(OKI-SUMSEL)
OLEH
MARISA HANDAYANI
041113383
BIDANG MINAT PENYULUHAN KOMUNIKASI PERTANIAN
UPBJJ PALEMBANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini tanaman kelapa sawit menjadi tanaman primadona dan memiliki
prospek masa depan yang sangat cerah. Hal itu wajar karena agribisinis kelapa sawit ini
berorientasi ekspor, apalagi ditambah dengan keadaan penduduk dunia semakin hari
semakin meningkat, sehingga mengakibatkan beberapa masalah yang terjadi terutama
permintaan bahan baku pokok olahan makanan sehari hari seperti permintaan CPO
(Crude Plam Oil) yang juga mengalami peningkataan pesat yang harus memenuhi
kebutuhan tersebut, beberapa negara sebagai penyumbang CPO (Crude Plam Oil)
terbesar seperti Indonesia harus benar benar bisa mencukupi permintaan pasar dunia,
sehingga banyak lahan lahan perkebuanan di Indonesia mengalami peluasan lahan yang
sangat luas demi permintaan.
Maksud dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah pkl diharapkan
mengalami dan menghayati semua aspek teknik, metode, prosedur operasi serta dasar
filosofi kegiatan kerja yang ada di kebun, dengan cara terlibat langsung atau dengan
mengalami sendiri kegiatan yang terjadi di lapangan.
Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah dapat memperoleh
pengalaman kerja yang sesuai dengan bidang Agribisnis Pertanian, memperdalam
pengetahuan tentang aplikasi lapangan dengan dipelajari dalam perkuliahan,
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah yang terjadi
di lapangan dan menentukan solusi yang sesuai untuk pemecahan masalah tersebut
dan yang terpenting mempelajari penerapan sistem budidaya tanaman Kelapa Sawit
di PT. Mutiara Bunda Jaya-Kebun Tanjung Sari.
1.3 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
A. Waktu Pelaksanaan
Praktik kerja lapangan dilaksanakan selama 14 hari, yaitu dimulai pada tanggal 17
Mei 2022 sampai dengan 30 Mei 2022.
B. Lokasi Pelaksanaan
Praktik kerja lapangan ini dilakukan di Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit PT.
(Mutiara Bunda Jaya-Kebun Tanjung Sari) yang berada di Desa Desa Rantau Durian
II, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Palembang,
Sumatera Selatan.
Adapun sarana yang digunakan dalam pelaksanaan PKL ini berlangsung adalah Buku
Panduan Kelapa Sawit, alat tulis, handphone, alat kerja seperti parang dan egrek.
PELAKSANAAN
Adapun metode pelaksanaan yang akan dilakukan dalam menjalani praktik kerja
1. Magang
Yaitu penerapan /aplikasi/praktik/teori/ilmu yang sudah didapat oleh mahasiswa selama
studi sesuai bidang keahlian masing-masing. Dengan adanya kegiatan PKL bentuk
magang diharapkan mampu menyusun dan menganalisis aspek nonfinansial (teknis,
fisik, pasar, sosial dan lingkungan) maupun aspek finansial sesuai usaha agribisnis.
1. Karena ingin mengetahui lebih dalam teknis budidaya tanaman Kelapa Sawit
2. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena
merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan.
3. Kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dimana masyarakat dapat
meningkatkan pendapatannya dengan membudidayakan kelapa sawit.
4. PT. Mutiara Bunda Jaya-Kebun Tanjung Sari merupakan anak dari PT. Sampoerna Agro
Tbk. PT. Sampoerna Agro Tbk adalah perusahaan besar yang bergerak dibidang
pertanian. PT. Sampoerna Agro Tbk. Memiliki visi yaitu “menjadi perusahaan terdepan
yang bertanggung jawab disektor agribisnis di Indonesia”, sehingga dalam
pengaplikasian budidaya tanaman kelapa sawit di lapangan PT. Sampoerna Agro Tbk.
mengedepankan dan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial serta ekonomi.
5. Pemerintah Indonesia juga telah menerima konsep RSPO (Roundtable Sustainable Palm
Oil) dalam pembangunan kelapa sawit. RSPO bertujuan mengembangkan perkebunan
kelapa sawit yang berkelanjutan dimana dalam pengelolaannya untuk menghasilkan nilai
ekonomi yang maksimal tidak merubah fungsi alam dari kawasan tersebut dan
melibatkan peran masyarakat sekitar.
2.3 Manfaat Dari Kegiatan Usaha Bagi Pelaku Usaha, Individu dan Masyarakat
Adapun manfaat yang saya peroleh dari kegiatan usaha bagi pelaku usaha Perkebunan
Kelapa Sawit adalah :
1. Mengetahui aspek budidaya tanaman Kelapa Sawit itu seperti apa dan bagaimana.
2. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
3. Menyediakan kebutuhan masyarakat
4. Memperluas pangsa pasar
5. Mengenalkan produk hingga ke pasar lokal
6. Menghasilkan pajak yang dimiliki dari Indonesia
7. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
BAB III
PEMBAHASAN
Umumnya dalam perkebunan kelapa sawit kegiatan terbagi menjadi dua pekerjaan.
Pertama pekerjaan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan pekerjaan pada
Tanaman Menghasilkan (TM). Pada tanaman belum menghasilkan kegiatan diutamakan
pada pemeliharaan tanaman kelapa sawit dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman kelapa
sawit yang sehat dan pertumbuhan vegetatif yang baik dan maksimal. Sedangkan pada
tanaman menghasilkan pekerjaan meliputi perawatan tanaman, panen dan pengangkutan
dari kebun ke pabrik kelapa sawit. Pelaksanaan kultur teknis budidaya kelapa sawit di kebun
Tanjung Sari yang meliputi kegiatan perawatan dan produksi. Kegiatan perawatan memiliki
ruang lingkup pengendalian gulma dan pemupukan. Pelaksanaan pengendalian gulma pada
perkebunan kelapa sawit terbagi menjadi 2 bagian yaitu pengendalian gulma tanaman yang
belum menghasilkan (TBM) dan pengendalian gulma tanaman yang menghasilkan (TM).
Pengendalian gulma memiliki berbagai jenis pekerjaan yaitu pemeliharaan gawangan
manual, pemeliharaan gawangan kimiawi (chemical), PST manual, PST Chemist, prunning,
semprot gulma lain, kontrol lalang, spot spraying lalang, dan lap lalang (wipping).
Kegiatan pemupukan di perkebunan kelapa sawit terbagi menjadi 2 bagian yaitu
pemupukan dengan pupuk anorganik dan pupuk organik. Pemupukan dengan pupuk
anorganik adalah kegiatan tabur pupuk anorganik secara mekanis dan manual. Pupuk
anorganik adalah pupuk yang dihasilkan dari proses pabrik dengan cara mencampur
berbagai bahan kimia anorganik yang memiliki persentase hara yang tinggi sehingga
menjadi suatu pupuk seperti Urea, CuSO4, Borate, Dolomite, NPK SA TM dan NPK SA
Peat. Kegiatan pemupukan dengan pupuk organik adalah pemberian aplikasi janjangan
kosong dan kompos di areal perkebunan kelapa sawit, namun untuk kebun tanjung sari tidak
direkomendasikan untuk pemupukan organik.
Kegiatan produksi atau pemanenan yang khusus dilaksanakan di areal kebun
tanaman yang menghasilkan (TM). Kegiatan produksi meliputi dari taksasi produksi harian
yang dikenal dengan angka kerapatan panen (AKP), taksasi produksi yang di dalamnya
meliputi kegiatan sensus buah hitam atau black bunch census (BBC) dan kegiatan panen itu
sendiri.
Pekerjaan di Kebun Tanjung sari, heading kerja rawat gawangan manual dikerjakan
dengan cara Menebas gulma kerisan di setiap gawangan, kentosan dan gulma kayuan
lainnya yang mengganggu pekerjaan. Alat yang digunakan dalam pekerjaan rawat
gawangan manual yaitu parang dan dodos (cados) dengan alat perlindungan diri (APD)
seperti sepatu boot dan sarung tangan. Pekerjaan rawat gawangan manual diawasi dan
dikontrol langsung oleh kepala rombongan. Kepala rombongan mengontrol kegiatan dan
menegur anggota jika hasil pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai standar. Selanjutnya
kalau kegiatan rawat gawangan sudah selesai di kerjakan setiap bloknya maka di check
lansung asisten divisi tersebut kemudian jika sudah sesuai maka di lakukan Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) oleh perusahaan.
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
Alat yang digunakan pada pemeliharaan piringan, jalan setapak dan TPH yaitu
alat semprot (knapsack sprayer) dan material yang digunakan berupa herbisida memiliki
macam-macam merek dagang.. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang dapat membunuh
semua bagian tanaman dengan jalan translokasi keseluruh bagian tanaman sehingga
mematikan fungsi tanaman, dengan campuran bahan aktif glifosat contoh merek
dagangnya Elang dan bahan aktif fluroksifir contoh merek dagang Starane. Dasar
pemilihan bahan tersebut mengacu terhadap jenis gulma yang mayoritas tumbuh di
perkebunan.
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pada saat penggunan herbisida yaitu
jenis dan dosis herbisida yang digunakan seperti glifosat biasa digunakan untuk berdaun
sempit atau rumput rumputan dan lalang. Waktu penyemprotan terdiri dari faktor internal
yaitu penyemprotan yang dilakukan pada saat pertumbuhan optimal dan belum memsuki
masa fase generatif, faktor eksternal yaitu penyemprotan yang dilakukan dengan
menyesuaikan kondisi iklim. Teknik penyemprotan dilakukan dengan alat semprot yang
sudah diisi material dan air sesuai dengan aturannya, lalu dilakukan pemompaan sesuai
dengan tekanan normal yang dibutuhkan, semprotkan pada gulma sesuai dengan debit
cairan yang sudah ditentukan, penyemprotan harus dilakukan sampai merata. Berikut
adalah gambar alur kerja untuk pekerjaan semprot PST.
Kegiatan Pruning
Pelaksanaan:
1. Pupuk diuntil berdasarkan dosis pupuk per pokok
2. Untuk satu baris pokok sawit dibuat 4 untilan pupuk
3. Pupuk yang diuntil adalah pupuk NPK SA Peat
Dosis pupuk : 2,5 kg per pokok
4. Dibuat terlebih dahulu takaran untilan dan dikalibrasi dengan timbangan.
A. Taksasi produksi
Taksasi produksi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
perhitungan taksasi produksi Tandan Buah Segar (TBS) selama 6 bulan ke depan
untuk perencanaan kegiataan panen. Peramalan produksi sangat penting untuk dapat
menentukan penyusunan target produksi,perencanaan pembiayaan dan pemakaian
tenaga. Peramalan produksi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu budget produksi (target
produksi), taksasi produksi bulanan (sensus produksi) dan taksasi produksi harian
(taksasi panen). Budget produksi di susun 1 (satu) tahun sekali guna memperkirakan
produksi yang akan dicapai dalam satu tahun, sedangkan Taksasi produksi bulanan
berdasarkan sensus buah hitam (BBC) yang dilakukan di seluruh areal TM dengan
metode penetapan baris sensus setiap kelipatan 10, sehingga didapatkan persentase
sampling 10% terhadap jumlah pokok dalam blok.
Waktu pelaksanaan BBC (Black Bunch Census) 2 kali setahun, yaitu pada
minggu terakhir dari bulan Desember dan Juni. Sensus Bulan Desember digunakan
untuk taksasi produksi bulan Januari-Juni, demikian halnya dengan sensus pada
bulan Juni digunakan untuk Bulan Juli-Desember. Taksasi panen adalah
penghitungan terhadap kemungkinan tiap tanaman yang di panen menghasilkan
sejumlah tandan masak dari tiap rotasi. Taksasi panen tercermin dalam perolehan
Angka Kerapatan Panen (AKP) pada hari itu.
AKP dapat digunakan untuk mengetahui jumlah taksasi produksi esok
hari, sehingga dipakai sebagai acuan untuk memperkirakan tenaga panen
yangdiperlukan untuk menyelesaikan satu seksi panen dalam satu hari dan unit
mobilangkut buah ke PKS. Taksasi panen dilakukan dengan menghitung kerapatan
panen yang dilaksanakan setiap harinya oleh Mandor Panen yang di monitor oleh
Mandor I.
8) Buah busuk yang baru dipanen (akibat tidak terpanen/tertinggal pada 2 atau 3 rotasi
sebelumnya) tidak ikut disusun bersama dengan TBS yang baik, tetapi buah tersebut
brondolannya diketek, lalu tandan kosongnya dibuang di gawangan mati.
9) Setiap pemanen harus mencantumkan nomor pemanen pada pangkal tangkai buah
dengan cap (stempel) setelah ancaknya selesai dipanen, untuk memudahkan
administrasi, pencatatan buah dan pengawasan.
10) Pemanen yang melakukan pelanggaran atas kriteria panen yang telah ditetapkan
oleh perusahaan dikenakan denda pemotongan sesuai dengan sanksi panen pada tabel 1.
1. Krani buah mencatat jumlah tandan dan brondolan di LPB sesuai kriteria N
(Normal), A (Mentah), E (Busuk/kosong), dan melakukan grading. Pengangkutan
buah di TPH dapat dilakukan setelah dicatat oleh kerani
2. Supir melakukan pengisian HTDT, seluruh tandan dan brondolan diangkut dari
TPH dan TPB
3. HTDT dicocokan dengan LPB dan kemudian kerani buah memberikan SPB
kepada sopir.
4. Setelah mobil penuh, krani buah membuat SPB (Surat Pengantar Buah) dengan
menuliskan jumlah tandan yang diangkut, nama supir, nomor polisi dan tujuan PKS
yang disetujui oleh manager dan krani buah.
3.2 Biaya
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan biaya panen,
pemeliharaan. Maruning (pemupukan) dan biaya umum. Berikut tabel rekapitulasi
biaya produksi bulan April dan s.d April 2022.
b. Biaya Pemeliharaan TM
Biaya Pemeliharaan TM merupakan biaya yang dikeluarkan untuk biaya
perawatan kelapa sawit. Berikut rincian biaya perawatan yang dikeluarkan
selama bulan April dan s.d April 2022.
c. Biaya Panen
Biaya panen merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan panen yang
mencakup biaya tenaga, transport dan peralatan panen. Berikut rincian biaya
yang dikeluarkan selama bulan April dan s.d April 2022.
d. Biaya Umum
Biaya umum merupakan biaya yang dikeluarkan selain dari biaya panen dan
pemeliharaan. Berikut rincian biaya yang dikeluarkan selama bulan April dan s.d
April 2022.
e. Budget hektar
Pada anggaran hektar ini menunjukan areal yang telah ditanami dengan
tanaman kelapa sawit. Areal tanaman kelapa sawit yang terdiri dari tanaman
menghasilkan, tanaman belum menghasilkan yang disertai informasi tahun
tanam, area non tanaman (sungai, jalan, emplasmen, pabrik, enclave, rawa dan
lain-lain).
f. Budget produksi
Anggaran produksi disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari
kebun.Informasi tersebut berupa luas areal yang ditanam pada tahun anggaran.
Untuk menghitung jumlah produksi dalam satu tahun anggaran digunakan data
jumlah areal yang akan berproduksi (areal TM), jumlah pokok produktif,
estimasi produksi berdasarkan Sensus Buah Hitam (BBC).
g. Budget biaya TM dan TBM
Pada bagian ini penyusunan anggaran perlu memperhatikan
pengakomodiran masing-masing group baik tanaman menghasilkan dan tanaman
belum menghasilkan, guna menentukan biaya pemeliharaan dan biaya
panen(untuk TM) dan biaya pemulaan serta pemeliharaan (untuk TBM). Selain
itu penyusunan aggaran TM dan TBM ini untuk dapat mengetahui satuan biaya
(Rp/ha) dan ( Rp/ton).
7.2 Varian Budget dan Realisasi Divisi
Biaya merupakan salah satu hal yang paling esensial dalam kehidupan
suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan perusahaan hampir
pasti akan dipertemukan dengan biaya. Demikian halnya dengan perusahaan
industri, dalam melakukan proses produksi memerlukan pengorbanan faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan produk. Nilai dari faktor-faktor produksi
yang dikeluarkan atau dikorbankan inilah yang disebut biaya. Namun tidak semua
nilai dari faktor-faktor produksi yang dikeluarkan tersebut dikategorikan sebagai
biaya yang seharusnya terjadi, bisa juga biaya tersebut dikategorikan sebagai
pemborosan atau kerugian.
Untuk menilai pemakaian biaya untuk menyelesaikan pekerjaan apakah
sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan maka dilakukan analisis biaya.
Analisis biaya adalah proses kontrol dan koreksi suatu pekerjaan dilihat dari segi
biaya yang dipakai, agar pada periode berikutnya pemakaian biaya dapat sesuai
dengan budget anggaran dan monitoring untuk tercapainya efisiensi cost tanpa
menghambat efektivitas pekerjaan yang dilaksanakan.
Analisis varian adalah membandingkan antara kinerja standar yang telah
dianggarkan atau diprogramkan dengan kinerja aktual atau realisasi pencapaian
kerja per periode anggaran. Varian sedapat mungkin harus terinci dan
mempertimbangkan hubungan biaya-manfaat. Varian tenaga kerja dan bahan
mensyaratkan bahwa kita harus bersiap-siap mengambil tindakan perbaikan.
Varian yang tidak signifikan tidak dapat ditindak lanjuti kecuali jika terjadi
berulang-ulang dan mencerminkan adanya potensi kesulitan.
BAB IV
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
1. Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan Integrated Management System
(IMS) Procedure dan Standard Operational Procedure (SOP) harus
diterapkan dalam setiap pekerjaan agar mendapatkan hasil yang maksimal
dengan biaya yang efisien dan serta mengurangi resiko kecelakaan kerja.
2. Fungsi manajemen dalam Planing, Organizing, Actuating dan Controlling,
sangat penting diterapkan dalam aspek kegiatan kebun secara benar demi
memperoleh hasil kerja yang optimal.
2. Memberikan motivasi dan disiplin kerja pada saat apel pagi sangat perlu
dilakukan agar karyawan termotivasi dalam bekerja sesuai rencana.
4. Pengawasan yang ketat dan tegas diperlukan untuk mengubah cara bekerja
yang lama menuju peningkatan kualitas dan keselamatan kerja.
5. Penerapan pekerjaan yang sesuai dengan IMS dan SOP harus dijalankan
dengan konsisten untuk tetap mempertahankan prestasi bahkan
meningkatkan prestasi kerja yang sudah ada.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/22-informasi-berita/228-kelapa-sawit-indonesia-
semakin-menjadi-andalan-ekonomi-nasional
Fauzi, Y., Y. Erma. Widyastuti, I. Satyawibawa dan R. Hartono. 2005. Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Pahan, I. 2010. Panduan lengkap Kelapa Sawit. Managemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Penebar Swadaya, Jakarta
Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
LAMPIRAN