Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Pada Proses Produksi Crude Palm Oil di
PT Socfin Indonesia
Disusun Oleh:
Nama : Christofel Timothy Sitompul
NIM : 119330078
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Teknologi Industri Pertanian
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Analisis Kadar Asam Lemak Bebas Pada Proses Produksi Crude Palm Oil di
PT Socfin Indonesia
Disusun Oleh:
Nama : Christofel Timothy Sitompul
NIM : 119330078
Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P. Teny Sylvia, S.TP., M.Sc
NRK. 1993021420171076 NRK.1990102320202168
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan lindungan-Nya
kepada penulis sehingga laporan kerja praktik ini dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Pencapaian saya hingga dititik ini tentunya tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh sebab itu, izinkan saya
menyampaikan rasa terima kasih saya kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa yang telah menyertai dan menuntun saya disetiap
kehidupan yang saya jalani.
2. Orang tua beserta adik-adik dan keluarga saya yang senantiasa memberi
dukungan dan menyemangati saya dalam proses kerja praktik.
3. Bapak Endo Pebri Dani Putra, S.TP., M.P. selaku koordinator prodi
Teknologi Industri Pertanian.
4. Ibu Teny Sylvia, S.TP., M.Sc selaku dosen pembimbing praktik lapangan.
5. Bapak Charles Sialagan selaku tekniker I PT Socfin Indonesia Kebun
Bangun Bandar yang telah mengizinkan penulis melakukan kerja praktik
selama 1 bulan di PT. Socfindo Bangun Bandar.
6. Bapak Hendra Alamsyah selaku tekniker II dan pembimbing lapangan yang
telah membimbing selama kegiatan praktik berlangsung.
7. Seluruh staff dan operator PT Socfin Indonesia yang telah membantu terkait
pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) selama kegiatan
proses praktik lapangan berlangsung.
8. Partina O. Pakpahan dan monika Lisna Hulu yang senantiasa membantu dan
menyemangati saya dalam pengerjaan laporan praktik.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
berarti agar lebih baik dikemudian hari
Bandar Lampung, 14 Oktober 2022
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
v
4.7 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ............................................28
4.8 Sanitasi dan Pengolahan Limbah .......................................................29
4.8.1 Sanitasi PT Socfin Indonesia. ..................................................29
4.8.2 Pengolahan Limbah ..................................................................30
4.9 Pemasaran ...........................................................................................32
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ekspor utama di Indonesia adalah kelapa sawit. Kelapa sawit
merupakan tanaman yang banyak akan manfaat untuk diolah atau diproduksi.
Produksi kelapa sawit berpengaruh terhadap produksi minyak dan lemak nabati
(Maygirtasari, 2015). Bahan utama pembuatan minyak adalah tandan buah segar.
Tandan buah kelapa sawit merupakan salah satu bagian kelapa sawit yang paling
banyak diolah. Buah kelapa sawit banyak dimanfaatkan oleh perusahaan industri
untuk dijadikan crude palm oil.
Salah satu industri yang mengolah kelapa sawit adalah PT Socfin Indonesia.
PT Socfin Indonesia merupakan industri yang bergerak dalam pengelolaan kelapa
sawit mulai dari penanaman, pemeliharaan hingga produksi minyak kelapa sawit.
Industri pengolahan kelapa sawit PT Socfin Indonesia mengelola kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan kernel.
PT Socfin Indonesia mengelola kelapa sawit menjadi crude palm oil yang
bermutu baik dan berkualitas. Salah satu standar kualitas mutu crude palm oil PT
Socfin Indonesia adalah kadar asam lemak bebas. Kadar asam lemak bebas yang
tinggi dapat menyebabkan kualitas minyak menurun karena menimbulkan bau
tengik dan meningkatkan kadar kolesterol. Menurut Rantawi (2019), asam lemak
bebas pada pengolahan crude palm oil terbentuk karena terjadinya proses
hidrolisis minyak menjadi asam. Oleh Karena itu, PT Socfin Indonesia melakukan
pengawasan terhadap mutu kadar asam lemak bebas.
1
memenuhi standar mutu produk untuk dipasarkan. Oleh karena itu, analisis kadar
asam lemak bebas pada oil tank dan vacuum dryer menjadi sangat penting untuk
dilakukan. Hal ini untuk mencegah kenaikan kadar asam lemak bebas yang tinggi
sebelum disimpan ke daily tank.
2. Bagaimana kadar asam lemak bebas pada crude palm oil yang diproduksi PT
Socfin Indonesia Bangun Bandar?
2. Menganalisis kadar asam lemak bebas pada crude palm oil yang diproduksi
PT Socfin Indonesia Bangun Bandar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4. Pelumatan
Buah yang sudah terlepas dari janjangan dipanaskan dengan suhu 90-95℃.
Proses pelumatan berfungsi untuk melumatkan buah menggunakan digester.
Digester adalah alat yang digunakan untuk meremas berondolan agar berondolan
lebih mudah untuk dipisahkan antara daging buah dengan serabutnya.
5. Ekstraksi
Proses ekstraksi crude palm oil (CPO) menggunakan mesin screw press.
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak dari fibre dan nut. Minyak hasil
press selanjutnya disaring menggunakan vibrating screen oil.
6. Pemurnian minyak
Pemurnian minyak crude palm oil (CPO) harus dilakukan dengan penyaringan
terlebih dahulu. Alat yang digunakan untuk menyaring minyak dari kotoran
adalah vibrating screen oil. Minyak yang sudah disaring kemudian disimpan pada
crude oil tank. Permurnian minyak selanjutnya dilakukan dengan menggunakan
continuous tank, oil tank dan vacuum dryer untuk mengurangi kadar asam lemak
bebas, kotoran dan kadar air.
4
sawit yang dihasilkan tergantung pada temperatur, kematangan buah dan lama
penyimpanan.
Temperatur yang tidak sesuai akan mempengaruhi kadar air dan kadar asam
lemak bebas. Lama penyimpanan juga dapat mempengaruhi kualitas minyak
karena minyak yang terlalu lama disimpan akan menyebabkan minyak menjadi
menggumpal karena penurunan suhu. Tingkat kematangan buah sangat
mempengaruhi kualitas crude palm oil (CPO) karena jika pengolahan minyak
menggunakan buah yang busuk dan mentah akan menyebabkan kualitas minyak
yang tidak baik.
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mulai
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
6
A
Pengolahan Data
Selesai
7
2. Observasi
Metode ini bersifat meninjau hal-hal yang terkait dengan kegiatan pengolahan
suatu produk yang terdapat didalam perusahaan. Pengamatan secara langsung
terkait proses produksi, mutu produk sampai manajemen. Hasil data pengamatan
dicatat dengan lengkap dan akurat.
3. Pustaka
Pustaka yang diambil pada metode ini berkaitan dengan obyek atau masalah
yang dipelajari. Studi literatur menggunakan sumber terpercaya untuk
menyelesaikan sebuah masalah selama menyelesaikan laporan kerja praktik.
Literatur dapat diperoleh dari buku, jurnal dan tugas akhir.
8
Tabel 3.1 Materi Kegiatan Kerja Praktik (Lanjutan)
Waktu Materi yang dibahas
c) Melihat proses penarikan lori dengan capstand dan proses
pengangkatan lori dengan hoisting crane.
d) Melihat proses pemasukan buah ke feeder stripper dan
melihat cara kerja stripper.
e) Melihat cara kerja fruit elevator dan fungsi fruit elevator.
f) Mempelajari fungsi dari fruit conveyor.
g) Mempelajari digester, cara kerja digester dan fungsi digester.
h) Mempelajari screw press, mesin yang ada di bagian dalam
screw press, tekanan, kapasitas pada screw press.
9
Tabel 3.1 Materi Kegiatan Kerja Praktik (Lanjutan)
Waktu Materi yang dibahas
Minggu ke-4 c) Mempelajari kadar air pada CPO.
d) Mempelajari % kadar kotoran di laboratorium.
e) Membantu mengerjakan dokumen.
f) Melihat cara uji deteration of bleachability Index (DOBI).
g) Melihat cara uji chemical oxygen demand (COD)
h) Ikut serta dalam acara jubilaris.
i) Melakukan wawancara tentang cara pengolahan limbah.
Membuat desain dan mencetak nama alat produksi.
j) Melakukan wawancara kepada staff terkait sistem dan
manajemen industri di perusahaan.
k) Mencatat merek dan jenis alat tekanan pada setiap alat
produksi.
l) Mencatat merek dan jenis alat suhu pada setiap alat produksi.
m) Melakukan analisis kadar asam lemak bebas di laboratorium.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan
Visi yang dimiliki oleh PT Socfin Indonesia yaitu untuk tetap menjadi
perusahaan kelas dunia yang paling efisien di industri perkebunan kelapa sawit
dan karet. Adapun misi yang dimiliki oleh PT Socfin Indonesia yaitu selalu
menjalankan praktik agronomi jangka panjang yang terbaik. Selain itu, konstan
dengan pendekatan disiplin yang berfokus pada meningkatkan praktik agronomi,
mengoptimalkan produksi yang efisien serta menghilangkan limbah dan bijaksana
dalam penggunaan sumber daya alam dan keuangan. Perusahaan juga melakukan
manajemen yang penuh perhatian dan pertimbangan untuk orang lain,
membangun hubungan jangka panjang berdasarkan kepercayaan serta saling
menghormati dan bertanggung jawab.
12
bekerja secara profesional, kreatif, inovatif dan koordinatif sehingga komunikasi
akan berjalan lancar dikalangan elemen organisasi. Kekurangan dari struktur
organisasi fungsional ini adalah sering fungsi dan tugasnya melampaui
wewenangnya. Oleh sebab itu, apabila terjadi kerugian dan kesalahan organisasi
maka yang disalahkan adalah pimpinan tertinggi pada perusahaan.
4.2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Perusahaan.
Karyawan PT Socfin Indonesia memiliki tugas dan tanggung jawab yang
disesuaikan dengan bidang kerja masing-masing karyawan. Karyawan yang
memiliki keterampilan yang sama akan disatukan kedalam unit kerja yang sama.
Tugas dan tanggung jawab karyawan PT Socfin Indonesia dapat dilihat pada
Lampiran F
13
masih dioperasikan oleh operator/pekerja. Peralatan dan mesin dapat
mempermudah dan mempercepat proses produksi crude palm oil. Beberapa
peralatan dan mesin yang digunakan akan dijelaskan pada Tabel 4.1
Tabel 4. 1 Mesin dan Peralatan
Nama Fungsi Gambar
Sterilizer Merebus buah sawit agar mudah diolah
dan mencegah kenaikan kadar asam pada
buah sawit
14
Tabel 4. 1 Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Nama Fungsi Gambar
Fruit Membawa brondolan ke digester
conveyor
15
Tabel 4. 1 Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Nama Fungsi Gambar
Oil tank Bak penampungan minyak sementara
dari continuous tank.
16
Tabel 4. 1 Mesin dan Peralatan (Lanjutan)
Nama Fungsi Gambar
Storage tank Tempat menyimpan minyak mentah
ketika daily tank penuh.
17
4.3.3 Proses Produksi
PT Socfin Indonesia merupakan pabrik yang bergerak pada industri kelapa
sawit seperti crude palm oil. Produksi crude pam oil (CPO) menggunakan bahan
baku yang berasal kebun sendiri. Proses produksi crude palm oil dilakukan
dengan beberapa tahapan proses sebagai berikut:
A. Proses Penerimaan Bahan Baku
1. Penimbangan
Tandan buah segar yang sudah dipanen selanjutnya akan dibawa ke pabrik.
Pada pengiriman kelapa sawit, waktu maksimal untuk mendistribusikan kelapa
sawit adalah 24 jam setelah panen untuk mencegah kenaikan kadar asam lemak
bebas buah kelapa sawit. Tandan buah segar (TBS) kemudian ditimbang dahulu
untuk menghitung jumlah berat buah yang dibawa dari kebun. Pengemudi truk
yang membawa sawit harus turun dahulu agar tidak mempengaruhi hasil dari berat
timbangan.
Stasiun timbangan PT. Socfin Indonesia memiliki beberapa komponen seperti
kapasitas penimbangan dengan maksimal 40 ton disertai indikator timbangan yang
terhubung langsung dengan komputer dan printer yang terletak di ruang kantor
stasiun penimbangan. Data yang dimasukkan ke dalam komputer meliputi nomor
kendaraan truk, nama pengemudi truk, asal afdeling. Bahan yang ditimbang untuk
menentukan berat kotor (brutto), berat kosong (tara), dan terakhir berat bersih
(netto). Proses penimbangan dapat dilihat pada Gambar 4.2
18
kemudian dibawa menuju area sortasi.
2. Loading Ramp
Tandan buah segar yang sudah selesai ditimbang kemdian akan dibawa ke
loading ramp. Loading ramp berfungsi sebagai tempat mensortasi tandan buah
segar untuk memisahkan buah matang, mentah, busuk dan tidak bernas. loading
ramp memiliki 10 pintu, satu pintu memiliki kapasitas 10 ton. Buah yang sudah
disortasi kemudian dimasukkan kedalam lori yang berkapasitas 2,5 ton menuju
sterilizer.
B. Proses Perebusan
1. Sterillizer
Tandan buah segar (TBS) yang sudah disortasi kemudian akan dibawa menuju
sterilizer. Sterilizer berfungsi untuk merebus tandan buah segar dengan
menggunakan metode uap. PT Socfin Indonesia memiliki 3 unit sterilizer. Setiap
unit sterilizer memiliki kapasitas sebanyak 6 lori. Pada proses perebusan terdapat
tiga puncak perebusan yang menggunakan tekanan sebesar 2,3 bar, 2,5 bar dan 2,8
bar. Proses perebusan tiga puncak, dapat dilihat pada Gambar 4.3
19
II. Puncak II
Puncak kedua memiliki fungsi untuk melepaskan brondolan dari janjangan.
Pada puncak kedua, menggunakan tekanan sebesar 2,5 bar dengan waktu
perebusan selama 8 menit. Kemudian pada saat memasuki puncak ketiga
tekanan sterilizer dikurangi menjadi 0,5 bar dengan waktu 2 menit untuk
mengeluarkan steam.
III.Puncak III
Puncak ketiga pada proses perebusan berfungsi untuk mematangkan buah dan
memudahkan pelepasan inti sawit dari cangkang. Pada proses perebusan
puncak ketiga menggunakan tekanan sebesar 2,8 bar dengan waktu perebusan
selama 40-45 menit. Setelah proses perebusan selesai, tekanan sterilizer
diturunkan menjadi 0 bar dengan waktu selama 4 menit untuk mengeluarkan
steam.
2. Capstand
Capstand adalah alat yang berfungsi untuk menarik lori. Lori berisi tandan
buah segar, kemudian ditarik dari dalam sterilizer dengan menggunakan capstand.
Penarikan lori dilakukan dengan cara mengaitkan tali ke ujung lori yang kemudian
ditarik menggunakaan capstand. Panjang tali pada capstand ± 50 m dengan
kapasitas penarikan lebih dari 15 ton.
C. Proses Pengepresan
1. Hoisting Crane
Hoisting crane merupakan alat yang berfungsi untuk mengangkat lori ke atas
feeder stripper. Lori yang sudah ditarik menggunakan capstand kemudian
diangkat keatas menuju feeder stripper menggunakan hoisting crane. Hoisting
crane memiliki batas maksimum pengangkatan sebesar 7 ton.
2. Feeder stripper
Feeder stripper merupakan alat penampung buah dari hoisting crane yang
berfungsi untuk mengatur pemasukan buah ke dalam stripper. Buah dituang
dengan menggunakan hosting crane pada bidang miring feeder stripper kemudian
dimasukan ke dalam stripper. Proses penuangan buah ke dalam feeder stripper
memerlukan waktu selama 5-7 menit/lori.
20
3. Stripper
Stripper merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan brondolan dari
janjangannya. Cara kerja stripper yaitu dengan membanting-banting buah. Pada
bagian atas terdapat feeder stripper sebagai tempat penampung buah sebelum
buah dituang ke dalam stripper. Stripper digerakkan dengan elektromotor untuk
menghasilkan putaran dengan kecepatan 23 rpm. Stripper menghasilkan dua
output yaitu janjangan kosong dan brondolan. Brondolan yang sudah terlepas dari
janjangan dibawa dengan fruit elevator ke digester dan janjangan dibawa ke
empty fruit bunch.
4. Fruit Elevator
Fruit elevator berfungsi untuk membawa brondolan ke fruit conveyor. Fruit
elevator memiliki bucket yang berfungsi sebagai wadah tempat brondolan. PT
Socfin Indonesia memiliki dua unit fruit elevator. Fruit elevator yang digunakan
hanya satu untuk setiap kali pabrik beroperasi sedangkan satu fruit elevator
lainnya standby jika terjadi kerusakan pada unit fruit elevator no.1
5. Fruit conveyor
Fruit conveyor berfungsi membawa brondolan dari fruit elevator menuju
digester. Pada fruit conveyor memiliki 3 bagian yaitu Bottom Fruit Conveyor,
Distributor Conveyor dan Fruit Return Conveyor. Ketiga bagian tersebut
memiliki fungsi sebagai berikut
A. Bottom Fruit Conveyor
Berfungsi untuk mengatur aliran/jalan brondolan untuk dialirkan menuju
digester.
B. Distributor Conveyor
Berfungsi untuk mengatur aliran brondolan yang tidak masuk ke dalam
digester dan dikirim kembali ke bunch hopper.
C. Fruit Return Conveyor
Berfungsi untuk mengantarkan kembali brondolan ke stripper dikarenakan
kapasitas pada digester sudah kelebihan beban.
6. Digester
Digester adalah alat untuk melumatkan brondolan agar mempermudah proses
ekstraksi daging buah pada screw press. Brondolan dilumatkan dengan temperatur
21
suhu sebesar 85-95℃. Pada mesin digester terdapat agitator atau parangan yang
berjumlah 10 buah dengan 5 tingkat yang berfungsi untuk melumatkan brondolan.
PT. Socfin Indonesia memiliki digester yang berjumlah 2 unit, pada setiap tanki
digester akan diisi penuh atau minimal ¾ dari tanki agar memaksimalkan kerja
digester. Brondolan dari fruit conveyor akan langsung masuk ke digester no.1 dan
ketika digester no.1 penuh maka brondolan dari fruit conveyor akan masuk ke
digester no 2.
7. Screw press.
Daging buah yang sudah lumat akan dipress menggunakan screw press. Screw
press dilengkapi dengan pompa hidrolik yang berfungsi untuk mengatur jarak
antar screw. Pompa hidrolik memiliki tekanan dengan minimal 29 ampere dan
maksimal 35 ampere, apabila daya yang digunakan kurang dari batas minimal
akan menyebabkan oil losses tinggi dan jika melebih batas maksimal akan
berakibat pada retaknya screw press dan banyaknya biji pecah.
D. Proses Klarifikasi
1. Vibrating screen Oil
Crude palm oil (CPO) disaring dengan vibrating screen oil. Vibrating screen
oil berfungsi untuk menyaring minyak dari kotoran-kotoran seperti lumpur dan
fibre. Vibrating screen oil menyaring minyak dengan sistem getaran dua jenis
saringan. Jenis saringan pada vibrating screen oil adalah 20 mesh (20 lubang
dalam 1 inch2) dan 40 mesh (40 lubang dalam 1 inch2)
2. Crude oil tank (COT)
Crude oil tank (COT) berfungsi untuk menjaga minyak tidak membeku
dengan memberikan suhu sebesar 90℃-95℃. Crude oil tank adalah tempat
penampungan sebelum minyak dimasukkan ke dalam continuous tank. Crude oil
tank memiliki volume 8,83 cm3, tinggi 147 cm2, lebar 192 cm2 dan panjangnya
313 cm2.
3. Continuous tank
Minyak dipompa dari crude oil tank ke dalam continuous tank. Continuous
tank berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran-kotoran dengan cara
membedakan berat massa jenis nya. Continuous tank memiliki 5 bagian dalam
pemisahan minyak dan kotoran. Pada bagian atas continuous tank terdapat
22
minyak, bagian kedua terdapat emulsi, bagian ketiga air, bagian ke empat lumpur
dan bagian ke lima adalah pasir.
Minyak dan lumpur terpisah karena adanya perbedaan massa jenis. Minyak
dipisahkan dengan cara diaduk dengan parang-parangan karena pada continuous
tank terdapat 6 agitator. Pada 1 agitator terdapat 6 parangan. Continuos tank
menggunakan suhu 90-100℃ untuk mengurangi kadar air pada minyak dan
berkapasitas 90 T
4. Oil tank
Minyak dari countinuous tank dikirim ke oil tank. Oil tank berfungsi
menyimpan sementara minyak dari continuous tank. Oil tank menggunakan suhu
yang konsisten sekitar 90-100℃ dan berkapasitas sebesar 40 ton
5. Oil heater
Minyak dari oil tank dipindahkan ke oil heater. Oil heater berfungsi untuk
memanaskan minyak yang akan dikirim ke vacum dryer agar minyak tidak
membeku. Pada oil heater menggunakan suhu 90-100℃.
6. Vacuum dryer
Vacuum dryer ini berfungsi mengurangi kadar air yang terdapat pada minyak.
Vacuum dryer bekerja dengan pemisahan secara vacuum yaitu memisahkan secara
2 fase. Vacuum dryer memisahkan fase air dan minyak dengan perbedaan massa
jenis. Vacuum dryer akan membawa air sebagai berat jenis yang lebih besar
menuju vacuum condensor untuk mengkondensasi uap air.
Vacuum dryer terdapat nozzle sprayer yang berguna untuk menginjeksi bentuk
semburan. Uap air nanti akan dihisap oleh pompa vacuum dan minyak di alirkan
ke daily tank. Vacuum dryer ini menggunakan tekanan -740 sampai -760 mmHg
dan pada vacuum dryer ini mempunyai kapasitas sekitar 5 ton/jam.
7. Daily tank
Minyak yang sudah di vacuum dryer setelah itu di kirim ke daily tank. Daily
tank merupakan tempat penampungan CPO sementara. Daily Tank pada PT
Socfin Indonesia terdapat 2 unit daily tank yang berkapasitas 50 ton.
8. Storage tank
Storage tank merupakan tempat penyimpanan terakhir crude palm oil (CPO).
Ketika kapasitas pada daily tank sudah penuh maka minyak akan dialirkan ke
23
storage tank. Storage tank memiliki kapasitas yang lebih besar sebesar 500 ton.
9. Sludge Tank
Pasir yang terdapat pada continuous tank dialirkan menuju sludge tank. Sludge
tank berfungsi untuk pengendapan sludge phase dengan temperatur 90℃. Pada
PT Socfindo Indonesia terdapat 2 buah sludge tank yang masing-masing
berkapasitas 5 ton.
10. Sand Cyclone
Lumpur dari sludge tank dialirkan menuju sand cyclone yang berfungsi untuk
memisahkan minyak dan lumpur. Sand cyclone memiliki 3 unit pipa sand cycione
dengan 2 stage pemisahan antara pasir dan lumpur. Tahapan-tahapan pemisahan
pasir dengan lumpur adalah sebagai berikut:
1. Stage 1 menggunakan unit 1 sand cyclone.
Lumpur masuk melalui sand cyclone 1 kemudian terjadi pemisahan lumpur
dan pasir secara sentrifugal, sehingga lumpur keluar sebagai overflow menuju
balance tank, sedangkan underflow (pasir) menuju sand hopper.
2. Stage 2 menggunakan unit 2 dan 3 sand cyclone dan fase lumpur yang masih
memiliki pasir.
Pada balance tank diumpankan kembali ke sand cyclone 2 dan 3, kemudian
dilakukan pemisahan sentrifugal sehingga fase lumpur benar benar bersih masuk
ke balance tank, sedangkan underflow (pasir) masuk ke sand hopper.
11. Decanter
Decanter berfungsi untuk memisahkan campuran minyak, air dan kotoran.
Decanter berguna untuk memisahkan campuran dengan sentrifugal. Decanter
menggunakan suhu 90-100℃. Decanter memiliki 3 phase yaitu solid phase, oil
phase dan water phase. Pemisahan dari phase minyak dialirkan ke oil collecting
tank, phase air dialirkan menuju decanting tank dan phase solid dialirkan menuju
solid hopper dengan bantuan solid conveyor .
4.3.4 Tahapan Proses Produksi
Proses Produksi produksi crude palm oil pada PT Socfin Indonesia dilakukan
dengan beberapa tahap. Tahapan proses produksi terdiri dari penerimaan bahan
baku, pemurnian sampai dengan penyimpanan crude palm oil. Tahapan proses
produksi kelapa sawit menjadi crude palm oil dapat dilihat pada Lampiran B
24
4.4 Tata Letak
4.4.1 Tipe Tata Letak
PT Socfin Indonesia menerapkan tipe tata letak product layout. Penerapan
product layout ini berdasarkan aliran bahan pada PT Socfin Indonesia. Product
layout merupakan cara penempatan fasilitas atau mesin produksi untuk memenuhi
kebutuhan suatu stasiun atau departemen. Tipe tata letak product layout memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari product layout adalah perkiraan akan
material lebih mudah dijadwalkan dan pengendalian produksi lebih mudah.
Kerugian dari product layout adalah ketika terjadi kerusakan pada suatu alat
produksi dapat mengganggu proses produksi.
PT Socfin Indonesia memproduksi crude palm oil dan kernel dengan waktu
produksi yang lama dan jumlah yang besar. Prinsip dari tata letak produk
perusahaan adalah machine after machine. Mesin disusun sesuai urutan proses
yang ditentukan pada pengurutan produksi. Tujuan utama tata letak produk adalah
proses produksi lebih efektif dan efisien (Atmaja, 2014). Tata letak pada PT
Socfin Indonesia dapat dilihat pada Lampiran E
4.4.2 Faktor Penyusun Tata Letak
PT. Socfindo memperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan tata letak
fasilitas. Proses produksi CPO dilakukan pada saat bahan baku sudah siap untuk
dilakukan pengolahan. Beberapa faktor yang dipertimbangkan adalah:
1. Jenis produk yang dihasilkan PT Socfin Indonesia yaitu CPO dan kernel.
2. Jenis proses produksi CPO dan kernel memiliki perbedaan proses produksi oleh
karena itu diproduksi pada tempat yang berbeda.
3. Ketersediaan ruang dan fasilitas untuk memaksimalkan penggunaan ruang pada
lokasi pabrik.
4. Pertimbangan ergonomi dilakukan untuk memastikan karyawan terhindar dari
kecelakaan dan meningkatkan produktivitas produksi.
4.4.3 Pola Aliran Bahan.
Pola aliran bahan yang digunakan pada proses produksi crude palm oil. Pola
aliran bahan baku pada proses produksi crude palm oil pada umumnya
menggunakan pola aliran zig-zag. Proses produksi dimulai dari penerimaan bahan
baku hingga proses produksi yang cukup panjang dari ruangan yang digunakan
25
maka penataan mesin di pabrik dibuat bertingkat yang menjadikan pola aliran
bahan menjadi zig-zag.
Proses produksi yang cukup panjang dan ketersediaan ruangan produksi yang
tidak luas. Pola yang sesuai dengan rancangan tata letak pabrik PT Socfin
Indonesia adalah pola aliran bahan zig-zag. Aliran bahan ini dapat mendukung
secara baik proses produksi pabrik (Simanjuntak, 2015).
Fraksi Komposisi
Buah Mentah (A) Maks. 1%
Buah Busuk (E) Maks 1 %
Buah Normal (N) Min 98 %
Sumber: PT Socfin Indonesia, 2022
4.5.2 Mutu Proses
Pada proses produksi, mutu produk dijaga dengan melakukan pengawasan
terhadap alat yang beroperasi. Pengendalian mutu crude palm oil dilakukan
dengan mengawasi suhu dan tekanan pada alat seperti sterilizer, oil tank dan
vacuum dryer. Pengendalian mutu dilakukan agar mutu dari crude palm oil dapat
terjaga seperti kadar asam lemak bebas dan kadar air nya tetap sesuai parameter
mutu PT Socfin Indonesia. Parameter kadar asam lemak bebas pada PT socfin
26
Indonesia adalah maksimal 2,30% serta maksimal kadar air pada crude palm oil
nya sebesar 0,20%.
4.5.3 Mutu Produk Akhir.
Mutu produk akhir crude palm oil yang sudah diproses akan diperiksa kadar
air dan kadar asam sesuai dengan standar PT Socfin Indonesia. Minyak yang
sudah diproses serta memiliki mutu kadar air (<0,20%) dan kadar asam lemak
bebas (<2,30%) yang sudah sesuai dengan standar perusahaan kemudian
dimasukan kedalam tempat penampungan minyak. Minyak disimpan kedalam
penampungan minyak untuk mencegah terjadinya kerusakan pada saat produk
disimpan. Pengendalian mutu produk akhir crude palm oil dilakukan dengan
mengumpulkan produk ditempat yang kering dan bersuhu ruang. Tujuannya untuk
mencegah terjadinya minyak terkontaminasi.
No Jabatan Jumlah(Orang)
1. Pengurus 1
2. Tekniker I 1
3. Asisten Divisi 4
4. KTU 1
5. Tekniker II 3
6. Mandor Pabrik 4
7. Mandor-Mandor 38
8. Krani Group Manager 1
9. Kepala Poliklinik 1
10. Kepala Gudang 1
11. Kepala Keamanan 1
12. Pekerja Umum 1
13. Kepala Bengkel Umum 1
14. Kepala Bengkel Sipil 1
15. Kepala Bengkel Listrik 1
27
Tabel 4. 4 Jumlah Tenaga Kerja PT Socfin Indonesia Bangun Bandar (lanjutan)
No Jabatan Jumlah(Orang)
16. Kepala Bengkel Motor 6
17. Mantri 3
18. Opas Kantor 1
19. Krani Ekspedisi 1
20. Krani Agronomi 1
21. Krani Distribusi 1
22. Krani Pembukuan 1
23. Krani Timbang 3
24. Krani/ Payroll 3
25. Krani Buah 10
35. Tunas Pokok 12
36. Supir 16
37. Kernel Transpor 20
38. Petugas Keamanan 46
39. Tugas Kebun Rumah 4
40. Bilal/Pelayan Gereja 8
Sumber: PT Socfin Indonesia, 2022
28
tidak diperlukan.
2. Set in order
Set in Order bertujuan untuk menyimpan barang dengan teratur dan disimpan
ditempat yang aman.
3. Shine
Shine bertujuan untuk membersihkan sampah dan kotora di area kerja.
4. Standardize
Standardize bertujuan untuk mempertahankan dan melakukan pengawasan
terhadap short, set in order dan shine
5. Sustain
Sustain bertujuan untuk menjalankan seluruh kegiatan 6S dengan rasa
tanggung jawab dan tidak melanggar peraturan yang dibuat.
6. Safety.
Safety bertujuan untuk mengutamakan keselamatan, dengan selalu memakai
alat pelindung diri padda saat bekerja seperti masker, sarung tangan dan alas
kaki.
29
4.8.2 Pengolahan Limbah
30
Air limbah dari kolam 2 di alirkan ke kolam 3 dengan activated sludge pump
yang berfungsi untuk menyalurkan dan mengaduk bakteri an-aerob. Kolam nomor
3 merupakan kolam fakultatif, kolam fakultatif berfungsi untuk menguraikan dan
menurunkan konsentrasi bahan organik yang ada didalam limbah yang telah
diolah pada kolam anaerobik. Proses pada kolam nomor 3 adalah campuran antara
proses anaerob dan aerob. Kolam fakultatif mempunyai lapisan yang memiliki
kondisi dan proses degradasi yang berbeda. Tiga lapisan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut
A. Lapisan zona aerobik.
Bagian atas kolam nomor 3 merupakan lapisan zona aerob karena lapisan
paling atas kaya akan oksigen. Oksigen yang melimpah berasal dari udara
pada permukaan kolam. Oksigen juga berfungsi sebagai penghalang bau hasil
produksi gas dari aktivitas mikroba pada zona dibawahnya.
B. Lapisan Tengah aerobik-anaerobik.
Bagian tengah kolam nomor 3 terdapat kondisi aerob dan anaerob karena
lapisan ini masih terdapat beberapa oksigen
C. Lapisan bawah anaerobik.
Bagian bawah kolam nomor 3 merupakan lapisan anaerobic. Pada kolam
nomor 3 tidak ditemukan lagi oksigen. Pada zona ini ditemukan lapisan
lumpur yang terbentuk dari padatan yang terpisahkan dan mengendap pada
dasar kolam.
Kolam limbah nomor 4 terdapat drum merah, airator turbojet dan biocleaner.
Drum merah berfungsi untuk mengaduk agar airnya merata. Airator turbojet
berfungsi untuk mengguncangkan air. Biocleaner memiliki kinerja untuk
menghisap udara untuk membersihkan air agar jernih.
Kolam limbah nomor 5 memiliki kedalaman 1,5 sampai 2 meter yang bekerja
dengan sistem aerob (membutuhkan oksigen pada proses penguraian). Kolam
nomor 5 adalah kolam terakhir dalam pengolahan limbah yang akan langsung
dibuang ke sungai. Pompa sirkulasi dari kolam terahir adalah pompa yang disebut
juga netralization pump yang berfungsi untuk menetralisir (menaikkan pH
sekaligus menurunkan suhu) pada kolam. Gambar kolam limbah PT Socfin
Indonesia Kebun Bangun Bandar dapat dilihat pada Gambar 4.4
31
Ruang
Fat Pompa
pit
Kolam III
Anaerob dan
aerob
4.9 Pemasaran
Produk yang dihasilkan PT Socfin Indonesia Kebun Bangun Bandar dari
kelapa sawit ini adalah crude palm oil, cangkang dan juga kernel. PT Socfin
Indonesia menjalin kerjasama atau kontrak jangka panjang dengan beberapa
perusahaan dalam menjual hasil produksinya. Hasil produksi CPO PT Socfin
Indonesia didistribusikan oleh pihak ketiga yang bekerja sama dengan PT Socfin
Indonesia Kebun Bangun Bandar yakni Gunung Kawi. Crude palm oil PT Socfin
Indonesia dijual ke PT MUSIMAS untuk dijadikan minyak goreng. Proses
pengiriman crude palm oil ke PT MUSIMAS dilakukan setiap hari senin dan
jumat. Adapun cangkang buah sawit dijual ke PT Mitra Perkasa Jaya dan PT
Domba Mas, sedangkan kernel di jual ke PT Wilmar Nabati Indonesia.
32
BAB V
TUGAS KHUSUS
33
suhu <10℃.
2. Crude palm oil yang sudah dimasukkan kedalam beaker glass/ enlemeyer
ditimbang sesuai standar perusahaan masing-masing sekitar 7 g.
3. Ditambahkan alkohol sebanyak 75 ml pada masing-masing crude palm
oil dan kemudian dihomogenkan
4. Dititrasi masing-masing crude palm oil yang sudah dihomogenkan
menggunakan buret dengan pelarut NaOH 0,2556 dan dititrasi sampai
warna minyak berubah menjadi merah muda
5. Dicatat hasil titrasi nya dan dihitung menggunakan rumus kadar asam
lemak bebas.
Proses pengujian kadar asam lemak bebas crude palm oil dapat dilihat pada
Gambar 5.1.
Dilakukan perhitungan
Hasil
34
Tahapan proses uji kadar asam diatas menunjukan alur kerja dalam pengujian
kadar asam pada oil tank dan vacuum dryer. Sampel yang sudah diambil pada oil
tank dan vacuum dryer akan ditimbang sebesar ±7 g dan ditambahkan alkohol dan
dipanaskan. Sampel crude palm oil (CPO) yang sudah dipanaskan kemudian
dititirasi dan di lakukan perhitungan dengan menggunakan rumus kadar asam
lemak bebas.
35
maka dilakukan pengujian kadar asam lemak bebas pada CPO. Pengujian kadar
asam lemak bebas crude palm oil (CPO) pada oil tank menggunakan sampel
sebesar 7,0270g. Sampel minyak pada oil tank ditambahkan dengan 75 ml alkohol
yang kemudian dititrasi. Alkohol pada pengujian kadar asam lemak bebas
berfungsi sebagai pelarut pada saat titrasi. Hasil titrasi minyak pada oil tank
mendapatkan hasil sebesar 2,19% kemudian dihitung persen kadar asam nya.
Hasil perhitungan kadar asam pada oil tank mendapatkan hasil sebesar 2,01%.
Hasil kadar asam lemak bebas oil tank ini baik dikarenakan sebelum minyak ke
pemurnian terakhir, kadar asam lemak bebas sudah dibawah dari batas maksimum
standar mutu kadar asam PT Socfin Indonesia.
Pengujian kadar Asam lemak bebas crude palm oil pada vacuum dryer
menggunakan sampel sebesar 7,1278g. Sampel minyak vacuum dryer
ditambahkan 75 ml alkohol lalu dilakukan titrasi dengan NaOH. NaOH berfungsi
untuk membantu crude palm oil berubah warna pada saat titrasi berlangsung.
Hasil titrasi sampel minyak vacuum dryer mendapatkan hasil sebesar 1,76
kemudian dilakukan perhitungan persen kadar asam. Hasil perhitungan persen
kadar asam pada vacuum dryer sebesar 1,62%. Hasil kadar asam lemak bebas
vacuum dryer dinilai baik karena terjadi penurunan persen kadar asam lemak
bebas dan tetap pada standar mutu PT Socfin Indonesia.
Penurunan kadar asam lemak bebas crude palm oil dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti suhu dan tekanan. Suhu yang rendah dapat mengakibatkan hasil
kadar asam lemak bebas semakin tinggi. Pemanasan dengan suhu tinggi memiliki
dampak positif karena kadar asam lemak bebas pada CPO juga akan semakin
rendah.
Suhu pada oil tank PT Socfin Indonesia memiliki tingkat yang sama yaitu
90℃ sampai 100℃. Tingginya suhu oil tank ini membuat kadar asam lemak
bebas CPO semakin rendah. Perbedaan pada oil tank dan vacuum dryer adalah
terdapat tekanan pada alat vacuum dryer.
Menurut Nurfiqih (2021), vacuum dryer memiliki tingkat kadar asam yang
lebih rendah dibandingkan dengan oil tank karena vacuum dryer memiliki tekanan
sebesar -740 sampai -760 mmHg. Kadar asam lemak bebas yang tinggi dapat
diatasi dengan meningkatkan tekanan dan temperatur pada vacuum dryer,
36
sehingga kadar air CPO menurun. Kadar air yang tinggi menyebabkan reaksi
hidrolisis yang mengubah minyak menjadi asam lemak bebas. Semakin rendah
kadar air, semakin rendah kadar asam lemak bebas CPO (Muarif, 2022).
37
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. PT Socfin Indonesia merupakan pabrik yang mengolah kelapa sawit menjadi
crude palm oil (CPO) dan kernel. PT Socfin Indonesia memakai struktur
organisasi fungsional karena karyawannya memiliki keterampilan yang sama
akan dikelompok ke satu bagian unit kerja yang sama. Bahan baku yang
digunakan berjenis tenera. PT Socfin Indonesia menggunakan mesin yang
semi otomatis karena semua mesin masih dioperasikan oleh operator/ pekerja.
PT Socfin Indonesia menerapkan sistem tata letak Product layout. Prinsip dari
tata letak PT Socfin Indonesia adalah machine after machine yang bertujuan
untuk menghasilkan proses produksi yang efektif dan efesien. PT Socfin
Indonesia memakai pola aliran berbentuk zig-zag untuk memanfaatkan ruang
yang tidak luas dan proses produksi yang panjang. PT Socfin Indonesia
melakukan pengendalian mutu terhadap mutu bahan baku, mutu proses dan
mutu produk akhir untuk menjaga kualitas crude palm oil agar sesuai dengan
standar perusahaan. PT Socfin Indonesia menjaga keselamatan para
pekerjanya dengan mewajibkan seluruh karyawan menggunakan APD pada
saat beraktivitas di area pabrik. PT Socfin Indonesia melakukan perawatan
terhadap peralalatan dan area pabrik untuk mempertahankan efesiensi
produksi serta kesehatan lingkungan pabrik. Adapun sistem pemasaran yang
dilakukan adalah pemasaran tidak langsung.
2. Hasil pengujian kadar asam lemak bebas crude palm oil pada oil tank (2,01)
dan vacuum dryer (1,62) telah memenuhi standar mutu perusahaan. Kadar
asam lemak bebas yang menurun dipengaruhi oleh pengaturan suhu di oil tank
dan tekanan di vacuum dryer sehingga kadar asam lemak bebas tersebut dapat
memenuhi standar perusahaan.
38
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk PT Socfin Indonesia adalah agar lebih
meningkatkan pengawasan terhadap bahan baku dan peralatan untuk menjaga
kualitas produk dan memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Pada saat melakukan pengujian kadar asam, sampel yang sudah diambil harus
langsung diuji agar tidak mempengaruhi hasil kadar asam crude palm oil
(CPO).
39
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, K. A. D., & Azwir, H. H. (2014). Usulan Perubahan Tata Letak Pabrik
untuk Peningkatan Efisiensi Produksi. Jurnal Online Institut Teknologi
Nasional, 2(4), 1-13.
Ayustaningwarno, F. (2012). Proses Pengolahan dan Aplikasi Minyak Sawit
Merah pada Industri Pangan. Vitasphere, 2(1), 1-11.
Hudori, M., & Muhammad, M. (2015, March). Quality Engineering of Crude
Palm Oil (CPO): Using Multiple Linear Regression to Estimate Free Fatty
Acid. In Proceeding 8th International Seminar on Industrial Engineering
and Management, 6(8), 26-33.
Maygirtasari, T., Yulianto, E., & Mawardi, M. K. (2015). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Volume Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia. Jurnal
Administrasi Bisnis, 25(2). 1-8.
Muarif, A., Mulyawan, R., & Fitria, M. (2022). Analysis of Crude Palm Oil
(CPO) Quality Based On Vacuum Dryer Performance At Primajasa Palm
Oil Mill. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 7(1), 24-28.
Nurfiqih, D., Hakim, L., & Muhammad, M. (2021). Pengaruh Suhu, Persentase
Air, dan Lama Penyimpanan Terhadap Persentase Kenaikan Asam Lemak
Bebas pada Crude Palm Oil. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 10(2), 1-14.
Rantawi, A. B., Mahfud, A., & Situmorang, E. R. (2017). Korelasi Antara Kadar
Air pada Kernel Terhadap Mutu Kadar Asam Lemak Bebas Produk Palm
Kernel Oil Yang Dihasilkan (Studi Kasus pada PT XYZ). Industrial
Engineering Journal, 6(1). 36-42.
Simanjuntak, M., Puspitasari, N. B., & Rumita, R. (2015). Redesain Layout
Pabrik dan Pola Aliran Bahan (Studi Kasus Garuda Brass–Pati). Industrial
Engineering Online Journal, 4(4). 6-7.
Sumarna, D. (2014). Studi Metode Pengolahan Minyak Sawit Merah (Red Palm
Oil) dari Crude Palm Oil (CPO). In Prosiding Seminar Nasional Kimia, 2-
3.
Supriyanto, G. (2017). Analisa Minyak Hilang Selama Proses Pengolahan CPO
Akibat Lama Perebusan Tandan Buah Segar. AGROTEKNOSE (Jurnal
40
Teknologi dan Enjiniring Pertanian), 3(2). 1-16.
Zein, M., Lestari, E., & Aru, A. (2019). Analisis Teknik Penerapan Produksi
Bersih pada Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit
(Kernel) di PT. JY. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas, 23(2), 179-186.
41
Lampiran A Struktur Organisasi PT Socfin Indonesia
42
Lampiran B Tahapan Proses Produksi
Tandan buah
segar
Ditimbang
Disortir
Dimasukkan ke
dalam lori
Direbus
Dipisahkan
brondolan
dengan janjangan
Janjangan
Disimpan Dipress
janjangan kosong
Minyak
Disaring minyak
43
A
Disimpan minyak
hasil saringan
Lumpur
Dipisahkan
lumpur
Dipisahkan
lumpur dengan
minyak Di simpan dan
dipanaskan
minyak oil tank
Diturunkan kadar
air dan kadar asam
minyak
menggunakan
suhu dan tekanan
Disimpan minyak
ke dalam tanki
44
Tata Usaha ISO Tekniker Kantor Pabrik Gudang Bekas Gudang Material
Satpam
Timbangan
Lampiran C Tata Letak Pabrik
CLARIFICATION
Tank 500 TON
Daily Tank
Gudang Pupuk
Water Kamar
Boiler Treatment Boiler Mesin
House
Kimia
Gudang
Sterilizer
Bengkel
Loading Ramp
45
Lampiran D Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Perusahaan
No Jabatan Tugas
1 Pengurus/ Manager a. Bertanggung jawab atas kelancaran
seluruh kegiatan teknis pada setiap
divisi dan aspek di kebun sesuai
rencana dan instruksi kerja
b. Mengambil keputusan untuk tujuan
kemajuan kuantitas dan kualitas
produksi, efisiensi dan efektivitas
pekerjaan di lapangan.
2 Asisten Kepala a. Memonitor dan memastikan semua
kegiatan serta aspek di seluruh
afdeling termasuk penggunaan alat
kerja dan alat berat, pelaksanaan kerja
baik kemajuan dan hasil kerja (kualitas
dan kuantitas), pembibitan, pengaturan
operasional transportasi buah ke pabrik
dan alat berat di seluruh afdeling.
3 Tekniker I a. Memonitor, memastikan dan
mengevaluasi seluruh kegiatan dan
aspek di pabrik temasuk biaya, mutu
bahan baku, proses pengolahan
MKS/IKS, penggunaan dan perawatan
alat kerja, alat berat dan mesin-mesin
di pabrik,
b. Memonitor pelaksanaan kemajuan dan
hasil kerja (kualitas dan kuantitas),
transportasi dan perawatannya,
pengiriman produksi (pengapalan
MKS, transport IKS dan MKS),
4 Asisten Divisi/ Afdeling a. Mengkoordinir, memonitor dan
mengevaluasi seluruh kegiatan dan
aspek di afdeling termasuk biaya
kedisiplinan (termasuk pekerja pihak
ketiga), penggunaan alat kerja dan alat
berat,
b. Mengkoordinir pelaksanaan kerja
kemajuan dan hasil kerja (kualitas dan
kuantitas), pembibitan transportasi
hasil produksi ke pabrik dan kegiatan.
46
Lampiran D. Tugas dan tanggung Jawab Perusahaan (Lanjutan)
No Jabatan Tugas
5 KTU a. Mengatur, menangani dan
mensupervisi bawahan dalam
pelaksanaan administrasi, entry data
atau pembuatan laporan terkait
keuangan kebun
6 Mantri Recolte a. Mengawasi, memeriksa dan
melaporkan pusingan potong buah,
mutu buah, mutu ancak pekerjaan
potong buah dan tunas ke assisten
Kepala dan Pengurus sesuai dengan
ketentuan
b. Melengkapi laporan-laporan harian dan
bulanan untuk dilaporkan ke Pengurus.
7 Mantri Tanaman a. Menerima dan menginput data-data
agronomi.
b. Membuat laporan bulanan agronomi
serta Membuat laporan produksi
dengan merekapitulasi data timbangan
dan diserahkan ke Group Manager .
8 Mandor I Produksi a. Membantu Asisten dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengontrolan kerja
potong buah sesuai instruksi
b. Mengetahui secara persis lokasi
aktifitas potong buah.
c. Memonitor dan mengontrol aktifitas
potong buah di lapangan sesuai dengan
instruksi, mutu ancak dan mutu buah
9 Mandor I Perawatan a. Pekerjaan yang termasuk dalam
pekerjaan harian/ perawatan adalah
pemupukan, penunasan, until pupuk,
penyemprotan pestisida dan bongkar
tumbuhan pengganggu.
10 Krani Keliling a. Mencatat kehadiran semua pekerja,
jenis pekerjaan dan output kerja harian
di Afdeling
11 Krani/ Kepala Gudang a. Memonitor pencatatan masuk
keluarnya barang pada buku
penerimaan barang, buku pengeluaran
barang dan Bin Card telah dilakukan
sesuai IK/ PSM
b. Memeriksa dan memastikan input data
penerimaan dan pengeluaran barang.
47
Lampiran D. Tugas dan tanggung Jawab Perusahaan (Lanjutan)
No Jabatan Tugas
12 Kepala Bengkel Sipil a. Membuat inventaris rumah dan
furniture rumah staf, melaporkan ke
KTU pendistribusian inventaris
perumahan.
b. Mengatur pekerja reparasi bangunan
setiap pagi sesuai dengan rencana
kerja yang telah disusun oleh tekniker
I.
c. Mengawasi dan memonitor pekerjaan
perawatan dan perbaikan bangunan
perusahaan,
13 Kepala Bengkel Listrik a. Mengatur kerja dan mengawasi
aktivitas kerja pekerja bengkel listrik
sesuai dengan work order,
b. Mengisi laporan pekerjaan di work
order dan melaporkan ke tekniker
serta Meminta spare part ke gudang
sesuai keperluan perbaikan atau
perawatan.
14 Kepala Bengkel Motor/ a. Mengatur kerja dan mengawasi
Transport aktivitas kerja pekerja bengkel
transport sesuai dengan work order,
b. Mengisi laporan pekerjaan di work
order dan melaporkan ke tekniker dan
Meminta spare part ke gudang scsuai
keperluan perbaikan atau perawatan.
48
Lampiran D. Tugas dan tanggung Jawab Perusahaan (Lanjutan)
No Jabatan Tugas
18 Operator Boiler a. Mengawasi ketersediaan bahan bakar
boiler (cangkang dan sampah),
b. Menjaga kestabilan tekanan steam
sesuai instruksi yang ditetapkan.
c. Mengawasi agar alat-alat indikator,
alat pengaman dan instalasi pipa boiler
dalam kondisi baik.
19 Operator Kamar Mesin a. Mengoperasikan mesin turbin uap (jika
ada) dan genset sesuai IK,
b. Mencatat jam jalan (hour meter) di
buku jam jalan pada saat PLN mati dan
penggunaan listrik di buku listrik.
c. Menyalakan mesin pompa air dan
mengontrol operasi mesin pompa air
dari sumur bor ke bak air agar tidak
tumpah
20 Helper Kompos a. Membersihkan pompa POME atau
pompa sumtank.
b. Membersihkan lubang-lubang spigot di
bungker.
c. Membersihkan lubang pipa roof/ pipa
penyiraman POME.
21 Operator Monitoring Komputer a. Mengawasi sensor temperatur dan
Kompos oksigen agar sesuai ketentuan.
b. Melakukan tindakan-tindakan yang
diperlukan apabila diluar standar.
c. Melakukan, mengawasi dan mencatat
aplikasi penyiraman POME ke kompos
22 Krani Ekspedisi a. Mengukur volume CPO dan IKS
b. Memastikan kualitas produksi sesuai
standar sebelum dikirim dan segera
melaporkan jika kualitas produksi
tidak sesuai spesifikasi.
c. Menangani adminstrasi pengangkutan/
pengiriman produksi.
23 Krani Payroll Pabrik a. Mencatat dan menginput data-data
pekerja di pabrik seperti kehadiran/
absensi jenis pekerjaan premi/ lembur
data workshop.
24 Krani Timbangan a. Menerima ticket collection dari supir
pada setiap trip pada saat
penimbangan.
49
Lampiran E Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas pada Vacuum Dryer
Rumus:
Hasil:
Rumus:
Hasil :
50
Lampiran G Flowsheet proses produksi crude palm oil PT Socfin Indonesia
51