Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN HARIAN

MAGANG INDUSTRI (MI) di


PT. TRITUNGGAL SENTRA BUANA

NAMA
MOHAMMAD RIZAl FIKRI
RIKY HADIAN PUTRA
NOOR AINI
FITRAH NUR ISLAMI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
C. Hasil yang Diharapkan..................................................................................3
II. PROFIL PERUSAHAAN.................................................................................5
A. Sejarah Perusahaan.......................................................................................5
B. Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................6
C. Manajemen Perusahaan.................................................................................6
D. Waktu dan Tempat Magang Industri I..........................................................9
III. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI I..........................................10
A. Tanaman Kelapa Sawit...............................................................................10
B. Pengendalian Gulma Tim Unit Semprot (TUS)..........................................17
C. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit...........................................................24
D. Manajemen Panen ......................................................................................30
IV. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................45
A. Kesimpulan.................................................................................................45
B. Saran............................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................46
LAMPIRAN...........................................................................................................48
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Magang Industri I 42


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini

merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting

disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini

disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau

lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya

didunia (Balai Informasi Pertanian, 1990).

Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit ini dan masa yang akan dating,

seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit,

maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa

sawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu

diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit (Sastrosayono, 2003).

Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa

minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) sawit yang berwarna kuning dan

minyak inti sawit atau Palm Karnel Oil (PKO) yang tidak jernih. CPO atau PKO

banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goring dan mentega),

industry sabun (bahan penghasil busa), industry baja (bahan pelumas), industry

tekstil, kosmetik dan berbagai bahan alternative (minyak diesel) (Sastrosayono,

2006).

Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan.

Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat

penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu upaya untuk
2

meningkatkan produktivitas sawit di Indonesia adalah pengembangan Sumber

Daya Manusia (SDM) agar lebih terampil dalam usaha budidaya perkebunan

kelapa sawit. Untuk memenuhi kebutuhan akan kelapa sawit, maka dilakukan

suatu usaha untuk meningkatkan produksi minyak sawit yaitu dengan

meningkatkan pengolahan dipabrik, memperluas areal pertanaman dan

memperbaiki system budidaya yang biasa dilakukan. Tanaman kelapa sawit

berbuah sepanjang tahun, namun terdapat bulan-bulan dimana terjadi panen

puncak dan panen rendah. Variasi produksi tanaman kelapa sawit sangat

dipengaruhi oleh faktor iklim. Faktor-faktor lainnya juga turut mempengaruhi

seperti tanah, komposisi umur tanaman, bahan tanaman dan manajemen.

Pelaksanaan Magang Industri I (MI I) merupakan salah satu tahapan

pelaksanaan program pendidikan di Program Studi Pengelolaan Perkebuan

Jurusan Manajemen Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Program

pendidikan ini dilakukan dengan cara memberikan kesempatan bagi mahasiswa

untuk merasakan pengalaman kerja. Selain itu, Magang Industri I dipandang perlu

dilakukan dalam upaya penyiapan sumber daya manusia yang mampu bersaing

karena melihat pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cepat berubah.

B. Tujuan

Kegiatan Magang Industri I bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang

memiliki pengalaman teknis budidaya tanaman dibidang perkebunan, sehingga

mahasiswa tidak asing lagi bila suatu saat bekerja ditengah masyarakat maupun

didunia industri perkebunan.


3

Adapun tujuan instruksional umum dari kegiatan Magang Industri I ini

diantaranya :

 Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja teknis budidaya tanaman

dibidang perkebunan.

 Mahasiswa memiliki cukup pengetahuan teknis dan keterampilan praktis

dalam budidaya tanaman dibidang perkebunan.

 Mahasiswa mampu memahami penggunaan alat, bahan dan sarana, metode

dan pendekatan yang tepat dan efisien dalam teknis budidaya tanaman

dibidang perkebunan kelapa sawit.

 Mahasiswa mampu memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan

teknis budidaya tanaman kelapa sawit di Industri/Perusahaan Perkebunan.

 Mahasiswa mampu menjelaskan, mempraktikan, dan membahas seluruh

kegiatan teknis budidaya tanaman dibidang perkebunan dan

membandingkannya dengan teori atau ilmu pengetahuan yang pernah

diperolehnya dikampus.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil pelaksanaan dari kegiatan Magang Industri I yang diharapkan adalah

sebagai berikut :

 Meningkatkan kompetensi dan pengalaman mahasiswa dilapangan dalam hal

teknis budidaya tanaman perkebunan, diperlukan suatu kegiatan yaitu :

menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja serta pemahaman lingkungan

kerja perkebunan, teknis penyiapan lahan, teknis bahan tanam di

persemaian/nursery, teknis penanaman bibit, teknis peremajaan tanaman,


4

teknis pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), teknis

pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM), teknis panen TBS, teknis

pengangkutan TBS, teknis penganggaran dan teknis pelaporan.

 Mahasiswa mampu mengintegrasikan teori perkuliahan dengan keadaan di

lapangan.

 Mahasiswa memiliki sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika

yang baik dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

 Selama melaksanakan Magang Industri I, para mahasiswa diharuskan

bertindak sebagai tenaga kerja, yang harus hadir setiap hari kerja di tempat

mahasiswa bekerja.

 Mahasiswa hendaknya memahami dan mengikuti isi buku panduan dengan

teliti dan seksama serta harus selalu mengikuti petunjuk pembimbing

lapangan dan pembimbing dikampus.

 Penilaian kelulusan mahasiswa yang telah melaksanakan Magang Industri I

akan dilaksanakan oleh pembimbing lapangan, pembimbing di kampus dan di

akhiri dengan ujian yang diselenggarakan oleh tim penguji.


5

II. PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT. Tritunggal Sentra Buana (TSB) berdiri pada tanggal 23 Mei 2005 di Desa

Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi

Kalimantan Timur. Luas areal kebun keselurahan adalah 12.000 Ha, dan areal

yang sudah ditanami ± 9.484 Ha dengan luas kebun TSB1 5.821 Ha dan luas

kebun TSB2 3.663 Ha dan sudah berproduksi semuanya.

Perkebunan kelapa sawit PT. TSB yang berlokasi di Desa Saliki Muara

Badak Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut:

- Utara, berbatasan dengan Salo’ Bandang, Badak Ulu, Palacari.

- Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Anggana, Nilam, Ekor Burung.

- Barat, berbatasan dengan Salo’ Palai.

- Timur, berbatasan dengan Desa Saliki.

Akses menuju lokasi PT. TSB dapat ditempuh dari desa Saliki sekitar 35

menit dengan roda empat atau roda dua.

Pada tahun 2009 sudah memiliki pabrik kelapa sawit (TKS) sendiri dan

beroprasi hingga sekarang dengan kapasitas 40 ton TBS per jam. PT. TSB setiap

hari menrima dan mengolah TBS yang berasal dari kebun inti.
6

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi

Menjadi Salah Satu Perusahaan Agrobisnis Indonesia yang

Terkemuka dengan Pengelolaan Terbaik dan Memberikan Keuntungan

Tertinggi Misi

Meningkatkan Perkembangan Perusahaan dengan Standar Kualitas Tinggi,

Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Serta Memberikan Nilai Tambah yang

Lebih untuk Seluruh Stake Holder

C. Manajemen Perusahaan

Berdasarkan Visi dan Misi diatas, maka ditetapkan kebijakan manajemen yang

dijadikan sebagai pedoman dalam rangka mendukung Visi dan Misi perusahaan.

Kebijakan Manajemen yang ditetapkan PT. TSB dijadikan sebagai pedoman

manajemen dalam menjalankan kegiatan/oprasional perusahaan. Kegiatan tersebut

dituangkan dalam program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek

dengan selalu mengikuti perkembangan terkini.


7

1. General Estate Manager (GEM)

GEM bertugas memimpin seluruh kegiatan PT. TSB di Muara Badak secara

keseluruhan dalam bidang tanaman perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit, agar

dapat mengelola perusahaan dan memberikan keuntungan maksimal. Dalam

kegiatannya General Estate Manager dibantu oleh : Asisten GEM, HRD, Asisten

EHS, Asisten CE, Asisten By Product dan Estate Manager.

2. Estate Manager (EM)

EM bertugas memimpin segala kegiatan dan bertanggung jawab atas

operasional dalam bidang tanaman dan non tanaman agar tercapai produksi tandan

buah segar yang maksimal/sesuai target di Estatenya pada PT. TSB Kebun Sawit
8

dibagi dalam dua yaitu Kebun Kutai Utara (KKU) dan Kebun Kutai Selatan

(KKS) Estate Manager dibantu oleh Asisten Kepala.

3. Asisten Kepala (ASKEP)

Bertugas membantu Estate Manager dalam mengawasi kegiatan tanaman dan

mengkoordinir beberapa Asisten Afdeling demi kelancaran dilapangan.

4. Asisten Civi Enginering (CE)

Membantu GEM dan bertanggung jawab atas bangunan yang ada dalam

lingkup kebun dan membawahi semua kontraktor bangunan.

5. Asisten Afdeling

Bertugas membantu Asisten Kepala dan bertanggung jawab mengendalikan

kegiatan di lahan, baik menyangkut pemeliharaan tanaman dan pencapaian hasil

produksi sesuai dengan anggaran.

6. Asisten Teknik

Bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perawatan kendaraan, alat-alat

berat, peralatan dan mesin kebun, pengelolaan dan konstruksiyang meliputi

bangunan, jalan, jembatan dan drainase, dan bertanggungjawab terhadap

kendaraan dan alat berat.

7. Kepala Tata Usaha (KTU)

Estate Manager dalam kegiatannya dibantu oleh Kepala Tata Usaha. Kepala

Tata Usaha bertanggungjawab atas pembukuan, administrasi, dan keuangan

kebun, memonitor keberadaan asset perusahaan, dan memastikan ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan.


9

8. Mandor Satu (Mandor Kepala)

Membantu setiap Asisten Afdeling dalam pengawasan semua kegiatan di

lapangan agar tercapai kualitas dan target kerja lapangan yang ditetapkan

perusahaan.Mandor satu dibantu oleh mandor sesuai dengan bidang tugas, seperti

mandor pupuk, mandor panen, mandor penyemprotan, mandor umum dan lain-

lain.

9. Mandor

Mengawasi setiap unit pekerjaan dilapangan, mandor dibagi spesifikasi unit

pekerjaan dalam setiap devisi.

10. Kerani

Membantu Asisten dalam hal administrasi di setiap devisi. Setiap asisten

dibantu oleh satu kerani.

D. Waktu dan Tempat Magang Industri I

Pelaksanaan kegiatan Magang Industri I dilaksanakan pada tanggal 02

November 2021-13 November 2021 di PT. Tritunggal Sentra Buana, Estate TSB1

dan TSB2 Afdeling1 Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai

Timur, Provinsi Kalimantan Timur .


10

III. HASIL KEGIATAN MAGANG INDUSTRI I

A. Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 2. Pohon Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/perkebunan yang berguna sebagai

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon kelapa

sawit terdiri dari dua spesies yaitu Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera, yang

digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Pohon kelapa sawit Elaeis guineensis, berasal dari Afrika Barat diantara Angola

dan Gambia. Pohon kelapa sawit Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan

Amerika Selatan. Kelapa sawit menjadi popular setelah revolusi industry pada

akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk

bahan pangan dan industri sabun (Dinas Perkebunan Indonesia, 2007 : 1).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat mencapai 24 meter.

Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil,

apabila masak berwarna merah kehitaman. Daging dan kulit buah kelapa sawit

mengandung minyak. Minyak kelapa sawit digunakan sebagai bahan minyak


11

goreng, sabun dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak,

khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam.

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur dari

tubuh tumbuhan. Pengertian morfologi kelapa sawit adalah studi tentang

perkembangan bentuk dan struktur, fungsi serta bentuk fisik dari kelapa sawit.

1. Tujuan

Mempelajari morfologi kelapa sawit bertujuan untuk mengidentifikasi

tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan dapat dikenali dan

diklasifikasikan.

2. Dasar Teori

Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain

itu, juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas

untuk mendapatkan tumbuhan aerasi. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari akar

serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping

dan bercabang menjadi akar sekunder ke atas dan ke bawah dan akhirnya cabang-

cabang ini pun bercabang lagi yang disebut dengan akar tersier. Akar kelapa sawit

dapat mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Lubis, 2006).

Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm. Namun, diperkebunan umumnya

45-65 cm, pangkal batang lebih besar pada tanamn yang lebih tua. Batang kelapa

sawit merupakan batang tunggal yang tidak bercabang. Laju pertumbuhan batang

dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia dan Malaysia

pertumbuhan tinggi batang rata-rata 45 cm/tahun dan bisa mencapai 100 cm/tahun

bila berada pada kondisi yang sesuai. Tinggi batang bisa mencapai 20 meter lebih,
12

namun umumnya diperkebunan hanya berkisar antara 15-18 meter (Sianturi,

1990).

Seperti tanaman palma lainnya daun kelapa sawit merupakan daun majemuk.

Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.

Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang

tidak terlalu keras dan tajam bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung

batang (Hartono, 2002).

Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda

sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk

lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman kelapa sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril

sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih

unggul digunakan sebagai tetua jantan (Satyawibawa, 2008).

Buah kelapa sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu hingga

merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang

muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah

setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)

akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Kelapa sawit mengandung kurang lebi 80% pericarp dan 20% buah dengan

daging buah yang tipis sehingga kadar minyak dalam pericarp hanya mencapai

sekitar 34-40% (Satyawibawa, 2008).


13

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pengamatan serta

mengidentifikasi struktur atau bagian-bagian tanaman kelapa sawit adalah pokok

sawit, buku/kertas, pulpen dan gawai.

4. Prosedur Kerja

a. Mengamati setiap bagian-bagian dari tanaman kelapa sawit, kemudian catat

hasil pengamatan pada buku/kertas

b. Mencari informasi materi mengenai morfologi kelapa sawit di internet

c. Perhatikan struktur dan fungsi dari bagian-bagian kelapa sawit yang didapat

dari internet.

d. Catat hasil pencarian pada buku/kertas.

5. Hasil Kerja

Mempresentasikan hasil pengamatan dan pencarian di internet mengenai

morfologi kelapa sawit mulai dari akar, batang, daun, bunga dan buah secara

berkelompok.

6. Pembahasan

Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara didalam

tanah dan respirasi tanaman, selain itu juga sebagai penyangga berdirinya tanaman

pada ketinggian yang mencapai puluhan meter sampai tanaman berumur 25 tahun.

Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut, terdiri dari akar

primier, sekunder, tersier, dan kuarter. Akar primier umumnya berdiameter 6-10

mm keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal serta menghujam

kedalam tanah dengan sudut yang beragam. Akar primier bercabang membentuk
14

akar sekunder yang diameternya 2-4 mm. akar sekunder bercabang membentuk

akar tersier yang berdiameter 0,7-1,2 mm dan umumnya bercabang lagi

membentuk akar kuater. Akar tersier dan kuarter merupakan akar yang paling

aktif menyerap air, hara, mineral dan disebut sebagai akar napas. Secara umum,

system perakaran kelapa sawit lebih banyak berada dekat dengan permukaan,

tetapi pada keadaan tertentu akar juga dapat menjelajah lebih dalam.

Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil yaitu tanaman yang batangnya

tidak mempunyai kambiun dan umumnya tidak bercabang. Batang tanaman

kelapa sawit berfungsi sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah,

sebagai system pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar keatas

serta hasil fotosintesis dari daun kebawah serta kemungkinan juga berfungsi

sebagai organ penimbun zat makan. Batang tanaman kelapa sawit berbentuk

silinder dengan diameter 20 cm-75 cm.tanaman kelapa sawit yang masih muda,

batang tidak terlihat karena tertutup oleh pelepah daun. Pertambahan batang

tanaman kelapa sawit terlihat jelas setelah tanaman berumur 4 tahun. Batang

kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan pelepah daun menempel membalut

batang.Pada tanaman dewasa diameternya dapat mencapai 40-60 cm, bagian

bawah batangnya lebih gemuk disebut bongkol bawah. Tinggi batang tanaman

kelapa sawit bertambah 25-45 cm pertahun. Jika kondisi lingkungan sesuai,

pertambahan tinggi batang kelapa sawit dapat mencapai 100 cm pertahun. Tinggi

maksimum tanaman kelapa sawit yang ditanam di perkebunan antara 15-18 m,

sedangkan dialam mencapai 30 m. pertumbuhan batang tanaman kelapa sawit

tergantung jenis tanaman, kesuburan lahan dan iklim setempat.


15

Daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk bersirip genap dan

bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya lebih

dari 7,5-9 m. jumlah anak daun disetiap pelepah berkisar antara 250-400 helai,

daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat. Pada tanah yang subur,

daun cepat membuka sehinnga semakin efektif melakukan fungsinya sebagai

tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat respirasi. Semakin lama

proses fotosintesis berlangsung, maka semakin banyak bahan makan yang

dibentuk sehingga produksi akan meningkat. Jumlah pelepah, panjang pelepah,

dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Daun pertama yang keluar

pada stadia bibit berbentuk langset, beberapa minggu kemudian terbentuk daun

terbelah dua dan setelah beberapa bulan terbentuk daun seperti bulu. Pangkal

pelepah daun adalah tempat duduknya helain daun dan terdiri dari rachis, tangkai

daun dan duri, helai anak daun, ujung daun, lidi, daun dan daging daun. Filotaksis

adalah pola sususan daun-daun pada batang dan sangat menarik untuk tanaman

kelapa sawit, karena polanya sangat jelas dan dapat diamati dari bekas (Rumpang)

daun yang dapat bertahan lama di batangnya. Primordial dalam pola spiral mulai

dari titik tumbuh. Umumnya spiral genetic tanaman kelapa sawit memutar

kekanan dan hanya sejumlah kecil yang memutar kekiri.

Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (bunga jantan dan

bunga betina terdapat dalam satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama).

Bunga kelapa sawit akan timbul dari ketiak daun.bunga jantan berbentuk lonjong

memanjang sedangkan bunga betina agak bulat. Tanaman kelapa sawit akan mulai

berbunga pada saat berumur 12-14 bulan dan bernilai ekonomis 29 bulan. tandan
16

bunga jantan atau betina baru akan muncul dari ketiak pelepah daun yaitu 7-8

bulan sebelum matang atau 1-2 bulan sebelum anthesis. Satu tandan bunga betina

memiliki 100-200 spiklet dan setiap spiklet memiliki 15-30 bunga betina. Bunga

jantan memiliki spiklet sebanyak 100-250 dan setiap spiklet berisi 500-1500

bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari dengan jumlah jutaan. Fungsi

dari bunga kelapa sawit adalah untuk mengadakan reproduksi melalui

penyerbukan silang.

Buah sawit yang masih mentah berwarna hitam dan beberapa di antaranya

berwarna hijau, sedangkan buah yang matang berwarna kuning. Tanaman sawit

mengalami siklus pemanenan ditandai dengan lepasnya buah bagian luar dari

tandan dan jatuh ketanah. Berat buah beragam tergantung varietas yang

digunakan,ada yang memiliki berat rata-rata 13 gram, 18-20 gram bahkan

mencapai 30 gram. Fungsi buah sendiri sebagai produksi utama kelapa sawit yang

mengasilkan minyak sawit. Berdasarkan asalnya, minyak kelapa sawit ada dua

jenis yaitu minyak kelapa sawit dari daging dan inti sawit. Buah kelapa sawit

terdiri dari tiga bagian yaitu eksocarp, mesocarp, dan endocarp. Didalam buah

kelapa sawit terdapat cangkang yang keras yang disebut biji. Biji terdiri dari atas

endosperm (inti), embrio, dan cangkang. Endosperm merupakan cadangan

makanan bagi pertumbuhan embrio. Berdasarkan ketebalan cangkang dan daging

buah, kelapa sawit dibedakan menjadi dura (cangkang tebal daging tipis), tenera

(cangkang agak tipis daging tebal), dan fisipera (cangkang sangat tipis dagingnya

tebal).
17

7. Kesimpulan dan Saran

Dengan mempelajari morfologi tanaman kelapa sawit, mahasiswa mengetahui

struktur atau bagian-bagian dari tanaman kelapa sawit yang terdiri dari akar,

batang, daun, bunga jantan dan bunga betina, serta buah yang berupa tandan.

Setiap bagian dari tanaman kelapa sawit memiliki fungsi yang berperan dalam

proses respirasi, penyerapan unsur hara dan reproduksi.

Agar mahasiswa lebih memahami tentang morfologi tanaman kelapa sawit,

sebaiknya mahasiswa mencari referensi dari beberapa sumber sehingga saat

kegiatan pengamatan berlangsung mahasiswa memiliki gambaran tentang objek

yang diamati.

B. Pengendalian Gulma Tim Unit Semprot (TUS)

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh disekitaran tanaman budidaya yang

kehadirannya tidak diinginkan dan umumnya merugikan karena dapat

menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas

produksi, menjadi sarang hama dan penyakit, persaingan unsur hara dengan

tanaman budidaya, mengganggu operasional dilapangan dan meningkatkan

risiko kebakaran saat kemarau. Terdapat empat jenis gulma berdasarkan

morfologi dan botaninya yaitu gulma teki-tekian (sedges) contoh : Cyperus

rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides. Gulma daun lebar

(broadleaves) contoh : Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia

crassipes. Gulma rerumputan (grasses) contoh : Imperata cylindrica, Echinochola

crusgali, Cynodon dactylon. Gulma pakis-pakisan (fern) contoh : Dryopteris

aridus, Neprolepis biserata, Neprolepis exaltata.


18

Pengendalian gulma adalah usaha yang dilakukan untuk menekan laju

perkembangbiakan gulma agar tidak mengganggu tanaman budidaya.

Pengendalian gulma dapat dilakukan secara fisik/mekanis, kimia dan biologi.

Pengendalian secara fisik/mekanis diperkebunan kelapa sawit dilakukan dengan

cara garuk piringan menggunakan cados. Pengendalian kimia dilakukan dengan

kegiatan penyemprotan menggunakan herbisida. Pengendalian gulma secara

biologi dilakukan dengan menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti

insekta.

Gambar 3. Tim Unit Semprot (TUS)

Pengendalian gulma merupakan salah satu kegiatan penting dalam

perkebunan tanaman kelapa sawit. PT. Tritunggal Sentra Buana memiliki tim

khusus dalam mengendalikan gulma di perkebunan kelapa sawitnya. Tim tersebut

disebut Tim Unit Semprot (TUS). TUS adalah kelompok yang terdiri dari tenaga

kerja semprot dan dilengkapi dengan fasilitas mobilisasi, alat semprot, dan APD

untuk memaksimalkan kualitas kerja sehingga lebih efektif dan efisien. PT. TSB

memiliki dua TUS, yaitu TUS Kebun TSB1 dan TUS Kebun TSB2. Kelebihan

pengendalian gulma dengan TUS yaitu kegiatan pengendalian gulma lebih

terarah, kualitas kerja semprot lebih efektif dan efisien, meminimalkan losses
19

racun, lebih menghemat biaya, K3 tenaga kerja lebih terjamin, penghematan

tenaga supervisi (mandor), kualitas pencampuran herbisida lebih baik, dan sarana

prasarana penyemprotan terpenuhi.

1. Tujuan

Pengendalian gulma diperkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menekan

pertumbuhan gulma di areal pokok kelapa sawit seperti pasar pikul, TPH, piringan

dan gawangan mati. Jika kehadiran gulma tidak dikendalikan, maka akan

mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan serta produktifitas kelapa sawit.

2. Dasar Teori

Salah satu tantangan terbesar dalam peningkatan potensi kelapa sawit

diindonesia adalah gulma. Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam

tumbuhan pengganggu tanaman pohon perkebunan sehingga perlu dilakukan

tindakan pengendalian. Keberadaan gulma disekitar tanaman menimbulkan

kerugian yang besar, walaupun secara perlahan-lahan (Putrantoadi S, S.P).

Menurut Pahan (2008) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus

dikendalikan, yaitu ilalang digawangan dan piringan efektif dikendalikan secara

kimia dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Gulma rumput

dipiringan dapat dikendalikan baik secara manual maupun kimia. Gulma berkayu

dapat dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu. Kegiatan pemeliharaan

berperan penting dalam upaya peningkatan produksi kelapa sawit. Salah satu

kegiatan utama dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit adalah pengendalian

gulma.
20

Gulma dilahan perkebunan tidak harus selalu dikendalikan dari awal sampai

panen. Pengendalian harus dilakukan pada waktu yang tepat, sehingga biaya,

waktu dan tenaga dapat lebih hemat. Waktu yang tepat untuk mengendalikan

gulma adalah waktu periode kritis tanaman, yaitu periode dimana tanaman sangat

peka terhadap factor lingkungan. Periode ini biasanya terjadi umur 1/4 atau 1/3

sampai ½ umur tanaman (Zakaria dan Burhan 1999).

Beberapa laporan menginformasikan pengaruh gulma pada perkebunan

kelapa sawit dapat mengurangi produksi panen kelapa sawit. Mikania micrantha

misalkan,dilaporkan dapat menurunkan produksi Tandan Buah Segar (TBS)

sebesar 20% karena pertumbuhannya sangat cepat dan mengeluarkan zat yang

bersifat racun bagi tanaman (Pahan, 2008).

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pengendalian gulma di

perkebunan kelapa sawit yaitu, knapsack/kep, truk tanki, air, herbisida, APD

lengkap, bendera merah dan kuning.

4. Prosedur Kerja

a. Pengisian tangki air dilakukan oleh supir dan tukang air pada sore hari.

Sumber air dapat menggunakan air yang dapat menggunakan air yang ada di

traksi atau sumur yang bersih airnya.

b. Sebelu membuat bon permintaan herbisida, asisten wajib melihat

kondisi/kerapatan gulma di blok yang akan disemprot dan menentukan berapa

dosis/ha dan konsentrasinya.


21

c. Pencampuran racun dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 06.00 di gudang

sentral. Pecampuran hebisida harus disaksikan oleh asisten dan/atau askep.

Bon permintaan herbisida sudah harus dibuat 1 hari sebelumnya dan petugas

gudang harus hadir sebelum pukul 06.00 Kendaraan unit semprot sudah

stand-by di gdang sebelum pukul 06.00. Tidak dibenarkan membawa bahan

murni ke lapangan.

d. Pengadukan larutan harus merata. Gunakan pengaduk yang sudah ada di

tangka.

e. Pecampuran harus sudah selesai dilakukan pada pukul 06.00 dan / kendaraan

segera menjemput karyawan semprot di Afdeling.

f. Unit semprot siap beroperasi pada pukul 06.30

g. Setiap karyawan diwajibkan membawa alat kerja cados untuk pekerjaan

Dongkel Anak Kayu sebagai cadangan apabila hari hujan.

h. Siapkan ember yang berisi air bersih untuk membersihkan/membilas pipa dan

nozel yang kena biji-bijian rumput.Ember diletakkan diatas tanah dan setiap

tukang semprot sebelum menurunkan tangkinya. (untuk mengisi larutan),

diwajibkan mencelupkan ujung pipa/ozelnya (exectention lance) ke dalam air

ember tersebut untuk membilas/membuang biji-bijian rumputyang melekat

i. Penyemprotan jalur tanam dilakukan dengan cara:1 orang tiap 1 pasar pikul.

Areal yang disemprot adalah piringan, jalan pikul, jalan/rintis tengah, rintis

piringan dan TPH.

j. Setiap afdeling harus kosisten dalam pemakaian jumlah hari yang telah

dijatahkan. Bila dalam hari yang telah ditentukan itu ada hari hujan, maka
22

penggantinya diambil dari 5 hari yang telah dicadangkan sebagai hari hujan

(program semprot setiap bulan dibuat hanya 20 hari kerja).

k. Pengancakan kerja untuk alat semprot yang hanya dapat ½ jalan pikul,

dilakukan dari collection road (CR) sampai kepasar tengah. Setelah sampai

dipasar tengah, tangki diisi lagi dengan larutan dan penyemprotan

dilanjutkan ke ancak berikutnya dari batas bendera kuning sampai habis

ancak kerja semprot pada hari itu.

l. Untuk alat semprot yang dapat mengcover 1 jalan pikul, pengancakan

dilakukan dari CR selamjutnya. Kendaraan harus berpindah ke CR

selanjutnya segera setelah selesai pengancakan.

m. Dalam melakukan aplikasi penyemprotan, pekerja dilarang melakukan

penyemprotan bahan kimia di daerah sempadan sungai (50 meter dari kiri

dan kanan sungai dilarang untuk menerapkan agrokimia).

n. Setiap selesai pekerjaan semprot, mandor wajib melaporkan pemakaian

herbisida, luas yang disemprot dan outputnya per HK kepada krani afdeling.

Buku kegiatan harus diparaf oleh asisten Afdeling yang bersangkutan setiap

harinya dan diketahui oleh askep setiap selesai program di rayonnya

5. Hasil Kerja

Luas areal yang diusahakan di Kebun TSB1 Afdeling1 adalah 967 Ha, yang

terdiri atas tanaman menghasilkan tahun tanam 2006-2009.

Kegiatan pengamatan dilakukan pada tanggal 06 November 2021 di blok

C19,C31 dan C32 tahun tanam 2006. Sasaran semprot adalah TPH, piringan

dan pasar pikul. Dominan gulma pada blok C19,C31 dan C32 adalah daun lebar,

lunak dan
23

daun sempit. Jenis bahan yang digunakan adalah Glyphosat + Methyl dengan

dosis 0,25 L/Ha. Konsentrasi atau perbandingan pelarut dengan zat terlarut adalah

0,6%. Jenis nozzle untuk menyemprot adalah VLV 100. Jumlah tenaga kerja TUS

yang digunakan sebanyak 17 orang. Output Kep/TK adalah 10. Maka untuk

mengetahui jumlah air yang akan digunakan adalah 17 TK x 10 Kep/TK x 15

L/Kep (Kapasitas per Kep) = 2.550 L.

Kualitas pengendalian gulma dengan Tim Unit Semprot (TUS) jauh lebih

terarah serta lebih efektif dan efisien. Sehingga hasil yang diperoleh lebih

maksimal.

6. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan hasil kerja, Tim Unit Semprot (TUS) melakukan

pengendalian gulma seusai dengan SOP yang diterapkan oleh pihak perusahaan.

Baik dari prosedur kerja pencampuran racun dengan air maupun prosedur kerja

dilapangan.

Kendala yang sering dialami dalam kegiatan pengendalian gulma yang tidak

dapat diprediksi salah satunya adalah cuaca. Ketika hujan turun makan kegiatan

penyemprotan akan ditiadakan atau diberhentikan.

7. Kesimpulan dan Saran

Kegiatan penyemprotan dengan Tim Unit Semprot (TUS) lebih efektif karena

mencakup seluruh kebun di perusahaan dengan dilengkapi fasilitas mobilisasi, alat

semprot serta APD yang lengkap. Penerapan K3 oleh TUS sangatlah baik, dengan

penggunaan APD lengkap serta menjaga kebersihan tenaga kerja akan terjamin

kesehatannya.
24

C. Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit

Gambar 4. Pupuk

Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara

yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses

pertumbuhannya agar bisa berkembang secara maksimal.

Berdasarkan kandungan unsur utamanya pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu

pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang

mengandung satu unsur hara seperti Urea (N), RP (P), MOP (K), Kieserite (Mg),

dan HGFB (B). Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih

dari satu unsur seperti NPK 12:12:17:2 + TE yang mengandung N 12%, P 2O5

12%, K2O 17% dan MgO 2%, Agroblen 18:8:9:3 yang mengandung N 18%, P2O5

8%, K2O 9% dan MgO 3%.

Berdasarkan jumlah unsur yang dibutuhkan tanaman pupuk dibedakan

menjadi pupuk makro dan pupuk mikro. Pupuk makro adalah pupuk yang

diperlukan tanaman dalam jumlah besar, contoh N, P, K dan Mg. Sedangkan,

pupuk mikro adalah pupuk yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit dan

mutlak tersedia, contoh B, Cu, Zn, Fe, Mn.


25

Dalam perkebunan kelapa sawit pemupukan termasuk dalam kegiatan

penting. Pupuk sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

kelapa sawit karena fungsinya tidak bisa di subtitusi secara langsung dengan

material lain. Selain itu, pupuk paling berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman dan produksi TBS baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pupuk

dikatakan paling berpengaruh terhadap produksi karena setiap 1 ton TBS yang

dihasilkan mengandung hara setara dengan 6,3 Kg Urea, 2,1 Kg TSP, 7,3 Kg KCl,

dan 4,9 Kg Kieserite. Hara tersebut harus dikembalikan dalam bentuk pupuk.

Namun, jumlah pupuk yang diberikan akan lebih besar dari hara yang terbawa

panen karena ada hara yang tercuci, menguap dan terjerap misel tanah. Pupuk

juga sebagai komponen cost paling penting.

Pemupukan adalah kegiatan pemberian nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

tanaman. Dari kegiatan ini, tanaman kelapa sawit akan mendapatkan unsur hara,

nutrisi dan mineral yang cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

PT. Tritunggal Sentra Buana tidak hanya mengaplikasikan pupuk kimia pada

tanaman kelapa sawitnya, tetapi juga mengaplikasikan pupuk organik. Pupuk

organik yang diaplikasikan merupakan hasil dari pengolahan TBS di pabrik

kelapa sawit berupa limbah cair Land Aplikasi (LA), jangkos dan solid.

1. Tujuan

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kecukupan unsur

hara yang seimbang pada setiap tanaman agar di peroleh pertumbuhan vegetatif

dan pencapaian produksi yang optimal. Hara yang terbatas jumlahnya akan

menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan hasil yang akan diperoleh.


26

2. Dasar Teori

Produktifitas tanaman kelapa sawit yang tinggi dapat dicapai dengan

pemeliharaan yang intensif. Salah satu faktor utama yang berpengaruh dalam

pertumbuhan dan produktifitas kelapa sawit adalah pemupukan. Pemupukan

merupakan pemberian unsur hara kedalam tanah untuk menjaga keseimbangan

hara yang dibutuhkan tanaman dan mengganti hara yang hilang terbawa hasil

panen.

Adiwiganda (2007) menyatakan bahwa pemupukan pada kelapa sawit secara

rutin dan cukup serta berimbang menjadi lebih penting karena kemampuan dari

kelapa sawit untuk mengabsorbsi unsur hara yang jauh didalam tubuh tanah

adalah rendah. Penyebaran feeding root (penyerapam akar) kelapa sawit terbatas

pda 0-60 cm. selain itu,kondisi kesuburan tanah pada kedalaman 0-60 cm juga

sangat dipengaruhi oleh variasi iklim yang cenderung menurunkan tingkat

kesuburan tanah, baik dalam kondisi terlalu kering maupun terlalu basah.

Menurut Poeloengan (2003) pemupukan menjadi satu keharusan karena

kelapa sawit tergolong tanaman yang sangat konsumtif. Kekurangan salah satu

unsur hara akan segera menunjukkan gejala defisiensi dan mengakibatkan

pertumbuhan vegetative terhambat serta produksi menurun. Selanjutnya

Adiwiganda (2007) menyatakan bahwa upaya pemupukan pada tanaman kelapa

sawit harus dapat menjamin pertumbuhan vegetatif dan generatif yang normal

sehingga dapat memberikan produksi tandan buah segar (TBS) yang optimal serta

menghasilkan minyak sawit mentah (CPO) yang tinggi baik kuantitas maupun

kualitasnya.
27

3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pengaplikasian pupuk diantaranya,

pupuk yang akan diaplikasikan, tas karung/ gendongan, takaran pupuk, Dump

Truck (DT) dan APD lengkap.

4. Prosedur Kerja

a. Pastikan bahwa takaran yang dibawa sesuai dosis yang akan akan diguanakan

dan sesuai dengan jumlah penabur.

b. Penaburan pupuk pada masing-masing pokok harus dimulai dar batas/rintis

tengh blok manuju collection road sesuai arah barisan tanaman.

c. Pada TBM dan TM umur s/d 5 tahun,semua pupuk disebar didalam piringan

secara melingkar dan merata.Tidak dibenarkan menabue pupuk terputus-

putus (1/2 atau 1/3 lebar piringan).

d. Jarak penabur pupuk dari pokok tergantung dari jenis pupuk yang akan

ditabur dan umur tanaman.

e. Pada TM umur lebih dari 6 tahun, pupuk Urea disebar merata secara

melingkar mulai dari radius 1,0 m dari batang sampai batas luas

piringan.Pupuk-pupuk lainnya disebar diluar piringan mulai dari batas

lingkaran hingga 1,5 m kea rah luar (3,5 m dari batang).

f. Untuk tanah miring hanya ditabur ½ lingkaran. Demikian juga untuk tanaman

yang sangat dengan parit.

g. Dalam melakukan aplikasi penaburan pupuk, pekerja dilarang menaburkan

pupuk di daerah sempadan sungai (50 meter dari kiri dan kanan anak sungai)

dilarang untuk menerapkan agrokimia/pemupukan).


28

h. Mandor I dan Asisten Afdeling agar membiasakan mengerti penaburan yang

tepat dari masing-masing dosis, sehingga secar visual sudah dapat

mengetahui ada tidaknya penyimpanan penaburan pupuk di piringan.

i. Supervisi yang ketat merupakan keharusan. Mandor yang bertanggung jawab

didalam pemupukan harus selalu berada di lokasi dimana pemupukan

dilakukan. Asisten Afdeling harus selalu melakukan pengecekan dan

memastikan bahwa pupuk telah ditaburkan sesuai dengan dosis yang tepat

pada tempat yang telah ditentukan.

5. Hasil Kerja

Luas areal yang diusahakan di Kebun TSB2 Afdeling1 adalah 967 Ha, yang

terdiri atas tanaman menghasilkan tahun tanam 2006-2009.

Pengamatan dilakukan pada tanggal 02 November 2021 blok A01 dengan

luas lahan 15 Ha tahun tanam 2008. Jumlah tenaga kerja yang di gunakan untuk

blok A01 adalah 13 orang. 1 tenaga kerja memiliki target 24 untilan, maka dengan

berat untilan NPK-13 17 Kg, output Kg/HK adalah 24 untilan/HK/TK x 17

Kg/untilan = 408 Kg/TK/HK. Kemudian 408 Kg/TK/HK x 13 TK = 5.304 Kg/HK

atau 5 ton. Maka pupuk urea yang diaplikasikan pada blok A01 sebanyak 5 ton

dengan jumlah tenaga kerja 13 orang.

Dalam mengaplikasikan pupuk tenaga kerja menabur pupuk urea di

gawangan mati sesuai rekomendasi dari R&D. Hal ini dilakukan karena dibawah

tumpukan pelepah yang disusun digawangan mati terdapat akar kuarter dan tersier

sebagai akar yang paling aktif dalam menyerap unsur hara.


29

6. Pembahasan

Pemupukan yang dilakukan oleh tenaga kerja telah memenuhi Standar

Operasional Prosedur (SOP). Baik prosedur kerja maupun penggunaan APD nya.

Namun, dalam kegiatan pemupukan tidak luput dari kendala seperti kondisi lahan

yang berupa gunung, rawa, terasan dan semak yang menyulitkan tenaga kerja

dalam mengaplikasikan pupuk. Selain itu, akses jalan menuju blok yang tidak

dapat dijangkau oleh DT mengakibatkan tenaga kerja harus melakukan langsir

pupuk secara manual. Biasanya hal ini terjadi setelah hujan turun sehingga jalan

menjadi licin.

7. Kesimpulan dan Saran

Pemupukan yang dilakukan di PT. Tritunggal Sentra Buana dilakukan secara

terorganisir baik dari perencanaan maupun realisasinya. Kegiatan pengaplikasian

pupuk juga dilakukan dengan 5T (Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat

Cara, dan Tepat Tempat) sehingga hasil yang diperoleh lebih efektif.

Akses jalan rusak merupakan kendala dalam proses pemupukan karena

menyulitkan tenaga kerja dalam melangsir pupuk. Hal ini mengakibatkan tenaga

kerja harus melakukan langsir pupuk secara manual.

Ketersediaan pupuk non subsidi juga menjadi salah satu kendala dalam

pemupukan. Kelangkaan yang kadang terjadi dapat menghambat berlangsungnya

kegiatan pemupukan di perkebunan. Untuk mengatasi ketersediaan pupuk non

subsidi yang mengalami kelangkaan, maka perusahaan memanfaatkan limbah

hasil pengolahan TBS menjadi pupuk organik.


30

Sebaiknya seluruh Asisten Afdeling menekankan kepada tenaga kerja

perawatan untuk melakukan kegiatan perawatan jalan secara rutin agar tidak

menghambat setiap pekerjaan.

A. Menajemen panen
1. Tujuan
Panen bertujuan untuk memanen buah kelapa sawit dalam bentuk berondolan dan
janjangan sehingga menghasilkan produktvitas bagi perusahaan.
2. Dasar teori
Untuk mendapatkan TBS dengan rendemen yang tinggi, pelaksanaan harus
dilakukan sebaik mungkin dan sesuai standar matang panen, serta pelaksanaan
transportasi yang baik (tidak ada buah restan). Kandungan asam lemak yang rendah (<
3%) akan didapatkan dengan melakukan panen sesuai dengan standar matang panen dan
pengangkutan yang lancar segera setelah buah dipanen. Jalan adalah prasarana yang
mutlak ada dan membutuhkan biaya investasi cukup tinggi. Kerusakan jalan akan
memperlambat pengangkutan TBS ke pabrik dan pupuk dari gudang ke lapangan (Pahan,
2015).
3. Alat dan bahan

Gambar 2.2 Peralatan Panen Gambar 2.3 Angkong

4. Prosedur kerja
a. Perencanaan
Membuat Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang berisi informasi kebutuhan tenaga
kerja sarana dan prasarana, kegiatan pekerjaan, divisi, sub blok, tahun tanam, luasan Ha
31

per blok, lalu dijabarkan didalam Rencana Kerja Bulanan (RKB) yang dibuat oleh
assisten divisi, serta Rencana Kerja Harian (RKH) oleh mandor.
b. Pengorganisasian
a) Taksasi Produksi Harian (AKP)
Taksasi adalah perkiraan buah matang yang bisa dipanen keesokan harinya. Jumlah
pohon sample yang dimati yaitu 15-20 % pohon /blok. Pohon sample harus terbesar di
blok, agar dapat mewakili semua pokok yang ada dalam blok.
Setelah diketahui berapa tandan yang harus dipanen keesokan harinya, kerapatan
panen dihitung untuk mengetahui secara keseluruhan jumlah tandan yang bisa di panen
pada esok hari. Misalnya terdapat 24 tandan dalam 1 blok dengan jumlah populasi 100
pokok, maka 24/100 = 0,24 = 1:4 artinya bahwa dalam 4 baris pohon terdapat satu tandan
yang bisa di panen. Perkiraan jumlah tandan secara keseluruhan dalam 1 blok 100:4 = 25
tandan. tujuan taksasi produksi harian adalah untuk memperkirakan jumlah tandan yang
akan di produksi hari esok, sehingga diketahui jumlah tenaga pemanen yang dipersiapkan
dan jumlah alat transportasi untuk mengangkut hasil panen.
b) Melakukan evaluasi kerja kemarin dan membahas kerja yang akan dilakukan hari ini pada
saat apel pagi, arahan kerja akan dilakukan oleh asisten afdeling kepada mandor kemudian
disampaikan oleh mandor kepada karyawan. Mandor membagi ancak panen karyawan dan
memastikan semua ancak telah terima.
c) Mandor mencari karyawan pengganti untuk ancak kosong apabila ada karyawan yang tidak
masuk.
c. Pelaksanaan
a) Panen dilakukan dengan menggunakan dodos untuk tanaman berumur <5 tahun dan egrek
untuk (umur > 5 tahun).
b) Sebelum tangkai tandan dipotong, pelepah yang menghalangi ditunas terlebih dahulu.
c) Tandan yang jatuh, tangkainya dipotong rapat berbentuk hurup V.
d) Pelepah yang sebelumnya ditunas disusun rapi digawangan mati.
e) Selanjutnya Tandan Buah Segar (TBS) tersebut di angkut ke tempat pengumpulan hasil
(TPH) dengan menggunakan gancu dan archo.
f) Brondolan yang ada dipiringan juga dikutip semua dan diangkut ke TPH bersama tandan.
g) Di TPH buah disusun rapi dengan lima tandan dalam satu baris.
h) Selama proses pemanenan, diusahakan agar tidak terjadi pelukaan pada tandan buah karena
akan menurunkan kadar Asam lemak bebas(ALB) dalam buah.
d. Pengawasan
setelah mandor memberikan ancak pada para pemanen dan melakukan kegiatan
panen tugas selanjutnya ialah melakukan pengawasan dalam pemanenan, pengawasan
32

dalam panen dilakukan dengan 2 cara yaitu mutu buah dan mutu ancak.
1. Mutu buah
Mutu buah di lakukan pada saat kegiatan panen berlangsung dan buah sudah berada
pada TPH sebelum buah di angkut. Adapun tujuan dari kegiatan mutu buah yang dilakukan
untuk memeriksa dan memastikan kualitas buah yang di panen oleh karyawan agar sesuai
oleh standar perusahaan.
2. Mutu Ancak
Mutu Ancak di lakukan sehari setelah kegiatan panen berlangsung pada blok yang di
panen. Mutu ancak bertujuan meliah kualitas kerja karyawan dan memastikan tidak ada
buah tinggal dan ancak tidak terpanen
Pengawasan dilakukan oleh Assisten afdeling dan mandor panen, memastikan tidak
ada janjang maupun berondolan buah kelapa sawit yang tertinggal. Serta memastikan buah
yang sudah dipanen terkirim semua ke PKS
e. Evaluasi
Asisten dan mandor melakukan mutu ancak di sore hari, untuk mengetahui kondisi
ancak panen karyawan kemudian hasil mutu ancak akan di bahas pada saat melakukan apel
sore dikantor afdeling. Kemudian hasil dari evaluasi di apel sore akan disampaikan kepada
karyawan pada saat apel pagi.

f. Perbaikan
a) Asisten memastikan bahwa semua buah yang telah di panen di angkut ke PKS.
b) Asisten dan mandor memastikan tidak ada lagi panen buah mentah dan tinggal pada pusingan
berikutnya
c) Memberikan sanksi sesuai SOP yang ada untuk memberi efek jera pada karyawan yang sering
melakukan kesalahan.
g. Administrasi
Membuat dua belas administrasi potong buah
a) Peta Seksi Panen
Dalam mempermudah proses pemanenan maka dibuatlah seksi panen, seksi panen dibuat
berdasarkan hari efektif kerja yaitu 6 hari, sehingga terdapat 6 seksi panen, yaitau dari seksi A-F.
Sehingga pusingan potong buah akan bervariasi 4-5 kali.

Bentuk dari peta seksi panen yaitu memiliki 6 warna yang berfungsi untuk membatasi wilayah
seksi panen satu dengan seksi panen lainnya, dan terdapat luasan setiap seksi serta arah mata angin.
33

Adapun tujuan dari peta seksi panen adalah sebagai berikut:

- Wilayah panen terkonsentrasi


- Memudahkan kontrol / supervisi
- Kebutuhan tenaga panen relatif sama
- Rata-rata produksi relatif sama sehingga kebutuhan kendaraan sama
- Meningkatkan keamanan TBS di lapangan
b) Pusingan Potong Buah
Pusingan/rotasi potong buah merupakan salah satu aspek atau faktor yang paling menentukan
di lapangan untuk mendapatkan produksi per hektar yang tinggi dan biaya per kilogram yang
rendah serta FFA yang rendah. Pusingan/rotasi potong buah juga mempengaruhi transport dan
pengolahan di pabrik. Demikian pentingnya aspek pusingan potong buah.
Pusingan potong buah harus dijaga/dipertahankan 7 (tujuh) hari. Hal tersebut dilakukan agar
kuantitas dan kualitas produksi dapat tercapai. Untuk menghindari keterlambatan pusingan pada
bulan-bulan libur panjang (misalkan, hari raya), maka dapat dilakukan percepatan pusingan potong
buah menjadi 5-6 hari. Sehingga pada saat setelah libur panjang, pusingan potong buah di suatu
blok masih bisa dipertahankan dibawah 10 hari.
c) Taksasi Harian
Taksasi adalah perkiraan buah matang yang bisa dipanen keesokan harinya. Jumlah pohon
sample yang dimati yaitu 15-20 % pohon /blok. Pohon sample harus terbesar di blok, agar dapat
mewakili semua pokok yang ada dalam blok.
Setelah diketahui berapa tandan yang harus dipanen keesokan harinya, kerapatan panen
dihitung untuk mengetahui secara keseluruhan jumlah tandan yang bisa di panen pada esok hari.
Misalnya terdapat 24 tandan dalam 1 blok dengan jumlah populasi 100 pokok, maka 24/100 = 0,24
= 1:4 artinya bahwa dalam 4 baris pohon terdapat satu tandan yang bisa di panen. Perkiraan jumlah
tandan secara keseluruhan dalam 1 blok 100:4 = 25 tandan. tujuan taksasi produksi harian adalah
untuk memperkirakan jumlah tandan yang akan di produksi hari esok, sehingga diketahui jumlah
tenaga pemanen yang dipersiapkan dan jumlah alat transportasi untuk mengangkut hasil panen.

Jumlah janjang
1) AKP = ×100%
Jumlah pokok
2) Jjg panen = luas areal x sph x %AKP
3) Tonase = jumlah jjg x bjr

jmlh janjang
4) Kebutuhan TK =
basis

jmlh tonase
5) Output ton/HK=
jmlh hk
34

jmlh tonase
6) Kebutuhan unit =
kapasitas DT

tonase
7) Jmlh tk muat =
output muat

luas
8) Ha cover =
kebutuhan tk
d) Notes Potong Buah
Tujuan notes potong buah agar setiap hari kerja para karyawan potong buah dapat melihat
prestasi kerja panennya masing-masing, misalnya pendapatan premi, jumlah buah yang terpanen,
lebih borong, denda dan sebagainya. Dengan kata lain buku kecil/notes ini merupakan duplikat
buku premi potong buah yang diserah¬kan kepada setiap karyawan potong buah demi turut
membantu usaha mencegah manipulasi terhadap angka-angka. Selain itu, notes potong buah
bertujuan untuk mengetahui jumlah janjang dipanen, BJR dan output per karyawan potong buah
dan premi potong buah.
Dengan adanya notes ini (dianggap sebagai buku tabungan), karyawan potong buah menjadi
termotivasi untuk banyak memotong buah lebih borong sehingga menaikkan output yang akhirnya
dapat menyelesaikan ancak pada hari tersebut.
e) Mutu Ancak dan Mutu Buah
Memeriksa mutu buah/TBS di TPH yang dipanen setiap hari di masing-masing afdeling
serepresentatif mungkin (sampling intensity di atas 6%). Dari data ini akan dibuat peta distribusi
mutu buah (peta buah mentah, peta serangan tikus, dan lain-lain) sehingga dapat dipakai oleh
managemen kebun dalam melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kualitas panen/potong buah
dan hal-hal lainnya di lapangan.
Memeriksa kualitas ancak panen yang dipanen pada hari sebelumnya di masing-masing
afdeling dengan sampling intensity di atas 6% sehingga diperoleh sampel yang representatif. Dari
data yang dihasilkan di dalam pemeriksaan ancak ini, maka akan dibuat peta distribusi kualitas
ancak (peta buah tinggal, peta brondolan tinggal, peta pelepah sengkleh, dan lain-lain).
Menentukan angka pemeriksaan losses buah tinggal dan losses brondolan di lapangan yang
akan dipergunakan oleh managemen sebagai kajian lebih lanjut mengenai segala aspek kebijakan
dan managemen panen/potong buah.
Memanfaatkan data pemeriksaan mutu buah dan ancak panen yang dilakukan secara rutin oleh
kebun setelah usaha standarisasi berjalan dengan baik.

f) Rekap Buah Mentah dan Brondolan Tinggal


35

Dari hasil rekap buah mentah dan brondolan tinggal dapat dilihat bagaimana kinerja karyawan,
sehingga dapat membantu dalam penentuan denda. Apabila banyak terdapat buah mentah akan
berefek pada produksi minyak sawit, atau berdampak dalam penurunan OER.

g) Harvest Management System


Harvest Management System adalah suatu program pengangkutan TBS dengan sistem operasi
android yang dikembangkan di KPN Group. Tujuannya untuk mempermudah sistem administrasi
dalam pengangkutan TBS yang digunakan oleh kerani buah sebagai pengganti buku penerimaan
TBS.

Adapun alur penggunaan HMS adalah sebagai berikut:

- Mengisi kolom nama pemanen


- Mengisi kolom nama/nomor blok
- Mengisi kolom jumlah janjang
- Mengisi kolom jumlah buah mentah, buah busuk dan jangkos, buah lewat matang, buah
abnormal, buah dengan tangkai panjang, dan buah dimakan tikus.
- Mengisi kolom alas brondolan
- Mengambil dokumentasi TBS di TPH sebagai tanda bukti jumlah janjang
- Melakukan dengan cara memilih menu NFC kemudian tekan “ok”
Setelah kegiatan pengangkutan selesai, lakukan penguploadan data TBS yang dipanen pada
hari tersebut. Adapun alur penguploadan data panen adalah sebagai berikut:

- Pilih menu pengaturan


- Sinkronisasi
- Pilih upload dan sinkron
- Pilih jenis jaringan
- Tekan “Yes”
h) Premi Potong Buah
Buku premi potong buah bertujuan untuk mengetahui premi pemanen per mandoran,
mengetahui premi supervisi, dan sebagai dasar pembuatan checkroll gaji pemanen.

Jumlah borong TBS ditetapkan sebagai berikut:

- Rata-rata kemampuan seorang karyawan memanen TBS selama 7 jam per hari biasa dan 5
jam pada hari Jumat
- Keadaan tanaman dalam blok-blok yang bersangkutan, misalnya pada tanaman tua yang
sudah tinggi, tanaman muda yang masih rendah, kondisi setempat dan sebagainya
36

- Setelah siap borong, kepada karyawan diberikan kesempatan dan harus dimotivasi untuk
meneruskan potong buah sebagai over borong dengan tarif yang sangat menarik untuk
karyawan sendiri maupun untuk perusahaan.
- Sistem premi harus disertai sanksi-sanksi atau denda yang cukup adil, baik untuk karyawan
sendiri maupun untuk perusahaan.
- Standar premi yaitu tarif siap borong, termasuk kutip brondolan, lebih borong, denda-denda
dan jumlah borong, harus diperhatikan anggaran yang sedang berjalan dan standar premi
sebelumnya, apakah sesuai anggaran dan masih cukup menarik.

i) Buku Kerja Mandor (BKM)


j) Monitoring Produksi
k) Biaya Produksi Harian
Dari biaya harian kita dapat mengetahui berapa cost yang kita keluarkan untuk biaya harian ,
apakah biaya yang keluar normal ataukah melebih cost yang telah diberikan sehingga kita dapat
melakukan perbaikan di kemudian hari.

Tujuan dari biaya produksi harian adalah untuk mengetahui produksi dan Rp/Kg panen perhari
serta untuk mengetahui faktor penyebab yang mempengaruhi Rp/Kg perhari.

l) Biaya Produksi Bulanan


Dari biaya harian kemudian dibuat rekapitulasi perbulan untuk mengetahui biaya yang di
keluarkan bulan ini dan untuk menentukan biaya yang akan dikeluarkan di buln yang akan dating,
dari hasil tersebut dilakukan evaluasi lalu setelah itu melakukan perencanaan untuk bulan yang
akan datang untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi di bulan ini. Tujuannya untuk mengetahui
produksi dan biaya/Kg dalam satu bulan.

h. Pembahasan
Ada dua status karyawan untuk pemanen yaitu karyawan harian tetap dan karyawan
borongan. Untuk karyawan harus mencapai basis untuk mendapatkan premi sedangkan untuk
karyawan borongan dia tidak mendapatkan premi hitungannya perjanjang dan sesuai tahun tanam.
Dan dalam pengangkutan buah dilakukan oleh oprator jonder dan peloading 2 orang setelah
diangkut diantarkan kestamping akan di dump ke truk dan siap dikirim kepabrik. Apa yang
dilakukakan karyawan sudah sesuai apa yang ada didasar teori tetapi ada beberapa karyawan yang
belum tau kriteria matang biasanya terjadi di karyawan baru. Sedangkan yang harus diketahui oleh
pemanen harus mengetahui kriteria matang.
37

Adapun masalah yang sering terjadi pada proses pemanenan adalah ketidak sesuaian pusingan
panen antara rencana dengan realisasi, Pembagian blok panen menyesuaikan dengan standar
pusingan yang ada di kebun dengan standar pusingannya yaitu 6/7 hari. Pusingan panen
berpengaruh langsung terhadap mutu buah dan mutu ancak. Pusingan yang terlalu pendek dapat
menyebabkan terpanennya buah mentah oleh pemanen, pusingan yang terlalu tinggi akan memicu
banyaknya kehilangan hasil dari berondolan serta buah tinggal dan memperlambat kerja pemanen
untuk mengutip berondolan yang banyak di piringan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari kegiatan Magang Industri I mahasiswa mendapatkan pengalaman teknis

budidaya tanaman kelapa sawit sehingga dapat membandingkan secara langsung

teori yang didapat dikampus dengan kegiatan aktual di lapangan. Selain itu,
38

mahasiswa mendapatkan bekal berupa pengalaman dunia kerja di perkebunan

kelapa sawit sehingga mahasiswa tidak merasa asing jika suatu saat nanti bekerja

di perkebunan.

Dengan dilaksanakannya kegiatan Magang Industri I mahasiswa dapat

meningkatkan kompetensi dan pengalaman dilapangan dalam hal teknis budidaya

tanaman perkebunan. Mahasiswa juga mampu menilai kesesuaian kegiatan

dilapangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan oleh

perusahaan.

B. Saran

Sebaiknya kegiatan Magang Industri I dilakukan dengan sungguh-sungguh

oleh seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan Magang Industri I agar dapat

memahami segala hal yang disampaikan dan didapatkan selama berada

diperusahaan.
39

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. (1994). Kursus Manajemen Perkebunan Dasar


Bidang Tanaman. Medan: Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus
Medan.

Arsyad, S. (2012). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Astuti, P. Sampoerna, Ir, MBA, Ardian, Ir, MS. (2006). Uji Beberapa Konsentrasi
Pupuk Cair Azolla Pinnata Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq)) . Riau: Universitas Riau.

Fuadah, Deilla Tsamrotul dan Ernah. (2018). Pengelolaan Perkebunan Kelapa


Sawit Berdasarkan Prinsip ISPO. Cikasungka, Jawa Barat: PTPN VIII.

Hamdi, F. (2016). Pengendalian Hama dan Penyakit SOP. TSB-AGRKS-011.


Muara Badak: PT. Tritunggal Sentra Buana.

Lubis, A.U.,. (2008). Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Indonesia. Medan,
Sumatera Utara: Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Lubis, Rustam Efendi dan Agus Widanarko. (2011). Buku Pintar Kelapa Sawit.
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Pahan, Iyung. (2012). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Panggabean, S. Manahan dan Purwono. (2017). Manajemen Pemupukan


Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Pelantaran Agro Estate,
Kalimantan Tengah. Bogor: Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Poeloengan, Z, M.L. Fadli, Winarna, S. Rahutomo, dan E.S. Sutarta. (2003).


Permasalahan Pemupukan pada Kelapa Sawit. Medan: PKKS.
40

Prawinata, W.,S, Harran dan P. Tjandronegoro. (1989). Dasar-Dasar Fisiologi


Pertumbuhan Jilid II. Bogor: Fakultas Peternakan IPB.

Sunarko. (2007). Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.


Jakarta: Agromedia Pustaka.

Sunarko. (2009). Budidaya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem
kemitraan. Jakarta: Agromedia Pustaka.
41

LAMPIRAN
42

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Magang Industri I

Gambar 1. Pelangsiran pupuk NPK-13 Gambar 2. Pengaplikasian Pupuk Solid

Gambar 3. Pengaplikasian jangkos Gambar 4. Pengangkutan Buah

Gambar 5. Pengutipan Brondolan buah Gambar 6. Penaburan Pupuk

Gambar 7. Pengisian Herbisida Gambar 8. Pemberangkatan TUS ke lokasi


43

Gambar 9. Penimbangan uji peti pupuk NPK-13 Gambar 10. Pengangkutan pupuk NPK-13

Gambar 11. Pemanenan tandan buah sawit


44
45

Anda mungkin juga menyukai