BAB I
PENDAHULUA
N
terutama di daerah Kalimantan Tengah yang telah banyak berdiri perkebunan dan
industri kelapa sawit dimana hal ini memerlukan sumber daya manusia. Kegiatan
magang ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar langsung ke dunia kerja dan
di lapangan untuk menyesuaikan antara ilmu teori yang telah di pelajari di bangku
kuliah di dalam dunia kerja secara langsung.
Tujuan umum yang ingin dicapai dari proses kegiatan magang yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara teori dengan praktik langsung di PT. Sakti
Mait Jaya Langit.( SMJL)
2. Meningkatkan pengalaman kerja di Bidang Industri pengolahan kelapa sawit.
3. Lebih memahami proses produksi CPO di dalam sebuah pabrik kelapa sawit.
4. Mendapatkan keterampilan serta keahlian tambahan dan pengetahuan yang
lebih tentang cara pengolahan kelapa sawit.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Kualitas Kernel pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di
PT. Sakti Mait Jaya Langit.( SMJL)
2. Mengetahui setiap proses pengolahan kernel (inti kelapa sawit) di PT Sakti
Mait Jaya Langit ( SMJL).
3. Mengetahui cara pengendalian kualitas kernel yang dihasilkan di PT. Sakti
Mait Jaya Langit.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
areal lahan yang digunakan termasuk areal non tanaman yakni perumahan dan
kantor.
Batas Wilayah :
Barat : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan
kabupaten Pulang Pisau
Timur : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan desaa lahei
mangkutup
Utara : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan desa tabore
Seleatan : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung denga humbang
raya
• Olahraga
Sarana Olah Raga yang disediakan oleh PT. SMJL yaitu lapangan voli,
Gedung Olah Raga (GOR) berisi lapangan futsal, basket dan bulu tangkis
yang digunakan oleh karyawan yang berada di perusahaan ini.
• Sarana Tempat Ibadah
Sarana tempat ibadah yang disediakan oleh PT. SMJL yaitu berupa masjid,
gereja, mushola dan klenteng yang digunakan oleh setiap karyawan PT.
SMJL sesuai dengan agamanya.
• Sarana Pendukung
Sarana atau fasilitas pendukung yang ada disediakan oleh PT. SMJL yaitu
ATM, Koperasi, kebun buah, dapur umum, listrik dan air.
Mill Manager
Pelaksana WTP
Gambar 2. Struktur Organisasi Pabrik Adm.Gudang
Sumber : PT. SMJL
10
2.5 Perusahaan
2.5.1 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi :
“Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang industri, distributor, eksportir dan
penyedia jasa logistik serta perdagangan. Mentari Group siap menghadapi
tantangan dan unggul dalam kompetisi global dengan bertumpu pada kemampuan
sendiri.”.
b. Misi :
Mengelola seluruh kelompok usaha secara profesional dan inovatif serta
berorientasi kuat pada kualitas produk dan pelayanan yang prima. Dengan
memiliki komitmen yang tinggi, terhadap kelestarian lingkungan, menciptakan
lingkungan kerja, menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
sekitar.
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG
Penimbangan
Sortasi/grading
Loading ramp
Perebusan
Thresher dan Bunch press
Digester dan Press
Klarifikasi
Kernel
Stasiun boiler dan kamar mesin (power house).
Ada juga divisi pendukung proses yaitu laboratorium, bengkel (harnik),
kantor, dan gudang (warehouse), yang memiliki fungsi dan perannya masing-
masing dalam kegiatan pengolahan di pabrik kelapa sawit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penimbangan Buah
Grading/Sortasi
Loading Ramp
Sterilizer (Perebusan)
Thereser (Pemipil)
Digester (Press)
Proses pengolahan dalam pabrik kelapa sawit memiliki departement yang tiap
departementnya memiliki bagian dan peranan masing-masing yang dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Devisi Yang Berperan Dalam Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
Divisi Bagian Peran
St. Loading ramp Meyalurkan/ pengatur buah yang
akan di rebus di sterilizer
St. Sterilizer/ Perebusan Tempat perebusan buah
St. Thresher/ Pemipil Memisahkan berondolan dari
janjang (tandan) buah
Bunch Press Pengambilan minyak dari janjang
Buah
Proses St. Digester dan Press Pemisan daging buah dan Nut dan
pengambilan minyak mentah
St. Klarifikasi Pengolahan minyak mentah
menjadi CPO
St. Kernel Pemisahan nut (cangkang) dan inti
buah (kernel)
St. Boiler dan power Sebagai tenaga penghasil uap
house (kamar mesin) (steam) untuk proses proses
pengolahan (produksi)
Water Treatmen Plant Pengolahan air yang digunakan
(WTP) untuk proses produksi dan
disalurkan ke perumahan
Grading/ Sortasi Peyortiran buah yang akan diolah
oleh pabrik
Pengolahan limbah Pengolahan limbah yang
Laboratorium dihasilkan oleh pabrik untuk
kembali dimamfaatkan
(diaplikasikan) sebagai pupuk
atau
disalurkan ke kebun.
Laboratorium Menganalisa losses maupun
kualitas produk yang dihasilkan
dari produksi
Elektrik ( bengkel) Untuk perawatan dan perbaikan
alat yang berhubungan dengan
Harnik/ bengkel Listrik
Mekanik (mesin dan Untuk perawatan dan perbaikan
Peralatan) mesin-mesin dan alatproduksi
Personalia Untuk bagian perizinan/ cuti,
lembur, sakit, dan hal-hal yang
berhubungan dengan personal
karyawan
22
4.2. Pembahasan
4.2.1.Proses
Pengolahan
1. Timbangan
Jembatan timbangan brfungsi untuk mengetahui berat buah, CPO, kernel,
solid, dan tandang kosong yang masuk maupun keluar. Berat timbangan yang
diperoleh akan digunakan untuk mendapatkan jumlah rendemen dari produk yang
dihasilkan. Namun berat TBS yang masuk ke pabrik akan dikurangi berdasarkan
hasil dari proses grading. Untuk penjualan karnel dan CPO sebelum dijual akan
dilakukan penimbangan berat mobil dan CPO, kernel (Brutto), berat mobil
(Tarra), berat bersih CPO dan kernel (Netto). Berat Netto = Berat Brutto – Berat
Tarra. hal ini dilakukan untuk mencegah kelebihan berat yang akan dijual.
Jembatan timbang dilengkapi dengan load cell yang berfungsi sebagai
sensor dalam proses penimbangan yang terinstal pada program komputer.
Kapasitas jembatan timbangan max 40 ton, pada PT. Sakti Mait Jaya Langit
terdapat dua unit jembatan timbangan.
2. Grading/Sortasi
Penyortiran tandan buah segar sesuai kriteria masing-masing yang sudah
ditentukan pabrik kelapa sawit yang bertujuan memberikan informasi mutu TBS
yang diterima oleh pabrik, memberikan informasi untuk menganalisis rendemen
minyak dan Kernel serta mutu produk pada PKS, mengontrol mutu TBS yang
masuk ke pabrik (segi kematangan, persen berondolan, tangkai panjangn,
kesegaran dan kontaminasi) serta untuk mengontrol kualitas buah luar agar sesuai
dengan harga yang dibayar. Kegiatan sortasi yang dilakukan pemeriksaan
menggunakan 100 sampel TBS per angkutan. Kriteria mutu tandan buah segar
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Kriteria Mutu Tandan Buah Segar:
Kriteria Keterangan Gambar
Truk yang masuk ke area grading maksimum 4 unit truk kemudian akan
dilakukan bongkar muatan TBS yang diterima dan dipilah sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Pada kegiatan grading dan sortasi TBS ini akan didapatkan
26
potongan sortasi yang telah dihitung dan dituliskan pada form grading kemudian
diberikan pada operator timbangan. Potongan sortasi pada kebun luar dikenakan
potongan wajib yang telah sepakati oleh perusahaan dan transporter. Sementara
pada kebun inti tidak dikenakan potongan wajib. Form grading dapat dilihat pada
Gambar 4.
3. Loading Ramp
Loading merupakan sebagai tempat penampungan tandan buah segar
sementara sebelum dimasukkan kedalam fruit Fresh bunch conveyor (FFBC) yang
menyalurkan tandan buah segar ke sterilizer . Pintu digerakkan dengan 2 pompa
hidrolik dan loading ramp menerapkan sistem first in first out (FIFO) yaitu buah
yang pertama kali masuk adalah buah yang pertama kali dikirim ke rebusan
(Istianto Budhi Rahardja, 2013).
Loading ramp memiliki beberapa bagian diantaranya yaitu:
1. Lantai Loading Ramp
Terdapat 3 ramp yang berada di 3 sisi loading ramp, yang disetiap ramp
terdapat 10 pintu hidrolik. Lantai loading ramp berfungsi sebagai tempat
penampungan tandan buah segar yang sudah melalui proses grading atau proses
penyortiran buah dari sampah seperti batu, pasir, spikelet dan sampah lainnya
yang terbawa dari kebun. Pada lantai loading ramp terdapat kisi-kisi yang
bertujuan untuk menjebak sampah agar tidak terikut kedalam bejana rebusan.
27
mesin atau tenaga untuk membantu membuka pintu ramp. Gamambar panel dan
pompa hidrolik dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
Kapasitas total loading ramp yang terdapat pada pabrik yakni mampu untuk
menampung 1000-1500 ton TBS/hari. PKS berkapasitas produksi pabrik yang
dirancang adalah 60 ton/jam akan banyak TBS yang diolah. Kapasitas loading
ramp dihitung berdasarkan kebutuhan harian pabrik.
Kapasitas LR = kapasitas produksi waktu produksi
= 60 ton/jam
= 20 jam (waktu produksi)
= 12000 ton TBS/hari
Sehingga, kapasitas loading ramp yang ada pada pabrik PT. SMJL lebih dari
cukup untuk menampung persediaan TBS pada produksi harian pabrik
30 X 60
= 60
= 30 menit
Untuk mengetahui Jumlah bongkaran yang dilakukan perebusan /jam dapat
dihitung dengan rumus :
Waktu Rebus
Jumlah bongkar dalam 1 jam =
Jarak Rebus
60
` = 30
= 2 bongkaran/jam
Sehingga dapat diketahui dalam perebusan dibutuhkan jarak waktu 30 menit
untuk melakukan pembongkaran antara rebusan satu dengan yang lainnya, dan
31
1.5 1.5
0.5
0 0 0
0 8 menit 15 menit 4 menit 10 menit 20 menit 4 menit
daerasi puncak 1 Ablas 1 puncak 2 holding time ablas 2
Hasil perebusan buah TBS harus melalui tahapan, daerasi, double peack ,
holding time, pembuang steam dan kondensat. Sistem pereebusan di PT. SMJL
menggunakan sistem doble peack.dengan tahapan sebagai berikut :
1) Proses pengisian sterilizer dilakukan dengan cara start hidrolik motor
power pack untuk mengaktifkan 32ystem hidrolik.
2) Pintu keluar TBS (bagian bawah rebusan) dalam keadaan tertutup atau
telah dikunci sedangkan pintu masuk bagian atas rebusan dalam keadaan
terbuka.
3) Kemudian jalankan inclined fresh fruit bunch yang telah berisi TBS untuk
dimasukkan kedalam bejana rebusan. Kemudian TBS akan jatuh kedalam
bejana melalui main hole.
4) Setelah bejana rebusan terisi penuh maka pintu masuk bagian atas ditutup
hingga rapat agar steam yang digunakan tidak keluar.
5) Pada saat proses pe rebusan akan terjadi tahapan sebagai berikut:
a) Proses Daerasi
Proses Daerasi sangat penting dilakukan untuk membuang udara dingin
dapat keluar dari bejana rebusan. Daerasi merupakan proses pembuangan
udara (O2) dan air (H2O) yang terdapat pada bejana. Daerasi sangat penting
dilakukan untuk membuang udara dingin keluar dari bejana rebusan. Pada
tahap ini inlet steam ditutup, sedangkan exhaust valve dan condensate valve
dibuka untuk membuang udara dan air. Tahap daerasi berlangsung selama 8
menit dengan suhu 55 oC Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
rebusan yang optimal.
b) Puncak I
Pada puncak I merupakan masa ketika terjadinya proses kenaikan steam
dengan tekanan yaitu 1,5 kg/cm2. Proses yang terjadi ketika puncak I yaitu
inlet steam dibuka agar tekanan naik sedangkan exhaust valve dan
condensate valve ditutup.
c) Ablas
Ablas merupakan proses penurunan steam setelah mencapai puncak I dan II.
Pada tahap ini inlet steam ditutup sedangkan exhaust valve dan condensate
valve dibuka agar buah tidak tergenang air sehingga minyak hasil rebusan
33
tidak terikut dalam air kondensat dan udara pada bejana keluar terjadi
pengantian steam yang baru. Penurunan tekanan steam hingga mencapai 0
kg/cm2.
d) Puncak II (Holding Time)
Tahapan ini merupakan inti dari proses perebusan dimana tekanan steam
yang digunakan harus ditahan. Puncak II terjadi dalam tekanan steam 2,8–3
kg/cm2 dengan waktu perebusan optimal 35-40 menit dengan temperatur
149–153 oC. Tahap ini inlet steam dibuka sedangkan exhaust valve dan
condensate valve di tutup agar mencapai tekanan yang diinginkan.
e) Pembongkaran Sterilizer (Ablas II)
Pembongkaran rebusan dilakukan dengan cara inlet steam ditutup
sedangkan exhaust valve dan condensate valve dibuka. Proses
pembongkaran ini merupakan air dari proses perebusan. Tekanan terlebih
dahulu diturunkan, kuncian pintu bagian bawah dibuka, kemudian pintu
dibuka menggunakan power pack untuk membuka pintu hydraulik. Pada
saat pembongkaran rebusan buah tidak mau keluar maka akan diberikan
tekanan steam dengan membuka inlet steam guna mendorong buah agar
mempermudah proses pembongkaran.
Beberapa aspek perebusan yang dapat mempengaruhi efektifitas dan
efesiensi dalam perebusan antara lain sebagai berikut :
a. Tekanan Steam. Dalam siklus perebusan bila tekanan steam dapat mencapai
2,8–3 kg/cm2 dengan waktu tahan 35–40 menit pada peak II, maka akan
memberikan hasil yang optimal pada buah yang direbus.
b. Pembuangan Udara (Daerasi) Dari Sterilizer, udara merupakan pengantar
panas yang lambat, sehingga akan menurunkan tekanan di dalam perebusan,
maka udara yang ada didalam bejana rebusan harus dibuang dengan cara
digeserkan oleh steam yang dinamakan daerasi. Deaerasi dilakukan selain
untuk pembuangan udara di dalam sterilizer juga untuk pengusiran udara
yang berada di dalam TBS melalui penetrasi panas steam ke dalam jaringan
buah (diffuse). Deaerasi dilaksanakan saat dimulainya perebusan TBS
dengan cara memasukkan uap dari bagian atas bejana rebusan dan
mengeluarkan dari
34
dasar bejana. Steam dimasukkan dari bagian atas rebusan melalui pipa
pemasukkan yang dilengkapi dengan steam distributor yang bertujuan agar
penyebaran tekanan steam dapat merata ke semua bagian.
c. Pembuangan Condensate, pada proses perebusan steam yang digunakan
akan mengalami kondensasi yang terkumpul di bagian dasar sterilizer.
Kondensat dibuang melalui dasar bejana yang pembuangannya dikontrol
dengan valve kondensat pada bagian bawah rebusan. (a) air kondensat harus
dibuang karena air kondensat yang tidak dibuang dapat menggenangi buah
yang direbus sehingga mengakibatkan oil akan terikut ke dalam air
konsensat (b) air yang terakumulasi akan mengabsorbasi panas dari steam
sehingga panas dari steam akan berkurang.
d. Kebutuhan Steam, jumlah steam yang dibutuhkan untuk sekali perebusan
dengan sistem double peak adalah 20,5 ton uap/jam sedangkan kebutuhan
uap untuk pemanasan 260 – 290 kg/ton TBS.
e. Waktu Perebusan, membutuhkan waktu penetrasi steam hingga ke bagian
tandan yang paling steam hingga ke bagian tandan yang paling dalam.
Penetrasi panas ke dalam tandan buah akan semakin cepat bila tekanan
steam semakin tinggi. Pada sistem perebusan triple peak pengusiran udara
dari sela- sela tandan buah yaitu terjadi pada puncak/step kedua dengan
tekanan steam sekitar 2,3 kg/cm2 yang diturunkan dengan cepat menjadi 0
(nol) kg/cm2 . Selanjutnya buah di dalam rebusan memasuki peak ketiga
dengan tekanan steam 2,8 – 3,0 kg/cm2 dalam waktu 35-45 menit
tergantung kebutuhan. Adapun hubungan waktu perebusan dengan efisiensi
ekstraksi oil yaitu : (a) semakin lama waktu perebusan, jumlah buah yang
terpipil akan semakin tinggi; (b) semakin lama waktu perebusan, losses oil
di condensate dan di tandan kosong semakin tinggi; (c) semakin lama waktu
perebusan, mutu oil akan semakin menurun karena akan terjadi penurunan
nilai DOBI (Deteration Of Bleachability Index).
Bagian – bagian dari stasiun sterilizer yaitu sebagai berikut :
35
1
4
5 2
3
6
8 11
9
10 12
Buah B : buah yang masih ada buah yang tidak ter pipil ≥ 10 %.
Buah C : buah yang sudah ter pipil secara sempurna.
Sterilizer
Auto feeder
Drum Threesher
Vibrating
Digester Empty Bunch Conveyor
Condensat
Bunch Hopper
Janjang Kosong
sterilizer dibawa oleh rantai scrapper pada inclined fruit bunch dan kemudian
sebagian buah dimasukkan ke auto feeder bawah dan sebagian ke auto feeder atas.
Inclined fruit bunch digerakkan oleh motoran dengan kecepatan 11 rpm.
Gambar. 17 Autofeeder
Sumber: Dok. Pribadi
3. Horizontal Fruit Bunch
Buah yang berasal dari autofeeder bawah dan atas kemudian kasuk kedalam
40
horizontal fruit bunch. horizontal fruit bunch berfungsi sebagai pembagi umpan
kedalam drum thresher agar terbagi sama rata.
Brondolan Matang Inclined Fruit Bunch (IFB) Top Cross Conveyor Distributing Conveyor Digester
Mesin Press
Vibrating Screen
Recovery Tank
Klarifikasi
4. Digester
Digester merupakan bejana yang didalamnya terdapat 5 pasang pisau yang
digerakkan oleh motoran dengan kecepatan 20-25 rpm, dengan kapasitas 3 ton .
Mekanisme kerja digester yaitu buah masuk ke digester, kemudian diaduk
sedemikian rupa sampai brondolan melewati pisau-pisau digester mulai dari atas
sampai ke bawah, sehinga diharapkan daging buah akan terpisah dari nutnya.
Brondolan yang sudah tercacah akan keluar melalui chute karena didorong oleh
pisau pelempar didalam digester.
b. Chute
Chute merupakan corong tempat keluarnnya buah sawit yang telah dicacah
didalam digester. Chute juga berfungsi sebagai penghubung antara digester dan
press. Sehingga nantinya buah yang buah yang tercacah didalam digester akan
langsung masuk ke press. Chute dilengkapai pipa hot water yang berfungsi untuk
mendorong brondolan untuk melewati chute sehingga tidak terjadi sumbat.
Gambar. 29 Chute
Sumber: Dok. Pribadi
c. Buttom
Plate
Brondolan yang dicacah didalam digester umunya akan mengeluarkan
minyak, buttom plate berfungsi sebagai peyaring minyak yang dihasilkan di
digester dan dialirkan ke dalam oil gutter.
d. Pipa Steam
Temperatur dalam digester biasanya harus selalu terjaga oleh karena itu
untuk menjaga agar suhu tetap stabil, steam dikirim dari stasiun power house dan
diinjeksi kan kedalam digester melalui pipa steam. Suhu yang tinggi dalam
digester akan membantu memudahkan proses pelumatan brondolan. Pipa steam
terletak pada bagian samping dan bawah bejana digester. Selain untuk menjaga
temperatur, steam digunakan untuk mengatasi sumbat yang sering terjadi pada
bejana digester.
e. Motoran dan Gear Box
Motoran berfungsi untuk menggerakkan pisau digester, motoran bergerak
dengan bantuan energi listrik. Motoran memutar gear box dengan bantuan belt,
yang diamana gear box berfungsi untuk memperlambat putaran yang dihasilkan
oleh motoran. Sehinngga pisau yang berada didalam digester tidak bergerak
terlalu cepat. Hal yang harus diperhatikan yaitu banyak brondolan yang
dilumatkan dalam
48
satu bejana digester harus ¾ dari bejana digester karena berondolan akan tercacah
dengan optimal. Jika brondolan sedikit, maka brondolan tidak akan melewati
semua pisau digester, ini akan menyebabkan brondolan tidak tercacah dengan
sempurna. Selain itu, digester memiliki temperatur yang tinggi, karena akan
memudahkan proses pencacahan dan pelumatan brondolan, dan dengan
temperatur tinggi minyak yang keluar saat proses pencacahan tidak akan
membeku, karena sifat minyak yang mudah membeku di suhu rendah.
5. Mesin Press
Mesin press berfungsi untuk mempress atau menekan buah yang telah
dicacah dari stasiun digester. Brondolan yang telah dipress oleh screw akan
ditekan lagi oleh cunt yang digerakkan oleh hidrolik. Minyak kasar yang
dihasilkan oleh press akan masuk ke oil gutter sedangkan fibre dan nut akan
masuk ke cake breaker conveyor (CBC) stasiun karnel
Mesin press merupakan alat untuk memisahkan minyak dari daging buah
dengan cara ditekan atau diperas (press) oleh screw dan cunt. Jenis mesin press
yang digunakan merupakan jenis pengepres An berputar atau screw press. Mesin
press yang ada di PT. Sakti Mait Jaya Langit berjumlah 6 dengan kapasitas 10
ton/jam dan mesin press berkapasitas 30 ton/jam. Adapun bagian-bagian dari
mesin press adalah sebagai berikut.
Gambar.32 Cunt
Sumber: Dok. Pribadi
50
c) Press Cage
Press cage berfungsi untuk menyaring minyak yang dihasilkan dari pressan
agar fibre dan nut tidak terikut kedalam saluran minyak (oil gutter). Press cage
berbentuk silinder seperti selubung atau berbentuk seperti kaca mata yang
memiliki banyak lubang-lubang kecil berjumlah ribuan di seluruh bagian
dindingnya.
d) Motoran Press
Motor an berfungsi untuk menggerakkan dua buah screw agar dapat
berputar dan mendorong brondolan kelapa sawit yang sudah tercacah. Motor an
yang digerakkan dengan tenaga listrik akan berputar dengan cepat, gerakan
berputar ini akan dialirkan ke gear box agar dapat berputar dengan bantuan
bealting.
e) Gear Box
Gear box merupakan alat yang berfungsi untuk memperlambat putaran dari
motor an. Gerak motor an yang terlalu cepat perlu diturunkan kecepatannya agar
putaran dari screw juga tidak terlalu cepat.
f) Kopling
Kopling merupakan alat yang digunakan untuk meneruskan putaran dari
gear box ke dua buah screw. Kopling juga berfungsi untuk membagi dan
mengubah putaran dari satu putaran menjadi dua putaran berlawanan arah
sehingga screw press yang berjumlah dua dapat berputar dengan arah yang
berlawanan.
Hal yang perlu diperhatikan saat proses pengepres san di mesin press yaitu
besar tekanan screw press dan hidrolik, jika tekanan terlalu tinggi akan
menyebabkan nut yang sudah terpisah-pisah dari daging buahnya akan mudah
pecah dan hal ini akan menyebabkan terjadinya losses (kehilangan) pada kernel.
Sedangkan jika tekanan screw press dan hidrolik terlalu rendah maka proses
pengepresan tidak berjalan dengan optimal, minyak dalam daging buah tidak
semuanya terperas, hal ini akan menyebabkan losses (kehilangan) minyak sawit.
Mesin press dengan kapasitas yang berbeda memiliki tekanan screw press dan
hidrolik yang berbeda juga.
PT. Sakti Mait Jaya Langit berjumlah 4 unit. Vibrating screen yang digunakan
merupakan jenis vibrating screen double deck atau penyaringan ganda, dimana
dalam vibrating screen terdapat dua saringan dengan posisi bertingkat. Sehingga
ketika minyak kasar masuk, kotoran akan disaring di saringan pertama atau
saringan bagian atas. Kemudian minyak yang berhasil masuk kebagian dalam,
kotorannya akan disaring lagi oleh saringan kedua atau saringan bagian bawah.
Lubang pada saringan bagian atas dan bagian bawah memiliki ukuran 30 mesh
atau 30 lubang dalam satu inchi. Kotoran, sampah dan serabut akan masuk
kedalam conveyor sampah dan dibawa ke bottom cross conveyor untuk diolah
lagi. Sedangkan minyak yang lolos penyaringan akan masuk kedalam pipa yang
terhubung ke recovery tank.
penyimpanan). Sedangkan sludge yang ada di crude settling tank akan di kirim
menuju sludge underflow. Kemudian dari sludge underflow, sludge akan disaring
kembali oleh vibrating screen, sludge yang telah disaring akan dikirimkan
dan ditampung pada sludge tank. Dari sludge tank, sludge akan dipompa masuk
kedalam sand cyclone, yang berfungsi sebagai pemerangkap pasir yang masih ada
didalam sludge. Setelah melewati sand cyclone, sludge akan dibawa ke balance
tank untuk ditampung sebelum diumpankan ke atau centrifuge. Sludge yang
masuk ke centrifuge akan diputar dengan kecepatan tinggi, sehingga akan terjadi
pemisahan sludge menjadi beberapa bentuk yaitu light phase (minyak), heavy
phase, dan solid.
Light phaase yang dihasilkan akan dikirimkan ke light phase tank, jika
minyak memiliki tingkat kejernihan lebih dari 75 % minyak akan langsung
dikirimkan ke oil tank. Namun jika tingkat kejernihannya kurang dari 75 %
minyak akan dikirimkan ke recovery tank, yang kemudian akan dipompa masuk
kedalam crude settling tank untuk diolah dan dijernihkan kembali. Heavy phasse
akan dikirimkan ke fatpit beton untuk dibuang ke kolam limbah. Sedangkan solid
akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk perkebunan di PT. Sakti Mait Jaya
Langit.
Pada stasiun klarifikasi ada beberapa tahapan proses yang dilakukan pada
beberapa unit atau alat pemurnian seperti Continuous Settling tank (CST),
distribution tank, oil tank, vaccum dryer, oil storage tank (OST), vibrating screen,
sludge tank, sandcyclone, buffer tank, brush trainer, centrifuge, reclaim tank, fat
pit, dan recovery Adapun diagram alir pada proses klarifikasi dapat dilihat pada
Gambar 37
Minyak Sludge
Oil Tank Float Tank Vacum Diyer Vibrating Screen Sludge Tank Sandcyclone
Storage Tank Buffer Tank
Brush Striner
Centrifuge
Minyak Sludge
Minyak
Gambar 38. Diagram Alir Proses Stasiun Klarifikasi
Sumber. Dok. Pribadi
1. Crude Settling Tank (CST)
Minyak kasar dari COT akan masuk kedalam crude settling tank melalui
buffer tank yang berada pada bagian paling atas crude settling tank. Dari buffer
tank minyak akan dialirkan kedalam tagki melalui pipa buffer tank yang memiliki
panjang hingga bagian tengah CST Minyak kasar yang masuk akan diaduk oleh
agitator, dan agitator akan menciptakan putaran pada minyak kasar dimana
putaran
57
Gambar. 41 Skimmer
Sumber: Dok. Pribadi
59
d. Pipa Steam
Salah satu sifat minyak adalah mudah membeku dalam temperatur rendah,
sehingga temperatur dalam CST harus selalu dalam keadaan tinggi, temperatur
CST adalah minimal 95oC. Untuk menjagar temperatur dalam CST maka steam
dialirkan atau digunakan dalam CST. Ada dua jenis pipa steam yang digunakan
dalam CST yaitu heating oil steam dan injeksi steam. Heating oil steam adalah
steam yang dimasukkan ke dalam CST dengan sistem sirkulasi. Injeksi steam
merupakan steam yang dimasukkan dalam CST melalui pipa – pipa yang
berlubang. Steam yang masuk ke dalam tangki yang berisi minyak kasar akan
menyebabkan temperatur dalam tangki naik. Injeksi steam hanya digunakan saat
awal produksi selama dua jam.
sebagai pemberi umpan sludge dari CST ke vibrating screen. Dari sludge underflow
biasanya sludge akan diteruskan menuju vibrating screen melalui pipa.
3. Float Tank
Float tank digunakan sebagai tempat untuk mengatur umpan yang masuk ke
dalam vacum dryer. Float tank berbentuk seperti bak persegi berukuran sedang
yang dilengkapi dengan valve yang dapat menutup dan membuka pipa tempat
masukknya minyak yang di transfer dari oil tank. Minyak yang masuk akan
mengalir kedalam bak float tank, dimana dalam float tank terdapat lubang
terhubung dengan vacum dryer, sehingga minyak akan masuk ke dalam lubang
tersebut dan diteruskan kedalam vacum dryer.
4. Vacum dryer
Minyak yang dikirimkan ke vacum drying, dari float tank akan dialirkan
melalui pipa yang tersambung kedalam vacum drying. Vacum drying digunakan
untuk mengurangi kadar air yang tersisa didalam minyak sawit, sehingga kadar air
sesuai dengan standar mutunya yaitu 0,15 %. Pengeringgan atau pengurangan air
pada minyak dilakukan dengan sistem penguapan hampa atau pengabutan.
Dimana minyak yang masuk akan disemprotkan melalui nozzle-nozle, suhu
minyak yang lumayan tinggi dalam vacum drying akan menyebabkan air yang
terbawa dalam minyak akan menguap dengan cepat dan dihisap oleh vacum pump.
Sedangkan minyak yang sudah murni dengan kandungan air yang lebih rendah
akan mengalir kebagian bawah bejana vacum yang selanjutnya akan dipompa
menuju ke storage atau tangki penyimpanan.
6. Vibrating Screen
Vibrating screen yang digunakan pada stasiun klarifikasi hampir sama
dengan vibrating screen yang ada di stasiun press. Perbedaannya hanya terletak
pada jumlah dek atau screen yang terdapat dalam vibrating screen. Dimana
distasiun klarifikasi jenis vibrating screen yang digunakan merupakan jenis single
deck (satu screen), yaitu hanya memiliki satu penyaring dan hanya satu kali
penyaringan yang terjadi di vibrating screen ini.
Fungsi dari vibrating screen sendiri masih sama yaitu untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terkandung dalam sludge. Ukuran lubang dalam vibrating
screen ini adalah 30 mesh per inci atau ada 30 lubang dalam ukuran 1 inch,
sehingga kotoran yang memiliki ukuran lebih besar dari itu tidak akan lolos
melewati saringan dan tetap akan berada diatas saring sebelum nanti jatuh ke
dalam corong.
63
bawah, sedangkan fraksi ringan keluar dari bagian atas. Pasir-pasir halus akan
masuk kedalam tabung sand cyclone setiap valve in terbuka yaitu dalam waktu 5
menit sekali. Hot water akan dimasukkan dalam sand cyclone untuk melakukan
flushing, yaitu pembersihan pasir yang ada didalam sand cylone secara merata.
Hot water digunakan sebagai pembersih, karena air yang memiliki temperatur
yang tinggi akan memudahkan dalam pembersihan, temperatur hot water yang
digunakan adalah 90 oC. Setelah flushing dilakukan dan pasir-pasir halus sudah
dibersihkan dari dinding-dinding sand cyclone, valve out akan terbuka selama 29
detik untuk mengeluarkan pasir-pasir halus serta air yang digunakan dalam
flushing.
reclaime tank. Sedangkan sludge hasil dari centrifuge akan keluar melalui nozzle
dan masuk ke parit yang menuju fat pit. Centrifuge dapat dilihat pada Gambar 47.
Gambar. 50 Centrifuge
Sumber : Dok Pribadi
13. Reclaim Tank
Reclaim tank adalah bak yang berfungsi menampung minyak hasil
pemisahan dari centrifuge sebelum dialirkan menuju ke CST untuk diolah
kembali. Selain hasil kutipan dari centrifuge, reclaim tank juga menampung hasil
kutipa dan recovery tank dan juga minyak kotor hasil kutipan dari kolam limbang
yaitu kolam deodoling pond yang masih memiliki kadar minyak yang tinggi dan
dapat diolah kembali. Selanjutnya dari reclaim tank akan di pompa menuju ke
CST
Depericarper
Nut Fiber
Nut Eivator
Cangkang Kering
Nut Grading
Nut Hopper
Claybath
Kernel Silo
Dasar-Dasar Operasional
Ampas press yang keluar dari screw press berupa gumpalan yang terdiri
dari serabut, nut, cangkang, dan kernel selanjutnya dipecah dengan Cake Breaker
Conveyor (CBC) sehingga mudah dipisahkan dengan hisapan blower fan diantara
fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri atas serabut, kernel pecah
halus, pecahan cangkang tipis, dan debu, sedangkan fraksi berat terdiri dari nut
utuh, nut pecah, kernel utuh, dan kernel pecah. Dengan adanya daya hisap dari
blower fan maka bagian dari ampas yang berat jenisnya ringan terhisap dan jatuh
di fibre cyclone, sedangkan bagian yang berat jensinya lebih tinggi jatuh ke dalam
polishing drum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemisahan nut dan serabut
melalui distributing udara isap. Pada pengeluaran udara terdapat ala pengatur
tekanan udara. Fan ini digerkan oleh electromotor melalui puli dan belt.
PT. Sakti Mait Jaya Langit polishing drum yang digunakan ada 1 buah dengan
kecepatan putaran pada polising drum pertama yaitu 22 rpm.
Polishing drum yang tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan
beberapa kendala yaitu berupa :
Efisiensi pemecahan nut di ripple mill akan berkurang
Banyaknya Fibre maupun kotoran yang terikut sehingga mengakibatkan
meningkatnya kotoran dan penurunan mutu karnel.
Fibre dan sampah yang terikut akan mengganggu kinerja alat.
6. Nut Grading
Nut Grading merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memilih antara nut
yang kecil dan nut yang besar.
7. Fibratory Feeder
Fibratory feeder berfungsi untuk mengatur umpan nut yang akan
dipecahkan (diolah) di mesin rippel mill. Fibratory feeder mempunyai bilangan
umpan 1-10, dimana semakin tinggi umpan yang digunakan maka semakin
banyak pula nut yang masuk ke ripple mill.
Pada dapur Boiler sebagai tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang
akan menjadi sumber panas (Gambar 71). Temperature pada dapur ±2050 °C.
Proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang menempel
pada dinding tungku.
STEAM
Vacum Air
Turbin
BPV Air
Semua Stasiun
turbin berasal dari steam yang dihasilkan oleh stasiun boiler. Energi listrik yang
dihasilkan oleh turbin yaitu saat sebelum proses produksi pengolahan tandan
buah segar sebanyak 400-450 kW dan saat sudah berlangsung proses pengolahan
tandan buah segar sebanyak 820-900 kW. bergerak pada kecepatan 4805 rpm saat
keadaan normal. Turbin memiliki fungsi yaitu untuk membagi steam ke semua
stasiun yang me mbutuhkan steam, steam tersebut diperoleh dari boiler, untuk
menggerakkan alternator sehingga dapat menghasilkan lisrik dan untuk
menyalurkan steam ke BPV.
Gambar 90.Genset
Sumber:
Dok.Pribadi
4. Back Pressure Vessel (BPV)
Back Pressure Vessel (BPV) adalah alat yang berfungsi sebagai bejana
tabung untuk menampung dan mendistribusikan steam ke alat-alat proses yang
memerlukan steam . Selain sebagai menampung dan mendistribusikan steam,
BPV juga sebagai pengontrol steam yang masuk dan keluar. Suplai utama steam
pada BPV berasal dari steam bekas dari unit turbin, selain itu steam yang berasal
langsung dari boiler. Steam yang ditampung dalam BPV kemudian akan
didistribusikan melalui pipa pipa berbeda menuju ke setiap stasiun pengolahan
yang memerlukan tenaga steam.
Terdapat 9 pipa pada BPV untuk disalurkan pada tiap stasiun, yaitu :
1) Pipa ke Oil Storage Tank
2) Pipa ke St. Sterilizier
3) Pipa ke St. Press
4) Pipa ke St. Clarification
5) Pipa By Pass (steam masuk dari turbin)
6) Pipa By pass (steam masuk dari boiler)
7) Safetyvalve (pipa pembuangan air dalam BPV)
8) Safetyvalve (pipa pembuangan air dalam BPV)
9) Pipa ke St.Kernel
91
Waduk/resevoir
N2811N3273N2584N22310
2. Clarifier Tank
Chemical Pump berfungsi untuk mengalirkan larutan bahan kimia ke
clarifier tank. Di PT SMJL terdapat tiga chimcal pump yaitu chemical pump soda
ash, chemical pump alum dan chemical pump polimer.
memiliki fungsi untuk menyatukan flock yang telah terbentuk, flock yang
telahmenyatu akan turun ke dasar air karena lebih berat dari air.
2. Soda ash ditambahkan sebanyak 16 kg untuk ± 600 liter air drum dengan 5
jam waktu pengolahan pengolahan. Soda Ash berfungsi untuk menaikkan
pH air.
3. PAC (Poly Alumunium Cloride) ditambahkan sebanyak 20 kg untuk ± 600
liter air drum dengan 5 jam waktu pengolahan pengolahan PAC berfungsi
sebagai pembentuk flock atau kotoran yang ada di dalam air, agar air
menjadi jernih
bahan Polymer, Soda Ash, dan Poly Aluminium Cloride. Sebelum air masuk
kedalam tanki clarifier air melewati flow meter yang berfungsi untuk menunjukan
kapasitas aliran air yangmasuk ke clarifier tank.
7. Sand Filter
Sand Filter berfungsi sebagai penyaring partikel/flock halus yang masih
terikut di dalam air, penyaringan ini terjadi dengan bantuan strainer dan pasir yang
ada di dalam sand filter. Pada sand filter tank terjadi proses filtrasi, dimana air
akan melalui saringan yang mengandung lapisan media yang porous. Air mengisi
celah-celah media dan meninggalkan padatan tersuspensi pada media itu sendiri.
11) Daerator
Deaerator merupakan alat berbentuk tabung yang berfungsi untuk
meminimalisir oksigen (O2) dan gas – gas terlarut didalam air umpan boiler dan
berfungsi untuk sebagai pemanas air kedua sebelum air umpan dimasukkan
kedalam boiler. Gas – gas terlarut dapat menyebabkan terjadinya korosi pada
sistem boiler. Temperatur pada deaerator yaitu 100 - 110 oC menggunakan
suplai steam yang berasal dari BVP dan tekanan 1 atm dengan temperatur
tersebutakan terjadi venting yang bertujuan mengurangi oksigen (O2) agar tidak
terikut keboiler
Tujuan penjernihan dan pemurnian air untuk Boiler ialah :
a) Menghilangkan zat-zat padatan tidak larut ( pasir, Lumpur, tanah dsb) dan
zat- zat padatan terlarut, terutama garam-garam kalsium, magnesium yang
dapat mengakibatkan pembentukan kerak dalam Boiler.
b) Untuk menjamin bahwa air yang dipergunakan akan menghasilkan uap yang
bersih/murni dan tidak merusak Boiler.
Standar operasional prosedur yang digunakan pada unit deaerator yaitu
sebagai berikut
a) Temperatur air didalam dearator harus dijaga sekitar 100 ˚C.
b) Pastikan exhaust valve pada bagian atas dearator selalu terbuka sepanjang
waktu sehingga steam (berupa gas) terlihat keluar dari pipa.
c) Level air didalam dearator harus dijaga sedikit diatas setengah tinggi
tangki. Ruang kosong diatas level air diperlukan untuk melepaskan
oksigen.
a. Analisis Mutu
Analisis mutu bertujuan untuk mengetahui berapa kadar ALB (asam lemak
bebas), dirt, moist. Pada produksi. Jika analisis mutu yang diamati melebihi
standart yang ditetapkan maka laboratorium berhak untuk melaporkannya ke
devisi proses agar masalahnya cepat diperbaiki.
Analisis ALB (asam lemak bebas)
a) Persiapkan peralatan seperti erlenmeyer, timbangan analitik dan buffer titrasi
b) Menimbang sampel minyak seberat 5 gram dalam Erlenmeyer.
c) Menambahkan larutan isoprofil alcohol (IPA) sebanyak 50 ml.
d) Meneteskan indikator PP sebanyak 3 tetes atau sebanyak 0,5 ml.
e) Melakukan titrasi dengan menambahkan larutan Naoh dengan konsentrasi
yang telah ditentukan.
f) Kemudian hitung kadar ALB menggunakan rumus sebagai berikut:
25,6 X konsentrasi NaOH X ml NaOH
FFA = berat Sampel
NB : 25,6 (Asam Palmitat) untuk minyak CPO dan 20 (asam Laktat) untuk
Kernel.
b. Analisis Moist (Kadar Air) dan Kotoran
1) Mempersiapkan peralatan seperti cawan porselen, oven dan timbangan analitik
2) Menimbang sampel sebanyak 10-15 gram dan masukkan kedalam cawan.
3) Memasukkan cawan kedalam oven dengan suhu 60 °C selama 10 menit.
4) Mengelurkan cawan dari oven kemudian setelah dingin timbang kembali
untuk mendapatkan persen dari moist (kadar air).
5) Kemudian hitung dengan menggunakan rumus berikut:
Sedangkan untuk alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, gelas ukur, spatula, alat
titrasi, pipet tetes.
Adapun prosedur kerja dari analisa kesadahan (Hardness) adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Mengukur sample sebanyak 25 ml mengunakan gelas ukur,
dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3) Menambahkan 5 tetes total hardness buffer, kemudian digojog selama
beberapa detik.
4) Menambahkan 1 ujung spatula total hardness indicator, dan digojog
hingga larut.
5) Mengisi burrete dengan larutan EDTA (versenate).
6) Mentitrasi sample sambil digojog hingga berubah warna.
7) Mengitung total hardness menggunakan rumus.
4. Analisa Lainnya
a) Analisis USB ( Unstripped Bunch)
Analisis USB merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui jumlah
janjang yang tidak rontok atau masih terdapat buah dari proses perebusan
(Sterilizier) dan pemipilan (Thresher). Kegiatan analisis ini dilakukan pada empty
bunch conveyor.
Adapun prosedur kerja dari analisis USB adalah sebagai berikut:
1) Menghitung jumlah sampel. Sampel yang digunakan biasanya sebanyak100
sampel.
2) Menghitung jumlah USB pada jumlah sampel yang digunakan.
3) Menghitung persen USB menggunakan
rumus. Mogol : Sampel x 1000 (Cth. 4 :200 x
1000)
b) Analisis Efesiensi Ripple mill
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui efesiensi ripple mill dalam
pemecahan cangkang nut di stasiun kernel. Efesiensi ripple mill yang bagus yaitu
100%. Bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu sample kernel
yang berasal dari ripple mill. Sedangkan untuk alat yang digunakan adalah
107
timbangan digital.
Adapun prosedur kerja dari analisa efesiensi riple mill adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menimbang berat kotor sample yang digunakan.
3) Memisahkan nut pecah dan nut utuh yang ada pada sample.
4) Menimbang tiap nut pecah dan nut utuh yang didapatkan. Untuk nut utuh
dan nut pecah beratnya dibagi 2, karena masih terdapat cangkang sehingga
masih termasuk kotoran.
5) Menghitung persen menggunakan rumus.
6) Menghitung persen efesiensi ripple mill menggunakan
rumus Jumlah sample-100
b) Gergaji Listik dan Piringan Pemotong (Electric Power Saw and Disc Cutter)
Gambar 109.Mesin
Bubut Sumber:
Dok.Pribadi
Standar operasional pada mesin bubut yaitu :
- Sebelum dijalankan periksa dengan benar ketinggian minyak pelumas pada
roda gigi, ketinggian cairan pendingin (jika dipakai) dan pastikan Chuck
dapat diputar bebas dengan tangan. Berikan minyak pelumas di atas
permukaan yang bergeser.
111
Gambar 110.Peralatan
Las Sumber:
Dok.Pribadi
Standar operasional dari peralatan pengelasan yaitu :
- Mesin harus terjaga dan bebas dari air atau tempat yang basah/berminyak
untuk mencegah hubungan singkat.
- Pastikan selalu kedua kabel untuk arus masuk dan keluar telah diisolasi.
- Jangan mencoba grounding benda kerja melalui bangunan pabrik/ tiang/
lantai atau pada mesin yang lain. Hal ini harus di-groundingkan langsung ke
benda kerja.
- Untuk mesin diesel penggerak alternator, periksa dan pastikan bahanbakar
diesel yang cukup di dalam tangki. Tambahkan bila kurang.
- Periksa ketinggian air pendingin pada radiator. Tambahkan bila kurang.
- Secara visual periksa kebocoran pada radiator dan periksa kekenduran v-
belt pada kipas radiator. Lakukan penyetelan bila perlu.
- Periksa ketinggian minyak pelumas dalam tangki. Tambahkan bila
kurang.Jangan mencoba mengelas tanpa alat pelindung yang sesuai.
112
Gambar 113.Gudang
Sumber : Dok. Pribadi
1) Penerimaan Material
Petugas gudang bertugas untuk menerima material masuk baik dari vendor
(melalui Purchase Order/PO) maupun dari rekanan perusahaan lainnya yang ada
hubungannya dengan perusahaan, melengkapi identitas material dengan
memberikan penanda (marking) pada setiap item. Proses penerimaan barang di
gudang yaitu supplier/vendor yang mengirim barang akan masuk ke area gudang,
petugas gudang kemudian akan memeriksa kondisi barang yangditerima sesuai
114
cukup penting dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Kelapa
sawit menghasilkan dua produk, yaitu crude palm oil (CPO) yang berasal dari
daging buah dan Kernel Palm Oil (KPO) yang berasal dari inti sawit (kernel).
KPO banyak digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri pangan
dan non pangan. Perdagangan dunia menghendaki mutu yang baik, oleh karena itu
diperlukan standar dan pengawasan mutu yang baik, oleh karena itu diperlukan
standar dan pengawasan mutu terhadap produksi minyak sawit dan inti kelapa
sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen. Pabrik pengolahan
minyak kelapa sawit (PMKS) PT. Sakti Mait Jaya Langit terletak di Jl. Lintas
Palangkaraya KM.60 Desa Lahai Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas,
Provinsi Kalimantan Tengah
Mutu Produksi Kernel
Prameter kualitas Kernel berdasarkan SNI 01-0002-1987 yaitu kadar air
maksimal 8 %, kadar ALB maksimal 5 % dan kadar kotoran maksimal 7 %. Dan
standart mutu di PT. Sakti Mait Jaya Langit yaitu Kadar air maksimal 8 %, ALB
4%, dan kadar kotoran 8 %.
Kadar air merupakan banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam
sampel. Peyebab meningkatnya kandungan kadar air pada sampel dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu SDM, bahan baku, operasi, peralatan, dan
perlengkapan. Asam Lemak Bebas merupakan prameter atau variabel yang
penting pada proses pengolahan mutu karnel. ALB terbentuk karena proses
oksidasi dan hidrolisa ezim selama proses pengolahan dan peyimpanan. Kadar
asam lemak bebas juga sangat dipengaruhi oleh mutu atau kondisi buah yang
masuk ke dalam pabrik. Kenaikan ALB juga dapat dipengaruhi oleh faktor air,
panas, keasaman, dan katalis. Kadar kotoran pada karnel sangat mempengaruhi
mutu dari kernel yang dihasilkan oleh suatu pabrik kelapa sawit. Kadar kotoran
yang dimaksud adalah cangkang, fiber, nut pecah dan nut utuh. Semakin sedikit
kotoran yang dihasilkan
oleh PKS maka mutu kernel akan semakin baik.
117
0.4 0.67
2.5
2 0.31
0.45 0.30
0.29 0.37 0,37 0.31
1.5 0.24 0.18
1.5 0,23 1.33
0.2 0.16 0.67
1 1.02 0.24
1.09
0.96
0.50.252
0.24
01,21
14/03/202215/04/202216/04/202217/04/202218/04/2022Rata-rata
LTDS 2. 0,252 Sedangkan SOP pada PT. Sakti Mait Jaya Langit yaitu Fiber
Cyclone 1 %, LTDS = 1 % dan Claybath Cangkang = 1 %.
Pada grafik diatas menjelaskan bahwa analisa loses kernel pada claybath
cangkang, fiber cyclone , LTDS 1 dan LTDS 2 sering mengalami kenaikan dan
juga penurunan loses kernel dimana, pada tanggal 14 april 2022 kernel pada
claybath cangkang mengalami kenaikan losses sebesar 1,5% sedangkan untuk
tanggal berikut nya mengalami penurunan losess. Kenaikan losses ini sering
diakibatkan oleh rusaknya rotor bar dan rotoar falat pada ripelmill sehingga
kinerja pada ripelmiil tidak efektif maupun efisien sehingga losess pada kernel
terjadi peningkatan.
Kadar losses pada fiber cyclone tinggi dapat disebabkan oleh press terlalu
kering sehingga banyaknya karnel pecah sehingga saat di depericarper akan
terhisap oleh blower fan karena massa jenis karnel yang ringan. Sedangkan
banyaknya losses di LTDS dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, karena
banyaknya karnel pecah di CM dan hisapan blower fan terlalu tinggi, sedangkan
losess di Claybath banyak dapat disebabkan oleh faktor buah, rebusan kurang
matang, press basah, dan efisiensi riple mill berkurang,
Gambar 117. Grafik Hasil Pengamatan Kadar Kororan (Dirt) Kernel Produksi
Untuk kadar kotoran pada inti sawit terdiri dari Nut utuh, Nut pecah,
Cangkang dan Batu. Gabungan dan nut setengah pecah yang dipisahkan . Dari
data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kadar kotoran inti sawit pada karnel
produksi yang di analisa di PT. Sakti Mait Jaya Langit selama 5 hari. Didapatkan
data bahwa rata-rata zat pengotor inti kernel adalah 6,38% pada kernel produksi.
Dan kotoran yang terdapat pada mutu karnel produksi masih sesuai dengan
standart mutu yang ditetapkan oleh PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL) yaitu 8 %.
122
Kadar air merupakan banyaknya air yang terdapat di dalam sampel. Kadar
air yang banyak dalam inti kernel dapat mempengaruhi mutu, kualitas inti karnel,
dan masa simpannya. Berdasarkan analisa yang dilakukan selama 5 hari selama
proses produksi, maka didapatkan kandungan air dalam sampel inti kernel sebagai
berikut:
Chart Title
6.7
6.6
6.5 6.58
6.54
6.4
6.3
6.2 6.33
6.1 6.28
6
6.11 6.14
5.9
5.8
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa FFA kernel to bunker pada tanggal
14 maret 2022 sebesar 1,42% , 15 maret 2022 1,44%, 16 maret 1,41%, 17 maret
1,50%, dan pada 18 maret 2022 sebesar 1,42% sedangkan untuk rata” FFA pada
Kernel to bunker yaitu 1,43 sehingga dapat disimpulkan bahwa FFA kernel to
bunker masih memenuhi standar SNI maupun standart mutu pada PT SMJL yaitu
4%. Kadar kandungan Asam lemak bebas dapat dipengaruhi oleh kandungan air
yang terdapat pada sampel inti sawit bahwa diketahui semakin sedikit kandungan
air maka kandungan asam lemak bebas juga semakin sedikit, kandungan asam
lemak bebas pada karnel juga dapat di pengaruhi oleh lamanya inti karnel
disimpan. Peningkatan kadar ALB juga dipengaruhi oleh kadar inti pecah,
semakin banyak inti pecah maka kadar ALB juga akan semakin tinggi, maka
untuk memperoleh kadar ALB yang rendah maka diperlukan kadar inti pecah
sedikit pula
Pembentukan ALB oleh mikroorganisme (jamur) juga dapat terjadi bila
suasananya sesuai, yaitu dalam keadaan lembab dan basah. Inti sawit yang pecah
dan basah akan menjadi tempat perkembang biakan mikroorganisme (jamur,
bakteri, dan kapang). Perkembangan bakteri juga dapat terjadi oleh karnel yang
basah dan kotor. Oleh karena itu pengeringan Kernel dengan steam panas di silo
dengan suhu diatas 90°C akan menghancurkan perkembangan bakteri dan
mikroorganisme dengan cara menonaktifkan enzim pada inti karnel. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 119.
124
Gambar 119: Grafik Analisis Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid (FFA) Kernel
To Bunker
4.2.9 Pembahasan
1. Analisa Losses Kernel
Losess kernel tinggi di fibre cyclone dapat disebabkan oleh diameter
brondolan yang tidak seragam ukurannya, sehinga mengakibatkan nut yang kecil
akan terhisap oleh blower fan karena massa jenis yang ringan, dan losses pada
fibre cyclon juga dapat disebabkan oleh tekanan pada press terlalu kering sehingga
mengakibatkan banyaknya nut yang pecah dan kernel pecah sehingga pada saat
proses Cake Breaker Conveyor (CBC) gumpalan-gumpalan yang dihasilkan oleh
press akan dicacah dengan kecepatan 70-80 rpm. Karena banyaknya nut pecah dan
karnel pecah yang dihasilkan oleh press maka di CBC karnel pecah dan nut pecah
akan menjadi serpihan karnel karena putaran CBC yang tinggi. Sehinnga nantinya
serpihan karnel akan dihisap oleh Depericarper Column karena berat massa yang
ringan.
Losses pada light Tenera Dust Separator (LTDS) dapat disebabkan oleh
daya hisap yang dihasilkan oleh hisapan angin blower fan terlalau tinggi. Oleh
karena itu hisapan angin harus sesuai dengan material yang dihisap yaitu
penyetelan pada blower fan harus disesuaikan.
Sedangkan losses pada Claybath dapat disebabkan oleh efisiensi riple mill
yang tidak mencapai standart yang ditetapkan oleh pihak perusahaan yaitu 98 %.
125
sehingga pecahan nut tidak sempurna sehingga masih banyak karnel yang melekat
pada cangkang sehinngga akan tenggelam dan akan terbuang bersama cangkang,
losses pada claybath juga dapat dipengaruhi oleh adanya kerusakan pada claybath
itu tersendiri.
2. Analisis Total Kotoran (Dirt) Kernel
Kadar kotoran pada kernel dapat berupa batu, cangkang, nut utuh, nut
pecah, dan fibre. Kadar kotoran pada LTDS dan Silo dapat dipengaruhi oleh
efisiensi riple mill yang tidak mencapai standart, efisiensi riple mill yang tidak
mencapai standart dapat dipengaruhi oleh kualitas buah (buah mentah), Press
terlalu basah, rotor barr dan rotor plat pada mesin riple mill mengalami keausan
dan kebengkokan. Kualitas buah mentah akan mengakibatkan pada saat di stasiun
press akan menjadi basah sehingga masih banyak fibre yang masih melekat pada
nut sehinnga pada saat proses pemecahan di riple mill nut yang basah tidak akan
pecah dengan sempurna akibatnya banyak kernel yang masih melekat pada
cangkang dan akan menjadi kotoran di LTDS dan silo karnel. Kerusakan pada
riple mill juga akan mengakibatkan banyaknya nut yang tidak pecah sehingga
hanya akan menjadi kotoran di LTDS dan silo.
Hubungan efisiensi riple mill dengan kadar kotoran sebagai
berikut: Tabel 10. Efisiensi Riple mill Tanggal 14 April -18 Maret 2022
Tanggal 14 Mart 2022 15 Mart 2022 16Mart 2022 17 Mart 2022 18 Mart 2022
Efesiensi
97,9 98,5 98,7 98,15 98,6
Riple Mill
rata-rata 98,37
Tabel 11. Hubungan Efisiensi Riple Mill Dengan Kadar Kotoran Pada Kernel To
Bunker Tanggal 14 April – 18 April 2022
Tanggal Efisiensi Riple mill Kadar Kotoran Silo
14 Mart 2022 97,9 6,25
15 Mart 2022 98,5 6,10
16Mart 2022 98,7 6,34
17 Mart 2022 98,15 6,44
18 Mart 2022 98,6 6,81
Rata-Rata 98,37 6,38
126
(70,6776)−(69,7318 )
= 20,0633 x 100 % = 4,7%
128
BAB V
PENUTU
P
5.1 Kesimpulan
Perusahaan industri kepala sawit adalah Proses pengolahan bahan baku
material Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Porduk setengah jadi yakni Crude
Palm Oil (CPO) dan Kernel (PKO). Dimana ada beberapa komponen yang terlibat
didalam suatu perusahaan yaitu, Divisi Proses, Laboratorium Bengkel, Gudang
dan bagian sarana pendukung. Setiap Divisi memiliki tugas dan wewenang
masing- masing guna untuk mencapai tujuan Perusahaan.
Dalam pengolahan buah kelapa sawit akan melewati berbagai tahap dari
buah masuk sampai menjadi produk seperti CPO ataupun kernel, dan dalam
proses produksi ini dibtuhkan berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh
pekerja agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Koordinasi antara divisi
yang ada dalam suatu perusahaan akan menentukan keberhasilan dan kelancaran
dalam proses produksi. Setiap divisi harus menajalankan tugas dan tanggung
jawab yang telah dimiliki. Koordinasi yang baik akan meningkatkan hasil
produksi ataupun kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Mutu kernel menjadi penentu keberhasilan dalam produksi kernel,mutu
kernel didasarkan dengan parameter kadar air, asam lemak bebas dan Kotoran.
Berbagai faktor keberhasilan pencapaian Mutu kernel yaitu proses pengolahan
yang kurang cermat dapat mengakibatkan naiknya kadar air, ALB dan Kotoran.
Selain itu faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk adalah fasilitas
operasi, peralatan dan perlengkapan, pekerja/staf organisai dan bahan
baku/material. Produk kernel ditetapkan dengan Kadar air 8%, ALB 4% dan
Kotoran 8%.
Kenaikan kadar asam lemak bebas pada kernel dipengaruhi oleh banyak
faktor, Penyimpanan yang kurang baik atau kotor berpotensi menyebabkan
kenaikan kadar ALB pada kernel, adanya kebocoroan pada Bin sehingga udara
luar masuk kedalama bin, pengiriman dan pengeringan dari silo kurang matang
sehingga pada inti masih lembab maka terjadi penguapan didalam bin sehingga
inti kernel berjamur dan berpotensi perkembangbiakan mikroorganisme.
Temperaur pada silo
129
DAFTAR PUSTAKA
PT. Sakti Mait Jaya Langit. 2017. Standart Operational Prosedure (SOP)
Proses.PT. Sakti Mait Jaya Langit. Kapuas.
Josua Situmorang. 2020. Laporan Akhir Magang Pengolahan Kelapa Sawit Dan
Mutu Kernel. Universitas Palangka Raya. Palangka Raya.
Dea Rahmadini. 2020. Laporan Akhir Magang Pengolahan Kelapa Sawit Dan
Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Universitas Palangka
Raya. Palangka Raya.
Henni, Harisandi. 2008. Pengaruh Waktu, Tempratur dan Tekanan Terhadap
Kehilangan Minyak Pada Air Kondenset dengan Perebusan Sistem Tiga
Puncak di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing
Tinggi. Medan : Universitas Sumatera Utara
Kurniati, Yenni, Wahono Hadi Susanto. 2015. Pengaruh Basa NaOH dan
Kandungan ALB CPO Terhadap Kualitas Minyak Kelapa Sawit Pasca
Netralisasi. Malang: Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas
Brawijaya
Naibaho, P.M.1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
Naibaho, P.M., 1990. Penggunaan Minyak Sawit Sebagai Sumber Provitamin A
dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Minyak Sawit. Pusat
Penelitian Perkebunan Medan. Medan.
Ooi, et al.1996. Refining of Red Palm Oil. Elais: 8: 20-28
Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Setyamidjaja, Djoehena. 1991. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Kanisius.
Vincent, Christine Jamie., Rosnah Shamsudin dan Azhari Samsu Baharuddin.
2014. Pre Treatmen of Oil Palm Fruit : A review. Journal of Food
Enginering 143, hal 123-131
Zahra, Anida. 2018. Sterilisasi Buah Kelapa Sawit Menggunakan Microwave
dengan Proses Kontinyu : Efek Waktu Tinggal pada Kualitas Minyak.
Dapertemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik : Universitas Sumatera
Utara.
131
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Hari Pertama Pengenalan Pabrik Bersama Asisten Proses
4. Foto Menganalisa Total Dirt/Kotoran pada Nut Hasil Dari Proses Stasiun Press
133