DISUSUN OLEH:
Weni Hariani NPM. E1G019014
Dibawah Bimbingan :
Dr. Ir. Budiyanto, M. Sc NIP. 19590208198603 1 002
OLEH:
WENI HARIANI
E1G019014
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Weni Hariani
E1G019014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit ( Elaeis guinensis ) salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan
minyak dengan tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makanan
margarine, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin dan dalam pembuatan
lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa
sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh,
pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
Perkembangan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun
terakhir meningkat dari 2.2 juta ha pada tahun 1997 menjadi 4.1 juta ha pada tahun 2007 atau
meningkat 7.5%/tahun. Produktivitas ini terus meningkat hingga pada tahun 2018 menjadi
14,9 juta ha (Sunarko 2009; Darianto 2020).
Proses produksi di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimulai dengan mengolah bahan baku
tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sampai menjadi Crude Palm Oil (CPO). Proses
pengolahan TBS di setiap pabrik umumnya bertujuan untuk memperoleh minyak dengan
kualitas yang baik dan mudah dipucatkan. Pabrik kelapa sawit dalam konteks industri kelapa
sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari
tandan buahsegar (TBS) kelapa sawit (Salunkhe, 1992).
Untuk mendukung permintaan kelapa sawit yang semakin meningkat, diperlukan
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan tentang industri pengolahan kelapa
sawit. Sebagai lembaga pendidikan, Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Bengkulu
berkewajiban untuk menghasilkan lulusan dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan
manajemen untuk memenuhi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Salah satu bentuk upaya untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam pengolahan kelapa sawit adalah melalui praktek kerja lapangan (PKL). PKL
merupakan kombinasi teori yang diperoleh dari materi kuliah dan fakta industri pengolahan
kelapa sawit, yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif
tentang realitas lokal.
1.2. Tujuan Praktek
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai kaitan antara faktor-faktor di Bidang
Pertanian sebagai suatu sistem Mikro maupun Makro
2. Mahasiswa mampu menganalisa secara analitik aspek teknis, perencanaan dan
pengelolaan operasional sistem industri pertanian
3. Mahasiswa mempunyai keterampilan dalam pengamatan, pengumpulan data dan
informasi serta pengorganisasiannya dan laporan teknis yang baik.
2.3 Topografi
Lahan dalam penamaan kelap sawit dibagi atas beberapa kriteria antara lain :
1 Lahan tipe 1 : Merupakan lahan dengan topografi yang datar.
2 Lahan tipe 2 : Merupakan lahan dengan topografi bergelombang.
3 Lahan tipe 3 : Merupakan lahan dengan topografi berbukit-bukit.
Untuk PT. Bunga Tanjung Estate sendiri memiliki lahan dengan topografi tipe ke-3
dengan gambaran berbukit-bukit sehingga menurut survei mengatakan bahwa lahan tipe ke-3
akan mengasilkan keutungan yang lebih kecil dan juga modal pengolahan yang lebih besar
daripada lahan tipe 2 atau tipe 1. tetapi hal itu dapat disiasati dengan beberapa cara antara
lain: penanaman kelapa sawit dengan menggunakan teknik piringan untuk mengurangi biaya
pengangkutan dan mencegah pupuk terbuang dibawa oleh aliran air, pembuatan jalan
pengangkutan buah di arah bawah lahan sehingga mampu menyingkat waktu pengangkutan,
pembuatan jalan gerobak dll. Sehingga ongkos untuk pengolahan dapat dikurangi walaupun
tipe lahan merupakan tipe ke-3.
2.4 Luas Lahan
PT. Agro Muko terbagi menjadi sembilan kebun estate yang dipimpin oleh maisngmasing
satu orang manager. PT. Agro Muko terdapat 2 buah pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 60
ton/jam (Muko-Muko Palm Oil). Satu buah pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton/jam
(Bunga Tanjung) dan satu buah pabrik Crumb Rubber kapasitas 500-600 kg karet kering
perjam. Total luas lahan HGU (Hak Guna Usaha) yang dimiliki oleh PT. Agro Muko adalah
6.478,23 ha. Luas lahan tersebut tersebar di lima estate dengan perincian sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel 1:
Tabel 1. Luas LAhan di PT.Agro Muko Bunga Tanjung
No Nama Estate Luas Lahan (ha) Ton/Bulan
1 Bunga Tajung Estate (BTE) 2.312,19 13.512,33
2 Air Bikuk Estate (ABK) 1.232,99 11.500,76
3 Air Buluh Estate (ABE) 2.148,9 12.669,45
4 Malin Deman Estate (MDE) 564.15 9.921,20
5 Kebun Masyarakat Desa (KMD) 220.00 6.967,82
TOTAL 6.478,23 54.571,56
Sumber: Data PT. Agro Muko Bunga Tanjung Estate
Harmijon
Jam kerja yang diberlakukan perusahaan adalah selama delapan jam/hari di hari biasa,
hari jumat diberlakukan selama 5 jam/hari dan di hari minggu libur (kecuali ketika ada ganti
hari). Jam kerja melebihi 8 jam/hari maka jam kerja tersebut dimasukan ke dalam lembur
harian.
Berikut jam kerja karyawan pabrik laboratorium :
1 Shift I : Pukul 08.00 WIB – 15.00 WIB
2 Shift II : Pukul 15.00 WIB – 15 .00 WIB
Karyawan kantor bekerja selama 6 hari kerja dalam seminggu dengan jam kerja sebagai
berikut :
a Senin – Kamis dan Sabtu
Jam kerja : Pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB
Jam istirahat : Pukul 12.00 WIB – 13.30 WIB
Jam kerja : Pukul 13.30 WIB – 17.00 WIB
b Jum’at
Jam kerja : Pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB
Jam istirahat : Pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB
Jam kerja : Pukul 14.00 WIB – 17.00 WIB
(Sumber : Dokumen perusahaan PT. Agromuko BTPOM)
2.7 Sarana dan Prasarana Kerja
PT. Agro Muko BTPOM sangat memperhatikan sarana dan fasilitas penunjang bagi
karyawanya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan bagi
karyawan. Berikut ini sarana dan fasilitas yang disediakan oleh pihak perusahaan yaitu :
1 Perumahan karyawan
Perusahaan menyediakan perumahan yang layak pakai bagi karyawan dan dilengkapi
dengan fasilitas listrik, air dan juga perumahan tersebut terletak tidak terlalu jauh dari
pabrik sehingga memudahkan karyawan dalam bekerja.
2 Sarana olahraga
Sarana olahraga berfungsi untuk meningkatkan kesehatan jasmani bagi karyawan dan
juga mengurangi rasa jenuh akibat kerja yang terus menerus maka pihak perusahaan
menyediakan beberapa fasilitas olahraga seperti lapangan bola, lapangan futsal,
lapangan tenis, dan lapangan badminton.
3 Pendidikan
Sarana yang sangat vital bagi kenyamanan karyawan saat bekerja adalah adanya
sarana pendidikan bagi anak-anak mereka sehingga karyawan lebih fokus terhadap
pekerjaan. Sarana pendidikan yang disediakan adalah Taman Kanak-kanak (TK),
PAUD (Pendidikan Usia Dini), Sekolah Dasar (SD) Negeri 14 Teramang Jaya, dan
disediakan juga bus sekolah bagi yang melanjutkan ke SMP (Sekolah Menengah
Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas).
4 Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki oleh PT. Agro Muko Bunga Tanjung antara lain :
truk, alat berat dan jemputan sekolah berupa bus. Manajer dan Asisten diberikan mobil
dan motor untuk memudahkan tugasnya. Rekap pengangkutan buah dapat ditunjukkan
pada Tabel
5 Sarana Ibadah
PT. Agro Muko juga menyediakan fasilitas untuk beribadah seperti Masjid dan Gereja.
Sarana ibadah tersebut dibangun di sekitar pabrik PT. Agro Muko. Perusahaan PT.
Agro Muko BTPOM memiliki 1 Mesjid dan 1 Gereja.
6 Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang diberikan oleh PT. Agro Muko adalah obat-obatan (P3K),
biaya perawatan (Puskesmas) dan JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) yaitu
jaminan pemeliharaan kesehatan yang dapat membantu tenaga kerja dan keluarganya
mengatasi masalah kesehatan.
2.9 Pemasaran Produk
FFB (Fruit Fresh Bunch) yang di olah di PT. Agromuko BTPOM menghasilkan 2
jenis produk, yaitu :
1 Crude Palm Oil (CPO) yaitu minyak mentah yang dapat diolah menjadi
minyak goreng yang siap dikonsumsi. CPO akan dibawa dengan menggunakan
mobil menuju ke Bunker yang berada di Teluk Bayur Padang dan kemudian
akan di ekspor ke luar negeri.
2 Inti Sawit ( Palm Kernel) yaitu inti sawit yang dapat diolah lagi menjadi
minyak. Kernel akan diangkut menggunakan truk menuju ke Medan untuk
diolah menjadi Palm Kernel Oil (PKO).
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ASPEK KHUSUS
3.1 Pengendalian Kualitas
3.1.1 Gambaran Umum Aspek Pengendalian Kualitas
Suyadi Prawiro sentono dalam Ni Kadek Yuliasih (2014), kualitas suatu produk bukan
suatu kebetulan (occur by accident). Nasution dalam Ni Kadek Yuliasih (2014) mengatakan
bahwa pengawasan kualitas dilakukan pada bahan baku, proses produksi, dan produk jadi.
Oleh karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan mulai dari bahan
baku, selama proses produksi berlangsung sampai pada produk akhir dan disesuaikan dengan
standar yang ditetapkan.
Dunia industri tidak lepas dari mutu atau kualitas barang yang menjadi faktor utama
bagi konsumen dalam pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi produk atau jasa.
Sebagaiman dijelaskan oleh American Society for Quality adalah “keseluruhan fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang tampak atau samar”.
Oleh karenanya perusahaan selalu berusaha menjaga kualitas produknya agar selalu
menghasilkan produk yang baik sehingga dapat menjaga kepuasan konsumen. (Heizer dan
Render,2011;301).
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menghasilkan 2 produk utama, yaitu minyak kelapa sawit
Pengolahan dan inti sawit. Pengendalian yang baik adalah pengolahan yang dapat
menghasilkan minyak CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit dalam jumlah yang besar dan
mutu yang optimum. Aspek sistem pengendalian kualitas menguraikan tentang hasil
pengolahan pada pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS) PT.Agro Muko Bunga Tanjung
Palm Oil Mill (BTPOM), yaitu berupa organisasi pengujian dan pengendalian kualitas,
pelaksanaan pengawasan mutu, pengendalian kualitas bahan baku, cara pengujian kualitas
produk akhir, kiat bila target tidak tercapai, pengendalian spesifikasi bahan baku dan produk,
hasil pengujian kualitas, analisa data kualitas CPO dan kernel, dan evaluasi umum
pengendalian kualitas (mutu) selama periode Juni-Juli 2022.
3.1.2 Organisasi Pengujian dan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas di PT.Agro Muko BTPOM dilakukan oleh bagian Quality
Control dan Laboratorim. Bagian yang bertugas untuk menguji, menganalisa, serta
memberikan informasi mengenai mutu bahan baku, mutu proses dan mutu hasil produksi yang
akan dijadikan bahan pertimbangan pabrik untuk mengetahui kualitas dan perbaikan pada
proses pengolahan minyak kelapa sawit. Berikut ini adalah Gambar yang menunjukkan
struktur organisasi Pengendalian Kulitas di PT. Agro Muko BTPOM.
Gambar 3. Pengendalian Kulitas di PT. Agro Muko BTPOM
Sumber. Data PT. Agro Muko Bunga Tanjung
Kegiatan pengendalian kualitas berada dibawah tanggung jawab Manager Mill.
Laboratorium merupakan pihak Independent, yang bertanggung jawab langsung kepada PT.
TolanTiga Indonesia yang berada di kantor pusat Medan, Sumatera Utara. Manager
Laboratory membawahi Analis, Sample Boy, sortasi FFB dan Bunch Analysis. Sample Boy
berfungsi untuk mengambil sampel yang diakan di uji dari Sample Point di pabrik. Tugas
sortasi FFB yaitu mensortir FFB sesuai dengan kriteria perusahaan, Sedangkan Bunch
Analysis bertugas untuk membuat sample yang akan dikirimkan ke Medan untuk diuji Oil
Content. Sampel Oil Content dibuat dari sampel FFB yang berasal dari setiap Estate. Pihak
laboratorium juga menguji Losses, kualitas air dan pengujian mutu produk.
Sebagai tempat pengendalian kualitas (Mutu) CPO dan kernel, berikut ini adalah
peranan laboratorium pabrik PT. Agro Muko BTPOM:
1 Sebagai fasilitas pengujian mutu dan parameter control proses untuk mengetahui
efisiensi operasional mesin
2 Untuk pengendalian proses guna perbaikan atas gejala penyimpanan terhadap standar
3 Untuk pemantauan kemampuan pencapaian standar
4 Tempat pengujian parameter mutu produk untuk kepentingan pemasaran
Adapun tugas-tugas Pengendalian Kualitas meliputi :
1 Pengawasan terhadap penerima Tandan Buah Segar (TBS)
2 Pengawasan terhadap produk hasil (CPO dan Inti Sawit) sebelum dipasarkan.
Dari data harian periode 27 Juni- 27 Juli 2020 kadar FFA CPO pada PT Agro Muko
BTPOM dengar kadar tertinggi pada 26 Juli yaitu 4,4% dan kadar FFA terendah pada tanggal
28 Juni sebesar 3,2%. Tinggi rendahnya kandungan FFA pada CPO disebabkan oleh tingkat
kematangan TBS, buah yang terlalu matang membuat kadar CPO meningkat. Buah yang
terlalu lama diproses meyebabkan terjadinya reaksi yang membuat kadar FFA Meningkat .
2 Kadar Moisture (kandungan Air ) CPO
Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021-
27 Juli 2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Kadar Moisture (kadar air) pada CPO pada periode 27 Juni- 27 Juli 2020 kadar
Moisture CPO pada PT Agro Muko BTPOM. Kadar Moisture tertinggi pada 19
Juli sebesar 0,34 %, kadar moisture terendah yaitu sebesar 0,2% sesuai dengan
batas maksimal yang telah ditetapkan oleh BTPOM. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan Kadar air CPO meningkat seperti pada proses sterilizer, proses
clarifier atau pemurnian yang kurang baik.
% 0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.08 0.02 0.02 0.02 0.02
DIR 6666 7741 6774 2 3 4 5 8 2 7
T 6666 9354 1935
6666 8387 4838
67 1 71
TA 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
RG
ET
3.5.2 Kualitas kernel
1 Kadar FFA (Free Faty Acid)
Kadar FFA di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021- 27 Juli 2022
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
1.1
0.9
0.7
0.5
0.3
0.1
2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
% FFA
7 8 9 0 - - - - - - - - - 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
- - - - J J J J J J J J J - - - - - - - - - - - - - - - - - -
J J J J u u u u u u u u u J J J J J J J J J J J J J J J J J J
u u u u l l l l l l l l l u u u u u u u u u u u u u u u u u u
n n n n l l l l l l l l l l l l l l l l l l
%
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
F
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3
F
2 1 1 2 1 1 2 2 1 3 1 2 4 3 5 6 4 4 9 9 1 1
A
T
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A
R
G
E
T
Kadar FFA (Free Faty Acid) kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar FFA
tertingi adalah pada bulan Desember 2022 sebesar 0,30 %, kadar FFA terendah pada bulan
november- Januari 2022 sebesar 0,30%. Faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan
kadar asam lemak bebas yang relative tinggi dalam pabrik minyak sawit yakni
pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu, keterlambatan dalam pengumpulan dan
pengangkutan buah, penyimpanan buah yang terlalu lama, dan proses hidrolisis selama
pemrosesan di pabrik.
2 Kadar Moisture (Kadar Air)
Kadar Moisture (Kadar Air) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021-
27 Juli 2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
13
9
5
% MOISTURE 1
2 2 2 3 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7- 8- 9- 0- Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7-
Ju Ju Ju Ju l l l l l l l l l Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju
n n n n l l l l l l l l l l l l l l l l l l
%8. 8. 8. 8. 9. 1 0 9. 1 1 8. 8. 8. 0 1 8. 9. 8. 9. 8. 0 8. 8. 7. 8. 9. 8. 0 8. 8. 8.
7 2 2 7 5 0. 0 1. 0. 2 1 9 0. 5 8 4 3 5 6 4 7 0 3 6 8 8 3
M 2 7 7 4 9 8 4 4 0 1 3 7 3 8 2 1 2 7 4 8 6 7 8 7 9 9
O 7 9 7 3
I
S
T7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
A
R
G
E
T
Kadar air (Moisture) kernel pada periode 27 Juni -27 Juli 2022. Kadar moisture terendah
pada bulan Maret 2022 sebesar , kadar air tertinggi pada bulan Desember 2021 sebesar
11,30%. Faktor penyebab kadar air diluar standar normal dapat disebabkan oleh faktor
manusia dan bahan baku. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat dapat juga
mengakibatkan naiknya kadar air. Selain itu faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk
adalah fasilitas operasi, peralatan dan perlengkapan, pekerja/staf organisasi, dan bahan
baku/material.
3 Kadar Dirt
Kadar Dirt (Kadar Kotoran) di PT. Agro Muko BTPOM selama periode 27 Juni 2021-
27 Juli 2022 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Chart Title
8.5
6.5
4.5
2.5
0.5
2 2 2 3 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
7- 8- 9- 0- Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7- 8- 9- 0- 1- 2- 3- 4- 5- 6- 7-
Ju Ju Ju Ju l l l l l l l l l Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju Ju
n n n n l l l l l l l l l l l l l l l l l l
%7. 6. 0 7. 7. 7. 0 7. 7. 7. 7. 7. 7. 0 6. 7. 7. 7. 7. 7. 0 7. 7. 7. 7. 7. 7. 0 7. 7. 7.
1 5 1 2 2 1 1 3 3 4 0 9 9 4 2 2 0 4 3 0 2 4 4 1 1 0
D4 1 4 1 1 2 3 2 4 1 6 3 4 3 4 4 1 1 5 2 4 5 5 4 4 2
I
R
T
T7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
A
R
G
E
T
Kadar Kotoran (dirt) terendah kernel pada periode bulan Maret 2022 sebesar
6,41%, kadar dirt tertinggi pada bulan November 2021 sebesar 7,96%. Kadar kotoran
inti sawit tertinggi terjadi pada bulan Mei 2022 disebabkan karena tidak sempurnanya
proses pengolahan biji sawit sehingga banyak inti yang masih melekat pada cangkang,
hal ini dikarenakan PT. BTPOM kurang memperhatikan operasional stasiun
pengolahan inti sawit masih menggunakan alat pemecah inti (Nut Cracker) yang
efisiensinya rendah, sistem pemisahan cracker mixture belum menggunakan
Pneumatic Separation yang lebih baik. Selain itu operator pelaksana pemecah inti
sawit berkesan kurang memperhatikan kinerja alat ini terbukti saat pengambilan
sampel saja pengaturan cone nut cracker diatur dengan baik.
Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
OI 38.2 37.4 39.6 38.2 37.2 39.4 39.2 39.8 44.1 42.3 38.4 37.0 35.2
L 6 9 9 6 8 6 5 7 5 2 8
C
O
NT
EN
T
3.5.3 Ukuran / Cara Pengamatan Tercapainya Tujuan pada Keseluruhan Proses dan
Tiap Tahap Proses
Pengamatan standar mutu pada keseluruhan proses dilakukan oleh unit Quality
Control dengan melakukan pengujian sampel hasil keluaran tiap alat atau stasiun tiap 2 jam
proses pengolahan. Adapun sampel tersebut diambil oleh Sample Boy dan kemudian dibawa
ke Laboratorium untuk dipelajari dan dianalisa lebih lanjut.
Pada PT.BTPOM sampel proses diperoleh dari beberapa proses seperti :
1 Perebusan – Sampel Kondesat
2 Conveyor Janjang Kosong (Empety Bunch)- Sample Janjang Utuh
3 Press- Sample Cake Ampas Press
4 Tangki Clarifier – Sample Bagian Bawah Tangki
5 Decanter – Sample Cairan Berat
6 Decanter – Sample Padatan
7 Fiber Cyclone – Sample Fiber
8 Depericarper – Sample Nut
9 Ripple Mill – Sample Kernel Pecah Dan Nut Tidak Pecah
10 LTDS 1 – Sample Kandungan Kernel Yang Ikut Terbuang
11 LTDS 2 – Sample Kandungan Kernel Yang Ikut Terbuang
12 Hydrocyclone – Sample Nut Umpan Masuk
13 Hydrocyclone – Sample Output Kernel
14 Hydrocyclone - Sample Output Cangkang
15 Penerimaan TBS Di Loading Ramp – Sample Janjang Tidak Memenuhi Kriteria