PENDAHULUAN
I-1
I-2
Pendahuluan
pertama, Ir. Soekarno. PT Madu Baru Yogyakarta dibangun di atas lokasi bangunan
Pabrik Gula Padokan, di mana pabrik tersebut merupakan salah satu di antara 17
pabrik gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan
Belanda, namun kemudian dibumihanguskan pada masa penjajahan Jepang.
Perusahaan ini berstatus Perseroan Terbatas, di mana pada mulanya diberi nama
Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT (P2G Madu Baru PT) dan memiliki dua pabrik,
yaitu Pabrik Gula (PG) Madukismo dan Pabrik Alkohol/Spiritus (PS) Madukismo
PG Madukismo menjadi perusahaan negara pada tahun 1962, setelah
berlakunya peraturan Perkebunan Negara, dinaungi oleh Badan Pimpinan Umum-
Perusahaan Negara (BPU-PPN) dalam Direksi Aneka Gula. Pada tahun 1967, mulai
berlaku Inpres No. 7 tahun 1967 tentang pengesahan pengelolaan Perusahaan
Negara, sehingga pada tahun 1969 BPU-PPN dibubarkan. Pabrik-pabrik gula di
Indonesia diperbolehkan memilih tetap sebagai Perusahaan Negara atau keluar
menjadi perusahaan swasta. PT Madu Baru Yogyakarta memillih menjadi perusahaan
swasta sejak tahun 1969 hingga 1984, dengan susunan Direksi yang dipimpin oleh
Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Presiden Direktur.
Pada tanggal 4 Maret hingga 24 Februari 2004, PT Madu Baru Yogyakarta
mengadakan kontrak manajemen dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia, yang
merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) milik Departemen
Keuangan RI. Sejak saat itu, PT Madu Baru Yogyakarta menjadi perusahaan mandiri
yang dikelola secara profesional dan independen.
Sejak awal pendirian pabrik, 75% saham merupakan milik Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dan 25% sisanya merupakan milik Pemerintah RI. Namun,
pada saat ini telah diubah menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwono X dan
35% milik Pemerintah, yang dikuasakan kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(RNI), yang merupakan salah satu BUMN milik Departemen Keuangan RI.
I.4.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari PT Madu Baru Yogyakarta adalah menjadikan PT Madu Baru (PG/PS
Madukismo) perusahaan agroindustri yang unggul di Indonesia dengan petani
sebagai mitra sejati. Misi yang dibawa oleh PT Madu Baru adalah sebagai berikut:
1. Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan
masyarakat dan industri di Indonesia.
Sekretaris
Dewan
Komisaris
Direktur
Kepala
SPI
Kegiatan bagian administrasi selalu dilakukan dan tidak bergantung pada masa
giling, yang meliputi kegiatan pembelanjaan bahan baku atau komponen mesin
pabrik, serta penjualan dan pemasaran gula dari pabrik ke konsumen.
I.4.7 Fasilitas
Demi menjamin hak karyawan perusahaan, PG Madukismo memberikan
fasilitas-fasilitas berupa :
1. Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk seluruh
karyawan
2. Hak Pensiun bagi karyawan tetap
3. Program Taskat (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua) untuk karyawan
kampanye
4. Koperasi karyawan dan pensiunan PT Madu Baru (Kopkar Bina Usaha)
5. Perumahan dinas untuk karyawan tetap
6. Poliklinik dan klinik KB perusahaan untuk seluruh karyawan dan keluarga
7. Biaya pengobatan
8. Pakaian dinas bagia karyawan tetap, kampanye, dan musiman
9. Rekreasi karyawan dan keluarga
10. Gedung Serba Guna (Madu Chandya)
11. Sekolah Taman Kanak-Kanak untuk karyawan dan umum
12. Sarana ibadah (berupa masjid) untuk karyawan dan umum
13. Sarana olah raga dan kesenian untuk karyawan dan umum
I.4.8 Produk yang Dihasilkan
Produk utama PG Madukismo adalah gula kristal. Selain itu dihasilkan produk
samping berupa ampas, tetes, dan blotong. Limbah yang dihasilkan berupa limbah
padat, cair dan gas.
1. Produk Utama
PG Madukismo menghasilkan gula kristal putih jenis SHS I sebagai
produk utama. Analisa kualitas gula dilakukan secara berkala dalam
laboratorium pabrik, meliputi analisa polarisasi, kadar air, kadar abu
kandungan SO2, berat jenis butir, dan sebagainya. Produk samping yang
diperoleh berupa ampas tebu, blotong dan tetes. Ampas tebu yang dihasilkan
digunakan sebagai bahan bakar stasiun ketel, sebanyak 3% dari tebu yang
digiling per hari. Sedangkan blotong, dihasilkan sebanyak 44,5% dari tebu
yang digiling setiap harinya, dimanfaatkan sebagai pupuk untuk lahan tebu
yang dikelola oleh para petani PG Madukismo. Tetes yang dihasilkan dari
stasiun kristalisasi digunakan sebagai bahan baku dalam Pabrik Spiritus
Madukismo.
Program Studi D3 Teknik Kimia Laporan
Kerja Praktek
FTI-ITS PG Madukismo
Yogyakarta
I-12
Pendahuluan
2. Produk Limbah
Limbah yang dihasilkan PG Madukismo dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu:
1) Limbah Padat
Blotong
Abu
2) Limbah Cair
Limbah cair nonpolutan (berasal dari kondensor, air pendingin tobong
belerang, air pendingin pompa vakum, air pending sublimator, air
injeksi).
Limbah polutan (berasal stasiun gilingan, stasiun pemurnian dan air
semprotan dari dust collector).
3) Limbah Gas
Gas SO2
Gas hasil pembakaran ketel
I.4.9 Pemasaran
Gula yang dihasilkan oleh PG Madukismo dipasarkan secara bebas, dengan
sistem yang diterapkan oleh perusahaan adalah DO (Delivery Order). Sistem ini
diberlakukan dengan menyalurkan langsung ke retail atau distributor penampung
yang telah memesan dengan kemasan yang dibedakan. Kemasan karung sebesar 50
kg (netto) untuk distributor curah dan kemasan 1 kg untuk retail. Pemasaran
dilakukan oleh RNI melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang
perdagangan, yaitu PT. Rajawali Nusindo. Gula milik petani diserahkan dan dijual
kembali oleh petani, dengan sistem bagi hasil gula yaitu 65% untuk petani dan 35%
untuk pabrik.