Anda di halaman 1dari 33

1

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. SYAUKATH SEJAHTERA

Cot Jabet, Gandapura, Bireuen

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Permohonan Kerja Praktek di PT.


Syaukath Sejahtera

Oleh:

Khalida Afra 190140116

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS


MALIKUSSALEH

BUKIT INDAH 2022


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat


karuniaNya kami bisa menyelesaikan proposal kerja praktik yang diajukan kepada
PT. Syaukath Sejahtera.
Proposal ini diajukan guna memenuhi mata kuliah kerja praktik. Adapun
tujuan dari kerja praktik ini adalah memberikan pengalaman dan kesempatan bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan langsung di teori-teori yang diperoleh di
bangku kuliah dengan kenyataan yang akan ditemui saat bekerja. Kami menyadari
bahwa proposal ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh keterbatasan kami
dalam berbagai hal. Saran dan kritik yang dapat membantu sangat dibutuhkan
dalam penyusunan proposal ini untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bukit Indah, 15 Maret 2022

Peserta
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Tujuan.............................................................................................................5

1.3 Manfaat...........................................................................................................6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..................................................7

2.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Bina Pratama Sakato Jaya....................................7

2.2 manajemen perusahaan................................................................................10

2.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit.................................................................11

BAB III DESKRIPSI KEGIATAN.....................................................................15

BAB IV TUGAS KHUSUS...................................................................................21

BAB V PENUTUP................................................................................................23
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan bagi Indonesia dalam
perdagangan internasional. Kelapa sawit termasuk dalam sepuluh komoditas
ekspor utama.1 Salah satu hal yang membuat kelapa sawit masuk ke dalam
sepuluh komoditas ekspor utama Indonesia adalah daya saingnya yang kompetitif
dalam perdagangan internasional. Daya saing tersebut didasarkan pada
produktivitas per hektar kelapa sawit di Indonesia yang cukup tinggi. Di sisi lain,
kelapa sawit juga merupakan tanaman yang cukup handal terhadap perubahan
iklim sehingga membuat kemungkinan terjadinya gagal panen dapat
diminimalisir. Kelapa sawit juga mengandung nutrisi yang tinggi dan baik bagi
kesehatan manusia jika dilihat dari nilai kalori, vitamin, dan kadar kolesterolnya
yang rendah. Jika dilihat dari fungsinya, kelapa sawit tidak hanya sebagai bahan
pangan, kelapa sawit juga sebagai minyak nabati yang berpotensi untuk dijadikan
bahan bakar biodiesel.
Indonesia merupakan negara dengan luas kebun kelapa sawit terbesar di
dunia. Kelapa sawit merupakan hasil ekspor terbesar di Indonesia dan merupakan
salah satu kunci perekonomian Indonesia yang telah mendominasi pasar minyak
nabati dunia.
Dewasa ini industri kelapa sawit di Indonesia sedang gencar
memaksimalkan olahan produk kelapa sawit berupa CPO (Crude Palm Oil) untuk
memenuhi permintaan global yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan
angka peningkatan 5 juta ton/tahun. Namun pada kenyataannya di Indonesia,
pabrik pengolahan kelapa sawit masih terbatas. Hal ini tidak sebanding pula
dengan peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit yang mencapai 15,08
juta hektar pada tahun 2021. Luas perkebunan tersebut naik 1,5% dibanding tahun
sebelumnya yang seluas 1,48 juta ha.
CPO merupakan bahan yang potensial sebagai bahan dasar pembuatan
metil ester sulfonat. Pemanfaatan CPO untuk produksi surfaktan MES dapat
meningkatkan nilai tambah CPO. Pengolahan CPO (crude palm oil) di Indonesia
pada saat ini masih terbatas pada minyak goreng dan sebagian kecil pada
produkproduk oleokimia seperti asam lemak, fatty alcohol, sabun, metil ester dan
stearin. Sedangkan permintaan akan minyak goreng dalam negeri maupun luar
negeri sudah jauh dari mencukupi sehingga terjadi excess supply yang
mengancam turunnya harga pasar terhadap minyak goreng berbahan baku kelapa
sawit.
Pergerakan harga CPO dalam beberapa tahun terakhir di pasar
internasional juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia karena itu
dimasa yang akan dating peran minyak sawit akan sangat penting dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia baik sebagai sumber bahan makanan juga
sebagai bahan bakar alternatif. Pentingnya peran minyak kelapa sawit ini lah
yang membuat pabrik kelapa sawit harus semakin ditingkatkan. Hal ini tidak
5

terlepas dari pengaruh penawaran dan permintaan minyak sawit itu sendiri seperti
harga dunia, produksi, konsumsi, ekspor, Impor, pajak ekspor, dan konsumsi di
Aceh.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan umum dari pelaksaana kerja praktik ini, antara lain:
1. Mejalankan kewajiban tugas kerja praktik dari Universitas Malikssaleh
yang merupakan persyaratan kelulusan.
2. Memperoleh pengalaman dalam bekerja di bidang industri, khususnya di
industri CPO
3. Dapat mengetahui proses pengolahan CPO di PT. Syaukath Sejahtera.
4. Untuk mengetahui dan memahami jenis dan cara kerja alat-alat poduksi
dan pengoperasian di PT. Syaukath Sejahtera.

1.3 Manfaat
Adapaun manfaat dari pelaksanaan kerja praktik ini, antara lain:
1. Menyiapkan diri guna menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Kerja praktik akan menjadi acuan pembelajaran secara nyata di lapangan
untuk berlaku secara profesionalitas yang sesuai etika engineer.
3. Melatih diri untuk dapat bersosialisasi maupun berkomunikasi dengan
orang lain, berdisiplin dan bertanggung jawab.
6

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya Pabrik PT. Syaukath Sejahtera


PT. Syaukath Sejahtera Cot Jabet Kecamatan Gandapura adalah
perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Unit usaha
PT. Syaukath Sejahtera memperoleh bahan baku TBS dari kebun-kebun unit PT
Syaukath Sejahtera sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat
atau swasta yang berada disekitarnya.
Selain memproduksi CPO unit usaha PT. Syaukath Sejahtera juga
memproduksi PKO yang selanjutnya tidak dipasarkan melainkan akan diproses
lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di PT. Syaukath Sejahtera. PT.
Syaukath Sejahtera berada di Kabupaten Bireuen tepatnya Gampong Cot Jabet
dengan jarak 1 Km dari Jalan Negara Medan-Banda Aceh. Produk minyak CPO
yang dihasilkan PT. Syaukath Sejahtera ini dipasarkan dengan sistem pemesanan
oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minyak sawit CPO dikirim
kepada pihak konsumen.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Syaukath Sejahtera adalah
struktur yang berbentuk lini dan fungsional berdasarkan fungsi. yaitu pembagian
atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan
juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit unit organisasi di bawahnya
pada bidang tertentu secara langsung. Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang
Manajer unit PT. Blang Keutumba Kecamatan Juli.

2. 2 Manajemen Perusahaan
Kegiatan manajemen hampir selalu ada pada setiap manusia, sebab sebagai
makhluk sosial manusia selalu berkumpul dan bekerja sama. Manajemen adalah
proses merencanakan, mengorganisasikan memimpin mengendalikan usaha-usaha
anggota dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang sudah ditetapkan.
Manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mengelola
suatu perusahaan. Kelancaran kegiatan sebuah perusahan sangat tergantung pada
sistem manajemen yang dipakai.

BAB III
URAIAN PROSES

3.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Untuk memproduksi minyak kelapa sawit/Crude Palm Oil (CPO) dan inti
(kernel), maka harus dilakukan pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Terdapat
beberapa stasiun kerja yang saling beketerkaitan, yaitu:
7

1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)

2. Stasiun Loading Ramp


3. Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)
4. Stasiun Penebah (Threshing Station)
5. Stasiun Pelumatan (Digester Station)
6. Stasiun Kempa (Pressing Station)
7. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
8. Stasiun Pemisahan Serabut dengan Biji
9. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)

3.2 Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)


Tandan kelapa sawit yang berasal dari kebun-kebun diangkat ke pabrik
dengan menggunakan truk pengangkut untuk diolah. Pengangkutan secepatnya
dilakukan setelah pemetikan atau dengan kata lain diterima di pabrik maksimum
24 jam setelah dipanen. Hal ini bertujuan untuk mencegah kenaikan kadar Asam
Lemak Bebas (ALB). Pada minyak kelapa sawit, asam lemak bebas dapat
terbentuk karena adanya aksi mikroba atau karena hidrolisa autokatalitik oleh
enzim lipase yang terdapat pada buah sawit (Rondang Tambun, 2002).

3.2.1 Jembatan Timbang


Proses pengolahan dimulai dari penimbangan buah dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah TBS yang akan diolah, untuk mengetahui rendemen minyak
dan inti serta berat tandan rata-rata. Proses pada timbangan juga bertujuan untuk
mengetahui berat brutto (berat kotor), tarra (berat kosong) dan hingga akhirnya
berat netto (berat bersih).
8

Penimbangan kelapa sawit langsung di pabrik dimaksudkan untuk


mengetahuijumlah kelapa sawit yang masuk ke pabrik sebagai bahan baku dalam
proses perebusan minyak. Untuk mengetahui banyaknya minyak dalam setiap
tandan buah kelapa sawit dan juga mengetahui kualitas buahnya perlu diketahui
keadaan buah segar yang masuk ke pabrik (Naibaho, 1998).
3.2.2 Sortasi
Setelah dilakukan penimbangan, TBS yang diangkut oleh truk kemudian
disortasi. Sortasi TBS penting dilakukan yang bertujuan untuk mencapai target
produksi atau mencapai target rendemen yang diinginkan. Mutu dan rendemen
hasil olahan sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen.
Sortasi dilakukan terhadap setiap afdeling dengan menentukan satu truk
yang dianggap mewakili kebun asal. Sortasi TBS dilakukan berdasarkan kriteria
matang panen yang dibagi berdasarkan fraksi buahnya. Fraksi yang diinginkan
pada proses pengolahan adalah I, II, III, sedangkan fraksi-fraksi yang lain
diharapkan sedikit mungkin masuk dalam proses pengolahan.

3.3 Stasiun Loading Ramp


Setelah melewati sortasi, TBS kemudian dituangkan ke loading ramp.
Loading ramp merupakan tempat penimbunan TBS sementara dan dituang ke
tiaptiap bays (pintu) dari loading ramp. TBS yang akan diolah nantinya dikirim ke
sterilizer dimasukkan kedalam bunch feeder perebusan. Pengisian bunch feeder
tersebut dilakukan dengan membuka pintu bays yang diatur oleh operator dengan
menggunakan sistem pintu hidraulik.
3.4 Stasiun Perebusan (sterilizer)

3.4.1 Tahap Perebusan


Sistem perebusan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan boiler
memproduksi uap, dengan sasaran bahwa tujuan perebusan tercapai. Sistem
perebusan yang lazim dikenal di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) pada umumnya
adalah single peak, double peak, dan triple peak. Sistem perebusan triple peak
banyak digunakan, selain berfungsi sebagai tindakan fisika juga dapat terjadi
proses mekanik yaitu adanya goncangan yang disebabkan oleh perubahan tekanan
yang cepat (Sitepu, 2011).
Adapun tujuan dari sistem perebusan triple peak yakni sebagai berikut :
a. Mengontrol laju alir dari buah yang masuk
b. Mengurangi air didalam brodolan
c. Melepaskan brondolan terhadap janjangan
d. Merenggangkan cangkang terhadap intri untuk ripple mill
e. Menghentikan aktivitas enzim
f. Menurunkan kadar air
g. Melunakkan buah sawit
h. Melepaskan serat dan biji
i. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang

Dalam perebusan ada 3 puncak (triple peak) :


1. Puncak I: Dengan tekanan 1,5 bar dengan temperatur 128 oC dan dilakukan
pembuangan kondensat serta tekanan akan kembali seperti semula 0.
Tujuan pembuangan kondensat pada puncak 1 adalah untuk membuang
daerasi yang terjebak didalam sterilizer, karena udara adalah konduktor
terburuk dalam perebusan buah dan menonaktfkan enzim lipase.
2. Puncak 2: Dengan tekanan 2,5 bar dan temperatur 142 oC dan dilakukan
pembuangan kondesat sampai tekanan kembali seperti semula 0. Tujuan
pembuangan kondesat pada puncak 2 adalah untuk membuang air.
3. Puncak 3: Dengan tekanan 3,2 bar dan temperature 144 oC dan dilakukan
penahanan sebelum pembuangan kondensat selama selama 17-20 menit
yang bertujuan mempermudah lepasnya inti dari cangkang.
3.5 Stasiun Penebah (Threshing Station)

3.5.1 Automatic Bunch Feeder


Automatic bunch feeder ini berfungsi sebagai penampung thresher yang
mendorong atau menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke stripper drum
agar proses berjalan sempurna. Automatic bunch feeder ini juga mengatur
peluncuran buah agar tidak masuk sekaligus.
3.5.2 Mesin Penebah (Thresher)
Thresher berfungsi untuk memisahkan berondolan dari janjangan dengan
cara mengangkat dan membanting. Buah didalam hopper jatuh melalui automatic
bunch feeder kedalam drum berputar yang berbentuk silinder. Drum ini dilengkapi
dengan sudut-sudut yang menunjang sepanjang drum. Dengan bantuan sudut-
sudut ini, buah terangkat dan jatuh terbanting sehingga berondolan buah terlepas
dari tandannya. Penebahan buah dilakukan dengan membanting buah dalam drum
berputar dengan putaran 23-25 rpm (Pardamean, 2008)
Prinsip kerja dari thresher ini adalah dengan adanya gaya sentrifugal
akibat putaran drum. Tandan hasil rebusan yang masuk akan terbanting pada
dinding drum yang sedang berputar kemudian terjatuh dengan memanfaatkan
gaya gravitasi.
Bantingan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menyebabkan
berondolan terlepas dari tandannya dan melalui kisi-kisi drum berondolan tersebut
jatuh kebagian bawah drum yaitu bottom cross conveyor, sedangkan tandan
kosong akan terlempar keluar dan jatuh ke empty bunch conveyor yang kemudian
tandan kosong tersebut dibawa ke pemipilan (bunch crusher). Bunch crusher
berfungsi sebagai pemecah janjangan kosong agar berondolan yang masih
tertinggal mudah terlepas dari tandannya ketika masuk kembali ke second
thresher. Janjang kosong dari second thresher dibawa oleh empty bunch conveyor
menuju ke empty bunch hopper untuk ditampung kemudian dipindahkan ke truk-
truk pengangkut. Selanjutnya janjang kosong tersebut dibawa kembali ke afdeling
untuk dijadikan pupuk pohon kelapa sawit ataupun dibakar sehingga abu dapat
dijual keluar daerah. Berondolan yang sudah terlepas dari tandannya pada
thresher jatuh ke bottom cross conveyor kemudian diangkat menggunakan fruit
elevator. Fruit elevator sebagai tempat pengangkutan berondolan. Setelah
diangkat menggunakan fruit elevator, berondolan kemudian diteruskan ke fruit
distribution conveyor yang nantinya dari fruit distribution conveyor ini berondolan
akan dibagikan kedalam tiap-tiap digester. Didalam proses penebahan buah,
terkadang dijumpai berondolan yang tidak lepas dari tandannya, hal ini
disebabkan TBS terlalu mentah sehingga steam tidak masuk terlalu dalam ke
daging buah pada saat perebusan, terutama jika susunan berondolan sangat rapat
dan padat sehingga uap tidak dapat mencapa kebagian dalam tandan.

3.6 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Stasiun pengempaan adalah stasiun pengambilan minyak dari pericarp
(daging buah), dilakukan dengan melumat dan mengempa berondolan. Pelumatan
dilakukan didalam digester sedangkan pengempaan dilakukan dalam kempa ulir
(screw press).
3.6.1 Pelumatan (Digester)
Tujuan pelumatan adalah pelepasan daging buah dari biji dan
menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak sehingga minyak ini dapat
diperas pada proses pengempaan. Pelumatan dilakukan didalam digester yang
berbentuk silinder. Didalam digester terdapat pisau-pisau pengaduk sebanyak
enam tingkat yang digerakkan oleh motor. Pisau tersebut berputar pada sumbunya
sehingga diharapkan sebagian besar daging buah terlepas dari bijinya. Lima
tingkat pisau bagian atas dipakai untuk mengaduk atau melumatkan dan pisau
dibagian bawah disamping sebagai pengaduk juga dipakai untuk mendorong
massa keluar dari digester. Pada pengadukan dilakukan pemanasan untuk
memudahkan pelumatan buah. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan uap
yang diinjeksikan secara langsung dengan suhu 90-95oC selama 90 menit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses pelumatan adalah sebagai
berikut:
1. Digester harus selalu penuh, hal ini bertujuan untuk mempertahankan
tekanan yang ditimbulkan sehingga dapat mempertinggi gaya gesekan
untuk memperoleh hasil pelumatan yang sempurna.
2. Minyak yang terbentuk pada proses pelumatan harus dikeluarkan melalui
screen base plate, karena bila minyak dan air terbentuk dan tidak
dikeluarkan maka hal tersebut akan dapat bertindak sebagai bahan
pelumas pada digester sehingga gesekan yang terjadi akan berkurang.

3.6.2 Pengampaan (Screw Press)


Screw press merupakan proses selanjutnya setelah digester. Hasil proses
pengadukan dari digester masuk kedalam kempa ulir yang bertujuan untuk
memeras daging buah sehingga akan dihasilkan minyak kasar atau crude oil.
Minyak kasar (crude oil) akan keluar dari pori-pori silinder press, melalui oil
gutter kemudian akan menuju sand trap tank untuk awal pengendapan crude oil.
Hasil lain dari proses pengempaan ini adalah ampas kempa (terdiri dari biji, serat
dan ampas) yang akan dipecah-pecah untuk memudahkan pemisahan pada
depericarper dengan menggunakan Cake Breaker Conveyor (CBC).
Pada proses pengempaan dilakukan penyemprotan dengan air panas bersuhu
90-95 C agar minyak kasar yang keluar tidak terlalu kental atau dengan kata lain
o

diturunkan viskositasnya. Hal ini bertujuan untuk pori-pori silinder tidak


tersumbat. Penyemprotan air dilakukan melalui suatu pipa berlubang yang
dipasang pada screw press. Tekanan kempa sangat berpengaruh pada proses ini,
karena tekanan kempa yang terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah, losses
inti akan bertambah dan terjadi keausan pada material screw press. Sebaliknya
jika tekanan kempa terlalu rendah maka akan mengakibatkan losses minyak pada
ampas press.

3.7 Stasiun Pemurnian (Clarification Station)


Setelah melewati proses dari stasiun pengempaan maka akan didapatkan minyak
kasar (crude oil) yang masih banyak mengandung kotoran-kotoran yang berasal
dari daging buah seperti lumpur, air, dan lain-lain. Keadaan ini menyebabkan
minyak mudah mengalami penurunan mutu sehingga sulit dalam pemasaran.
Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standart maka perlu dilakukan
pemurnian terhadap minyak tersebut. Stasiun pemisahan minyak merupakan
stasiun akhir untuk pengolahan minyak. Proses pemisahan minyak, air, lumpur,
dan kotoran lain dilakukan dengan sistem pengendapan. Adapun proses yang
terjadi dalam stasiun klarifikasi adalah sebagai berikut:

3.7.1 Sand Trap Tank


Minyak yang keluar dari screw press ditampung pada sebuah wadah yaitu
crude oil gutter dan dialirkan kedalam sand trap tank. Sand trap tank adalah
sebuah bejana yang berbentuk silinder yang digunakan untuk memisahkan pasir
dan partikel kasar lainnya dari minyak kasar yang berasal dari screw press.
Kapasitas sand trap tank sekitar 7 ton. Minyak yang masih mengandung serat dan
sedikit kotoran pada bagian atas dari bejana sand trap tank dialirkan menuju
ayakan getar (vibro separator).

3.7.2 Vibro Separator


Vibro separator adalah alat yang berfungsi untuk menyaring crude oil dari
serabut-serabut dan kotoran-kotoran lain yang dapat mengganggu proses
pemisahan minyak. Satu alat ayakan yang terdiri dari 2 lapisan screen dengan
ukuran masing-masing untuk top screen dan bottom screen yaitu 20 mesh. Vibro
separator ini digetarkan dengan kecepatan 1500 rpm.
Proses penyaringan memakai vibro separator bertujuan untuk memisahkan
non-oil solid (NOS) yang berukuran besar seperti serabut, pasir, tanah, serta
kotoran-kotoran lain yang terbawa dari sand trap tank. NOS yang tertahan pada
ayakan akan dikembalikan lagi ke digester melalui bottom cross conveyor,
sedangkan minyak akan dipompakan menuju crude oil tank.

3.7.3 Crude Oil Tank


Minyak yang keluar dari vibro separator kemudian dialirkan menuju
crude oil tank yang bertujuan sebagai penampung sementara. Kapasitas crude oil
tank pada PKS Blang Keutumba yaitu 6 ton. Pada crude oil tank, temperatur
minyak ditingkatkan sebelum minyak dialirkan ke Countinous Settling Tank
(CST), minyak dipanaskan dengan menggunakan steam. Suhu dipertahankan
antara 90-95oC, hal ini bertujuan untuk mengendapkan kotoran yang terdapat pada
minyak kasar (crude oil). Setelah dari crude oil tank, kemudian minyak
dipompakan ke Countinous.

3.7.4 Continuous Settling Tank (CST)


Minyak kasar yang berasal dari crude oil tank dipompakan ke CST untuk
diendapkan sludge yang terkandung didalam minyak berdasarkan perbedaan berat
jenisnya. Proses pengendapan ini dapat berlangsung sempurna apabila temperatur
minyak dapat dipertahankan pada suhu 90-95oC. Hal ini dikarenakan pada
temperatur tersebut minyak atau sludge yang mempunyai densitas lebih besar
akan mengendap pada dasar tangki. Kapasitas Countinous Settling Tank (CST) di
PKS Blang Keutumba yaitu 90 ton. Minyak yang berada pada bagian atas CST
ditarik dengan bantuan skimmer menuju ke oil tank, sedangkan sludge pada
bagian bawah dialirkan ke vibro separator.

3.7.5 Oil Tank


Oil tank berfungsi sebagai tempat pengendapan kotoran dan sebagai bak
penampungan sebelum minyak masuk ke oil purifier. Dalam oil tank juga terjadi
pemanasan dengan temperatur 90-95oC dengan tujuan untuk mengurangi kadar
air. Kotoran yang memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan
mengendap didasar tangka.
Kebersihan tangki perlu dijaga karena akan mempengaruhi mutu kadar kotoran
dalam minyak, yaitu dengan cara melakukan blowdown secara rutin 2-3 jam sekali
dan hasil blowdown ditampung di sludge drain tank untuk diproses kembali.

3.7.6 Oil Purifier


Oil purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dalam minyak dengan
cara sentrifugal. Didalam oil purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi
kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas
perbedaan densitas dengan menggunakan sistem sentrifugal dengan kecepatan
putaran 1500 rpm. Kotoran dan air memiliki densitas tinggi akan berada pada
bagian luar sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak
kearah poros dan keluar melalui sudut-sudut untuk dialirkan ke vacuum dryer.

3.7.7 Vacum Dryer


Minyak yang keluar dari oil purifier masih mengandung air. Maka untuk
mengurangi kadar air dalam minyak dipompakan ke vacuum dryer. Pada vacuum
dryer ini minyak disemprotkan dengan menggunakan nozzle sehingga campuran
minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini mempermudah pemisahan air yang
terkandung didalam minyak. Pada vacuum dryer, minyak diuapkan dengan sistem
injeksi atau pengabutan. Minyak diinjeksikan melalui 24 buah nozzle, pengabutan
menyebabkan air dan minyak pecah, air yang memiliki titik didih yang lebih
rendah kemudian terhisap melalui vacuum pump dan akan dikondensasikan untuk
dipompakan kedalam tangki air panas. Minyak yang telah bersih kemudian turun
kedinding bawah bejana vacuum dryer untuk selanjutnya dipompakan ke storage
tank untuk disimpan.

3.7.8 Storage Tank


Minyak yang telah dipisahkan dengan air kemudian dipompakan menuju
storage tank dengan kapasitas 2000 ton. Setiap hari dilakukan pengujian mutu
minyak sawit. Minyak yang dihasilkan dari daging buah ini berupa minyak kasar
atau disebut juga Crude Palm Oil (CPO).

3.7.9 Vibro Slugde Separator


Vibro slugde separator berfungsi sebagai tempat menyaring NOS yang terikut
dan memisahkannya dari sludge yang berasal dari CST. Prinsip kerja vibro sludge
separator yaitu memisahkan molekul padat dan cair dengan sistem penyaringan
dengan wire mesh 20-30.

3.7.10 Sludge Tank


Sludge yang masih mengandung minyak dialirkan ke sludge tank untuk
proses pengendapan lumpur. Sludge pada sludge tank dipanaskan dengan suhu
9095oC dengan menggunakan uap yang dialirkan melalui coil pemanas sehingga
densitas minyak lebih ringan dan lumpur-lumpur yang melekat pada minyak akan
terlepas dan mengendap pada dasar tangki.
3.7.11 Sand cyclone
Sand cyclone berfungsi sebagai penangkap pasir yang terkandung dalam
sludge dan hal ini bertujuan untuk memudahkan pada proses selanjutnya. Tekanan
sludge yang masuk kedalam sand cyclone sangat berpengaruh terhadap gaya
sentrifugal yang dihasilkan pada saat sludge melewati cyclone tersebut. Pasir dan
kotoran yang terperangkap pada sand cyclone selanjutnya dialirkan ke fat pit
untuk diolah kembali. Sistem pembuangan pasir pada sand cyclone dikendalikan
secara otomatis.

3.7.12 Buffer tank


Buffer tank merupakan tempat penampungan sludge yang telah bersih dari
pasir/NOS sebelum nantinya akan dikirim menuju low speed separator. Pada PKS
PT. Blang Keutumba terdapat 1 unit buffer tank berkapasitas 3 ton dengan sistem
blowdown dan dilengkapi dengan steam injection, temperatur tangki dijaga pada
suhu 90-95oC.

3.7.13 Low speed separator


Low speed separator berfungsi sebagai pemisah minyak dari sludge yang
merupakan hasil dari proses pemisahan di buffer tank. Cara kerja low speed
separator yaitu dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dari pemutaran blow yang
telah diisi penuh dengan sludge dengan kecepatan 1400 rpm sehingga air dan
NOS dengan berat jenis yang lebih besar akan terlempar keluar. Selanjutnya
kotoran sludge akan terbuang ke parit dan akan diolah kekolam fat pit sedangkan
minyak dengan berat jenis yang lebih kecil akan masuk menuju reclaimed tank
untuk dipompakan kembali ke Vertical Continous Tank (VCT).

3.7.14 Reclaimed oil tank


Reclaimed oil tank berfungsi sebagai tangki penampung lumpur hasil proses
klarifikasi. Jika lumpur tersebut masih memiliki kandungan minyak yang besar
atau lebih dari 5% maka dilakukan proses pemurnian lagi dimulai dari Decanter
agar minyak yang hilang dapat diminimalisir. Namun apabila lumpur sudah
mengandung minyak kurang dari 5% maka lumpur dikirim ke fat pit sebagai
limbah sedangkan sebagian lainnya dialirkan kembali ke CST.

3.7.15 Sludge Drain Tank


Sludge drain tank berfungsi sebagai tempat pengutipan sludge dengan
sistem drain dari sludge tank dan oil tank. Kadar minyak yang masih terkandung
tersebut dipisahkan dengan cara memanfaatkan perbedaan berat jenis antara
minyak, pasir, dan NOS. Untuk mempermudah pemisahan, dilakukan pemanasan
dengan cara menginjeksikan steam ke drain tank tersebut dengan suhu 90oC.
Minyak yang berada dibagian atas dialirkan menuju reclaimed oil tank untuk
diolah kembali.

3.8 Stasiun Pengolahan Inti


Tujuan dari pengolahan inti kelapa sawit di PKS Syaukath Sejahtera ini
adalah untuk memisahkan inti dari cangkang. Pemisahan inti dari cangkang
bertujuan untuk dapat diolah di pabrik pengolahan inti berikutnya.

3.8.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)


Ampas kempa dari screw press yang terdiri dari serat dan biji yang masih
menggumpal masuk ke Cake Breaker Conveyor (CBC). CBC merupakan
conveyor yang berbentuk Ribbon Blade yang berputar pada poros dan dilengkapi
dengan steam jacked untuk memanasi CBC agar fiber dari screw press tersebut
kering. Ampas hasil pengempaan yang keluar dari screw press berupa gumpalan
yang terdiri dari serat dan nut. Selanjutnya cake (ampas) dipecah di Cake Breaker
Conveyor (CBC) agar dapat mempermudah terpisahnya fraksi ringan dan fraksi
berat pada Depericarper.

3.8.2 Depericarper
Depericarper adalah alat yang bertujuan untuk memisahkan ampas dan biji
serta memisahkan biji dari sisa-sisa serabut yang masih melekat pada biji.
Depericarper bekerja dengan prinsip berat partikel. Terdapat blower penghisap
dan fiber cyclone diujung depericarper. Dari Cake Breaker Conveyor (CBC),
press cake jatuh di depericarper yang kemudian ampas (fiber) terhisap ke fiber
cyclone kemudian diangkat oleh conveyor untuk dijadikan bahan bakar boiler,
sedangkan biji yang lebih berat termasuk didalamnya biji utuh, biji pecah, inti
utuh, dan inti pecah jatuh ke nut polishing drum.

3.8.3 Nut Polishing Drum


Nut polishing drum berfungsi untuk membersihkan sisa fiber yang masih melekat
dalam nut serta membersihkan kotoran, pasir, dan batu yang terikut dari
pengempaan. Nut polishing drum merupakan suatu drum berputar yang
mempunyai plat-plat yang dipasang secara miring pada dinding bagian dalam dan
pada porosnya. Fiber yang masih melekat di nut akan dibersihkan dengan cara
dilempar keatas dengan plate dan dibanting dalam drum yang berputar. Kecepatan
putaran nut polishing drum yaitu 20-25 rpm. Diujung nut polishing drum terdapat
lubanglubang penyaring sebagai tempat keluarnya nut yang kemudian jatuh ke
conveyor dan dibawa oleh nut elevator menuju nut silo.
3.8.4 Nut Elevator
Nut elevator berfungsi untuk menghantarkan nut dari nut polishing drum
menuju nut silo. Nut elevator dilengkapi dengan timba untuk mengangkut nut.

3.8.5 Nut Silo


Nut silo adalah alat yang digunakan untuk penerimaan biji dan
penyimpanan sementara sebelum nantinya diolah di ripple mill. Didalam nut silo
dilakukan peniupan udara panas melalui heater dengan suhu yang bervariasi
antara bagian bawah, tengah, dan atas sehingga temperatur nut akan naik dan
kadar air pada nut akan berkurang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air
sehingga akan lebih mudah dipecahkan dan inti lekang dari cangkangnya. Prinsip
kerja dari nut silo ini sangatlah sederhana, yaitu menampung semua biji yang telah
diolah pada proses sebelumnya dan kemudian akan didistribusikan secara
kontinyu.

3.8.6 Ripple Mill


Ripple mill berfungsi untuk memecahkan biji. Biji-biji yang telah dikeringkan
didalam nut silo kemudian masuk kedalam ripple mill untuk dipecahkan. Biji
masuk kedalam rotor yang berputar kemudian akan terlempar menabrak dinding
atau wearing plate dari ripple mil karena gaya sentrifugal. Akibat benturan
tersebut, maka biji akan pecah sehingga inti terlepas dari cangkangnya. Setelah
dipecahkan, inti yang masih bercampur dengan kotoran-kotoran dibawa ke LTDS
melalui crack mixture conveyor yang berfungsi sebagai penghantar inti dan
cangkang yang telah dipecah dan selanjutnya inti dan cangkang diangkat oleh
crack mixture elevator menuju LTDS I.

3.8.7 Light Tenera Dust Separator (LTDS I-II)


Light Tenera Dust Separator (LTDS) berfungsi untuk memisahkan cangkang dan
inti. Sistem pimasahan yang dilakukan pada LTDS ini adalah dengan
menggunakan tenaga blower hisap dust separator dengan adjustment damper
yang berfungsi untuk menentukan kualitas output yang dikehendaki, hal ini
menyebabkan cangkang pecah yang memiliki luas penampang lebih besar atau
fraksi ringan akan terhisap keatas menuju shell hooper dan dialirkan ke boiler
untuk dijadikan bahan bakar. Sedangkan fraksi berat yaitu inti yang tertinggal
akan jatuh ke kernel grading drum. Inti yang berukuran sedang dan cangkang
yang masih terikut masuk ke LTDS II. Dari LTDS II inti dan sisa cangkang
terpisah, inti akan jatuh ke dry kernel sedangkan cangkang dan inti akan masuk ke
hydrocyclone melalui airlock.
3.8.8 Kernel Grading Drum
Kernel grading drum berfungsi sebagai pembagi kernel yang mempunyai
ukuran-ukuran dari kecil, sedang, dan besar. Untuk ukuran terkecil akan dialirkan
menuju hydrocyclone sedangkan untuk ukuran sedang dan besar akan dialirkan
menuju LTDS II. Kecepatan putar kernel grading drum tersebut yaitu 25 rpm.

3.8.9 Claybath
Claybath alat yang berfungsi untuk memisahkan cangkang dengan kernel
dengan menggunakan air dan kalsium karbonat. Prinsip kerja claybath dalam
sistem pemisahan cangkang dengan kernel dilakukan dengan perbedaan density
(berat jenis), dimana berat jenis dari cangkang yaitu 1.15 g dan berat jenis dari
kernel 1.09 g. Proses ini dilakukan dengan menggunakan larutan kalsium
karbonat (CaCO3) dengan berat 1.13 g yang dilarutkan dengan air dengan
perbandingan 1:3. Dengan penggunaan larutan CaCO3 maka yang memiliki berat
jenis yang lebih berat dari larutan kalsium karbonat akan tenggelam dan akan
jatuh ke Wet Shell Conveyer dan masuk ke shell hopper untuk dijadikan bahan
bakar boiler, sedangkan berat jenis yang lebih ringan dari larutan kalsium
karbonat akan terapung dan akan jatuh ke Wet Kernel Conveyer menuju Kernel
Silo.

3.8.10 Kernel Silo


Kernel silo berfungsi untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti.
Pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas dari steam
heater dengan cara udara dipanaskan menggunakan steam yang kemudian
dihembuskan kedalam silo menggunakan blower. Temperatur dalam kernel silo
terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu bagian atas 60oC, dibagian tengah 70oC, dan
dibagian bawah 80oC. Pemanasan dilakukan didalam kernel silo selama 5-8 jam.

3.8.11 Kernel Storage


Inti yang telah diolah di kernel silo kemudian diangkut menuju kernel
storage mengguanakn screw conveyor dan pneumatic conveyor lalu diangkat
menggunakan kernel elevator. Kernel storage ini sendiri berfungsi sebagai tempat
penyimpanan inti produksi sebelum dikirim untuk dijual. Kernel storage
dilengkapi dengan fan yang bertujuan untuk mengeluarkan kadar air yang
terkandung didalam inti yang dapat menyebabkan kondisi dalam storage lembab,
sehingga dapat mencegah timbulnya jamur pada inti.
3.9 Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)
Stasiun Pengolahan air ada dua proses yaitu proses pengolahan air eksternal dan
proses pengolahan internal. Proses pengolahan air eksternal dimulai dengan
mengambil air yang berasal dari sungai yang letaknya dekat dengan pabrik sampai
ke proses penjernihan air yang akan ditampung di water tank. Sedangkan pada
proses internal dimulai dengan pendistribusian air melalui media media
penghilangan ion-ion yang tidak diperlukan oleh boiler sampai menjadi layak
masuk menjadi air standar umpan boiler (feed water boiler).

3.9.1 Pengolahan Air Eksternal


Pada pengolahan air secara eksternal dimulai dengan pegambilan air yang berasal
dari sungai terdekat pabrik. Selanjutnya air tersebut ditampung pada bak
penampungan air (Resevoir) yang kemudian di pompakan ke water basin pertama.
Pada water basin pertama air diinjeksikan bahan kimia berupa alum (tawas) untuk
penjernihan air dan soda ash untuk menetralkan air yang sudah ditambah alum
menurun pH nya (pH asam) menjadi netral karena sifat soda ash adalah basa.
Proses penambahan bahan kimia tersebut dimixing (di aduk) dengan agitator yang
sudah terpasang pada water basin pertama. Pada water basin pertama sudah
mulai tampak flokulant kecil yang terbentuk.
Air yang sudah diinjeksikan bahan kimia tersebut kemudian dialirkan ke water
basin kedua untuk mendapatkan proses terbentuknya flokulant yang lebih besar.
Pada water basin kedua ini diinjeksikan dengan koagulan berupa polimer dan
dilakukan proses mixing agar polimer yang diinjeksikan tercampur sempurna dan
terbentuk flokulant yang lebih besar. Proses koagulasi sudah tercapai sempurna
dan air sudah lebih mudah untuk proses penjernihan.
Air yang terdapat di water basin kedua kemudian di alirkan ke water basin
ketiga. Pada water basin ketiga tidak terdapat proses mixing maupun penambahan
bahan kimia. Dikarenakan pada water basin ketiga ini tujuan nya untuk proses
pengendapan flokulant yang terbentuk pada water basin kedua. Pada water basin
keenam air sudah jauh lebih jernih dan bersih dari pada water basin sebelumnya.
Flokulant sudah hampir hilang 75% dan selanjutnya akan dialirkan ke clarifier
untuk proses pembersihan sisa sisa flokulant yang terbentuk.

a. Tangki Pengendap (Clarifier Tank)


Clarifier tank berfungsi untuk mengendapkan kotoran atau sering disebut
NOS dengan tahapan pencampuran, penggumpalan, dan pengendapan bahan yang
tidak larut dalam air. Alat ini dilengkapi dengan keran drain untuk pembuangan
kotoran. Clarifier tank ini juga dilengkapi dengan sekat-sekat untuk membantu
proses pengendapan.

b. Bak Penampungan (Sediment Pond)


Air yang keluar dari tangki pengendapan (clarifier tank) selanjutnya akan
ditampung dalam bak penampugan (sediment pond), air dalam bak ini biasanya
masih keruh dan mengandung zat-zat padatan halus yang larut dalam air. Pada bak
penampungan ini sendiri terdapat proses pengendapan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. Bak penampungan ini juga diberi sekat/baffle dengan aliran overflow
yang bertujuan untuk menjebak zat padat yang terbawa air sungai.

c. Sand Filter
Air yang telah diendapkan masih mengandung padatan tersuspensi sehingga
dalam sand filter air disaring menggunakan pasir halus pada atas tangki dan air
mengalir melalui bagian bawah kemudian dipompakan ke water tower.

d. Water Tower
Air yang keluar dari sand filter dialirkan kedalam water tower sebagai tempat
penyimpanan sementara. Air dalam water tower ini belom bisa digunakan sebagai
air umpan boiler karena masih mengandung zatzat padatan terlarut seperti garam-
garam kalsium, magnesium dan silika yang dapat mengakibatkan pembentukan
kerak dan dapat merusak boiler. Sehingga diperlukan proses penukaran anion dan
kation.

3.9.2 Pengolahan Air Internal


Pada pengolahan air secara internal dilakukan setelah mendapatkan umpan
melalui water tower. Unit ini biasanya disebut dengan unit demineralisasi
dikarenakan di unit ini akan menghilangkan mineral-mineral yang terkandung
didalam air untuk mencegah overcarry pada pipa boiler. Selain itu pada unit ini
ion kation akan digantikan dengan ion Hydrogen (H+), anion digantikan dengan
ion Hidroksida (OH-) sehingga akan membentuk senyawa murni dari air yaitu:
H+ + OH- → H2O
Air pada water tower dialirkan pada media softener yang sudah di input
resin dalam tangki guna menangkap ion-ion penyebab hardness. Pada media
softener ini ada beberapa ion yang akan hilang yakni berupa ion Karbonat (CO 32-),
Bikarbonat (HCO3-), Hidrat (OH-) dan silica (SiO2). Ion-ion ini lah yang
menyebab kan hardness yang akan mengganggu kinerja dari boiler. Air yang
sudah diolah pada media softener akan dialirkan ke fit tank 1 dimana air tersebut
ditampung terlebih dahulu sebelum masuk ke media kation. Hal ini bertujuan
untuk mencegah kekurangan air proses pada kation dan membatasi reaksi yang
terjadi antara proses dimedia softener dan kation.
Air dari fit tank 1 dialirkan ke media kation dengan tujuan menghilangkan ion-ion
kation pada air tersebut. Media kation yang sudah diberi resin ini akan menangkap
ion-ion kation seperti Ca2+, Fe2+, K+, Mg2+, Na+, dan H+ yang berpotensi hardness.
Batas control resin outlet dari kation untuk uji hardness yang diizinkan yakni
maksimal >1ppm CaCO3 dengan pH > 5, Air dari media kation dialirkan ke
degasifier dengan tujuan untuk pengikatan senyawa air sempurna antara ion H+
dan OH-. Selain itu tujuan dari adanya alat degasifier untuk menghilangkan O2
yang tidak larut dalam air dan juga menjadi pembatas antara media kation dan
anion agar senyawa yang diinginkan dan yang tak diinginkan sesuai dengan
proses.
Air yang berasal dari degasifier kemudian dialirkan ke media anion. Media anion
diberi resin Kembali untuk menangkap ion-ion anion yang masih terlewat.
Adapun ion-ion anion yang tertangkap oleh resin antara lain silika, klorida, sulfat,
dan lain-lain. Batas control resin outlet dari resin anion untuk uji silika > 5ppm
SiO2, atau dengan pH <7. Pada unit anion kemudian air ditampung pada fit tank 2
yang didalamnya terdapat pemanas berupa deaerator.
Deaerator adalah alat yang digunakan untuk memanaskan air umpan
boiler dengan tujuan untuk menghilangkan gas terlarut seperti oksigen, karbon
dioksisa, dan ammonia yang dapat menyebabkan korosi pada pipa boiler. Air
dipanaskan pada deaerator hingga mencapai titik didihnya sehingga dapat
mengurangi kandungan gas O2 dan CO2.

3.10 Stasiun Boiler


Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam. Setelah didapat air panas atau steam pada tekanan
tertentu kemudian air panas atau steam tersebut digunakan untuk mengalirkan
panas ke suatu proses. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam,
dan sistem bahan bakar (Asmudi, 2008). Untuk mendapatkan uap atau steam dan
tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan, maka air yang berasal
dari deaerator diproses dalam boiler.
Boiler merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai pemanas air. Air adalah
media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air
dididihkan sampai menjadi steam, akan menghasilkan tenaga yang menyerupai
bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang
harus dikelola dengan baik. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan
boiler bisa berupa gas, minyak, cangkang dan serabut.

3.11 Stasiun Power Plant


Steam yang dihasilkan dari boiler selanjutnya akan dilewatkan melalui
turbin sebagai penggerak turbin itu sendiri sebelum nantinya akan dialirkan ke
proses pengolahan.

3.11.1 Turbin Uap


Turbin adalah mesin yang mengubah energi fluida menjadi daya poros,
dimana fluida mengalir secara kontinyu melalui sudut-sudut yang berputar. Turbin
uap memanfaatkan energi fluida berupa enthalpy uap yang mempunyai tekanan
dan temperatur tinggi. Turbin pada umumnya digunakan bersama dengan boiler,
pompa dan kondenser dalam bentuk siklus Rankine.
Turbin uap dikenal sebagai pembangkit daya yang dapat diandalkan dan
serba guna bagi industri dan pembangkit listrik. Bersama dengan boiler, turbin
uap dapat beroperasi dengan berbagai bahan bakar, mulai dari sampah, limbah
pertanian, biomassa, batubara, sampai nuklir. Uap keluarannya bisa diambil pada
berbagai temperatur dan tekanan untuk dimanfaatkan (Haryadi, 2010).
3.11.2 Back Pressure Vessel (BPV)
Uap keluaran dari turbin atau exhaust steam dari steam turbin dialirkan menuju
bejana bertekanan Back Pressure Vessel (BPV). Uap tersebut digunakan untuk
pemanasan-pemanasan pada proses pengolahan, bila tekanan dalam bejana
tersebut kurang, maka diinjeksikan uap langsung dari boiler untuk memenuhi
kebutuhan pemanasan pada tiap instalasi. Hal ini sesuai dengan fungsinya yaitu
untuk menyeragamkan tekanan steam dan mendistribusikan ke stasiun pengolahan
yang membutuhkan pemanasan.

3.12 Stasiun Pengolahan Limbah


Kelapa sawit yang diolah pada pabrik kelapa sawit (PKS) biasanya menghasilkan
2 jenis limbah yaitu limbah padat dan cair. Limbah padat yang terdapat pada
pengolahan kelapa sawit berupa tandan kosong, cangkang, abu bakaran boiler,
dan fiber (ampas pengempaan). Tandan kosong terkadang masih mengandung
buah yang tidak lepas pada saat perontokan. Tandan kosong yang dihasilkan dapat
digunakan sebagai pupuk pada tanaman kelapa sawit. Setiap produksi kelapa
sawit menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit 23%, cangkang 20
%, dan fiber 80 % (Tarkono dan Ali, 2015).
Limbah cairmengandung senyawa organik yang dapat mengalami degradasi
dengan adanya bakteri pengurai. Limbah yang mengandung senyawa organik
diolah dalam kondisi anaerobik dan aerobik.

3.12.1 Fat fit


Limbah cair yang masih mengandung minyak dikumpulkan dengan kolam fat pit
untuk dikutip kembali minyaknya. Prinsip pemisahan disini berdasarkan
perbedaan densitas, dimana minyak akan naik keatas lalu akan diserap
menggunakan skimmer dan dialirkan kembali ke Vertical Continous Tank (VCT).
Limbah yang tersisa pada bagian bawah fat pit mempunyai temperatur 60-70oC.
Limbah segar yang keluar dari pabrik didinginkan pada cooling pond.

3.12.2 Cooling Pond


Kolam pendinginan (cooling pond) merupakan kolam yang berperan untuk
menurunkan suhu dari limbah cair kelapa sawit. Limbah cair yang berupa lumpur
dan air di unit fat pit diturunkan suhunya terlebih dahulu, agar nantinya pada saat
dilakukan feeding menuju kolam anaerobik, bakteri tidak mati dan dapat bekerja
baik pada suhu optimalnya. Pada kolam pendinginan suhu dari limbah cair yang
awalnya mencapai 70oC menjadi 40oC-50oC (Iswahyudi, 2016). Selain untuk
mendinginkan limbah, cooling pond juga berfungsi untuk mengendapkan sludge
(Rahardjo, 2006).

3.12.3 Kolam Anaerobik (Anaerobic Pond)


Pada kolam anaerobic ini terjadi perlakuan biologis terhadap limbah.
Unsur organik yang terdapat dalam limbah cair digunakan bakteri sebagai
makanan dalam proses mengubahnya menjadi bahan yang tidak berbahaya bagi
lingkungan (Rahardjo, 2005). Limbah cair yang masuk ke dalam bak anaerobik ini
adalah limbah Kualitas BOD sekitar 3000 ppm dengan pH antara 5 – 6 (Rahardjo,
2009). Suhu pada limbah cair yang di kolam anaerobik ini sudah berada pada
kisaran 40oC50oC. Kolam anaerobik (anaerobic pond) ini terbagi menjadi dua
yaitu kolam anaerobik (anaerobic pond) primer dan kolam anaerobik (anaerobic
pond) sekunder. Kolam anaerobik primer maksudnya ialah kolam anaerobik yang
pertama kali berperan dalam perombakan pertama yang dilakukan oleh bakteri
meshopil, lalu kolam anaerobik sekunder menerima umpan dari kolam anaerobik
primer. Setiap kolam anaerobik terdapat bakteri meshophil yang berkembang biak
dan bekerja merombak limbah cair (Iswahyudi, 2016). Penanganan limbah cair
secara anaerobik akan mengurangi beban lingkungan dan akan menghasilkan
berbagai gas diantaranya metana, karbondioksida, dan hidrogen sulfida (Sihaloho,
2009).
3.12.4 Kolam Aerobic (Aerobic Pond)
Proses pada kolam aerobic (aerobic pond) bertujuan untuk mengurangi
jumlah kandungan bahan aktif yang tersuspensi dan mengubahnya menjadi bentuk
padatan yang diendapkan oleh flokulasi mikroorganisme. Pada kolam ini
penguraian terjadi secara aerob yaitu proses yang berlangsung dengan
membutuhkan oksigen melalui udara. Oksigen ini diperlukan untuk pertumbuhan
maupun untuk respirasi (Sihaloho, 2009). Pada kolam ini telah tumbuh ganggang
dan mikroba heterotrop yang membentuk flok. Hal ini merupakan proses
penyediaan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam.
Pada kolam aerobic ini, dilakukan kegiatan feeding (pemberian umpan)
dari satu kolam aerobic ke kolam aerobic lainnya. Pemberian umpan ini
tujuannya sama seperti pada kolam pendinginan dan kolam anaerobic, untuk
mengalirkan limbah cair ke kolam berikutnya (Iswahyudi, 2016). Setelah melalui
proses pengolahan, limbah cair pada kolam akhir (final pond) di buang ke sungai
melalui outlet yang sudah dibuat dekat dengan kolam akhir (final pond)
(Iswahyudi, 2016). Keuntungan proses pencernaan aerobik antar lain hasil
pencernaan aerobic tidak berbau, bersifat seperti humus, mudah dikeringkan
(Sihaloho, 2009).
Unsur-unsur yang terkandung di dalam limbah dapat menyuburkan tanah.
Unsur-unsur tersebut adalah Nitrogen, Phosphor dan Kalium. Jumlah Nitrogen
dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa sawit sangat besar, sehingga dapat
bertindak sebagai nutrisi untuk tumbuh-tumbuhan (Rahardjo, 2009).

3.12.5 Kolam Aerasi (Aeration Pond)


Aeration atau aerasi adalah pemambahan oksigen ke dalam air sehingga
oksigen terlarut di dalam air semakin tinggi. Pada prinsipnya aerasi itu
mencampurkan air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen
rendah kontak dengan oksigen atau udara. Aerasi termasuk pengolahan secara
fisika, karena lebih mengutamakan unsur mekanisasi dari pada unsur biologi.
Aerasi merupakan proses pengolahan dimana air dibuat mengalami kontak erat
dengan udara dengan tujuan meningkatkan kandungan oksigen dalam air tersebut.
Dengan meningkatnya oksigen zat-zat mudah menguap seperti hiddrogen sulfida
dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dapat dihilangkan. Kandungan
karbondioksida dalam air akan berkurang. Mineral yang larut seperti besi dan
mangan akan teroksidasi mementuk endapan yang dapat dihilangkan dengan
sedimentasi dan filtrasi. Proses aerasi merupakan peristiwa terlarutnya oksigen di
dalam air. Efektifitas dari aerasi tergantung dari seberapa luas dari permukaan air
yang bersinggungan langsung dengan udara. (Hartini E. 2012.)
Fungsi utama aerasi adalah melarutkan oksigen ke dalam air untuk
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air dan melepaskan kandunngan
gasgas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air. Aerasi dapat
dipergunakan untuk menghilangkan kandungan gas terlarut, oksidasi besi dan
mangan dalam air, mereduksi ammonia dalam air melalui proses nitrifikasi. Proses
aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan
biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri
yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya.{Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama
proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal
ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah.
(Bary MA.2013).

3.12.6 Settling Pond


Settling Pond pada umumnya didesain khusus untuk menampung air yang
masuk, dan dilakukan pengelolaan sebelum air di alirkan keperairan umum.
Sumber air yang masuk ke settling pond pada umumnya air permukaan dan air
tanah (Diah, 2018).

BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN

Dalam permohonan kerja praktik ini, kami selaku pihak yang mengajukan
proposal ingin mengajukan beberapa usulan agar dapat menjadi informasi dan
bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan. Guna tercapainya keselarasan dengan
pihak perusahaan, kami sangat mengharapkan adanya informasi agar tidak terjadi
kesalah pahaman dan kerja praktik yang akan dilaksanakan nantinya dapat
berjalan dengan lancar.

3.1 Tempat Pelaksanaan


Tempat kerja praktik yang kami usulkan yaitu:
Nama Instansi/Perusahaan : PT. Syaukath Sejahtera
Alamat Perusahaan : Cot Jabet, Gandapura, Bireun, Aceh
Bagian : Process Engineering (PE)

3.2 Waktu Pelaksanaan


Kerja praktik ini direncanakan diadakan selama satu bulan. Dengan
mempertimbangkan jadwal kuliah Jurusan Teknik Kimia Universitas
Malikussaleh, maka kami mengharapkan kerja praktik dilaksanakan pada bulan
Juli 2022.

3.3 Peserta Kerja Praktik


Peserta Kerja Praktik ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Kimia
Universitas Malikussaleh, yaitu :
1. Nama : Khalida Afra
NIM :190140116
Jurusan : Teknik Kimia
Tempat/Tanggal Lahir : Lagang, 31 Oktober 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lagang, kec.Sawang, kab. Aceh utara
Nomor HP : 081260936614
Email : khalida.190140116@mhs.unimal.ac.id

3.4 Metodologi Pengumpulan dan Pengolahan Data


Adapun metode pengumpulan data diperoleh dari :
1. Data Lapangan
Data lapangan merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan dan
pencatatan langsung pada saat pengoperasian alat.
2. Data Literatur
Data literatur merupakan data yang diperoleh dari berbagai literatur atau
referensi yang mendukung yang akan dijadikan sumber acuan dan refrensi
pengolahan data.

3.5 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik


1. Orientasi / Pengenalan Perusahaan
2. Studi Literatur
3. Studi Lapangan / Pengambilan Data
4. Pembuatan Laporan

3.6 Mata Kuliah Penunjang.


Mahasiswa peserta kerja praktik telah dibekali sejumlah pengetahuan yang
diharapkan dapat menunjang pelaksanaan kerja praktik. Adapun matakuliah yang
telah diberikan kepada mahasiswa peserta kerja praktik adalah sebagai berikut:
No. Mata Kuliah Deskripsi
1 Pegantar Teknik Memahami pokok-pokok persoalan Teknik
Kimia (TKM812) Kimia dan dapat mengembangkan model
matematik untuk menganalisis sistem Teknik
Kimia.

2 Proses Industri Kimia Menguasai pengetahuan dasar tentang


(TKM-142) tahaptahap pemrosesan dalam pembuatan aneka
ragam bahan kimia. Tentang prinsip-prinsip
dasar perhitungan mengenai reaksi dan proses
kimia serta penerapannya dalam industri kimia.

3 Thermodinamika Mengerti tentang termodinamika dasar dan


Teknik Kimia II menguasai pengetahuan tentang perpindahan
energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya pada
(TKM243) unit operasi dan unit proses dalam industri
kimia.

4 Matematika Teknik Mampu membuat model dari


Kimia II (TKM343) persoalanpersoalan Teknik Kimia dan mampu
menyelesaikan model tersebut secara analitik.

5 Analisa Numerik dan Mampu menyelesaikan permasalahan Teknik


Pem. Komputer Kimia dengan pendekatan Numerik melalui
Pemrograman komputer.
(TKM433)
6 Operasi Teknik Kimia Mampu menguasai pengetahuan dasar tentang
III (TKM353) proses pemisahan fasa gas-cair, cair-padat,
caircair, dan proses pemisahan dengan
membran.
7 Menggambar Mampu menguasai pengetahuan tentang
Teknik (TKM632) prinsipprinsip dasar dan teknik-teknik
menggambar teknik terutama dalam lingkup
industri kimia.

8 Mikrobiologi Industri Mampu memahami pengertian dasar tentang


(TKM732) perilaku mikroorganisme, dan penerapannya
dalam industri bioproses.

9 Teknologi Air dan Mampu menyelesaikan permasalahan


Buangan Industri pencemaran udara, air, tanah, dan
(TKM542) peraturanperaturan mengenai lingkungan.

10 Neraca Massa Dan Memahami hal-hal yang berhubungan dengan


Energi (TKM643) dasardasar Teknik Kimia dan mampu
melakukan perhitungan neraca massa dan
energi dalam industri kimia.

11 Ekonomi Teknik Mampu menganalisis suatu investasi secara


(TKM-462) cermat untuk menentukan apakah investasi
tersebut layak atau tidak dijalankan/teruskan.
Mampu menguasai pengetahuan tentang
karakteristik pupuk dan teknologi
pengolahan/produksi pupuk.

12 Teknologi Pupuk Mampu menguasai pengetahuan tentang


(TKP-862) karakteristik pupuk dan teknologi
pengolahan/produksi pupuk.
Mengetahui dan memahami sistem keselamatan
kerja di pabrik kimia.

13 Utilitas (TKM-562) Mampu menguasai pengertian tenteng utilitas


dan aplikasi dalam proses industri kimia.
14 Statistik (TKM-252) Mampu menguasai pengetahuan tentang
dasardasar statistika, falsafah dasar eksperimen,
teknik analisa data percobaan.

15 Proses Perpindahan Mengenali alat-alat perpindahan panas dalam


Panas (TKM-363) organisasi pabrik kimia, menguasai cara-cara
perhitungan panas pada umumnya, serta
mengerti cara-cara dasar untuk menentukan
ukuran alat perpindahan panas dalam upaya
efisiensi energi.

16 Keselamatan Kerja Mengetahui dan memahami sistem keselamatan


(TKM-852) kerja di pabrik kimia.

Selain mata kuliah yang telah disebutkan, terdapat pula beberapa mata
kuliah yang sedang diambil pada semester VI ini dan diharapkan dapat ikut
menunjang pelaksanaan Kerja Praktik, antara lain:
No. Mata Kuliah Deskripsi
1 Teknik Reaksi Kimia Mampu menguasai tentang jenis reaktor,
II (TKM-163) kinerja reaktor, perhitungan neraca masa dan
energi serta merencanakan reaktor.

2 Aplikasi Komputasi Mampu menggunakan software aplikasi


Proses (TKM-653) tertentu untuk menyelesaikan permasalahan
matematis berkaitan bidang teknik kimia.

3 Perancangan Alat Mampu menguasai cara-cara perhitungan untuk


Proses II (TKM-663) perencanaan dan perancangan menara distilasi
dan absorbsi.

4 Instrumentasi Proses Mampu menguasai tentang: Prinsip-prinsip


(TKM-762) dasar alat ukur dan teknik-teknik pengukuran,
dan instrumentasi sistem pengendali proses.

5 Fenomena Mampu membuat shell property balance pada


Perpindahan (TKM- keadaan tunak dan transient, dan mampu
menggunakan persamaan kontinuitas,
153)
persamaan gerak, dan persamaan energi dalam
menurunkan model matematika.

3.7 Rencana Kerja Pabrik


Rencana jadwal kegiatan kp di PT.Syaukath Sejatera
Minggu Hari Kegiatan
1 Orientasi Pabrik / Training K3
1 2
3 Flawsheet Pabrik CPO
4
5
6 Kunjungan Pabrik CPO
7
2 8
9
10 Menganalisa Alat
11
12
13
3 14 Tugas Khusus (Survey Alat)
15
16
17 Tugas Khusus (Pengamatan Proses)
18
19
20 Tugas Khusus (Pengamatan Kinerja Alat)
4 21
22
23 Tugas Khusus (Pengambilan Data)
24
25
28 Penyusunan Laporan
27

TTD
Pembimbing Pabrik

(…………………)

BAB IV
TUGAS KHUSUS
Pada tugas khusus ini penulis mengambil objek pengamatan atau tugas
khusus dengan judul “ANALISA PARAMETER AIR BOILER PADA UNIT
PROSES WATER TREATMENT PLANT DI PT. SYAUKATH SEJAHTERA” .
Ada beberapa hal utama yang menjadi target dalam pelaksanaan kerja
praktik tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan akan perusahaan tempat kerja praktek sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai model industri yang berkaitan dengan
Jurusan Teknik Kimia.
2. Studi kasus tentang subyek yang ada pada perusahaan tempat kerja praktik
meliputi: pengumpulan data, analisis dan kontribusi dalam pemecahan
masalah.

Materi tersebut hanyalah sebuah usulan, tidak menutup kemungkinan


untuk menggunakan materi yang diusulkan oleh perusahaan selama masih
berkaitan dengan bidang Teknik Kimia (Engineering Proccess).

TTD
Pembimbing Pabrik

(……………………)

BAB V
PENUTUP

Demikian proposal ini kami ajukan sebagai bahan pertimbangan


penerimaan pengajuan kerja praktik. Kami berharap proposal ini dapat
memberikan gambaran tentang kerja praktik yang akan kami laksanakan. Semoga
proposal ini disetujui oleh PT. Syaukath Sejahtera, sehingga kami dapat
memberikan kontribusi yang berarti bagi PT. Syaukath Sejahtera.
Melihat keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, kami sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan dari pihak perusahaan untuk kelancaran
Kerja Praktik ini. Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksanaan Kerja
Praktik ini adalah :
1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktik.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian atau mengambil data-data yang
diperlukan.
3. Kemudahan tempat tinggal.
Bersama proposal ini kami lampirkan daftar Indeks Prestasi Kumulatif dan
Curriculum Vitae (CV). Semoga proposal ini dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pihak perusahaan.
Atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Bukit Indah, 15 Maret 2022


Hormat Kami

Peserta

Anda mungkin juga menyukai