PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Nyata (PKN) merupakan salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Malang (TI - UMM) yang dilaksanakan di sebuah perusahaan.
Mahasiswa melakukan Praktek Kerja Nyata (PKN) dalam dunia Industri seperti perusahaan baik
di bidang jasa maupun barang dengan menerapkan disiplin ilmu keteknik-industrian yang telah
didapat selama perkuliahan secara langsung di lapangan. Selanjutnya dapat mengetahui,
memahami, mempelajari dan menemukan penyelesaian masalah yang ada di perusahaan dengan
dibantu oleh pembimbing PKN yang ada di perusahaan dan dosen dari Teknik Industri UMM.
Program PKN ini termasuk ke dalam Sistem Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh untuk
mendapatkan nilai sebagai syarat kelulusan, maka dari itu diharapkan bantuan pembimbing PKN
untuk memberikan pengarahan, bimbingan dan penilaian terhadap mahasiswa yang melaksanakan
PKN.
Melalui kegiatan kerja, selama proses pelaksanaan PKN diharapkan dapat lebih memahami
teori dan praktek dalam sebuah sistem industri. Mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mencari
suatu permasalahan yang ada di perusahaan selama proses PKN berlangsung, dimana
permasalahan ini diprioritaskan pada bidang Teknik Industri. Adapun bidang permasalahan yang
ada di perusahaan dapat dipecahkan sesuai dengan teori yang diperoleh diperkuliahan antara lain
adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian dan penjaminan mutu (PPM),
Total Productive Maintenance (TPM), K3, dan lain sebagainya.
PT Fajar Putra Plasindo merupakan sebuah perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang
produksi plastik, diamana PT Fajar Putra Plasindo ini didirikan oleh Albert Tjondrokoesoemo
pada tahu 2016. Perusahan ini beralamat di Jl. Raya Raos Pecinan, Desa Carat Kejapanan -
Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Indonesia. Dalam pengembangannya PT Fajar Putra PLasindo
memiliki satu program yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi untuk melakukan praktek kerja nyata. Program ini diharapkan mampu memberikan manfaat
pada peserta didik di Indonesia agar dapat mengetahui kondisi kerja di dunia nyata. Disisi lain,
peserta didik juga diharapkan dapat memberikan saran perbaikan pada perusahaan.
1.2 Tujuan PKN
Kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN) bertujuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah
didapatkan di bangku perkuliahan dalam dunia nyata di sebuah industri, yang juga berguna untuk
melatih mental dan skill mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Adapun
tujuan khusus dari kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN) adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Profil Perusahaan PT Fajar Putra Plasindo secara umum.
2. Mengetahui proses produksi wadah pakan ayam di PT Fajar Putra Plasindo.
3. Mengetahui perencanaan kebutuhan bahan baku pada produk wadah pakan ayam di PT Fajar
Putra Plasindo.
1.3 Manfaat PKN
1. Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai perkembangan teori
terbaru ataupun hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama praktek dapat menjadi
bahan masukan bagi perusahaan.
2. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan tugas-tugas
operasional sebagai Sarjana Teknik Industri.
3. Melalui kerjasama yang dibangun dengan dunia industri akan menjadi ajang promosi
mengenai keberadaan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai penyelenggara
pendidikan.
4. Sebagai sarana pengenalan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bahan
pertimbangan dalam penyusunan program perkuliahan di Program Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Mahasiswa mengetahui secara lebih mendalam tentang kenyataan yang ada dalam dunia
industri sehingga nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah di dapat dalam
bidang industri.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang terdapat di laporan ini adalah hanya untuk mengetahui Perencanaan
Kebutuhan bahan baku pada wadah pakan ayam dengan metode Material Requirement Planning
1.5 Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika Penulisan Laporan Praktek Kerja Nyata (PKN) sebagai berikut :
Cover
Cover dibuat seperti pada lampiran 3.
Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan laporan PKN dibuat sebagaimana di Lampiran 4.
Lembar Penilaian
Terdapat 3 lembar penilaian, yaitu penilaian dosen pembimbing, penilaian pembimbing
lapangan, dan penilaian dosen penguji. Format lembar penilaian dapat dilihat dilampiran 5.
Kata Pengantar
Berisi tentang kata pengantar mengenai laporan Praktek Kerja Nyata yang telah disusun.
Daftar Isi
Berisi tentang daftar isi dari laporan Praktek Kerja Nyata yang telah disusun.
Daftar Tabel
Berisi tentang daftar dari tabel yang ada pada laporan Praktek Kerja Nyata.
Daftar Gambar
Berisi tentang daftar dari gambar yang ada pada laporan Praktek Kerja Nyata
BAB I Pendahuluan
Bab ini terdiri dari Latar Belakang PKN, Tujuan dan Manfaat PKN, Batasan dan Asumsi
(jika diperlukan), Sistematika Penulisan laporan
BAB II Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan, misalnya
: jenis usaha, pemilik, sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, dll.
BAB III Proses Operasi
Bab ini menjelaskan tentang proses operasi yang berlangsung di perusahaan.
BAB IV Laporan Aktivitas Harian
Bab ini menjelaskan detail kegiatan harian yang dilakukan peserta PKN pada saat
melaksanakan PKN dan juga menjelaskan tentang studi kasus yang akan diangkat dalam
pembuatan laporan PKN
BAB V Deskripsi dan Interpretasi
Bab ini berisi tentang gambaran kegiatan yang dilakukan di departemen tempat mahasiswa
menjalankan PKN serta interpretasi mahasiswa tentang kegiatan yang dilakukan tersebut bila
dihubungkan dengan teori yang didapatkan pada saat kegiatan perkuliahan.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama kegiatan PKN serta saran – saran yang
berguna bagi pelaksanaan kegiatan PKN selanjutnya ataupun bagi perusahaan.
Daftar Pustaka.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Fajar Putra Plasindo didirikan oleh Albert Tjondrokoesoemo dan berdiri pada tahun 2016
untuk merespon tingginya permintaan pasar akan pallet plastik dalam kebutuhan industri dan
peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik. Tingginya permintaan pallet plastik dan
peralatan rumah tangga diikuti juga dengan banyaknya variasi ukuran dan model yang harus
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pengguna dan penanganan material yang ada.
Untuk memberikan hasil kualitas yang terbaik, PT Fajar Putra Plasindo didukung oleh
pengalaman kerja lebih dari 18 tahun oleh staf dan staf ahli, serta dengan teknologi mesin injeksi
terkini. Setiap jenis produk plastik yang kami gunakan merupakan jenis yang efisien dan efektif
serta cocok dengan kebutuhan pasar saat ini dan menjawab permintaan pasar pengguna secara
tepat. PT Fajar Putra Plasindo berkomitmen untuk selalu mengutamakan kualitas produk dan
menjadi pemimpin pasar serta terus berinovasi dalam industri pallet plastik dan berbagai
peralatan rumah tangga berbahan plastik.
Sejarah dibentuknya Perusahaan ini yaitu sebagai berikut :
1. Pada tahun 1989 untuk pertama kalinya didirikan perusahaan pengangkutan umum dengan
nama PT Fajar Putra Transindo.
2. Pada tahun 1999 PT Fajar Putra Trasindo terus bertumbuh dan berkembang, serta mampu
menjadi pemain utama di bidang pengangkutan umum.
3. Pada tahun 2015 Manajemen PT Fajar Putra Trasindo melakukan terobosan berani dengan
merencanakan membuka pabrik pallet plastik baru dengan fasilitas lengkap.
4. Pada tahun 2016 Manajemen merealisasikan rencana tersebut dengan membangun pabrik
pallet plastik baru serta fasilitasnya yang diberi nama PT. Fajar Putra Plasindo.
PT Fajar Putra Plasindo ini sendiri beralamatkan di Jl. Raya Raos Pecinan, Desa Carat
Kejapanan - Kabupaten Pasuruan Jawa Timur Indonesia
2.2 Visi dan Misi
Visi
PT Fajar Putra Plasindo menjadi perusahaan produsen pallet plastik dan peralatan rumah
tangga dengan kualitas produk terbaik bertaraf internasional yang dapat memimpin pasar
pallet plastik dan peralatan rumah tangga berbahan plastik, dan dapat selalu memipin dalam
inovasi dan teknologi.
Misi
1. Memproduksi pallet plastik dan peralatan rumah tangga dengan kualitas terjamin dan
harga yang kompetitif serta memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Mengembangkan tenaga kerja yang berkompeten dengan terus membangun lingkungan
kerja yang baik.
3. Berperan aktif secara sosial dengan lingkungan dengan mengembangkan operasi
perusahaan yang sehat dalam segala aspek.
2.3 Produk
1. Plastic Pallet NS 1111.4.-4D
6. Plastic Chair
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Manajer
Manajer Manajer Manajer Manajer Manajer
Akuntansi &
Logistik HRD QC Produksi Teknik
Keuangan
Berikut merupakan struktur organisasi yang terdapat dalam PT Fajar Putra Plasindo,
tingkatan paling atas yaitu Komisaris adalah pemiliki saham atau pemiliki perusahaan yang
mana bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya perusahaan. Dan selanjutnya ada Direktor
yang mengepalai Manajer Umum dan Manajer Umum sendiri mengepalai Manajer Logistik,
Manajer HRD, Manajer Akuntansi & Keuangan, Manajer QC, Manjaer Produksi, dan Manajer
Teknik, dari tiap staf tersebut memiliki pegawai yang nantinya akan membantu jalannya proses
produksi di PT Fajar Putra Plasindo.
BAB III
PROSES OPERASI
Pada bagian ini memberikan penjelasan tentang proses operasi yang berlangsung di perusahaan yang
meliputi, Flowchart Produksi , Operation Process Chart ( OPC ), struktur produk, dan juga Bill Of
Material ( BOM ).Proses Operasi diperusahaan ini memiliki kesamaan untuk semua lini produksi.
3.1 Flowchart
Berikut Flowchart pada Wadah Pakan Ayam sebagai berikut :
Bon pengambilan bahan merupakan sebuah surat perintah kerja untuk mengambil bahan
(Material) yang dikeluarkan oleh department produksi. Pada Bon pengambilan bahan tertera berbagai
macam informasi yang terkait dengan pelaksanaan produksi suatu produk. Misalkan informasi
produk yang akan dibuat, Infromasi tanggal pelaksanaan produksi , Informasi mesin yang dipakai ,
informasi komposisi bahan yang digunakan, dan informasi estimasi waktu pelaksanaan produksi.
Bon ini nantinya akan diterima operator gudang yang bertugas untuk melakukan distribusi material
ke semua lini yang ada.
Setelah surat perintah kerja diterima oleh operator , maka pengambilan bahan dilakukan.
Bahan di ambil dengan menggunakan Forklift dari gudang. Setelah itu Bahan kemudian di serahkan
ke lini produksi yang ada, di ikuti dengan proses verifikasi bahan oleh departemen produksi.
Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa bahan telah sesuai dengan yang diharapkan
departemen produksi, apabila tidak sesuai akan menjadi tugas departemen produksi untuk melakukan
analisa. Berikut bahan baku yang diguankan untuk proses pembuatan wadah pakan ayam.
1. HD Kuning
Digunakan untuk bahan baku utama pembuatan Alas Pakan Ayam yang mana di supplay dari
Perusahaan Indoplastik, terdapat juga bahan baku yang merupakan hasil crusher dari alas pakan
ayam yang mengalami reject ataupun cacat yang mana disebut sebagai HDC Kuning, dan
digunakan kembali sebagai campuran untuk proses produksi Alas Pakan Ayam baru
3. MB Red
Bahan baku ini merupakan bahan baku pendukung atau hanya sebagai pewarna saja untuk
pembuatan alas pakan ayam. Penggunaan MB Red ini agar produk ini memiliki warna yang cerah
dan tidak pucat. Namun penggunaan pewarna ini hanya digunakan bila bahan baku hasil crusher
memiliki warna yang kurang bagus.
digunakan.
Gambar 3.6 MB Red
Setelah bahan baku valid maka proses selanjutnya ialah pencampuran bahan menggunakan
mesin mixer, untuk bahan baku pembuatan tabung pakan ayam yaitu HD kuning dan calcium 0080
sedangkan untuk alas pakan ayam bahan baku yang digunakan yaitu HD Merah, MB Red, dan
calcium 0080. Masing – masing bahan baku tersebut nantinya di campur selama kurang lebih 30
detik sesuai dengan kegunaannya.
Lalu apabila bahan baku tersebut telah tercampur nantinya nantinya akan masuk kedalam
mesin Hopper untuk dilakukan proses oven. Proses pengovenan tersebut akan menyebabkan bahan
baku yang telah dicampur tersebut meleleh dan siap masuk ke dalam mesin molding untuk di
injection ke matras tabung pakan ayam ataupun matras alas pakan ayam.
Gambar 3.8 Mesin Oven i3800
Setelah produk jadi, maka operator langsung melakukan inspeksi terhadap produk tersebut
apakah sesuai atau mengalami kecacatan. Jika ditemukan produk jadi yang cacat maka produk
tersebut akan masuk ke mesin crusher untuk dihancurkan dan di daur ulang kembali untuk menjadi
bahan baku pembuatan tabung pakan ayam maupun alas pakan ayam.
Gambar 3.9 Mesin Crusher
Setelah produk jadi tersebut lulus inspeksi maka dilakukan pengemasan terhadap produk tersebut
yang dilakukan secara manual oleh pekerja, dan selanjutnya produk yang telah dikemas akan di
masukkan kedalam penyimpanan atau gudang di Perusahaan tersebut dengan menggunakan forklift.
Pada Tabung Pakan Ayam bahan baku penyusunnya yaitu terdiri dari HDC Kuning dan
Calcium 0080 yang mana HDC Kuning tersebut sebagai bahan baku utama pembuatan Tabung
Pakan Ayam dan Calcium 0080 sebagai bahan adiktif atau pengeras yang fungsinya agar warna
dari Tabung Pakan Ayam tersebut lebih menyatu. Untuk presentase penggunaan bahan baku
tersebut ialah 89% HDC Kuning dan 10% Calcium 0080.
Pada Alas Pakan ayam bahan baku penyusunnya yaitu HDC Merah, MB Red, dan Calcium
0080, terdapat penambahan bahan baku MB Red karena bahan baku tersebut sebagai pewarna
merah yang mana nantinya akan mendapatkan hasil warna yang cerah tidak pucat. Untuk
presentase penggunaan bahan baku tersebut yaitu 89% HDC Merah, 10% Calcium 0080 dan 1%
MB Red .
PT. Fajar Putra Plasindo tidak melakukan proses perakitan pada Tabung Pakan Ayam dengan
Alas Pakan Ayam tersebut. Customer sendirilah yang nantinya akan merakit produk tersebut
sehingga menjadi Wadah Pakan Ayam yang utuh, hal ini dikarenakan jika perusahaan menjual
produk tersebut dalam bentuk telah dirakit maka dalam satu kardus hanya akan terisi 6 Wadah
Pakan Ayam saja sehingga nantinya akan menambah biaya pengemasan. Untuk Tabung Pakan
Ayam dikemas dengan Kardus yang mana satu kardus terisi 30 Tabung Pakan Ayam sedangkan
Alas Pakan Ayam dikemas menggunakan karung yang mana satu karung juga terisi 30 produk
Alas Pakan Ayam.
3.2 Bill of Material
Bill of Materials dari proses pembuatan Wadah Pakan Ayam di PT Fajar Putra Plasindo
Pasuruan dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.1 Bill Of Material
Dimensi
Nama Part Kuantitas Material Keterangan Foto
Komponen
0,89kg HD Kuning
0,89kg HD Merah Produk
Wadah Pakan Ayam -
0,01kg MB Red Jadi
0,1kg Calcium 0080
Diameter
0,89kg HD Kuning
Tabung Pakan Ayam 180mm Make
0,1kg Calcium 0080
Tinggi 275mm
Bill Of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan atau
material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi akhir. BOM terdiri dari
berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Dari BOM diatas menunjukkan
bahwa untuk membuat satu “Wadah Pakan Ayam” diperlukan 2 part untuk menjadi Wadah
Pakan Ayam. Setelah ketiga part tersebut di assembly produk bisa dikatakan sebagai “ Wadah
Pakan Ayam”.
3.3 Peta Proses Operasi (OPC)
Pada gambar di bawah ini akan menjelaskan tentang proses operasi atau Operation Proces
Chart dari pembuatan produk Wadah Pakan Ayam. Gambar ini akan menjelaskan langkah-
langkah yang terjadi dalam pembuatan produk Wadah Pakan Ayam.
Pencampuran
HDC Merah, Pencampuran
30" O-1 Kalsium 0080, dan 30" O-1 HDC Kuning dan
MB Red Kalsium 0080
Mesin Mixer Mesin Mixer
Storage Storage
Man Man
Project On Hand
Net Requirement
NR i = GR i – SR i – OH (i – 1)
Dengan NR = 0 bila GR – SR – OH < 0
Dimana :
NR i : Kebutuhan bersih pada periode ke - i
GR i : Kebutuhan kotor pada periode ke - i
SR i : Jadwal penerimaan pada periode ke - i
OH (i-1): Persediaan di tangan pada periode ke (i - 1)
2. Lotting
Proses lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan
optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan
kebutuhan bersih yang telah dilakukan. Adapun beberapa teknik penetapan ukuran
lot pesanan adalah sebagai berikut :
a. Lot For Lot
Teknik penetapan ukuran lot dilakukan atas dasar pesanan diskrit, disamping itu
teknik ini merupakan cara paling sederhana dari semua teknik ukuran lot yang
ada. Teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali (bersifat dinamis)
terutama apabila terjadi perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan teknik
ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpan, sehingga dengan teknik ini
ongkos simpan menjadi nol.
b. Economic Order Quantity (jumlah pemesanan ekonomis)
Penetapan ukuran lot dengan teknik ini sangat populer sekali dalam sistem
persediaan tradisional. Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap.
Penentuan lot berdasar biaya pesan dan biasa simpan, dengan formula sebagai
berikut :
2𝐷𝑆
EOQ : √
ℎ
Dimana :
D : kebutuhan dalam suatu periode
EOQ : jumlah pemesanan ekonomis
S : biaya pesan
H : biaya simpan
c. Fixed Order Quantity (FOQ)
Dalam metode FOQ ukuran lot ditentukan secara subyektif. Berapa besarnya
dapat ditentukan berdasar pengalaman produksi atau intuisi. Tidak ada teknik
yang dapat dikemukakan untuk menentukan berapa ukuran lot ini. Kapasitas
produksi selama lead time produksi dalam hal ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk menentukan besarnya lot. Sekali ukuran lot ditetapkan maka lot ini akan
digunakan untuk seluruh periode selanjutnya dalam perencanaan. Berapapun
kebutuhan bersihnya, rencana pesan akan tetap sebesar lot yang telah ditentukan
tersebut. metode ini dapat ditempuh untuk item – item yang biaya pemesanannya
mahal.
d. Fixed Period Requirement (FPR)
Dalam metode FPR penentuan ukuran lot didasarkan pada periode waktu tertentu
saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara
menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Bila dalam
metode FOQ besarnya jumlah ukuran lot adalah tetap sementara selang waktu
antar pemesanan tidak tetap. Dalam metode FPR ini selang waktu antar
pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih.
3. Offsetting
Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana
pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan
diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang
diinginkan dengan besarnya lead time.
4. Explosion
Explosion merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
item/komponen yang lebih bawah, tentu saja didasarkan atas rencana pemesanan.
Dalam proses ini data struktur produk memegang peranan sangat penting, karena
atas dasar struktur produk inilah proses explosion akan berjalan. Rencana pesan
merupakan output dari MRP yang dibuat atas dasar lead time dari setiap komponen.
5.2.5 Metodelogi Penelitian
Penelitian ini akan mengidentifikasi permasalahan yang ada dengan prosedur yang
digunakan untuk mencari jawaban dan penyelesaian permasalahan tersebut. Metodologi
adalah pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian yang berdasarkan perspektif
teoritis yang digunakan dalam penelitian, perspektif ini adalah suatu kerangka pikiran atau
interpretasi untuk memperoleh pemahaman terhadap data dan menghubungkan dengan
situasi lainnya.
5.2.5.1 Flow Chart
Mulai
Survey Awal
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Perhitungan MRP
Selesai
Dari gambar flowchart diatas dapat dijelaskan alur proses yang dilakukan penulis
dalam melakukan penelitian. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
survey (pengamatan) tentang masalah – masalah apa yang sering terjadi di tempat praktek
kerja. Setelah mengetahui permasalahannya, diidentifikasi masalah tersebut mengapa sering
timbul dan apa solusinya. Setelah mengetahui cara penyelesaian masalah tersebut, penulis
berharap agar tujuan penelitian yang telah dilakukan berhasil. Untuk membantu tujuan dari
penulis berhasil, maka penulis mencari data data yang dibutuhkan sebelum dilakukan
analisa. Data data tersebut yaitu, rencana produksi, persediaan awal, lead time dan lot size.
5.2.6 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, didapatkan data dari bagian Departemen Produksi. Beberapa
data tersebut antara lain data rencana produksi tujuh hari kedepan, komposisi bahan baku, stok
bahan baku di gudang dan lead time.
5.2.6.1 Data Rencana Produksi
Pada data ini akan mengetahui rencana produksi dari tabung pakan ayam dan wadah
pakan ayam tujuh hari kedepan.
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP Tabung Pakan Ayam
mempunyai lead time 0, dan tidak memiliki persediaan awal. Pada baris Gross
Requirements angka 532, 532, 494, 532, 494, 532 dan 570 didapatkan dari rencana
produksi yang akan dikerjakan. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah
mencari Net requirements (kebutuhan bersih) dengan cara mengurangi gross
requirements pada periode ke – t dengan scheduled receipts pada periode ke – t
dengan projected on hand pada periode ( t – 1 ) sehingga didapatkan angka 532
seperti pada tabel diatas. Jika net requirements positif maka untuk mencari planned
order receipts tinggal mengikuti sesuai dengan teknik lot size yang digunakan.
Karena pada MRP Tabung Pakan Ayam menggunakan lot size LFL (lot for lot),
maka tinggal melakukan rencana pemesanan sebanyak 532 sesuai dengan net
requirements. Setelah diketahui planned order receipts nya maka langkah yang
terakhir tinggal memajukan rencana pemesanan sesuai dengan lead time yang telah
ditentukan. Sehingga didapatkan rencana pemesanan sebesar 532, 532, 494, 532,
494, 532 dan 570.
Tabel 5.7 Perhitungan MRP Tabung Pakan Ayam dengan Lot Size FPR
Item : A LLC : 0 Periode (hari)
LS : FPR LT : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 532 532 494 532 494 532 570
Schedule Receipts
Projected On Hand 532 0 532 0 532 0 0
Net Requipment 1064 0 1026 0 1026 0 570
Planned Order Receipts 1064 0 1026 0 1026 0 570
Planned Order Release 1064 1026 1026 570
Contoh Perhitungan
NR1 = GR1 – SR1 – POH0
= 532 – 0 – 0
= 532
2 periode (hari) = 532 + GR2
= 532 + 532
= 1064
PO Receipts1 = NR1
PO Release1 = -1 PO Rceipts1
POH1 = PO Receipts1 + POH0 + SR1 - GR1
= 1064 + 0 + 0 – 532
= 532
Dari tabel 5.7 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 2
Tabel 5.8 Perhitungan MRP HD Kuning dengan Metode Lot size LFL
Item : B LLC : 1 Periode (hari)
LS : LFL (1) LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 473,48 473,48 439,66 473,48 439,66 473,48 507,3 0
Schedule Receipts
Projected On Hand 326,83 0 0 0 0 0 0 0
Net Requipment 0 146,65 439,66 473,48 439,66 473,48 507,3 0
Planned Order Receipts 0 146,65 439,66 473,48 439,66 473,48 507,3 0
Planned Order Release 586,31 473,48 439,66 473,48 507,3 0
Contoh Perhitungan
Penyelesaian MRP HD Kuning
Lot Size = LFL (1)
GR = Rencana Produksi Tabung Pakan Ayam x 0,89
= 532 x 0,89
= 473,48
NR1 = GR1- SR1 – POH0
= 473,48 – 0 – 326,83
= 146,65
POH1 = PO Receipts1 + POH0 + SR1 – GR1
= 146,65 + 326,83 + 0 – 473,48
=0
PO Receipts1 = NR1 = 146,65
PO Release 1 = -2 PO Receipts1
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP HD Kuning mempunyai lead time
2, dan persediaan awal sebanyak 800,31 kg. Pada baris Gross Requirements angka
473,48, 473,48, 439,66, 473,48, 439,66, 473,48, dan 507,3 didapatkan dari rencana
produksi yang akan dikerjakan dikali dengan presentase HD Kuning. Langkah
pertama yang harus dikerjakan adalah mencari Net requirements (kebutuhan bersih)
dengan cara mengurangi gross requirements pada periode ke – t dengan scheduled
receipts pada periode ke – t dengan projected on hand pada periode ( t – 1 ) sehingga
didapatkan angka 146,65. Jika net requirements positif maka untuk mencari planned
order receipts tinggal mengikuti sesuai dengan teknik lot size yang digunakan. Karena
pada MRP HD Kuning menggunakan lot size LFL (lot for lot), maka tinggal
melakukan rencana pemesanan sebanyak 439,66 sesuai dengan net requirements pada
periode ke 2 .Setelah diketahui planned order receipts nya maka langkah yang terakhir
tinggal memajukan rencana pemesanan sesuai dengan lead time yang telah ditentukan.
Sehingga didapatkan rencana pemesanan sebesar 586,31, 473,48, 439,66, 473,48, dan
507,3.
Tabel 5.9 Perhitungan MRP HD Kuning dengan Metode Lot size FPR
Item : B LLC : 1 Periode (hari)
LS : FPR LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 946,96 913,14 913,14 507,3
Schedule Receipts
Projected On Hand 0 0 0 0 0 0 0
Net Requipment 146,65 0 913,14 0 913,14 0 507,3
Planned Order Receipts 146,65 0 913,14 0 913,14 0 507,3
Planned Order Release 1059,79 913,14 507,3
Contoh Perhitungan
NR2 = GR2 – SR2 – POH1
= 913,14 – 0 – 0
= 913,14
2 periode (hari) = 913,14 + GR3
= 913,14 + 0
= 913,14
PO Receipts2 = NR2
PO Release2 = -2 PO Receipts2
POH2 = PO Receipts2 + POH1 + SR2 – GR2
= 913,14 + 0 + 0 – 913,14
=0
Dari tabel 5.9 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 3
Contoh Perhitungan
Penyelesaian MRP Alas Pakan Ayam
Lot Size = LFL (1)
GR1 = Rencana Produksi Alas Pakan ayam
NR1 = GR1- SR1 – POH0
= 418 – 0 – 0
= 418
POH1 = PO Receipts1 + POH0 + SR1 – GR1
= 418 + 0 + 0 – 418
=0
PO Receipts1 = NR1 = 418
PO Release 1 = PO Receipts1
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP Alas Pakan Ayam mempunyai lead
time 0, dan tidak memiliki persediaan awal. Pada baris Gross Requirements angka
418, 484, 528, 528, 484, 418 dan 440 didapatkan dari rencana produksi yang akan
dikerjakan. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mencari Net requirements
(kebutuhan bersih) dengan cara mengurangi gross requirements pada periode ke – t
dengan scheduled receipts pada periode ke – t dengan projected on hand pada periode
( t – 1 ) sehingga didapatkan angka 418 seperti pada tabel diatas. Jika net requirements
positif maka untuk mencari planned order receipts tinggal mengikuti sesuai dengan
teknik lot size yang digunakan. Karena pada MRP Alas Pakan Ayam menggunakan
lot size LFL (lot for lot), maka tinggal melakukan rencana pemesanan sebanyak 532
sesuai dengan net requirements. Setelah diketahui planned order receipts nya maka
langkah yang terakhir tinggal memajukan rencana pemesanan sesuai dengan lead time
yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan rencana pemesanan sebesar 418, 484, 528,
528, 484, 418 dan 440.
Tabel 5.11 Perhitungan MRP Alas Pakan Ayam dengan Metode Lot size FPR
Item : A LLC : 0 Periode (hari)
LS : FPR LT : 1 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 418 484 528 528 484 418 440
Schedule Receipts
Projected On Hand 484 0 528 0 418 0 0
Net Requipment 902 0 1056 0 902 0 440
Planned Order Receipts 902 0 1056 0 902 0 440
Planned Order Release 902 0 1056 0 902 0 440
Contoh Perhitungan
NR1 = GR1 – SR1 – POH0
= 418 – 0 – 0
= 418
2 periode (hari) = 418 + GR2
= 418 + 484
= 902
PO Receipts1 = NR1
PO Release2 = -1 PO Receipts2
POH1 = PO Receipts1 + POH0 + SR1 - GR1
= 902 + 0 + 0 – 418
= 484
Dari tabel 5.11 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 2
Tabel 5.12 Perhitungan MRP HD Merah dengan Metode Lot Size LFL
Item : B LLC : 1 Periode (hari)
LS : LFL (1) LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 372,02 430,76 469,92 469,92 430,76 372,02 391,6 0
Schedule Receipts
Projected On Hand 1505,9 1075,14 605,22 135,3 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 295,46 372,02 391,6 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 295,46 372,02 391,6 0
Planned Order Release 0 0 295,46 372,02 391,6 0
Contoh Perhitungan
Penyelesaian MRP HD Merah
Lot Size = LFL (1)
GRPD = Rencana Produksi Alas Pakan ayam x 0,89
= 418 x 0,89
= 372,02
NRPD = GR1- SR1 – POH0
= 372,02 – 0 – 1877,92
= - 1505,9 (maka dijadikan 0)
POHPD = PO Receipts1 + POH0 + SR1 – GR1
= 0 + 1877,92 + 0 – 372,02
= 1505,9
PO ReceiptsPD = NR1 = 0
PO Release PD = -2 PO Receipts1
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP HD Merah mempunyai lead time 2,
dan persediaan awal sebanyak 1877,92 kg. Pada baris Gross Requirements angka
372,02, 430,76, 469,92, 469,92, 430.76, 372,02, dan 391,6 didapatkan dari rencana
produksi yang akan dikerjakan dikali dengan presentase HD Merah. Langkah pertama
yang harus dikerjakan adalah mencari Net requirements (kebutuhan bersih) dengan
cara mengurangi gross requirements pada periode ke – t dengan scheduled receipts
pada periode ke – t dengan projected on hand pada periode ( t – 1 ) sehingga
didapatkan angka -1505,9 dan diasumsikan 0 karena persediaan yang ada telah
memenuhi kebutuhan kotor seperti pada tabel diatas. Jika net requirements positif
maka untuk mencari planned order receipts tinggal mengikuti sesuai dengan teknik
lot size yang digunakan. Karena pada MRP HD Merah menggunakan lot size LFL (lot
for lot), maka tinggal melakukan rencana pemesanan sebanyak 295,46 sesuai dengan
net requirements pada periode ke 2. Setelah diketahui planned order receipts nya
maka langkah yang terakhir tinggal memajukan rencana pemesanan sesuai dengan
lead time yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan rencana pemesanan sebesar
295,46, 372,02, 391,6
Tabel 5.13 Perhitungan MRP HD Merah dengan Metode Lot size FPR
Item : B LLC : 1 Periode (hari)
LS : FPR LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 802,78 939,84 802,78 391,6 0
Schedule Receipts
Projected On Hand 1075,14 1075,14 135,3 135,3 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 667,48 0 391,6 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 667,48 0 391,6 0
Planned Order Release 667,48 391,6
Contoh Perhitungan
NR4 = GR4 – SR4 – POH3
= 802,78 – 0 – 135,3
= 667,48
2 periode (hari) = 667,48 + GR5
= 667,48 + 0
= 667,48
PO Receipts4 = NR4
PO Release4 = -2 PO Receipts4
POH4 = PO Receipts4 + POH3 + SR4 – GR4
= 667,48 + 135,3 + 0 – 802,78
=0
Dari tabel 5.13 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 5
Tabel 5.14 Perhitungan MB Red dengan Metode Lot size LFL
Item : C LLC : 1 Periode (hari)
LS : LFL (1) LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 4,18 4,84 5,28 5,28 4,84 4,18 4,4 0
Schedule Receipts
Projected On Hand 17,15 12,31 7,03 1,75 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 3,09 4,18 4,4 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 3,09 4,18 4,4 0
Planned Order Release 0 0 3.09 4,18 4,4 0
Contoh Perhitungan
Penyelesaian MRP MB Red
Lot Size = LFL (1)
GR4 = Rencana Produksi Alas Pakan ayam x 0,01
= 484 x 0,01
= 4,84
NR4 = GR4- SR4 – POH3
= 4,84 – 0 – 1,75
= 3,09
POH4 = PO Receipts5 + POH4 + SR5 – GR5
= 3,09 + 1,75 + 0 – 4,84
=0
PO Receipts4 = NR5 = 3,09
PO Release 4 = - 2 PO Receipts5
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP MB Red mempunyai lead time 2,
dan persediaan awal sebanyak 21,33kg. Pada baris Gross Requirements angka 4,18,
4,84, 5,28, 5,28, 4,84, 4,18, dan 4,4 didapatkan dari rencana produksi yang akan
dikerjakan dikali dengan presentase MB Red. Langkah pertama yang harus dikerjakan
adalah mencari Net requirements (kebutuhan bersih) dengan cara mengurangi gross
requirements pada periode ke – t dengan scheduled receipts pada periode ke – t dengan
projected on hand pada periode ( t – 1 ) sehingga didapatkan angka 3,09. Jika net
requirements positif maka untuk mencari planned order receipts tinggal mengikuti
sesuai dengan teknik lot size yang digunakan. Karena pada MRP Calcium 0080
menggunakan lot size LFL (lot for lot), maka tinggal melakukan rencana pemesanan
sebanyak 3,09 sesuai dengan net requirements pada periode ke 5 . Setelah diketahui
planned order receipts nya maka langkah yang terakhir tinggal memajukan rencana
pemesanan sesuai dengan lead time yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan
rencana pemesanan sebesar 3,09, 4,18, dan 4,4
Tabel 5.15 Perhitungan MB Red dengan Metode Lot size FPR
Item : C LLC : 1 Periode (hari)
LS : FPR LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 9,02 10,56 9,02 4,4 0
Schedule Receipts
Projected On Hand 12,31 12,31 1,75 1,75 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 7,27 0 4,4 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 7,27 0 4,4 0
Planned Order Release 7,27 4,4
Contoh Perhitungan
NR4 = GR4 – SR4 – POH3
= 9,02 – 0 – 1,75
= 7,27
2 periode (hari) = 7,27 + GR5
= 7,27 + 0
= 7,27
PO Receipts4 = NR4
PO Release4 = -2 PO Receipts4
POH4 = PO Receipts4 + POH3 + SR4 – GR4
= 7,27 + 1,75 + 0 – 9,02
=0
Dari tabel 5.15 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 5
Tabel 5.16 Perhitungan MRP Calcium 0080 dengan Metode Lot size LFL
Item : C LLC : 1 Periode (hari)
LS : LFL (1) LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 95 101,6 102,2 106 97,8 95 101
Schedule Receipts
Projected On Hand 402,92 301,32 199,12 93,12 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 4,68 95 101 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 4,68 95 101 0
Planned Order Release 0 0 4,68 95 101 0
Contoh Perhitungan
Penyelesaian MRP Calcium 0080
Lot Size = LFL (1)
GR1 = (PO.Release Tabung Pakan ayam x 0,1) +
(PO.Release Alas Pakan Ayam x 0,1)
= 53,2 + 48,4
= 101,6
NR1 = GR1- SR1 – POH0
= 101,6 – 0 – 402,92
= - 301,32 (diamsusikan 0)
POH1 = PO Receipts1 + POH0 + SR1 – GR1
= 0 + 402,92 + 0 – 101,6
= 301,32
PO Receipts1 = NR1 = 0
PO Release 3 = -2 PO Receipts3
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa MRP Calcium 0080 mempunyai lead time
3, dan persediaan awal sebanyak 497,92kg didapat dari Projected on hand tabung
pakan ayam. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mencari Net
requirements (kebutuhan bersih) dengan cara mengurangi gross requirements pada
periode ke – t dengan scheduled receipts pada periode ke – t dengan projected on hand
pada periode ( t – 1 ) sehingga didapatkan angka -301,32 diamsusikan 0 karena
persediaan telah memenuhi permintaan. Jika net requirements positif maka untuk
mencari planned order receipts tinggal mengikuti sesuai dengan teknik lot size yang
digunakan. Karena pada MRP Calcium 0080 menggunakan lot size LFL (lot for lot),
maka tinggal melakukan rencana pemesanan sebanyak 4,68 sesuai dengan net
requirements pada periode ke 2 . Setelah diketahui planned order receipts nya maka
langkah yang terakhir tinggal memajukan rencana pemesanan sesuai dengan lead time
yang telah ditentukan. Sehingga didapatkan rencana pemesanan sebesar 4,68, 95 dan
101
Tabel 5.17 Perhitungan MRP Calcium 0080 dengan Metode Lot size FPR
Item : D LLC : 1 Periode (hari)
LS : FPR LT : 2 PD 1 2 3 4 5 6 7
Gross Requirement 196,6 208,2 192,8 101
Schedule Receipts
Projected On Hand 301,32 301,32 93,12 93,12 0 0 0 0
Net Requipment 0 0 0 0 99,68 0 101 0
Planned Order Receipts 0 0 0 0 99,68 0 101 0
Planned Order Release 99,68 101
Contoh Perhitungan
NR4 = GR4 – SR4 – POH3
= 192,8 – 0 – 93,12
= 99,68
2 periode (hari) = 99,68 + GR5
= 99,68 + 0
= 99.68
PO Receipts4 = NR4
PO Release4 = -2 PO Receipts4
POH4 = PO Receipts4 + POH3 + SR4 – GR4
= 99,68 + 93,12 + 0 – 192,8
=0
Dari tabel 5.17 diatas dapat kita lihat penggunaa MRP dengan Metode Lot Size Fixed
Period Requirements, selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode (hari)
dengan ukuran lot sesuai dengan kebutuhan bersih yang ditambah dengan kebutuhan
kotor pada hari ke 5
5.2.8 Analisan dan Pembahasan
5.2.8.1 Pembahasan
1) Tabung Pakan Ayam
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan dapat dilihat hasilnya pada tabel 5.6
dengan Gross Requirement yang didapatkan dari Departemen Produksi. Pada item
Tabung Pakan Ayam tidak mempunyai stok persediaan di gudang dan pada Item
Tabung Pakan Ayam ini memiliki waktu tunggu selama 1 hari.
Pada table 5.7 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari penjumlahan
kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements (Kebutuhan Kotor)
periode kedepan.
2) HD Kuning
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat hasilnya pada
tabel 5.8 dengan Gross Requirement didapatkan dari Planned Oreder Release dari item
Tabung Pakan Ayam dikalikan dengan presentase komposisi dari HD Kuning yaitu
89%. HD kuning masih mempunyai persediaan di gudang sebanyak 8003,31 kg dan
waktu tunggu pemesanan bahan baku HD Kuning selama 2 hari.
Pada table 5.9 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari
penjumlahan kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements
(Kebutuhan Kotor) periode kedepan.
3) Alas Pakan Ayam
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan dapat dilihat hasilnya pada tabel 5.10
dengan Gross Requirement yang didapatkan dari Departemen Produksi. Pada item Alas
Pakan Ayam tidak mempunyai stok persediaan di gudang dan pada Item Alas Pakan
Ayam ini memiliki waktu tunggu selama 1 hari.
Pada table 5.11 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga pada sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari
penjumlahan kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements
(Kebutuhan Kotor) periode kedepan.
4) HD Merah
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat hasilnya pada
tabel 5.12 dengan Gross Requirement didapatkan dari Planned Oreder Release dari
item Alas Pakan Ayam dikalikan dengan presentase komposisi dari HD Merah yaitu
89%. HD Merah masih mempunyai persediaan di gudang sebanyak 1877,92 kg dan
waktu tunggu pemesanan bahan baku HD Kuning selama 2 hari.
Pada table 5.13 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga pada sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari
penjumlahan kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements
(Kebutuhan Kotor) periode kedepan.
5) MB Red
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat hasilnya pada
tabel 5.14 dengan Gross Requirement didapatkan dari Planned Oreder Release dari
item Alas Pakan Ayam dikalikan dengan presentase komposisi dari MB Red yaitu 1%.
MB Red masih mempunyai persediaan di gudang sebanyak 21,33 kg dan waktu tunggu
pemesanan bahan baku MB Red selama 2 hari.
Pada table 5.15 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga pada sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari
penjumlahan kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements
(Kebutuhan Kotor) periode kedepan.
6) Calcium 0080
Dari perhitungan MRP yang sudah dilakukan dan hasilnya dapat dilihat hasilnya pada
tabel 5.16 dengan Gross Requirement didapatkan dari Planned Oreder Release dari
item Alas Pakan Ayam dikalikan dengan presentase komposisi dari Calcium 0080 yaitu
10%. Calcium 0080 masih mempunyai persediaan di gudang sebanyak 497,92 kg dan
waktu tunggu pemesanan bahan baku Calcium 0080 selama 2 hari.
Pada table 5.7 perhitungan MRP menggunakan metode lot size FPR ( Fixed Period
Requirements) yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap yaitu 2 periode,
sehingga pada sehingga pada Net Requirements (Kebutuhan Bersih) dihasilkan dari
penjumlahan kebutuhan bersih periode saat itu dengan Gross Requirements
(Kebutuhan Kotor) periode kedepan.
Dari tabel 5.18 dapat diketahui hasil Planned Order Release item Tabung Pakan Ayam,
item HD Kuning, item Calcium 0080, item Alas Pakan Ayam, item HD Merah, dan MB
Red. Sebagai contoh item HD Kuning selama tujuh hari melakukan pemesanan bahan baku
sebanyak 5 kali.
Tabel 5.19 Rekapitulasi Planned Order Release dengan Metode Lot size FPR
Periode
Nama Part
PD 1 2 3 4 5 6 7
Tabung Pakan Ayam 1064 1026 1026 570
HD kuning 1059,79 913,14 507,3
Alas Pakan ayam 902 1056 902 440
HD Merah 667,48 391,6
MB Red 7,27 4,4
Calcium 0080 99,68 101
Dari tabel 5.19 dapat diketahui hasil Planned Order Release item Tabung Pakan Ayam,
item HD Kuning, item Calcium 0080, item Alas Pakan Ayam, item HD Maerah, dan MB
Red. Sebagai contoh item HD Kuning selama tujuh hari melakukan pemesanan bahan baku
Hasil rekapitulasi dari perhitungan Material Requrement Planning merupakan sebuah
kebutuhan bahan baku atau komponen dari produk Wadah Pakan Ayam.. Metode Material
Requrement Planning yang saya usulkan ini memiliki banyak kelebihan, diantaranya
terjadwalnya kebutuhan bahan baku dari Wadah Pakan Ayan sesuai dengan Lead time yang
ada. Metode ini juga sangat terperinci dalam merencanakan bagian-bagian yang
menyususun sebuah Wadah Pakan Ayam dengan tepat berapa kebutuhan dan kapan bahan
baku akan datang dan diproduksi, hal inilah berdampak pada tidak terjadinya penumpukan
bahan baku ataupun Produk Wadah Pakan Ayam dalam gudang, sehingga jika dengan
menggunakan metode yang usulkan ini dapat meminimasi terjadinya penumpukan bahan
baku dan produk dalam gudang penyimpanan yang sangat terbatas di perusahaan.
5.2.8.3 Perbanding Metode Lot Size LFL dengan FPR
Dari tabel 5.20 dapat diketahui hasil Perbanding dari kedua metode lot size tersebut
yaitu LFL dan FPR yang mana pada metode Lot size FLF contoh pada HD kuning
pemesanan dalam tujuh hari sebanyak lima kali pemesanan, sedangkan untuk metode lot
size FPR dalam tujuh hari hanya melakukan pemesanan sebanyak empat kali, dan untuk
jumlah persediaan metode lot size LFL lebih sedikit dari metode FPR karena pada metode
LFL ketika bahan baku sejumlah yang dibutuhkan datang, maka bahan baku tersebut
langsung di proses untuk memenuhi kebutuhan bersih dengan jumlah yang sama.
Sedangkan untuk metode FPR kebutuhan bahan baku yang akan dipesan didapat dari
penjumlahan 2 periode kedepan sehingga masih ada sisa dan berpengaruh terhadap jumlah
POH.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dalam penerapan Material Requirement Planning dengan menggunakan metode Lot Size Lot For
Lot dan Fixed Order Requirement pada Wadah Pakan Ayam di Departemen Produksi PT Fajar Putra
Plasindo didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil dari Material Requirement Planning yang berupa Planned Order Release bertujuan untuk
memberikan informasi waktu pemesanan dari setiap item. Hasil dari rekapitulasi Planned Order
Release dengan Metode Lot For Lot dapat dilihat pada tabel 5.18 yang mana selang waktu
pemesanan tidak tetap. Rekapitulasi Planned Order Release Untuk metode Fixed Period
Requirements dapat dilihat pada tabel 5.19 yang mana selang waktu pemesanan dibuat tetap
yaitu setiap 2 periode (hari).
2. Material Requirement Planning juga memberikan informasi berapa jumlah bahan baku yang
harus dipesan pada periode tertentu, karena pada studi kasus ini menggunakan Lot Size Lot For
Lot dan Fixed Period Requirements yang mana ukuran kuantitas (ukuran lot) bervariasi, dan
hasilnya dapat dilihat di tabel 5.18 dan 5.19
3. Perbandingan dari kedua metode Lot size Lot For Lot dengan Fixed Period Requirements
didapat bahwa pada metode FPR jumlah frekuensi pemesanan lebih sedikit dibandingkan
metode LFL. Namun pada metode FPR persediaan yang disimpan lebih banyak dari pada
metode LFL.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah:
1. Perencanaan bahan baku dengan metode Material Requirement Planning dan menggunakan Lot
Size Lot For Lot (LFL) dan Fixed Period Requirements (FPR) sangat disarankan untuk
digunakan oleh PT Fajar Putra Plasindo karena dapat menghindari terjadinya stock out atau
persediaan berlebih dan menghindari adanya keterlambatan dalam penerimaan bahan baku yang
menyebabkan terhambatnya proses produksi. Pemesanan bahan baku dengan metode Lot For
Lot dan Fixed Period Requirements sesuai dengan rencana produksi dan kebutuhan bahan baku.
DAFTAR PUSTAKA