Anda di halaman 1dari 133

1

BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional Program Studi
Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Palangka Raya telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang
pendidikan dengan lengkap, namun sarana dan prasarana tersebut hanya
menunjang aspek keahlian professional secara teori saja. Dalam dunia kerja
nantinya dibutuhkan persamaan antara pengetahuan akan teori yang telah
didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan praktik di lapangan guna
memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.
Magang merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara
langsung di dunia kerja. Magang ini merupakan suatu kegiatan praktik bagi
mahasiswa dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut, yang
nantinya dapat digunakan untuk pengembangan profesi. Kegiatan magang ini
dilaksanakan di PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL). PT Sakti Mait Jaya Langit
adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan
kelapa sawit.
Pelaksanaan magang kerja dilakukan di PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL)
yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit yang terletak di Kabupaten Kapuas.
Pada pelaksanaan magang ini penulis memilih PT Sakti Mait Jaya Langit karena
perusahaan ini bergerak di bidang industri dimana hal ini sangat sesuai dengan
bidang program studi, terutama untuk manajemen proses kelapa sawit di pabrik
PT Sakti Mait Jaya Langit. Dengan melakukan kegiatan magang ini, diharapkan
penulis mendapatkan pengetahuan yang terkait dengan topik, yaitu Manajemen
proses pengolahan kelapa sawit dan produksi CPO ataupun Kernel dari kelapa
sawit.
PT. Sakti Mait Jaya Langit bergerak di bidang industri pengolahan kelapa
sawit dimana hal ini merupakan industri yang sangat menjanjikan untuk ke
depannya. Perkebunan kelapa sawit sendiri sudah meluas di Kalimantan
2

terutama di daerah Kalimantan Tengah yang telah banyak berdiri perkebunan dan
industri kelapa sawit dimana hal ini memerlukan sumber daya manusia. Kegiatan
magang ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar langsung ke dunia kerja dan
di lapangan untuk menyesuaikan antara ilmu teori yang telah di pelajari di bangku
kuliah di dalam dunia kerja secara langsung.

1.2. Tujuan Magang


1.2.1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dari proses kegiatan magang yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara teori dengan praktik langsung di PT. Sakti
Mait Jaya Langit.( SMJL)
2. Meningkatkan pengalaman kerja di Bidang Industri pengolahan kelapa sawit.
3. Lebih memahami proses produksi CPO di dalam sebuah pabrik kelapa sawit.
4. Mendapatkan keterampilan serta keahlian tambahan dan pengetahuan yang
lebih tentang cara pengolahan kelapa sawit.
1.2.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Kualitas Kernel pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di
PT. Sakti Mait Jaya Langit.( SMJL)
2. Mengetahui setiap proses pengolahan kernel (inti kelapa sawit) di PT Sakti
Mait Jaya Langit ( SMJL).
3. Mengetahui cara pengendalian kualitas kernel yang dihasilkan di PT. Sakti
Mait Jaya Langit.

1.3 Manfaat Magang


Manfaat dari kegiatan magang ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak,
yaitu bagi mahasiswa magang, program studi dan universitas, dan bagi
perusahaan. Manfaat itu antara lain adalah:
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Menciptakan dan meningkatkan sikap tanggung jawab, profesionalisme serta
kedisiplinan dalam memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
3

2. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, pengalaman dan kemampuan


dalam bidang pengolahan kelapa sawit dan menghubungkan antara teori dan
prakteknya.
3. Mahasiswa mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan dunia kerja
nyata.
1.3.2 Bagi Program Studi
1. Mengetahui seberapa besar peran tenaga pengajar dan memberikan materi
perkuliahan untuk mahasiswa sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
dunia kerja.
2. Mengetahui menjadikan tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam ilmu
industri kelapa sawit khususnya pengolahan kelapa sawit menjadi suatu
produk di pabrik kelapa sawit selama perkuliahan dan menerapkannya dalam
dunia kerja.
3. Menjalin kerjasama yang baik Antara Program Studi Teknologi Industri
Pertanian (TIP), Universitas Palangkaraya dengan PT. Sakti Mait Jaya Langit
agar mahasiswa mudah memasuki dunia kerja dengan ilmu yang
dipelajari.
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan
1. Terjadinya kerjasama dengan pihak Program Studi sehingga terwujud
hubungan yang baik dengan dunia pendidikan.
2. Membina dan mendidik tenaga kerja yang terampil dan kompeten
sehingga membantu perusahaan dalam mendapatkan sumber daya manusia
yang sesuai dengan kebutuhannya.
4

BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL) merupakan perusahaan yang memiliki
perkebunan kelapa sawit, serta pabrik pengolahan minyak kelapa sawit.
Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 2004. Pembukaan areal lahan perkebunan
kelapa sawit dilaksanakan pada tahun 2007 dengan dilakukan pembukaan lahan
dan pembibitan tanaman kelapa sawit. Sedangkan untuk pendirian pabrik minyak
kelapa sawit didirikan pada tahun 2014. PT. Sakti Mait Jaya langit adalah
perusahaan yang bergerak dibidang industri pengelolaan minyak kelapa sawit
dengan kapasitas produksi 60 ton TBS/hari dan memiliki lahan seluas 15.000 Ha.
PT. Sakti Mait Jaya Langit beralih kepemilikan dan bergabung dengan
Mentari Group di tahun 2017. Mentari Group sendiri berdiri pada tahun 2012 dan
berkantor pusat di Jakarta, bergerak dalam bidang distributor, eksportir, importer
dan penyedia jasa logistic yang khususnya mencakup seluruh rantai bisnis
komoditas pertanian. Seiring dengan berjalannya waktu, perluasan usaha dari
Mentari Group mengandeng mitra baik didalam maupun diluar negeri. Terdapat
beberapa perusahan yang berada dibawah Mentari Group termasuk PT. Sakti Mait
Jaya Langit.
Kegiatan penyiapan lahan dan pembibitan dimulai pada tahun 2007.
Pembibitan dan penamanan tanaman kelapa sawit dilakukan secara bertahap,
dilihat dari tanaman yang memiliki umur tanam yang berbeda. Dilakukan juga
pembuatan prasarana dan sarana pendukung seperti jalan, perumahan, tempat
ibadah, kantor dan klinik kesehatan seiring dengan kemajuan perusahaan.
Kebun dibagi menjadi 3 estate yang disetiap estate memiliki 4 divisi,
sehingga total divisi yang dimiliki berjumlah 12 divisi untuk kebun inti.
Sedangkan untuk kebun plasma memiliki 2 divisi kebun. Tiap divisi kebun
memiliki luas areal lahan antara 500-700 Ha. Areal lahan yang digunakan dalam
penanaman tanaman kelapa sawit terdiri dari kebun inti dengan luas areal kebun
10.000 Ha dan kebun plasma yang berada di desa Lahei dan desa Tabore dengan
luas areal lahan 2.000 Ha. Luas
5

areal lahan yang digunakan termasuk areal non tanaman yakni perumahan dan
kantor.

2.2 Profil Perusahaan


PT. Sakti Mait Jaya Langit adalah perusahaan yang bergerak dalam
perkebunan dan industry pengolahan minyak kelapa sawit. PT. Sakti Mait Jaya
Langit termasuk dalam Mentari Group, PT. Sakti Mait Jaya Langit terletak di
Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah yang berdiri pada tahun 2004.
Produk olahan kelapa sawit yang dihasilkan oleh PT Sakti Mait Jaya Langit yaitu
Crude Palm Oil (CPO) dan Inti sawit (Kernel) serta produk sampingan berupa
Cangkang yang dapat dijual PT. Sakti Mait Jaya Langit untuk saat ini memiliki
sekitar 15.000 Ha areal perkebunan beserta perkantoran dan perumahan. Serta
memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang berdiri sejak tahun 2014
lalu. Profil perusahaan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indentitas Profil PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL)

Nama Perusahaan : PT. Sakti Mait Jaya Langit


Jenis Badan Hukum : PT (Perseroan Terbatas)
Alamat Perusahaan
- Sampit office : Jl. Trans Kalimantan Palangka Raya- Buntok Km. 60
- No tlp dab fax : Telp (+62 21) 2751 5827& Fax (+62 21) 2751 5675
Alamat e-mail : smjl.pt@gmail.com.
: mentarigroup@mentargroup.co.id
Status Pemodalan : PMDN
Bidang Usaha : Parkebunan kelapa sawit dan pabrik pengolahan kelapa
sawit
Penanggung Jawab
Nama : Harry Poetranto
Jabatan : Direktur Utama
(Sumber: arsip perusahaan)
6

Batas Wilayah :
Barat : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan
kabupaten Pulang Pisau
Timur : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan desaa lahei
mangkutup
Utara : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung dengan desa tabore
Seleatan : PT. Sakti Mait Jaya Langit berbatasan langsung denga humbang
raya

2.3 Fasilitas Perusahaan


PT. Sakti Mait Jaya Langit memiliki fasilitas yang menopang
keberlangsungan perusahaan baik untuk karyawan maupun untuk perusahaan,
fasilitas-fasilitas tersebut adalah :
• Sarana Utama
Sarana Utama yang disediakan oleh PT. SMJL yaitu perumahan dimana
ditempati karyawan disetiap divisi dan perumahan PMKS (Pabrik Minyak
Kelapa Sawit).
• Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang dimiliki oleh PT. SMJL yaitu seperti angkutan
pribadi untuk karyawan (mobil, motor)..
• Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang disediakan oleh PT. SMJL ini yaitu berupa klinik
kesehatan yang berfungsi sebagai tempat penanganan dan pengobatan ketika
ada yang mengalami kecelakaan dan juga disediakan BPJS
Ketenagakerjaan.
• Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang disediakan oleh PT SMJL ini yaitu Taman Kanak-
Kanak (TK), Pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Pedidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dimana sekolah ini sebagai sarana pendidikan
bagi anak-anak yang berada di PT. SMJL
7

• Olahraga
Sarana Olah Raga yang disediakan oleh PT. SMJL yaitu lapangan voli,
Gedung Olah Raga (GOR) berisi lapangan futsal, basket dan bulu tangkis
yang digunakan oleh karyawan yang berada di perusahaan ini.
• Sarana Tempat Ibadah
Sarana tempat ibadah yang disediakan oleh PT. SMJL yaitu berupa masjid,
gereja, mushola dan klenteng yang digunakan oleh setiap karyawan PT.
SMJL sesuai dengan agamanya.
• Sarana Pendukung
Sarana atau fasilitas pendukung yang ada disediakan oleh PT. SMJL yaitu
ATM, Koperasi, kebun buah, dapur umum, listrik dan air.

2.4. Struktur Organisasi PT SMJL


Struktur organisasi kebun dan pabrik PT. Sakti Mait Jaya Langit secara
umum dapat dilihat pada Gambar 1.
8

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. SMJL


Sumber : PT.SMJL
9

Mill Manager

Proses Maintenance Labora Torium Kantor

Asisten Proses 1 & 2 KTU


As. Mechanic As. Electrical As. LAB

Mandor Adm. HRD

Mandor Mandor LAB Pelaksana Limbah


Mandor Grading
Anggota Electrical
Pelaksana Tresher Pelaksana Grading Adm. Keuangan

Sampel Boy Pelaksana Grading


Pelaksana Press Pelaksana Sterilizer
Mecahnic Grease man Wellder
Adm. Produksi
Pelaksana Kernel Pelaksana Klarifikasi

Fabricasion Helper Mechanic Adm.Maintenance


Pelaksana Power Pelaksana
House boiler
Adm. Timbangan

Pelaksana WTP
Gambar 2. Struktur Organisasi Pabrik Adm.Gudang
Sumber : PT. SMJL
10

2.4.1 Uraian Tugas


 Mill Manager
Bertugas membantu General Manager dalam hal mengelola proses
pengolahan TBS (Pabrik Kelapa Sawit atau PKS) dengan kuantitas dan
kualitas yang telah ditentukan untuk mencapai produktivitas hasil usaha
serta penggunaan biaya yang optimal guna pencapaian perusahaan.
 Kepala Tata Usaha
Bertugas membantu Processing Manager dalam mengelola aktivitas
kegiatan administrasi secara menyeluruh dalam lingkup PKS sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam rangka mencapai sasaran/tujuan perusahaan.
 Personalia
Mengkoordinir kegiatan dari pelaksana personalia.
 Pelaksana Personalia dan Umum
Bertugas dalam hal ke personalia an karyawan seperti cuti, lembur, sakit,
absensi, mengurus surat menyurat, mengarsipkan file, membuat laporan gaji
karyawan dan lain-lain.
 Pelaksana Driver
Bertugas mengontrol kendaraan yang akan dioperasikan, mengantar jemput
karyawan, alat-alat, konsumsi, bertanggung jawab penuh terhadap
kendaraan yang digunakan dan lain-lain
 Kepala Sesi Gudang
Bertugas membantu KTU dalam rangka menerima, menjaga, menyimpan
dan mengeluarkan (mendistribusikan) barang di processing départemén
sesuai dengan prosedur yang berlaku dalam rangka menunjang kelancaran
aktivitas perusahaan.
 Administrasi Gudang
Bertugas melakukan pengecekan jika ada barang yang masuk dan keluar,
melaporkan penerimaan barang dan barang yang keluar, menjaga stok
barang yang tersedia, membuat laporan stok barang, dan lain-lain
 Kepala Sesi Keuangan dan Accounting
Bertugas membantu kepala bagian dan kepala tata usaha dalam mengelola
11

aktivitas kegiatan administrasi secara menyeluruh dalam lingkungan PKS


dengan ketentuan yang berlaku.
 Administrasi Accounting
Bertugas menganalisa bukti transaksi pembayaran dan penerimaan kas
sebelum di input, membuat laporan mutasi biaya, membuat rencana dan
mengajukan kebutuhan rumah tangga dan membuat laporan penggunaan
dana.
 Administrasi Keuangan
Mengelompokkan data /bukti transaksi keuangan, menulis dan menginput
data transaksi keuangan, membuat laporan keuangan dan lain-lain.
 Kepala Divisi Laboratorium
Bertugas membantu processing manager untuk mengelola PKS dalam
bidang pengendalian mutu bahan baku (TBS), proses pengolahan, hasil
pengolahan, pengelolaan air baku, dan limbah agar sesuai dengan kuantitas
dan kualitas yang telah ditentukan agar target dari program perusahaan
tercapai.
 Kepala Seksi Laboratorium
Bertugas membantu kepala divisi labaoratorium dalam bidang pengendalian
mutu bahan baku (TBS), proses pengolahan, hasil pengolahan, pengelolaan
air baku, dan limbah agar sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang telah
ditentukan agar target dari program perusahaan tercapai.
 Pelaksana Grading
Bertugas melakukan grading terhadap TBS yang masuk ke PKS naik dari
kebun sendiri ataupun dari kebun luar/masyarakat, melakukan analisa oil
content, mengatur truk yang masuk ke grading, membuat pelaporan
terhadap hasil grading dan lain-lain.
 Administrasi Laboratorium
Bertugas menyiapkan berkas-berkas hasil analisa laboratorium, menginput
data-data hasil analisa, mengecek data-data yang diinput, dan lain-lain.
 Pelaksana Limbah
Bertugas untuk mengatur dan mengolah limbah yang dihasilkan dari pabrik,
mengaplikasikan limbah yang telah diolah ke kebun/lahan, pengawasan
12

pekerjaan di sekitar IPAL, dan lain-lain.


 Pelaksana Water Treatment Plant
Bertugas dalam menjalankan pompa air, dan mengolah air agar mencapai
standar air baku untuk perumahan, proses maupun untuk boiler.
 Kepala Divisi Harnik / Workshop/Bengkel
Bertugas membantu processing manager untuk mengelola bidang
harnik/workshop/bengkel untuk kelancaran operasional proses pengolahan
TBS dalam rangka mengamankan sasaran/target dari program perusahaan
secara keseluruhan.
 Kepala Sesi Harnik / Workshop / Bengkel
Bertugas membantu kepala divisi harnik/workshop/bengkel untuk
pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, listrik, alat berat dan kendaraan
di PKS dalam rangka mengamankan sasaran/target dari program perusahaan
secara keseluruhan.
 Mandor Mekanik Mengawasi para pelaksana
perbaikan mesin-mesin yang dilakukan di PKS oleh pelaksana mekanik.
 Mandor Elektrik
Mengawasi para pelaksana perbaikan panel-panel ataupun hal yang
berkaitan dengan listrik yang dilakukan di PKS oleh pelaksana elektrik.
 Pelaksana Mekanik dan Elektrik
Bertugas memperbaiki, memelihara, merawat, membuat mesin-mesin dan
kelistrikan yang ada di pabrik kelapa sawit dan memodifikasi alat ataupun
mesin jika diperlukan.
 Administrasi Harnik
Bertugas menginput rencana kerja harian, laporan kerusakan proses,
meninput keterangan izin karyawan bengkel, membuat laporan harian
permintaan barang, membuat data laporan perbaikan mesin dan lain-lain.
 Pelaksana Oil Man
Bertugas mengecek dan merawat sistem pelumasan dan pengisian oli pada
alat-alat proses.
 Pelaksana Bubut
13

Membuat/membubut alat yang diperlukan untuk perbaikan alat-alat mesin


yang ada di proses.
 Kepala Divisi Pengolahan (Proses)
Bertugas membantu processing manager untuk mengelola PKS dalam
proses pengolahan TBS sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang telah
ditentukan dalam rangka mengamankan sasaran/target dari program
perusahaan secara keseluruhan.
 Mandor Pengolahan
Bertugas membantu kelapa divisi proses dalam hal mengkordinir,
mengawasi, dan mengatur kegiatan yang ada di proses pengolahan.
 Pelaksana loading ramp
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun loading ramp.
 Operator wheel loader
Bertugas untuk menjalankan dan melakukan pengecekan loader sebelum
digunakan.
 Pelaksana sterilizer
Bertugas mengoperasikan alat yang ada distasiun sterilizer atau rebusan.
 Pelaksana press
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun digester dan press.
 Pelaksana station hopper janjang kosong
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun hopper janjang kosong.
 Pelaksana stasiun kernel
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun Kernel.
 Pelaksana stasiun klarifikasi
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun klarifikasi
 Pelaksana stasiun fat pit
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun fat pit
 Pelaksana stasiun power house
Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun power house.
 Pelaksana stasiun boiler
15

Bertugas mengoperasikan alat yang ada di stasiun boiler dan melakukan


pembersihan pada boiler serta mengirimkan steam ke turbin dalam stasiun
power house.

2.5 Perusahaan
2.5.1 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi :
“Menjadi perusahaan terbaik dalam bidang industri, distributor, eksportir dan
penyedia jasa logistik serta perdagangan. Mentari Group siap menghadapi
tantangan dan unggul dalam kompetisi global dengan bertumpu pada kemampuan
sendiri.”.
b. Misi :
Mengelola seluruh kelompok usaha secara profesional dan inovatif serta
berorientasi kuat pada kualitas produk dan pelayanan yang prima. Dengan
memiliki komitmen yang tinggi, terhadap kelestarian lingkungan, menciptakan
lingkungan kerja, menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat
sekitar.

2.5.2 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan pada PT. Sakti Mait Jaya Langit masih belum memiliki
nilai karena masih dalam proses pengajuan.

2.5.3 Pemasaran Produk


Pemasaran produk CPO di PT. Sakti Mait Jaya Langit, menjual CPO ke
beberapa Perusahaan lain antara lain :
1. Pemasaran produk dari pabrik minyak kelapa sawit milik PT. Sakti Mait
Jaya Langit untuk CPO (Crude Palm Oil) dipasarkan kepada beberapa
perusahaan lain yaitu PT. Sinar Jaya Inti Mulya dan PT. Mahakarya Sentra
Abadi. Standar mutu pada penjualan produk CPO, yaitu:

• FFA (Free Fatty Acid) : <4,00 %


• Moist & Impurity : < 0,2%
• Dobby (Ketengikan/Ke gosongan) : <2,31 %
16

• Dirt (kotoran) : < 0.028 %


2. Pemasaran produk dari pabrik minyak kelapa sawit milik PT. Sakti Mait
Jaya Langit lainnya yaitu inti sawit (Kernel) dipasarkan kepada
perusahan
lain yaitu PT. Sinar Jaya Inti Mulya. Standar mutu pada penjualan
produk inti sawit, yaitu :
• :Dirty (Kotoran) : 8,00 %
• Moist (Kadar Air) : 8,00 %
• FFA (Free Fatty Acid) : 4,00 %
Kontrak tersebut tersebut tergantung perjanjian dari kedua perusahaan.
Apabila mutu melebihi kontrak, maka akan terjadi klaim mutu atau pengurangan
harga jual produk.
17

BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksaan Magang


Kegiatan magang pada pabrik kelapa sawit dilakukan selama 3 bulan yang
terhitung sejak tanggal 24 Januari 2022 sampai dengan 24 April 2022. Kegiatan
magang dilaksanakan pada hari senin sampai jumat dimulai dari pukul 07.00 WIB
sampai 16.00 WIB, sedangkan pada hari sabtu dimulai pukul 07.00 WIB sampai
12.00 WIB, terkecuali hari libur. Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Sakti
Mait Jaya Langit yang terletak pada desa Lahei Mangkutup, kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah yang bergerak dalam industri kelapa sawit sehingga memiliki
pabrik pengolahan kelapa sawit.

3.2 Deskripsi Kegiatan Magang


Magang adalah kegiatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja
praktis yang sesuai dengan bidang studi yang diapilih. Melalui kegiatan magang,
yang merupakan perpaduan antara studi, analisis, dan aplikasi, mahasiswa
diharapkan dapat mempelajari, mengamati, sekaligus memberikan pemecahan
masalah atau saran terhadap setiap permasalahan yang muncul di perusahaan,
sebagai salah satu bentuk ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
selama kuliah. Kegiatan utama yang diikuti di PT. Sakti Mait Jaya Langit adalah
proses pengolahan buah kelapa sawit sampai menjadi suatu produk utama yang
berupa CPO (Crude Palm Oil) dan Kernel, mulai dari kegiatan utama pengolahan
sampai pada kegiatan-kegiatan pendukung yang diperlukan untuk mencapai
keberhasilan pengolahan kelapa sawit menjadi produk baru. Tetapi tidak semua
kegiatan dilakukan oleh penulis saat menjalani kegiatan magang. Hal ini
dikarenakan dibutuhkan hardskill atau keterampilan dalam mengerjakan suatu hal
tersebut, yang bila tidak memiliki hal tersebut maka akan memperlambat kerja,
sehingga waktu yang selalu dituntut untuk cepat dan efisien tidak tercapai.
Mahasiswa magang mengikuti kegiatan proses produksi mulai dari tahap pertama
sampai menjadi produk. Dimana kegiatan produksi yang ada di pabrik kelapa
sawit memiliki tahap dan stasiun yang ada, yaitu kegiatan :
18

 Penimbangan
 Sortasi/grading
 Loading ramp
 Perebusan
 Thresher dan Bunch press
 Digester dan Press
 Klarifikasi
 Kernel
 Stasiun boiler dan kamar mesin (power house).
Ada juga divisi pendukung proses yaitu laboratorium, bengkel (harnik),
kantor, dan gudang (warehouse), yang memiliki fungsi dan perannya masing-
masing dalam kegiatan pengolahan di pabrik kelapa sawit.

3.3 Metode Pelaksanaan


Cara atau metode yang digunakan pada pelaksanaan magang adalah :
1. Observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan pada saat proses
dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Wawancara dengan melakukan komunikasi dan bertanya langsung kepada
pihak perusahaan, pimpinan staff perusahaan maupun lapangan tentang
jalannya proses pengolahan kelapa sawit.
3. Praktek kerja yaitu dengan terlibat langsung dalam proses dan kegiatan
yang diperbolehkan oleh perusahaan.
4. Pencatatan yaitu dengan mencatat data sekunder dari sumber•sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan dari kegiatan praktek lapangan.
5. Dokumentasi, pelaksanaan dokumentasi dilakukan dengan tujuan untuk
melengkapi informasi-informasi yang diperoleh agar lebih lengkap serta
menunjang kebenaran dan kete rangan yang diberikan sesuai dengan topic
yang akan dibahas.
6. Studi Literatur, Data ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan
dengan obyek atau masalah yang dipelajari, yang meliputi buku-buku
literature, buku perusahaan, materi kuliah yang mendukung semua data.
19

3.3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan penunjang selama kegiatan magang yang
dilaksanakan di PT. Sakti Mait Jaya Langit adalah alat yang menunjang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah seperti helm proyek, sepatu safety,
masker, sarung tangan, kamera dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah TBS kelapa sawit.

3.3.2 Tahapan Kegiatan


Tahapan kegiatan magang yang dilaksanakan adalah dengan mengikuti
kegiatan proses produksi di pabrik kelapa sawit PT. Sakti Mait Jaya Langit namun
sebelum turun langsung ke lapangan mahasiswa magang diberikan materi dalam
kelas terlebih dahulu. Tahapan yang paling menjadi prioritas adalah dalam bidang
proses pengolahan dan untuk divisi pendukung juga dipelajari namun lebih
ditekankan pada divisi proses. Hal ini dilakukan sesuai dengan permintaan yang
disampaikan oleh mahasiswa dan program studi. Tahapan-tahapan yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
 Pengenalan stasiun pengolahan kelapa sawit
 Divisi proses
 Laboratorium
 Workshop/Bengkel
 Warehouse/Gudang
 Kantor
 Tugas khusus (Proses Pengolahan kelapa Sawit dan Mutu Kernel )
20

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Kegiatan


Kegiatan kerja magang yang dilaksanakan di PT. Sakti Mait Jaya Langit
berlangsung selama 3 bulan terhitung dari 24 Januari - 24 Mearet 2022. Pada
minggu pertama pelaksanaan kegiatan magang dilakukan pengenalan pabrik dan
setiap satasiun yang ada di proses pengolahan kelapa sawit PT Sakti Mait Jaya
Langit yang dimulai dari proses penerimaan buah hingga menjadi CPO. Pada
pengolahan industri kelapa sawit ada 9 stasiun yaitu : a) loading ramp, b)
Sterilizer,
c) Thresher, d) Empty Bunch press, e) Pressing, f) Kernel, g) Klarifikasi, h) Boiler,
i) Power House. Dilanjutkan kedivisi bengkel, Harnik, Kantor, Laboratorium
kemudiaan dilanjutkan ke tugas khusus.
Proses pengolahan Buah Kelapa Sawit menjadi CPO dan Karnel memiliki
tahapan sebagai berikut :

Penimbangan Buah

Grading/Sortasi

Loading Ramp

Sterilizer (Perebusan)

Thereser (Pemipil)

Digester (Press)

ST. Kernel ST Klarifikasi

Gambar 2. Diagram Alir Proses


Pengolahan Kelapa Sawit
21

Proses pengolahan dalam pabrik kelapa sawit memiliki departement yang tiap
departementnya memiliki bagian dan peranan masing-masing yang dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Devisi Yang Berperan Dalam Pengolahan Kelapa Sawit (PKS)
Divisi Bagian Peran
St. Loading ramp Meyalurkan/ pengatur buah yang
akan di rebus di sterilizer
St. Sterilizer/ Perebusan Tempat perebusan buah
St. Thresher/ Pemipil Memisahkan berondolan dari
janjang (tandan) buah
Bunch Press Pengambilan minyak dari janjang
Buah
Proses St. Digester dan Press Pemisan daging buah dan Nut dan
pengambilan minyak mentah
St. Klarifikasi Pengolahan minyak mentah
menjadi CPO
St. Kernel Pemisahan nut (cangkang) dan inti
buah (kernel)
St. Boiler dan power Sebagai tenaga penghasil uap
house (kamar mesin) (steam) untuk proses proses
pengolahan (produksi)
Water Treatmen Plant Pengolahan air yang digunakan
(WTP) untuk proses produksi dan
disalurkan ke perumahan
Grading/ Sortasi Peyortiran buah yang akan diolah
oleh pabrik
Pengolahan limbah Pengolahan limbah yang
Laboratorium dihasilkan oleh pabrik untuk
kembali dimamfaatkan
(diaplikasikan) sebagai pupuk
atau
disalurkan ke kebun.
Laboratorium Menganalisa losses maupun
kualitas produk yang dihasilkan
dari produksi
Elektrik ( bengkel) Untuk perawatan dan perbaikan
alat yang berhubungan dengan
Harnik/ bengkel Listrik
Mekanik (mesin dan Untuk perawatan dan perbaikan
Peralatan) mesin-mesin dan alatproduksi
Personalia Untuk bagian perizinan/ cuti,
lembur, sakit, dan hal-hal yang
berhubungan dengan personal
karyawan
22

Keuangan Berperan dalam mengurus


keuangan dan gaji karyawan
Kantor
Warehouse/ gudang Untuk meyediakan barang bagi
pengolahan didalam pabrik dan
mengetahui dan menulis stok
barangn yang ada.
Sumber : PT. Sakti Mait Jaya Langit

4.2. Pembahasan
4.2.1.Proses
Pengolahan
1. Timbangan
Jembatan timbangan brfungsi untuk mengetahui berat buah, CPO, kernel,
solid, dan tandang kosong yang masuk maupun keluar. Berat timbangan yang
diperoleh akan digunakan untuk mendapatkan jumlah rendemen dari produk yang
dihasilkan. Namun berat TBS yang masuk ke pabrik akan dikurangi berdasarkan
hasil dari proses grading. Untuk penjualan karnel dan CPO sebelum dijual akan
dilakukan penimbangan berat mobil dan CPO, kernel (Brutto), berat mobil
(Tarra), berat bersih CPO dan kernel (Netto). Berat Netto = Berat Brutto – Berat
Tarra. hal ini dilakukan untuk mencegah kelebihan berat yang akan dijual.
Jembatan timbang dilengkapi dengan load cell yang berfungsi sebagai
sensor dalam proses penimbangan yang terinstal pada program komputer.
Kapasitas jembatan timbangan max 40 ton, pada PT. Sakti Mait Jaya Langit
terdapat dua unit jembatan timbangan.

Gambar 3. Jembatan Timbangan


Sumber : Dok. Pribadi
23

2. Grading/Sortasi
Penyortiran tandan buah segar sesuai kriteria masing-masing yang sudah
ditentukan pabrik kelapa sawit yang bertujuan memberikan informasi mutu TBS
yang diterima oleh pabrik, memberikan informasi untuk menganalisis rendemen
minyak dan Kernel serta mutu produk pada PKS, mengontrol mutu TBS yang
masuk ke pabrik (segi kematangan, persen berondolan, tangkai panjangn,
kesegaran dan kontaminasi) serta untuk mengontrol kualitas buah luar agar sesuai
dengan harga yang dibayar. Kegiatan sortasi yang dilakukan pemeriksaan
menggunakan 100 sampel TBS per angkutan. Kriteria mutu tandan buah segar
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Kriteria Mutu Tandan Buah Segar:
Kriteria Keterangan Gambar

Buah mentah tidak terdapat


berondolan, buah berwarna
1 Fraksi 00 hitam dengan mesocrap
berwarna putih

Buah mentah tidak terdapat


berondolan, buah berwarna
2 Fraksi 0 hitam dengan mesocrap
berwarna kuning jahe

Buah kurang matang, 2-4


3 Fraksi 1
butir berondolan lepas janjang
24

Buah matang, ≤50%


4 Fraksi 2-4
berondolan lepas janjang

Buah kelewat matang, 50-75


5 Fraksi 5 % berondolan lepas janjang

Janjang kosong, ≥75


6 Fraksi 6 %berondolan lepas janjang

Parthenocarpic Buah abnormal, buah pada


7
Cengkeh tandan masih berbentuk bunga

Buah abnormal, tandan buah


Parthenocarpic masih memiliki duri panjang
8
Carfi serta masih berbentuk bunga
kecil-kecil
25

Memiliki panjang tangkai


9 Tangkai panjang lebih dari 2,5 cm dari pangkal
janjang

Buah yang diterima PKS


10 TBS restan
lebih dari 24 jam

Buah yang diterima PKS


11 Buah busuk
sudah melewati waktu panen

Buah batu, buah bertekstur


12 Hard bunch
keras dan ujung buah pecah

Buah yang memiliki bobot ≤3


13 Buah kecil
Kg

Truk yang masuk ke area grading maksimum 4 unit truk kemudian akan
dilakukan bongkar muatan TBS yang diterima dan dipilah sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan. Pada kegiatan grading dan sortasi TBS ini akan didapatkan
26

potongan sortasi yang telah dihitung dan dituliskan pada form grading kemudian
diberikan pada operator timbangan. Potongan sortasi pada kebun luar dikenakan
potongan wajib yang telah sepakati oleh perusahaan dan transporter. Sementara
pada kebun inti tidak dikenakan potongan wajib. Form grading dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4. Form Grading Buah Keluar dan Buah Inti


Sumber: Dok. priibadi

3. Loading Ramp
Loading merupakan sebagai tempat penampungan tandan buah segar
sementara sebelum dimasukkan kedalam fruit Fresh bunch conveyor (FFBC) yang
menyalurkan tandan buah segar ke sterilizer . Pintu digerakkan dengan 2 pompa
hidrolik dan loading ramp menerapkan sistem first in first out (FIFO) yaitu buah
yang pertama kali masuk adalah buah yang pertama kali dikirim ke rebusan
(Istianto Budhi Rahardja, 2013).
Loading ramp memiliki beberapa bagian diantaranya yaitu:
1. Lantai Loading Ramp
Terdapat 3 ramp yang berada di 3 sisi loading ramp, yang disetiap ramp
terdapat 10 pintu hidrolik. Lantai loading ramp berfungsi sebagai tempat
penampungan tandan buah segar yang sudah melalui proses grading atau proses
penyortiran buah dari sampah seperti batu, pasir, spikelet dan sampah lainnya
yang terbawa dari kebun. Pada lantai loading ramp terdapat kisi-kisi yang
bertujuan untuk menjebak sampah agar tidak terikut kedalam bejana rebusan.
27

Gambar 5. Lantai Loading ramp


Sumber: Dok. pribadi
2. Pintu dan Tuas Hidrolik
Pintu hidrolik berfungsi untuk membatasi atau mengontrol masuknya
jumlah tandan buah segar kedalam inclaned fresh fruit bunch (FFB). Pintu
hidrolik yang terdapat dalam PKS memiliki 3 sisi dengan masing-masing sisi
memiliki 10 pintu. Pintu hidrolik digerakkan dengan bantuan powerpack yang
menggerakkan pompa hidrolik terdiri dari 3 unit dan masing-masing powerpack
terdiri dari 2 elektoromotor. Powerpack dihidupkan dan dimatikan dengan
bantuan panel. Sedangkan, tuas hidrolik berfungsi untuk mengontrol pembukaan
dan penutupan dari pintu hidrolik ketika buah akan dikirim ke stasiun sterillizer.
Pintu loading ramp dan tuas hidrolik dapat dilihat pada gambar 6 dan 7.

Gambar. 6 Pintu Loading Ramp Gambar 7. Pompa Hidrolik


Sum : Dok. Pribadi Sum : Dok. Pribadi

3. Panel dan Pompa Hidrolik


Panel berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan mesin pompa
hidraulik sedangankan untuk pompa hidrolik tersendiri berfungsi untuk sebagai
28

mesin atau tenaga untuk membantu membuka pintu ramp. Gamambar panel dan
pompa hidrolik dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.

Gambar. 8 Panel Gambar 9. Pompa


Hidrolik Sumber: Dok. Pribadi Sumber: Dok. Pribadi

4. Scraper Bar Conveyor


TBS keluar dari loading ramp akan dibawa oleh scrapper bar conveyor
menuju IFB, scrapper terdiri dari lantai besar yang bergerak (Gambar 10)

Gambar 10. Scraper Bar Conveyor


Sum: Dok. Pribadi

5. Inclined Fresh Fruit Bunch (FFB)


Inclined Fresh Fruit Bunch berfungsi untuk mengantarkan buah ke stasiun
sterillizer. Inclined fresh fruit bunch memiliki rantai scraper yang berfungsi untuk
mendorong buah naik ke stasiun sterillizer. Inclined fresh fruit bunch terdiri dari 1
line, masing-masing line memiliki 10 pintu hidrolik. Rantai scraper ini dapat
mengangkut 4 - 5 janjangan TBS. Selain itu, inclined FFB memiliki kisi-kisi yang
berfungsi untuk menjebak kotoran yang terbawa oleh TBS berupa batu, pasir dan
rumput.
29

Gambar. 11 Inclined Fresh Fruit Bunch (FFB)


Sum : Dok. Pribadi

Kapasitas total loading ramp yang terdapat pada pabrik yakni mampu untuk
menampung 1000-1500 ton TBS/hari. PKS berkapasitas produksi pabrik yang
dirancang adalah 60 ton/jam akan banyak TBS yang diolah. Kapasitas loading
ramp dihitung berdasarkan kebutuhan harian pabrik.
Kapasitas LR = kapasitas produksi waktu produksi
= 60 ton/jam
= 20 jam (waktu produksi)
= 12000 ton TBS/hari
Sehingga, kapasitas loading ramp yang ada pada pabrik PT. SMJL lebih dari
cukup untuk menampung persediaan TBS pada produksi harian pabrik

4. Stasiun Perebusan (Sterilizer)


Sterilizer merupakan wadah atau bejana besar yang berfungsi sebagai
tempat untuk merebus tandan buah segar yang menggunakan steam agar
berondolan dapat dengan mudah lepas dari janjangan sehingga mempermudah
dalam proses thresser. Stasiun perebusan (sterilizer) merupakan pengolahan
pertama yang sangat menentukan terhadap proses pengolahan selanjutnya dan
produk akhir. Keberhasilan sistem perebusan dipengaruhi oleh tersedianya steam
yang cukup dan lamanya perebusan. Waktu perebusan yang digunakan yaitu 60
menit, temperatur untuk proses perebusan yaitu 130 oC dengan tekanan 43Psi.
Perebusan dilakukan dengan bejana vertikal dan menggunakan sistem double peak
atau dua puncak sehingga mendapatkan hasil perebusan yang optimal
30

Tujuan dari perebusan antara lain adalah sebagai berikut:


1. Mempermudah proses pemipilan atau pelepasan brondolan dari janjangan
sehingga jumlah brondolan yang diperoleh pada proses pemipilan maksimal.
2. Mematangkan buah dan melunakkan daging buah sehingga dapat
mempermudah proses pemisahan nut dari serat pericarp
3. Menginaktifkan zat-zat atau enzim lipase dengan menggunakan temperatur
tinggi yang dapat meningkatkan asam lemak bebas pada minyak yang
dihasilkan.
4. Mempermudah pelepasan inti buah dari cangkang. Pe rebusan yang
sempurna akan menurunkan kadar air dengan standard 19-20 %, kernel
yang menyebabkan inti susut dan cangkang dapat mudah lepas.
Dalam perencanaan kebutuhan unit sterilizer dapat disesuaikan dengan
kapasitas pabrik :
1) Kapasitas pabrik : 60 ton/jam
2) Kapasitas rebusan : 30 ton/1rebusan
3) Waktu rebusan yang diperlukan : 60 menit
4) Lama pengisian buah ke sterilizer : 10-15 menit
Untuk mendapatkan kapsitas dan jarak waktu rebus yang di inginkan dapat
dihitung dengan rumus berikut :

Kapasitas rebusan x Waktu rebus


Jarak rebus = Kapasitas Pabrik

30 X 60
= 60

= 30 menit
Untuk mengetahui Jumlah bongkaran yang dilakukan perebusan /jam dapat
dihitung dengan rumus :
Waktu Rebus
Jumlah bongkar dalam 1 jam =
Jarak Rebus

60
` = 30

= 2 bongkaran/jam
Sehingga dapat diketahui dalam perebusan dibutuhkan jarak waktu 30 menit
untuk melakukan pembongkaran antara rebusan satu dengan yang lainnya, dan
31

didapatkan juga dalam satu jam perebusan didapatkan 4 kali pembongkaran,


sehingga dalam 24 jam waktu operasi didapatkan 48 kali pembongkaran. Namun
dalam stasiun stelizer terdapat beberapa kendala sehinnga bongkaran yang
dibutuhkan/jamnya tidak tercapai, hal ini disebabkan oleh :
1. Steam tidak mencapai standart 2,8 – 3,0 kg/cm2, sehingga dibutuhkan waktu
yang lebih lama untuk perebusan
2. Adanya kebocoran pada bejana rebusan baik pada pipa steam, exhaust valve,
kondensat dan kebocoran seal pintu dapat juga diakibatkan karena
penguncian pintu hidraulik atas maupun bawah tidak rapat atau kencang
mengakibatkan steam dapat keluar melalui celah.
Untuk mendapatkan hasil perengbusan yang baik maka perlu doperhatikan pada
grafik dibawah ini

Grafik Proses Perebusan


3
2.8 2.8
2.5

1.5 1.5

0.5
0 0 0
0 8 menit 15 menit 4 menit 10 menit 20 menit 4 menit
daerasi puncak 1 Ablas 1 puncak 2 holding time ablas 2

Gambar.12 Grafik Proses Perebusan


Sumber : Dok Pribadi
Tabel 4. Sistem Perebusan Pada Sterilizer
Inlet Exhaust Condensat
Daerasi  X 
Puncak 1  X X
Ablas X  
Puncak 2  X X
Ablas X  
32

Hasil perebusan buah TBS harus melalui tahapan, daerasi, double peack ,
holding time, pembuang steam dan kondensat. Sistem pereebusan di PT. SMJL
menggunakan sistem doble peack.dengan tahapan sebagai berikut :
1) Proses pengisian sterilizer dilakukan dengan cara start hidrolik motor
power pack untuk mengaktifkan 32ystem hidrolik.
2) Pintu keluar TBS (bagian bawah rebusan) dalam keadaan tertutup atau
telah dikunci sedangkan pintu masuk bagian atas rebusan dalam keadaan
terbuka.
3) Kemudian jalankan inclined fresh fruit bunch yang telah berisi TBS untuk
dimasukkan kedalam bejana rebusan. Kemudian TBS akan jatuh kedalam
bejana melalui main hole.
4) Setelah bejana rebusan terisi penuh maka pintu masuk bagian atas ditutup
hingga rapat agar steam yang digunakan tidak keluar.
5) Pada saat proses pe rebusan akan terjadi tahapan sebagai berikut:

a) Proses Daerasi
Proses Daerasi sangat penting dilakukan untuk membuang udara dingin
dapat keluar dari bejana rebusan. Daerasi merupakan proses pembuangan
udara (O2) dan air (H2O) yang terdapat pada bejana. Daerasi sangat penting
dilakukan untuk membuang udara dingin keluar dari bejana rebusan. Pada
tahap ini inlet steam ditutup, sedangkan exhaust valve dan condensate valve
dibuka untuk membuang udara dan air. Tahap daerasi berlangsung selama 8
menit dengan suhu 55 oC Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
rebusan yang optimal.
b) Puncak I
Pada puncak I merupakan masa ketika terjadinya proses kenaikan steam
dengan tekanan yaitu 1,5 kg/cm2. Proses yang terjadi ketika puncak I yaitu
inlet steam dibuka agar tekanan naik sedangkan exhaust valve dan
condensate valve ditutup.
c) Ablas
Ablas merupakan proses penurunan steam setelah mencapai puncak I dan II.
Pada tahap ini inlet steam ditutup sedangkan exhaust valve dan condensate
valve dibuka agar buah tidak tergenang air sehingga minyak hasil rebusan
33

tidak terikut dalam air kondensat dan udara pada bejana keluar terjadi
pengantian steam yang baru. Penurunan tekanan steam hingga mencapai 0
kg/cm2.
d) Puncak II (Holding Time)
Tahapan ini merupakan inti dari proses perebusan dimana tekanan steam
yang digunakan harus ditahan. Puncak II terjadi dalam tekanan steam 2,8–3
kg/cm2 dengan waktu perebusan optimal 35-40 menit dengan temperatur
149–153 oC. Tahap ini inlet steam dibuka sedangkan exhaust valve dan
condensate valve di tutup agar mencapai tekanan yang diinginkan.
e) Pembongkaran Sterilizer (Ablas II)
Pembongkaran rebusan dilakukan dengan cara inlet steam ditutup
sedangkan exhaust valve dan condensate valve dibuka. Proses
pembongkaran ini merupakan air dari proses perebusan. Tekanan terlebih
dahulu diturunkan, kuncian pintu bagian bawah dibuka, kemudian pintu
dibuka menggunakan power pack untuk membuka pintu hydraulik. Pada
saat pembongkaran rebusan buah tidak mau keluar maka akan diberikan
tekanan steam dengan membuka inlet steam guna mendorong buah agar
mempermudah proses pembongkaran.
Beberapa aspek perebusan yang dapat mempengaruhi efektifitas dan
efesiensi dalam perebusan antara lain sebagai berikut :
a. Tekanan Steam. Dalam siklus perebusan bila tekanan steam dapat mencapai
2,8–3 kg/cm2 dengan waktu tahan 35–40 menit pada peak II, maka akan
memberikan hasil yang optimal pada buah yang direbus.
b. Pembuangan Udara (Daerasi) Dari Sterilizer, udara merupakan pengantar
panas yang lambat, sehingga akan menurunkan tekanan di dalam perebusan,
maka udara yang ada didalam bejana rebusan harus dibuang dengan cara
digeserkan oleh steam yang dinamakan daerasi. Deaerasi dilakukan selain
untuk pembuangan udara di dalam sterilizer juga untuk pengusiran udara
yang berada di dalam TBS melalui penetrasi panas steam ke dalam jaringan
buah (diffuse). Deaerasi dilaksanakan saat dimulainya perebusan TBS
dengan cara memasukkan uap dari bagian atas bejana rebusan dan
mengeluarkan dari
34

dasar bejana. Steam dimasukkan dari bagian atas rebusan melalui pipa
pemasukkan yang dilengkapi dengan steam distributor yang bertujuan agar
penyebaran tekanan steam dapat merata ke semua bagian.
c. Pembuangan Condensate, pada proses perebusan steam yang digunakan
akan mengalami kondensasi yang terkumpul di bagian dasar sterilizer.
Kondensat dibuang melalui dasar bejana yang pembuangannya dikontrol
dengan valve kondensat pada bagian bawah rebusan. (a) air kondensat harus
dibuang karena air kondensat yang tidak dibuang dapat menggenangi buah
yang direbus sehingga mengakibatkan oil akan terikut ke dalam air
konsensat (b) air yang terakumulasi akan mengabsorbasi panas dari steam
sehingga panas dari steam akan berkurang.
d. Kebutuhan Steam, jumlah steam yang dibutuhkan untuk sekali perebusan
dengan sistem double peak adalah 20,5 ton uap/jam sedangkan kebutuhan
uap untuk pemanasan 260 – 290 kg/ton TBS.
e. Waktu Perebusan, membutuhkan waktu penetrasi steam hingga ke bagian
tandan yang paling steam hingga ke bagian tandan yang paling dalam.
Penetrasi panas ke dalam tandan buah akan semakin cepat bila tekanan
steam semakin tinggi. Pada sistem perebusan triple peak pengusiran udara
dari sela- sela tandan buah yaitu terjadi pada puncak/step kedua dengan
tekanan steam sekitar 2,3 kg/cm2 yang diturunkan dengan cepat menjadi 0
(nol) kg/cm2 . Selanjutnya buah di dalam rebusan memasuki peak ketiga
dengan tekanan steam 2,8 – 3,0 kg/cm2 dalam waktu 35-45 menit
tergantung kebutuhan. Adapun hubungan waktu perebusan dengan efisiensi
ekstraksi oil yaitu : (a) semakin lama waktu perebusan, jumlah buah yang
terpipil akan semakin tinggi; (b) semakin lama waktu perebusan, losses oil
di condensate dan di tandan kosong semakin tinggi; (c) semakin lama waktu
perebusan, mutu oil akan semakin menurun karena akan terjadi penurunan
nilai DOBI (Deteration Of Bleachability Index).
Bagian – bagian dari stasiun sterilizer yaitu sebagai berikut :
35

1
4
5 2
3
6

8 11

9
10 12

Gambar 13 Struktur Sterilizer


Keterangan Gambar:
1. Pengunci Pintu
2. Top door
3. Pipa pemaskan uap
4. Pipa pengeluaran uap
5. Safety valve
6. Bejana
7. Instlasi pipa pemasukan uap
8. Buttom door
9. Pondasi sterilizer
10. Pipa pembuangan condensate
11. Screew conveyor
12. Motor penggerak screew conveyor
Adapun gambar dan fungsi pada bagian-bagian sterilizer dapat dilihat pada
Gambar 14
36

Gambar. 14 Bejana Sterilizer (Rebusan)


Sumber : Dok. Pribadi
1. Bejana sterilizer
Bejana sterilizer merupakan wadah berbentuk vertikal yang digunakan
untuk merebus TBS yang terbuat dari pelat baja. Terdapat 5 bejana rebusan yang
dioperasikan dengan masing-masing kapasitas 30 ton. Bejana sterilizer dilengkapi
dengan 2 pintu pada bagian atas dan bawah bejana yang berfungsi untuk tempat
memasukkan dan pembongkaran buah. Bagian dalam bejana sterilizer dilengkapi
dengan sirip dan nozzel. Sirip berfungsi untuk menghalangi buah agar tidak
memutupi lubang dari pipa injeksi steam, letak sirip berada pada bagian atas dari
lubang pipa injeksi steam. Sedangkan nozzel berfungsi untuk mengeluarkan air
yang terkondensasi dari steam, nozzel berada pada bagian dasar bejana. Selain itu,
bejana sterilizer juga dilengkapi dengan thermometer untuk alat ukur temperatur
rebusan dan barometer untuk alat ukur tekanan steam yang digunakan untuk
merebus buah
2. Pipa Injeksi Steam
Pipa injeksi steam berfungsi untuk menyalurkan steam yang dibutuhkan
dalam pe rebusan TBS. Pipa injeksi steam berjumlah 4 pada setiap bejana
sterilizer yang melingkari bejana yang berfungsi agar steam yang digunakan
dapat tersalurkan atau penyebaran tekanan steam merata ke semua bagian. Steam
yang digunakan pada pe rebusan dikirim dari back pressure vessel (BVP)
melalui pipa
37

steam yang berjumlah dua line.


3. Inlet Steam, exhause Valve , dan Condensat Valve
Bejana rebusan dilengkapi dengan valve yang digunakan untuk menyalurkan
steam, mengeluarkan udara dan air. Inlet steam berfungsi untuk menyalurkan
steam yang dikirim dari back pressure vessel (BVP) yang akan digunakan untuk
merebus TBS di bejana sterilizer. Exhaust valve berfungsi untuk mengeluarkan
udara dari bejana rebusan dengan menggunakan bantuan steam. Sedangkan
Condensate valve berfungsi untuk mengeluarkan air yang berasal dari steam yang
terkondensasi yang terkumpul di bagian dasar sterilizer.
4. Safety Valve
Savety Valve berfungsi sebagai valve (katup) pengaman apabila tekanan
steam yang digunakan pada sterilizer melebihi batas yang diinginkan. Safety
valve bekerja secara otomatis, apabila tekanan steam telah mencapai 3,0 kg/cm2
maka safety valve akan mengeluarkan steam secara otomatis untuk mencegah
kelebihan steam pada bejana sterilizer yang akan mengakibatkan kebocoran dan
kerusakan pada bejana sterilizer.

5. Stasiun Thersher dan Empaty Bunch Press


a. Stasiun Therher
Stasiun thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangannya
semaksimal mungkin dengan batas brondolan yang tidak terlepas dari janjangan <
2 % (Khoirul Saleh, 2013). Pada stasiun thresher ini memiliki system kerja untuk
memisahkan buah dari janjang dengan cara dibanting pada drum thresher, buah
yang telah di pisahkan dari janjang akan dibawa menuju stasiun press sedangkan
untuk janjang kosong (jankos) akan dibawa menuju bunch press. Proses yang
tidak sempurna dalam stasiun ini dapat mempengaruhi efisiensi pabrik. Alur
proses dapat dilihat pada Gambar 15
Pada stasiun ini buah hasil perebusan yang tidak direbus sempurna akan
menyebabkan buah susah dipipil, buah yang masih banyak belum dipipil disebut
buah USB (un untipped bunch) pada buah USB ada tiga jenis buah yaitu:
 Buah A : buah yang masih ada buah yang tidak ter pipil ≤ 10 %.
38

 Buah B : buah yang masih ada buah yang tidak ter pipil ≥ 10 %.
 Buah C : buah yang sudah ter pipil secara sempurna.

Sterilizer

Auto feeder

Drum Threesher

Bondolan Janjang Kosong

Buttom Cross Conveyor Conveyor

Bunch Press Minyak


Fruit Elevator

Vibrating
Digester Empty Bunch Conveyor

Condensat
Bunch Hopper

Janjang Kosong

Gambar 15. Alur Proses Pada Stasiun Thresher


Sumber: Dok. Pribadi
1. Inclined Fruit Bunch (IFB)
Inclined fruit bunch berfungsi sebagai alat untuk mengangkut buah dari hasil
perebusan di Sterilizer setelah dilakukan pembongkaran. Buah yang dibongkar dari
39

sterilizer dibawa oleh rantai scrapper pada inclined fruit bunch dan kemudian
sebagian buah dimasukkan ke auto feeder bawah dan sebagian ke auto feeder atas.
Inclined fruit bunch digerakkan oleh motoran dengan kecepatan 11 rpm.

Gambar.16 Inclined Fruit Bunch


Sumber: Dok.Pribadi
2. Autofeeder (hopper)
Autofeeder terbagi menjadi 2 bagian yaitu autofeeder bawah dan autofeeder
atas. Autofedeer berfungsi untuk mengatur jumlah umpan yang masuk kedalam
drum thresher agar tidak berlebih, agar nantinya pemipilan buah terjadi dengan
sempurna. Autofeeder juga berfungsi sebagai penampungan tempat buah
sementara dengan kapasitas 6 ton sebelum masuk ke thresher. Buah yang masih
berada dalam inclined fruit bunch yang berasal dari autofeeder bawah akan
dibawa ke horizontal fruit bunch melalui lubang main hole. Kemudian dari
autofeeder atas lewat kembali melalui horizontal fruit bunch.

Gambar. 17 Autofeeder
Sumber: Dok. Pribadi
3. Horizontal Fruit Bunch
Buah yang berasal dari autofeeder bawah dan atas kemudian kasuk kedalam
40

horizontal fruit bunch. horizontal fruit bunch berfungsi sebagai pembagi umpan
kedalam drum thresher agar terbagi sama rata.

Gambar. 18 Horizontal Fruit Bunch


Sumber: Dok Pribadi
4. Drum
Thresher
Drum thresher berfungsi sebagai tempat pemipilan buah dari tandannya
dengan cara membanting buah ke dinding drum thresher. Ukuran diameter drum
thresher yaitu 1,7 m dengan panjang 7 meter. Drum thersher terdiri dari kisi-kisi
yang berfungsi sebagai untuk memisahkan buah dari tandannya dengan cara
buah yang terpisah dari janjangnnya akan keluar melalui kisi-kisa dan akan jatuh
ke dalam conveyor under thresher, sedangkan jankos akan terlempar keluar oleh
stripper menuju inclined bunch press. Pada PT. SMJL drum thresher terdiri dari
3 buah dengan kecepatan putaran 20-28 rpm.

Gambar. 19 Drum Thresher


Sumber: Dok. Pribadi

5. Conveyor Under Thresher


Conveyor under thresher berfungsi sebagai pengangkut brondolan yang
41

sudah terlepas dari janjangan menuju ke horizontal buttom cross.


6. Buttom Cross
Buttom Cross berfungsi sebagai pengangkut brondolan yang telah
terkumpul dari thresher dan diangkut menuju inclined fruit bunch dan selanjutnya
diolah di stasiun berikutnya yaitu stasiun digester dan press.

6. Stasiun Empty Bunch Press


Stasiun empty bunch press merupakan stasiun yang memiliki tujuan
mengambil minyak yang masih tersisa pada janjangan kosong (jangkos) dari hasil
pemipilan TBS rebusan dari stasiun thresher untuk dimanfaatkan kembali, untuk
mengurangi jumlah losses minyak pada jang kos dan agar jang kos dapat
diaplikasikan kembali ke kebun sebagai pupuk organik.
1. Inclined Empty Bucnh
Inclined empty bunch berfungsi sebagai pengangkut janjang kosong (jankos)
ke stasiun empty bunch press.

Gambar. 20 Inclined Empty Bunch


Sumber. Dok Pribadi
2. Bunch
Press
Bunch Press berfungsi untuk mengambil minyak yang masih tersisa pada
janjangan kosong, sehingga losses minyak pada jankos dapat diminimalkan,
losses jankos maksimal 3%. Cara kerja pada bunch press yaitu dengan melakukan
pressing (pengempaan) janjang kosong sehingga janjang kosong akan
mengeluarkan minyak yang masih menempel. Tekanan yang diberikan pada bunch
press yaitu ±3 bar. Bunchpress dapat dilihat pada gambar 21.
42

Gambar. 21 Bunch Press


Sumber: Dok. Pribadi
3. Vibrating dan Bak Minyak
Vibrating berfungsi untuk meyaring kotoran-kotorann pada minyak yang
dihasilkan oleh bunch press. Vibrating pada bunch press menggunakan saringan
30 mesh. Bak minyak adalah tempat penampungan minyak dari sisa dari stasiun
bunch press yang nantinya akan disalurkan ke kondensat fit dan akan dipompa ke
sentrap tank untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut

Gambar 22.Vibrating dan Bak Minyak


Sumber: Dok. Pribadi
7. Stasiun Digester dan Press
Stasiun press merupakan stasiun pengambilan atau pemisahan minyak dari
buah kelapa sawit dengan cara dilumatkan atau dicacah dengan mesin digester
dan ditekan kemudian oleh mesin press. Alur prosesnya berasal dari buah kelapa
sawit yang sudah direbus di stasiun sterilizer dan dipipil di stasiun thresher akan
diangkut ke stasiun digester dan press dengan bantuan inclined fruit bunch. Dari
inclined fruit bunch brondolan dibawa naik menuju top cross conveyor yang
terletak diatas stasiun press, brondolan yang masuk ke dalam top cross
conveyor akan
43

didorong masuk ke dalam distributing conveyor untuk didistribusikan ke masing-


masing digester.
Dalam digester buah dicacah sampai daging buah terpisah dari nutnya
dengan menggunakan pisau-pisau digester (string up) yang bertingkat, brondolan
yang sudah dicacah masuk kedalam mesin press untuk diambil minyaknya. Dalam
mesin press, buah yang sudah tercacah diputar dan ditekan oleh dua buah screw
yang berputar berlawanan arah dan secara bersamaan dari depan ditekan oleh cunt
yang digerakkan oleh tekanan hidrolik. Diagram alir stasiun press dapat dilihat
pada Gambar 23.
44

Brondolan Matang Inclined Fruit Bunch (IFB) Top Cross Conveyor Distributing Conveyor Digester
Mesin Press

Fiber dan Nut Minyak Kasar

Cake Breaker Conveyor (CBC) Oil Gutter


Stasiun Karnel

Sand Trap Tank

Sand Trap Box

Vibrating Screen

Recovery Tank

Crude Oil Tank

Klarifikasi

Gambar 23.Digram Alir Proses Pengolahan Stasiun Press


1. Inclined Fruit Bunch (IFB)
IFB merupakan salah satu alat pendukung stasiun Press, dimana alat ini
berfungsi untuk membawa brondolan (buah) yang sudah dipipil di stasiun
thresher menuju stasiun digester dan press. Inclined Fruit Bunch ini merupakan
chain conveyor jenis scrapper yaitu conveyor yang digerakkan oleh motoran dan
rantai yang bertujuan untuk menggerakkan Scrapper-scrapper sehingga brondolan
kelapa sawit dapat terangkut.
45

Gambar. 24 Inclined Fruit Bunch (IFB)


Sumber: Dok. Pribadi
2. Top Cross Conveyor
Buah yang dibawa oleh IFB akan masuk kedalam Top Cross Conveyor yang
berada diatas stasiun digester dan press. Top Cross Conveyor berfungsi untuk
membagi brondolan menuju Distributung conveyor 1 dan 2.

Gambar. 25. Top Cross Conveyor


Sumber: Dok Pribadi
3. Distributung Conveyor
Distributung conveyor berfungsi untuk membagi brondolan ke masing-
masing bejana digester.

Gambar 26. Digester


Sumber : Dok. Pribadi
46

4. Digester
Digester merupakan bejana yang didalamnya terdapat 5 pasang pisau yang
digerakkan oleh motoran dengan kecepatan 20-25 rpm, dengan kapasitas 3 ton .
Mekanisme kerja digester yaitu buah masuk ke digester, kemudian diaduk
sedemikian rupa sampai brondolan melewati pisau-pisau digester mulai dari atas
sampai ke bawah, sehinga diharapkan daging buah akan terpisah dari nutnya.
Brondolan yang sudah tercacah akan keluar melalui chute karena didorong oleh
pisau pelempar didalam digester.

Gambar 27. Digester


Sumber : Dok. Pribadi
Bagian-bagian digester dalam digester dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pisau Digester
Pisau Digester berfungsi untuk mencacah brondolan di dalam digester
sehingga daging buah dan nutnya akan terpisah, didalam digester ada 5 pasang
pisau pencacah dan 1 pisau pelempar. Pisau pencacah berfungsi untuk
melumatkan buah sedangkan pisau pelempar berfungsi untuk mendorong
brondolan yang sudah dicacah masuk ke dalam press.

Gambar. 28 Pisau Digester


Sumber : Dok. Pribadi
47

b. Chute
Chute merupakan corong tempat keluarnnya buah sawit yang telah dicacah
didalam digester. Chute juga berfungsi sebagai penghubung antara digester dan
press. Sehingga nantinya buah yang buah yang tercacah didalam digester akan
langsung masuk ke press. Chute dilengkapai pipa hot water yang berfungsi untuk
mendorong brondolan untuk melewati chute sehingga tidak terjadi sumbat.

Gambar. 29 Chute
Sumber: Dok. Pribadi
c. Buttom
Plate
Brondolan yang dicacah didalam digester umunya akan mengeluarkan
minyak, buttom plate berfungsi sebagai peyaring minyak yang dihasilkan di
digester dan dialirkan ke dalam oil gutter.
d. Pipa Steam
Temperatur dalam digester biasanya harus selalu terjaga oleh karena itu
untuk menjaga agar suhu tetap stabil, steam dikirim dari stasiun power house dan
diinjeksi kan kedalam digester melalui pipa steam. Suhu yang tinggi dalam
digester akan membantu memudahkan proses pelumatan brondolan. Pipa steam
terletak pada bagian samping dan bawah bejana digester. Selain untuk menjaga
temperatur, steam digunakan untuk mengatasi sumbat yang sering terjadi pada
bejana digester.
e. Motoran dan Gear Box
Motoran berfungsi untuk menggerakkan pisau digester, motoran bergerak
dengan bantuan energi listrik. Motoran memutar gear box dengan bantuan belt,
yang diamana gear box berfungsi untuk memperlambat putaran yang dihasilkan
oleh motoran. Sehinngga pisau yang berada didalam digester tidak bergerak
terlalu cepat. Hal yang harus diperhatikan yaitu banyak brondolan yang
dilumatkan dalam
48

satu bejana digester harus ¾ dari bejana digester karena berondolan akan tercacah
dengan optimal. Jika brondolan sedikit, maka brondolan tidak akan melewati
semua pisau digester, ini akan menyebabkan brondolan tidak tercacah dengan
sempurna. Selain itu, digester memiliki temperatur yang tinggi, karena akan
memudahkan proses pencacahan dan pelumatan brondolan, dan dengan
temperatur tinggi minyak yang keluar saat proses pencacahan tidak akan
membeku, karena sifat minyak yang mudah membeku di suhu rendah.
5. Mesin Press
Mesin press berfungsi untuk mempress atau menekan buah yang telah
dicacah dari stasiun digester. Brondolan yang telah dipress oleh screw akan
ditekan lagi oleh cunt yang digerakkan oleh hidrolik. Minyak kasar yang
dihasilkan oleh press akan masuk ke oil gutter sedangkan fibre dan nut akan
masuk ke cake breaker conveyor (CBC) stasiun karnel
Mesin press merupakan alat untuk memisahkan minyak dari daging buah
dengan cara ditekan atau diperas (press) oleh screw dan cunt. Jenis mesin press
yang digunakan merupakan jenis pengepres An berputar atau screw press. Mesin
press yang ada di PT. Sakti Mait Jaya Langit berjumlah 6 dengan kapasitas 10
ton/jam dan mesin press berkapasitas 30 ton/jam. Adapun bagian-bagian dari
mesin press adalah sebagai berikut.

Gambar 30. Mesin Press


Sumber: Dok. Pribadi
49

Adapun bagian-bagian dari mesin press adalah sebagai berikut :


a) Screw Press
Screw press merupakan alat berupa dua uliran (screw) yang berputar
berlawanan arah berfungsi untuk mendorong atau mempress brondolan yang
sudah tercacah dan secara bersamaan memeras minyak dari daging buah.
Penggerak screw press berupa motor an atau panel listrik dengan tekanan screw
press berkisar antara 30- 44 A. Semakin besar kapasitas yang digunakan maka
semakin tinggi tekanan yang digunakan.

Gambar. 31 Screw Press


Sumber: Dok. Pribadi
b) Cunt
Cunt merupakan salah satu instrument dari mesin press. Untuk mendapatkan
minyak yang lebih optimal, maka brondolan yang sudah diperas dengan screw di
tekan atau di press lagi dari depan oleh cunt yang digerakkan menggunakan
pompa hidrolik. Tekanan pompa hidrolik yang digunakan oleh cunt adalah 35-75
bar. Setelah ditekan dengan tekanan tinggi selama beberapa saat, cunt akan
bergerak mundur, sehingga ampas brondolan yaitu fibre dan nut dapat keluar dan
jatuh ke dalam CBC. Tekanan hidrolik dari cunt ini berasal dari power pack.

Gambar.32 Cunt
Sumber: Dok. Pribadi
50

c) Press Cage
Press cage berfungsi untuk menyaring minyak yang dihasilkan dari pressan
agar fibre dan nut tidak terikut kedalam saluran minyak (oil gutter). Press cage
berbentuk silinder seperti selubung atau berbentuk seperti kaca mata yang
memiliki banyak lubang-lubang kecil berjumlah ribuan di seluruh bagian
dindingnya.
d) Motoran Press
Motor an berfungsi untuk menggerakkan dua buah screw agar dapat
berputar dan mendorong brondolan kelapa sawit yang sudah tercacah. Motor an
yang digerakkan dengan tenaga listrik akan berputar dengan cepat, gerakan
berputar ini akan dialirkan ke gear box agar dapat berputar dengan bantuan
bealting.
e) Gear Box
Gear box merupakan alat yang berfungsi untuk memperlambat putaran dari
motor an. Gerak motor an yang terlalu cepat perlu diturunkan kecepatannya agar
putaran dari screw juga tidak terlalu cepat.
f) Kopling
Kopling merupakan alat yang digunakan untuk meneruskan putaran dari
gear box ke dua buah screw. Kopling juga berfungsi untuk membagi dan
mengubah putaran dari satu putaran menjadi dua putaran berlawanan arah
sehingga screw press yang berjumlah dua dapat berputar dengan arah yang
berlawanan.
Hal yang perlu diperhatikan saat proses pengepres san di mesin press yaitu
besar tekanan screw press dan hidrolik, jika tekanan terlalu tinggi akan
menyebabkan nut yang sudah terpisah-pisah dari daging buahnya akan mudah
pecah dan hal ini akan menyebabkan terjadinya losses (kehilangan) pada kernel.
Sedangkan jika tekanan screw press dan hidrolik terlalu rendah maka proses
pengepresan tidak berjalan dengan optimal, minyak dalam daging buah tidak
semuanya terperas, hal ini akan menyebabkan losses (kehilangan) minyak sawit.
Mesin press dengan kapasitas yang berbeda memiliki tekanan screw press dan
hidrolik yang berbeda juga.

6. Hot Water Tank


Hot water sangat dibutuhkan di stasiun press untuk pengenceran minyak
yang dihasilkan dari mesin press. Selain itu, hot water juga digunakan untuk
51

melancarkan sirkulasi chute dan membantu mendorong brondolan yang sudah


tercacah keluar dari chute agar tidak menimbulkan sumbat. Hot water tank
memiliki bentuk seperti tabung horizontal dengan panjang 3.19 m dan diameter
1,50 m, berisi air dengan temperatur tinggi. Hot water berfungsi untuk membantu
dalam pengenceran minyak setelah di press di mesin press. Selain itu, hot water
juga digunakan pada bejana digester, tepatnya pada chute untuk membantu
mendorong brondolan yang telah tercacah ke mesin press agar tidak menyumbat
chute.
Steam kering akan diinjeksi kan kedalam tangki yang berisi air, sehingga
temperatur air akan naik. Temperatur dalam hot water tank adalah 93 °C. Air yang
sudah panas akan dialirkan melalui pipa-pipa ke bagian chute pada mesin digester
dan bagian screw press pada mesin press. Hot water digunakan secara terus
menerus (continue) selama proses produksi.

Gambar 33. Hot Water Tank


Sumber: Dok. Pribadi
7. Oil
Gutter
Minyak yang dihasilkan dari hasil perasan daging buah kelapa sawit saat di
mesin press akan dialirkan atau dikirim ke sand trap tank dengan bantuan pipa
penghubung disebut oil gutter. Masing-masing mesin press memiliki oil gutter
yang akan tersambung dengan dua buah sand trap tank. Selain mengirimkan
minyak kasar hasil stasiun press, oil gutter juga mengirimkan minyak dari stasiun
bunch press dan kondensat stasiun sterilizer. Minyak dari stasiun bunch press dan
kondensat sterilizer akan dipompa masuk kedalam oil gutter melalui pipa yang
tersambung dengan salah satu line oil gutter.
52

8. Sand Trap Tank


Sand trap tank atau tanki pe merangkap pasir adalah tangki yang digunakan
untuk menjebak pasir atau sampah-sampah yang terbawa oleh minyak kotor
kelapa sawit, seperti pasir dan serat-serat. Pemisahan antara pasir dan minyak
kasar kelapa sawit ini dilakukan berdasarkan sistem perbedaan berat jenis, dimana
berat jenis pasir lebih besar dibandingkan dengan berat jenis minyak. Sehingga
ketika minyak kasar masuk kedalam sand trap tank, minyak yang memiliki berat
jenis yang ringan akan terangkat atau berada dipermukaan, sedangkan pasir yang
memiliki berat jenis yang lebih berat akan terjatuh kebagian paling bawah.
Sand trap tank berupa gabungan dari sebuah tabung di bagian atasnya dan
kerucut di bagian bawahnya. PT. Sakti Mait Jaya Langit memiliki 1 buah sand
trap tank yang terbuat dari besi pelat, dengan kapasitas 4,56 m 3. Pada bagian
bawah kerucut sand trap tank, terdapat valve yang berfungsi untuk menutup dan
membuka bagian bawah sand trap tank saat pembuangan pasir yang terperangkap
dalam sand trap tank.

Gambar 34. Sand Trap Tank


Sumber: Dok. Pribadi
9. Vibrating Screen Press
Dari sand trap box minyak kasar akan dikirim ke alat penyaring untuk
disaring kembali. Jenis penyaring yang digunakan oleh PKS adalah saringan getar
(vibrating screen), dimana getaran yang dihasilkan berasal dari motor an yang
menggerakkan saringan dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Vibrating screen
memiliki frame berbentuk bulat lubang-lubang kecil dengan jumlah yang banyak
di dalamnya (seperti saringan teh atau saringan santan). Jumlah vibrating screen
di
53

PT. Sakti Mait Jaya Langit berjumlah 4 unit. Vibrating screen yang digunakan
merupakan jenis vibrating screen double deck atau penyaringan ganda, dimana
dalam vibrating screen terdapat dua saringan dengan posisi bertingkat. Sehingga
ketika minyak kasar masuk, kotoran akan disaring di saringan pertama atau
saringan bagian atas. Kemudian minyak yang berhasil masuk kebagian dalam,
kotorannya akan disaring lagi oleh saringan kedua atau saringan bagian bawah.
Lubang pada saringan bagian atas dan bagian bawah memiliki ukuran 30 mesh
atau 30 lubang dalam satu inchi. Kotoran, sampah dan serabut akan masuk
kedalam conveyor sampah dan dibawa ke bottom cross conveyor untuk diolah
lagi. Sedangkan minyak yang lolos penyaringan akan masuk kedalam pipa yang
terhubung ke recovery tank.

Gambar 35. Fibrating Screen Press

Sumber: Dok. Pribadi


10. Crude Oil Tank ( COT)
Crude oil tank adalah tangki berbentuk persegi sebagai wadah penampung
minyak kasar hasil penyaringan sebelum dipompa ke crude settling tank. Selain
itu sebagai tangki ini juga berfungsi sebagai pengendapan pasir-pasir halus yang
masih terbawa setelah disaring. COT terbuat dari bahan stainless steel, dengan
tinggi 1,60 m, panjang 4,75 m dan lebar 2,45 m. Kapasitas crude oil tank 18,62
m3, suhu dalam crude oil tank 95 oC. Crude oil tank memiliki tiga buah pompa
yang digunakan untuk mengirimkan minyak ke dalam crude settling tank. Minyak
kasar campuran dari hasil stasiun press, minyak dari stasiun bunch press, dan
minyak dari kondensat pit stasiun sterilizer yang masuk kedalam crude oil tank
akan ditarik/dihisap/disedot oleh pompa dan kemudian ditransfer kedalam buffer
tank bagian dari crude settling tank di stasiun klarifikasi.
54

Gambar 36. Crude Oil Tank (COT)


Sumber: Dok. Pribadi
7. Stasiun Klarifikai
Minyak kasar yang berada pada crude oil tank (COT) akan dipompakan ke
crude settling tank (CST) melalui buffter tank, Proses pada stasiun klarifikasi
bertujuan untuk menghilangkan kotoran ataupun material-material yang bukan
minyak melalui proses pemisahan baik secara mekanik maupun fisik. Mekanisme
pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai macam, yaitu pemisahan dengan
pengendapan berdasarkan massa jenis, dan pemisahan dengan menggunakan gaya
sentrifugal.
Minyak sawit kasar akan dipompa dari crude oil tank ke crude settling tank
melalui buffer tank, minyak kasar yang masuk akan diaduk dengan agitator,
putaran pada minyak akan menyebabkan terjadinya pemisahan, kemudian
berdasarkan massa jenis pemisahan akan menyebabkan terjadinya beberapa
lapisan yaitu minyak, emulsi, air, dan NOS. Dari crude settling tank diambil
minyak yang berada diatas dan sludge yang berada di bawah. Sludge diambil
dikarenakan didalamnya masih terkandung banyak minyak, sehingga perlu dikutip
lagi dengan cara dilakukan beberapa treatment
Minyak yang berada dibagian paling atas akan masuk kedalam skimmer yang
tersambung dengan pipa-pipa yang berfungsi untuk mengalirkan minyak kedalam
oil tank. Dari oil tank minyak akan dipompa untuk masuk kedalam float tank,
yang berfungsi untuk mengatur umpan masuk kedalam vacum drying. Pada vacum
drying air dalam minyak akan diambil kembali dengan menggunakan sistem
vacum. Minyak yang sudah di vacum, dipompa untuk dikirim ke storage (tangki
55

penyimpanan). Sedangkan sludge yang ada di crude settling tank akan di kirim
menuju sludge underflow. Kemudian dari sludge underflow, sludge akan disaring
kembali oleh vibrating screen, sludge yang telah disaring akan dikirimkan
dan ditampung pada sludge tank. Dari sludge tank, sludge akan dipompa masuk
kedalam sand cyclone, yang berfungsi sebagai pemerangkap pasir yang masih ada
didalam sludge. Setelah melewati sand cyclone, sludge akan dibawa ke balance
tank untuk ditampung sebelum diumpankan ke atau centrifuge. Sludge yang
masuk ke centrifuge akan diputar dengan kecepatan tinggi, sehingga akan terjadi
pemisahan sludge menjadi beberapa bentuk yaitu light phase (minyak), heavy
phase, dan solid.
Light phaase yang dihasilkan akan dikirimkan ke light phase tank, jika
minyak memiliki tingkat kejernihan lebih dari 75 % minyak akan langsung
dikirimkan ke oil tank. Namun jika tingkat kejernihannya kurang dari 75 %
minyak akan dikirimkan ke recovery tank, yang kemudian akan dipompa masuk
kedalam crude settling tank untuk diolah dan dijernihkan kembali. Heavy phasse
akan dikirimkan ke fatpit beton untuk dibuang ke kolam limbah. Sedangkan solid
akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk perkebunan di PT. Sakti Mait Jaya
Langit.
Pada stasiun klarifikasi ada beberapa tahapan proses yang dilakukan pada
beberapa unit atau alat pemurnian seperti Continuous Settling tank (CST),
distribution tank, oil tank, vaccum dryer, oil storage tank (OST), vibrating screen,
sludge tank, sandcyclone, buffer tank, brush trainer, centrifuge, reclaim tank, fat
pit, dan recovery Adapun diagram alir pada proses klarifikasi dapat dilihat pada
Gambar 37

Gambar 37. Stasiun Klarifikasi


Sumber: Dok. Pribadi
56

Minyak Kasar Dari COT

Crude Satlink Tank

Minyak Sludge

Oil Tank Float Tank Vacum Diyer Vibrating Screen Sludge Tank Sandcyclone
Storage Tank Buffer Tank

Brush Striner

Centrifuge

Minyak Sludge

Reclaim Fat Pit Recovery Tank


IPAL

Minyak
Gambar 38. Diagram Alir Proses Stasiun Klarifikasi
Sumber. Dok. Pribadi
1. Crude Settling Tank (CST)
Minyak kasar dari COT akan masuk kedalam crude settling tank melalui
buffer tank yang berada pada bagian paling atas crude settling tank. Dari buffer
tank minyak akan dialirkan kedalam tagki melalui pipa buffer tank yang memiliki
panjang hingga bagian tengah CST Minyak kasar yang masuk akan diaduk oleh
agitator, dan agitator akan menciptakan putaran pada minyak kasar dimana
putaran
57

yang dihasilkan akan memudahkan pemisahan minyak dan sludge. Kemudian


minyak akan mengendap, berdasarkan massa jenis minyak kasar akan membentuk
beberapa lapisan, yaitu minyak murni, sludge, dan pasir-pasir halus (NOS).
Minyak akan berada pada bagian paling atas dikarenakan massa jenisnya yang
paling rendah, yaitu 0,8 g/L, kemudian diikuti oleh sludge yang memiliki massa
jenis lebih berat dibandingkan minyak, dan yang terakhir dibagian bawah adalah
pasir (NOS) dengan massa jenis paling berat diantara yang lainnya.
Minyak pada bagian atas akan dikirimkan kedalam oil tank melalui
skimmer yang tersambung dengan pipa yang menghubungkan CST dengan oil
tank. Sedangkan sludge akan dikirim ke sludge underflow untuk di saring ke
vibrating screen. Sludge yang sudah disaring akan masuk kedalam sludge tank.
Crude settling tank merupakan tangki tempat pertama kali pemurnian minyak
dilakukan dengan cara memisahkan minyak dari sludge berdasarkan prinsip
perbedaan massa jenis dengan mekanisme pengendapan secara kontinyu. Crude
settling tank berbentuk gabungan tabung dan kerucut, dengan kapasitas 157,41 L.
PT. Sakti Mait Jaya Langit memiliki satu buah crude settling tank. Temperatur
dalam crude settling tank adalah 95 o C. Crude settling tank memiliki beberapa
bagian yaitu sebagai berikut.

Gambar. 39 Crude Settling Tank (CST)


Sumber: Dok. pribadi
Crude settling tank memiliki beberapa bagian yaitu :
a. Buffer Tank
Buffer Tank berfungsi untuk mengatur umpan yang masuk ke dalam CST agar
minyak kasar yang masuk tidak langsung masuk lewat bagian atas dan
58

menghancurkan lapisan minyak murni yang telah terbentuk sebelumnya. Oleh


karena itu, pipa buffer tank dibuat memanjang hingga bagian tengah CST.

Gambar. 40 Buffer Tank


Sumber: Dok. Pribadi
b. Agitator
Agitator berfungsi sebagai untuk mengaduk minyak kasar yang masuk ke
dalam CST. Tujuan dari pengadukan sendiri adalah untuk mempermudah
pemisahan minyak, sludge, dan pasir. Motoran bertenaga listrik akan memutar
poros yang memiliki tiga pasang string arm (lengan pengaduk) bertingkat dengan
posisi berselang seling. Agitator memiliki kecepatan putaran 3 -5 rpm.
c. Skimmer
Skimmer adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam pengutipan
atau pengambilan minyak. Skimmer berupa saringan berbentuk kerucut terbalik
yang tersambung dengan pipa yang terhubung dengan oil tank. Lapisan minyak
yang sudah mencapai tinggi skimmer akan secara otomatis masuk kedalam
skimmer dan dialirkan ke oil tank.

Gambar. 41 Skimmer
Sumber: Dok. Pribadi
59

d. Pipa Steam
Salah satu sifat minyak adalah mudah membeku dalam temperatur rendah,
sehingga temperatur dalam CST harus selalu dalam keadaan tinggi, temperatur
CST adalah minimal 95oC. Untuk menjagar temperatur dalam CST maka steam
dialirkan atau digunakan dalam CST. Ada dua jenis pipa steam yang digunakan
dalam CST yaitu heating oil steam dan injeksi steam. Heating oil steam adalah
steam yang dimasukkan ke dalam CST dengan sistem sirkulasi. Injeksi steam
merupakan steam yang dimasukkan dalam CST melalui pipa – pipa yang
berlubang. Steam yang masuk ke dalam tangki yang berisi minyak kasar akan
menyebabkan temperatur dalam tangki naik. Injeksi steam hanya digunakan saat
awal produksi selama dua jam.

Gambar. 42 Pipa Steam


Sumber: Dok. Pribadi
e. Valve
Valve adalah alat yang digunakan untuk menutup dan membuka bagian
bawah CST. Valve akan dibuka ketika akan mengeluarkan dan membuang pasir-
pasir halus atau NOS yang sudah mengendap pada bagian bawah kerucut CST.
f. Sludge Tank
Jika setelah diendapkan, lapisan minyak dikirm langsung ke oil tank, maka
lapisan sludge yang di CST akan diolah kembali. Sludge merupakan emulsi dari
air, minyak dan kotoran. Dimana kandungan minyak yang terdapat didalamnya
masih lumayan banyak, sekitar 6 – 8 %. Oleh karena itu, untuk mengambilnya
minyak yang masih terdapat dalam sludge perlu dilakukan beberapa pemurnian
terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam oil tank. Sludge underflow
digunakan
60

sebagai pemberi umpan sludge dari CST ke vibrating screen. Dari sludge underflow
biasanya sludge akan diteruskan menuju vibrating screen melalui pipa.

Gambar. 43 Sludge Tank


Sumber: Dok. Pribadi
2. Oil Tank
Oil tank merupakan tangki tempat penampungan minyak yang sudah
dipisahkan dari kotoran – kotoran seperti sludge dan pasir – pasir halus sebelum di
kirimkan ke vacum dryer untuk dikurangi kadar air dalam minyaknya. Selain
sebagai tempat penampungan, oil tank juga digunakan sebagai tempat
pengendapan minyak kotoran ataupun kandungan air yang masih terikut dalam
minyak. Oil tank berbentuk gabungan dari tabung dan kerucut dengan tinggi
tabung 4,61 m, tinggi kerucut 1,56 m, dan diamter tabung 3,05 m, sehingga
kapasitas oil tank adalah 37,45m3. Oil tank juga dilengkapi dengan mesin pompa
yang berjumlah 2 buah, digunakan untuk mengirim minyak dari oil tank ke float
tank.

Gambar. 44 Oil Tank


Sumber: Dok. Pribadi
61

3. Float Tank
Float tank digunakan sebagai tempat untuk mengatur umpan yang masuk ke
dalam vacum dryer. Float tank berbentuk seperti bak persegi berukuran sedang
yang dilengkapi dengan valve yang dapat menutup dan membuka pipa tempat
masukknya minyak yang di transfer dari oil tank. Minyak yang masuk akan
mengalir kedalam bak float tank, dimana dalam float tank terdapat lubang
terhubung dengan vacum dryer, sehingga minyak akan masuk ke dalam lubang
tersebut dan diteruskan kedalam vacum dryer.
4. Vacum dryer
Minyak yang dikirimkan ke vacum drying, dari float tank akan dialirkan
melalui pipa yang tersambung kedalam vacum drying. Vacum drying digunakan
untuk mengurangi kadar air yang tersisa didalam minyak sawit, sehingga kadar air
sesuai dengan standar mutunya yaitu 0,15 %. Pengeringgan atau pengurangan air
pada minyak dilakukan dengan sistem penguapan hampa atau pengabutan.
Dimana minyak yang masuk akan disemprotkan melalui nozzle-nozle, suhu
minyak yang lumayan tinggi dalam vacum drying akan menyebabkan air yang
terbawa dalam minyak akan menguap dengan cepat dan dihisap oleh vacum pump.
Sedangkan minyak yang sudah murni dengan kandungan air yang lebih rendah
akan mengalir kebagian bawah bejana vacum yang selanjutnya akan dipompa
menuju ke storage atau tangki penyimpanan.

Gambar. 45 Vacum Dryer


Sumber: Dok. Pribadi
62

5. Storage Tank (Tangki Peyimpanan)


Tangki penyimpanan berfungsi untuk menampung minyak yang sudah
dimurnikan di stasiun klarifikasi sebelum dijual kepasaran. Tangki penyimpanan
di PT. Sakti Mait Jaya Langit berjumlah ada tujuh unit, dengan lima unit adalah
storage dan dua unit daily tank. Minyak dari vacum dryer akan ditransfer melalui
pompa transfer kedalam storage, yang memiliki suhu 50-55 oC. Dalam storage
terdapat pipa-pipa tempat sirkulasi steam yang digunakan untuk menstabilkan
suhu dalam storage. Temperatur yang terlalu rendah akan menyebabkan minyak
membeku, sedangkan temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinya
hidrolisa pada minyak sehingga menyebabkan kadar asam lemak bebas minyak
akan meningkat.

Gambar. 46 Tangki Penyimpanan


(Storage) Sumber: Dok. Pribadi

6. Vibrating Screen
Vibrating screen yang digunakan pada stasiun klarifikasi hampir sama
dengan vibrating screen yang ada di stasiun press. Perbedaannya hanya terletak
pada jumlah dek atau screen yang terdapat dalam vibrating screen. Dimana
distasiun klarifikasi jenis vibrating screen yang digunakan merupakan jenis single
deck (satu screen), yaitu hanya memiliki satu penyaring dan hanya satu kali
penyaringan yang terjadi di vibrating screen ini.
Fungsi dari vibrating screen sendiri masih sama yaitu untuk menyaring
kotoran-kotoran yang terkandung dalam sludge. Ukuran lubang dalam vibrating
screen ini adalah 30 mesh per inci atau ada 30 lubang dalam ukuran 1 inch,
sehingga kotoran yang memiliki ukuran lebih besar dari itu tidak akan lolos
melewati saringan dan tetap akan berada diatas saring sebelum nanti jatuh ke
dalam corong.
63

Gambar. 47 Vibrating Screen


Sumber: Dok. Pribadi
8. Sludge Tank
Sludge tank merupakan tangki tempat penampungan sludge dari CST yang
telah disaring dengan vibrating screen deck satu. Sama seperti oil tank, sludge
tank berbentuk gabungan dari tabung dan kerucut dengan kapasitas 37,5 m 3. Suhu
yang digunakan oleh sludge tank cukup tinggi, dikarenakan temperatur yang
tinggi akan membantu dalam proses pemisahan. Dimana dengan temperatur
tinggi, densitas minyak menjadi lebih rendah dan lumpur halus yang melekat pada
minyak akan terpisah dan terendap pada dasar tangki. Oleh karena itu, selain
sebagai penampungan, fungsi dari sludge tank juga adalah sebagai tempat
pengendapan.

Gambar. 48 Sludge Tank


Sumber : Dok. Pribadi
9. Sand
Cyclone
Sand Cyclone berfungsi sebagai alat untuk mengurangi kandungan pasir di
sludge sebelum diproses pada tricanter sehingga umur lebih panjang pakau nozzle
dan scrool. Alat ini bekerja dengan sistem sentrifugal dimana fraksi berat turun ke
64

bawah, sedangkan fraksi ringan keluar dari bagian atas. Pasir-pasir halus akan
masuk kedalam tabung sand cyclone setiap valve in terbuka yaitu dalam waktu 5
menit sekali. Hot water akan dimasukkan dalam sand cyclone untuk melakukan
flushing, yaitu pembersihan pasir yang ada didalam sand cylone secara merata.
Hot water digunakan sebagai pembersih, karena air yang memiliki temperatur
yang tinggi akan memudahkan dalam pembersihan, temperatur hot water yang
digunakan adalah 90 oC. Setelah flushing dilakukan dan pasir-pasir halus sudah
dibersihkan dari dinding-dinding sand cyclone, valve out akan terbuka selama 29
detik untuk mengeluarkan pasir-pasir halus serta air yang digunakan dalam
flushing.

Gambar. 49 Sand Cyclone


Sumber: Dok. Pribadi
10. Brush
Strainer
Fungsi dari brush strainer adalah untuk mengurangi serabut yang terdapat
pada sludge (lumpur) sehingga tidak mengganggu kerja dari alat centrifuge.
Brush strainer ini terdiri dari saringan dan sikat (besi) yang berputar.
11. Centrifuge
Centrifuge berfungsi untuk mengutip minyak sawit dari sludge yang telah
dipisahkan pada proses sebelumnya. Cairan sludge dari buffer tank dialirkan
kedalam centrifuge kemudian akan diputar dengan gaya sentrifugal. Akibat
adanya gaya sentrifugal maka berat jenis yang lebih besar (air, lumpur dan
padatan) akan terdorong kedinding centrifuge sehingga cairan minyak yang lebih
ringan akan terdorong ke tengah dan keluar melalui outlet tube menuju ke
65

reclaime tank. Sedangkan sludge hasil dari centrifuge akan keluar melalui nozzle
dan masuk ke parit yang menuju fat pit. Centrifuge dapat dilihat pada Gambar 47.

Gambar. 50 Centrifuge
Sumber : Dok Pribadi
13. Reclaim Tank
Reclaim tank adalah bak yang berfungsi menampung minyak hasil
pemisahan dari centrifuge sebelum dialirkan menuju ke CST untuk diolah
kembali. Selain hasil kutipan dari centrifuge, reclaim tank juga menampung hasil
kutipa dan recovery tank dan juga minyak kotor hasil kutipan dari kolam limbang
yaitu kolam deodoling pond yang masih memiliki kadar minyak yang tinggi dan
dapat diolah kembali. Selanjutnya dari reclaim tank akan di pompa menuju ke
CST

Gambar. 51 Reclaim Tank


Sumber: Dok. Pribadi
14. Fat Pit
Sludge yang keluar dari centrifuge akan masuk ke parit menuju fat pit. Fat
pit berfungsi untuk menampung sludge dan memisahkan atau mengendapkan
padatan seperti pasir yang masih bersisa serta mempertahankan suhu minyak
agar dapat
66

dilakukan pengutipan pada recovery tank.Penampungan sementara pada sludge dari


hasil produksi dapat dlihat pada Gambar 52

Gambar. 52 Fat Pit


Sumber: Dok. Pribadi
15. Recovery Tank
Recovery tank merupakan tangki yang digunakan untuk menampung minyak
dari light phase tank. Selain itu, recovery tank juga berfungsi sebagai pengatur
umpan minyak (light phase) yang masuk kedalam CST. Recovery tank dilengkapi
dengan pompa untuk menghisap minyak dan mengirimkannya kedalam CST.

Gambar. 53 Recovery Tank


Sumber : Dok Pribadi
14. Hot Water
Tank
Hot water tank di stasiun klarifikasi berfungsi dalam flushing atau
pembersihan sand cyclone dan tricanter. Hot water tank berada dibagian atas
dekat vibrating screen, letaknya yang tinggi dikarenakan untuk mempermudah
pengaliran airnya ke sand cyclone dan tricanter yang berada dibawah berdasarkan
gaya gravitasi.
67

Gambar. 54. Hot Water Tank


Sumber: Dok. Pribadi
68

Cake Braker Conveyor

Depericarper

Nut Fiber

Polishing Drum Boiler

Nut Eivator
Cangkang Kering
Nut Grading

Nut Hopper

Ripple Mill Craked Mixer Conveyor Craked Mixer Elevator


Light Tenera Dust Separator

Claybath

Kernel Silo

kernel Eivator Bunker Kernel

Wet Kernel Conveyor

TOP Kernel Conveyor

8. Stasiun Kernel (Inti Sawit)

Gambar 55. Diagram Alir Stasiun Kernel


Pada stasiun kernel ada tiga proses yang harus dilakukan yaitu :
1. Cracking (Pemecahan)
2. Pemisahan inti cangkang, dan
3. Pengeringan inti sawit (Kernel)
69

 Dasar-Dasar Operasional
Ampas press yang keluar dari screw press berupa gumpalan yang terdiri
dari serabut, nut, cangkang, dan kernel selanjutnya dipecah dengan Cake Breaker
Conveyor (CBC) sehingga mudah dipisahkan dengan hisapan blower fan diantara
fraksi ringan dan fraksi berat. Fraksi ringan terdiri atas serabut, kernel pecah
halus, pecahan cangkang tipis, dan debu, sedangkan fraksi berat terdiri dari nut
utuh, nut pecah, kernel utuh, dan kernel pecah. Dengan adanya daya hisap dari
blower fan maka bagian dari ampas yang berat jenisnya ringan terhisap dan jatuh
di fibre cyclone, sedangkan bagian yang berat jensinya lebih tinggi jatuh ke dalam
polishing drum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemisahan nut dan serabut

 Pengaruh dari efektifitas perebusan yang dilakukan


 Pengaruh dari efektifitas pengadukan CBC
 Proses pengempaan apakah cukup kering ampas yang dikeluarkan
 Kemungkinan adanya kebocoran atau sumbatan pada ducting
 Kecepatan putaran polishing drum mempengaruhi gaya gesekan antara
drum dan nut
 Peralatan Pendukung Stasiun Kernel
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang
masih mengandung kadar air yang tinggi sehingga masih berbentuk gumpalan-
gumpalan. Fugsi dari CBC adalah untuk memecah gumpalan ampas press yang
terdiri dari serabut dan nut yang kandungan airnya masih tinggi. Cake Breaker
conveyor terdiri dari sebuah as dilengkapi dengan paddle yang dipasang dengan
sudut tertentu atau dapat juga berupa semi screw conveyor yang di gerakan oleh
motoran dan gearbox 22 Hp dengan putaran sekitar 70-80 rpm diameter screw
sekitar 70 cm. CBC berfungsi sebagai pengantar ampas press berupa serabut dan
nut menuju depericarper, pada saat saat di CBC gumpalan-gumpalan yang
dihasilan oleh press dicacah oleh pisau-pisau atau semi screw conveyor. akibat
dari gesekan-gesekan screw conveyor dengan dinding-dinding CBC maka fibre
dan nut akan terpisah.
70

Gambar. 56 Cake Breaker Conveyor


Sumber: Dok. Pribadi
2. Depericarper Column
Depericarper adalah alat pemisah kolom pemisah campuran nut, fibre,
cangkang dan Kernel. Fraksi yang berat seperti nut, kernel bulat, kernel pecah,
dan partikel berat lainnya akan jatuh ke dalam nut polishing drum. Ampas yang
dihasilkan press yang telah dicacah oleh CBC kemudian akan dikirim ke
depericarper Column. Pada proses depericarper proses pemisahan terjadi dengan
berat jenis. Dengan adanya hisapan oleh blower maka dengan berat jenis yang
ringan seperti cangkang halus dan Fibre akan terhisap dan masuk kedalam fibre
cyclone sedangakan nut yang berat akan jatuh ke polishing drum. Ampas press
yang basah akan menurunkan efektifitas pemisahan fibre dan nut.
Proses pemisahan nut dan fibre di depericarper column yang tidak bersih
disebabkan oleh:
 Pada proses sterilizer buah yang direbus kurang matang (banyak buah
mentah)
 Ampas press kurang kering
 Pengisian umpan depericarper yang berlebihan
 Kecepatan hisapan udara yang berkurang, antara lain adanya kebocoran
ducting, ducting tersumbat dan belting depricarper fan longgar
71

Gambar. 57 Depericarper Column


Sumber: Dok. Pribadi
3. Fibre Cyclone dan Air Lock
Fibre cyclone berfungsi untuk memisahkan udara dan serabut fibre dengan
bantuan gaya sentrifugal. Dimana fibre dan cangakang pecah dengan berat jenis
yang ringan akan terhisap dari depericarper ke Fibre cyclone dengan bantuan
fibre cyclone fan yang berfungsi menghisap udara dengan jumlah yang cukup
untuk menaikkan fibre dari depericarper menuju fibre cyclone fan yang digunakan
dengan tekanan medium dengan kapasitas daya hisapnya mencapai 45.000 m3 per
jam.
Air lock terletak pada bagian bawah dari fibre cyclone berfungsi
menimalkan/ mencegah kebocoran udara pada discharge fibre cyclone dan
mengeluarkan serabut dari fibre cyclone ke fibre conveyor.

Gambar 58. Fibre Cyclone


Sumber. Dok. Pribadi
4. Blower
Fan
Fan Blower Fan berfungsi menghisap dengan sistem pneumatik dengan
1460 rpm. Blower ini berukuran besar yang teretah di bawah fiber cyclone. Rotor
kipas dan poros terbuat dari bahan besi. Mulut kipas udara terbuang dengan fibre
cyclone
72

melalui distributing udara isap. Pada pengeluaran udara terdapat ala pengatur
tekanan udara. Fan ini digerkan oleh electromotor melalui puli dan belt.

Gambar: 59 Blower Fan


Sumber: Dok. Pribadi
5. Conveyor fibre
Conveyor fibre berfungsi untuk membawa massa jenis yang lebih ringan dari
column fiber cyclone berupa fibre dan cangkang sebagai bahan bakar boiler.

Gambar :60 Conveyor Fibre


Sumber: Dok. Pribadi
4. Nut Polishing
Drum
Polishing drum berfungsi untuk menampung nut dari serabut dengan massa
berat jenis yang tidak dapat terhisap di depericarper Column. Didalam polishing
drum nut akan saling bergesekan dengan dinding polishing drum, maupun nut
dengan nut akibat dari putaran dari polishing drum secara terus menerus, sehingga
mengakibatkan daging (fibre) yang masih menempel pada nut akan terlepas. Nut
polishing drum berbentuk rotary drum yang digerakkan oleh elektromotor. Pada
73

PT. Sakti Mait Jaya Langit polishing drum yang digunakan ada 1 buah dengan
kecepatan putaran pada polising drum pertama yaitu 22 rpm.
Polishing drum yang tidak berfungsi dengan baik akan mengakibatkan
beberapa kendala yaitu berupa :
 Efisiensi pemecahan nut di ripple mill akan berkurang
 Banyaknya Fibre maupun kotoran yang terikut sehingga mengakibatkan
meningkatnya kotoran dan penurunan mutu karnel.
 Fibre dan sampah yang terikut akan mengganggu kinerja alat.

Gambar. 61 Polishing Drum


Sum : Dok Pribadi
5. Nut
Elevator
Nut elevator berfungsi untuk membawa nut dari polishing drum yang telah
disaring menuju nut grading dimana nut grading ini berfungsi untuk memisahkan
nut besar dan nut yang kecil setelah dari nut grading kemudian dimasukkan ke nut
hopper sebagai tempat penampungan sementara sebelum masuk ke ripple mill

Gambar. 62 Nut Elivator


Sum: Dok. Pribadi
74

6. Nut Grading
Nut Grading merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memilih antara nut
yang kecil dan nut yang besar.

Gambar 63. Nut Grading


Sumber : Dok. Pribadi
6. Top Nut Conveyor dan Hopper Nut (Nut Silo)
Top nut conveyor berfungsi untuk membagi atau meyalurkan nut ke hopper
nut. Hopper nut / nut silo berfungsi sebagai penampung nut sementara dari
polishing drum. sebelum dipecahkan (diolah) di ripple mill, pada bagian dalam
hopper nut diberi sekat-sekat segitiga horizontal, tujuan dari peyekatan adalah
agar nut didalam silo mempunyai permukaan yang dapat konak langsung dengan
udara lebih luas, sehingga udara dapat melalui semua permukaan nut. pada PT.
SMJL hopper nut memiliki volume ± 71,18 m3.

Gambar. 64 Hopper Nut (Nut Silo)


Sumber : Dok. Pribadi
75

7. Fibratory Feeder
Fibratory feeder berfungsi untuk mengatur umpan nut yang akan
dipecahkan (diolah) di mesin rippel mill. Fibratory feeder mempunyai bilangan
umpan 1-10, dimana semakin tinggi umpan yang digunakan maka semakin
banyak pula nut yang masuk ke ripple mill.

Gambar 65 Fibratory Feeder


Sumber : Dok. Pribadi
8. Ripple
mill
Ripple mill berfungsi untuk memecahkan nut atau memisahkan cangkang
dan karnel. Dalam PT. SMJL memiliki 4 unit ripple mill dengan kapasitas olah
4ton/jam. Pemecahan nut di ripple mill terjadi akibat adanya gesekan antara rotor
bar dengan rotor plate. Dimana nut akan masuk diantara celah rotor plate dan
rotor bar, sehingga nut akan terpecah menjadi cangkang dan karnel. Ripple mill
memiliki tingkat efisiensi 98 % nut pecah. Rotor bar dan rotor plate memiliki
kecapatan 1400 rpm didalam stator yang dapat disetel yang menekan nut pada
plate bergerigi dan dengan adanya putaran menyebabkan nut pecah, pemecahan
ini dipengaruhi oleh kecepatan putar rotor bar, jarak antara rotor dan plate (4
mm), ketajaman plate bergerigi disusun sedemikian rupa sehingga berperan
sebagai menahan dan pemecah.
Tabel 5. Ukuran Instrumen Ripple Mill
Ripple Mill Panjamg ( cm) Diameter (cm) Jumlah
Rotor Bar 38 2 36
Rotor Plate 40 1,4 13
76

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecahan nut di ripple mill :


1. Kualiatas dan kuantitas umpan
2. Kondisi rotor plate dan rotor bar
3. Jarak antara plate dan rotor
4. Kecepatan putaran ripple mill

Gambar 66. Riple Mill


Sum: Dok. Pribadi
9. Crocked Mixer Conveyor (CMC) dan Crocked Mixer Elevator (CME)
Crocked mixer Conveyor berfungsi untuk meyalurkan nut utuh, nut pecah,
cangkang dan kernel utuh, dan karnel pecah hasil proses ripple mill menuju CM
Elevator.
Crocked Mixer Elevator (CME) berfungsi untuk mengangkut nut utuh, nut
pecah, cangkang, karnel utuh, dan karnel pecah hasil ripple mill menuju LTDS
(light tenera dry separator).

Gambar. 67 Crocked Mixer Conveyor Gambar 68. Crocked Mixer Elevator


Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi
77

10. Light Tenera Dust Separator (LTDS)


Light Tenera Dust Separator (LTDS) berfungsi untuk memisahkan inti
kernel dengan cangkang halus, cangkang halus akan terhisap oleh blower fan dan
akan masuk kedalam shell bin dan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Light Tenera Dust Separator (LTDS) berfungsi untuk memisahkan
cangkang halus, cangkang kasar, karnel pecah, dan dry Kernel. LTDS
menggunakan sistem kerja dengan prinsip massa berat jenis. Dimana massa berat
jenis ringan seperti cangkang halus akan terhisap oleh blower fan, Sedangkan
karnel pecah dan cangkang kasar akan masuk ke claybath untuk dilakukan
pemisahan antara karnel pecah dan cangkang kasar dan diharapkan lossis di

claybath tidak lebih dari 5 %,.

Gambar. 69 Light Tenera Dust Separator (LTDS)


Sumber: Dok. Pribadi
11. Claybath
Claybath merupakan alat pemisahan cangkang dan inti berdasarkan
perbedaan massa jenis antara cangkang dan kernel yang akan dipisahkan Larutan
yang digunakan dalam proses ini yaitu larutan kalsium karbonat (CaCO3).
Larutan kalsium ini telah diformulasikan untuk dapat mengasilkan berat jenis (BJ)
sebesar 1.140-1.160 g/ml. Penggunaan formulasi tersebut didasarkan oleh berat
jenis Kernel lebih rendah daripada berat jenis cangkang sehingga Kernel akan
terapung dan cangkang akan tenggelam. Prinsip yang digunakan pada claybath ini
adalah memisahkan antara cangkang dan nut berdasarkan perbedaan berat
jenisnya dengan larutan kalsium karbonat dan dibantu oleh putaran. Kernel yang
dihasilkan dalam proses ini dinamakan sebagai Kernel basah (wet Kernel). Kernel
yang telah dipisahkan akan dibawa oleh conveyor menuju unit selanjutnya yaitu
Kernel silo.
78

Cara pengoperasian atau menjalankan unit claybath yaitu dengan melakukan


penambahan CaCO3 dimana sebelumnya dipastikan pengaduk telah dijalankan.
Kemudian jalankan motor penggerak vibrating screen, dilanjutkan dengan
menjalankan pompa sirkulasi larutan untuk mengisi cyclone yakni tempat pastikan
umpan selalu dalam keadaan konstan dan kapasitas pompa sirkulasi disetting
secukupnya untuk menghindari turbelensi pada bak pemisahan.

Gambar 70. Claybath Gambar 71. Kalsium


Sumber: Dok. Pribadi Sumber: Dok. Pribadi
12. Wet Kernel Conveyor,
Wet Kernel Conveyor berfungsi untuk membawa karnel hasil pemisahan dari
claybath ke kernel silo.

Gambar. 72 Wet Kernel


Sumber: Dok. Pribadi
13. Inclined Wet Kernel Conveyor
Inclined Wet Kernel Conveyor berfungsi untuk mengantarkan Kernel basah
ke Kernel silo dengan menggunakan conveyor scrapper.
79

Gambar 73 Wet Kernel


Sumber: Dok. Pribadi
13. Silo
Kernel
Kernel silo merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan kernel agar
kandungan air dalam Kernel tersebut berkurang, pengurangan kadar air dalam
kernel ini bermanfaat agar Kernel tidak mudah berjamur pada saat penyimpanan
dan kenaikan FFA bisa diatasi. Terdapat 4 unit dengan kapasitas masing masing
25 ton. Prinsip yang digunakan pada unit Kernel silo ini yaitu pemberian steam
pada silo dengan suhu berkisar 80-90 ˚C dalam waktu penahanan Kernel selama
7-9 jam.

Gambar. 74 Silo Kernel


Sumber: Dok. Pribadi
o) Kernel Hopper
Kernel hopper merupakan tempat untuk penyimpanan inti produksi dari silo
karnel yang telah keringkan sebelum dijual keluar ataupun disimpan ke gudang
sebelum adanya loading.
80

Gambar .75 Kernel Hopper


Sumber: Dok. Pribadi
9. Stasiun
Boiler
Dalam pabrik kelapa sawit, ketel uap atau boiler merupakan jantung dari
sebuah pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap inilah yang menjadi sumber tenaga
dan sumber uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit. Ketel uap di
definisikan sebagai sistem pembangkit uap atau sebagai bejana bertekanan yang
tertutup dan berisi air lalu dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar (padat,
cair dan gas), dari hasil pemanasan yang dilaksanakan akan menghasilkan steam.
Steam berfungsi untuk pemanas atau juga sebagai tenaga penggerak turbin uap
sebagai pembangkit tenaga di pabrik kelapa sawit.

Gambar 76. Alur Proses Boiler


81

Fungsi dari boiler adalah :


1. Memanaskan air
2. Menghasilkan steam yang bertemperatur tinggi/steam kering.
Pada PT SMJL memiliki 2 buah Boiler namun hanya digunakan 1 kerena
boiler yang satu tidak dapat digunakan ataupun rusak, adapun spesifikasi boiler
yang digunakan pada pabrik kelapa sawit PT SMJL adalah:
Merek : Takuma N 1000
Type : Fixed fire grate
Kapasitas : 35000 kg/jam uap super heater
Desain Pressure : 29 kg/cm2
Maximum Working : 25 kg/cm2
pressure Steam Temperature : uperheated 2800C
CFeed Water Temperatur : 1000C
Water Level : Continuous modulation system
Bahan Bakar : Palm waste (fiber, shell &
EFB) Efisiensi : 73 %
Feed Water Pump : 2 unit (1 unit electrical motor Cp 28,6m3/jam)
Adapun standar operasioanl prosedur (SOP) pada stasiun boiler yang dimuat
dalam SOP PT. SMJL tahun 2017 yaitu
1. Sebelum Operasi
a) Memastikan dapur pembakaran dalam kondisi bersih dari abu dan kerak
b) Memastikan dinding dapur pembakaran dan pipa-pipa dari kerusakan.
c) Memeriksa seluruh bagian ketel (boiler) dengan teliti, memastikan ketel
d) siap untuk dioperasikan. Antara lain, katup pengaman (safety valve),
monometer (pressure gauge), gelas penduga, alat pengisian air ketel (boiler
feed pump), alat tanda bahaya (alarm), valve induk (main valve), dan blow
down valve.
e) Memeriksa seluruh fan, dust collector dan dumper.
f) Memeriksa panel electrical
2. Start awal
a) Memastikan volume air boiler pada titik normal (1/2 volume drum atas).
82

b) Memastikan venting lubang udara terbuka.


c) Menghidupkan fuel conveyor dan memasukkan bahan bakar kedalam
ruang bakar. Melakukan slow firing ± 30 menit atau sesuai kebutuhan
d) Menghidupkan ID Fan kemudian FD Fan dan Fuel Feeding Fan.
e) Sebelum valve utama dibuka, lakukan blow down terlebih dahulu dan
buka valve buangan air Condensate.
f) Setelah tekanan kerja tercapai, buka valve utama kemudian venting
(lubang udara) ditutup.
3. Saat Operasi
a) Memastikan supply bahan bakar dan air boiler continue.
b) Mempertahankan level air selalu constant (tidak lebih dari ½ drum atas).
c) Memeriksa tekanan steam secara continue.
d) Memeriksa kebocoran-kebocoran steam secara continue.
e) Melakukan soot blowing setiap 4 jam dan blow down sesuai rekomendasi
(bredasarkan hasil analisa air).
f) Selama operasi tidak diperbolehkan melakukan blow down dari header,
melainkan dari drum boiler.
4. Saat Berhenti
a) Boiler berhenti setelah turbin berhenti.
b) ¼ - ½ jam sebelum boiler berhenti supply bahan bakar harus dikurangi
c) Menutup main valve steam secara perlahan, mematikan semua
fan,membuka venting (lubang udara).
d) Pompakan air ke boiler sampai ¾ gelas penduga.
e) Mengeluarkan abu dan sisa-sisa pembakaran keluar dapur.
f) Menutup damper boiler.
g) Membersihkan plate form, fuel conveyor dari sisa-sisa bahan bakar untuk
mengindari kebakaran
h) Membersihkan area station.
Adapun komponen penyusun utama dalam stasiun boiler dapat diuraikan
yaitu sebagai berikut :
1. Dapur boiler (Furnance)
83

Pada dapur Boiler sebagai tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang
akan menjadi sumber panas (Gambar 71). Temperature pada dapur ±2050 °C.
Proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui pipa yang menempel
pada dinding tungku.

Gambar 77. Dapur


Boiler Sumber: Dok.
Pribadi
2. Induced Draft Fan (IDF)
Induced draf fan adalah alat yang berfungsi sebagai penghisap gas asap sisa
pembakaran bahan bakar yang keluar dari ketel (Gambar 72). Selain berfungsi
sebagai penghisap gas asap, IDF juga berfungsi sebagai alat untuk mengimbangi
hembusan dari FDF sehingga tidak akan terjadi hembusan kembali pada dapur
ketel (furnace).

Gambar 78. Induced Draft Fan (IDF)


Sumber: Dok. Pribadi
3. Forced Draft Fan (FDF
Dalam ruang pembakaran pertama, udara pembakaran ditiupkan oleh blower
penghembus udara (forced draft fan) melalui kisi-kisi bagian bawah dapur (fire
84

grates/under roaster). Udara penghembus pada FDF ini akan meratakan


pemambakaran dengan meniup api dari bawah ruang pembakaran.

Gambar 79. Forced Draft Fan (FDF


Sumber: Dok. Pribadi
4. Secondary Forced Draft Fan
Pada boiler, Secondary forced draft fan adalah alat yang berfungsi sebagai
alat penghembus pembakaran bahan bakar dari samping sebagai pembantu FDF
untuk mendapatkan pembakaran yang lebih sempurna lagi. Udara penghembus
SFDF didapat atau di ambilkan dari udara panas FDF untuk dihembuskan
kebagian samping-samping dapur api atau ke sekeliling bahan bakar dan dari
bawah corong pengisian bagasse, dimaksudkan agar jatuhnya bagasse ke atas
fire grate dapat merata dan tipis sehingga mudah terbakar.

Gambar 80. Secondary Forced Draft Fan


Sumber: Dok. Pribadi
5. Dust Collector
Dust collector berfungsi untuk menangkap atau mengumpulkan abu hasil
dari pembakaran pada ruang pembakaran (furnace)
85

Gambar 81. Dust Collector


Sumber: Dok. Pribadi
6. Main Ash
conveyor
Main Ash Conveyor berfungsi untuk membawa abu dan debu hasil
pembakaran menuju penampungan abu boiler. Spesifikasi type screw, panjang 17
m, lebar 300 mm, putaran screw 33 rpm. Pada bagian ujung pada main ash
tersebut diberi aliran air agar abu yang tersebuang tidak berterbangan dan
memudahkan dalam memindahkan abu tersebut.

Gambar 82 .Main Ash Conveyor


Sumber: Dok. Pribadi
7. Cimney (Cerobong Asap)
Chimney (cerobong asap) berfungsi untuk menyalurkan asap dan membuang
asap.
86

Gambar 83 . Cimney (Cerobong Asap)


Sumber: Dok. Pribadi
8. Upper dan Lower Drum
Drum ini berfungsi sebagai tempat menampung air. Uap atau steam hasil
dari pemanasan air terbentuk di dalam upper drum. Drum tersebut terletak pada
bagian atas boiler.

Gambar 84 . Upper dan Lower Drum


Sumber: Dok. Pribadi
9. Sight Glass (Gelas Penduga)
Sight Glass (Gelas Penduga), berfungsi untuk menduga jumlah atau volume
air yang ada di dalam drum. Tujuan untuk memudahkan pengontrolan ketinggian
air yang ada di dalam ketel selama pengoperasian berlangsung.

Gambar 85 . Sight Glass (Gelas Penduga)


Sumber: Dok. Pribadi
87

10. Safety Valve


Safety Valve berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah
melebihi batas yang ditentukan safety valve diatur pada tekanan diatas 30 bar

Gambar 86 .Safety Valve


Sumber: Dok. Pribadi
11. Cross Boiler Fuel Conveyor
Cross boiler fuel conveyor berfungsi untuk membawa fiber dan cangkang
menuju feed distribution conveyor. Spesifikasi type screw, panjang 24,8 m, lebar
900 mm

10. Stasiun Power House (Kamar Mesin)


Stasiun power house merupakan stasiun sumber pembangkit tenaga listrik
sekaligus dalam pendistribusian/penyebaran steam dan listrik yang berasal dari
proses produksi steam pada boiler ke setiap unit produksi. Dalam proses di power
house, terjadi perubahan energi disetiap unitnya yaitu energi uap yang berasal dari
boiler akan diubah menjadi energi kinetik oleh turbin kemudian dari energi
kinetik ini digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Mesin utama yang
terdapat pada power house yaitu turbin, genset dan BPV (Back Pressure Vessel).
Alur proses dapat dilihat pada Gambar 87.
88

STEAM

Vacum Air

Turbin

BPV Air

Semua Stasiun

Gambar 87. Alur Proses Power House (Turbin)


Komponen-komponen yang ada pada stasiun power house
yaitu
1. Vacum

Gambar 88. Vacum


Sumber: Dok. Pribadi
Steam yang berasal dari boiler akan masuk ke bagian vaccum sebelum ke
turbin. Dalam vaccum, steam yang memiliki kandungan air yang banyak akan
dilakukan pembuangan air yang terdapat pada steam tersebut. Tujuan dari
pembuangan air pada vaccum agar saat memasuki turbin tidak menghambat
proses pada turbin.
2. Turbin
Turbin merupakan alat untuk mengubah energi uap (steam) menjadi energi
kinetik, energi kinetik yang dimaksud yaitu putaran turbin yang akan
membangkitkan energi listrik melalui alternator. Energi untuk menggerakkan
89

turbin berasal dari steam yang dihasilkan oleh stasiun boiler. Energi listrik yang
dihasilkan oleh turbin yaitu saat sebelum proses produksi pengolahan tandan
buah segar sebanyak 400-450 kW dan saat sudah berlangsung proses pengolahan
tandan buah segar sebanyak 820-900 kW. bergerak pada kecepatan 4805 rpm saat
keadaan normal. Turbin memiliki fungsi yaitu untuk membagi steam ke semua
stasiun yang me mbutuhkan steam, steam tersebut diperoleh dari boiler, untuk
menggerakkan alternator sehingga dapat menghasilkan lisrik dan untuk
menyalurkan steam ke BPV.

Gambar 89. Turbin


Sumber : Dok. Pribadi
3. Genset
Genset adalah mesin pembangkit listrik yang digerakkan oleh mesin diesel
berbahan bakar solar untuk menghasilkan listrik. Kegunaan genset pada pabrik
sawit yaitu untuk menyediakan listrik yang dapat membantu turbin apabila
kelebihan beban sehingga terjadi penurunan tekanan pada turbin. Selain itu,
genset berfungsi untuk membantu menghidupkan boiler sebelum dimulainya
proses produksi untuk sementara waktu sampai didapatkan steam untuk
meghidupkan turbin. Ketika terjadi penurunan steam, genset akan membantu
turbin, namun apabila turbin masih mampu untuk mensuplai kebutuhan listrik dan
steam pada proses produksi genset tidak dihidupkan. Kapasitas yang dimiliki
genset pada PT. Sakti Mait Jaya Langit yaitu 650 kVA. Dalam keadaan normal
maksimum penggunaan listrik pada genset yaitu 2 jam dan menyebabkan mesin
panas.
90

Gambar 90.Genset
Sumber:
Dok.Pribadi
4. Back Pressure Vessel (BPV)
Back Pressure Vessel (BPV) adalah alat yang berfungsi sebagai bejana
tabung untuk menampung dan mendistribusikan steam ke alat-alat proses yang
memerlukan steam . Selain sebagai menampung dan mendistribusikan steam,
BPV juga sebagai pengontrol steam yang masuk dan keluar. Suplai utama steam
pada BPV berasal dari steam bekas dari unit turbin, selain itu steam yang berasal
langsung dari boiler. Steam yang ditampung dalam BPV kemudian akan
didistribusikan melalui pipa pipa berbeda menuju ke setiap stasiun pengolahan
yang memerlukan tenaga steam.
Terdapat 9 pipa pada BPV untuk disalurkan pada tiap stasiun, yaitu :
1) Pipa ke Oil Storage Tank
2) Pipa ke St. Sterilizier
3) Pipa ke St. Press
4) Pipa ke St. Clarification
5) Pipa By Pass (steam masuk dari turbin)
6) Pipa By pass (steam masuk dari boiler)
7) Safetyvalve (pipa pembuangan air dalam BPV)
8) Safetyvalve (pipa pembuangan air dalam BPV)
9) Pipa ke St.Kernel
91

Gambar 91.Back Preasure Visel


Sumber: Dok. Pribadi
5. Control
Panel
a) Panel sinkronisasi, berfungsi untuk mensinkronkan antara turbin dengan
genset agar menjadi satu dalam pengoperasiannya.
b) Distribution panel, untuk mendistribusikan listrik atau mengeluarkan
tegangan pada tiap stasiun.
c) Panel incoming, berfungsi untuk mengatur dan menghidupkan genset
ataupun turbin.
d) Air Circuit Breaker (ACB), berfungsi untuk menyambungkan arus genset
dengan panel utama.
e) Power bank, berfungsi untuk untuk menyimpan tenaga atau energi listrik
sebelum dikeluarkan atau didistribusikan.

Gambar 92.Control Panel


Sumber: Dok. Pribadi
Pada stasiun power house memiliki standar operasional prosedur yaitu
1) Pengawasan Selama Operasi
a) Perhatikan beban operasi agar tidak melebihi 90 % beban maksimal.
b) Awasi Fluktuasi tekanan uap kerja.
92

c) Segera lakukan sinkronisasi dengan diesel genset untuk membantu jika


tekanan uap Turbin turun di bawah 18 Kg/cm2.
d) Lakukan pembuangan air condensat untuk periode tertentu dengan
tetap mempertahankan tekanan uap kerja turbin.
e) Perhatikan indikator tekanan pelumas turbin dan temperatur speed
reducer guna memastikan seluruh kerja turbin beroperasi dengan baik.
f) Perhatikan kebocoran-kebocoran pada instalasi uap / steam
g) Perhatikan putaran turbin.
h) Isi Record dengan baik dan benar.
i) Kebersihan lantai station, panel electrical selalu terjaga.
2) Hal Perlu Diperhatikan :
a) Bersihkan selalu (secara berkala) unit mesin dan area unit mesin.
b) Perhatikan tekanan Steam / uap yang tersedia.
c) Periksa kondisi dan volume oil pelumas Gear Box Turbine dan Gear Box
unit governor (oil turbo T-68)
d) Perhatikan kebocoran-kebocoran yang mungkin ada pada instalasi
pelumasan
e) Lakukan pelumasan ( manual / pompa electric).
f) Pastikan governor set berfungsi dengan baik
g) Buka Valve-valve pembuangan Condensate.
h) Buka Valve outlet Turbine ke BPV (Back Pressure Vessel).
i) Buka valve emergency masukan uap ke Turbine dan lakukan tes secara
manual terhadap valve emergency putaran lebih (over speeds).
j) Buka valve utama steam ke Turbine secara perlahan dengan tetap
memperhatikan putaran (sampai mencapai 1500 rpm) dengan getaran
Turbine (Vibrasi).
k) Jika tak ada hal-hal yang meragukan, hubungkan Switch Alternator.
l) Perhatikan keseimbangan tegangan (380 Voltage) setiap Phase R-S-T
perbedaan tegangan antara phase maks 1 % dengan frekuensi 50 Hz.
m) Turbine siap dibebani.
6. Governor Speed
93

Governor Speed atau pembatas kecepatan atau pengontrol, adalah perangkat


yang digunakan untuk mengukur dan mengatur kecepatan mesin memiliki fungsi
utama dari alat ini adalah untuk menjaga kecepatan turbin penggerak mekaniknya
Alat ini memiliki kecepatan 740-800 ppm yang berfungsi untuk mengatur putaran
turbin dari 5400 rpm menjadi 1000 rpm agar putaran turbin mejadi stabil.

Gambar 93. Governor Speed


Sumber : Dok. Pribadi
Cara Pengoperasian Turbin :
1. Buka keran air sirkulasi
2. Hidupkan pompa air (AUTO)
3. Buka valve steam trap
4. Valve karangan induk dibuka ¾ pastikan steam dari boiler sudah kering
5. Apabila sudah kering, tutup kembali valve karangan induk steam trap
6. Buka handle trip putar load limit di angka 2
7. Buka valve karangan induk secara perlahan
8. Tambahkan load limit di angka 10
9. Putar speed setting hingga putaran 5400 rpm
10. Tutup kembali valve steam trap
94

Air Sungai/Air Sumber

Waduk/resevoir

Water Treatment Plant Internal


Soda as Polimer PAC

Water Basin Sand Filter Softener Feed Tank


Daerator

Water Treatment Plant Internal

N2811N3273N2584N22310

4.2.2 Water Tratment Plant (WTP)

Gambar 94. Diagram Alir Proses Water Tratment Plant (WTP)


Adapun Komponen-Komponen dan fungsi dari unit yang ada dalam WTP
PKS Sakti Miat Jaya Langit (SMJL) adalah sebagai berikut:
1. Pompa Air Baku
Pompa air baku berfungsi untuk memindahkan/mengalirkan air baku dari
waduk/sungai menuju ke dalam Pabrik (Stasiun Water Treatment). Kapasitas
pompa yakni banyaknya air yang dipompa ke Pabrik setiap jam, harus disesuaikan
dengan kebutuhan pabrik. Untuk menjamin pompa selalu dalam kondisi baik,
perlu diperhatikan yaitu gland packing, foot valve, getaran/suara pompa dan
kondisi impeller.
95

2. Clarifier Tank
Chemical Pump berfungsi untuk mengalirkan larutan bahan kimia ke
clarifier tank. Di PT SMJL terdapat tiga chimcal pump yaitu chemical pump soda
ash, chemical pump alum dan chemical pump polimer.

Gambar 95. Clarifier Tank


Sumber: Dok.Pribadi
3. Stirrer
Stirrer ini berfungsi sebagai pengaduk agar larutan kimia larut dalam air

Gambar 96. Stirrer


Sumber: Dok. Pribadi
4. Drum Chemical
Terdapat 3 drum chemical yaitu drum polymer, drum soda ash dan PAC
pada setiap drum dilengkapi dengan stirrers yang berfungsi untuk mengaduk
serbukyang ditambahkan agar larut pengadukan dilakukan olehan motoran listrik
yang telah dilengkapi oleh speed reducer dengan kecepatan tertentu.
1. Penambahan polymer disesuaikan dengan tingkat kekentalan air sebelumnya
dan dalam 4 -5 jam pengolahan banyak polymer yang digunakan sekitar
0,30 ml ditambahkan pada drum dengan kapasitas ± 600 liter. Dimana
Polymer
96

memiliki fungsi untuk menyatukan flock yang telah terbentuk, flock yang
telahmenyatu akan turun ke dasar air karena lebih berat dari air.
2. Soda ash ditambahkan sebanyak 16 kg untuk ± 600 liter air drum dengan 5
jam waktu pengolahan pengolahan. Soda Ash berfungsi untuk menaikkan
pH air.
3. PAC (Poly Alumunium Cloride) ditambahkan sebanyak 20 kg untuk ± 600
liter air drum dengan 5 jam waktu pengolahan pengolahan PAC berfungsi
sebagai pembentuk flock atau kotoran yang ada di dalam air, agar air
menjadi jernih

Gambar 97.Drum Chemical


Sumber: Dok.Pribadi
4. Water Tower 1 (Tangki Air Kotor)
Tangki Air Kotor berfungsi sebagai tempat penampungan air kotor sebelum
mengalami proses penjernihan di clarifier tank

Gambar 98. Water Tower Tank 1


Sumber: Dok.Pribadi
5. Clarifier
Tank

Clarifier Tank berfungsi Sebagai tempat yang digunakan untuk proses


penjernihan air dari senyawa yang larut dalam air secara kimiawi menggunakan
97

bahan Polymer, Soda Ash, dan Poly Aluminium Cloride. Sebelum air masuk
kedalam tanki clarifier air melewati flow meter yang berfungsi untuk menunjukan
kapasitas aliran air yangmasuk ke clarifier tank.

Gambar 99.Clarifier Tank


Sumber: Dok.Pribadi
6. Water Basin
Tank
Water basin tank berfungsi sebagai tempat penampungan air yang telah
mengalami proses penjernihan. Air yang telah dijenihkan pada unit clarifier tank
akan dialirkan meuju ke water basin tank, pengaliran air yang terjadi dari clarifier
tank ke water basin dilakukan secara overflow yang mana air bersih yang berada
di permukaan clarifier tank akan langsung mengalur ke water basin. Terdapat
pancuran air yang digunakan untuk mengalirkan air ke water basin, pancuran air
memiliki lengkungan yang mengarah ke atas dikarenakan agar air berkontak
langsung dengan udara sehingga unsur kimia seperti Fe yang masih terdapat
didalam air akan berikatan dengan oksigen dan membentuk material yang
mengendap pada water basin tank. Selanjutnya air akan dialirkan ke unit sand
filter.

Gambar 100.Water Basin Tank


Sumber: Dok.Pribadi
98

7. Sand Filter
Sand Filter berfungsi sebagai penyaring partikel/flock halus yang masih
terikut di dalam air, penyaringan ini terjadi dengan bantuan strainer dan pasir yang
ada di dalam sand filter. Pada sand filter tank terjadi proses filtrasi, dimana air
akan melalui saringan yang mengandung lapisan media yang porous. Air mengisi
celah-celah media dan meninggalkan padatan tersuspensi pada media itu sendiri.

Gambar 101. Sand Filter


Sumber: Dok.Pribadi
8. Water Tower 2 (Tangki Air Bersih)
Berfungsi sebagai tempat penampungan air yang telah di olah dan siap
digunakan untuk keperluan pabrik dan laboraturium. Secara gravitasi, air dari
tower tank dikirim ke unit kation-anion untuk melalui proses dan diteruskan ke
feed tank.

Gambar 102. Water Tank 2


Sumber: Dok.Pribadi
9. Softener
Softener memiliki fungsi untuk menghilangkan kandungan hardness dan
mineral (calsium dan magnesium) pada air baku dengan menggunakan bantuan
penambahan resin atau kation
99

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan pada unit softener


yaitu sebagai berikut :
a) Lakukan regenerasi jika total hardness sudah tidak trece dan sesuai
rekomendasi laboraturium
b) Prosedur regenerasi : a) Back wash ±1 jam/air sampai jernih,b).Regenerasi
dengan larutan garam ±1 jam, c). Slow rinse ±15 menit c). Fast rinse
sampai total hardness trace dan pemakaian larutan garam sesuai
rekomendasi dari laboratorium.

Gambar 103. Softener


Sumber: Dok.Pribadi
10) Feed
Tank
Feed tank berfungsi untuk menampung air dari softener Water Tank serta
untuk menghindari terjadinya kavitasi pada pompa. Dalam feed tank terjadi
penaikan suhu dengan menggunakan steam dengan menjaga suhu steam pada 80-
90 ˚C. Pemanasan dilakukan untuk mempermudah pada proses kerja di daerator.

Gambar 104. Feet Tank


Sumber: Dok.Pribadi
100

11) Daerator
Deaerator merupakan alat berbentuk tabung yang berfungsi untuk
meminimalisir oksigen (O2) dan gas – gas terlarut didalam air umpan boiler dan
berfungsi untuk sebagai pemanas air kedua sebelum air umpan dimasukkan
kedalam boiler. Gas – gas terlarut dapat menyebabkan terjadinya korosi pada
sistem boiler. Temperatur pada deaerator yaitu 100 - 110 oC menggunakan
suplai steam yang berasal dari BVP dan tekanan 1 atm dengan temperatur
tersebutakan terjadi venting yang bertujuan mengurangi oksigen (O2) agar tidak
terikut keboiler
Tujuan penjernihan dan pemurnian air untuk Boiler ialah :
a) Menghilangkan zat-zat padatan tidak larut ( pasir, Lumpur, tanah dsb) dan
zat- zat padatan terlarut, terutama garam-garam kalsium, magnesium yang
dapat mengakibatkan pembentukan kerak dalam Boiler.
b) Untuk menjamin bahwa air yang dipergunakan akan menghasilkan uap yang
bersih/murni dan tidak merusak Boiler.
Standar operasional prosedur yang digunakan pada unit deaerator yaitu
sebagai berikut
a) Temperatur air didalam dearator harus dijaga sekitar 100 ˚C.
b) Pastikan exhaust valve pada bagian atas dearator selalu terbuka sepanjang
waktu sehingga steam (berupa gas) terlihat keluar dari pipa.
c) Level air didalam dearator harus dijaga sedikit diatas setengah tinggi
tangki. Ruang kosong diatas level air diperlukan untuk melepaskan
oksigen.

Gambar 105. Daerator


Sumber: Dok.Pribadi
101

12. Chemical Injection Tank


Chemical injection tank atau tanki injeksi kimia pada boiler dilakukan
untuk tempat proses injeksi bahan kimia boiler dengan dosis tetap pada umpan
boiler. Dilakukan injeksi kimia agar mencapai standar mutu air boiler yang
diinginkan. Bahan kimia yang dinjeksikan yaitu :
a) B 120+, chemical B 120+ berfungsi untuk menurunkan kandungan
oksigen terlarut (CO) dalam air dengan pemberian dosis sebanyak 25 Kg.
b) BL 171, chemical BL 171 berfungsi sebagai antisipasi adanya hardness
yang dapat merusak unit boiler dengan pemberian dosis sebanyak 18 Kg.
c) BL 1301+, chemical BL 1301+ berfungsi sebagai pH booster untuk
menaikkan pH air sesuai standar yang diinginkan yaitu pH 10-11. Dengan
pemberian dosis sebanyak 14 Kg.
d) BL 1356, chemical BL 1356 berfungsi sebagai antiskill Fe dalam air yang
dapat merusak unit boiler. Dengan pemberian dosis sebanyak 5 Kg
4.2.3. Laboratorium
Peran laboratorium yang terdapat pada pabrik minyak kelapa sawit adalah
sebagai tempat analisa berbagai jenis losses dan mutu produk yang dihasilkan
seperti CPO serta kernel. Laboratorium terbagi menjadi 2 bagian yaitu
laboratorium atas dan laboratorium bawah, pembagian ini disesuaikan dengan
jenis produk yang dianalisa. Pada laboratorium bawah kegiatan analisa yang
dilakukan yaitu untuk mengetahui losses dan kotoran yang dihasilkan dari sample
padatan (kernel). Sementara laboratorium atas kegiatan analisa yang dilakukan
yaitu untuk mengetahui losses dan mutu yang dihasilkan dari sample cairan yaitu
CPO dan air. Adapun kegiatan yang dilakukan di laboratorium yaitu analisa mutu
CPO (FFA, moist dan dirt), oil losses, mutu air, mutu kernel, sounding CPO dan
loading CPO.
1. Analisa Pengolahan
Analisis pengolahan merupakan kegiatan pelaksana laboratorium untuk
menentukan kualitas dari pengolahan dan juga mencari jumlah losses dari
pengolahan.
102

a. Analisis Mutu
Analisis mutu bertujuan untuk mengetahui berapa kadar ALB (asam lemak
bebas), dirt, moist. Pada produksi. Jika analisis mutu yang diamati melebihi
standart yang ditetapkan maka laboratorium berhak untuk melaporkannya ke
devisi proses agar masalahnya cepat diperbaiki.
Analisis ALB (asam lemak bebas)
a) Persiapkan peralatan seperti erlenmeyer, timbangan analitik dan buffer titrasi
b) Menimbang sampel minyak seberat 5 gram dalam Erlenmeyer.
c) Menambahkan larutan isoprofil alcohol (IPA) sebanyak 50 ml.
d) Meneteskan indikator PP sebanyak 3 tetes atau sebanyak 0,5 ml.
e) Melakukan titrasi dengan menambahkan larutan Naoh dengan konsentrasi
yang telah ditentukan.
f) Kemudian hitung kadar ALB menggunakan rumus sebagai berikut:
25,6 X konsentrasi NaOH X ml NaOH
FFA = berat Sampel

NB : 25,6 (Asam Palmitat) untuk minyak CPO dan 20 (asam Laktat) untuk
Kernel.
b. Analisis Moist (Kadar Air) dan Kotoran
1) Mempersiapkan peralatan seperti cawan porselen, oven dan timbangan analitik
2) Menimbang sampel sebanyak 10-15 gram dan masukkan kedalam cawan.
3) Memasukkan cawan kedalam oven dengan suhu 60 °C selama 10 menit.
4) Mengelurkan cawan dari oven kemudian setelah dingin timbang kembali
untuk mendapatkan persen dari moist (kadar air).
5) Kemudian hitung dengan menggunakan rumus berikut:

berat awal −berat akhir


Moist = Berat awal
c. Analisa Dirt (Kotoran)
Prosedur kerja anlisa dirt adalah sebagai berikut
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu sample CPO dan
heksana. Sedangkan untuk alat yang digunakan yakni timbangan, cawan
cruisible, mesin vakum, beaker glass dan kertas.
103

2) Menimbang cawan cruisible dan kertas. Kemudian mencatat


berat wadahnya.
3) Menimbang sample didalam beaker glass sebanyak 10 gram. Kemudian
mencatat berat sample nya
4) Menghidupkan vakum dan tambahkan heksan 10 ml kedalam sample.
5) Meletakkan cawan cruisible kedalam alat.
6) Memasukkan sample kedalam cawan secara perlahan.
7) Membilas beker glass dengan heksan sampai minyak tidak tertinggal
dalam beker glass.
d. Spintes
Prosedur kerja dari spintes adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Memasukkan sample minyak kedalam cup spin test sebanyak 10 ml dan
ditutupdengan rapat.
3) Memasang cup spin test kedalam alat spin test,
4) Menggojog wadah berisi sample menggunakan alat spintest selama ±1 menit
5) Mengamati nilai atau angka yang terdapat di wadah sesuai dengan bagian
yang diamati (minyak, sludge dan air).
e. Analisa DOBI
Analisis DOBI (Deterioration of Bleachabbility Index) merupakan indeks
derajatkepucatan minyak sawit, adapun prosedur kerja dari analisa dobi adalah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menimbang sample minyak sebanyak 0,1 gram dan dimasukkan kedalam
labuukur.
3) Memasukkan isooctane kedalam labu ukur hingga mencapai titik tera
kemudian menggojog labu ukur hingga larut.
4) Memasukkan sampel kedalam kuvet sebanyak ¾ isi kuvet.
5) Memasukkan isooctane kedalam kuvet. Isooctane sebagi blanko.
6) Menghidupkan alat spectrophotometer UV-Vis.
7) Meletakkan blanko sampel kedalam alat pada posisi B.
104

8) Meletakkan sampel minyak kedalam alat pada posisi yang menunjukan


angka satu (1)
9) Menjalankan alat spectrophotometer.
10) Menunggu hasil yang akan dikeluarkan oleh alat.
11) Perhitungan manual DOBI dapat dilakukan dengan rumus
2. Analisa Oil Losses
Kegiatan analisis ini dilakukan untuk mengetahui kehilangan minyak dari
proses yang dilakukan.. Sampel yang diambil untuk analisis ini berasal dari FE
(Final Effluent), centrifuge, dan tandan bunchpress. Bahan yang digunakan yaitu
sample minyak dan hexan. Alat yang digunakan yaitu timbangan analitik, soxhlet,
gelas beker dan oven.
Adapun prosedur kerja dari analisa oil losses adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menimbang berat wadah.
3) Menimbang sampel basah sebanyak 20 gram.
4) Memanaskan sampel didalam oven dengan suhu 60˚C selama 20 menit.
5) Menimbang sampel kering.
6) Mengekstrak sampel selama ±5 jam menggunakan metode soxhletasi.
7) Mengeringkan kembali sampel yang telah diekstark kedalam oven selama
±4jam dengan suhu 105˚C.
8) Menimbang kembali sampel.
3. Analisa Air
Analisis air pada pabrik kelapa sawit dilakukan demi kelancaran proses
pengolahan kelapa sawit khususnya dalam boiler air akan dipanaskan menjadi
steam. Steam pada pabrik kelapa sawit sebagai energi yang digunakan untuk
setiap proses nya seperti perebusan. Sehingga memiliki air yang digunakan
memiliki standar tersendiri agar dapat digunakan. Kualitas air yang dianalisis
yakni pH, TDS dan hardness. Sampel air yang diambil berasal dari raw water,sand
filter, softener dan feed tank .
105

a) Analisa Derajat Keasaman (PH)


Analisis pH digunakan untuk mengetahui derajat keasaman pada air yang
akandianalisis. Standar pH pada air boiler yaitu 10,5-11. Adapun bahan yang
digunakan dalam analisis ini yaitu sampel air. Sedangkan alat yang digunakan
yaitu pH meter dan beker glass
Adapun prosedur kerja dari analisa derajat keasaman adalah sebeagi berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menuangkan sampel air ke dalam beker glass. Air yang
digunakan sebaiknya yang telah dingin.
3) Memasukkan pH meter kedalam beker glass batasan yang ada.
4) Menunggu angka yang tertera di pH meter berhenti secara konstan.
5) Mengamati angka yang tertera di pH meter dan mencatatnya.
6) Analisis Total dissolved solid (TDS)
b) Analisa total disolved solid (TDS)
Analisis TDS merupakan salah satu standar yang sangat penting untuk
menentukan kelayakan dari kualitas air. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
kandungan unsur mineral dalam air. TDS standar untuk air boiler yakni 1500-
1800. Bahan yang digunakan untuk analisis ini yaitu sampel air. Sedangkan alat
yang digunakan yakni TDS meter.
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menuangkan sampel air ke dalam beker glass. Air yang
digunakan sebaiknya yang telah dingin.
3) Memasukkan TDS meter kedalam beker glass batasan yang ada.
4) Menunggu angka yang tertera di TDS meter berhenti secara konstan.
5) Mengamati angka yang tertera di TDS meter dan mencatatnya
c) Analisa kesadahan (Hardness)
Kesadahan adalah suatu keadaan dimana terdapat kandungan kapur yang
berlebihan di dalam air. Prinsip kesadahan ialah terkontaminasi nya air dengan
unsur logam seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Standar total hardness
yaitu 0. Adapun bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu total hardness
buffer, total hardness indicator, larutan EDTA (versenate) dan sample air.
106

Sedangkan untuk alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, gelas ukur, spatula, alat
titrasi, pipet tetes.
Adapun prosedur kerja dari analisa kesadahan (Hardness) adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Mengukur sample sebanyak 25 ml mengunakan gelas ukur,
dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
3) Menambahkan 5 tetes total hardness buffer, kemudian digojog selama
beberapa detik.
4) Menambahkan 1 ujung spatula total hardness indicator, dan digojog
hingga larut.
5) Mengisi burrete dengan larutan EDTA (versenate).
6) Mentitrasi sample sambil digojog hingga berubah warna.
7) Mengitung total hardness menggunakan rumus.

4. Analisa Lainnya
a) Analisis USB ( Unstripped Bunch)
Analisis USB merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui jumlah
janjang yang tidak rontok atau masih terdapat buah dari proses perebusan
(Sterilizier) dan pemipilan (Thresher). Kegiatan analisis ini dilakukan pada empty
bunch conveyor.
Adapun prosedur kerja dari analisis USB adalah sebagai berikut:
1) Menghitung jumlah sampel. Sampel yang digunakan biasanya sebanyak100
sampel.
2) Menghitung jumlah USB pada jumlah sampel yang digunakan.
3) Menghitung persen USB menggunakan
rumus. Mogol : Sampel x 1000 (Cth. 4 :200 x
1000)
b) Analisis Efesiensi Ripple mill
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui efesiensi ripple mill dalam
pemecahan cangkang nut di stasiun kernel. Efesiensi ripple mill yang bagus yaitu
100%. Bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu sample kernel
yang berasal dari ripple mill. Sedangkan untuk alat yang digunakan adalah
107

timbangan digital.
Adapun prosedur kerja dari analisa efesiensi riple mill adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Menimbang berat kotor sample yang digunakan.
3) Memisahkan nut pecah dan nut utuh yang ada pada sample.
4) Menimbang tiap nut pecah dan nut utuh yang didapatkan. Untuk nut utuh
dan nut pecah beratnya dibagi 2, karena masih terdapat cangkang sehingga
masih termasuk kotoran.
5) Menghitung persen menggunakan rumus.
6) Menghitung persen efesiensi ripple mill menggunakan
rumus Jumlah sample-100

4.2.4 Maintenance (Pemeliharaan)

Gambar 169. Kebijakan perawatan

Gambar 106. Maintanance (Pemeliharaan)


Maintenance merupakan kegiatan yang berhubungan untuk
mempertahankan suatu mesin/peralatan agar tetap dalam kondisi siap untuk
beroperasi, dan jika terjadi kerusakan maka diusahakan agar mesin/peralatan
tersebut dapat dikembalikan pada kondisi yang baik.
108

Fungsi maintenance yaitu mendukung secara rutin baik perbaikan


pencegahan dan kerusakan pada pabrik, mesin-mesin dan peralatan lainnya. Selain
itu, fungsi maintenance juga menyediakan fasilitas untuk pekerjaan fabrikasi dan
modifikasi yang kecil. Dikarena maintenance adalah kegiatan pendukung bagi
kegiatan produksi, maka maintenance harus efektif, efisien dan dapat dilakukan
dengan berbiaya rendah. Dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka
mesin/peralatan produksi dapat digunakan sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan
tercapai.
Tujuan maintenance yaitu antara lain :
a) Untuk dapat memperpanjang umur atau masa pakai dari suatu mesin
produksi.
b) Menjaga dan melakukan perawatan agar mesin produksi selalu dalam
kondisi baik
c) Dapat menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi.
d) Untuk dapat menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktunya.
e) Memaksimumkan ketersediaan semua mesin/peralatan system produksi.
f) Menjamin keselamatan dan keamanan pekerja dalam pengoperasian alat dan
mesin produksi.
Terdapat tiga pembagian perbaikan ataupun perawatan yang baik dilakukan
bagian mekanik ataupun elektrik yaitu:
1. Perawatan dan Pencegahan
Perawatan dan pencegahan merukan biasanya bertujuan untuk mencegah
suatu mesin terjadi kerusakan ataupun mencegah agar tidak terjadinya penurunan
kualitas terhadap produksi. Contohnya memberikan pelumas pada mesin.
2. Perbaikan Berskala Besar
Perbaikan berskala besar atau perbaikan besar merupakan perbaikan yang
membutuhkan tenaga yang banyak dan dilakukan sangat lama dan biasanya dapat
mengganggu proses produksi.
109

3. Perbaikan Berskala Kecil


Perbaikan berskala kecil atau perbaikan kecil merupakan perbaikan yang
tidak memakan waktu lama dan tenaga yang banyak, biasanya juga tidak
mengganggu proses produksi. Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan
peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan - kerusakan yang tak terduga dan menentukan
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada
waktu digunakan dalam proses produksi. Preventive juga dapat dikatakan,
pengecekan berkala tiap hari sebelum alat-alat beropeasi.
Adapun Alat kerja pendukung dalam kegiatan pemeliharaan dan perawatan
(Maintenance) yang terdapat di workshop dan standar operasionalnya yaitu
sebagai berikut.
a) Gerinda Duduk dan Bor Duduk

Gambar 107.Bor dan Garenda


Sumber: Dok.Pribadi
Standar operasional dari gerinda duduk yaitu :
- Untuk gerinda duduk pasang batu gerinda dan ganti batu gerinda bila
diperlukan.
- Selalu gunakan kaca mata pelindung yang telah diberikan.
110

b) Gergaji Listik dan Piringan Pemotong (Electric Power Saw and Disc Cutter)

Gambar 108.Gergaji Listrik


Sumber: Dok.Pribadi
Standar operasional pada gergaji listrik yaitu :
- Untuk gergaji listrik, periksa mata gergaji dan ketegangannya bila
diperlukan dan biarkan gergaji dijalankan tanpa beban sebelum menggergaji
benda kerja.
- Untuk piringan pemotong, periksa piringan dari terpotong dan retak sebelum
dijalankan dan pada saat dijalankan periksa getaran yang tidak normal.
- Jangan menambah beban atau menekan tangkai tuas.
- Pada saat dihentikan, bersihkan peralatan dari serpihan besi dan debu.
c) Mesin Bubut

Gambar 109.Mesin
Bubut Sumber:
Dok.Pribadi
Standar operasional pada mesin bubut yaitu :
- Sebelum dijalankan periksa dengan benar ketinggian minyak pelumas pada
roda gigi, ketinggian cairan pendingin (jika dipakai) dan pastikan Chuck
dapat diputar bebas dengan tangan. Berikan minyak pelumas di atas
permukaan yang bergeser.
111

- Operator harus memakai kaca mata pelindung dan masker


- Jangan menggunakan sarung tangan tebal dan tidak boleh memakai baju
lengan panjang. Tidak boleh rambut panjang.
- Jangan biarkan orang lain berdiri didekat benda kerja yang berputar.
- Gunakan kecepatan yang sesuai dari material benda kerja yang berbeda.
Selalu periksa genggaman yang menggapit benda kerja.
d) Mesin Las (Peralatan Pengelasan)

Gambar 110.Peralatan
Las Sumber:
Dok.Pribadi
Standar operasional dari peralatan pengelasan yaitu :
- Mesin harus terjaga dan bebas dari air atau tempat yang basah/berminyak
untuk mencegah hubungan singkat.
- Pastikan selalu kedua kabel untuk arus masuk dan keluar telah diisolasi.
- Jangan mencoba grounding benda kerja melalui bangunan pabrik/ tiang/
lantai atau pada mesin yang lain. Hal ini harus di-groundingkan langsung ke
benda kerja.
- Untuk mesin diesel penggerak alternator, periksa dan pastikan bahanbakar
diesel yang cukup di dalam tangki. Tambahkan bila kurang.
- Periksa ketinggian air pendingin pada radiator. Tambahkan bila kurang.
- Secara visual periksa kebocoran pada radiator dan periksa kekenduran v-
belt pada kipas radiator. Lakukan penyetelan bila perlu.
- Periksa ketinggian minyak pelumas dalam tangki. Tambahkan bila
kurang.Jangan mencoba mengelas tanpa alat pelindung yang sesuai.
112

- Pada saat melakukan pekerjaan pengelasan yang luas, gunakan pelindung


badan untuk pengelasan
- Gulung kabel setelah digunakan dengan rapi.
e) Mesin Frais/Scrap

Gambar 111.Mesin Frais


Sumber: Dok.Pribadi
Standar operasional dari mesin scrap yaitu :
- Sebelum dijalankan periksa ketinggian minyak pelumas dan ketinggian
cairan pendingin (bila ada). Berikan air campuran khusus sebagai pendingin
diatas permukaan yang bergeser.
- Operator harus memakai kaca mata pelindung dan jangan
menggunakan sarung tangan.
- Jangan biarkan orang lain berdiri dekat pahat pemotong yang bergeser
- Bersihkan mesin setelah digunakan.
f) Alat Pelindung Diri

Gambar 112. Alat Pelindung Diri


Sumber: Dok. pribadi
113

Standar operasionalnya dari alat pelindung diri yaitu:


- Selalu gunakan peralatan perlindungan yang sesuai sebelum bekerja.
- Jangan membiarkan orang lain bekerja tanpa peralatan perlindungan.
- Bersihkan peralatan perlindungan setelah digunakan
4.2.5. Whare House (Gudang)
Gudang memiliki tugas dan tanggung jawab harian, mingguan dan bulanan,
yaitu :
- Melakukan stock opname secara menyeluruh dan memastikan semua
transaksi pada bulan tersebut telah clear
- Permintaan update PO dan COA supplier yang belum terdaftar untuk
menghindari kendala saat melakukan psosting LPB
- Melakukan posting LPB dan BKB untuk memastikan nominal rupiahlogistik
dan balance
- melakukan postingan tutup buku.
Adapun SOP yang berlaku pada divisi warehouse yaitu :

Gambar 113.Gudang
Sumber : Dok. Pribadi
1) Penerimaan Material
Petugas gudang bertugas untuk menerima material masuk baik dari vendor
(melalui Purchase Order/PO) maupun dari rekanan perusahaan lainnya yang ada
hubungannya dengan perusahaan, melengkapi identitas material dengan
memberikan penanda (marking) pada setiap item. Proses penerimaan barang di
gudang yaitu supplier/vendor yang mengirim barang akan masuk ke area gudang,
petugas gudang kemudian akan memeriksa kondisi barang yangditerima sesuai
114

dengan PO dan dokumen pendukung. Kemudian petugas gudang akan membuat


ttanda terima gudang (TTG) yang akan diberikan kepada KTU (Kepala Tata
Usaha) untuk memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen, setelah KTU
selesai memeriksa dan menandatangani dokumen diperlukan approsal dari
manager. Dokumen yang telah disetujui oleh manager pabrik akan dibuat register
TTG dan mencatat penerimaan barang dalam kartu tanda gudang

Gambar 114.Penerimaan Material


Sumber: Dok.Pribadi
2) Pengeluaran Material
Terdapat beberapa standar operasional dalam pengeluaran material yaitu :
a) Formulir Permintaan Barang (FPB)
Standar operasional prosedur yang pada formulir permintaan barang(FPB)
yaitu:
- FPB diserahkan oleh End User (Pemakai) ke petugas gudang, spesifikasi
harus lengkap dan telah ditanda tangani oleh pejabat yang bersangkutan.
- Warehouse berhak menolak segala permintaan yang tanpa dilengkapi FPB
dantanpa spesifikasi yang lengkap dan tidak ditanda tangani oleh pejabat
yang bersangkutan
- Sparepart bekas pakai harus segera dikembalikan kegudang pada saat
dilakukan pengeluaran barang atau meterial dengan yang baru.
- Apabila terjadi pengeluaran barang tanpa dokumen yang lengkap sesuai
dengan standar SOP akan menjadi tanggung jawab yang bertugas.
b) Bon Pengeuaran Barang
115

Bon pengeluaran barang (BPB) memiliki nomor dengan rangkap tiga


sebagai pindahan dari formulir permintaan barang (FPB) yang materialnya telah
diserahkan ke end user. Penulisannya harus jelas dan rapi serta ditanda tangani
dan diserahkan ke administrasi untuk dilakukan penginputan.

Gambar 115. Bon Pengeluaran Barang


Sumber: Dok.Pribadi
4.2.6. Kantor
Kantor merupakan unit terpenting di pabrik kelapa sawit karena hal-hal
yang dibutuhkan didalam pabrik harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan
kantor. Tugas dari Kantor di pabrik kelapa sawit yaitu:
a) Penyedia layanan/keluhan dari setiap karyawan jika terjadi masalah didalam
pabrik.
b) Sebagai tempat administasi setiap karyawan yang mau ambil cuti, libur,
lembur dan gaji.
c) Sebagai tempat administrasi barang yang masuk ke pabrik dan barang yang
digunakan oleh pabrik.

4.2.7. Topik Khusus Mutu Kernel


Tugas khusus magang dengan judul Analisa Mutu Kernel dilaksanakan pada
Senin, 14 Maret 2022 – Sabtu, 18 Maret 2022 pada pukul 07:00 – 16:00 WIB di
Laboratorium PT. Sakti Mait Jaya Langit. Salah satu komoditas andalan bangsa
Indonesia yang memberikan peran sangat signifikan dalam pengembangan
perekonomian Indonesia, khususnya pada pengembangan agroindustri adalah
kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang
116

cukup penting dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Kelapa
sawit menghasilkan dua produk, yaitu crude palm oil (CPO) yang berasal dari
daging buah dan Kernel Palm Oil (KPO) yang berasal dari inti sawit (kernel).
KPO banyak digunakan sebagai bahan baku pada berbagai industri pangan
dan non pangan. Perdagangan dunia menghendaki mutu yang baik, oleh karena itu
diperlukan standar dan pengawasan mutu yang baik, oleh karena itu diperlukan
standar dan pengawasan mutu terhadap produksi minyak sawit dan inti kelapa
sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen. Pabrik pengolahan
minyak kelapa sawit (PMKS) PT. Sakti Mait Jaya Langit terletak di Jl. Lintas
Palangkaraya KM.60 Desa Lahai Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas,
Provinsi Kalimantan Tengah
 Mutu Produksi Kernel
Prameter kualitas Kernel berdasarkan SNI 01-0002-1987 yaitu kadar air
maksimal 8 %, kadar ALB maksimal 5 % dan kadar kotoran maksimal 7 %. Dan
standart mutu di PT. Sakti Mait Jaya Langit yaitu Kadar air maksimal 8 %, ALB
4%, dan kadar kotoran 8 %.
Kadar air merupakan banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam
sampel. Peyebab meningkatnya kandungan kadar air pada sampel dapat
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu SDM, bahan baku, operasi, peralatan, dan
perlengkapan. Asam Lemak Bebas merupakan prameter atau variabel yang
penting pada proses pengolahan mutu karnel. ALB terbentuk karena proses
oksidasi dan hidrolisa ezim selama proses pengolahan dan peyimpanan. Kadar
asam lemak bebas juga sangat dipengaruhi oleh mutu atau kondisi buah yang
masuk ke dalam pabrik. Kenaikan ALB juga dapat dipengaruhi oleh faktor air,
panas, keasaman, dan katalis. Kadar kotoran pada karnel sangat mempengaruhi
mutu dari kernel yang dihasilkan oleh suatu pabrik kelapa sawit. Kadar kotoran
yang dimaksud adalah cangkang, fiber, nut pecah dan nut utuh. Semakin sedikit
kotoran yang dihasilkan
oleh PKS maka mutu kernel akan semakin baik.
117

 Dasar Pengampilan Sampel


a) Sampel Analisa Losses Kernel
 Sampel Fiber, LTDS, dan Claybath
Sampel fiber diambil dari fiber cyclone sebanyak 800 gr, sampel LTDS
diambil dari LTDS dan Claybath sebanyak 1000 dan dicari banyaknya losses
sampel kernel yang terdapat pada fiber Cyclone, LTDS dan Claybath. Dan
kemudian dapat dihitung dengan rumus:
KU
KU = 𝑥 100
Berat Sampel
KP
KP = 𝑥 100
Berat Sampel
NU
NU = 𝑥 100
Berat Sampel
NP
NP = 𝑥 100
Berat Sampel

Fiber, LTDS, Claybath = KU + KP + NU + NP


Dimana ; KU = Kernel utuh
KP = Kernel Pecah
NU = Nut Utuh
NP = Nut Pecah
Dimana untuk nut pecah dan nut utuh dipisahkan antara cangkang dan
kernel sedangkan yang ditimbang adalah banyaknya sampel karnel yang terikut
pada sampel fiber, LTDS dan Claybath.
b) Sampel Analisa Dirt (Kotoran) Kernel
Untuk sampel analisa quality control karnel yang dianalisa adalah
banyaknya kadar kotoran yang masih terikut ke LTDS 1, LTDS 2, dan Silo
Untuk analisis sampel quality kontrol yang dicari adalah kotoran berupa
cangkang, nut pecah dan nut utuh
Analisa Quality Control (kadar kotoran) dapat dianalisa dengan langkah-langkah
berikut :
1. Timbang sampel 1000 gr ( 1 kg)
2. Pisahkan antara cangkang, nut utuh dan nut pecah
3. Pecahkan nut utuh dan nut pecah (timbang cangkangnya)
118

4. Hitung dengan rumus


:
NU
NU = 𝑥 100
Berat Sampel
NP
NP = 𝑥 100
Berat Sampel

Total Kotoran = (NU + NP + CKG )


c) Sampel Analisa kadar Air dan Asal Lemak Bebas (ALB)
 Silo
Inti dari LTDS dan Claybath kemudian akan dialirkan ke silo karnel. Fungsi
dari silo karnel adalah untuk mengeringkan inti sampai kadar airnya
mencapai 6-7%. Dengan menggunakan hembusan steam panas melalui
blower heater keseluruh isi silo. Proses pengeringan pada silo deilakukan
selama 4-6 jam dengan suhu 80-90°C.
 Analisis Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas (ALB) Kernel
Alat yang digunakan untuk analisis kadar air dan ALB adalah cawan, kertas
saring 125 ml, hot plate, oven, timbangan analitik, elermeyer, alat titrasi, breaker
glass, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel Kernel
Claybath , LTDS, silo, hopper, NaOH, heksana, propanol ( iso propil alkohol 50
ml) dan penolpetalin sebanyak 3 tetes.
a) Cara Kerja Analisa Kadar Air :
1. Haluskan sampel dengan blender
2. Timbang cawan (catat berat cawan), timbang sampel sebanyak 20 gr
(sebagai berat basah)
3. Masukkan kedalam oven selama 10 menit dengan suhu 60°C
4. Timbang kembali sampel sebagai berat
kering Berat basah−berat kering
Kadar Air = x
100 % berat basah sampel

b) Analisa FFA (Free Fatty Acid ) / Asam Lemak Bebas


1. Saring sampel dalam breaker glass menggunakan kertas saring dengan
menambahkan heksana secukupnya untuk mendapatkan minyak karnel
2. Panaskan campuran minyak dan heksana di memert maupun oven untuk
menghilangkan heksana untuk mendapatkan sampel minyak murni karnel
3. Dinginkan sampel
119

4. Timbang sampel dalam erlenmeyer ± 2-5 gram


5. Tambahkan larutan Propanol sebanyak 50 ml
6. Tambahkan 3 tetes penolpetalin
7. Titrasi dengan larutan NaOH sampai berubah warna keunguan
8. Hitung kandungan FFA dengan
rumus : 20 X N NaOH X Ml (titrasi
FFA =
NaOH)
berat Sampel

4.2.8. Hasil Pengamatan


 Analisa losses Kernel
Tabel 6. Hasil Pengamatan Losses Kernel
Sampel
Tanggal Claybath
LTDS 1 LTDS 2 Fiber Cyclone
Cangkang
14/03/2022 1,5 0,29 0,31 0,40
15/04/2022 1,09 0,2 0,24 0,45
16/04/2022 1,02 0,16 0,18 0,37
17/04/2022 0,96 0,24 0,23 0.37
18/04/2022 1,33 0,31 0,30 0,67
Rata-rata 1.21 0,24 0,252 0,67

Analisa Losses Kernel


3

0.4 0.67
2.5
2 0.31
0.45 0.30
0.29 0.37 0,37 0.31
1.5 0.24 0.18
1.5 0,23 1.33
0.2 0.16 0.67
1 1.02 0.24
1.09
0.96
0.50.252
0.24
01,21
14/03/202215/04/202216/04/202217/04/202218/04/2022Rata-rata

Sampel Claybath Cangkang Sampel LTDS 1


Sampel LTDS 2Sampel Fiber Cyclone

Gambar 116. Grafik Hasil Pengamatan Analisa Losses Kernel


Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata standart mutu analisa
losses kernel yaitu pada Claybath Cangkan 1,21, Fiber Cyclone 0,67, LTDS 1. 0,24,
120

LTDS 2. 0,252 Sedangkan SOP pada PT. Sakti Mait Jaya Langit yaitu Fiber
Cyclone 1 %, LTDS = 1 % dan Claybath Cangkang = 1 %.
Pada grafik diatas menjelaskan bahwa analisa loses kernel pada claybath
cangkang, fiber cyclone , LTDS 1 dan LTDS 2 sering mengalami kenaikan dan
juga penurunan loses kernel dimana, pada tanggal 14 april 2022 kernel pada
claybath cangkang mengalami kenaikan losses sebesar 1,5% sedangkan untuk
tanggal berikut nya mengalami penurunan losess. Kenaikan losses ini sering
diakibatkan oleh rusaknya rotor bar dan rotoar falat pada ripelmill sehingga
kinerja pada ripelmiil tidak efektif maupun efisien sehingga losess pada kernel
terjadi peningkatan.
Kadar losses pada fiber cyclone tinggi dapat disebabkan oleh press terlalu
kering sehingga banyaknya karnel pecah sehingga saat di depericarper akan
terhisap oleh blower fan karena massa jenis karnel yang ringan. Sedangkan
banyaknya losses di LTDS dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, karena
banyaknya karnel pecah di CM dan hisapan blower fan terlalu tinggi, sedangkan
losess di Claybath banyak dapat disebabkan oleh faktor buah, rebusan kurang
matang, press basah, dan efisiensi riple mill berkurang,

 Hasil Analisis Kadar Kotoran (Dirt) Pada Kernel Produksi


Kadar zat pengotor merupakan prameter untuk menentukan kualitas (mutu)
inti sawit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pabrik kelapa sawit. Kadar zat
kotoran pada karnel dapat berupa batu, cangkang, nut utuh, nut pecah, dan fibre.
Pemisahan kadar kotoran pada inti sawit dilakukan secara manual. Berdasarkan
analisa yang telah dilakukan selama 5 hari diperoleh data sebagai berikut :
Untuk kadar kotoran pada inti sawit terdiri dari Nut utuh,Nut Pecah
Cangkang danBatu. Gabungan dan nut setengah pecah yang dipisahkan dari
intinya terlebih dahulu. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan cara cangkang dan
kotoran dipisahkan atau dipilih dengan tangan. Pengujian kadar kotoran pada inti
sawit dapat dilakukan dengan rumus:
NU+NP+Cangkang+Batu
% Kotoran = x 100%
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)
121

Tabel 7. Hasil Pengamatan Kadar Kotoran Pada Kernel To Bunker


Kernel
Berat Berat sampel Berat kotoran Standart Mutu
Kotoran awal (g) (g) PT. SMJL
(%)
14/03/2022 6,25 1000 62,5 8%
15/03/2022 6,10 1000 61,0 8%
16/03/2022 6,34 1000 63,4 8%
17/03/2022 6,44 1000 64,4 8%
18/03/2022 6,81 1000 68,1 8%
Rata-Rata 6,38 1000 63,88 8%

Gambar 117. Grafik Hasil Pengamatan Kadar Kororan (Dirt) Kernel Produksi

Untuk kadar kotoran pada inti sawit terdiri dari Nut utuh, Nut pecah,
Cangkang dan Batu. Gabungan dan nut setengah pecah yang dipisahkan . Dari
data yang diperoleh dapat diketahui bahwa kadar kotoran inti sawit pada karnel
produksi yang di analisa di PT. Sakti Mait Jaya Langit selama 5 hari. Didapatkan
data bahwa rata-rata zat pengotor inti kernel adalah 6,38% pada kernel produksi.
Dan kotoran yang terdapat pada mutu karnel produksi masih sesuai dengan
standart mutu yang ditetapkan oleh PT. Sakti Mait Jaya Langit (SMJL) yaitu 8 %.
122

 Analisis Kadar Air Kernel


Tabel 8. Hasil Pengamatan Kadar Air Pada Inti Kernel
Tanggal 14 Mart 2022 15 Mart 2022 16Mart 2022 17 Mart 2022 18 Mart2022
kernel to
6,54 6,58 6,11 6,28 6,14
bunker
rata-rata 6,33

Kadar air merupakan banyaknya air yang terdapat di dalam sampel. Kadar
air yang banyak dalam inti kernel dapat mempengaruhi mutu, kualitas inti karnel,
dan masa simpannya. Berdasarkan analisa yang dilakukan selama 5 hari selama
proses produksi, maka didapatkan kandungan air dalam sampel inti kernel sebagai
berikut:

Chart Title
6.7
6.6
6.5 6.58
6.54
6.4
6.3
6.2 6.33
6.1 6.28
6
6.11 6.14
5.9
5.8

14 Mart 202215 Mart 202216Mart 202217 Mart 202218 Mart2022

kernel to bunker rata-rata

Gambar 118. Grafik Analisis Kandungan Kadar Air Kernel


Kadar air yang terdapat didalam inti karnel merupakan salah satu parameter
yang mempengaruhi kualitas inti sawit. Dari data yang diperoleh dari sampel
untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam inti sawit, maka sampel
diambil dari Kernel to bunker ataupun kernel sebelum produksi. Dari data yang
diperoleh semakin banyak kadar air yang terdapat pada sampel maka kandungan
asam lemak bebas (ALB) pada inti kernel juga akan meningkat. Hal ini
disebabkan karena adanya reaksi hidrolisa terhadap minyak atau lemak karena
terdapatnya sejumlah air didalam minyak atau lemak sehingga kandungan air akan
mengubah minyak menjadi asam lemak bebas.
123

 Analisis Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid (FFA)


Tabel 9. Hasil Pengamatan Kadar Asam Lemak Bebas Pada inti Kernel
Tanggal 14 Mart 2022 15 Mart 2022 16Mart 2022 17 Mart 2022 18 Mart2022
kernel to
1,42 1,44 1,41 1,50 1,42
bunker
rata-rata 1,43

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa FFA kernel to bunker pada tanggal
14 maret 2022 sebesar 1,42% , 15 maret 2022 1,44%, 16 maret 1,41%, 17 maret
1,50%, dan pada 18 maret 2022 sebesar 1,42% sedangkan untuk rata” FFA pada
Kernel to bunker yaitu 1,43 sehingga dapat disimpulkan bahwa FFA kernel to
bunker masih memenuhi standar SNI maupun standart mutu pada PT SMJL yaitu
4%. Kadar kandungan Asam lemak bebas dapat dipengaruhi oleh kandungan air
yang terdapat pada sampel inti sawit bahwa diketahui semakin sedikit kandungan
air maka kandungan asam lemak bebas juga semakin sedikit, kandungan asam
lemak bebas pada karnel juga dapat di pengaruhi oleh lamanya inti karnel
disimpan. Peningkatan kadar ALB juga dipengaruhi oleh kadar inti pecah,
semakin banyak inti pecah maka kadar ALB juga akan semakin tinggi, maka
untuk memperoleh kadar ALB yang rendah maka diperlukan kadar inti pecah
sedikit pula
Pembentukan ALB oleh mikroorganisme (jamur) juga dapat terjadi bila
suasananya sesuai, yaitu dalam keadaan lembab dan basah. Inti sawit yang pecah
dan basah akan menjadi tempat perkembang biakan mikroorganisme (jamur,
bakteri, dan kapang). Perkembangan bakteri juga dapat terjadi oleh karnel yang
basah dan kotor. Oleh karena itu pengeringan Kernel dengan steam panas di silo
dengan suhu diatas 90°C akan menghancurkan perkembangan bakteri dan
mikroorganisme dengan cara menonaktifkan enzim pada inti karnel. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 119.
124

Analisis Asam Lemak Bebas Kernel To Bunker


1.52
1.5 1.5
1.48
1.46
1.44
1.42 1.44
1.4
1.38 1.42 1.42
1.41
1.36

14 Mart 202215 Mart 202216Mart 202217 Mart 202218 Mart2022

kernel to bunker rata-rata

Gambar 119: Grafik Analisis Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid (FFA) Kernel
To Bunker

4.2.9 Pembahasan
1. Analisa Losses Kernel
Losess kernel tinggi di fibre cyclone dapat disebabkan oleh diameter
brondolan yang tidak seragam ukurannya, sehinga mengakibatkan nut yang kecil
akan terhisap oleh blower fan karena massa jenis yang ringan, dan losses pada
fibre cyclon juga dapat disebabkan oleh tekanan pada press terlalu kering sehingga
mengakibatkan banyaknya nut yang pecah dan kernel pecah sehingga pada saat
proses Cake Breaker Conveyor (CBC) gumpalan-gumpalan yang dihasilkan oleh
press akan dicacah dengan kecepatan 70-80 rpm. Karena banyaknya nut pecah dan
karnel pecah yang dihasilkan oleh press maka di CBC karnel pecah dan nut pecah
akan menjadi serpihan karnel karena putaran CBC yang tinggi. Sehinnga nantinya
serpihan karnel akan dihisap oleh Depericarper Column karena berat massa yang
ringan.
Losses pada light Tenera Dust Separator (LTDS) dapat disebabkan oleh
daya hisap yang dihasilkan oleh hisapan angin blower fan terlalau tinggi. Oleh
karena itu hisapan angin harus sesuai dengan material yang dihisap yaitu
penyetelan pada blower fan harus disesuaikan.
Sedangkan losses pada Claybath dapat disebabkan oleh efisiensi riple mill
yang tidak mencapai standart yang ditetapkan oleh pihak perusahaan yaitu 98 %.
125

sehingga pecahan nut tidak sempurna sehingga masih banyak karnel yang melekat
pada cangkang sehinngga akan tenggelam dan akan terbuang bersama cangkang,
losses pada claybath juga dapat dipengaruhi oleh adanya kerusakan pada claybath
itu tersendiri.
2. Analisis Total Kotoran (Dirt) Kernel
Kadar kotoran pada kernel dapat berupa batu, cangkang, nut utuh, nut
pecah, dan fibre. Kadar kotoran pada LTDS dan Silo dapat dipengaruhi oleh
efisiensi riple mill yang tidak mencapai standart, efisiensi riple mill yang tidak
mencapai standart dapat dipengaruhi oleh kualitas buah (buah mentah), Press
terlalu basah, rotor barr dan rotor plat pada mesin riple mill mengalami keausan
dan kebengkokan. Kualitas buah mentah akan mengakibatkan pada saat di stasiun
press akan menjadi basah sehingga masih banyak fibre yang masih melekat pada
nut sehinnga pada saat proses pemecahan di riple mill nut yang basah tidak akan
pecah dengan sempurna akibatnya banyak kernel yang masih melekat pada
cangkang dan akan menjadi kotoran di LTDS dan silo karnel. Kerusakan pada
riple mill juga akan mengakibatkan banyaknya nut yang tidak pecah sehingga
hanya akan menjadi kotoran di LTDS dan silo.
Hubungan efisiensi riple mill dengan kadar kotoran sebagai
berikut: Tabel 10. Efisiensi Riple mill Tanggal 14 April -18 Maret 2022
Tanggal 14 Mart 2022 15 Mart 2022 16Mart 2022 17 Mart 2022 18 Mart 2022

Efesiensi
97,9 98,5 98,7 98,15 98,6
Riple Mill
rata-rata 98,37

Tabel 11. Hubungan Efisiensi Riple Mill Dengan Kadar Kotoran Pada Kernel To
Bunker Tanggal 14 April – 18 April 2022
Tanggal Efisiensi Riple mill Kadar Kotoran Silo
14 Mart 2022 97,9 6,25
15 Mart 2022 98,5 6,10
16Mart 2022 98,7 6,34
17 Mart 2022 98,15 6,44
18 Mart 2022 98,6 6,81
Rata-Rata 98,37 6,38
126

Keberhasilan pemecahan nut di ripple mill diukur dari tingkat efisiensi


kinerjanya. Dimana nut yang pecah di ripple mill harus mencapai standar yang
ditentukan oleh mekanisme pemecahan ripple mill dengan cara menekan biji
dengan rotor pada dinding yang bergerigi dan menyebabkan pecahnya biji.
(Anshar,
M. 2017). Efisiensi pemecahan biji dipengaruhi oleh ;
1. Kondisi ripple mill, keadaan plat yang bergerigi tumpul dan rotor yang
bengkok akan menyebabkan pemecahan tidak efektif sehingga inti tidak
optimal lepas dari cangkang menyebabkan tingginya kotoran.
2. Jarak rotor dengan plat yang terlalu rapat akan menyebabkan presentase biji
yang remuk cukup tinggi dan bila jarak terlalu renggang maka pemecahan
biji tidak sempurna.
3. Putaran rotor yang terlalu cepat akan menghasilkan biji yang hancur dan
putaran yang rendah menyebabkan biji tidak pecah
4. Bentuk biji, ukuran biji yang heterogen, bentuk biji tang gepeng dan lonjong
akan menyebukan efisiensi pemecahan rendah.
Faktor diatas merupakan faktor yang menentukan keberhasilan efisiensi dari
riple mill, efisiensi pada riple mill akan berbanding lurus dengan kadar kotoran
yang dihasilkan.

3. Analisis Kadar Air Kernel


Tabel 12. Hasil Pengamatan Uji Kadar Air
Nama Berat B.Cawan B.Cawan+Sampel B.Cawan+Sampe Kadar
Sampel Kosong sebelum Oven l setelah Oven Air
(gram) %
Kernel 20,0633 50,6143 70,6776 69,7318 4,7
Produksi

Cara pengeringan didalam oven digunakan dalam penentuan kadar air. Di


PT. SMJL dalam menganalisa kadar air adalah analisa gravimetri. Analisa
gravimetri merupakan analisa yang didasarkan pada jumlah penimbangan, dalam
hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Dalam
analisa ini, penentuannya dengan menghitung selisih berat bahan sebelum dan
sesudah di oven. Pengujian kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus:
127

(B.Cawan+Sampel Sebelum Oven)−(B.cawan+Sampel setelah oven


)% Air = x 100 %
B.Sampel

(70,6776)−(69,7318 )
= 20,0633 x 100 % = 4,7%
128

BAB V
PENUTU
P

5.1 Kesimpulan
Perusahaan industri kepala sawit adalah Proses pengolahan bahan baku
material Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Porduk setengah jadi yakni Crude
Palm Oil (CPO) dan Kernel (PKO). Dimana ada beberapa komponen yang terlibat
didalam suatu perusahaan yaitu, Divisi Proses, Laboratorium Bengkel, Gudang
dan bagian sarana pendukung. Setiap Divisi memiliki tugas dan wewenang
masing- masing guna untuk mencapai tujuan Perusahaan.
Dalam pengolahan buah kelapa sawit akan melewati berbagai tahap dari
buah masuk sampai menjadi produk seperti CPO ataupun kernel, dan dalam
proses produksi ini dibtuhkan berbagai keterampilan yang harus dimiliki oleh
pekerja agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Koordinasi antara divisi
yang ada dalam suatu perusahaan akan menentukan keberhasilan dan kelancaran
dalam proses produksi. Setiap divisi harus menajalankan tugas dan tanggung
jawab yang telah dimiliki. Koordinasi yang baik akan meningkatkan hasil
produksi ataupun kuantitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Mutu kernel menjadi penentu keberhasilan dalam produksi kernel,mutu
kernel didasarkan dengan parameter kadar air, asam lemak bebas dan Kotoran.
Berbagai faktor keberhasilan pencapaian Mutu kernel yaitu proses pengolahan
yang kurang cermat dapat mengakibatkan naiknya kadar air, ALB dan Kotoran.
Selain itu faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk adalah fasilitas
operasi, peralatan dan perlengkapan, pekerja/staf organisai dan bahan
baku/material. Produk kernel ditetapkan dengan Kadar air 8%, ALB 4% dan
Kotoran 8%.
Kenaikan kadar asam lemak bebas pada kernel dipengaruhi oleh banyak
faktor, Penyimpanan yang kurang baik atau kotor berpotensi menyebabkan
kenaikan kadar ALB pada kernel, adanya kebocoroan pada Bin sehingga udara
luar masuk kedalama bin, pengiriman dan pengeringan dari silo kurang matang
sehingga pada inti masih lembab maka terjadi penguapan didalam bin sehingga
inti kernel berjamur dan berpotensi perkembangbiakan mikroorganisme.
Temperaur pada silo
129

harus benar-benar diperhatikan karena sangat mempengaruhi pada hasil akhir


kernel khusunya pada kualitas kernel.
Cangkang dan zat pengotor lain yang masih terdapat dalam inti kering dapat
dipisahkan atau dipilih manual. Jika kadar zat pengotor terlalu tinggi maka akan
mempercepat keausan mesin pemecah inti sawit dan menyulitkan pembentukan
pellet dari bungkilnya Kadar zat pengotor dalam inti sawit sedikit banyaknya ada
hubungannya dengan kotoran inti yang rendah, namun bisa juga keduanya sama-
sama tinggi Sedangkan kernel yang yang tidak memenuhuhi satandart SNI atau
standart perusahan seperti memiliki kadar kotoran yang tinggi maka hasil kernel
tersebut akan tetap dipasarkan atau dikirm keluar namun akan adanya potongan
harga tertentu sesuai kesepakatan perusahaan.
130

DAFTAR PUSTAKA

PT. Sakti Mait Jaya Langit. 2017. Standart Operational Prosedure (SOP)
Proses.PT. Sakti Mait Jaya Langit. Kapuas.
Josua Situmorang. 2020. Laporan Akhir Magang Pengolahan Kelapa Sawit Dan
Mutu Kernel. Universitas Palangka Raya. Palangka Raya.
Dea Rahmadini. 2020. Laporan Akhir Magang Pengolahan Kelapa Sawit Dan
Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Universitas Palangka
Raya. Palangka Raya.
Henni, Harisandi. 2008. Pengaruh Waktu, Tempratur dan Tekanan Terhadap
Kehilangan Minyak Pada Air Kondenset dengan Perebusan Sistem Tiga
Puncak di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing
Tinggi. Medan : Universitas Sumatera Utara
Kurniati, Yenni, Wahono Hadi Susanto. 2015. Pengaruh Basa NaOH dan
Kandungan ALB CPO Terhadap Kualitas Minyak Kelapa Sawit Pasca
Netralisasi. Malang: Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas
Brawijaya
Naibaho, P.M.1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan : Pusat
Penelitian Kelapa Sawit.
Naibaho, P.M., 1990. Penggunaan Minyak Sawit Sebagai Sumber Provitamin A
dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Minyak Sawit. Pusat
Penelitian Perkebunan Medan. Medan.
Ooi, et al.1996. Refining of Red Palm Oil. Elais: 8: 20-28
Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
Setyamidjaja, Djoehena. 1991. Kelapa Sawit. Yogyakarta: Kanisius.
Vincent, Christine Jamie., Rosnah Shamsudin dan Azhari Samsu Baharuddin.
2014. Pre Treatmen of Oil Palm Fruit : A review. Journal of Food
Enginering 143, hal 123-131
Zahra, Anida. 2018. Sterilisasi Buah Kelapa Sawit Menggunakan Microwave
dengan Proses Kontinyu : Efek Waktu Tinggal pada Kualitas Minyak.
Dapertemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik : Universitas Sumatera
Utara.
131

LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan
1. Foto Hari Pertama Pengenalan Pabrik Bersama Asisten Proses

2. Foto Penaburan Alum dan Cashflock Pada WTP


132

3. Foto Presentasi Akhir Bersama Askep

4. Foto Menganalisa Total Dirt/Kotoran pada Nut Hasil Dari Proses Stasiun Press
133

5. Foto Analisa Kadar Air Pada Kernel

6. Foto Pemberian Plakat/Cendara Mata Kepada Askep PT.SMJL


134

7. Foto Penginputan Data Barang Masuk (TBS) Bersama Operator Timbangan

Anda mungkin juga menyukai