBS (Tandan Buah Segar), dan juga tempat atau
wadah sebelum dimasukkan kedalam rebusan, jumlah lori yang mencukupi
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar kapasitas rebusan
tercapai. PKS Sei Garo memiliki 84 lori dan masing-masing lori
berkapasitas 2,5 ton. Lori dijalankan menggunakan bantuan capstand yang
menariknya dengan sling dan boller sebagai penahan, sehingga lori
berjalan sesuai jalur relnya. Penampungan buah (Lori) ditunjukkan pada
gambar 3.4 berikut:
Gambar 3. 4 Lori

b. Capstand

Alat penarik (Capstand) digunakan sebagai alat bantu untuk menarik lori pada
posisi yang diinginkan. Seperti mendekati pada loading ramp, memasukkan lori ke
dalam rebusan, mendekatkan lori pada housting crane, dan lain sebagainya. Pada
capstand terdapat beberapa bagian yaitu electromotor, penahan tali, bollar, tali
mania, gearbox, kopling. Capstand ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut:

Gambar 3. 5 Capstand
c. Transfer Carriage

Transfer Carriage berfungsi untuk memindahkan lori dari rail


track loading ramp menuju rail track rebusan. Kapasitas 1 unit
transfer carriage mampu mengangkut 3 unit lori. Transfer Carriage
ditunjukkan pada gambar 3.6

Gambar 3. 6 Transfer carriage

3. Stasiun Perebusan (Sterilizer station)

Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus


TBS menggunakan uap (steam). Steam yang digunakan yaitu dengan
tekanan 2,8-3,0 Kg/Cm2 dan temperatur 130-135℃ yang diinjeksi dari
back pressure vessel (BPV). Pada umumnya sterilizer terdiri dari dua jenis
yaitu bejana rebusan tegak (vertikal) dan bejana rebusan mendatar
(horizontal). Bejana rebusan yang digunakan pada PKS Sei Garo adalah
bejana rebusan mendatar (horizontal) sebanyak 4 unit, dengan kapasitas
masing-masing 27,5 ton TBS, setiap unit sterilizer dapat menampung 11
unit lori dimana 1 lori berkapasitas maksimal 2,5 ton TBS. Sistem
Perebusan sterilizer menggunakan sistem perebusan tiga puncak (triple
peak). Cara kerja perebusan tiga puncak pada PTPN V Perkebunan Kelapa
Sawit Sei Garo yaitu: a. Puncak I (single pack) Proses perebusan dilakukan
secara automatisasi pada panel kontrol, saat sterilizer sudah siap untuk
perebusan dan buah berada didalam sterilizer kemudian naikkan tekanan
steam sampai 1,5 bar dengan waktu ± 7 menit , kemudian tutup inle valve
dan buka blow valve sampai tekanan turun menjadi 0 bar dengan waktu ± 2
menit. b. Puncak II (double pack) Setelah proses puncak I selesai tutup
blow down valve dan blow off naikkan tekanan menjadi 2,5 Bar dengan
membuka main steam valve dengan waktu ±10 menit. Setelah tekanan
tercapai tutup main valve, kemudian buka blow down valve dan down off
sampai tekanan 0 bar dengan waktu ± 3 menit. c. Puncak III Setelah
prosess puncak II selesai dilanjutkan dengan menutup blown down dan
blow off valve lalu naikkan tekanan sampai 2,8-3 bar. Dengan cara
membuka main inlet steam, dengan waktu ± 15 menit. Ketika mencapai
tekanan 3 bar tahan steam selama 45 menit dengan suhu 130-135℃. Pada
tahapan ini diharapkan buah dalam keadaan terebus sempurna. Saat waktu
perebusan sudah mencapai maksimal maka tutup main valve lalu buka
blow 13 down off valve hingga tekanan 0 bar, kemudian pintu dapat
dibuka untuk mengeluarkan lori menuju proses selanjutnya. Bejana
perebusan TBS (Sterilizer) ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut:

Gambar 3. 7 Sterilize

Tujuan perebusan pada Sterilizer yaitu:

1) Melunakan daging buah.


Memudahkan pemisahan mesocarp dan nut di dalam proses digesting dan
depericarping. Dan juga memudahkan dalam pengepresan minyak.

2) Memudahkan pelepasan buah.

Jika buah di sterilizer tepat matang maka akan mempermudah dalam


pelepasan buah di trhesher dan memperkecil losses buah USB (Unstripped
Bunch) dan USF (Unstripped Fruit)

3) Inaktifasi enzim.

Enzim utama yang mengakibatkan peningkatan ALB adalah enzim lipase,


dimana enzim ini akan inakftif pada suhu >45℃.

4) Menurunkan viskositas minyak.

Viskositas (kekentalan) minyak akan berkurang apabila minyak dalam


suhu panas. Penurunan viskositas dapat mempermudah dalam proses
digesting dan pressing.

Problematika yang sering terjadi di rebusan yaitu banyak terjadi


kebocoran pada tabung/badan sterillizer, sehingga banyak uap yang
terbuang dan menyebabkan tekanan pada sterillizer tidak tercapai. Cara
mengatasinya yaitu perlunya perbaikan pada kebocoran tabung sterillizer
agar tekanan pada saat proses perebusan dapat tercapai sesuai dengan
waktu normalnya sehingga efisiensi perebusan dapat terpenuhi.

4. Stasiun Rantaian (Threshing Station)

a. Hoisting Crane

TBS yang telah direbus pada sterillizer kemudian dikeluarkan dari


sterilizer, selanjutnya lori dikeluarkan dari sterillizer dengan ditarik
menggunakan capstand sampai berada tepat dibawah jalur hoisting crane.
Lori yang berisi buah rebusan kemudian diangkut dengan menggunakan
hoisting crane dan dituangkan kedalam autofeeder melalui bunch hopper.
Didalam autofeeder buah rebusan di dorong dan dijatuhkan kedalam
thresher secara teratur agar proses berjalan dengan efisien dan
menghindari terjadinya losses yang berlebihan. Untuk memenuhi
kapasitas pabrik dan kapasitas peralatan maka pengangkutan lori TBS ke
autofeeder harus sesuai dengan waktu yang telah diatur sesuai SOP.
Pengangkut Lori (hoisting crane) ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut:

Gambar 3. 8 Hoisting Crane

b. Auto Feeder Auto

Feeder berfungsi sebagai penampungan TBS menuju thresher yang


mendorong atau menghantarkan buah dari bunch hopper ke stripper drum
agar proses pemipilan berjalan sempurna.

c. Thresher

Thresher berfungsi untuk pembrondolan atau memisahkan brondolan


yang telah direbus dari tandan dengan cara membanting. Thresher memiliki
kisi-kisi yang bertujuan untuk membanting buah, dengan putaran 21-23
rpm. Kecepatan putaran thresher mempengaruhi pemisahan brondolan dari
tandan, semakin besar putaran thresher semakin tidak maksimal pula
pemipilan buah dan akan banyak buah yang terpental keluar. Demikian
pula bila terlalu rendah putaran maka pemipilan akan menjadi rendah dan
brondolan tidak dapat terpisah dari tandan. Cara kerja Thresher adalah
dengan membanting TBS pada tromol yang berputar (dibantu siku
penahan) diakibatkan gaya sentrifugal pada putaran tromol dengan
ketinggian maksimal tandan jatuh ke thresher. Pada kecepatan berputar
yang terlalu tinggi, tandan akan mengikut putaran tromol dan tidak jatuh ke
as tromol sehingga pemisahan brondol tidak maksimal. Sebaliknya pada
putaran terlalu rendah tandan sudah jatuh sebelum ketinggian maksimal
atau tandan hanya menggelinding sehingga pemisahan brondolan juga
tidak maksimal. Oleh karena itu kecepatan (Rpm) Thresher harus di atur
21-23 rpm tergantung pada diameter rata-rata tandan. Semakin besar
diameter tandan semakin cepat putarannya. Pembrondolan TBS ( Thresher)
ditunjukkan pada gambar 3.9 berikut:

Gambar 3. 9 Thresher

d. Horizontal Empty Bunch Conveyor

Berfungsi untuk melepaskan brondolan yang masih melekat pada


janjangan yang dapat mengurangi kadar minyak. Tandan kosong akan
terdorong keluar dari Thresher ke horizontal empty bunch, kemudian ke
inclined empty bunch untuk selanjutnya dibawa ke bunch hopper.
Horizontal empty bunch conveyor dipasang secara horizontal. Horizontal
Empty Bunch Conveyor ditunjukkan pada gambar 3.10 berikut:

Gambar 3. 10 Horizontal Empty Bunch Conveyor

e. Under Thresher Conveyor

Under Thresher berfungsi sebagai conveyor penampungan brondolan


yang telah dipisahkan dari tandannya oleh thresher dan kemudian di
teruskan ke bottom cross conveyor. Under Thresher Conveyor ditunjukkan
pada gambar 3.11 berikut:

Gambar 3. 11 Under Thresher conveyor

f. Bottom Cross Conveyor.

Berfungsi untuk menyalurkan berondolan hasil pipilan dari thresher


yang ditampung oleh Under Thresher yang kemudian ditransferkan ke Fruit
Elevator. Bottom Cross Conveyor ditunjukkan pada gambar 3.12 berikut:
Gambar 3. 12 Bottom Cross Conveyor.

g. Fruit Elevator

Fruit Elevator berfungsi untuk mengangkut brondolan dari bottom fruit


conveyor dan kemudian dibagikan ke distributor conveyor atau conveyor
pembagi. Fruit Elevator ditunjukkan pada gambar 3.13 berikut:

Gambar 3. 13 Fruit Elevator

h. Top Cross Conveyor

Top Cross Conveyor adalah alat angkut bahan yang membawa


berondolan dari fruit elevator menuju distributing conveyor. Di PKS Sei
Garo memiliki 1 unit Top Cross Conveyor. Top Cross Conveyor
ditunjukkan pada gambar 3.14 berikut:

Gambar 3. 14 Top Cross Conveyor

i. Empty Bunch Conveyor

Berfungsi untuk mengirim janjangan yang berasal dari Thresher ke


Double Thresher dan Incenerator. Di PKS Sei Garo memiliki 4 unit Empty
Bunch Conveyor. Empty Bunch Conveyor ditunjukkan pada gambar 3.14
berikut:

Gambar 3. 15 Empty Bunch Conveyor 19

j. Incenerator Alat atau tempat untuk membakar tandan kosong menjadi


abu yang kemudian abunya digunakan untuk by product. Di PKS Sei Garo
memiliki 2 unit Incenerator unit yang ke 2 masih tahap pembangunan.
Incenerator ditunjukkan pada gambar 3.16 berikut: Gambar 3. 16
Incenerator 5. Stasiun Press (Press Station) a. Digester Digester atau ketel
adukan adalah alat untuk melumatkan brondolan, sehingga daging buah
terlepas dari biji. Ketel pengaduk terdiri dari tabung silinder yang berdiri
tegak yang didalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk (stirring arms).
Jumlah pisau ada 6 tingkat yang terdiri dari 5 tingkat pisau pengaduk dan 1
pisau lempar atau buang yang berada pada bagian bawah. Pisaupisau ini
diikatkan pada as/poros dan digerakan oleh electromotor. Pisau aduk
digunakan untuk mengaduk atau melumatkan brodolan dan pisau bagian
bawah (disamping melumat atau mengaduk), juga dipakai mendorong
massa keluar dari ketel adukan menuju pressan. Terjadinya pelumatan
brondolan adalah akibat putaran atau gesekan pisau dan tekanan kebawah
dari brondolan itu sendiri. Oleh karena itu semakin banyak isian digester,
maka semakin lama waktu tinggal di 20 digester (semakin lama diaduk)
dan semakin menyempurnakan hasil adukan. Digester ditnjukkan pada
gambar 3.17 berikut: Gambar 3. 17 Digester Untuk memudahkan proses
pelumatan digunakan suhu berkisar 90-95ºC, yang diberikan dengan cara
menginjeksikan pemanasan. Pada awal pemasangan pisau baru, jarak ujung
pisau dengan dinding digester maksimum 1,5 cm dengan tujuan tidak ada
brondolan yang lolos, tidak teraduk walaupun berada pada dinding
digester. Pada sisi dinding digester bagian dalam (terletak diantara pisau-
pisau digester), dipasang siku penahan sebanyak 20 buah agar proses
pengadukan lebih sempurna. b. Screw Press Proses press bertujuan untuk
pemerasan minyak dari daging buah setelah proses pelumatan pada
digester. Dengan menggunakan system worm screw yang berputar secara
berlawanan arah dengan tekanan cone 50 bar menggunakan sistem
hidrolik. Akibat adanya tekanan, lumatan dari digester yang masuk ke
screw press akan terperas, sehingga cairan minyak yang keluar dari screw
press masuk stand trap tank melalui oil gutter untuk proses pengendapan
pasir dan sampah yang masih tercampur dalam cairan crude oil, sedangkan
fibre dan kernel akan keluar melalui ulir screw menuju Cake Breaker
Conveyor. Apabila tekanan kempanya terlalu rendah, maka kandungan
minyak pada ampas tinggi. Jika tekanan kempa terlalu tinggi, presentasi
pecahnya biji (nut) akan meningkat jumlahnya. Untuk mempermudah
pemisahan ditambahkan air panas temperatur sekitar 90-100˚C. 21
Penambahan air membantu melarutkan minyak yang ada pada serat atau
fiber sehingga kerugian kehilangan minyak pada serat semakin berkurang.
Scruw Press ditunjukkan pada gambar 3.18 berikut: Gambar 3. 18 Screw
Press 6. Stasiun Pemurnian (Clarification Station) Minyak kasar yang
keluar dari screw press masih mengandung kotoran, pasir, cairan lainnya.
Maka perlu dilakukan pemurnian minyak. Stasiun pemurniaan berfungsi
untuk memisahkan minyak dari kotoran serta unsur-unsur yang
mengurangi kualitas minyak dan upaya mencegah kehilangan minyak
seminim mungkin. Proses pemurnian untuk memisahkan minyak, air,
kotoran, pasir dan lumpur menggunakan system sentrifugal dan
pengendapan. Adapun alat pada unit pemurniaan minyak sebagai berikut:
a. Crude Oil Gutter Crude Oil Gutter atau talang minyak merupakan
penampung minyak kasar hasil pengepresan dan sebagai tempat
pencampuran minyak kasar dengan air delusi. Air delusi dimaksudkan
sebagai pengencer yang akan membantu dalam proses klarifikasi.
Pemberian air panas bertujuan untuk mengurangi viskositas (kekentalan)
minyak kasar, sehingga memperlancar penyaringan kotoran di vibro
separator dan proses selanjutnya. Pencampuran air pada oil gutter
disesuaikan dengan hasil analisa laboratorium, sedangkan ketentuan
pencampuran air yang ideal antara 30-35% per ton dari kapasitas press.
Bentuk dari crude oil gutter yaitu 22 berbentuk segitiga sama sisi yang
dipasang secara terbalik, antar sisi nya yaitu mempunyai jarak 25 cm dan
mempunyai panjang disesuaikan dengan letak dari screw press. Crude Oil
Gutter ditunjukkan pada gambar 3.19 berikut: Gambar 3. 19 Crude Oil
Gutter b. Sand Trap Tank Sand Trap Tank berfungsi untuk mengendapkan
atau memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal dari screw
press. adanya pasir mempengarui proses slude seperator, karena dapat
merusak nozzle dan cone Di dalam sand trap tank minyak yang bercampur
dengan pasir dan Non Oil Solid (NOS) dipisahkan melalui perbedaan berat
jenisnya, dimana berat jenis yang lebih besar dari minyak akan mengendap
dibawah, minyak yang berada di sand trap tank diberi uap dengan suhu 90-
95°C. Sand Trap Tank ditunjukkan pada gambar 3.20 berikut: Gambar 3.
20 Sand Trap Tank 23 c. Vibro Double Deck Vibro Double Deck berfungsi
memisahkan kotoran, pasir dan serabut pada minyak dengan cara bergetar.
Kontrol kebersihan vibro double deck harus dilakukan secara rutin, agar
padatan yang terbuang dari hasil penyaringan vibro tidak menumpuk. PKS
Sei Garo memiliki 2 unit vibro double deck terdiri dari 2 lapisan saringan
yaitu Lapisan saringan I, berukuran 20 mesh dan Lapisan saringan II,
berukuran 30 mesh. Vibro Double Deck ditunjukkan pada gambar 3.21
berikut: Gambar 3. 21 Vibro Double Deck d. Crude Oil Tank Crude Oil
Tank (COT) merupakan tangki pengendap crude oil yang berasal dari
Vibro Double Deck dan pemisah pasir atau Non Oil Solid. Crude Oil Tank
(COT) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut
dan masih lolos dari Vibro Double Deck. Ukuran tangki relatif kecil yaitu
12 M 3 dengan retention time (waktu pengendapan) 30-45 menit.
Pemisahan minyak lebih sempurna apabila panas minyak dipertahankan
90-95oC. Crude Oil Tank ditunjukkan pada gambar 3.22 berikut: 24
Gambar 3. 22 Crude Oil Tank Cara kerja crude oil tank menggunakan over
flow system, yaitu crude oil setelah melalui vibro double deck masuk ke
tangki, di dalam tangki terdapat sekat sehingga minyak akan overflow
melewati sekat dan selanjutnya akan dipompakan ke CST. Untuk
mempertahankan retention time dari cairan yang ada dalam COT, maka
perlu dilakukan pembuangan lumpur dan air dari lapisan bawah tangki
secara terjadwal dengan memompakan ke solution tank dan bila dibuang ke
parit, maka terjadi kehilangan minyak karena minyak yang melekat dalam
lumpur masih tinggi. e. Vertical Clarifier Tank Vertical Clarifier Tank
(VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air, sludge dan NOS secara
gravitasi atau berdasarkan perbedaan berat jenis. Suhu yang diberikan 90-
95oC sehingga terjadi pemisahan larutan dimana minyak naik keatas
karena berat jenis, sludge berada ditengah serta pasir dan kotoran lainnya
berada dibawah. Sistem pemasukkan steam yang digunakan adalah steam
coil dan sistem injeksi, cara pemasukkan steam yaitu dengan menginjeksi
steam hingga suhu mencapai 90-95℃ setelah suhu tercapai, maka
digunakan steam coil untuk tetap menjaga suhu 90-95℃. Kondisi
operasional pada VCT sangat baik sehingga 25 tidak ada kendala-kendala
yang terjadi. Vertical Clarifier Tank ditunjukkan pada gambar 3.23 berikut:
Gambar 3. 23 Vertical Continous Tank Minyak hasil pemisahan secara
gravitasi pada VCT dialirkan kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan
kedalam sludge tank melalui vibro separator, setiap 4 jam sekali di lakukan
blow down. Agitator pada VCT berfungsi untuk membantu mempercepat
pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan memecahkan padatan serta
mendorong lapisan minyak dengan sludge, kecepatan agiator yang
digunakan adalah 5-7 rpm, temperatur yang cukup 90°C akan memudahkan
proses pemisahan. f. Vibro Single Deck Kotoran sludge dari vertical
clarifier tank (VCT) disaring terlebih dahulu di dalam vibro single deck
sebelum sludge masuk ke dalam sludge tank. PKS Sei Garo memiliki 2
jenis Vibro Single Deck yang digunakan terdiri dari 1 lapisan, yaitu
berukuran 30 mesh. Vibro Single Deck ditunjukkan pada gambar 3.4
berikut: 26 Gambar 3. 24 Vibro Single Deck g. Sludge Tank Sludge Tank
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara sludge dari Vertical
Clarifier Tank (VCT) sebelum diolah lagi untuk mendapatkan minyak,
kebersihan dalam tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi
presentase NOS dalam sludge, sehingga harus dilakukan blowdown secara
rutin, yaitu setiap 3-4 jam sekali. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan steam injeksi untuk mendapatkan temperatur 900C, sludge
tank yang digunakan ada 1 buah dengan kapasitas 12 M3 . Sludge Tank
ditunjukkan pada gambar 3.25 berikut: Gambar 3. 25 Sludge Tank h.
Sludge Separator Sludge Separator berfungsi untuk mengutip minyak yang
masih terkandung dalam sludge dengan cara centrifugal, dimana sludge
dialirkan melalui nozzle 27 yang berputar dengan kecepatan 1400 rpm
sehingga air dan NOS dengan berat jenis yang lebih besar akan terlempar
keluar, selanjutnya kotoran sludge akan terbuang ke parit dan akan diolah
ke kolam fat fit sedangkan minyak dengan berat jenis yang lebih kecil akan
masuk menuju recovery tank untuk dipompakan ke vertical clarifier tank.
Sludge ditambahkan air panas suhu 90°C dari hot water tank untuk
memudahkan pemisahan minyak dari NOS. Sludge Separator ditunjukkan
pada gambar 3.26 berikut: Gambar 3. 26 Sludge Separator i. Oil Tank Oil
Tank berfungsi untuk memanaskan minyak dan sebagai bak penampungan
sebelum minyak masuk ke Float Tank, yang telah dipisahkan dari air dan
kotoran dengan cara pengendapan, kotoran yang memiliki berat jenis yang
lebih berat dari minyak akan mengendap didasar tangki. Di dalam oil tank
minyak dipanaskan dengan suhu 90-95°C, kebersihan tangki perlu dijaga
karena akan mempengaruhi mutu kadar kotoran dalam minyak, yaitu
dengan cara melakukan blowdown secara rutin setiap 2-3 jam sekali dan
ditampung di sludge drain tank untuk diproses kembali. Oil Tank
ditunjukkan pada gambar 3.27 berikut: 28 Gambar 3. 27 Oil Tank j. Float
Tank Float Tank berfungsi untuk penampungan sementara minyak hasil
pemurnian dari oil tank dan untuk mengatur agar feeding minyak yang
masuk ke vacuum dryer konstan. Pelampung yang digunakan pada float
tank harus dalam kondisi baik dan tidak bocor, jika tangki telah berisi
minyak maka pelampung akan terangkat dan pipa di dasar tangki akan
terbuka dan minyak akan mengalir ke vacuum dryer. Float Tank
ditunjukkan pada gambar 3.28 berikut: Gambar 3. 28 Float Tank 29 k.
Vacuum Dryer Vacuum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam
minyak produksi yang akan dipasarkan dengan cara penguapan hampa,
temperatur minyak 90°C supaya kadar air cepat menguap. Jumlah vacuum
dryer yang digunakan di PKS Sei Garo yaitu 2 unit dengan kapasitas
sekitar 16 ton/jam dan tekanan vacum berkisar antara 600-700 mm/hg
minyak yang telah bersih keluar dari vacuum dryer dan selanjutnya
dipompakan ke storage tank. Prinsip kerja dari vacuum dryer yaitu
penyemprotan oil yang berasal dari float tank melalui nozzle yang terdapat
dalam vacuum dryer, dengan adanya tekanan vacum maka terjadi
pemisahan antara air dan minyak. Air ditarik keatas sedangkan minyak
akan jatuh ke bawah. Minyak di pompa oleh dry oil pump ke storage tank,
sedangkan air di pompakan oleh pompa vacum. Vacuum Dryer
ditunjukkan pada gambar 3.29 berikut: Gambar 3. 29 Vacuum Dryer i.
Sand Cyclone Sand Cyclone berfungsi untuk menangkap pasir yang
terkandung dalam sludge, prinsip pemisahan pasir pada sand cyclone
adalah akibat gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh cyclone serta
perbedaan berat jenis. Pasir dan kotoran yang terperangkap pada sand
cyclone selanjutnya dialirkan ke fat-fit untuk diolah kembali. Sistem
pembuangan pasir pada sand cyclone dikendalikan otomatis. Sand Cyclone
ditunjukkan pada gambar 3.30 berikut: 30 Gambar 3. 30 Sand Cyclone j.
Sludge Buffer Tank Sludge Buffer Tank berfungsi sebagai tempat
penampungan sludge sementara sebelum didistribusikan ke sludge
separator dengan memanfaatkan gaya gravitasi, karena posisi buffer tank
berada diatas sludge separator, sehingga tidak memerlukan pompa lagi.
Terdapat 1 unit buffer tank kapasitas 5,2 M3 dengan sistem blowdown dan
dilengkapi steam injection, temperatur tangki dijaga pada suhu 90-95°C.
Sludge Buffer Tank ditunjukkan pada gambar 3.31berikut: Gambar 3. 31
Sludge Buffer Tank 31 k. Hot Water Tank Hot Water Tank adalah suatu
tangki berbentuk silinder tegak yang dilengkapi dengan Steam Coil
didalamnya dan pipa over flow air serta keran air untuk pengaturan ke
stasiun press dan stasiun klarifikasi serta dipasang termometer untuk
mengetahui suhu air panas yang ada didalam tangki. Hot Water Tank
ditunjukkan pada gambar 3.32 berikut: Gambar 3. 32 Hot Water Tank l.
Storage Tank Storage tank berfungsi untuk menampung hasil minyak
olahan pabrik sebelum di distribusi. Storage Tank harus rutin dibersihkan
secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi steam oil harus dilakukan secara
rutin agar temperaturnya terjaga, apabila terjadi kebocoran pada pipa steam
oil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO dan terganggunya
proses pengolahan pabrik minyak kelapa sawit. PKS Sei Garo
menggunakan 2 unit storage tank yang berbentuk silinder dengan diameter
17,5 m dan tinggi 9,5 m. Tetapi yang digunakan satu untuk stand by jika
storage utama mengalami kerusakan. Dan kapasitas storage tank tersebut
2000 ton. Storage Tank ditunjukkan pada gambar 3.33 berikut: 32 Gambar
3. 33 Storage Tank m. Fat Fit Fat Fit berfungsi untuk tempat proses
pengutipan minyak terakhir sebelum dibuang ke limbah. Cairan yang
masih terkandung minyak yang berasal dari proses pemurnian akan di
pompakan ke Vertical Clarifier Tank. Fat Fit ditunjukkan pada gambar
3.34 berikut: Gambar 3. 34 Fat Pit 7. Stasiun Pengolahan biji (Kernel Plant
Station) Proses Pengolahan Kernel Merupakan Proses Akhir Dari Produksi.
Tujuan Utamanya Untuk Memisahkan Kernel Dan Nut. Pada Unit
Pengolahan Kernel 33 Untuk Memisahkan Serabut Dari Nut. Pemisahan
Inti Dari Cangkangnya Dan Pengeringan Inti. Adapun Alat Pada Unit
Pengolahan Kernel Sebagai Berikut: a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Fiber dan cangkang yang berisi inti sawit yang keluar dari press langsung
masuk ke cake breaker conveyor yang terdiri dari satu talang yang
mempunyai dinding rangkap, di tengah talang terdapat As screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah (Screw Blade). Di dalam conveyor, press
cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah
dipisahkan dari biji. Fungsi CBC yaitu agar proses pemisahan nut dengan
fiber lebih mudah dilakukan di depericarper dan memecahkan gumpalan
cake dari stasiun press. Cake Breaker Conveyor ditunjukkan pada gambar
3.35 berikut: Gambar 3. 35 Cake Breaker Conveyor b. Depericarper
Depericarper adalah alat yang disertai kipas penghisap (blower) yang
digunakan untuk menghisap fiber sehingga terpisah dari nut dan membawa
fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Dari cake breaker conveyor, ampas
dan nut masuk ke depericarper, kemudian ampas (fiber) terhisap ke fiber
cylone, sedangkan biji yang lebih berat jatuh ke nut polishing drum.
Efektifitas kerja dari depericarper adalah banyaknya fiber yang terikut pada
nut. Separating Column berfungsi untuk menghisap fibre dengan nut. 34
Pemisahan dilakukan dengan hisapan dari fibre cyclone dengan pengaturan
dari air lock. Penghisapan dilakukan dengan prinsip perbedaan berat jenis
dimana berat jenis paling ringan fibre (serabut) akan terhisap ke air lock.
Serabut yang terhisap langsung dibawa menuju fibre cyclone sebagai
tempat penampungan fibre sementara sebelum dibawa oleh conveyor
menjadi bahan bakar boiler. Nut dengan berat jenis yang berat akan jatuh
ke bawah dan akan langsung masuk ke polishing drum. c. Nut Polishing
Drum Nut Polishing Drum adalah suatu drum yang berputar yang
mempunyai plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding bagian
dalam. Di ujung nut polishing drum terdapat lubang-lubang penyaring
sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian ditransfer melalui nut
conveyor lalu di hisap menggunakan nut transport. Nut polishing drum
berfungsi untuk memisahkan sisa-sisa serabut, batu, kayu, besi, janjangan
atau tangki yang masih melekat, pada nut dilempar keatas dengan
memanfaatkan putaran dalam drum Kecepatan putaran drum adalah 20 –
24 Rpm. Nut Polishing Drum ditunjukkan pada gambar 3.36 berikut:
Gambar 3. 36 Nut Polishing Drum d. Nut Hopper Nut hopper yang
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan sebagai tempat
pengaturan nut umpan menuju ke ripple mill agar nut yang terolah 35
sesuai standard. Setelah proses penampungan yang dilakukan di nut hopper
proses selanjutnya adalah pemecahan biji dari cangkang yang dilakukan
oleh ripple mill dengan cara melemparkan biji dengan rotor pada dinding
bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji. Efesiensi pemecahan biji
dipengaruhi kecepatan putaran rotor sebagai resultan gaya, jarak antara
rotor dengan plat bergerigi dan ketajaman gerigi plat disusun sedemikian
rupa sehingga berperan sebagai penahan dan pemecah. Untuk efesiensi
ripple mill ini sendiri yaitu 97%. Nut Hopper ditunjukkan pada gambar
3.37 berikut: Gambar 3. 37 Nut Hopper e. Ripple Mill Nut yang berasal
dari Nut Hopper akan di atur masuknya kedalam Ripple Mill untuk di
hancurkan cangkangnya (Shell). Ripple Mill berfungsi untuk memecah Nut
dengan cara menggiling. Nut dari Nut hopper akan masuk ke Ripple Mill
dan akan diputar oleh Rotor Ripple Mill dan ditahan dengan Stator Ripple
Mill yang memiliki sudu-sudu. Pengukuran besarnya jarak harus dilakukan
berdasarkan bahan baku yang masuk agar Nut dapat pecah semua. Di sini
terdapat biji yang masih utuh karena tidak dapat digiling dan inti pecah.
Ripple Mill ditunjukkan pada gambar 3.38 berikut: 36 Gambar 3. 38 Ripple
Mill f. LTDS-1 (Light Tenera Dust Separator 1) Sebuah fan yang dipasang
pada bagian ujung yang berfungsi sebagai blower colomb (ducting) yang
dipasang vertical dan horizontal yang berfungsi sebagai section
(penampang hisapan) dan sebuah cyclone agar terjadi pemisahan yang
sempurna. Kernel utuh ukuran besar akan jatuh kebawah, sedangkan
cangkang (shell) yang mempunyai berat yang lebih ringan akan terhisap
oleh fan sedangkan kernel dan shell yang berada diantara kernel yang berat
dengan shell yang ringan akan masuk ke proses pemisahan tahap kedua.
Jika damper ducting dimasukkan kedalam maka ruang hisapan akan
semakin sempit, ini akan membuat hisapan semakin kuat. Dan sebaliknya
jika dumper ducting dibuka keluar maka hisapan udara akan lemah.
Pemasangan Air break ditempatkan pada ducting vertical diatas damper
ducting. Ini berfungsi untuk mengurangi atau menstabilkan hisapan udara
didalam ducting. Jika air break ini dibuka maka selain udara masuk pada
bagian bawah, juga akan masuk dari air break, ini akan menyebabkan
terjadinya penurunan kecepatan udara dalam ducting, dan jika ditutup
kembali maka hisapan udara akan kembali seperti semula. Ripple Mill
ditunjukkan pada gambar 3.39 berikut: 37 Gambar 3. 39 Light Tenera Dust
Separator g. LTDS-2 (Light Tenera Dust Separator -2) Pada tahap kedua
digunakan untuk memisahkan inti (kernel) yang terdapat dalam tumpukan
cangkang hasil hisapan dari hisapan pertama pada LTDS-1. Daya hisap
kedua lebih kecil dari hisapan pertama, dapat dikatakan bahwa pemisahan
cangkang dengan inti secara bertingkat dari hisapan yang paling tinggi ke
hisapan yang paling rendah. Prinsip kerja dari hisapan kedua sama dengan
hisapan pertama. h. Hydrocyclone Hydrocylone adalah alat yang
digunakan memisahkan inti dengan cangkang yang masih terdapat cracked
mixture. Cracked Mixture yang keluar dari kolom pemisah masuk ke dalam
bak air sekat pertama dan dihisap dengan pompa dan tekanan ke dalam
tabung pemisah 1 dengan gaya sentrifugal. Benda-benda yang ringan naik
ke bagian atas melalui vortex finder dan masuk ke dalam dewatering drum
inti dimana air tabung melalui konus masuk ke dalam sekat II, dari sekat II
cangkang yang masih becampur dengan inti yang dipompa dihisap dan
ditekan ke tabung pemisah ke II. Inti yang naik ke atas melalui vortex
vinder dan dikembalikan ke dalam bak air pekat I, sedangkan cangkang
melalui konus masuk dewatering drum cangkang untuk dibuang airnya
dengan bantuan pompa dari sekat III cangkang yang masih mengadung
sebagian kecil inti hisap. Hydrocyclone ditunjukkan pada gambar 3.40
berikut: 38 Gambar 3. 40 Hydrocyclone i. Kernel Silo Kernel dari
Hydrocyclone masuk ke conveyor lalu dibawa Elevator, kemudian masuk
ke distribution conveyor. Distribution Conveyor akan membawa/membagi
kernel ke kernel silo 1,2,3 dan kernel silo 4. Kernel Silo dipanaskan dengan
menggunakan uap. Pada kernel silo terdapat heater fan yang berfungsi
supaya panas dapat merata di kernel silo. Tujuan pemanasan yaitu
mempercepat proses pengeringan kernel. Retention time kernel silo sekitar
8 – 12 jam. Kernel akan masuk ke conveyor. Kecepatan conveyor 56 rpm.
Kernel akan dibawa ke bulk silo menggunakan dry kernel tansport fan.
Pada dry kernel transport fan terdapat airlock. Kernel Silo ditunjukkan
pada gambar 3.41 berikut: Gambar 3. 41 Kernel Silo 39 j. Bulk Silo Bulk
Silo adalah tempat penampungan inti produksi sebelum dikirim. Inti dari
kernel silo diangkut ke bulk silo menggunakan screw conveyor dan
pneumatic conveyor. Bulk Silo ditunjukkan pada gambar 3.42 berikut:
Gambar 3. 42 Bulk Silo B. Proses unit pendukung pabrik 1. Ketel Uap
(Boiler) Boiler adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
membangkitkan uap dari air yang dipanaskan di dalam pipa-pipa boiler.
Proses pemanasan dilakukan dengan cara perpindahan panas secara radiasi,
konduksi, dan konveksi. Uap panas yang dihasilkan akan digunakan
sebagai penggerak turbin dan juga untuk keperluan pemanas peralatan-
peralatan yang ada di pabrik. Pengoperasian boiler yang baik merupakan
salah satu kunci utama keberhasilan dalam pengolahan kelapa sawit. PKS
Sei Garo memiliki dua unit boiler, boiler digunakan secara bergantian
untuk perawatan. Boiler no. 1, 2, : Merk : Takuma Boiler Type : Water
tube boiler Rated Capacity : 20.000 kg/hr Model : N 600 SA 40 Design
Pressure : 24 kg/cm² Working Pressure : 22 kg/cm² Steam Temperature :
260ºC Fuel Consumption : 5.200 kg/h Uap yang dihasilkan dari boiler akan
dikirimkan ke kamar mesin sebagai pemutar turbin. Uap buangan turbin
akan dimanfaatkan sebagai pemanas pada beberapa stasiun seperti rebusan,
klarifikasi, pressan, dan lain-lain. 2. Kamar mesin (Power Plant)
Merupakan sumber tenaga yang sangat diperlukan untuk menggerakkan
peralatan-peralatan atau mesin pabrik. Juga sebagai tempat suplai uap ke
sterilizer, pressing, clarification, pengolahan kernel, dan lain-lain. Power
plant Di PKS Sei Garo terdiri dari: a. Genset Genset merupakan penghasil
tenaga listrik untuk pabrik sebelum pabrik melaksanakan proses
pengolahan. Di PKS Sei Garo terdapat 2 buah genset. Genset ditunjukkan
pada gambar 3.43 berikut: Gambar 3. 43 Genset 41 b. Turbin uap Turbin
uap merupakan suatu alat penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan menghasilkan tenaga listrik untuk pabrik
pada saat proses dan perumahan. Di PKS Sei Garo terdapat 2 unit turbin
dengan kapasitas 800 KW dan tegangan 380 volt serta frekuensi 50 Hz, dan
1 unit turbin kapasitas 1000 KW dan tegangan 380 volt serta frekuensi 50
Hz. Turbin uap ditunjukkan pada gambar 3.44 berikut: Gambar 3. 44
Turbin uap c. Panel Pembangkit Tenaga Listrik (Main Switch Board) Panel
Pembangkit Tenaga Listrik (Main Switch Board) adalah lemari pembangkit
untuk mendistribusikan tenaga listrik ke stasiun-stasiun di pabrik dan
peralatan lain yang menggunakan listrik yang ini dilengkapi dengan saklar
pembagi ke stasiun-stasiun, kapasitor, synchronizer, dan alat-alat ukur
listrik. Panel Pembangkit Tenaga Listrik ditunjukkan pada gambar 3.45
berikut: Gambar 3. 45 Panel Pembangkit Tenaga Listrik 42 d. BPV (Back
Pressure Vessel) BPV merupakan bejana tekan yang menampung exhaust
steam dari turbin uap untuk disalurkan ke unit-unit proses yang
membutuhkan steam terutama sterilizer. Suplai utama steam untuk BPV
berasal dari exhaust steam turbin uap. Namun bila tidak mencukupi dapat
dibantu dengan mengalirkan uap langsung dari boiler. Tekanan uap
maksimal pada BPV adalah 3,2 bar. Terdapat safety valve yang berfungsi
mengurangi tekanan apabila tekanan uap di BPV mencapai >3,2 bar. BPV
(Back Pressure Vessel) ditunjukkan pada gambar 3.46 berikut: Gambar 3.
46 BPV (Back Pressure Vessel) 3. Pengolahan Air (Water Treatment) Air
adalah material/komponen yang sangat dibutuhkan dalam proses
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Kegunaan air digunakan untuk
sebagai air umpan boiler dan kebutuhan domestik karyawan di PKS Sei
Garo. Sumber air diperoleh dari sungai yang kondisinya belum memenuhi
standar mutu yang diizinkan khususnya untuk air umpan boiler. Proses
pengolahan air ada dua jenis yaitu eksternal water treatment dan internal
water treatment. a. Eksternal Water Treatment PKS Sei Garo mempunyai 2
jenis air yaitu 1 jalur yang akan digunakan untuk kebersihan pabrik tanpa
dilakukan penambahan bahan kimia dan 1 43 jalur lagi dilaksanakan
dengan penambahan bahan kimia (water treatment). Sistem water treatment
di PKS Sei Garo terdiri dari: 1) Clarifier tank Sebelum masuk ke clarifier
tank, air diinjeksikan Soda Ash (Na2CO3) untuk mencapai PH air sekitar
6,0 - 7,5 dengan tujuan memudahkan proses penjernihan air. Dan kemudian
air juga diinjeksikan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 sebagai bahan kimia
untuk proses flokulasi. Clarifier tank ini merupakan tempat untuk
memisahkan padatan yang tersuspensi dalam air dengan cara flokulasi.
Flokulan berfungsi untuk meningkatkan gesekan partikel kecil agar dapat
menjadi partikel besar agar mudah diendapkan dalam air, sehingga jumlah
floc yang tidak terendapkan/melayang berkurang. Clarifier tank
ditunjukkan pada gambar 3.47 berikut: Gambar 3. 47 Clarifier tank 2) Bak
Sedimentasi Bak sedimentasi adalah kolam untuk mengendapkan lumpur
atau padatan yang terbawa dari clarifier tetapi belum sempat mengendap.
Di bak sedimentasi juga bermuara air overflow dari water tower. Bak
Sedimentasi ditunjukkan pada gambar 3.48 berikut: 44 Gambar 3. 48 Bak
sedimentasi 3) Sand filter Saringan pasir dipakai untuk
menghilangkan/menyaring endapan yang masih terdapat pada air setelah
tangki pengendapan. Sand filter terdiri dari tabung silinder yang
didalamnya berisi pasir kwarsa sebagai alat penyaring. Air dari bak
sedimentasi kemudian masuk ke dalam saringan pasir (sand filter) menuju
water tower. Sand filter dapat dibersihkan melalui backwash sehingga
kotoran-kotoran dapat keluar. Pada PKS Sei Garo terdapat 3 buah sand
filter. Sand Filter ditunjukkan pada gambar 3.49 berikut: Gambar 3. 49
Sand filter 45 4) Water tower Water tower sebagai tempat cadangan air
untuk keperluan pabrik yang dialirkan dengan cara gravitasi. Pada PKS Sei
Garo terdapat 2 buah Water Tower. Water Tower ditunjukkan pada gambar
3.50 berikut: Gambar 3. 50 Water tower 4. Pengolahan Limbah (Waste
Treatment) Pengolahan limbah adalah proses menghilangkan bahan
berbahaya agar dapat digunakan kembali yang menghasilkan produk
bemanfaat dan juga aman dibuang diligkungan. Limbah yang dihasilkan
dapat memberikan dampak negatif dan positif terhadap sumber daya alam
dan lingkungan, yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan
antara lain pencemaran tanah, air, dan udara jika limbah tersebut tidak
diolah terlebih dahulu. Pengendalian limbah dapat dilakukan dengan cara
pemanfaatan, pengurangan volume serta pengolahan. Limbah cair yang
dihasilkan pabrik berasal dari kondensat pada sterilizer, air buangan dari
unit klarifikasi dan air buangan hydrocyclone dari stasiun pabrik biji serta
air buangan pencucian. Air kondensat pada sterilizer dan unit klarifikasi
mengandung minyak, lemak, dan non solid oil. Parameter yang dijadikan
indikator dalam penilaian mutu limbah cair adalah BOD (Biological
Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), TSS (Total
Suspended Solid), minyak dan lemak serta pH

Anda mungkin juga menyukai