PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup
penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup
cerah. Baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, komoditas ini
menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non-migas terbesar setelah
karet dan kopi (Sastrosayono, 2003)Untuk mencapai produktivitas yang
optimal, pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat
penting, lebih dari 50% biaya tanaman digunakan untuk pemupukan.
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu palmae yang
menghasilkan minyak nabati, yang lebih dikenal dengan sebutan palm oil.
Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati terbesar di dunia yaitu 20003000 kg/ha/tahun, oleh karena itu komoditas kelapa sawit merupakan
komoditas perdagangan yang sangat menjanjikan pada masa depan, minyak
sawit diyakini tidak hanya mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir
yang dibutuhkan manusia seperti minyak goreng, mentega, sabun, kosmetik,
dan lain-lain, tetapi juga dapat menjadi substitusi bahan bakar minyak yang
saat ini sebagian besar dipenuhi oleh minyak bumi. Minyak sawit merupakan
sumber bahan minyak nabati yang dapat diperbaharui.
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan karena dari
tahun ke tahun permintaan terus meningkat. Indonesia sebagai negara tropis
berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit. Perluasan
areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat mendapat perhatian yang
sangat besar dari pemerintah, hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya luas
areal perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan yang dimiliki pemerintah
maupun swasta.
PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur.
dengan pihak
PT.
Tujuan umum
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah mempelajari
pelaksanaan,
pengelolaan
pemeliharan
tanaman
kelapa
sawit
pemeliharan
menghasilkan
bahkan
efektif dan efisiens yang dilakukan oleh tenaga kerja, sehingga dapat
menambah
pengalaman
serta
meningkatkan
kemampuan baik,
lapangan
3. Mengetahui bagaimana manajerial sebuah perusahaan perkebunan kelapa
sawit.
D Batasan Masalah
Teknik budidaya kelapa sawit terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
di lapangan selama penulis magang, tetapi dalam hal ini penulis hanya
membahas permasalahan tentang pemeliharaan tanaman kelapa sawit
menghasilkan (TM) di PT. Palmdale Agroasia lestari makmur.Kecamatan
sungai ambawang Kabupaten Kubu Raya.
E Metode Pendekatan
Pengumpulan data dan informasi pada kegiatan magang di PT. Palmdale
Agroasia lestari makmur. Kecamatan sungai ambawang
Kabupaten Kubu
Raya dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari
data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan
praktek langsung yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-kegiatan di
kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi. Data primer diperoleh
dari kegiatan pemeliharaan tanaman , di pembibitan, di tanaman belum
menghasilkan (TBM), di tanaman menghasilkan (TM), adminitrasi dan
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan, asisten, mandor 1, dan karyawan
yang bersangkutan sesuai dengan bidang atau pekerjaan yang dilakukan di
kantor maupun di lapangan.
Observasi lapangan
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat sendiri dan
mepelajari secara langsung kegiatan-kegiatan yang ada di lapangan dan tata
cara melakukan kegiatan tersebut.
Praktek langsung
Praktek langsung merupakan kegiatan melaksanakan kerja di
lapangan secara langsung.
Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan pengambilan foto pada saat
melaksanakan
kegiatan
sehingga
dapat
dilampirkan
untuk
lebih
Pustaka
Metode ini digunakan oleh penulis dengan tujuan untuk membantu
penyusunan laporan magang seperti melakukan pengumpulan data di
kantor dan studi literatur.
II. PELAKSANAAN MAGANG
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Berdirinya PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur
PT. Palmdale agroasia lestari makmur kebun take over yang artinya di
ambil alih dari pengelola pemilik modal pertama atau managmen pertama
perusahaan tersebut. Berdasarkan Keputusan pemerintah daerah sekitar yang
mengharuskan menggunakan pola kemitraan dengan masyrakat Tahun 2009
Tentang Luas Tanah Untuk Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit Kepada PT.
Palmdale Agroasia Lestari Makmur dengan luas lahan 10.100 ha dengan
berbanding 70 % kebun inti serta 30% plasma, tetapi secara keseluruhan
dikelolah oleh pihak perusahaan.
2. Visi dan Misi PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur
a. Visi
Bertujuan mensejahtrakan Negara Indonesia dalam prekonomian melalui
sektor budi daya tanaman perkebunan kelapa sawit.
b. Misi
Kami ingin menjadi yang terbaik dalam setiap bisnis dan berkomitmen
untuk memuaskan pelanggan- pelanggan serta para karyawan, pemegang saham
dan masyrakat dengan menjaga investasi dalam jangka panjang yang sangat
menguntungkan bagi pemegang saham dalam visi dan sikap bertingkah laku
beretika ,system dan gaya manjemen yang terbaik,pengembalian misi kami
akan memasukan nilai-nilai seperti kerjasama sacara menyeluruh,kesatuan dan
kerja tim.
3. Struktur Organisasi
PT. Palm dale agroasia lestari makmur terdiri dari tiga Estate yaitu
Bawas makmur Estate(BME), Rees makmur Estate (RME) dan
Loncet
sejak tahun 2012 hingga 2014 mencapai 700 karyawan, karyawan kontrak 300
dan harian 400.
a. Manager Kebun
Seorang
keputusan
bertanggung
jawab
terhadap
fungsi
perencanaan,
keorganisasian,
pengendalian
dan
perencanaan,
pekerjaan
pengorganisasian,
yang
berkaitan
pengarahan,
dengan
bidang
dan
umum,
jawab
meneliti
adalah 173,9 mm dengan hari hujan sekitar 152 hari. Penyebaran hujan yang
terendah terjadi di bulan Maret - Agustus, sedangkan curah hujan yang tertinggi
terjadi di bulan Oktober Februari ( PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur,
2013)
c. Kependudukan
Penduduk yang tinggal di wilayah PT. Palmdale Agroasia Lestari
Makmur Desa Teluk Bakung adalah penduduk asli suku Dayak. Sebagian
besar warga desa yang ada disekitar kebun PT. Palmdale Agroasia Lestari
Makmur merupakan penduduk tetap desa teluk bakung. Rata-rata penduduk
bermata pencaharian sebagai petani dan hanya sebagian saja yang bekerja di PT.
Palmdale Agroasia Lestari Makmur.
5. Sarana dan Prasarana
PT. Palmdale agroasia lestari makmur memiliki 1 unit John derre, 5
Doser, 8 unit Swamp Carier, 3 unit Dump Truk, 2 Unit Mitsubishi L 300, 2 unit
Triton l, 4 unit Ford Ranger, 2 unit Ford Everest, 1unit Suzuki AVP, 1 unit
Excavator pc 50, 1 unit pc 100, 3 unit pc 200. Selain itu juga memiliki fasilitas
sosial berupa Rumah Sakit yang bisa digunakan oleh karyawan PT. Palmdale
Agroasia Lestari Makmur serta masyarakat sekitar dan tidak dipungut biaya.
Adapula seperti fasilitas yang lain yaitu gedung olahraga dan MES penginapan
yang di sediakan untuk seluruh karyawan di lengkapi dengan fasilitas.
6. Keadaan Penduduk
Masyarakat yang ada disekitar PT. Palmdale agroasia lestari makmur
adalah masyarakat dayak. Masyarakat tersebut rata-rata bekerja sebagai petani
karet.
A. Pelaksanaan Magang
1. Waktu dan Tempat Magang
Magang ini di lakukan selama 2 bulan di mulai dari tanggal 25 Maret
2014 sampai dengan 22 Mei 2014. Adapun lokasi magang adalah di
PT.Palmdale agroasia lestari makmur Desa Teluk bakung, Kecamatan Sungai
ambawang, Kabupaten kuburaya, Provinsi Kalimantan Barat.
2. Jadwal Kegiatan Magang
Jadwal kegiatan magang disusun oleh mahasiswa bersama dengan , HRD
perusahaan asistant divisi III Estate rees, Penyusunan program dan jadwal
kegiatan disesuaikan dengan kegiatan yang berlangsung di perusahaan sehingga
tidak mengganggu kelancaran operasional perusahaan. Sebelum melakukan
kegiatan dilapangan terlebih dahulu mahasiswa peserta magang diberikan
penjelasan mengenai hal-hal yang akan dilakukan dilapangan. Selama kegiatan
dilapangan mahasiswa didampingi oleh asistant lapangan atau mandor.
3. Kegiatan di Lapangan
Kegiatan di lapangan mahasiswa magang dibimbing oleh pembimbing
teknis, dan staf-staf lapangan seperti asisten kepala, asisten mandor 1, dan
mandor lain sesuai bidangnya masing-masing.
ditekankan pada seluruh rangkaian kegiatan di kebun yang ada dan sedang
berlangsung di perkebunan PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur yang
meliputi kegiatan di pembibitan, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan
(TBM), dan tanaman menghasilkan (TM). Lebih lanjut mengenai kegiatan
praktek magang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kegiatan di Areal Pembibitan
Pada Saat penulis magang di PT. Palmdale Agroasia Lestari Makmur
pembibitan sudah memasuki tahap
main nursery
sangat
tegak. Pengambilan
cangkul.
Tanah
tanah
diambil
bibit
dengan mencangkulnya
Rotasi I
Jenis pupuk
Dosis (gr)
NPK 15/15/6/4
8
Rotasi II
Jenis pupuk
Dosis (gr)
2
3
NPK 15/15/6/4
NPK 15/15/6/4
10
10
4
5
6
Kieserit
NPK 15/15/6/4
Kieserite
8
15
8
NPK 15/15/6/4
NPK 15/15/6/4
NPK 12/12/17/2
20
15
30
7
8
9
NPK 15/15/6/4
Kieserite
NPK 12/12/17/2
20
30
30
NPK 15/15/6/4
NPK 12/12/17/2
NPK 12/12/17/2
20
30
30
10
11
Kieserit
NPK 12/12/17/2
30
30
NPK 12/12/17/2
NPK 12/12/17/2
30
30
pagi hari dan sore hari sebab belalang tersebut masih aktif memakan daun
kelapa sawit. Pengendalian dengan cara kimia yaitu dengan cara
penyemprotan insektisida Matador 25 EC dengan dosis 30 cc.
4. Pengangkutan Bibit ke Lapangan
Kegiatan ini merupakan pengeluaran bibit dari areal pembibitan main
nursery untuk dipindahkan atau ditanam di lapangan sebagai tanaman baru
maupun sebagai penyisipan dan penyulaman. Bibit dipangkas terlebih dahulu
agar ringkas dan mudah dalam pengangkutan. Pengangkutan bibit tersebut
menggunakan mobil pick up yang telah disediakan oleh perusahaan. Umur
bibit yang diangkut 18 bulan, sehingga akar-akarnya sudah menembus tanah
dan dengan demikian akar yang telah tembus tanah tersebut harus dipotong.
Pemotongan akar tersebut dengan menggunakan parang. Adapun cara
pemotongannya yaitu polybag dimiringkan ke segala arah, kemudian parang
memotong akar yang telah menembus tanah tersebut.
b. Kegiatan di Areal TBM
Tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah tahapan sejak tanaman
kelapa sawit selesai ditanam sampai tanaman memasuki masa panen pertama.
Rawat TBM adalah setiaperjaan yang ditujukan untuk mendorong
pertumbuhan tanaman sehingga mempercepat masa TM. Berdasarkan jenis
pekerjaan, rawat TBM dibagi dalam kelompok kegiatan:
1. Rawat jalan tikus
2. garuk piringan
3. Rawat gawangan
4. Sensus populasi pohon
5. Konsolidasi
6. M. Kastrasi dan santasi
7. Pengendalian hama rayap
8. Aplikasi pupuk urea
9. Pengendalian ulat kantong
Pengertian
Jalan tikus adalah jalan yang dibuat diantara dua barisan tanaman yang
berfungsi sebagai jalan para pekerja rawat maupun jalan untuk memudahkan
pengawasan pekerjaan secara keseluruhan.
Standar Jalan Tikus
1. Lebar 1,2 sampai 1,5 meter
2. Bebas dari tunggul atau sisa-sisa kayu
3. bebas dari gulma, anak kayu dan kacangan
4. Pada TBM III harus Path setiap dua barisan (1:2)
5. Jalan tikus harus dirawat secara rutin dengan rotasi 60 hari dan 0,3 Hk/ha
6. Rawat dilakukan secara manual dan herbisida dengan dosis 50 gr perliter.
Contoh Penyimpangan
1. Bila pada saat pelaksanaan rawat ada Path yang relatif bersih maka path
tersebut tidak perlu dilakukan rawat (selektif)
2. Pada tempat tertentu Path sudah semak sebelum tiba rotasi. Untuk itu perlu
perlakuan khusus yang harus dikonsultasikan K.a Kebun.
2. Rawat Piringan (Circle)
Pengertian
Piringan adalah areal di sekeliling pohon yang dibersihkan guna memberikan
ruang untuk pertumbuhan tanaman maupun sebagai tempat menaburkan pupuk.
Standar Piringan
1. Pada TBM III jari-jari piringan 2-2,5 m dari pangkal tanaman
2. Piringan harus bebas dari segala jenis gulma.
3. Rawat piringan dilakukan 6 kali setahun (rotasi 60 hari) dengan 3 kali
3.
Rawat gawangan harus dilaksanakan rutin dengan rotasi 60-90 hari (4-6
kali setahun) secara manual.
gulma anak kayu, keladi-keladian, pisang-pisangan harus dicabut/ dongkel tidak
boleh dibabat
4. Sensus Pohon
Pengertian
Sensus pohon adalah menghitung jumlah pohon kelapa sawit yang mati
tiap blok pada areal afdeling. Dengan sensus pohon akan diketahui apakah
jumlah pohon mati tiap blok telah sesuai dengan formulir sensus yang diberikan
asisten lapangan untuk memastikan pohon hidup dan pohon mati
Sensus Pohon
1. Jumlah pohon tiap blok harus sesuai dengan standar jarak tanam atau
kerapatan pohon yaitu 136 pohon /ha
2. Sensus pohon harus dilakukan setelah selesai penanaman dan tidak boleh
lebih dari 6 bulan.
3. Pelaksanaan sensus harus memakai form sensus yang telah disediakan .
4. Hasil sensus harus dipetakan tiap blok.
5. Kode kode dalam peta harus mengikuti aturan yang sudah ada.
6. Sensus dilakukan setahun sekali oleh petugas sensus.
5.
Konsolidasi
Pengertian
Konsolidasi adalah kegiatan memperbaiki penyimpangan yang dialami
pohon baik sebagai akibat kesalahan dalam penanaman maupun akibat
gangguan alam. Yang diperbaiki dalam pekerjaan konsolidasi adalah kondisi
tanaman yang condong, penimbunan kurang, timbunan cekung, timbunan
berlebihan dan sejenisnya.
Standar Konsolidasi
Setiap tanaman atau tegakan yang telah ditanam di lapangan tidak boleh
condong atau miring, timbunan kurang (cekung), longsor (pada areal countour.
diperlukan.
Kastrasi dan Sanitasi
Kastrasi
1. Dasar
Membuang bunga dan buah yang belum memenuhi syarat untuk di
kirim ke pabrik, sehingga pertumbuhan vegetatif nya tubuh optimal.
2. Tujuan
a. Untuk merangsang pertumbuhan vegetative tumbuh secara optimal
dan seragam, sehinga pada saat memasuki fase negative tanaman
dapat menghasilkan buah yang sempurna
b. Untuk menghemat pengguna unsur hara dan air untuk perumbuhan
generative, sehingga tanaman tetap tumbuh paa fase vegetative
c. Supaya kondisi tanaman menjadi lebih bersih, sehingga mengurangi
serangan hama dan penyakit (tirathaba, marasmius, tikus), dengan
demikian sanitasi tidak di perlukan lagi.
d. Dengan pertumbuhan buah yang sempurna, maka akan memudahkan
pengolahan di pabrik.
3. Manajeman
a. Perencanaan
1) Kastrasi di mulai pada saat tanaman umum 14 bulan setelah tanam
(TBM II)
2) Kastrasi dilakukan selama 12 bulan dan di lakukan setiap 2 bulan
3) Luas areal yang akan dilakukan kastrasi harus di perhitungkan
dengan rencana rotasi pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Pelaksanaan
1) Tanda Bungan jantan dan betina yang muncul di buang.
2) Pelaksaan dilakukan secara Blok by Blok sehingga memudahkan
dalam monitoringnya.
3) Rotasi di lakukan secara rutin dan konsisten supaya memudahkan
dalam pembuangan bunga.
4) Pembuangan pelepah daun agar dihindari pelepah kering.
c. Organisasi
1) Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan ini harus diberi petunjuk tata
cara pekerjaan ini.
2) Mandor 1 dan mandor pelaksana mengkoordinir dan melakukan
pengawasan pekerjaan ini.
d. Pengawasan
7.
Pada tanaman muda, rayap akan mulai menyerang mulai dari pangkal
pelepah dan naik sampai daun tombak. Serangan
dengan adanya alur-alur tanah berwarna hitam basah pada bagian pangkal
pelepah sampai daun tombak. Apabila alu-alur itu dirusak makan akan
dijumpai rayap yang masih aktif. Selanjutnya rayap akan menyerang
jaringan tanaman yang masih muda yaitu bagian pangkal daun tombak,
akibatnya daun muda akan mati. Serangan rayap pada jaringan muda
dapat menyebabkan infeksi sekunder oleh jamur/bakteri sehingga titik
tumbuh busuk dan mati.
b.
Pengendalian Rayap
1) Rayap adalah merupakan hama yang utama di perkebunan kelapa
sawit PT.palmdale agroasia lestari makmur
2) Langkah pengendalian yang tidak efektif akan mengakibatkan
menuju ke bawah.
Penularan yang terjadi mulai dari pokok-pokok yang ditanam yang
3)
apical meristematik
4) Bila pokok sudah mati maka rayap-rayap tersebut mulai menular ke
satu atau lebih dari pokok-pokok yang ada di sekitarnya
d. Gejala
1) Pokok yang terinfeksi ditandai dengan terdapatnya gundukan tanah
yang segar di sekitar tajuk tanaman;
2) Warna coklat kekuningan terlihat pada daun tombak & pelepah
bagian atas.
e. Stadium Awal
1) Terdapat gundukan tanah segar dipangkal pelepah, bunga, buah &
daun tombak yang sedang berkembang. Pada stadium ini baik daun
tombak dan pelepah-pelepah yang lebih atas masih berwarna hijau.
2) Stadium ini adalah waktu yang terbaik untuk pengendalian rayap
dengan cara penyiraman/penyemprotan.
f. Stadium Sedang
1) Daun tombak dan 2-3 pelepah muda yang lebih atas bertukar
warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan.
2) Pemulihan terhadap pokok yang terserang rayap pada stadium sedang
setelah perlakuan. Pelepah-pelepah yang baru yang muncul adalah
normal yaitu tidak berkurang panjang pelepahnya.
g. Stadium Lanjut
1) Daun tombak dan 2-3 pelepah diatasnya mulai kering dan warnanya
berubah menjadi kecoklatan. Daun tombak menjadi busuk dan lambat
laun patah/sengkleh
2) Pada stadium ini kecil kemungkinan untuk menyelamatkan pokok
3) Pemulihan terhadap pokok yang terserang rayap pada stadium lanjut
setelah perlakuan. Pelepah-pelepah yang baru muncul umumnya menjadi
lebih kecil
4) Pokok mati ditandai dengan mengeringnya daun pupus dan akhirnya
sengkleh/patah
5) Pokok mati : dari 3-8% pokok terserang 3-5% mati;
6) Menyebabkan kehilangan hasil yang signifikan karena berkurangnya
kepadatan tanaman/ha.
h. System Peringatan dini
1) Dapatkan informasi selengkap mungkin & seawal mungkin;
2) Melakukan treatmen yang direkomendasikan segera.
i. Pengendalian Rayap
1) Campuran racun adalah 0,46 ml Reagent 46 CC dalam 15 L air (0.46 ml/L
air)
2) Setengah dari larutan tersebut disemprotkan di bagian pucuk &
setengahnya lagi di pangkal pokok
3) 5 L untuk pokok terserang
4) Isolasi 2 L untuk 5 pokok di sekitar tanaman terserang
7. Aplikasi pupuk di areal TBM III
Pemupukan TBM
1. Tujuan
Untuk menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman untuk
pertumbuhan vegetative serta meningkatkan ketahanan terhadap hama dan
penyakit. Pemupukan di TBM diperlukan agar tanaman tumbuhprima dan
terdorong untuk berproduksi secara maksimal.
2. Dasar pemupukan
perusahaan dengan target tiga karung untuk satu orang, sembilan jalur baris
kelapa sawit. Jenis pupuk dan dosis yang digunakan sesuai dengan
rekomendasi PT. Rezeki Kecana.
Tabel 4.Rekomendasi Pemupukan TBM.
Tahun
Umur
Urea
NPK
(Bln)
(gr)
Sumber : PT Palmdale agroasia
III lestari
28 makmur
400
32
36
15(gr)
-
NPK
Dolomit/
12(gr) Kaptan(gr)
8.00
500 (D)
8.00
1.000
-
Cu
Zn
Borat
(gr)
70
70
(gr)
70
70
(gr)
40
40
-
Keterangan :
a. TBM II rotasi pemupukan 4 bulan sekali dalam setahun.
b. TBM III rotasi pemupukan 6 bulan sekali dalam setahun.
8. Kegiatan di Areal TM
kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) merupakan suatu
proses
mengganggu pertumbuhan
dan
produksi
tanaman. Penyiangan
dapat
dilakukan secara manual dan kimiawi. Gulma yang terdapat pada TM kelapa
sawit hampir sama dengan pada TBM. Selain itu, penyiangan dapat dilakukan
dengan cara menggaruk atau mencabut gulma, maupun dengan cara kimiawi
(herbisida). Lokasi menggaruk atau mencabut gulma (weeding) dilaksanakan
di jalan pikul buah, dan di piringan kelapa sawit.
1.
Sanitasi
Kegiatan dilakukan pembersihan buah busuk yang dikarenakan terlalu
masak hingga membusuk, termasuk buah-buah yang terserang hama seperti
hama buah (Thirataba, sp). Kegiatan ini dikerjakan oleh tim pemanen dan
prunning. Pelaksanaannya dilakukan berdasarkan keadaan buah di lapangan
yang sudah membusuk diatas pokok kelapa sawit.
2.
gawangan panjang dan cara kerjanya yaitu sresahan kayu sisa pembukaan
lahan yang masih berserakan di pasar pikul itu di tumpuk kegawangan mati.
3.
Tunas pemeliharaan
Jenis pekerjaanya memotong pelepah kelapa sawit dengan alat dodos,
tujuan atau ketentuan tekhnis pemangkasaan harus diperhatikan karena
mempengaruhi kondisi buah, pemangkasan hanya dilakukan pada tanaman
yang menghasilkan yaitu memotong pelepah terbawah dari letak tandan buah.
Adapun tujuan dilakukan tunas pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a. Mempermudah cara atau proses pemanenan
b. Dapat memberikan kebebasan terhadap perkembangan buah.
c. Menghindari tersangkutnya brondolan diketiak pelepah daun.
Pemeliharaan TPH
Sebagai salah satu persiapan panen, perbaikan jalan produksi dan jalan
koleksi dilakukan secara mekanis. Kegiatan dilakukan dengan menimbun
jalan yang berlubang dengan tanah yang di ambil dari bukit sekitar areal
kantor pusat PT.Palmdale agroasia lestari makmur dengan alat mekanis yaitu
excavator dan langsung di angkut menggunakan dump truck kelokasi jalan
yang mengalami kerusakan atau yang akan di perbaiki kegiatan ini dilakukan
oleh pekerja kontrak yang dimulai pada jam kerja 06.00 hingga 16.00,
perataan jalan menggunakan buldoser mini yaitu dengan target 300 meter
perhari.
6. Pengendalian hama
lima. Pada fase instar kelima, lapisan lilin ulat api sudah menebal, sehingga
diperlukan jumlah produk dengan konsentrasi yang lebih tinggi (Hendro dan
Qayuum, 2012). Aplikasi dilakukan dengan cara fogging pada sore hingga
malam hari yaitu saat imago dan ulat sedang aktif.
7. Pemupukan
Aplikasi pemupukan di TM
Frekuensi pemupukan
Urea
2.00
2.50
1.50
1.50
Sp-36
1,75
2.75
2,25
1,50
MOP
1,50
2,25
2.00
1,25
Kies
1,50
2,00
2,00
1,50
Jumlah
6,75
9,50
8,00
5,75
Umur
Panen
CuSO4
(gr)
50
Zn SO4
(gr)
50
Borat
(gr)
100
-
a. Panen TM 1 dan 2
Syarat-syarat Matang Panen Syarat tanaman disebut matang panen apabila
tanaman telah memenuhi syarat 60 % dan tanaman dalam suatu areal/blok telah
matang pohon, sedangkan dikatakan matang pohon, apabila paling sedikit 2 buah
tandan telah membusuk dan 1 tandan matang satu pohon.
b. Buah yang dapat di panen
Tanaman disebut matang panen tandan bila tandan telah memberondol, yaitu
terlepasnya buah dari tandan secara alami atau dengan istilah fraksi 1 hingga
fraksi 5 menghasilkan berondolan. Matang panen tandan ditandai dengan
jatuhnya dua berondolan untuk setiap kg berat TBS di pinggiran/piringan pokok.
Jumlah Brondolan %
Tidak ada, buah masih hitam
Membrondol 1-12,5%
Membrondol 12,5-25%
Membrondol 25-50%
Membrondol 50-75%
Membrondol 75-100%
Buah dalam ikut membrondol
Kematangan
Sangat mentah
Mentah
Kurang matang
Maatang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II
Pada TM tahun ke-1 harus terdapat paling sedikit 5 berondolan di pinggiran pokok.
Panen ini dikerjakan oleh tim panen atau tenaga harian dengan target 125 janjang
per orang, yang dipimpin oleh mandor panen, yang dibantu oleh seorang pembantu
mandor panen (teli buah), pembantu mandor panen bertugas mehitung jumlah
buah yang layak dibawa atau biasa disebut dengan loding buah. Setelah buah hasil
panen mengalami fase loding, buah tersebut ditumpuk menjadi 1 tumpukan lalu
diangkut ke pabrik.
Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang
panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak
dan inti sawit maksimal dapat dicapai. Biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
adalah Rp. 56.500,00 per orang.
2.
kalapa sawit (TBS) yang ada ditempat penampungan hasil (TPH), tetapi tidak
dapat dijadikan dasar penentuan mutu buah, perkerjaan ini berbarangan dengan
perkerjaan memindahkan TBS kelapa sawit dari blok yang 1 ke blok yang lain
dengan cara buah tersebut dimuat ke dalam bak jonder dan dikumpulkan
menjadi 1 tempat pengumpulan buah, pekerjaan ini dilakukan karena akses
jalan yang tidak memungkinkan untuk dimuat dalam dump truck. Pekerjan ini
dilakukan seorang mandor panen atau pembantu mandor panen buah yang
menggunakan alat loding berbebtuk kunci T.
3.
Brondolan
Pengutipan brondolan sangat penting, karena brondolan juga memiliki
tingkat rendemen minyak yang tinggi, selain TBS. Buah kelapa sawit yang
telah dipanen akan menyisakan brondolan di piringan akan dikutip oleh ibu-ibu
brondolan. Brondolan yang telah dikutip diletakan di TPH dan dimasukan ke
dalam karung 15 kg, setelah itu mandor brondolan akan menghitung hasil
karungan yang telah diisi oleh ibu-ibu, target brondolan perorang adalah 12
karung.
III.
1. Hasil
Selama kegiatan magang berlangsung di PT. Palmndale Agroasia
Lestari makmur tepat nya di Divisi III RME hasil nya dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Pengendalian
dengan luas piringan 50 cm sampai 100 cm dan kondisi pelepah yang tidak
beraturan.
Gambar 1.
Sresahan kayu
yang
terdapat pada
kantong,ulat bulu
Pengendalian
Hama
rayap,tikus,
ulat
tidak
dikehendaki.
Hama Rayap
1. Kerusakan
Hama rayap merupakan hama yang sangat berpengaruh di PT. Palmdale
agroasia lestari makmur karna daerah tanah gambut dan masih banyak sisasisa tunggul yang belum dibersihkan hingga menyebabkan serangan hama
rayap cenderung meningkat apabila terjadi keadaan curah hujan dengan
distribusi merata, Serangan rayap pada kelapa sawit dapat terjadi sejak mulai
masa penanaman hingga umur 6 tahun dengan tingkat serangan dapat
mencapai 5% atau 7-8 pohon per ha.
memakan pangkal pelepah, jaringan batang, akar dan pangkal akar, daun,
serta titik tumbuh tanaman kelapa sawit. serangan yang tidak dikendalikan
dapat menyebar ke pohon-pohon disekelilingnya. Serangan hama rayap
merupakan masalah yang serius diareal lahan gambut dan perlu
penanggulangan secara rutin. Tanaman yang diserang rayap ditandai dengan
adanya lorong rayap yang terbuat dari tanah. Lorong rayap tersebut berada
dipermukaan
batang
yang
serangan
sudah mengarah
sampai
tanaman
akan berlanjut
yang
layu atau kering, sedangkan pelepah bagian bawah masih terlihat segar atau
hijau dan normal.
c. Serangan berat
Serangan rayap dikatakan berat jika sudah sampai ke titik tumbuh. Hanya
beberapa pelepah dibagian bawah saja yang masih tertinggal dengan warna
kuning pucat atau sudah mengering.
2. Habitat Rayap
Pada umumnya rayap hidup di hutan terutama di daerah rendahan dan
daerah yang mempunyai curah hujan dengan distribusi merata. Sarang-sarang
dapat dijumpai pada kayu-kayu mati yang berada diatas atau dibawah
permukaan tanah. Sarang-sarang rayap tersebut saling berhubungan satu
dengan yang lain hingga mencapai panjang 90 m pada kedalaman 30-60 cm
dibawah tanah (Tarumingkeng, 2005).
3. Pengendalianya
a. Secara makanis
Sanitasi di areal perkebunan dengan cara membersihkan tunggul-tunggul
tanaman sisa pembukaan lahan dan kayu dibakar dan terkendali, membuat
saluran drainase untuk menjaga kelembaban tanah
b. Pengendalian hayati
Beberapa jamur entomopatogen telah banyak dikembangkan untuk
mengendalikan hama rayap antara lain Beauveria bassiana, Aspergillus sp,
Metarhizium anisopliae, Fusarium sp, dan Myrothesium sp., dengan cara
penyemprotan, karena sifatnya yang kanibal maka rayap yang telah mati akibat
terinfeksi oleh jamur akan dimakan oleh rayap lainnya yang masih sehat,
akibatnya rayap tersebut ikut terinfeksi dan mati.
c. Pengendalian kimiawi
Menggunakan Insektisida sebagai berikut :aktif fipronil adalah balistik
50SC dari DGW dan agenda 25EC dari bayer. regent 50g dengan dosis 46
cc/15 liter air persemprot. Pengendalian rayap dilakukan pada pohon yang
terserang dengan kategori sedang atau berat, caranya dengan menyiramkan
larutan regent 50g dengan dosis 46 cc per 15 liter air tersebut pada pohon yang
terserang dan pokok yang disekeliling pohon yang terserang.
(Rattus
argentiventer),
lading(bandicota indica).
tikus
Tikus semak
rumah
(Rattus
diardi)
tikus
d. Pengendalian
1. Secara Mekanis
Pengendalian mekanis merupakan pengendalian yang menggunakan
alat-alat yang sederhana dan menual seperti: melindungi pangkal batang
terutama yang baru dengan seng polos, membersihkan kebun agar tidak
ada
sarang
umpanya adalah
tanaman kelapa sawit. Setiap 30 ha atau blok diperlukan satu kotak sarang
burung hantu. Burung hantu termasuk spesies burung yang beraktivitas di
malam hari, dengan penglihatannya sangat tajam dimana burung hantu
tersebut dapat melihat mangsanya dari jarak jauh. Hidupnya berkelompok
dan cepat berkembang biak, induk burung hantu mampu bertelur
2 -3 kali
Secara Kimia
Melakukan pengendalian dengan cara pemberian racun tikus berupa
klerat. Klerat diberikan 2 butir pertanaman dengan cara menyimpannya di
sekitar piringan, tetapi kalau tanaman yang terserang parah maka klerat di
berikan 3-4 butir pertanaman, tindakan pengendalian juga dilakukan secara
menyeluruh, tidak tergantung pada ada atau tidaknya serangan diareal
tersebut. Beberapa jenis racun tikus anticoagulant dapat berakibat buruk
terhadap burung hantu dan binatang pemakan tikus lainnya. Oleh sebab itu
pemilihan secara hati-hati, pengawasan diperlukan untuk menentukan jenis
umpan dan tingkat keracunan yang disebabkannya. Penggunaan dan
penempatan umpan harus dimonitor secara hati-hati untuk menjamin bahwa
pekerja mengaplikasikan umpan tersebut secara benar. Pengecekan
penggunaan umpan untuk setiap hektar harus dilakukan setiap hari, jika
serangan tikus juga terjadi pada areal pemukiman, pengendalian dengan
umpan beracun harus juga dilakukan pada saat yang sama.
Pada saat melaksanakan program pengendalian dengan menggunakan
umpan, agar dilakukan juga pemberian umpan di daerah penyangga
setidaknya satu blok disekeliling areal yang terserang berat, karena tikus
dapat bergerak dalam jarak yang cukup jauh untuk mencari makanan.
dan perkembangan
musuh
alami.
3.
membutuhkan zat hara makro N, P, K, MG, dan Ca serta unsur hara lainnya
sperti B, C, S, ZN, CU, dan lain-lain. Unsur hara ini di ambil oleh tanaman
dari dalam bentuk yang telah tersedia persediaan dalam tanah tidak selalu
cukup dan perlu ditambah dalam bentuk unsur hara anorganik dan organic
Maka kunci sukses pemupukan meliputi; pemupukan 5 T (tepat jenis, tepat
dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat), peningkatan efisiensi
pemupukan, pemanfaatan bahan organik, dan pelaksanaan kultur teknis yang
mendukung efektifitas pemupukan (pengendalian hama dan penyakit,
pemeliharaan piringan, gawangan, pasar pikul, penunasan, dan pengawetan
tanah). Adapun pemupukan 5 T adalah sebagai berikut:
a. Jenis
Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai dengan defisiensi atau gejala
tanaman kelapa sawit di lapangan dan harus didukung dengan analisis
tanaman kelapa sawit dan tanah.
b. Dosis
Setiap satu ton TBS yang dihasilkan mengandung hara yang setara dengan 6.3
kg Urea, 2.1 kg TSP, 7.3 kg KCl, dan 4.9 kg Kieserit. Hara tersebut harus
dikembalikan dalam bentuk pupuk. Jumlah pupuk yang diberikan akan lebih
besar dari hara yang terbawa panen dengan mempertimbangkan beberapa hal;
jumlah hara yang tercuci, terjerap misel tanah, hanyut, dan menguap. Untuk
itu dosis rekomendasi pemupukan harus dibuat oleh departemen riset secara
tepat, dan pihak lapangan agar dapat mengaplikasi pupuk sesuai rekomendasi
tersebut.
c. Waktu
Aplikasi pemupukan tidak boleh dilakukan saat hujan dan juga saat kemarau
panjang. Aplikasi dilakukan apabila kondisi piringan dan gawangan bersih
dari gulma. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman
sawit dengan gulma sehingga meningkatkan efisiensi pemupukan. Jarak
waktu pemberian pupuk yang berbeda dan tidak saling antagonis adalah satu
minggu, sedangkan jarak pemberian pupuk yang saling antagonis memerlukan
waktu satu bulan. Contoh pupuk yang antagonis K dengan Mg, dan K dengan
Borate. Pupuk yang bersinergi adalah pemupukan yang aplikasinya dakam
waktu yang sama, contoh K bersinergi dengan N dan Cu.
d. Cara
Cara pemupukan yang umum dilakukan ada dua macam, yakni cara
manual (dengan tenaga manusia) dan cara mekanis (dengan bantuan alat
mesin). Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Cara manual
kelebihan lebih murah kekurangan potensi penaburan tidak merata tinggi, perlu
banyak tenaga kerja. Cara mekanis kelebihanya penaburan merata, tenaga kerja
sedikit dan kekuranganya biaya tinggi, aplikasi di areal berbukit tidak bisa
dilakukan karena akan berpotensi pemadatan tanah.
e. Tempat
Rekomendasi tempat penaburan pupuk berbeda-beda berdasarkan umur
tanaman dan berdasarkan jenis pupuk, karena ada beberapa pupuk mempunyai
sifat antaginis. Hal ini karena seiring dengan bertambahnya umur tanaman
kelapa sawit bertambah pula tingkat radius penyebaran akar. Rekomendasi
penaburan pupuk sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
piringan biasanya
dilakukan secara manual terlebih dahulu setelah itu dilakukan secara kimia.
Dengan manual biasanya untuk membentuk piringan pada pokok sesuai dengan
diameter yang ditentukan, dengan membabat gulma yang tumbuh di sekitar
piringan. Setelah piringan pada setiap pokok sudah mulai terbentuk kemudian
dilakukan pengendalian secara kimia, dengan menyemprot gulma yang tumbuh
dengan larutan herbisida. Apabila pada setiap pokok sawit sudah dibuat
piringan dapat memudahkan pemanenan dan sekitar pokok sawit tidak terlihat
gulma yang tumbuh sehingga pokok sawit dapat mampu menyerap berbagai
unsur hara disekitar piringan (Rizza 1994). Lebar piringan menurut umur
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
a. Tanaman umur 2-6 bulan lebar piringan jari jari 60 cm
b. Tanaman umur 6-12 bulan lebar piringan jari jari 75 cm
c. Tanaman umur 12-24 bulan lebar piringan jari jari 100 cm
d. Tanaman umur 24-36 bulan lebar piringan jari jari 100-125 cm
e. Tanaman umur lebih dari 24 bulan laebar piringan jari jari 200 cm
IV.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis selama magang di
PT. Palmndale Agroasia Lestari Makmur sebagai berikut:
1. Pengendalian hama sebagian besar menggunakan metode yang kurang
efektif
2. Aplikasi pemupukan yang dilakukan kurang efektif dan efisien.
3. Pembuatan Piringan dan penyusunan pelepah kelapa sawit tidak dilakukan
secara benar dan efesien
Saran
Adapun beberapa saran yang didapatkan penulis sampaikan untuk PT.
Palmndale Agroasia Lestari Makmur adalah sebagai berikut:
1. Disarankan pengendalian hama dapat menerapkan menerapkan konsep,
pengendalian hama terpadu, secara mekanik, biologi, dan pengendalian
secara kimia merupakan konsep pengendalian yang terakhir apabila sudah
melapaui ambang batas ekonomi.
2. Pemupukan tanaman kelapa sawit harus menerapkan kosep 5 T, dengan
kondisi piringan yang bersih dari gulma, serta dilakukan pengwasan oleh
mondor.
3. PT. Palmndale Agroasia Lestari Makmur dapat menerapkan Panduan