Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

“Proses Produksi Ikan Teri Nasi”

PT. Kelola Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep

Tahun pelajaran 2019 – 2020

Disusun oleh:

AMELIA SORAYA

SMK NASYRUL ULUM

AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN (APHPi)

Jl. Tambiyu Aengdake Bluto Sumenep 69466


LEMBAR PERSETUJUAN

Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) telah disetujui pada:

Hari : Senin

Tanggal : 06 Januari 2020

Pembimbing Perusahaan Pembimbing Sekolah

SYAMSUL ARIFIN, S.Sos HAMIDI, S. Pi,

Mengetahui,

Pimpinan Perusahaan Ketua Program Keahlian


Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan (APHPi)

EKA TARUNA WAHYUDIONO, S. Pi, M.Agr

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Kegiatan Praktik Kerja Industri (Prakerin) telah disahkan :

Tanggal : 06 Januari 2020

Oleh

Kepala SMK Nasyrul Ulum

NURUL YAQIN, S.Pd.I

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Landasan Hukum.......................................................................................2
1.3 Tujuan & Manfaat.....................................................................................3
1.4 Profil DU/DI..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................7
2.2 Mesin dan Peralatan..................................................................................7
2.3 Prosedur Produksi Ikan Teri Nasi.............................................................8
2.4 Diagram Alir proses produksi Ikan Teri Nasi.........................................19
2.5 Standar mutu Ikan Teri Nasi Chirimen di PT. Kelola Mina Laut...........20
2.6 Kegiatan Industri yang di lakukan..........................................................21
BAB III PENUTUP..............................................................................................25
3.1 Kesimpulan..............................................................................................25
3.2 Saran........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
LAMPIRAN 1........................................................................................................27
LAMPIRAN 2........................................................................................................28

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji syukur bagi Allah SWT Tuhan semesta alam
atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Akhir hasil Praktek Kerja Industri di PT. Kelola Mina
Laut (KML) Unit Lobuk-Sumenep selama 2 bulan dengan sebaik-baiknya.
Sholawat diiringi salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi
Kita Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliau kita dapat membedakan mana
yang baik dan yang buruk.

Laporan Praktek Kerja Industri yang berjudul “Proses produksi Ikan Teri
Nasi” ini berisikan tentang hasil yang kami dapat selama menjalankan Kegiatan
Prakerin dari tanggal 06 Januari 2020 hingga 05 Maret 2020. Selama pelaksanaan
kegiatan Praktek Kerja Industri ini berlangsung, tentunya kami tidak
melaksanakan sendiri tugas dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Industri ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami sebagai sebagai penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan dan berbagai


kemudahan selama menjalankan Praktek Kerja Industri hingga
penyusunan laporan ini
2. Bapak Nurul Yaqin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMK Nasyrul Ulum
Aengdake
3. Bapak Hamidi, S.Pi selaku Pembimbing Sekolah Praktek Kerja Industri
4. Bapak Wahyudiono, S.Pi, M.Agr selaku ketua program keahlian
Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHPi)
5. Bapak Syamsul Arifin, S.Sos selaku Pembimbing Industri di PT. Kelola
Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep yang telah membantu proses kegiatan
Praktek Kerja Industri berlangsung
Sumenep, 01 Maret 2020

v
Penulis

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah salah satu program SMK dan
merupakan kegiatan yang mengutamakan keahlian dan ketrampilan pada siswa.
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai perwujudan
kebijakan “linkmact” pada umumnya dilaksanakan pada dua tempat yaitu di
sekolah dan di dunia usaha, perusahaan atau instansi.

Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk program


pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional
tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan,
teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan
dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat
dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu
sendiri.

Praktek Kerja Industri dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga


kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Praktek Kerja Industri diharapkan
dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut.

Dimana para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan


dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri.
Tanpa diadakannya Praktek Kerja Industri ini kita tidak dapat langsung terjun ke
dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.

Harapan utama dari PRAKERIN ini adalah agar siswa dapat mengetehui
bagaimana keadaan dunia kerja dan PRAKERIN wajib dilaksanakan oleh para
siswa- siswi di SMK Nasyrul Ulum juga merupakan salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Nasional.

1
1.2 Landasan Hukum

1. Undang-undang (UU) No.2 Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional.


2. PP. No. 39 Tahun 1992 tentang peran serta Masyarakat dalam
Pendidikan Nasional
3. Keputusan Mendikbud. No. 0490/U/1992 tentang menengah kejuruan.
4. Keputusan Mendikbud. No. 080/U/1993 tentang kurikulum SMK
sebagai berikut
Penyelenggara pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu
pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah (PLS).
5. Keputusan Mendikbud. No. 080/U/1993 tentang program pendidikan
dan lapangan kerja.
6. Keputusan Mendikbud. No. 323/U/1997. Tentang penyelenggaraan
pendidikan Sistem ganda
7. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional.
8. Permendiknas No. 19 Tahun 2005 tentang standar Pendidikan
Nasional
9. Pemendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi.
10. Pemendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar Kompetensi
Lulusan.
11. Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian
pendidikan.

2
1.3 Tujuan & Manfaat

1.3.1 Tujuan

Adapun Tujuan khusus yang kami dapat selama menjalankan Praktek


Kerja Industri (PRAKERIN) antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui keseluruhan proses produksi mulai dari proses basah


hingga proses kering baik secara tradisional (konvensional) maupun
modern di PT. Kelola Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep
2. Mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam memproses
ikan teri nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep

1.3.2 Manfaat

1. Menambah pemahaman dan mengembangkan wawasan pada kami


2. Membina hubungan kerjasama yang baik antara pihak Sekolah dengan
Perusahaan atau lembaga instansi lainnya
3. Memperoleh pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya

1.4 Profil DU/DI

1.4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Kelola Mina Laut (KML) adalah salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang pengolahan pangan yaitu pengolahan hasil perikanan. PT. KML
didirikan pertama kali oleh Bapak Ir. H. Muhammad Najikh pada tanggal 17
Agustus 1994. Usaha ini bermula saat beliau memutuskan untuk berhenti dari
tempat beliau bekerja dan membuka sendiri usaha pengolahan hasil perikanan.
Saat ini, PT. KML menjadi salah satu perusahaan pengolahan hasil laut dan
perikanan terbesar di Indonesia yang berpusat di daerah kawasan industri Gresik.
PT. KML Gresik juga memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa
wilayah Indonesia diantaranya PT. Kelola Mina Laut Makassar Sulawesi Selatan,
PT. Muda Prima Insan Tuba, PT. Catur Prima Sampang Madura, PT. Salam Daya

3
Mina Indramayu, PT. Ikrar Mina Lestari Surabaya, PT. Kelola Mina Laut Ambon,
PT. Kelola Mina Laut Kendari, serta PT. Kelola Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep.

PT. Kelola Mina Laut (KML) Unit Lobuk-Sumenep merupakan salah satu
anak cabang dari PT. KML yang berpusat di kawasan industri Grseik. Rumah
produksi PT. KML Unit Lobuk-Sumenep yang saat ini beroperasi merupakan
pembelian atau pengambil-alihan dan perusahaan milik asing berkebangsaan
Korea yang sudah bangkrut. Sebelum dimiliki oleh PT. KML, perusahaan tersebut
sempat mengalami pergantian kepemilikan mulai dari Jico Agung (1991-1993),
Aneka Boga Nusantara (1993-1997), Miwon Mina Samudra (1997-2003), dan
hingga akhirnya pada tahun 2003 perusahaan tersebut dibeli dan dimiliki oleh PT.
KML, unit cabang PT. KML Unit Lobuk-Sumenep mulai beroperasi di tempar
tersebut dimana hampir semua proses produksi terutama proses mesin hingga
proses finishing dilakukan di perusahaan tersebut. Perusahaan perikanan PT.
KML Unit Lobuk-Sumenep menguasai sekitar 75% pasar teri nasi diekspor ke
Jepang.

1.4.2 Lokasi Perusahaan

PT. KML Unit Lobuk-Sumenep berlokasi di Desa Lobuk tepatnya di


Dusun Pocarren Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep Madura-Jawa Timur.
Luas Pabrik untuk pengolahan ikan teri nasi ini adalah sebesar 1.187,55 m2. PT.
KML Unit Lobuk-Sumenep berjarak +- 2 km dari jalan utama Sumenep-
Pamekasan dan berjarak 15 km dari pusat kota Sumenep. Batas-batas wilayah PT.
KML Unit Lobuk-Sumenep diantaranya sebagai berikut:

Sebelah Barat : Desa Aengdake

Sebelah Timur : Desa Pagar Batu

Sebelah Utara : Desa Langsar

Sebelah Selatan : Selat Madura

4
Selain rumah produksi, PT. KML Unit Lobuk-Sumenep juga memiliki
kantor pusat cabang yang berdekatan dan bersebelahan dengan rumah produksi.
“Denah bangunan PT Kelola Mina Laut Unit Lobuk-Sumenep”, bisa dilihat pada
Lampiran 1 Hal. 27

PT. KML Unit Lobuk-Sumenep memiliki beberapa pertimbangan dan


pemilihan lokasi usaha untuk menunjang kelancaran proses produksi.
Pertimbangan tersebut didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam, sumber
daya manusia, berjauhan dari bahan pencemar dan kemudahan transportasi.

1.4.3 Struktur Organisasi

Berikut Struktur Organisasi PT. KML Unit Lobuk-Sumenep:

Factory Manager : Eka Taruna

Asssistant of Factory Manager : Dhimas Wahyu Prasetiyo

Supervisor Produksi : Ach. Khuzairi

1. PJ Sortir : Sipan
2. PJ Sizing : Muzakki
3. PJ Packing : Hanan Riyadi
4. Quality Control : Sufyanto

Financial Administration : Indra Ari Setiawan

1. Adm. Pajak : Mohammad Khumaini


2. Kasir : Kurniadi
3. Inventory : Fauzi Hidayat
4. Adm. Pengadaan dan Produksi : Masidiyanto
5. HRD : Syamsul Arifin

PJ Trading : Mohtar

5
PJ Teknisi : Asmoyan

1. Teknisi : Ahmad Zaini


2. Pelaksana Water Treatment : Jumarik
3. Pelaksana Boiling : Boniran

PJ Lobuk 1 : Syafihoddin

Untuk lebih lengkapnya “Struktur Organisasi di PT. Kelola Mina Laut Unit
Lobuk-Sumenep” bisa dilihat di Lampiran 2 Hal. 28

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan praktek kerja industri (Prakerin) dilakukan selama 2 bulan


pada tanggal 06 Januari 2020 sampai tanggal 05 Maret 2020, bertempat di PT.
Kelola Mina Laut di Desa Lobuk tepatnya di Dusun Pocarren Kecamatan Bluto
Kabupaten Sumenep.

2.2 Mesin dan Peralatan

PT. Kelola Mina Laut (KML) Unit Lobuk-Sumenep menggunakan mesin

dan peralatan penunjang dalam proses produksi ikan teri nasi. Berikut menupakan

mesin dan peralatan yang digunakan olch PT. Kelola Mina Laut Unit Lobuk-

Sumenep :

A. Mesin

1. Mesin Boiling (Perebusan)


2. Mesin Steam Boiler
3. Mesin Dryer (Pengeringan)
4. Conveyor
5. Mesin Vakum
6. Mesin Blower
7. Mesin Sizer
8. Mesin Vibrator
9. Mesin Katrol
10. Blower

7
B. Peralatan

1. Timbangan
2. Basket
3. Nampan
4. Bak Pencucian
5. Bak Perebusan
6. Sanoko
7. Blong
8. Irig
9. Pallet
10. Meja Sortasi
11. Trolley
12. Hand Refraktometer
13. Kuas
14. Stempel
15. Solasi
16. Kipas Angin
17. MC (Master Carton) dan Plastik

2.3 Prosedur Produksi Ikan Teri Nasi

Berikut merupakan tahapan proses produksi Ikan teri nasi antara lain:

2.3.1 Penerimaan (Receiving)

Proses penerimaan atau pengadaan bahan baku merupakan tahapan awal


dari seluruh proses produksi. Bahan baku yang diperoleh dari supplier (nelayan
setempat) yang telah bekerjasama dengan PT. KML Unit Lobuk-Sumenep. Ikan
teri nasi yang diperoleh merupakan hasil tangkapan selama satu kali melaut
dengan waktu sekitar 7-8 jam yang dimulai pada pukul 04.00-11.00 WIB. Ikan
teri nasi yang ditangkap, akan disimpan didalam box styrofoam yang berisikan es
agar ikan teri nasi yag ditangkap tetap segar dan tidak mudah membusuk. Pada

8
tahap ini, bahan baku yang datang akan ditimbang menggunakan timbangan
gantung dan diperiksa oleh bagian penerimaan terutama terkait tekstur dan aroma
ikan teri.

Secara umum, karakteristik yang baik untuk bahan baku ikan teri nasi
yang digunakan oleh PT. KML Unit Lobuk-Sumenep biasanya memiliki tekstur
kenyal, bau segar dan aroma harum ikan, serta memiliki rupa dan warna utuh
putih, kebiruan dan cemerlang. Standar tersebut sesuai dengan pernyataan BSN
(1994) bahwa ikan teri yang akan diolah harus dari mutu yang baik dan cocok
bagi konsumen, sekurang-kurangnya rupa dan warna putih, kebiruan dan
cemerlang, bau segar dan agak harum, daging kenyal, berserat halus dan rasa
netral agak manis. Untuk mempertahankan mutu ikan teri nasi, bahan baku harus
cepat diolah. Apabila terpaksa menunggu maka ikan teri nasi harus disimpan
dengan es atau air dingin (0-5ºC), saniter dan higienis.

Gambar 1. Blog penyimpanan Ikan Teri Nasi dari para nelayan siap untuk diolah

Gambar 2. Penampakan Ikan Teri Nasi Segar

9
2.3.2 Pencucian (Washing)

Proses pencucian dilakukan sebanyak 4 kali. Proses pencucian ini


bertujuan agar ikan teri nasi benar-benar bersih dari kotoransebelum dilakukan
proses perebusan dan mengurangi pertumbuhan serta kontaminasi oleh mikroba.
Proses pencucian dilakukan dengan air mengalir. Pada proses pencucian , dapat
dilakukan dengan cara konvensional dan modern.

Cara pencucian secara konvensional dilakukan di Lobuk Barat 1 yaitu


dengan cara di bak pencucian yang telah disediakan air mengalir menggunakan
irig atau keranjang plastik berporos sebagai wadah penampung ikan teri nasi.
Proses pencucian dibantu dengan pengadukan menggunakan tangan pekerja yang
berfunsi untuk meratakan proses pencucian bahan baku supaya bersih optimal.
Setelah pencucian selesai, irig akan ditiriskan hingga tetesan air sudah cukup
sedikit. Penirisan dibantu dengan menggunakan rak peniris yang terbuat dari kayu
dan diletakkan diantara bak pencucian dan bak perebusan.

Sedangkan cara pencucian secara otomatis (Modern) yaitu menggunakan


Mesin Chain Conveyor yang dilakukan di PT. Kelola Mina Laut.

Berikut proses pencucian ikan teri nasi secara konvensional yang dilakukan di
Lobuk Barat I

Gambar 3. Proses pencucian secara Konvensional

10
2.3.3 Perebusan (Boiling)

Proses perebusan dilakukan dengan menggunakan air panas dengan suhu


mendidih (100ºC) selama 3-5 menit. Sebanyak 750 kg ikan teri biasanya
membutuhkan air rebusan sebanyak 900 liter. Proses perebusan dilakukan agar
ikan teri nasi menjadi matang. Proses perebusan dilakukan penambahan garam
bertujuan untuk memperpanjang umur simpan ikan teri nasi (sebagai pengawet
alami). Kadar garam ikan teri yang ditetapkan yaitu 3-5%, dimana kadar garam
yang digunakan tersebut merupakan standar dari Negara Jepang. Apabila
kandungan garam pada air rebusan melebihi dari standar yang ditetapkan akan
mempengaruhi kualitas ikan teri yaitu menimbulkan serbuk-serbuk putih pada
ikan teri nasi dan rasanya akan sangat asin.

Proses perebusan ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara
konvensional dan modern. Proses perebusan modern menggunakan mesin yaitu
mesin Boiling dan mesin Steam Boiler. Sedangkan Proses Perebusan
Konvensional dilakukan dengan tangan pekerja dan sinar matahari.

Berikut proses perebusan secara konvensional yang dilakukan di Lobuk Barat 1

a b c

Gambar 4. a) Proses Perebusan secara konvensional. b) Penirisan di rak peniris.


c) Meratakan ikan teri diatas Sanoko yang siap untuk dijemur

2.3.4 Pengering (Drying)

Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan kadar air


sehingga ikan teri nasi menjadi kering. Ikan teri yang dinyatakan kering biasanya

11
memiliki kadar air standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kadar air ikan
teri yang ditetapkan berkisar 33-35% sehingga aman untukpenyimpanan lama.

Proses pengeringan di PT. KML Unit Lobuk-Sumenep dilakukan


dengan 2 cara yaitu cara konvensional dan modern. Sama halnya dengan proses
perebusan, metode pengeringan yang diaplikasikan bergantung pada jumlah bahan
baku dan permintaan dari pihak buyer secara langsung. Proses pengeringan
dengan cara modern menggunakan metode Tunnel Drying yaitu dengan mesin
yang diatur oleh operator dengan suhu pengeringan dan kecepatan chain
conveyor. Proses pengeringan secara konvensional yaitu dengan cara di jemur di
bawah sinar matahari. Sesuai kondisi sinar matahari, jika sinar matahari terlalu
panas maka penjemuran dilakukan hanya satu hari.

Berikut proses pengeringan secara konvensional yang dilakukan di Lobuk Barat


1:

Gambar 5. Proses perebusan konvensional yang dilakukan di Lobuk Barat I

2.3.5 Sortasi I

Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan ikan teri nasi dari non teri
(lokal) yang tidak lulus ekspor. Karakteristik ikan teri nasi yaitu memiliki bentuk
kecil seperti butir nasi, umumnya berwarna putih cemerlang dan tidak memiliki
moncong. Apabila Ikan teri nasi masuk dalam karakteristik tersebut maka akan
dipisahkan dan diproses ke tahap berikutnya. Sedangkan non teri nasi (lokal) akan
disortir kembali untuk dipisahkan berdasarkan jenisnya.

12
13
Adapun jenis-jenis ikan teri lokal yang tidak lolos ekspor terdiri dari:
Paron (Teri Nasi dewasa), Cemmik (Teri nasi yang perutnya kehitaman),
campuran, halus, dan serbuk. Teri yang tidak lolos ekspor akan dijual untuk
kebutuhan konsumsi lokal (domestik) maupun sebagai pakan ternak (konsentrat).

Berikut proses sortasi I:

Gambar 6. Proses sortasi I oleh para pekerja

2.3.6 Penimbangan I

Proses penimbangan 1 ini dilakukan di ruang sortasi 1 yang bertujuan


untuk menimbang berat ikan teri setelah disortasi (SDS). Penimbangan pertama
dilakukan untuk mengetahui Jumlah SDS yang diperoleh oleh masing-masing
pekerja sebagai dasar untuk menentukan upah pekerja terutama upah pekerja
borongan.

Gambar 7. Proses penimbangan (Weighing) di ruang sortasi I

14
2.3.7 Penentuan Ukuran (Sizing)

Sizing ini sangat penting dilakukan bertujuan untuk menghasilkan ikan teri
nasi dengan ukuran yang seragam. Penentuan ukuran (Sizing) ini dilakukan
dengan 2 mesin yaitu mesin Vibrator dan Mesin Sizer. Penggunaan kedua alat
tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh hasil ukuran ikan teri nasi
yang seragam tetapi prinsip penggunaannya saja yang berbeda. Mesin Vibrator
memanfaatkan getaran sehingga ikan teri akan bergerak menuju atau melewati
lubang seleksi yang bergantung pada ukuran ikan teri nasi tersebut. Sedangkan
mesin Sizer memanfaatkan tenaga angin yang diperoleh dari fan (kipas) untuk
menghembuskan ikan teri nasi dari lubang corong inlet menuju sekat penyaring

a b

Gambar 8. a) Proses sizing dengan menggunakan mesin sizer. b) Hasil Sizing


dari mesin sizer

Gambar 9. Sizing dengan mesin Vibrator dan Hasilnya

15
2.3.8 Penentuan Mutu (Grading)

Proses selanjutnya yaitu penentuan mutu (grading). Mutu produk ikan teri
ini sangat penting untuk keperluan penerimaan dari pihak buyer atau eksportir.
Proses grading ini dilakukan oleh beberapa para ahli dan cermat dalam menetukan
mutu ikan teri nasi tersebut. Proses grading dilakukan sesaat sebelum packing di
ruang weighing. Pekerja yang melakukan proses grading cukup melihat,
memegang, mencium bau ikan teri nasi.

Gambar 10. Proses grading

2.3.9 Pengemasan (Packaging)

Proses pengemasan dilakukan setelah melakukan Grading (Penentuan


Mutu). Proses ini bertujuan untuk melindungi produk dari lingkungan yang dapat
menyebabkan kontaminasi secara langsung.

Gambar 11. Pengemasan (Packaging)

16
2.3.10 Penimbangan II

Proses penimbangan II ini dilakukan di ruang weighing yang sekaligus


digunakan untuk pengemasan (packaging) dan pemberian label produksi
(labelling). Penimbangan ini dilakukan untuk memperoleh berat bersih (netto)
ikan teri nasi yang akan diekspor setiap kemasannya setelah dilakukan proses
grading. Berat ikan teri nasi disetiap kemasannya yaitu 5 kg. Proses penimbangan
ini menggunakan Timbangan Digital Kecil

a b

Gambar 12. a) Penuangan Ikan Teri Nasi ke


dalam Kemasan. b) Penimbangan II Ikan Teri Nasi

2.3.11 Sortasi II

Proses sortasi kedua dilakukan di ruang sortasi II dengan ruangan yang


lebih kecil dari pada ruang sortasi I karena hanya memuat pekerja maksimal 20
orang. Hal tersebut dikarenakan proses ini terbilang tidak terlalu lama dan hanya
meninjau kembali hasil pekerjaan sortasi pertama. Proses ini dilakukan setelah
proses grading dan weighing. Proses ini diperlukan untuk memastikan tidak ada
bahan asing yang terikut ke dalam pengemasan primer seperti rambut, serpihan
kayu, daun atau non ikan teri.

17
a b

Gambar 13. a) Penampakan Ruang Sortasi II dari depan. b) Proses sortasi II oleh
para pekerja

2.3.12 Pemberian Label (Labelling)

Label pada kemasan ikan teri nasi yang di produksi oleh PT. KML Unit
Lobuk-Sumenep berupa kode wilayah bahan baku (Row Material atau RM)
diperoleh dan tanggal produksi. Pemberian label (labelling) dilakukan setelah
sortasi kedua selesai dilakukan oleh pekerja. Adapun kode produk wilayah ikan
teri nasi yaitu L (Lobuk), U (Dungkek), S (Poteran), V (Nipah), M (Tamberu), J
(Talesah), I (Sabu), O (Kombang), dan Q (Padike)

a b c

Gambar 14. a) Kode produk wilayah b) Pemberian kode produk c) Hasil


pelabelan

2.3.13 Penyimpanan Dingin (Cold Storage)

Penyimpanan dingin berfungsi untuk menyimpan produk akhir setelah


proses packaging dan labelling telah selesai dilakukan. Penyimpanan dingin
diperlukan untuk mempertahan dan menjaga kualitas produk sebelum dilakukan

18
stuffing agar tetap awet dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk yang
dapat menurunkan kualitas produk.

Berikut penyimpanan dingin ikan teri nasi sebelum dan sesudah diberi Solasi
(Lakban):

a b

Gambar 15. a) Penyimpanan ikan teri nasi di Cold Storage sebelum dipacking

b) Penyimpanan ikan teri di Cold Storage sesudah diberi solasi

2.3.14 Pengiriman (Stuffing)

Proses pengiriman atau Stuffing ikan teri nasi kering ini menggunakan
mobil Termocking yang dilengkapi pengatur suhu. Dalam proses pengiriman,
suhu diatur menjadi -5 ºC sesuai dengan suhu penyimpanan di ruang cold storage.

Gambar 16. Mobil Termocking untuk Proses Stuffing

19
2.4 Diagram Alir proses produksi Ikan Teri Nasi

Ikan Teri Nasi Basah

Es Batu Penerimaan (Receiving)

Penimbangan (Weighing)

Air pencucian
Air Pencucian (Washing)

Air Garam 5 % Perebusan (Boiling) Air perebusan

Pengeringan (Drying)
Non teri nasi,
Sortir I benda asing,
serbuk ikan
Penimbangan (Weighing)

Penentuan Ukuran (Sizing)

Penentuan Mutu (Grading)

Sortir II

Penimbangan (Weighing)

Pengepakan dan Pelabelan (Labelling)

Penyimpanan Dingin

Ikan Teri Nasi Kering

20
2.5 Standar mutu Ikan Teri Nasi Chirimen di PT. Kelola Mina

Laut Unit Lobuk-Sumenep

Kriteria Mutu 1 Mutu Spesial Mutu 1½ Mutu 2 Reject


Warna Putih Coklat/Kuning Ekor Merah tua, -
Muda merah, Ekor
Perut merah
merah
Bau Harum Ikan Harum Ikan Harum Kecut Buruk
Ikan
Campuran 1-3% Tanpa 3-6% Tanpa 6-10% 1-3% Campuran
campuran Campuran Campuran Campuran non ikan
ikan yang ikan yang
mirip (Size mirip (Size
& Warna) & Warna)

Dilihat dari tabel diatas merupakan standar mutu ikan teri nasi yang ada di PT.
KML yaitu mulai dari Mutu 1 sampai Mutu 1½. Untuk mutu 2 sendiri sudah tidak
diterapkan di perusahaan, dikarenakan dari pihak konsumen yaitu Negara Jepang
sudah tidak memintanya lagi. Berikut adalah gambar kemasan atau Master
Cartoon produk ikan teri nasi kualitas ekspor:

a b c

Gambar 17. a) Kemasan ikan teri mutu 1. b) Kemasan ikan teri mutu spesial. c)
Kemasan ikan teri mutu 1½

21
2.6 Kegiatan Industri yang di lakukan

2.6.1 Stuffing

Stuffing adalah pengiriman atau ekspor menggunakan mobil


Termocking yang dilengkapi dengan pengatur suhu. Sebelum itu,
Kemasan yang akan di ekspor di keluar terlebih dahulu dari dalam cold
storage (penyimpanan dingin) lalu disusun terlebih dahulu sesuai pesanan
dan stempel kode mutu produk, jika sudah tersusun rapi, beri stempel
produksi dan stempel kode wilayah.

Gambar 18. Pemberian Stampel Wilayah untuk siap dikirim


(Stuffing)

2.6.2 Packaging (Pengemasan)

Pengemasan ini dilakukan yang bertujuan untuk melindungi


produk dari lingkungan yang dapat menyebabkan kontaminasi silang.

Sebelum dilakukan packaging atau pengemasan, ikan teri nasi didalam


kemasan di cek terlebih dahulu bau dan warnanya oleh para ahli. Jika
berkenan, siap untuk di packaging menggunakan solasi.

22
2.6.3 BKM dan BKK (Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas Keluar)

Bukti Kas Masuk (BKM) adalah Bukti uang yang telah diterima
oleh pihak perusahaan seperti Ambil Uang Tunai di Bank. Dan Bukti Kas
Keluar (BKK) adalah Bukti yang telah dikeluarkan pihak perusahaan
seperti Biaya Upah Borongan untuk pekerja. Untuk BKK semua bukti dan
nota yang ada di kumpulkan dan disatukan menjadi satu buku dalam
pertahun. Jika ada yang salah nota atau tidak sama dengan data yang ada
di komputer, di ubah terlebih dahulu lalu digabungkan kedalam satu buku
tersebut. Untuk BKM buat Bukti kas masuk terlebih dahulu sesuaikan
sama data yang ada di komputer, lalu setelah itu buat juga satu buku
seperti BKK dalam pertahun.

Gambar 19. Menulis Bukti Kas Masuk yang ada di data komputer

23
2.6.4 Weighing II (penimbangan II)

Penimbangan ini dilakukan untuk memperoleh berat bersih (netto).


Di Weighing kedua ini yaitu menimbang ikan teri disetiap kemasannya
yaitu 5 kg untuk siap melakukan pengemasan (packing) dan pemberian
label produksi (labelling).

Gambar 20. Labelling setelah Weighing

2.6.5 Sortasi I

Yaitu memisahkan ikan teri nasi dari non teri nasi seperti ikan
paron, cemmik, dan lain lain. Sortasi ini dilakukan oleh pekerja wanita
dengan menghamparkan ikan teri sebanyak satu genggam tangan di meja
sortir. Jika ada ikan teri non nasi, dipisahkan ke dalam nampan kotak.

Gambar 21. Proses Sortasi I

24
2.6.6 Blower

Proses Blower ini menggunakan mesin blower yaitu bertujuan


memisahkan ikan teri dari debu dan sumbing. Proses blower ini dilakukan
2 kali, yang pertama Blower SDS (Ikan Teri yang belum disortir) dan yang
kedua Blower bersih yaitu ikan teri yang sudah disortir siap untuk di
Packaging.

Gambar 22. Proses Blower bersih

2.6.7 Loket MC

Di Loket MC (Master Cartoon) yaitu membuat kemasan yang baru untuk


siap mengemas Ikan Teri Nasi yang akan di ekspor

Gambar 23. Pembuatan MC (Kemasan) baru

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Proses pengolahan ikan teri meliputi Pencucian (Washing), Perebusan


(Boiling), Pengeringan (Drying), Sortasi I, Penentuan Ukuran (Sizing),
Penentuan Mutu (Grading), Pengemasan (Packaging), Sortasi II,
Pemberian label (Labelling) dan Pengiriman (Stuffing).
2. Standar mutu ekspor yang telah ditetapkan oleh PT. Kelola Mina Laut
meliputi berat bersih (netto), bau, kadar air, kadar garam, ukuran (Size),
Warna dan Campuran.
3. Untuk kualitas ekspor di PT. Kelola Mina Laut terdapat 3 penggolongan
yaitu mutu 1, mutu spesial dan mutu 1½.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, terdapat beberapa saran antara lain:

1. Dalam proses sortasi atau proses memisahkan antara ikan teri nasi dan non
teri nasi seharusnya menggunakan Sarung tangan (Hand Gloves) agar
tidak kontak langsung dengan tangan yang menyebabkan sumber bakteri
atau terkontaminasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/yuldhas/manajemen-
proses-produksi-ikan-teri-nasi-untuk-ekspor

27
Lampiran 1

28
Lampiran 2

29

Anda mungkin juga menyukai