Disusun Oleh:
i
PROGRAM STUDI D2 TEKNIK PENGOLAHAN
KELAPA SAWIT
POLITEKNIK KAMPAR
BANGKINANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 22225011
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
NRP :
ii
Bidang Akademik & Kemahasiswaan Pengolahan Kelapa Sawit
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 22225011
Menyetujui,
Pimpinan Perusahaan
CHOIRI
MANAGER
iii
Pembimbing Lapangan I Pembimbing Lapangan II
KATA PENGANTAR
iv
PalmCO Sei Garo.
6. Bapak Gapurman selaku Asisten Pengendalian Mutu pembimbing
lapangan I dan bapak Fadel Firandra selaku Asisten pengolahan
pembimbing lapangan II, yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya selama pelaksanaan praktek kerja lapangan
berlangsung.
7. Dan seluruh karyawan yang ada di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei
Garo yang telah banyak memberikan pengalaman serta membantu
selama proses praktek kerja lapangan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
A. Sejarah Perusahaan..............................................................................................
vi
4. Stasiun Rantaian (Threshing Station).............................................................
1. Fungsi Sterilizer.............................................................................................
C. Syarat Perebusan.................................................................................................
F. Sistem perebusan.................................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................................
B. SARAN...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
E. Latar Belakang
Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) adalah suatu industri yang bergerak
untuk mengolah tandan buah segar /TBS menjadi beberapa produk yang
dihasilkan, produk utama pabrik kelapa sawit yaitu crude palm oil (CPO) dan
crude palm kernel oil (CPKO), dalam prosesnya untuk mengolah kelapa sawit
menjadi CPO maupun CPKO harus melalui beberapa tahapan dimulai dari stasiun
penerimaan, stasiun perebusan, stasiun pembantingan, stasiun pegempaan,
stasiun pengolahan kernel dan stasiun klarifikasi (Rahardja et al., 2021).
PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei Garo merupakan salah satu
perusahaan penggabungan antara PTPN III, IV, V, VI DAN XIII dibawah
Kementrian BUMN yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit sebagai
usaha utamanya. PT Perkebunan Nusantara PalmCo Sei Garo dilengkapi dengan
pabrik pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit crude palm oil
(CPO) dan pengiriman crude palm kernel oil (CPKO) untuk diolah dipabrik
kebun lain, pengolahan tanda kosong yang menghasilkan pupuk organik yang
diperoleh dari pelapukan tandan kosong yang merupakan limbah pabrik. Pupuk
ini biasa disebut dengan pupuk tandan kosong kelapa sawit, adapun kapasitas
pabrik sebanyak 30 ton TBS /jam. Pada PT Perkebunan Nusantara PalmCO Sei
Garo terdapat beberapa divisi yaitu afdeling 1, afdeling 2, afdeling 3, afdeling 4
dengan total luas area tanaman 3.148,46 Ha.
Salah satu mesin yang berperan penting dalam proses pengolahan minyak
kelapa sawit yaitu sterilizer. Sterilizer ( bejana uap ) didefinisikan sebagai alat
yang digunakan untuk sterilisasi/perebusan TBS menggunakan panas dari uap
1
steam yang bertekanan secara konveksi dan konduksi. Steam yang digunakan yaitu
dengan tekanan 2,8-3,0 Kg/Cm2 dan temperatur 130-140℃ yang diinjeksi dari
back pressure vessel (BPV).
2
BAB II
C. Sejarah Perusahaan
Pabrik Kelapa Sawit Sei Garo atas bantuan biaya Asian Development Bank
(Loan No. 789 INO) dibangun tahun 1989 karena di dalam areal jalur merah
PT.CPI, kemudian lokasi di pindahkan keluar jalur merah dan selesai pada bulan
September 1994 dengan kapasitas terpasang 30 ton TBS/Jam. Pembangunan
pabrik dilaksanakan oleh PT. Sumatra Raya Sari Enginering & Co, berdasarkan
Surat Perjanjian No. 05.0/S.Perj/142/89 tanggal 7 Oktober 1989 dan sebagai
konsultan dalam pembangunan pabrik adalah Cemas Consultant dan PT. Tri
Karya Pecindo - Medan. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Garo yang berlokasi di
3
desa Gading Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar telah beroperasi selama
29 tahun. Produk pada PKS PTPN V Sei Garo ini adalah Crude Palm Oil (CPO)
dan crude Palm Kernel ( CPKO). Luas pabrik kelapa sawit inclusive instalasi
pengolahan limbah dan perumahan karyawan sebesar 17,90 ha. Kelapa sawit
merupakan tanaman perkebunan yang mengalami pertumbuhan produksi yang
cukup pesat dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (2012), produksi kelapa sawit
Indonesia sebesar 17,54 juta ton pada tahun 2008 menjadi 23,52 juta ton pada
tahun 2012, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,7 % 67 per tahun pada
periode 2008-2012. Provinsi Riau merupakan salah satu sentral produksi sawit di
Indonesia.
D. Struktur Organisasi
4
Gambar 2.1 Struktur organisasi PT perkebunan Nusantara PlamCO sei Garo
1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan agribisnis yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan
2. Misi Perusahaan
a. Mengelola agro industri secara efisien bersama mitra untuk
kepentingan Stakeholder.
b. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance kriteria
minyak sawit berkelanjutan penerapan standar Industri dan
pelestarian lingkungan guna menghasilkan produk yang dapat
diterima oleh pelanggan.
c. Menciptakan keunggulan kompetitif di bidang SDM melalui
pengelolaan sumbar daya manusia berdasarkan praktek-praktek
terbaik dan sistem manajemen sumber daya manusia terkini guna
meningkatkan kompetensi Inti perusahaan.
5
D. Kegiatan Umum Perusahaan
1. Kebun
2. Pabrik
3. Kantor
6
7
BAB III
Pada Proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi CPO melalui
beberapa tahapan pengolahan yang harus dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur pabrik, bahan baku yang sesuai dengan kriteria panen yang
bermutu. Berikut merupakan tahapan pada beberapa stasiun yaitu:
8
kualitas yang diinginkan. Sumber buah sawit Sei Garo berasal dari Kebun inti
(Afdeling inti), Kebun plasma (Afdeling plasma) Sei Garo dan dari pihak ke
tiga( Non Plasma).
a. Jembatan timbang (weigh bridge)
9
timbang merupakan alat yang sangat vital dalam sebuah Pabrik Kelapa Sawit yang
menjadi bagian terdepan dimana didapat data kuantitas masuknya raw material
dan keluarnya produk yang dihasilkan. Timbangan berfungsi untuk mengetahui
berat bahan baku yang masuk ke pabrik yaitu dengan menghitung bruto, tarra,
dan netto dari TBS dan yang keluar dari pabrik.
1) Mengetahui jumlah TBS yang masuk mulai dari TBS afdeling, plasma
maupun TBS dari non plasma
3) Melakukan penimbangan CPO dan kernel yang akan dikirim ke luar pabrik
Fungsi dari pondasi ini adalah untuk tempat berdirinya loadcell yang akan
menopang platform jembatan timbang.
2) Platform
3) Loadcell
10
Loadcell jembatan timbang berfungsi sebagai sensor yang dirancang untuk
mendeteksi tekanan atau berat sebuah beban.
5) Tanah
Avery Weigh Tronix adalah alat yang digunakan untuk menunjukan angka
timbangan secara digital dari setiap penimbangan dan mengetahui jumlah
berat dari barang yang di bawa oleh truck tersebut.
7) Komputer
Komputer berfungsi untuk mendata hasil berat kendaraan dan isi nya.
8) Printer
Printer berfungsi untuk mencetak data yang berada dalam komputer untuk
di berikan kepada supir truck sebagai bukti bahwa yang di bawa sama
dengan yang di catatan.
11
4) Tiket yang mencukupi pada jembatan timbang harus tersedia untuk
pemakaian harian
5) Seluruh akses pada mekanisme penimbangan, termasuk switch diamankan
dari personel yang tidak berwenang
1. Corner test
2. Tera ulang
Tera ulang perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh kontraktor timbangan
dan badan meteorologi. Proses yang dilakukan saat tera ulang antara lain :
a) Lakukan corner test
12
c) Tambahkan batu ketelitian
b. Sortasi TBS
Tanda buah segar (TBS) yang telah ditimbang selanjutnya akan di lakukan
penyortiran terlebih dahulu oleh petugas sortasi. Penyortiran buah bertujuan untuk
menentukan kualitas dari TBS yang akan diolah dan rendemen produksi. Hal yang
mempengaruhi hasil sortasi adalah jenis buah, buah dura dan buah tenera. Buah
dura adalah jenis buah yang memiliki daging buah yang tipis dan nut yang tebal
sehingga menghasilkan rendemen CPO yang sedikit. Sedangkan buah tenera
adalah jenis buah yang memiliki daging buah yang tebal dan nut yang kecil
sehingga menghasilkan rendemen CPO yang banyak. Mutu crude palm oil (CPO)
atau rendemen hasil sangat dipengarui oleh mutu TBS. Penyortiran buah dilakukan
dilantai loading ramp sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh PKS Sei Garo.
Apabila ada TBS yang masuk tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan, maka
TBS tersebut tetap diterima dan diolah, hanya saja TBS tersebut tidak langsung
diolah, tetapi didiamkan dahulu di lantai loading ramp sampai membrondol kira-
kira 1-2 hari. TBS tersebut diolah dengan cara mencampurkan dengan TBS yang
kualitas bagus, sehingga penurunan kualitas dari minyak yang dihasilkan tidak
terlalu signifikan.Penyortiran Buah ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut:
13
Gambar 3. 3 Sortasi Buah
14
Gambar 3. 4 Lori
b. Capstand
Alat penarik (Capstand) digunakan sebagai alat bantu untuk menarik lori pada
posisi yang diinginkan. Seperti mendekati pada loading ramp, memasukkan lori ke
dalam rebusan, mendekatkan lori pada housting crane, dan lain sebagainya. Pada
capstand terdapat beberapa bagian yaitu electromotor, penahan tali, bollar, tali
mania, gearbox, kopling. Capstand ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut:
Gambar 3. 5 Capstand
15
c. Transfer Carriage
16
perebusan dan buah berada didalam sterilizer kemudian naikkan tekanan
steam sampai 1,5 bar dengan waktu ± 7 menit , kemudian tutup inle valve
dan buka blow valve sampai tekanan turun menjadi 0 bar dengan waktu ± 2
menit. b. Puncak II (double pack) Setelah proses puncak I selesai tutup
blow down valve dan blow off naikkan tekanan menjadi 2,5 Bar dengan
membuka main steam valve dengan waktu ±10 menit. Setelah tekanan
tercapai tutup main valve, kemudian buka blow down valve dan down off
sampai tekanan 0 bar dengan waktu ± 3 menit. c. Puncak III Setelah
prosess puncak II selesai dilanjutkan dengan menutup blown down dan
blow off valve lalu naikkan tekanan sampai 2,8-3 bar. Dengan cara
membuka main inlet steam, dengan waktu ± 15 menit. Ketika mencapai
tekanan 3 bar tahan steam selama 45 menit dengan suhu 130-135℃. Pada
tahapan ini diharapkan buah dalam keadaan terebus sempurna. Saat waktu
perebusan sudah mencapai maksimal maka tutup main valve lalu buka
blow 13 down off valve hingga tekanan 0 bar, kemudian pintu dapat
dibuka untuk mengeluarkan lori menuju proses selanjutnya. Bejana
perebusan TBS (Sterilizer) ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut:
Gambar 3. 7 Sterilize
17
Memudahkan pemisahan mesocarp dan nut di dalam proses digesting dan
depericarping. Dan juga memudahkan dalam pengepresan minyak.
3) Inaktifasi enzim.
a. Hoisting Crane
18
Didalam autofeeder buah rebusan di dorong dan dijatuhkan kedalam
thresher secara teratur agar proses berjalan dengan efisien dan
menghindari terjadinya losses yang berlebihan. Untuk memenuhi
kapasitas pabrik dan kapasitas peralatan maka pengangkutan lori TBS ke
autofeeder harus sesuai dengan waktu yang telah diatur sesuai SOP.
Pengangkut Lori (hoisting crane) ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut:
c. Thresher
19
pula bila terlalu rendah putaran maka pemipilan akan menjadi rendah dan
brondolan tidak dapat terpisah dari tandan. Cara kerja Thresher adalah
dengan membanting TBS pada tromol yang berputar (dibantu siku
penahan) diakibatkan gaya sentrifugal pada putaran tromol dengan
ketinggian maksimal tandan jatuh ke thresher. Pada kecepatan berputar
yang terlalu tinggi, tandan akan mengikut putaran tromol dan tidak jatuh ke
as tromol sehingga pemisahan brondol tidak maksimal. Sebaliknya pada
putaran terlalu rendah tandan sudah jatuh sebelum ketinggian maksimal
atau tandan hanya menggelinding sehingga pemisahan brondolan juga
tidak maksimal. Oleh karena itu kecepatan (Rpm) Thresher harus di atur
21-23 rpm tergantung pada diameter rata-rata tandan. Semakin besar
diameter tandan semakin cepat putarannya. Pembrondolan TBS ( Thresher)
ditunjukkan pada gambar 3.9 berikut:
Gambar 3. 9 Thresher
20
Gambar 3. 10 Horizontal Empty Bunch Conveyor
21
f. Bottom Cross Conveyor.
g. Fruit Elevator
22
Gambar 3. 13 Fruit Elevator
23
i. Empty Bunch Conveyor
j. Incenerator
Alat atau tempat untuk membakar tandan kosong menjadi abu yang
kemudian abunya digunakan untuk by product. Di PKS Sei Garo memiliki
2 unit Incenerator unit yang ke 2 masih tahap pembangunan. Incenerator
ditunjukkan pada gambar 3.16 berikut:
24
Gambar 3. 16 Incenerator
a. Digester
25
Gambar 3. 17 Digester
b. Screw Press
Proses press bertujuan untuk pemerasan minyak dari daging buah setelah
proses pelumatan pada digester. Dengan menggunakan system worm screw
yang berputar secara berlawanan arah dengan tekanan cone 50 bar
menggunakan sistem hidrolik. Akibat adanya tekanan, lumatan dari
digester yang masuk ke screw press akan terperas, sehingga cairan minyak
yang keluar dari screw press masuk stand trap tank melalui oil gutter untuk
proses pengendapan pasir dan sampah yang masih tercampur dalam cairan
crude oil, sedangkan fibre dan kernel akan keluar melalui ulir screw
menuju Cake Breaker Conveyor. Apabila tekanan kempanya terlalu
rendah, maka kandungan minyak pada ampas tinggi. Jika tekanan kempa
terlalu tinggi, presentasi pecahnya biji (nut) akan meningkat jumlahnya.
Untuk mempermudah pemisahan ditambahkan air panas temperatur sekitar
26
90-100˚C. 21 Penambahan air membantu melarutkan minyak yang ada
pada serat atau fiber sehingga kerugian kehilangan minyak pada serat
semakin berkurang. Scruw Press ditunjukkan pada gambar 3.18 berikut:
Minyak kasar yang keluar dari screw press masih mengandung kotoran,
pasir, cairan lainnya. Maka perlu dilakukan pemurnian minyak. Stasiun
pemurniaan berfungsi untuk memisahkan minyak dari kotoran serta unsur-
unsur yang mengurangi kualitas minyak dan upaya mencegah kehilangan
minyak seminim mungkin. Proses pemurnian untuk memisahkan minyak,
air, kotoran, pasir dan lumpur menggunakan system sentrifugal dan
pengendapan. Adapun alat pada unit pemurniaan minyak sebagai berikut:
27
laboratorium, sedangkan ketentuan pencampuran air yang ideal antara 30-
35% per ton dari kapasitas press. Bentuk dari crude oil gutter yaitu 22
berbentuk segitiga sama sisi yang dipasang secara terbalik, antar sisi nya
yaitu mempunyai jarak 25 cm dan mempunyai panjang disesuaikan dengan
letak dari screw press. Crude Oil Gutter ditunjukkan pada gambar 3.19
berikut:
28
Gambar 3. 20 Sand Trap Tank 23
Vibro Double Deck berfungsi memisahkan kotoran, pasir dan serabut pada
minyak dengan cara bergetar. Kontrol kebersihan vibro double deck harus
dilakukan secara rutin, agar padatan yang terbuang dari hasil penyaringan
vibro tidak menumpuk. PKS Sei Garo memiliki 2 unit vibro double deck
terdiri dari 2 lapisan saringan yaitu Lapisan saringan I, berukuran 20 mesh
dan Lapisan saringan II, berukuran 30 mesh. Vibro Double Deck
ditunjukkan pada gambar 3.21 berikut:
29
Gambar 3. 21 Vibro Double Deck
Crude Oil Tank (COT) merupakan tangki pengendap crude oil yang
berasal dari Vibro Double Deck dan pemisah pasir atau Non Oil Solid.
Crude Oil Tank (COT) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
yang tidak larut dan masih lolos dari Vibro Double Deck. Ukuran tangki
relatif kecil yaitu 12 M 3 dengan retention time (waktu pengendapan) 30-
45 menit. Pemisahan minyak lebih sempurna apabila panas minyak
dipertahankan 90-95oC. Crude Oil Tank ditunjukkan pada gambar 3.22
berikut:
30
Gambar 3. 22 Crude Oil Tank
Cara kerja crude oil tank menggunakan over flow system, yaitu crude
oil setelah melalui vibro double deck masuk ke tangki, di dalam tangki
terdapat sekat sehingga minyak akan overflow melewati sekat dan
selanjutnya akan dipompakan ke CST. Untuk mempertahankan retention
time dari cairan yang ada dalam COT, maka perlu dilakukan pembuangan
lumpur dan air dari lapisan bawah tangki secara terjadwal dengan
memompakan ke solution tank dan bila dibuang ke parit, maka terjadi
kehilangan minyak karena minyak yang melekat dalam lumpur masih
tinggi.
31
95℃. Kondisi operasional pada VCT sangat baik sehingga 25 tidak ada
kendala-kendala yang terjadi. Vertical Clarifier Tank ditunjukkan pada
gambar 3.23 berikut:
32
Gambar 3. 24 Vibro Single Deck
g. Sludge Tank
33
h. Sludge Separator
i. Oil Tank
34
tangki. Di dalam oil tank minyak dipanaskan dengan suhu 90-95°C,
kebersihan tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi mutu kadar
kotoran dalam minyak, yaitu dengan cara melakukan blowdown secara
rutin setiap 2-3 jam sekali dan ditampung di sludge drain tank untuk
diproses kembali. Oil Tank ditunjukkan pada gambar 3.27 berikut:
j. Float Tank
35
Gambar 3. 28 Float Tank 29
k. Vacuum Dryer
36
Gambar 3. 29 Vacuum Dryer
l. Sand Cyclone
37
Gambar 3. 30 Sand Cyclone
Hot Water Tank adalah suatu tangki berbentuk silinder tegak yang
dilengkapi dengan Steam Coil didalamnya dan pipa over flow air serta
keran air untuk pengaturan ke stasiun press dan stasiun klarifikasi serta
dipasang termometer untuk mengetahui suhu air panas yang ada didalam
tangki. Hot Water Tank ditunjukkan pada gambar 3.32 berikut:
38
Gambar 3. 32 Hot Water Tank
o. Storage Tank
39
Gambar 3. 33 Storage Tank
p. Fat Fit
40
7. Stasiun Pengolahan biji (Kernel Plant Station)
Fiber dan cangkang yang berisi inti sawit yang keluar dari press
langsung masuk ke cake breaker conveyor yang terdiri dari satu talang
yang mempunyai dinding rangkap, di tengah talang terdapat As screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah (Screw Blade). Di dalam conveyor, press
cake diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah
dipisahkan dari biji. Fungsi CBC yaitu agar proses pemisahan nut dengan
fiber lebih mudah dilakukan di depericarper dan memecahkan gumpalan
cake dari stasiun press. Cake Breaker Conveyor ditunjukkan pada gambar
3.35 berikut:
41
b. Depericarper
Nut Polishing Drum adalah suatu drum yang berputar yang mempunyai
plat-plat pembawa yang dipasang miring pada dinding bagian dalam. Di
ujung nut polishing drum terdapat lubang-lubang penyaring sebagai tempat
keluarnya nut yang kemudian ditransfer melalui nut conveyor lalu di hisap
menggunakan nut transport. Nut polishing drum berfungsi untuk
memisahkan sisa-sisa serabut, batu, kayu, besi, janjangan atau tangki yang
masih melekat, pada nut dilempar keatas dengan memanfaatkan putaran
dalam drum Kecepatan putaran drum adalah 20 – 24 Rpm. Nut Polishing
Drum ditunjukkan pada gambar 3.36 berikut:
42
Gambar 3. 36 Nut Polishing Drum
d. Nut Hopper
43
Gambar 3. 37 Nut Hopper
e. Ripple Mill
Nut yang berasal dari Nut Hopper akan di atur masuknya kedalam
Ripple Mill untuk di hancurkan cangkangnya (Shell). Ripple Mill
berfungsi untuk memecah Nut dengan cara menggiling. Nut dari Nut
hopper akan masuk ke Ripple Mill dan akan diputar oleh Rotor Ripple Mill
dan ditahan dengan Stator Ripple Mill yang memiliki sudu-sudu.
Pengukuran besarnya jarak harus dilakukan berdasarkan bahan baku yang
masuk agar Nut dapat pecah semua. Di sini terdapat biji yang masih utuh
karena tidak dapat digiling dan inti pecah. Ripple Mill ditunjukkan pada
gambar 3.38 berikut:
44
Gambar 3. 38 Ripple Mill
Sebuah fan yang dipasang pada bagian ujung yang berfungsi sebagai
blower colomb (ducting) yang dipasang vertical dan horizontal yang
berfungsi sebagai section (penampang hisapan) dan sebuah cyclone agar
terjadi pemisahan yang sempurna. Kernel utuh ukuran besar akan jatuh
kebawah, sedangkan cangkang (shell) yang mempunyai berat yang lebih
ringan akan terhisap oleh fan sedangkan kernel dan shell yang berada
diantara kernel yang berat dengan shell yang ringan akan masuk ke proses
pemisahan tahap kedua. Jika damper ducting dimasukkan kedalam maka
ruang hisapan akan semakin sempit, ini akan membuat hisapan semakin
kuat. Dan sebaliknya jika dumper ducting dibuka keluar maka hisapan
udara akan lemah. Pemasangan Air break ditempatkan pada ducting
vertical diatas damper ducting. Ini berfungsi untuk mengurangi atau
menstabilkan hisapan udara didalam ducting. Jika air break ini dibuka
maka selain udara masuk pada bagian bawah, juga akan masuk dari air
break, ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan udara dalam
ducting, dan jika ditutup kembali maka hisapan udara akan kembali seperti
semula. Ripple Mill ditunjukkan pada gambar 3.39 berikut:
45
Gambar 3. 39 Light Tenera Dust Separator
h. Hydrocyclone
46
pompa dari sekat III cangkang yang masih mengadung sebagian kecil inti
hisap. Hydrocyclone ditunjukkan pada gambar 3.40 berikut:
Gambar 3. 40 Hydrocyclone
i. Kernel Silo
47
Gambar 3. 41 Kernel Silo 39
j. Bulk Silo
48
Boiler adalah suatu peralatan yang digunakan untuk membangkitkan
uap dari air yang dipanaskan di dalam pipa-pipa boiler. Proses pemanasan
dilakukan dengan cara perpindahan panas secara radiasi, konduksi, dan
konveksi. Uap panas yang dihasilkan akan digunakan sebagai penggerak
turbin dan juga untuk keperluan pemanas peralatan-peralatan yang ada di
pabrik. Pengoperasian boiler yang baik merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan dalam pengolahan kelapa sawit. PKS Sei Garo memiliki dua
unit boiler, boiler digunakan secara bergantian untuk perawatan.
Boiler no. 1, 2, :
Model : N 600 SA 40
Temperature : 260ºC
Uap yang dihasilkan dari boiler akan dikirimkan ke kamar mesin sebagai
pemutar turbin. Uap buangan turbin akan dimanfaatkan sebagai pemanas
pada beberapa stasiun seperti rebusan, klarifikasi, pressan, dan lain-lain.
49
a. Genset
Gambar 3. 43 Genset
b. Turbin uap
Turbin uap merupakan suatu alat penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap menjadi energi kinetik dan menghasilkan tenaga listrik untuk
pabrik pada saat proses dan perumahan. Di PKS Sei Garo terdapat 2 unit
turbin dengan kapasitas 800 KW dan tegangan 380 volt serta frekuensi 50
Hz, dan 1 unit turbin kapasitas 1000 KW dan tegangan 380 volt serta
frekuensi 50 Hz. Turbin uap ditunjukkan pada gambar 3.44 berikut:
50
Gambar 3. 44 Turbin uap
BPV merupakan bejana tekan yang menampung exhaust steam dari turbin
uap untuk disalurkan ke unit-unit proses yang membutuhkan steam terutama
51
sterilizer. Suplai utama steam untuk BPV berasal dari exhaust steam turbin
uap. Namun bila tidak mencukupi dapat dibantu dengan mengalirkan uap
langsung dari boiler. Tekanan uap maksimal pada BPV adalah 3,2 bar.
Terdapat safety valve yang berfungsi mengurangi tekanan apabila tekanan
uap di BPV mencapai >3,2 bar. BPV (Back Pressure Vessel) ditunjukkan
pada gambar 3.46 berikut:
a. Eksternal Water
Treatment PKS Sei Garo mempunyai 2 jenis air yaitu 1 jalur yang akan
digunakan untuk kebersihan pabrik tanpa dilakukan penambahan bahan
52
kimia dan 1 jalur lagi dilaksanakan dengan penambahan bahan kimia (water
treatment). Sistem water treatment di PKS Sei Garo terdiri dari:
1) Clarifier tank Sebelum masuk ke clarifier tank, air diinjeksikan Soda Ash
(Na2CO3) untuk mencapai PH air sekitar 6,0 - 7,5 dengan tujuan
memudahkan proses penjernihan air. Dan kemudian air juga diinjeksikan
Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 sebagai bahan kimia untuk proses flokulasi.
Clarifier tank ini merupakan tempat untuk memisahkan padatan yang
tersuspensi dalam air dengan cara flokulasi. Flokulan berfungsi untuk
meningkatkan gesekan partikel kecil agar dapat menjadi partikel besar agar
mudah diendapkan dalam air, sehingga jumlah floc yang tidak
terendapkan/melayang berkurang. Clarifier tank ditunjukkan pada gambar
3.47 berikut:
2) Bak Sedimentasi
53
Gambar 3. 48 Bak sedimentasi
3) Sand filter
54
Gambar 3. 49 Sand filter 45
4) Water tower
Water tower sebagai tempat cadangan air untuk keperluan pabrik yang
dialirkan dengan cara gravitasi. Pada PKS Sei Garo terdapat 2 buah Water
Tower. Water Tower ditunjukkan pada gambar 3.50 berikut:
55
minyak, lemak, dan non solid oil. Parameter yang dijadikan indikator dalam
penilaian mutu limbah cair adalah BOD (Biological Oxygen Demand), COD
(Chemical Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), minyak dan
lemak serta pH.
1. Fungsi Sterilizer
56
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan
buah dan janjangnya karena adanya hidrolisa hemisellulosa dan
pektin yang terjadi dipangkal buah. Hidrolisa dapat terjadi dengan
proses kimia, kimia fisika dan biokimia. Reaksi hidrolisa
hemisellulosa dan pektin dapat terjadi pula didalam ketel rebusan
yang dipercepat oleh pemanasan, panas dan uap didalam ketel akan
meresap kedalam buah karena adanya tekanan dihidrolisa pektin
dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh
karena itu perlu dilakukan proses perontokan buah didalam mesin
thressing.(Lubis, 2018)
57
e. Membantu pelepasan inti dari cangkang Perebusan yang sempurna
akan mengakibatkan pengurangan kadar air sebesar 15%. Keadaan
ini membuat inti sawit menyusut sedangkan cangkang tetap yang
membuat inti sawit terlepas dari cangkangnya.
D. Syarat Perebusan
E. Standar Perebusan
58
• % Fruit loss in empty bunch : < 0.07% tehadap TBS
59
Kedua, pipa pengeluaran uap dan kondesat. Pada pipa pengeluaran uap
terdapat di bagian atas sterilizer. Ukuran pipa outlet ini berukuran 8 inch.
Sedangkan pipa pengurasan kondensat terletak pada bagian bawah sterilizer.
Berukuran 3 inch untuk pembuangan air kondesat.
Alat ketiga yang ada pada sterilizer adalah alat bantu dan pengaman
pada sterilizer. Diantaranya manometer untuk melihat tekanan selama
perebusan. Thermometer gauge untuk mengetahui besarnya temperatur.
Butterfly valve, untuk penyekat aliran yang dapat diputar untuk membuka
dan menutup katup, penutup aliran bisa juga dilakukan secara otomatis.
Check valve, untuk mengalirkan aliran searah dan bila terjadi aliran yang
berlawanan arah maka katup akan menutup. Safety valve, untuk mengatasi
tekanan uap berlebih yang masuk ke dalam sterilizer. Tandan buah sawit
Lori Pintu Sterilizer Lori, sebagai tempat buah yang akan di rebus. Lori
dibuat berlubang dengan diameter 0.5 inch yang berfungsi untuk
mempertinggi penetrasi uap pada buah dan juga sebagai media penetesan air
kondensat diantara buah. Capstand, terdapat diluar bagian sterilizer dan
berfungsi sebagai alat bantu untuk memasukan dan mengeluarkan lori ke
dalam rebusan. Serta terakhir yaitu jaringan rel sebagai tempat lori melekat.
G. Sistem perebusan
60
tinggi dibandingkan steam berat jenis steam pada 100oC adalah 0.598 kg/m3
, sedangkan udara yang bercampur dengan steam pada suhu 50oC berat
jenisnya adalah 1.043 kg/m3 . Prinsip perbedaan berat jenis tersebut
merupakan alasan pemilihan tempat titik masuknya uap (Sinaga, 2009).
Semakin lama proses deaerasi maka semakin sempurna proses pembuangan
udara. Deaerasi dilakukan secara bertahap dan terpadu dengan pembuangan
air kondensat maka udara juga akan terikut, yaitu melalui pipa kondensat di
bagian bawah bejana.
61
F.Standard Operating Procedure (SOP)
62
7. Memastikan pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintahan
dapat berlangsung dalam berbagai situasi.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi.
63
malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.
64
8. Kepastian hukum. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus
ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati,
dilaksanakan, dan menjadi instrumen untuk melindungi aparatur atau
Pelaksana dari kemungkinan tuntutan hukum.
65
BAB IV
A. KESIMPULAN
Tidak ada suatu teknologi yang direkayasa, bahkan menyandang predikat yang
paling mutakhir pun tidak memiliki suatu kelemahan. Setiap teknologi
mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing. Teknologi yang paling
canggih sekali pun, bila sumber daya manusia (SDM) dan kondisi lingkungan
tidak mendukung untuk dioperasikan pada kondisi normalnya, maka tidak akan
memberikan manfaat yang berarti, justru malah akan menjadi sumber
pemborosan. Teknologi yang dapat memberikan manfaat optimal adalah
teknologi yang tepat guna. Artinya bahwa, pemilihan teknologi tersebut harus
mempertimbangkan spesifik lokasi dan berguna untuk dapat meningkatkan
produktivitas kinerja unit pengolahan. Teknologi tepat guna jangan disalah
artikan bahwa teknologi yang diterapkan tersebut adalah teknologi
konvensional, akan tetapi lebih mengarah pada strategi pemilihan teknologi
yang tepat untuk diimplementasikan sesuai spesifik lokasi. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa setiap teknologi memiliki karakter yang berbeda-
beda dan penerapannya tergantung perspektif dan orientasi dari owner. Seperti
halnya jenis sterilisasi modern yang memiliki orientasi pada peningkatan safety
dan kenyamanan (comfortable) dalam operasionalnya, membutuhkan areal
yang relatif lebih sedikit (compact) dibandingsterilisasi jenis konvensional
(horizontal sterilizer). Kelemahan pada masing-masing teknologi dapat diatasi
dengan berbagai macam cara. Diantaranya adalah dengan penambahan alat dan
penggunaan air kondensat sebagai air pengencer di stasiun pressan.Bila dilihat
dalam aspek kualitas dan kuantitas minyak sawit yang dihasilkan masing-
masing teknologi memiliki sedikit perbedaan. Yang terpenting adalah cara
perebusan dilakukan dengan benar sehingga output dihasilkan tinggi dan
kehilangan minyak pada tankos rendah serta kapasitas olah pabrik tercapai.
66
Dari hasil analisis dan pengamatan langsung yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari Sterilizer Horizontal pada stasiun perebusan adalah merebus
dengan sistem triple peak (tiga puncak). Proses pengangkutan TBS dari loading
ramp ke ketel rebusan dilakukan dengan transportasi lory. Dengan waktu
perebusan berkisar 90-95 menit dan target yang harus dicapai di stasiun ini adalah
tekanannya 2.8-3.0 kg/cm2 dengan suhu 130-135° C. Menurut standar PKS
kehilangan minyak (oil losses) di air kondensat sebesar 0,8 – 1,0%, jika
kehilangan minyak terlalu tinggi akan mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit.
Dan bila suhu dan tekanan tidak mencapai target , maka akan mengakibatkan
kualitas perebusan TBS yang tidak baik, untuk mencegah hal tersebut perlu
memperhatikan kestabilan dalam proses kerja sterilizer horizontal.
3. Dari proses identifikasi maka didapat komponen kritis yang memiliki potensi
kegagalan yaitu bearing, butterfly valve, packing pintu, pipa kondensat, plat body,
dan gasket sheet filler. Dari hasil pengamatan maka dapat diketahui peluang
kegagalan dari komponen dan juga mesin, semakin tinggi peluang kegagalan yang
didapat maka akan memperburuk kinerja mesin.
H. SARAN
67
2. Menggunakan APD seperti sepatu safety, masker, kaca mata, sarung
tangan, saat bekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja
DAFTAR PUSTAKA
68
Community, Palm Oil (2011). "Sterilizer Bola." Retrieved 6 September, 2011,
from http://www.pabriksawit.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=13 2:sterilizer-ball&catid=1:station1.
69