TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT. PG. Rajawali 1 Unit PG. Krebet Baru Malang
PG Krebet Baru berdiri sejak pemerintahan Hindia Belanda tahun 1906 yang kemudian
dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern hingga pada tahun 1947 pada masa perang (clash 1) pabrik
mengalami kerusakan yang parah, sehingga tidak beroperasi lagi. Atas desakan IMA
PETERMAS (Indonesia Maskapai Andal Koperasi Pertanian Tebu Rakyat Malang Selatan),
maka diadakan perbaikan oleh Oei Tiong Ham Concern yang bekerja sama dengan Bank
Industri Negara pada tahun 1953. Pada tahun 1961 perusahaan diambil alih oleh Negara
Republik Indonesia berdasarkan keputusan Pengadilan Ekonomi Semarang No.32/1961 Eks
tertanggal 10 juli 1961, Jis putusan Pengadilan Ekonomi Semarang No.16/1961 pld PT
E.K.S.MG tertanggal 20 Oktober 1962 dan Mahkamah Agung Republik Indonesia
No.5./Kr/K/1963 tertanggal 27 April 1963, di bawah pengawasan Menteri/Mahkamah Agung.
Pada tanggal 20juli 1963, di bawah pengawasan Menteri/Jaksa Agung kepada Menteri Urusan
Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan (P3), sekarang Departemen Keuangan Republik
Indonesia. Pada tahun 1964 oleh Departemen Keuangan Indonesia dibentuk PT Perkembangan
Ekomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia yang disingkat PT Rajawali Nusantara
Indonesia, Untuk aktivitas aex.Oie Tiong Ham Concern.
Berdasarkan Undang Undang No.6 tahun 1968 Peraturan Pemerintah No.5 tahun 1974
PT Rajawali Nusantara Indonesia disesuaikan bentuk hukumnya menjadi perusahaan Pereroan
(Persero) dengan nama yang sama. PT (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia merupakan
induk Perusahaan (Holding Company) terhadap anak-anak Perusahaan sebagai berikut :
1. PT. PG. Rajawali I (Industri Gula,Partikel Board) Surabaya
2. PT. PG. Rajawali II (Industri Gula) Cirebon
3. PT. PG. Candi Baru, Sidoarjo
4. PT. Perkebunan Mitra Ogan, Sumatra Selatan
5. PT. Perkebunan Mitra Kerinci,Sumatra Barat
6. PT. PG. Mau Baru (Industri Gula) Jogyakartya
7. PT. Trophy Rajawali Banjaran (Industri Alat Kesehatan) Jakarta
8. PT. Phapros (Industri Farmasi0 Semarang)
9. PT. Mitra Rajawali Banjaran (Industri Kondom Dan Alat Suntik Skali Pakai) Bandung
10.PT. Rajawali Nusindo (Pengadaan Umum) Jakarta,Kantor cabang hampir diselluruh
wilayah indonesia
11.PT. GIELB Indonesia (Perdagangan Umum) Bali
12.PT. Rajawali Citra Mas (Industri Karung Plastik) Mojokerto
13.PT. Rajawali Tanjungsari (Industri Kulit Hewan) Sidoarjo
Kepemilikan saham PT (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia terhadap Pabrik Gula
Krebet Baru sebagai anak perusahaanya berupa 100% saham, sehingga dalam pengelolaanya
tidak dipungut biaya managemen (management fee), namun seluruh biaya dialokasikan
kepada dua pabrik gula masing-masing pabrik. Selama Pelita 1 pada tahun 1968 kapasitas
produksi hanya 1.600 TCD, namun dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman
modal dalam negeri pada tahun 1974, Kapasitas ditingkatkan menjadi 2.000 TCD. Peningkatan
produksi hanya dilakukan dengan perbaikan dan penggantian instalasi yang sudah tua. Pada
tahun 1976 didirikan unit baru pabrik gula lama, dengan nama PG. Krebet Baru II, Dengan
kapasitas giling 3.000 TCD, untuk tebu rakyat yang mengalami peningkatan budidaya PG.
Krebet Baru II diresmikan pada tanggal 17 juli 1976 oleh menteri keuangan RI Prof.Dr.Ali
3
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Wardana. Dengan demikian terdapat 2 unit pabrik dibawah naungan PT.PG.Rajawali yaitu
PG.Krebet Baru I dan PG. Krebet Baru II, dengan total kapasitas giling 5000 TCD (50000 Kw
perhari).
PG Krebet Baru merupakan unit pabrik gula terbesar di lingkungan PT. PG Rajawali I
dan merupakan perusahaan di bidang agro industri, yaitu pengolahan tebu menjadi gula.
Dalam jangka empat tahun, pada tahun 1957 PG Krebet Baru sudah dapat memproduksi gula
dengan kualitas Superior High Sugar (SHS). dimana sejak pembangunan kembali hanya
mampu memproduksi High Sugar (HS). Sehingga sampai pada tahun 1961 pemerintah RI
mengambil alih semua perusahaan Oei Tiong Ham Concern, sedangkan kegiatan perusahaan
tetap berjalan dibawah pengawasan Menteri/ Jaksa Agung RI.
Tahun 1963 perusahaan dan pengelolaan atas harta kekayaan ex. Oei Tiong Ham
Concern diserah terimakan dari Menteri/ Jaksa Agung RI kepada Menteri Urusan
Pendapatan, pembiayaan dan pengawasan (P3) atau sekarang disebut Departemen
Keuangan RI. Satu tahun kemudian oleh Departemen Keuangan RI dibentuk PT. Perusahaan
Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia disingkat PT.
Rajawali Nusantara Indonesia yang merupakan badan usaha milik negara untuk melanjutkan
aktivitas usaha ex. Oei Tiong Ham Co.
Pada saat itu hingga sekarang PG. Krebet Baru merupakan unit usaha PT. PG. Rajawali
1 yang merupakan anak perusahaan dari PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai
perusahaan induk (Holding Company) berkedudukan di Jakarta, bertindak sebagai pemegang
saham yang tidak menjalankan aktivitasnya sendiri. PT. PG. Rajawali 1 sendiri pada mulanya
bernama PT. PG. Krebet Rejo Agung yaitu penggabungan (Merger) antara PG. Krebet Baru
dan Rejo Agung atas arahan dan persetujuan Menteri Keuangan RI selaku pemegang saham
dengan surat No. 560/ MK. 016/ 1995 tanggal 19 September 1995.
Penggantian nama PT. PG. Rajawali 1 sesuai dengan akta notaris Sutjipto No. 91
tanggal 28 Agustus 1996 yang disahkan Menteri Kehakiman RI No. C2-9513.HT.01.04.TH.96
tanggal 15 Oktober 1996. penggabungan usaha tersebut berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari
1996. Urusan manajemen diserahkan pada PT. PG Rajawali 1 di Surabaya. Sedangkan
kegiatan operasionalnya dilakukan oleh anak perusahaan yaitu PG. Rejo Agung Baru di
Madiun dan PG. Krebet Baru itu sendiri. Tahun 1968 kapasitas giling PG. Krebet Baru sudah
bisa mencapai 1.600 TCD (Ton Cane Per Day). Dengan fasilitas pemerintah dalam rangka
penanaman modal dalam negeri maka pada tahun 1947, kapasitas giling ditingkatkan menjadi
2000 TCD. Hal ini disebabkan oleh adanya perbaikan dan pergantian mesin-mesin yang sudah
tua. Tahun 1976 dibangun pabrik gula dengan nama PG Krebet Baru II untuk menggantikan
pabrik gula yang lama. Tetapi atas permintaan Gubernur agar pabrik gula yang lama tetap di
operasikan, sehingga kapasitas 5000 TCD dan PG. Krebet Baru II. Total tanaman tebu rakyat
yang bisa dilayani menjadi 12.000 Ha. Dilihat dari manajemen, bahan baku, tenaga kerja, dan
lingkungan sekitar pabrik, maka dapat dipaparkan faktor-faktor urgen pada PG. Krebet Baru
antara lain:
1. Bahan Baku
Bahan baku diperoleh dari petani sekitar. Luas areal tanaman tebu milik petani
yang diolah pabrik adalah 15.000 Ha tersebar di 16 Kecamatan yaitu Bululawang,
Gondanglegi,Turen, Wajak, Dampit, Ampelgading, Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan,
Pagak, Bantur, Gedangan, Singosari, Dau, Lawang, Donomulyo, dan Lowokwaru.
2. Tenaga Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja baik pimpinan maupun karyawan
pelaksana mudah diperoleh. Tenaga kerja pimpinan diatur oleh direksi, sedangkan untuk
tenaga kerja pabrik diperoleh dari lokasi sekitar pabrik, sehingga tidak kesulitan bila
sewaktu waktu dibutuhkan dan jauh lebih mudah dan murah (efisien).
4
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
3. Air
Air merupakan kebutuhan mendasar pabrik sebagai bahan pendingin mesinmesin,
bahan pembantu proses produksi, pemurnian nira, penghasil uap air penggerak mesin,
dan kebutuhan MCK karyawan. Hal ini pabrik tidak mengalami kesulitan karena
diperoleh langsung dari sumber air di daerah Krebet yang sangat memadai. Adanya
sumber air yang debitnya cukup besar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
tersebut dalam menjalankan operasinya. Dalam hal ini air proses, air pendingin, sanitasi
dan air pengisian ketel.
4. Listrik
Untuk pemenuhan listrik pabrik, sepenuhnya bersumber dari PLN.
5. Transportasi
Transportasi juga merupakan hal yang penting dalam menentukan lokasi perusahaan.
Hal ini berhubungan dengan sarana pengangkutan produksinya. Untuk pengangkutan
bahan baku, hasil produksi, tetes, blotong, dan sebagainya cukup memadai karena selain
terletak di jalur utama tersedia lori dan truk dengan prosentase 20 % lori dan 80 % truk.
6. Masyarakat Sekitar
Selain banyak tenaga kerja dari masyarakat sekitar, kerjasama sosial maupun
ekonomi terjadi dengan baik dengan adanya layanan yang tersedia misalnya toko
kebutuhan pokok, biro jasa, usaha bercocok tanam atau sebagai pemasok tebu.
7. Faktor Tanah
Tebu (Saccaharum Officharum) merupakan bahan baku utama, tanaman tebu
disamping mambutuhkan jenis tanah yang subur untuk tumbuh dengan baik juga harus
mempunyai kadar gula (rendemen) yang memenuhi syarat, sedangkan area lahan tebu
petani yang menjadi pemasok tebu PG. Krebet Baru merupakan daerah aliran sungai
brantas yang secara geografis baik dan subur untuk tanaman tebu.
8. Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap bahan baku, terutama dalam
pertumbuhan tebu dan hasil rendaman tebu. Tebu pada masa pertumbuhan sangat
memerlukan air karena proses pertumbuhan tebu berhenti. Adapun unsur-unsur iklim
yang berpengaruh adalah : Tekanan udara, panas matahari, kelembaban, dan arah
kecepatan angin.
9. Faktor Pemasaran
Pemasaran gula PG. Krebet Baru tidak mengalami kesulitan yang berarti
karena manajemen sepenuhnya dipegang oleh induk perusahaannya yaitu PT. PG
Rajawali 1 di Surabaya yaitu dengan sistem lelang.
2.2 Visi dan Misi
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan PG. Krebet Baru mempunyai visi,
misi,motto, tujuan, dan budaya perusahaan sebagai berikut:
1. Visi (Vision):
Sebagai perusahaan terbaik dalam bidang Agro Industri, siap menghadapi tantangan
dan unggul dalam kompetisi global, bertumpu pada kemampuan sendiri (Own
Capabilities).
2. Misi (Mision):
5
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik dalam bidang Agro Industri, yang
dikelola secara profesional dan inovatif dengan orientasi kualitas produk dan pelayanan
pelanggan yang prima (exellent Customer Service) sebagai karya sumber daya manusia
yang handal, mampu tumbuh dan berkembang memenuhi harapan pihak-pihak
berkepentingan terkait (Stake Holder).
3. Motto:
A Commitment to Exellent (Tekad Berbuat yang Terbaik).
Tujuan Ideal (Goal):
a. Melaksanakan dan menunjang program pembangunan ekonomi nasional yang
berorientasi global, khususnya di sektor Agro Industri.
b. Memiliki pertumbuhan revenue diatas rata-rata agro industri dengan kinerja sangat
sehat secara berkesinambungan.
c. Menjadi perusahaan 5 terbaik yang bergerak dalam bidang agro industri.
d. Memiliki pelayanan pelanggan yang prima (Exellent Customer Service).
e. Unggul dalam menghadapi kompetisi pasar bebas dalam globalisasi.
f. Menjadi tempat berkarya yang aman dan nyaman bagi professional yang
berdedikasi tinggi.
6
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
7
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan (Accounting and Financial Manager)
Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan memiliki tugas :
1. Mengerjakan cash flow perusahaan dan tata buku perusahaan
2. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan Bank
3. Mengajukan rencana anggaran belanja kepada General Manager.
8
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB III
Proses Operasi
1. Stasiun Persiapan
2. Stasiun Penggilingan Tebu
3. Stasiun Pemurnian Nira
4. Stasiun Penguapan
5. Stasiun Pemasakan/Kristalisasi
6. Stasiun Pemisahan Kristal atau Putaran
7. Stasiun Penyelesaian
8. Limbah
9. Quality Control
Pos Gawang
Timbangan Timbangan
Meja Tebu
Truk kosong
Tebu menuju stasiun penggilingan
Gambar 3.1 Diagram Alir Pada Stasiun Persiapan
Pada saat pertama kali tebu yang diangkut menggunakan truk masuk ke pabrik,
akan langsung masuk menuju Pos Gawang. Pada pos ini tebu yang masuk akan dicek
terlebih dahulu. Pengecekan yang dilakukan meliputi :
1. SPTA ( Surat Perintah Tebang Angkut )
9
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
3.1.1.2 Penimbangan
Sebelum tebu masuk ke dalam pabrik, tebu harus ditimbang terlebih dahulu. Tujuan
penimbangan ini adalah :
Mengetahui bobot tebu yang masuk kedalam proses sehingga dapat diketahui
nilai rendemen tebu yaitu perbandingan antara gula yang dihasilkan dari proses
dengan tebu yang digiling.
Mengetahui biaya upah tebang yang dibayar
Mengetahui kapasitas gilingan pabrik
Perhitungan pengawasan proses lainnya.
Di PG Krebet Baru II,tebu yang masuk dengan truk harus melewati pos
seleksi I yang mengharuskan tebu masuk ke halaman pabrik mempunyai kadar brix
≥ 17. Jika tebu tidak mempunyai syarat, maka truk akan ditolak dan tidak mendapat
10
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
kartu antrian bongkar. Selanjutnya truk yang mendapatkan antrian bongkar berjalan
melewati timbangan bruto untuk ditimbang berat brutonya, kemudian truk harus
mengantri giliran bongkar muatan disebelah meja tebu. Truk yang telah kosong,
berjalan melewati timbangan tara untuk ditimbang berat kosongnya.
Adapun macam-macam timbangan yang ada di PG Krebet Baru II,yaitu :
Timbangan Bruto
Timbangan ini digunakan untuk menimbang berat truk beserta isinya sebelum
menuju pabrik.
Timbangan Tara
Timbangan ini digunakan untuk menimbang truk kosong yang telah keluar
dari pabrik.
Sistematika dari proses penimbang yaitu truk yang bermuatan tebu
masuk dan ditimbang dahulu dengan timbangan bruto dan spesifikasi truknya
dicatat secara komputerisasi dan online pada komputer timbangan tara,
kemudian truk menjalani antrian dan muatan tebu masuk dalam meja
tebu,sehingga berat truk kosong ditimbang dengan timbangan tara dengan
rumus :
Berat netto (berat tebu) = berat bruto (berat tebu + truk) – berat tara
(berat truk)
Timbangan Material
Timbangan ini berfungsi untuk menimbang bahan – bahan non tebu seperti
tetes,pasir, belerang, bagassilo, gula yang sudah dikemas, dan material lain
yang dibutuhkan pabrik.
2. Penyediaan tebu
Agar proses penggilingan dapat berjalan dengan lancar maka tebu
haruslah tetap tersedia untuk gilingan tebu satu hari dengan sisa persediaan
tidak terlalu banyak. Bila terlalu lama akan menyebabkan kerusakan sukrosa
yang semakin besar.
3. Analisa rendemen
11
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
12
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
13
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
14
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
15
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
16
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pengendapan kotoran
Setelah dari juice heater II, nira dialirkan menuju flash tank . Di
dalam flash tank terjadi aliran turbulen dan gas gas yang ada dalam nira
akan dihilangkan karena gaya sentrifugal, nira yang bersikulasi secara
berputar. Gas gas yang terkandung dalam nira dihilangkan agar tidak
mengganggu proses pengendapan.
Setelah dari flash tank, nira turun ke single tray dorr clarifier untuk
membantu proses pengendapan, dimana alirannya laminer. Pada dorr
clarifier ditambahkan flokulan pada tepi clarifier yang diinjeksikan dalam
masukan nira untuk mempercepat proses pengendapan. Flokulan yang
digunakan adalah poly acril amid (super floc). Fungsi dari door clarifier
adalah sebagai pemisah endapan atau kotoran dari reaksi sebelumnya.
Di dalam dorr clarifier berfungsi untuk menyempurnakan reaksi-reaksi
yang belum selesai disamping untuk membuat nira homogen. Disini nira
terpisah menjadi 2 yaitu nira jernih dan nira kotor, nira jernih masuk ke
DSM Screen untuk disaring kemudian ditampung di bak tunggu nira jernih
(Clear Juice Tank) yang selanjutnya dialirkan menuju ke unit penguapan .
sedangkan nira kotor yang kemungkinan masih mengandung gula dipompa
ke mixer untuk dicampur dengan ampas halus dam kemudian dialirkan ke
rotary vacuum filter untuk memisahkan gula dari kotoran atau blotong.
Nira yang tertapis kemudian di kembalikan ke Boulogne.
Proses ini dikenal dengan proses bleaching. Setelah keluar dari tangki
sulfitas, nira ditampung di tangki lain untuk dihilangkan kandungan
gasnya. Penguapan pada stasiun penguapan dilakukan secara bertahap
sehingga menjadikan aliran nira continue. Pemanasan berasal dari satu
sumber (pada PP1 – PP V) berupa uap bekas turbin uap yang masuk ke
PP1. Nira yang dipanaskan akan menghasilkan uap panas yang akan
digunakan sebagai pemanas nira pada PP II, uap nira dari PP III digunakan
untuk pemasan nira IV, begitu seterusnya hingga PP V. Sebelum nira
masuk ke stasiun penguapan nira terlebih dahulu dipanaskan oleh VK
(voor koker), dengan tujuan meringankan kerja stasiun penguapan.
Pemanasan yang menggunakan prinsip ini mengakibatkan
temperature pada PP yang jatuh dari sumber panas akan mengalami
penurunan,dan penguapan akan menurun. Maka pada pengeluaran uap nira
dai PP V dipasang pompa vacuum sehingga tekanan dalam tabung
17
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
18
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
19
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Reaksinya adalah :
1. Ca(OH)2 Ca2+ + 2 OH
SO2 + H2O H2SO3
H2SO3 2H+ + SO32-
2. Ca2+ + SO32 CaSO3
2 OH- + 2 H+ 2 H2O
20
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
tohor yang semula diberikan dalam bentuk hydroksida Ca(OH)2 (susu kapur)
dirubah menjadi bentuk Ca-Saccarat dengan tujuan :
a. Mempercepat proses reaksi penetralan nira (defekasi)
b. Mengoptimalkan pengeluaran kotoran dalam nira
c. Mengefisienkan penggunaan bahan pembantu proses
d. Meningkatkan kualitas dan produktivitas gula.
Melakukan perubahan sistem pemberian kapur tohor untuk menetralkan nira
(pH nira 7,0), semula diberikan dalam bentuk hydroksida Ca(OH)2 (susu kapur)
bersama-sama dengan nira mentah yang telah dipanasi 70̊ C - 75̊C pada peti
defecator II sampai pH nira 8,2 – 9,2, dirubah menjadi bentuk Ca-Saccarat dalam
static mixer. Dengan perbandingan susu kapur dan nira mentah 1:1.
Nira mentah dengan pH 7,0-7,2 dipanasi sampai dengan 70̊ C - 75̊C dalam juice
heater 70̊C sehingga dapat menyempurnakan reaksi serta dapat meminimalisir
kerusakan gula inversi. Kemudian nira mentah yang telah dipanaskan diinjeksikan
ke dalam pipa orifice kemudian bercampur dengan Ca-Saccarat sampai pH nira 8,5-
9,2 kemudian masuk kedalam tower NMS, dimana Ca-Saccarat ini ditambahkan
untuk membuat kelebihan ion Ca2+ dalam nira yang nantinya dinetralkan oleh gas
sulfit membentuk endapan CaSO3 merupakan endapan incompressible yang
menyelubungi endapan hasil proses defekasi, sehingga dapat meminimalisir kadar
kapur dan kotoran terlarut dalam nira.
21
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
22
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila
tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling
bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung
bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik
didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang
ke dalam gas dan "menguap".
Tujuan penguapan adalah untuk mengurangi kandungan air dalam nira encer. Nira
encer dengan konsentrasi 15-17 Brix diuapkan hingga 60 Brix nira mentah hasil
pemurnian, diturunkan kadar airnya dengan cara penguapan hingga mencapai
kekentalan yang diharapkan.
Evaporator
Merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan atau
sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga
hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, Proses yang terjadi di
dalam evaporator disebut dengan evaporasi. Pada dunia industri, manfaat dari alat
ini ialah untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut, pengurangan
volume cairan dan untuk menurunkan aktivitas air. Evaporator memiliki dua
prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang
terlarut dalam cairan. Pada umumnya evaporator terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Tempat penukar panas
2. Bagian evaporasi (tempat dimana liquid mendidih lalu menguap)
3. Bagian pemisah untuk memisahkan uap dari cairan
Hasil dari evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan larutan
yang telah dievaporasi biasanya terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Penguapan pada pabrikasi krebet baru 2 menggunakan evaporator
dengan system quintiple effect. Pemanas yang digunakan pada evaporator badan 1
adalah afblas ( uap bekas turbin ) sedang evaporator badan 2 hingga badan 4
adalah bleeding ( uap nira ). Proses penguapan dilakukan pada tekanan vakum
untuk menghindari terjadinya inversi karena pemanasan.
Dari segi metode pengoperasian, evaporator terbagi menjadi 3, yaitu :
a) Single effect evaporator (SEE), yaitu proses penguapan menggunakan leih
dari satu evaporator. SEE digunakan jika kapasitas koperasi relative kecil
dan biaya steam relative murah dibandingkan biaya evaporator.
b) Forward feed evaporator (FEE), yaitu proses penguapan menggunakan
lebih dari satu effect, diamana fresh feed ditambahkan pada effect pertama
dan mengalir ke evaporator selanjutnya, hal ini sama dengan aliran uap.
Metode ini digunakan untuk feed atau produk akhir dapat rusak pada suhu
tinggi. Suhu didih semakin lama semakin turun dari effect pertama hingga
terakhir.
c) Back feed multiple evaporator, yaitu proses penguapan menggunakan lebih
dari satu effect dimana fresh feed masuk evaporator paling akhir dan effect
yang paling dingin secara kontinyu hingga produk akhir meninggalkan effect
pertama. Metode ini digunakan jika fresh feed, sejumlah liquid panas hingga
tempertur dingin dan produk akhir yang dingin.
23
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
24
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
menghasilkan Einwurf D, Tetes dan Klare III. Einwurf D kemudian diambil untuk
memasak gula C. Yang hasil masakan C akan menghasilkan Einwurf C dan Stroop C.
Einwurf C diambil untuk memasak gula A yang nantinya akan menghasilkan gula
produksi (Gula SHS), Stroop A dan Klare I.
25
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
4. Setelah jenuh tambahkan fondan (bibit gula) kira-kira 600 ml. Semakin sedikit
fondan semakin lama prosesnya. Semakin banyak fondan semakin cepat
prosesnya.
5. Tunggu hingga bibitannya merata hingga bisa dilihat dengan sogokan.
6. Setelah merata kemudian naikkan volume dengan menggunakan Stroop A hingga
380 HL. Masak D2 Selesai.
7. Setelah volume naik hingga 380 HL. Pan 7 ini di oper ke pan 8 dan 9 sekitar 190
HL.
Masakan D1
1. D1 hasil operan dari D2
2. D1 terdapat di pan 8 dan pan 9
3. Setelah di oper kira-kira 190 HL, naikkan volumenya sampai puncak dengan
stroop C.
4. Kalau sudah tua, turun ke palung pendingin (trog D).
Masakan C
1. Masukkan nira kental separuh kaca.
2. Jenuhkan/tuakan hingga kental kira-kira bila ditarik dengan jari tidak putus 1 cm.
3. Masukkan babonan D, tuakan.
4. Tunggu hingga bibitannya merata hingga bisa dilihat dengan sogokan.
5. Setelah merata kemudian naikkan volume dengan menggunakan Stroop A hingga
380 HL. Masak C selesai.
6. Kalau sudah tua, turun ke palung pendingin (trog C)
Masakan A2
1. Ditarik bersamaan nira kental sama Einwurf C.
2. Komposisi :
a. Einwurf C = 100 HL
b. Nira Kental = 100 HL
3. Dituakan dan dibenggang gulanya (dibikin jarang). Ditambahkan nira kental dan
air panas untuk membersihkan benangannya.
4. Setelah tua/jenuh ditambahkan nira kental sepenuhnya, kalau waktunya mepet
secukupnya dipindah ke pan besar. Terkadang ditambah klare I biar awet kental.
5. Di A2 ini tidak ditambahkan bisulphite. Bisulphite hanya digunakan di D2.
6. Setelah di pan 2 ini gula A2 akan dioper ke pan 5. Setelah gula di pan 5 turun,
pan 2 pipanya dibuka, krengsengan dibuka, vacuum belakang ditutup, uap
ditutup. Gula A2 siap ke pan 5. (krengsengan untuk mendorong gula agar gula
turun dan untuk membersihkan pan).
Masakan A1
1. Gula A2 yang dioper di pan pan besar seperti 1,3,5 dinamakan gula A1.
2. Gula A1 yang sudah dioper kemudian dituakan, ditambahkan klare I dan nira
kental lagi.
3. Jika sudah tua, kemudian turun di palung pendingin (trog A).
4. Setelah itu, diputar di gula A kemudian gula SHS
Leburan : Babonan D (Einwurf D) dicampur sama nira kental di pan masak 6 atau
7 untuk nambah volume masakan A.
Remelt : Gula halus yang tidak sesuai produksi di lebur lagi dengan air panas.
Kemudian dibuat bahan tambahan gula A.
26
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
GR (Grade Receiver) : Gula D2 dipecah jadi 2 yaitu Gula D1 dan Gula D1. Gula
D1 ada 2 yang 1 masuk pan dan 1 masuk GR untuk menunggu yang di pan turun.
Apabila gula yang di pan turun, baru Gula D1 yang di GR masuk pan.Di GR ada
pengaduknya jenisnya Impeller.
27
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Untuk memisahkan Kristal gula dari stroop yang masih tertinggal maka
dilakukan :
Penyiraman Air
Lapisan gula yang sudah diputar akan mengering apabila disiram dengan air
dengan jumlah dan suhu tertentu sehingga stroop yang masih tertinggal dapat
terpisah.
Pemberian Steam
Pemberian steam mempunyai 2 tujuan, yaitu memisahkan stroop yang masih
tertinggal dan untuk pengeringan. Hasil pemutaran sangat tergantung pada
kekuatan sentrifugal pemutaran, keseragaman dan ukuran Kristal, viskositas,
serta tebal tipisnya lapisan gula.
28
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Tujuan dari pengemasan gula adalah menunjang agar gula bisa di distribusikan
ke konsumen dalam keadaan baik. Gula yang baik nantinya akan menjadi penilaian
konsumen untuk tetap menjalin hubungan yang saling menguntungkan. Nantinya
gula yang sudah dikemas akan diangkut ke dalam truck sehingga bisa di kirim ke
konsumen lebih cepat.
Pada proses pengemasan dilakukan pengayakan gula untuk mendapatkan produk
yang seragam. Sebelum diayak, gula dikeringkan dengan tujuan produk gula SHS
dapat tahan lama disimpan dalam gudang, karena gula yang basah dapat rusak akibat
aktifitas jasad renik. Kemudian gula produk (SHS) dikemas dan siap dipasarkan.
Sedangkan gula yang halus dan kasar dilebur lagi untuk dimasak bersama masakan
baru.
Stasiun ini merupakan stasiun yang terakhir dari proses pembuatan gula. Stasiun
ini menjalankan gula diatas talang goyang untuk mengeringkan sekaligus memecah
gula yang kristalnya saling lengket satu sama lain, gula yang berbentuk curah
dinaikkan menuju hammer screen untuk dipisahkan berdasarkan ukurannya dan
kemudian disimpan didalam silo untuk dilakukan pengemasan, sedangkan gula yang
ukurannya tidak sesuai standar akan dilebur kembali dimasukkan ke masakan A
sebagai induk, antara lain prosesnya :
29
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
a. Talang Goyang
Talang goyang berfungsi untuk mengeringkan sekaligus mencegah gula yang
kristalnya saling lengket satu sama lain menjadi kristal curah. Sistem kerja
talang goyang adalah menarik dan merendah kemudian mendorong dan
meninggi. Dalam stasiun ini gula di atas talang dapat bergerak satu arah, karena
saat talang menarik dan menurun gula dalam keadaan melayang di permukaan
talang, sehingga tidak ikut tertarik oleh garekan talang. Saat talang mendorong
dan meninggi, gula dalam keadaab terdesak oleh permukaan talang dan ikut
terbawa oleh gerak talang.
b. Elevator
Elevator ini digunakan untuk membawa gula curah dari talang goyang menuju
hammer screen yang lokasinya berada pada diatas silo gula. Elevator
berbentuk ember yang diletakkan pada rantai yang bergerak ke atas.
c. Hammer Screen
Hammer Screen adalah jenis ayakan yang memiliki tiga tingkat yaitu :
- Tingkat 1 untuk menyaring gula kasar
- Tingkat 2 untuk menyaring gula normal I
- Tingkat 3 untuk menyaring gula normal II
Gula yang lolos dari tingkat 3 adalah gula yang sangat halus sehingga bersama-
sama dengan gula kasar akan dilebur sebagai babonan masakan A (remel).
d. Silo
Silo adalah tabung penyimpanan gula sementara sebelum dilakukan
pengemasan. Silo pada PT. Rajawali PG Krebet Baru II ada dua unit, yaitu :
- Silo untuk gula normal ( ukuran paling besar)
- Silo untuk gula kasar (ukuran kecil)
Untuk menampung gula halus tidak dipergunakan sillo, akan tetapi langsung
ditampung pada bak gula halus di tempat penimbangan.
e. Timbangan Otomatis
Timbangan otomatis yang dipergunakan PT. Rajawali I PG. Kreber Baru II ada
dua unit yaitu:
- Unit I adalah timbangan tipe lama menggunakan sistem pneumatic yang
menggunakan pemberat sebagai indikator berat gula yang telah masuk ke
dalam karung. Apabila berat karung dapat menggangkat pemberat sampai ke
atas maka pemasukan gula dapat dihentikan karena telah mencapai 50 kg
dan cengkeraman penimbang pada karung harus dilepaskan.
- Unit II adalah timbangan jenis baru dengan sistem pneumatic. Indikator
barat dilakukan secara elektronik dan diolah secara digital. Sehingga gula
yang akan dimasukkan di dalam karung benar-benar akurat. Penimbangan
gula pada timbangan ini tidak langsung pada karung seperti timbangan unit
1 , akan tetapi terdapat neraca tersendiri di dalam timbangan. Apabila data
yang masuk dalam neraca sesuai dengan data yang dimasukan maka aliran
gula dari silo dihentikan dan gula dari neraca dilimpahkan menuju ke
karung.
f. Mixer
Mixer berfungsi untuk membuat gula kasar dan halus menjadi leburan dengan
penambahan air yang nantinya di alurkan menuju masakan A sebagai babonan.
Pengiriman leburan ini menggunakan pompa karena leburan yang dikirim
adalah leburan pekat.
30
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
g. Blower vacuum
Blower Vacuum berfungsi untuk menarik gula kasar dan gula halus agar dapat
masuk kedalam mixer
31
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
32
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
33
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
34
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
34
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
35
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
1. Operasi
Suatu kegiatan operasi apabila sebuah obyek (benda kerja) mengalami
perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengalami informasi pada
suatu keadaan juga termasuk operasi. Operasi merupakan kegiatan yang
paling banyak terjadi dalam suatu statsiun kerja. Dalam aplikasinya,
lambang ini juga biasa dipakai untuk menyatakan administrasi, misalnya :
aktivitas perencanaan atau perhitungan.
2. Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan
mengalami pemeriksaan untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang
ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek
atau membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar.
3. Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja atau
perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang merupakan bagian
dari transportasi. Bilamana gerakan perpindahan tersebut merupakan
bagian dari operasi atau inspeksi seperti halnya dengan loading atau
unloading material, maka hal tersebut bukan termasuk kegiatan
transportasi.
36
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
4. Menunggu/Delay
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja, atau
perlengkapan tidak melakukan apa-apa selain menunggu (biasanya
sebentar). Kegiatan ini menunjukkan suatu obyek ditinggalkan untuk
sementara sampai suatu saat dikerjakan atau diperlukan kembali.
5. Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk
jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil
kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur atau perijinan tertentu.
6. Aktivitas Gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antar aktivitas operasi dan pemeriksaan
dilakukan bersamaan pada suatu tempat kerja.
37
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB IV
LAPORAN AKTIVITAS HARIAN
Pada hari pertama PKN masih pengenalan staff serta pengenalan proses produksi gula
dengan terjun langsung ke dalam pabrik. Proses gula itu sendiri memiliki beberapa tahapan
proses produksi yang sering disebut stasiun.Stasiun meliputi stasiun gilingan,statsiun
pemurnian, stasiun penguapan,stasiun kristalisasi (masakan dan puteran),stasiun
penyelesaian(pengemasan gulayang telah diproduksi) dan yang terakhir stasiun boiler (ketel).
Setiap stasiun memeiliki fungsi yang berbeda. Hari pertama dijelaskan mulai dari
proses pemerahan tebu semaksimal mungkin hingga stasiun puteran yang berfungi untuk
memisahkan kristal gula dari larutan (stroop).
Pada hari ke-2 kegiatan dimulai dari stasiun gilingan yang merupakan stasiun pertama
dalam proses produksi gula. Alat-alat yang terdapat dalam stasiun ini yaitu pelepasan tebu
(Cane Unloading), Meja Tebu (Cane Table), Perata Tebu (Cane Leveller), Krepyak Tebu
(Cane Carrier), Pisau Tebu (Cane Cutter), Penumbuk Tebu (Unigrator), Roll Gilingan,
Intermediet Carrier, DSM Screen.
Alat yang pertama pelepasan tebu berfungsi untuk memindahkan tebu dari truk menuju
meja tebu dengan menggunakan bantuan alat Cane Crane,tebu setelah itu akan diposisikan
dengan tepat dan benar untuk masuk pada cane carrier,selanjutnya diperata tebu akan diratakan
tebal dan tipisnya dan dipotong 10 sampai 15 cm agar memudahkan proses penumbukan tebu
dan pemerahan nira. Setelah diperah niranya akan diangkut oleh alat intermediet carrier yaitu
untuk membawa ampas ke gilingan 1 sampai gilingan 5 dan disaring oleh DSM Screen.
Pada hari ke-3 menuju ke stasiun pemurnian. Dimana akan dimulai dari Boulounge
yang merupakan tempat penampungan sementara nira sebelum masuk ke Juice Heater. Pada
bolougne terdapat penambahan phospat dan kaporid yang berfungsi untuk membunuh bakteri.
Penambahan susu kapur yang berfungsi untuk menaikkan pH,mengendapkan kotoran nira
mentah serta menetralkan nira mentah yang bersifat asam dengan rentang pH 7,0 sampai dengan
9,0. Selanjutnya masuk pada Sulfur Tower yang digunakan untuk tempat reaksi antara nira
tersaccarate dengan belerang sampai tercapai pH 6,8 sampai 7,2.
38
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Di stasiun pemurnian ini terdapat 2 Juice Heater yang memiliki suhu yang berbeda,
yaitu Juice Heater yang pertama pada Tank Heater 3,4,5,6,7 bersuhu minimal 70oC sedangkan
Juice Heater yang kedua pada Tank Heater 1,2,8,9,10,11,12 suhu minimalnya 110oC. Juice
Heater sendiri memiliki fungsi untuk memanaskan nira dan membunuh mikroba pada nira dan
terdapat sekrap pembersih untuk membersihkan kerak yang menempel. Flash tank berguna
untuk mengatur percepatan aliran nira mentah dan menghilangkan gelembung-gelembung gas.
Selanjutnya SRI yang merupakan wadah untuk mengendapkan kotoran dengan penambahan
flokulan. Kemudian masuk pada DSM Screen untuk menyaring nira yang sebelumnya diproses
di SRI.
Proses selanjutnya terjadi pada vacuum filter, disini kotoran yang telah disaring pada
DSM Screen akan diolah kembali. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir terbuangnya nira
yang masih terkandung dalam kotoran atau biasa disebut dengan nira tapis. Sedangkan
kotorannya biasa disebut dengan Blotong.
Pada hari ke-4 di pos gawang ini terdapat pihak QC yang bertugas untuk menyeleksi
secara langsung truk tebu yang masuk dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan
yaitu Manis,Bersih,dan Segar serta brix batas atas varietas untuk jenis MA (Masak Awal)
minimal 17,untuk BL (Bululawang) minimal 16. Tebu bebas dari kotoran sebagai berikut :
bebas dari sogolan,pucukan,tali pucuk,akar,tanah dan bahan selain tebu itu sendiri.
Tebu yang lolos dalam seleksi akan masuk dan mengantri untuk ditimbang dengan
menggunakan timbangan bruto. Supir truk bisa memilih untuk dilakukan pembongkaran di KB I
maupun KB II yang diproses digilingan. Setelah tebu tersebut dikeluarkan,truk akan kembali
ditimbang pada timbangan tara yang bertujuan untuk melihat berapa kapasitas truk kosong yang
akan dihitung kembali untuk mendapatkan berat bersih (netto).
Pada hari ke-5 berkeliling ke Pos Rafakasi dan Pos ARI. Pos Rafaksi merupakan tempat
untuk melakukan penyeleksian tebu secara lebih terperinci sebelum masuk ke penggilingan.
Apabila tebu masih terdapat sogolan, pucukan, akar, daduk, dan kotoran lainnya. Maka, dalam
SPTA (Surat Perintah Tebang Angkut) akan langsung diberi potongan sesuai dengan keadaan
lapangan.
Pada Pos 5 ARI (Analisa Rendemen Individu) merupakan tempat untuk menganalisa
kualitas NPP (Nira Perahan Pertama), serta mengetahui % Brix dan % Pol. Data analisa NPP
diurutkan sesuai dengan nomor antrian truk. Di sini menggunakan 2 alat analisa, yaitu Sucromat
dan Refractometer. Sucromat dan Refractometer berfungsi untuk mengetahui % Pol dan % Brix
dalam suhu tertentu. Nira dapat dikatakan bagus apabila % Pol > 50% dan % Brix > 17%.
39
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pada hari ke-7 PKN melihat proses pembuatan susu kapur, dimana yang akan
digunakan untuk menaikkan pH nira yang asam agar mencapai pH 7. Pertama, kapur tohor
digiling, kemudian dicampurkan air panas. Kapur yang larut (susu kapur) akan dialirkan menuju
tangki besar, sedangkan batu atau yang menggumpal akan dialirkan keluar dan dibuang. Susu
kapur yang terkumpul harus dalam kadar Baume 10. Setelah itu susu kapur dialirkan dan
dicampurkan dengan nira, campurkan ini disebut dengan Saccarate.
Pada Stasiun Masakan, alur dimulai dari pembuatan gula D untuk bahan pembuat gula
C. Selanjutnya, gula C akan digunakan untuk pembuatan gula A dan gula A akan langsung
diproses pada Stasiun Putaran.
Pada pos ini seluruh limbah cair dari pabrik akan mengalir ke tempat penampungan
limbah pertama. Di sini, tempat penampungan diberi sekat yang berfungsi untuk menyaring
sampah (bukan liquid) yang terikut saat proses pembuangan ataupun saat dialirkan. Selanjutnya,
limbah akan masuk menuju Equalizer untuk dilakukan penstabilan pH limbah menjadi pH 7-8.
Penstabilan pH dilakukan dengan menambahkan susu kapur.
Setelah itu, limbah masuk menuju kolam Aerasi. Dimana kolam Aerasi dibagi menjadi
3 bagian, yaitu : Aerasi I, Aerasi II dan Aerasi III. Pada kolam Aerasi ditambahkan bakteri Inola
yang bertujuan untuk membersihkan kandungan kimia pada limbah. Kemudian, limbah akan
masuk pada kolam pengendapan untuk dilakukan pengendapan kotoran. Di sini diberi ikan yang
berfungsi sebagai indicator untuk mengetahui apakah limbah sudah terbebas dari bahan kimia.
Setelah dari kolam pengendapan, air akan dialirkan menuju bak filtrasi yang berfungsi untuk
menjernihkan air limbah. Sebelum dibuang menuju sungai, air akan dilakukan pengecekan pH
kembali. Hal tersebut bertujuan supaya air yang dibuang menuju sungai benar-benar telah
memenuhi standart dan baik untuk lingkungan.
Pada hari ke-9 ke Stasiun Penguapan untuk mengetahui proses penguapan yang dimulai
dari nira encer dengan rentang pH 7,0-7,2 yang dialirkan ke Pre-evaporator (Voor Cooker)
untuk dilakukan pemanasan pertama dengan suhu 120oC dan tekanan 0,9 cmHg dengan
menggunakan uap turbin gillingan (afblash). Nira masuk melalui bagian bawah evaporator dan
uap afbalsh masuk melalui bagian bawah tromol dan melewati sela-sela pipa sehingga terjadi
perpindahan panas dari uap ke nira tanpa terjadi pencampuran antara nira dan uap panas. Untuk
40
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
3 badan terakhir diberi tekanan vacuum untuk membantu proses penguapan agar terjadi lebih
cepat. Dimana setiap badan evaporator memiliki tekanan vacuum yang berbeda-beda
menyesuaikan ketebalan nira yang masuk. Sedangkan, untuk badan yang lain hanya
menggunakan tekanan uap.
Untuk uap bekas Pre-evaporator akan dialirkan ke stasiun masakan, dan juice heater.
Setelah digunakan untuk memanaskan, uap yang menurun suhunya diubah menjadi air
kondensat yang kemudian digunakan sebagai air pengisi ketel.
Stasiun penguapan merupakan perihal penting dari proses produksi gula. Oleh karena
itu, hal-hal yang mempengaruhi proses penguapan, yaitu : badan pemanas, vacuum yang
mempengaruhi tinggi rendahnya hampa adalah tinggi rendahnya air pendingin (injeksi) serta
jumlah air pendingin yang digunakan, Pengeluaran kondensat harus lancar, pengeluaran gas tak
terembunkan (Amoniak) jika tidak dikeluarkan melalui pipa gas tak terembunkan akan
menurunkan koefisien perpindahan panas yang dipindahkan uap pemanas ke nira, pengaruh
kerak dalam pipa pemanas dapat menghambat penjalaran panas ke dalam nira yang akan
menyebabkan terbentuknya lapisan film air serta kotoran minyak, pengaturan proses (level nira
dalam badan distribusi tekanan). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan yaitu :
1. Titik Didih
Dengan adanya kenaikan temperature akan semakin cepat dalam mencapai titik
didihnya
2. Luas Permukaan Cairan
Semakin luas permukaan cairan, maka lebih banyak molekul yang mendapatkan
kesempatan untuk mendapatkan cairan
3. Besar Kecilnya Tekanan
Makin rendah tekanan makin rendah titik didihnya. Untuk mencapai titik didih yang
terlalu tinggi, maka tekanan permukaan cairan harus lebih rendag dari 1 atm.
41
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dalam mencapai tujuan proses kristalisasi terlebih dahulu mengetahui dan memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses kristalisasi antara lain sebagai berikut :
1. Konsentrasi Larutan
Agar tercapai proses pengkristalan yang lebih cepat diperlukan larutan pada kejenuhan
yang tinggi dikarenakan kandungan yang sukrosanya lebih besar.
2. Kandungan Kotoran
Adanya kotoran yang terdapat pada bahan yang akan menyebabkan naiknya viskositas
yang berakibat turunnya nilai kemurnian.
3. Kualitas Nira kental dan tekanan uap pan.
Pada proses kristalisasi sangatlah menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan.
Sehingga pada kondisi kristalisasi suhu dikontrol agar kualitas sukrosa tidak rusak dan tidak
menurunkan mutu kristal pada gula. Maka dari itu tekanan vacuum yang digunakan 65 mmHg
agar titik didihnya tidak turun dan suhu yang lebih rendah juga akan menurunkan solubility
sukrosa pada larutan induk. Terdapat 2 tahapan proses kristalisasi yaitu : tahap pembentukan inti
kristal dan tahap pembesaran kristal.
Pada proses ini merupakan syarat utama terbentuknya Kristal dari suatu larutan induk
yang harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh (super saturated), dikarenakan pada saat kondisi
lewat jenuh pelarut (solvent) mengandung zat terlarut (solute) melebihi kemampuan pelarut
untuk melarutkan solute. Di stasiun masakan ini, nira kental dibuat lewat jenuh dengan 2 cara,
antara lain : pengurangan solven dan menurunkan solubilitas.
42
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pada stasiun pembangkit tenaga uap atau yang sering disebut stasiun ketel (Boiler)
merupakan tempat untuk memproses air menjadi uap bertekanan tinggi sebagai penggerak
turbin maupun untuk keperluan memproses gula serta tenaga yang dibutuhkan di pabrik gula
berupa gerak dan tenaga panas. Uap yang dihasilkan masih merupakan uap yang lewat jenuh
(superheated steam) yang akan digunakan untuk tenaga penggerak turbin. Steam tersebut
bersifat jenuh (saturated) yang akan digunakan sebagai media pemanas dan adapun pengadaan
tenaga pada proses produksi gula yang didapatkan dengan tenaga uap dari beberapa mesin
tenaga uap, yaitu :
1. CCJT 2 buah
2. Ketel Yoshimine 1 buah
3. Ketel Maxitherm 1 buah
Pada hari ke-19 melakukan perekapan data rendemen batu kapur di Quality Control
yang meliputi data pengiriman, tanggal pengiriman, nomor kendaraan, No.Struk, jam sampling
43
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
datang, asal, tujuan, hasil pengendapan dan Be (Viskositas Kekentalan) serta tujuan dari data ini
untuk diketahui hasil endapan dari kapur dan pembayarannya.
Proses awal dari pembuatan gula di PG Krebet baru II dimulai dari pos I yaitu pos
gawang yang pertama kali tebu masuk dan dilakukan pengecekan sesuai standar serta
pengecekan brix pada tebu. Setelah dilakukan pengecekan, truk akan diberi nomor antrian yang
kemudian akan masuk pada pos II yaitu timbangan bruto, di sini akan dilakukan timbangan
kotor (truk dan tebu). Selanjutnya, tebu akan masuk pos 3 untuk dilakukan pembongkaran tebu
yang akan masuk meja tebu, truk masuk sesuai dengan nomor antrian saat dibongkar dan akan
dilakukan pengecekan secara lebih teliti pada pos 4(rafaksi). Jika dalam pembongkaran tebu
banyak mengandung sogolan,daduk,tali pucuk,akar dan sebagainya,maka pada SPTA akan
langsung dipotong beberapa % sesuai dengan keadaan yang ada.
Pada proses selanjutnya tebu akan masuk pada meja tebu serta dipotong kecil-kecil
untuk dimasukkan unigrator untuk mendapatkan hasil yang lebih halus. Kemudian tebu yang
halus akan masuk ke stasiun gilingan untuk ditambahkan dengan kaporid,enzim dan susu kapur
yang berguna untuk membunuh kuman pada tebu. Pada gilingan 3,4 dan 5 ditambahkan air
ambibisi untuk meminimalisir nira yang terbuang atau ikut pada ampas, setalah itu masuk ke
dalam Bolougne yang sebelumnya disaring terlebih dahulu di DSM Screen gilingan. Di
bolougne ini akan ditambahkan kaporid dan phospat untuk membunuh bakteri.
Pada setiap proses produksi, akan menghasilkan limbah yang salah satunya adalah
ampas yang merupakan limbah dari proses penggilingan dan blotong yang merupakan limbah
dari proses pemurnian. Ampas yang benar-benar sudah tidak mengandung nira akan langsung
dibawa ke gudang ampas menggunakan alat yang bernama conveyor.
Disini, nantinya ampas akan disubsidikan untuk bahan bakar ketel. Selain itu, ampas
gilingan juga digunakan untuk bahan campuran blotong, dimana pencampuran dilakukan pada
mud juice mixer. Blotong diberikan campuran ampas dengan tujuan agar blotong lebih padat
sehingga di dalam blotong ini nira yang masih terikat atau terkandung kurang dari 2% dan
jikalau bisa, tidak ada nira yang terkandung dalam blotong dikarenakan hal tersebut dapat
merugikan perusahaan.
Pada hari ke 22 juga mulai untuk mengerjakan laporan PKN.
44
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pada gula telah dikemas dalam sak atau plastik dimasukkan dalam gudang gula.
Gudang gula yang dipakai untuk menyimpan,haruslah memenuhi syarat agar gula yang
disimpan dapat tahan lama dan tidak mencair. Adapun syarat-syaratnya,antara lain :
Bebas dari kebocoran
Alas dan dinding tidak merembeskan air
Dapat menampung semua hasil produksi
Bebas dari bahaya banjir
Lantai gudang selalu kering
Tersedia alat pemadam kebakaran
Stepelan harus baik
Penerangan mencukupi.
Kemudian pada gudang gula mengamati proses pemasukan gula pada karung, pelipatan
karung gula dan penjahitan karung serta ditimbang berat gula pada timbangan digital.
Selanjutan pengambilan data untuk mengukur waktu kerja operator.
Pada hari ke 23 saya mencari data kampus di stasiun penyelesaian bagian pangemasan yang
memproduksi gula.
.
Hari, Tanggal : Kamis, 24 Agustus 2017
Kegiatan : Pada proses stasiun putaran
Pelaksana : Cyntia Dea Saputri
Lokasi : Stasiun Penyelesaian
Uraian Kegiatan :
Pada stasiun ini bertujuan untuk menyelesaikan hasil produksi gula yang dikerjakan di
stasiun putaran. Gula SHS yang dihasilkan pada stasiun putaran dibawa ke talang goyang
menuju alat pengering gula (sugar dryer). Udara dihembuskan pada temperature 40 oC, debu-
debu gula yang dibawa oleh udara pada alat pengering dihisap oleh mesin penghisap debu,
kemudian dikirim lagi ke pan masakan bibitan. Gula SHS selanjutnya dibawa oleh elevator
menuju Vibrating Screen (ayak getar) untuk dipisahkan antara gula halus dan gula produk serta
gula kasar. Gula kasar dan halus dilebur lagi untuk bibitan masakan A, sedangkan gula produk
dikemas dalam karung 50 Kg, kemudian dijahit dan dihitung berapa jumlahnya serta
dimasukkan ke gudang penyimpanan dengan Belt Conveyor.
Pada putaran atau Continous Centrifugal (Low Grade Centrifugal) merupakan putaran
yang digunakan untuk memutar masakan C, masakan D1 dan masakan D2. Putaran konti
45
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
bekerja dengan gaya centrifugal, sehingga Kristal terlempar menjauhi pusat menuju dinding
saringan yang berbentuk. Dalam putaran terdapat basket yang berfungsi untuk memisahkan
antara gula dan tetes. Pada putaran konti juga terdapat screen yang pada setiap jenis konti
memiliki ukuran yang berbeda-beda. Putaran konti memiliki rata-rata Rpm 1500-2000 Rpm
dengan Max Product Density 1,45 Kg/dm3. Putaran konti menggunakan air untuk membantu
kinerja screen dalam konti sedangkan untuk pembersihannya putaran konti menggunakan uap
yaitu untuk membersihkan kotoran-kotoran yang melekat pada konti. Adapun hasil putaran
konti yaitu :
Konti D1 menjadi gula D1 dan tetes
Konti D2 menjadi gula D2 dan Klare III
Konti C menjadi gula C, Babonan C dan Stroop C
Pada putaran diskontinyu (High Grade Centrifugal) yang merupakan putaran untuk
memutar gula A dan gula SHS (Super High Sugar). Putaran ini memiliki beberapa tahapan
dalam 1 siklus putaran, antara lain : pengisian, penyeprayan, penyeteaman (pengeringan dengan
uap panas), speaning (putaran tinggi beberapa detik), penurunan kecepatan, penyekrapan. Pada
putaran ini menggunakan suhu air 60oC-65oC dan tekanan 6 Bar. Putaran diskontinyu pada PG.
krebet Baru II rata-rata menggunakan putaran diskontinyu dengan kapasitas 1200 m3 dan 1800
m3. Untuk putaran diskontinyu dengan kapasitas besar selalu dalam keadaan tertutup. Hal
tersebut bertujuan agar gula yang berada didalam saat diputar tidak ikut terlempat keluar.
Proses ini dimulai dari nira encer pH 7,0-7,2 yang kemudian dipompa pada Pre-
evaporator atau pan pertama yang dipanaskan menggunakan uap bekas sampai suhu 120oC dan
tekanan 0,9 cmHg. Nira encer selanjutnya masuk melalui bagian bawah evaporator dan mengalir
kedalam tabung menuju penampung bagian atas tangki, sedangkan uap bekas masuk ke
evaporator melalui bagian bawah tromol dan melewati sela-sela tabung hingga terjadi
perpindahan panas dari pemanas ke nira, sehingga kandungan air pada nira teruapkan.
Pada hari ini mengerjakan laporan PKN per bab dan bimbingan terhadap pembimbing
lapangan.
46
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pada SRI (Sugar Research Institute) sendiri merupakan tempat untuk mengendapkan
kotoran yang terdapat pada nira dan juga terdapat pengaduk yang berputar sangat pelan.
Sedangkan untuk mempercepat pengendapan ditambah flokulan yang bernama Acoofloe.
Flokulan ini sebelumnya juga diproses terlebih dahulu dengan campuran air.
Pada hari terakhir, berpamitan dengan seluruh staff dan karyawan serta pengambilan
nilai untuk penilaian PKN dengan pembimbing lapangan yaitu Pak Bayu ditempat PKN.
47
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB V
Deskripsi dan Interpretasi
48
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
49
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
50
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
B1 + 0.11 B1 + 0.10
Excellent Excellent
B2 + 0.08 B2 + 0.08
C1 + 0.06 C1 + 0.05
Good Good
C2 + 0.06 C2 + 0.02
E1 - 0.05 E1 - 0.04
Fair Fair
E2 - 0.10 E2 - 0.08
F1 - 0.16 F1 - 0.12
Poor Poor
F2 - 0.22 F2 - 0.17
CONDITION CONSISTENCY
Ideal A + 0.06 Ideal A + 0.04
Excellent B + 0.04 Excellent B + 0.03
51
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Cara Shumard
Cara synthetic rating Westinghouse
Cara Obyektif
Cara Bedaux atau sintesa
Cara Westinghouse
Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap
menentukan kewajaran dan ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan,
usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Setiap faktor terbagi dalam kelas – kelas
dengan nilai masing- masing.
b) EXXELENT SKILL
1. Percaya diri sendiri.
2. Tampak cocok dengan pekerjaanya.
3. Terlihat telah terlatih dengan baik.
4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-
pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan.
5. Gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dikerjakan tanpa kesalahan.
6. Menggunakan peralatan dengan baik.
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.
8. Bekerjanya cepat tetapi halus.
9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.
c) GOOD SKILL :
1. Kwalitas hasil baik.
2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada
umumnya.
3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerjaan lain yang
keterampilannya lebih rendah.
4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.
52
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
6. Tidak keragu-raguan.
7. Bekerja stabil.
8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9. Gerakan-gerkannya cepat.
d) AVERAGE SKILL :
1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.
3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan.
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan.
6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik.
7. Tampak cukup terlatih dank arena mengetahui seluk-beluk pekerjaannya.
8. Bekerja cukup teliti.
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.
e) FAIR SKILL :
1. Tampak terlatih tapi belum cukup baik.
2. Mengenai peralatan dan lingkungan secukupnya.
3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakan.
4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5. Tampak sepert tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan
dipekerjaan itu cukup lama.
6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak
selalu yakin.
7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.
8. Jika tidak bekerja dengasungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah.
9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.
f) POOR SKILL :
1. Tidak bias mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2. Gerakan-gerakannya kaku.
3. Kelihatan tidak yakin pada urutan-urutan gerakan.
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yng bersangkutan.
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaan.
6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.
7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan.
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
9. Tidak bias mengambil inisiatif sendiri.
53
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Yang dimaksud dengan kondisi kerja pada cara Westinghouse adalah kondisi fisik
dan lingkungannya. Seperti keadaan pencahayaan, temperature dan kebisingan
ruangan. Kondisi kerja dibagi 6 (enam) kelas yaitu ideal, exellent, good, average, fair,
dan poor. Kondisi yang ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaan karena
berdasarkan karateristik masing-masig pekerja membutuhkan kondisi ideal sendiri-
sendiri. Suatu kondisi yang dianggap good untuk satu pekerjaan dapat saja dirasakan
sebagai fair atau bahkan poor bagi pekerjaan yang lain. Pada dasarnya kondisi ideal
adalah kondisi yang cocok bagi pekerjaan yang bersangkutan, yaitu yang
memungkinkan performance maksimal dari pekerja. Sebaiknya kondisi poor adalah
kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya pekerjaan bahkan sangat
menghambat pencapaian performance yang baik.
54
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
𝑘 2
√𝑁∑𝑋𝑖 2 −(∑𝑋𝑖)2
N’ = [
𝑠
]
∑𝑋𝑖
Dimana :
N’ = Banyaknya Pengamatan yang harus dilakukan.
N = Banyaknya Pengamatan yang harus dilakukan.
K = Tingkat kepercayaan
Untuk 99 %, k = 3
Untuk 95 %, k = 2
Untuk 68 %, k = 1
s = Derajat Ketelitian
Untuk 5 %, s = 0,05
Untuk 10 %, s = 0,1
Xi = Waktu Pengamatan
b) Keseragaman Data
Setelah melakukan pengujian kecukupan data dalam pengukuran waktu kerja, kita
perlu meyeragamkan data tersebut, apakah data yang diambil sudah seragam dengan
rumus sebagai berikut :
55
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
c) Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut,
dengan asumsi konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus
merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya
kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada
kecepatan normal dan uniform, tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu
akan disesuaikan dalam waktu yang persis sama. Variasi dan nilai waktu ini biasanya
disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya biasa terjadi karena perbedaan
didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu elemen kerja yang seharusnya
dibaca dari stopwatch.
d) Waktu Normal
Menurut (Wignjosoebroto, 2000) Waktu normal merupakan waktu kerja yang
telah mempertimbangkan factor penyesuaian , yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan
dengan factor prnyesuaian. Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah
semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan
bekerja menyelesaikan pekerjaan pada tempo kerja yang normal
Didalam praktek pengukuran kerja maka metoda penerapan rating performance
kerja operator adalah didasarkan pada satu factor tunggal yaitu operator speed,space
atau tempo. Sistem ini dikenal sebagai “performance Rating/speed Rating)”. Rating
Faktor ini umumnya dinyatakan dalam persentase(%) atau angka desimal, Dimana
Performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00.
Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang
diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau pkecepatan kerja operator yang
berubah-ubah.Untuk maksud ini , maka waktu normal dapat diperoleh dari rumus
berikut:
56
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
e) Waktu Baku/Standar
Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk
memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus
dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau
untuk faktor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka waktu
penggunaannya waktu standard ada batasnya. Atau bisa dikatakan waktu yang
dibutuhkan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan
oleh tenaga kerja yang wajar pada situasi dan kondisi yang normal sehingga
didapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.
100%
Waktu baku/standart = waktu normal x
100%− 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
57
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
9.45 8.67 6.66 5.21 5.11 8.27 7.44 4.66 4.56 6.19 6.33 5.6 5.65 6.72 6.69 5.8 6.7 4.2 5.7 6.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2 3.2 3.33 3.68 4 2.93 5.46 2.46 2.33 3.31 4.1 2.75 2.4 3.05 2.3 3.25 4.45 2.42 2.56 3.89 3.29
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
3.48 4.56 2.78 2.4 3.9 4.1 3.57 2.78 2.59 3.01 3.1 2.1 2.3 2.11 4.1 3.4 2.1 3.1 4.1 2.9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 2.7 3.25 3.76 4.35 3.49 2.99 4.13 3.59 4.2 2.35 3.1 3.25 2.89 3.56 2.79 3.45 4.01 3.78 3.56 2.99
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4.05 3.48 2.78 3.45 3.2 3.45 2.67 2.9 4.12 2.67 4.21 5.56 6.45 4.25 3.11 3.25 4.3 3.78 3.9 5.1
58
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
59
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
37 6.7
38 4.2
39 5.7
40 6.2
Total 275.29
Rata-rata 6.88
Total x2 75784.5841
N ‘ = 19.21477526 ≈2
Karena nilai N’ < 40 maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu pengambilan
data lagi sehingga sudah memenuhi syarat karena telah memenuhi tingkat
kepercayaan.
Perhitungan nilai standart deviasi untuk operator 1 sebagai berikut :
SD = 1,473694968
Standar Deviasi Digunakan untuk menentukan jarak nilai sampel di rata-rata populasi
sehingga dapat terlihat bagiaman penyebaran data dalam sampel.
60
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
12
10
8
Waktu
6 CL
BKA
4 BKB
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Keterangan:
Setelah melakukan pengamatan pada grafik di atas, jumlah N sebanyak 40 data. Pada
grafik tersebut tidak ada data yang berada dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB) dan
tidak ada data yang berada di atas Batas Kontrol Atas (BKB). Dapat disimpulkan bahwa
grafik di atas telah seragam dan tidak diperlukan perbaikan yang berarti produktifitas
tersebut sudah memenuhi.
P = 1 + Performance Rating
= 1 + ( 0.11+0.05+0.04+0.01)
= 1.21
61
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
secara baik dalam waktu yang cukup lama. Total performance yang didapatkan
operator di stasiun kerja 1 adalah +0,21.
Allowance didapat dari analisa operator dan keadaan lingkungan yang terdapat
di area penelitian. Seorang operator membutuhkan kelonggaran waktu yang
diklasifisikan menjadi 3 macam (Wignjosoebroto : 2003 )
Kategori Keterangan Allowance (%)
A. Tenaga yang dikeluarkan Bekerja dimeja, berdiri 7.5
B. Sikap kerja Bekerja berdiri tegak diatas dua kaki 2.5
C. Gerakan kerja Normal 0
D. kelelahan mata Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 7.5
E. Keadaan temperature tempat
22-28 (normal) 5
kerja
Ruang yang berventilasi baik’udara
F. Keadaan atmosfer 0
segar
G. Keadaanlingkungan yang Siklus kerja berulang-ulang antara
1
baik 5-10 detik
H. Kelonggaran untuk
Untuk pria 1
kebutuhan pribadi
Total 24.5
Perhitungan waktu normal stasiun kerja 1
Wn = Ws x [1+(f1+f2+f3+f4)]
= 6.88 x (1+0.21)
= 8.3248 detik
Perhitungan waktu baku stasiun kerja 1
100 %
𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 𝑥
100 % − % 𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
100 %
= 8.3248 𝑥 100 %−24.5%
= 11.02622516 detik
Output standart
1
Output Standart = 𝑤𝑏
1
Output Standart = = 0.9069 unit per detik
11.02622516
62
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
63
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
36 3.4
37 2.1
38 3.1
39 4.1
40 2.9
Total 127.64
Rata-rata 3.191
Total x2 16291.9696
N ‘ = 30.91107245 ≈31
Karena nilai N’ < 40 maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu pengambilan
data lagi sehingga sudah memenuhi syarat karena telah memenuhi tingkat
kepercayaan.
Perhitungan nilai standart deviasi untuk operator 2 stasiun kedua sebagai berikut :
SD = 0.782621499
Standar Deviasi Digunakan untuk menentukan jarak nilai sampel di rata-rata populasi
sehingga dapat terlihat bagiaman penyebaran data dalam sampel.
64
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Stasiun Kerja 2
6
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Keterangan:
Setelah melakukan pengamatan pada grafik di atas, jumlah N sebanyak 40 data. Pada
grafik tersebut tidak ada data yang berada dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB) dan
tidak ada data yang berada di atas Batas Kontrol Atas (BKB). Dapat disimpulkan bahwa
grafik di atas telah seragam dan tidak diperlukan perbaikan yang berarti produktifitas
tersebut sudah memenuhi.
P = 1 + Performance Rating
= 1 + ( 0.08+0.05+0.02+0.01)
= 1.16
65
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
dalam waktu yang cukup lama. Total performance yang didapatkan operator di
stasiun kerja 2 adalah +0,16.
Allowance didapat dari analisa operator dan keadaan lingkungan yang terdapat
di area penelitian. Seorang operator membutuhkan kelonggaran waktu yang
diklasifisikan menjadi 3 macam (waignjosoebroto : 2003 )
Kategori Keterangan Allowance (%)
A. Tenaga yang dikeluarkan Bekerja dimeja, berdiri 7.5
B. Sikap kerja Bekerja berdiri tegak diatas dua kaki 2.5
C. Gerakan kerja Normal 0
D. kelelahan mata Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 7.5
E. Keadaan temperature tempat
22-28 (normal) 5
kerja
Ruang yang berventilasi baik’udara
F. Keadaan atmosfer 0
segar
G. Keadaanlingkungan yang Siklus kerja berulang-ulang antara
1
baik 5-10 detik
H. Kelonggaran untuk
Untuk pria 1
kebutuhan pribadi
Total 24.5
= 4.9027284768 detik
Output standart
1
Output Standart = 𝑤𝑏
1
Output Standart = = 0.2039 unit per detik
4.902784768
66
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
67
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
36 3.25
37 4.3
38 3.78
39 3.9
40 5.1
Total 144.96
Rata-rata 3.624
Total x2 21013.4016
N ‘ = 32.33905 ≈ 33
Karena nilai N’ < 40 maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu pengambilan
data lagi sehingga sudah memenuhi syarat karena telah memenuhi tingkat
kepercayaan.
Perhitungan nilai standart deviasi untuk operator 3 stasiun kerja ketiga sebagai berikut :
SD = 0,808476
Standar Deviasi Digunakan untuk menentukan jarak nilai sampel di rata-rata populasi
sehingga dapat terlihat bagiaman penyebaran data dalam sampel.
68
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Stasiun Kerja 3
7
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
CL BKA BKB N
Keterangan:
Setelah melakukan pengamatan pada grafik di atas, jumlah N sebanyak 40 data. Pada
grafik tersebut tidak ada data yang berada dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB) dan
tidak ada data yang berada di atas Batas Kontrol Atas (BKB). Dapat disimpulkan bahwa
grafik di atas telah seragam dan tidak diperlukan perbaikan yang berarti produktifitas
tersebut sudah memenuhi.
P = 1 + Performance Rating
= 1 + ( 0.13+0.10+0.04+0.01)
= 1.28
69
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
bekerja secara baik dalam waktu yang cukup lama. Total performance yang
didapatkan operator di stasiun kerja 3 adalah +0,28.
Allowance didapat dari analisa operator dan keadaan lingkungan yang terdapat di area
penelitian. Seorang operator membutuhkan kelonggaran waktu yang diklasifisikan menjadi 3
macam (waignjosoebroto : 2003 )
Kategori Keterangan Allowance (%)
A. Tenaga yang dikeluarkan Bekerja dimeja, berdiri 7.5
B. Sikap kerja Bekerja berdiri tegak diatas dua kaki 2.5
C. Gerakan kerja Normal 0
D. kelelahan mata Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 7.5
E. Keadaan temperature tempat
22-28 (normal) 5
kerja
Ruang yang berventilasi baik’udara
F. Keadaan atmosfer 0
segar
G. Keadaanlingkungan yang Siklus kerja berulang-ulang antara
1
baik 5-10 detik
H. Kelonggaran untuk
Untuk pria 1
kebutuhan pribadi
Total 24.5
= 6.144 detik
Output standart
1
Output Standart = 𝑤𝑏
1
Output Standart = 6.144 = 0.1627 unit per detik
70
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan kegiatan PKN ini bertujuan untuk mengaplikasikan Materi
yang didapatkan dibangku kuliah yang sudah diajarkan, dengan melakukan perhitungan
pengukuran waktu baku dan waktu standar dengan menggunakan metode pengukuran waktu
kerja langsung dengan jam henti. Dengan hasil uji kecukupan data 1,4 , keseragaman data 6,88
dan performance 1,21 serta Allowance 24,5 . untuk perhitungan dengan metode pengukuran
waktu kerja langsung dengan jam henti karena perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang
produktif. Didapatkan uji kecukupan data 31, keseragaman data 3,191 dan performance 1,16
serta Allowance 24,5
6.2 SARAN
Sebaiknya untuk pelaksana kegiatan Praktek Kerja Nyata berikutnya melakukan
pengembangan metode dalam melakukan perhitungan pengukuran waktu baku, dan waktu
standar serta ada baiknya dapat dilanjutkan untuk perhitungan kebutuhan mesin dan juga
perusahaan mentraining kembali atau memberi motivasi ke pada operator yang kurang
produktif.
71
LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Daftar Pustaka
Sutalaksana, I.Z., dkk. Teknik Tata Cara Kerja. Laboratorium Tata Cara Kerja dan
Ergonomi, Teknik Industri ITB, Bandung. 1979.
Wignjosoebroto, Sritomo.Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama.PT Guna
Widya,Surabaya. 2003.
Wignjosoebroto, Sritomo.Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Edisi Pertama. PT
Guna Widya,Surabaya. 2003.
72