Anda di halaman 1dari 63

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah suatu hamparan lahan yang didominasi oleh pepohonan,

tumbuhan yang kecil seperti lumut, semak belukar dan bunga-bunga Hutan dan

terdapat juga sumberdaya alam hayati yang satu dengan yang lainnya tidak dapat

dipisahkan. Hutan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida, habitat hewan,

dan pelestari tanah serta merupakan salah satu aspek biosfer bumi yang paling

penting. Dan sejak tahun 1990-an, hutan alam sudah tidak mungkin lagi

memenuhi kebutuhan bahan baku industri kehutanan. Oleh karena itu, pemerintah

menggalakan program hutan tanaman industri untuk memenuhi permintaan akan

hasil hutan.

Hutan Tanaman Industri ( HTI ) adalah hutan tanaman pada hutan

produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan

kualitas hutan produksi dengan menerapkan sistem silvikultur dalam rangka

memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Kegiatan yang diizinkan meliputi

penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan

dan pemasaran.

Salah satu industri kehutanan yang yang menggunakan bahan baku dari

hutan tanaman industri adalah industri pulp dan kertas, dimana industri ini makin

berkembang pesat akhir-akhir ini. Perkembangan industri tersebut akan menuntut

tersedianya bahan baku yang mencukupi dan daya dukun lungkungan sekitarnya.

Kondisi yang umum terjadi di Indonesia adalah kapasitas industri kurang mampu

diimbangi ketersediaan bahan baku dan daya dukung lingkungan. Kelangkaan

1
bahan baku telah mengancam perkembangan industri khususnya yang

menggunakan bahab baku kayu.

Secara garis besar, kegiatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI)

terdiri atas kegiatan pembangunan hutan dan pengelolaan hutan. Kegiata

pembangunan hutan yaitu kegiatan yang dimulai dari membangun tegakan hutan

sampai menjadi tegakan normal, sedangkan pengelolaan hutan yaitu kegiatan

pemungutan hasil hutan dan kegiatan seterusnya secara berulang setalah daur

pertama. Pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan tanaman industri melputi

kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman pemeliharaan, pemanenan,

pengelolaan dan pemasaran.

PT Industrial Forest Plantation adalah perusahaan Hutan Tanaman

Industri (HTI) merupakan Salah satu perusahan yang berbasis kehutanan, kegiatan

yang dilakukan di HTI secara umum akan melihat bagaimana melihat penerapan

Keselamatan Kesehatan Kerja, prilaku pekerja, kendala kendala yang dihadapi,

serta faktor faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Maka dari itu

kegiatan magang di Hutan Tanaman Industri (HTI ) dan menambah wawasan

didalam bidang pengelolaan hutan tanaman industri di PT. Industrial Forest

Plantation Kalteng.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kehutanan, maka

mahasiswa diwajibkan belajar bekerja didunia kerja yang sesungguhnya yang

disebut magang,

Kegiatan magang merupakan tempat untuk lebih memahami materi yang

sudah diterima didalam perkuliahan dan memperoleh pengalaman lapang serta

2
mempraktekkan pengetahuan ditempat magang. Magang merupakan salah satu

matakuliah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap program studi kehutanan

Universitas Mhammadiyah Makassar. Magang adalah program pembinaan yang

dikelola secara terpusat dan merupakan program institusi untuk meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan teori yang didapat di

bangku kuliah dengan praktek di lapangan. Program magang ini akan dibagi

berdasarkan permintaaan mahasiswa yang diambil oleh mahasiswa, sehingga

kegiatan magang pun mengaruh kepada kegiatan manajemen yang dilakukan di

Instansi.

PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation dalam

suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun PKWT.

Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan plot pertama

ke plot kedua 30 titik tanam.

PQA ( Plantation Quality Assessment) suatu kegiatan menilai tanaman

pada jenjang waktu tertentu setelah dilakukan penanaman, mengenai kondisi dan

perkembangan tanaman dengan memperhitungkan potensi sehat, mati dan melarat

tanaman sehingga menghasilkan kualitas tanaman, kayu yang memuaskan.

Penilaian tanaman dalam hal ini secara khususnya tertuju pada menilai tanaman,

hasil kegiatan kerja dimulai pada penyemprotan sebelum tanam, penanaman serta

pada segala upaya perawatan tanaman, upaya – upaya pekerja dalam

memperlakukan tanaman sesuai dengan SOP (standard operasional procedure).

Penanaman secara langsung, umumnya dilakukan pada bibit tumbuhan

yang memiliki ukuran sedang hingga besar dan jumlah persediaan banyak.

3
Sehingga meski bibit tersebut meiliki ukuran besar namun persediaannya hanya

sedikit, maka benih tersebut perlu disemaikan terlebih dahulu.

1.2. Tujuan Magang

1.2.1. Tujuan umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dari pelaksanaan magang ini

adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan berpikir serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa melalui kegiatan interaksi dan aplikasi

langsung berbagi pengetahuan kehutanan yang diperoleh mahasiswa

selama perkuliahan.

2. Melatih mahasiswa untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah

berbagai informasi untuk dijadikan dasar dalam proses penyusunan

perencanaan dan pengolahan hutan dan hasil hutan

1.2.2. Tujuan khusus

Tujuan khusus yang dicapai dari pelaksanaan magang di PT.Industrial

Forest Plantation adalah mahasiswa mendapat pengalaman dan keterampilan

dibidang Menilai kualitas dan tata cara penanaman tanaman, mampu memahami

prosedur kerja serta factor resiko dari pekerjaan di PT Industrial Forest Plantation,

Desa Lahei, Kecamatan Matangai, Kabupaten Kapuas, Klimantan Tengah.

Sehubungan dengan tujuan sebagaimana disebutkan di atas, maka

kegunaan dari magang adalah agar mahasiswa mampu memperoleh pengalaman

praktis tentang gambaran umum dilapangan, sebagai bahan pengembangan diri

mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah dilapangan serta mampu

4
menalar bagaimana mengelola hutan secara baik dan benar dengan penuh rasa

tanggung jawab.

1.3. Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan Magang/PU dilaksanakan selama 2 bulan yaitu

mulai pada Tanggal 14 Agustus 2018 sampai dengan 12 Oktober 2018. Tempat

pelaksanaan Magang/PU di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei,

Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

5
II. KEADAAN UMUM LOKASI

2.1. Keadaan Fisik

2.1.1. Letak dan Luas

Secara geografis, areal PT.Industrial Forest Plantation berada pada

koordinat 114o00’05” – 114o18’35” BT, dan 01o22’55”- 01o53’40”LU. Secara

administrasi, berada di wilayah Kecematan Matangai dan Timpai, Kabupaten

Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan lokasinya PT.Industrial

Forest Plantation dibatasi oleh:

Sebelah Utara : dibatasi oleh IUPHHK-HA PT.Anugerah Alam Barito dan

kawasan kebun kelapa sawit PT.Wanacatur Jaya Utama

Sebelah Selatan : dibatasi oleh kebun kelapa sawit, kebun karet mastarakat, dan

kawasan suaka alam

Sebelah Timur : dibatasi oleh IUPHHK-HA PT.Wana Agung Asa Utama dan

Hutan Produksi

Sebelah Barat : dibatasi oleh kebun kelapa sawit dan kebun karet masyarakat

Untuk menuju ke lokasi, dapat diakses melalui jalur darat dengan waktu

tempuh ± 2 – 3 jam dari kota Palangkaraya.

PT. Industrial Forest Plantation memiliki luas keseluruhan ± 101.840 Ha.

2.1.2. Topografi

Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation memiliki kondisi

topografi yaitu agak datar, datar, datar agak cekungan, berombak, dan

bergelombang.Kodisi berombak dan bergelombang berada disebelah utara,

6
sedangkan wilayah tengah hingga ke selatan umumnya datar.Dilihat dari

kelerengannya, adalah berkisar antara 0-15%.

2.1.3. Klimatologi

Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson (1952), tipe iklim

disekitar Areal IUPHHK-HTI IFP termasuk tipe B (basah) dengan curah hujan

tahunan rata-rata 2.602,4 mm/ tahun

Hasil pengolahan data curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Periode (2004-2013), diketahui

bahwa curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2006 sebesar 1,0

mm dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Okober tahun 2010 sebesar 729,1

mm.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi

Tjilik Riwut periode (2004-2013) disajikan pada Tabel 1

Tabel 1. Data Curah Hujan di Areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest


Plantation
Curah Hujan (mm) Jumlah Rataan
Bulan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Januari 250,9 175,2 176,6 266,0 215,2 251,6 313,2 317,3 434,6 257,2 2.657,8 265,8

Februari 28,4 209,7 247,0 152,6 149,6 380,9 353,4 280,3 255,9 503,4 2561,2 256,1

Maret 146,0 215,1 270,5 288,2 373,5 333,0 368,4 502,3 339,5 253,4 3089,9 308,9

April 112,0 74,1 286,6 288,0 120,8 272,1 405,0 356,2 269,1 261,1 2.445,0 244,5

Mei 31,8 120,3 105,9 226,8 70,8 267,6 346,1 376,6 229,3 284,5 2059,7 205,9

Juni 27,5 106,6 156,6 89,2 134,7 41,0 291,4 36,1 134,4 136,8 1154,3 115,5

7
Juli 7,1 129,7 57,4 98,3 50,9 27,1 318,8 122,9 244,3 242,9 1299,4 129,9

Agustus 4,1 70,1 6,6 118,3 205,8 11,8 302,9 26,6 51,8 146,0 944,0 94,4

September 9,9 155,2 18,8 91,1 75,1 30,9 429,3 176,5 72,3 159,0 1218,1 121,8

Oktober 2,0 351,9 1,0 333,6 314 203,1 729,1 414,9 250,7 121,2 2.721,5 272,2

November 374,0 115,5 62,2 153,0 337,7 217,6 328,6 427,2 243,3 319,1 2.578,2 257,8

Desember 320,3 94,2 211,0 268,2 264,3 555,6 322,3 388,9 475,3 396,1 3296,2 329,6

Jumlah 1.314,0 1.817,6 1600,2 2.373,3 2.312,4 2.592,3 4.508,5 3.425,8 3.000,5 3.080,7 2.602,4

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut
periode (2004-2013)

Grafik Rataan curah hujan bulanan selama periode 2004-2013 disajikan pada Gambar 1
Curah hujan (mm)
350

300

250

200

150

100

50

Gambar 1.Grafik Rataan Curah Hujan Bulanan Periode 2004-2013

2.1.4. Geologi dan Tanah

Struktur geologi di areal IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation

yang dipetakan menunjukkan bahwa formasi geologi terdiri dari Batuan Endapan

dan Batuan Pasir Kuarsa Litos. Sedangkan jenis tanah yang terdapat di areal

IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation terdiri dari tanah pasir, tanah

8
podsolik merah kuning, tanah alluvial, dan tanah padas. Tekstur tanah pada jalan-

jalan utama serta jalan cabang tergolong dalam tekstur berpasir (sand).

2.1.5. Hindrologi

Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation seluruh termasuk

kedalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas. Kemudian daerah aliran sungai

dalam kawasan UP tersebut terbagi lagi menjadi Sub-DAS Mangkutub dan Sub-

DAS Murui.Sub-DAS Mangkutub berbatasab dengan DAS Kahayan.Sedangkan

aliran Sungai Murui berhulu jauh disisi sebelah Utara dan bermuara disisi sebelah

Selatan.Kedua sungai utama ini bermuara langsung ke Sungai Kapuas.Umumnya

bentuk Permukaan lahan disisi sebelah Utara lebih tinggi dibandingkan dengan

sisi sebelah selatan.

Sungai Kapuas juga terdapat di Kalimantan Tengah, tepatnya di

Kabupaten Kapuas.Sungai ini membentang sepanjang kutang lebih 600 km, dari

kecematan Kapuas Hulu sampai Kecematan Selat.Sedangan UP seluruhnya

termasuk kedalam Kecematan Mantangai.

Sungai Kapuas, dimana bagian hilirnya disebut Sungai Kapuas Murung

adalah sungai yang terletak di Kabupaten Kapuas dengan panjang + 600

km.Sungai ini memanjang dari Desa Tumbang Bukoi, Kecamatan Mandau

Talawang sampai Desa Batanjung, Kecematan Kapuas Kuala.Sungai ini bertemu

dengan Sungai Kapuas Murung di Kuala Kapuas.

Bagian hulu dari sungai ini merupakan daerah yang cukup tinggi

daratannya, namun sungainya tidak terlalu lebar. Sehingga bila hujan pada daerah

hulu cukup banyak, maka ketinggian air akan naik, bahkan bisa menggenangi

9
jalan-jalan di desa. Makin kehilir, daratannya makin rendah, bahkan ketinggian

daratan ada yang hanya mencapai 0-5 meter diatas permukaan laut.Meskipun

demikian lebar sungai makin besar, sehingga kenaikan ketinggian air tidak terlalu

besar.

Sungai ini sejak dulu sudah dijadikan sebgai tempat penambangan

emas.Penambangan tersebut masih berlangsung sampai sekarang, dimana di

dalam kawasan UP dapat dijumpai disepanjang Sungai Murui. Oleh karena itu

Sungai Murui khususnya dan Sungai Kapuas umumnya menjadi tercemar dengan

air raksa dan menjadi keruh.

2.1.6. Pola Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil penafsiran Mozaik Citra Landast 8 OLI Band 653

Path/ Row 118/061 liputan 19 Agustus 2015, kondisi penutupan lahan di areal

IUPHHK-HTI PT. Industrial Forest Plantation terdiri atas hutan lahan kering

sekunder seluas 70.281,78 ha, belukar tua seluas 9.806,43 ha, belukar muda dan

semak 7.793,47 ha, tanah terbuka seluas 11.383,67 ha, dan tertutup awan 1.724,05

ha. Kondisi penutupan lahan berdasarkan fungsi hutannya disajikan pada Tabel 2

Tabel 2. Kondisi Penutupan Lahan Berdasarkan Fungsi Hutan di Areal PT.


Industrial Forest Plantation
Fungsi Hutan (Ha)
No Penutupan Lahan Jumlah (Ha) %
HP APL

1 Lahan Kering Sekunder 70.176,61 105,17 70.281,78 69,9

2 Belukar Tua 9.780,05 26,38 9.806,43 10

Belukar Muda dan


3 7.776,08 17,39 7.793,47 7,7
Semak

10
4 Tanah Terbuka 11.203,24 180,43 11.383,67 11

5 Tertutup Awan 1.722,67 1,38 1.724,05 1,7

Sumber: PT.Industrial Forest Plantation, 2018

2.2. Potensi Flora dan Fauna

2.2.1. Flora

Sebagian besar jenis tumbuhan hutan yang ada di areal PT. Industrial

Forest Plantation adalah pohon kayu produksi (heterogen) seperti resak, meranti,

melur, bintagur, gerunggang, kempas, pelawan, rimba campuran, sindur, rengas,

agathis, balau, kapur, keruing, dan nyatoh. Selain tumbuhan hutan juga terdapat

tanaman yang ditanam atau yang diusahakan oleh PT.Industrial Forest Plantation

yaitu acacia crassi carpa, acacia mangium, dan eukaliptus.

2.2.2. Fauna

Potensi fauna yang ada pada sekitar areal PT. Industrial Forest Plantation

terbagi menjadi:

1. Mamalia: Orang Utan, Owa Kalawat, dan Beruang Madu

2. Reptil: Kobra dan Biawak

3. Burung : Elang Tikus dan Walet

2.2.3. Keadaan Sosial Ekonomi

Kawasan Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation secara

administrasi berada di wilayah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah yang

berada dalam wilayah Kecamatan Mantangai. Secara lengkap nama-nama desa

yang merupakan lokasi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation

disajikan pada Tabel 3.

11
Tabel 3.Desa-desa Lokasi Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation,
Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah,
Tahun 2014.
No. Nama Desa Tahun Bediri Keterangan

1 Humbang Raya 2013 Pemekaran Desa Lahei Mangkutup

2 Lahei Mangkutup 1930-an -

3 Danau Rawah 1959 -

4 Gawing 2013 Pemekaran Desa Danau Rawah

5 Bukit Batu 2013


Pemekaran Desa Danau Rawah
6 Muroi Raya 2013
Pemekaran Desa Danau Rawah
7 Sei Gita 2013
Pemekaran Desa Danau Rawah
Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation

2.2.3. Demografi

Kecamatan Mantangai merupakan salah satu dari l7 wilayah kecamatan

di Kabupaten Kapuas. Kondisi topografi kecamatan Mantangai dari landai sampai

bergelombang dengan ketinggian wilayah antara 50-100 mdpl. Luas wilayah

kecamatan ini 6.103,77 Km2 yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas

di Kabupaten Kapuas (sekitar 40,80% luas wilayah kabupaten). Kecamatan

Mantangai dengan jumlah penduduk 36.523 jiwa yang terdiridari 19.024 laki-laki

(52,09%) dan 17.499 perempuan (47,91%).

Kecamatan Mantangai terdiri dari 39 desa diantaranya 7 desa berada

disekitar Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest Plantation. Secara umum, bias

dinyatakan bahwa interaksi antara desa-desa (dan masyarakat) disekitar Areal

IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation berlangsung intensif. Masyarakat

pada desa-desa tersebut memiliki lahan pada Areal PT.Industrial Forest Plantation

12
Tabel 4. Penduduk Desa-desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT.Industrial Forest
Plantation menurut Jenis Kelamin Tahun 2012
Jumlah Penduduk (Jiwa)
No NamaDesa
Laki-laki Perempuan Jumlah Seks Ratio

1 Humbang Raya 469 312 781 150

2 Lahei Mangkutup 1.240 1.051 2.291 117

3 Danau Rawah 1.698 1.641 3.339 103

4 Gawing 686 457 1.143 150

5 Bukit Batu 915 492 1.407 185

6 Muroi Raya 1.085 996 2.081 108

7 Sei Gita 900 900 1.800 100

Total 6.993 5.849 12.842 119

Sumber : Data PT. Industrial Forest Plantation 2018

Berdasarkan hasil pencacahan (sensus) penduduk tahun 2012, jumlah

penduduk di desa-desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest

Plantation berjumlah 12.842 jiwa yang terdiri dari 6.993 laki-laki (54,45%) dan

5.849 perempuan (45,54%). Dengan demikian rasio jenis kelamin (RJK) wilayah

ini adalah 119 yang berarti pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 119

penduduk laki-laki. Rasio jenis kelamin terdapat di desa Bukit Batu sebesar 185

dan terkecil di desaSei Gita yaitu sebesar 100. Sedangkan gambaran mengenai

banyaknya peduduk dan luas wilayah serta kepadatan penduduk yang terdapat

pada desa - desa di sekitar Areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation

dapat dilihat pada Tabel 5.

13
Tabel 5. Banyaknya Penduduk, Luas, Wilayah, dan Kepadatan Penduduk
Luas Wilayah
No Desa Penduduk Kepadatan Penduduk
(Km2)

1 Humbang Raya 781 263,07 2

2 Lahei Mangkutup 2.291 2.166,24 1

3 Danau Rawah 3.339 83 27

4 Gawing 1.143 170,42 4

5 Bukit Batu 1.407 491,98 2

6 Muroi Raya 2.081 752 4

7 Sei Gita 1.800 315,97 7

Jumlah 12.842 4.242,68

Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation

Berdasarkan Tabel 5, mengambarkan bahwa banyaknya penduduk di

desa Danau Rawah yaitu 3.339 jiwa dengan luas wilayah 83 Km2. Dari data tabel

menunjukan bahwa data kepadatan penduduk di desa Danau Rawah yaitu 27

Km2.

2.2.4. Mata Pencaharian

Secara umum sumber penghidupan atau mata pencaharian masyarakat di

sekitar Areal IUPHHK-HTI Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation pada

umumnya berupa kegiatan usaha produktif disektor primer, yaitu di bidang

pertanian, terutama budidaya perkebunan dan tanaman karet. Namun demikian,

khususnya Desa Danau Rawah mayoritas bermata pencaharian sebagai

penambang emas tanpa izin (PETI) di sungai murio Raya dan sungai Kahayan.

Usaha penambangan tersebut mulai surut dalam dua tahun terakhir, sehingga

14
sebagian penduduk sudah beralih profesi kembali sebagai petani. Mata

pencaharian disektor pertanian dan perkebuanan di kecamatan mantangai untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas Panen, Produktivitas dan Total Produksi Tanaman Padi dan
Palawija
LuasPanen Produktifitas Total Produksi
No Komiditi
(Ha) (Kw/ Ha) (Ton)

1 Padi Sawah 6.331 - -

2 Ketela Pohon 50,2 5,91 594,70

3 Ketela Rambat 21,2 7,11 151,52

4 Jagung 15 4,07 55,44

5 Kacang Tanah 5,6 1,27 6,45

6 Kacang Kedelai 4,40 1,35 22,75

7 Kacang Hijau 1,7 0,40 1,45

Sumber : Data PT Industrial Forest Plantation Tahun 2018

Berdasarkan tabel 6, data pertanian di Kecamatan Mantangai

menunjukkan bahwa tingkat produktifitas pertanian dengan rata-rata total

produksi 138,71 ton. Masyarakat kecamatan Mantangai pada umumnya berprofesi

sebagai petani, nelayan sungai pengrajinan yaman rotan khususnya bagi

perempuan. Selain itu, desa-desa yang berada disekitar Areal IUPHHK-HTI PT

Industrial Forest Plantation membentuk kelompok tani sebagai buruh tani/ pekerja

kontrak waktu tertentu (PKWT) di perusahaan PT Industrial Forest Plantation.

15
2.2.5. Pendidikan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat berperan

dalam pembangunan suatu wilayah. Namun SDM yang dimaksud adalah sumber

daya yang berkualitas atau SDM yang memiliki pendidikan, skill, maupun

kemapuan untuk maju demi kesejahteraan hidup, masyarakat dan Negara. Untuk

meningkatkan kulitas SDM agar mampu bersaing dalam dunia pendidikan maka

fasilitas harus dipenuhi setiap daerah. Adapun fasilitas pendidikan yang telah

dimliki desa - desa disekitar areal IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation

pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah sekolah di desa-desa sekitar areal IUPHHK-HTI PT Industrial


Forest Plantation
Pendidikan Jumlah %

TK 21 41,17

SD 18 35,29

SMP 8 15,68

SMA 2 3,92

Madrasah Ibtidaiyah 1 1,96

Madrasah Tsanawiyah 1 1,96

Jumlah 51 100

Sember : Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018

Berdasrakan Tabel 7, fasilitas pendidikan yang terdapat di desa-desa

sekitar areal IUPHHK-HTI PT IFP sudah cukup memadai. Berkenaan dengan hal

tersebut, pemerintah kecamatan mantangai harus mengedepankan peningkatan

kualitas SDM melalui program-program pembangunan yang berorientasi pada

16
pendidikan baik formal maupuan non formal yang tepat sasaran di setiap desa -

desa. Dibalik SDM yang berkualitas tidak terlepas dari peran pendidikan disuatu

wilayah tersebut.

2.2.6. Kesehatan

Tingkat kesehatan masyarakat kecamatan Mantangai dapat dilihat dari

beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu lingkungan sehat,

pelayanan kesehatan, faktor keturunan dan prilaku sehat. Diantara faktor tersebut,

pelayanan kesehatan memiliki peranan yang sangat strategis karena melalui

pelayanan kesehatan ini saja tidak dapat dilalukan pelayanan kesehatan, tetapi

juga kesehatan bersifat preventif, rehabilitas, edukatif yang sangat luas. Adapun

fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swata yang ada di kecamatan Mantangai

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Fasilitas Kesehatan Milik Pemerintah dan Swasta


No Desa Puskesmas Polindes Pustu Pusling

1 Humbang Raya - - - -

2 Lahei Mengkutup 1 - - -

3 Danau Rawah 1 1 - -

4 Gawing - - - -

5 Bukit Batu 1 -

6 Manusup - 1 1 -

7 Sei Gita - - - -

Jumlah 3 2 1 -

Sumber : Data PT. Industrial Forest Plantation 2018

17
Berdasarkan tabel di atas, Fasilitas kesehatan di kecamatan Mantangai

yaitu 3 puskesmas, 2 polindes, 1 pustus dan sementara pusling tidak ada,

sedangkan tenaga medis yang terdapat di kecamatan Mantangai yaitu Dokter

Umum 6 orang, Dokter Gigi sebanyak 3 orang dan 2 orang petugas kesehatan.

2.2.7. Sosial Budaya

Keragaman budaya, adat istiadat dan agama yang telah berkembang di

kecamatan Mantagai, saat ini hidup rukun dan sejahterah, tersebar diseluruh

kecamatan dan desa. Penduduk asli kecamatan Mantangai terdiri 2 suku besar

yaitu suku dayak dan suku banjar.

Seiring dengan berkembangnya zaman dengan semakin meningkat

aktifitas ekonomi di kecamatan Mantangai, yang diikuti dengan semakin

meraknya arus mudik masyarakat yang masuk ke kabupaten kapuas, hingga saat

ini kecamatan Mantangai telah dihuni dengan berbagai suku adat dn istiadat.

Tabel 9. Suku Bangsa dan Bahasa di Kecamatan Mantangai

No Suku Bangsa Bahasa

1 Suku Dayak Bahasa dayak dipergunakan untuk komunikasi

lokal di daerah pedalama Kutai Timur etnis

masing - masing suku dan berkomunikasi

secara nasional menggunakan bahasa Indonesia.

2 Suku Banjar Bahasa banjar dipergunakan untuk komunikasi

lokal yang berada di daerah menurut etnis

masing – masing

Sumber: Kebudayaan Kabupaten Kapuas 2013

18
Pembanguan kebudayaan di Kabupaten kecamatan Mantangai ditujukan

untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah serta

mempertahankan jati diri dan nilai – nilai daerah.

Pembangunan seni dan budaya di Kabupaten Kapuas telah

mengupayakan peningkatan jati diri masanyarakat Kecamatan Mantangai seperti

halnya solidaritas sosial, kekeluargaan, budaya dan prilaku positif seperti kerja

keras, gotong royong. Banyaknya penduduk menurut agama sebanyak 314,272

yang terdiri dari agama islam 269,238, Kristen 39,256 katolik 699, hindu 5029,

budha 50 dan jumlah tempat ibadah sebanyak 313 mesjid, mushola sebanyak 516,

gereja protestan sebanyak 236 dan gereja katolik sebanyak 10.

2.2.8. Sarana dan Prasarana

Sistem transportasi yang memadai juga sangat berperan dalam

pembangunan perekonomian suatu daerah. Dengan sistem transfortasi yang baik ,

maka kehidupan masyarakat akan berjalan dengan lancar. Hubungan antar

wilayah pun juga akan menjadi lebih mudah sehingga roda perekonomian bisa

berjalan dengan lancar. Sistem transfortasi yang berada di kecamatan Mantangai

meliputi darat dan air.

Adapun sarana dan prasana transportasi antar desa adalah melalui darat

dan air. Dan jenis permukaan jalan yang terluas adalah aspal dan sepanjang tahun

dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Sementara

prasarana transportasi jalan menuju desa menuju jalan raya. Untuk fasilitas

komunikasi, menara telepon seluler ada di desa ini dengan sinyal telepon seluler

sinyal lemah. Kantor pos atau rumah pos tidak ada di desa tersebut.

19
2.2.9 Kelembagaan

a. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di PT. Industrial Forest Plantation dapat dilihat dalam

pola di bawah ini:

Manager Asisten Kepala

Mandor Asisten Devisi

Security
Gambar 2. Struktur Organisasi PT Industrial Forest Plantation

b. Tugas dan Fungsi

Adapun tugas pokok dan fungsi dari struktur organisasi PT. Industrial

Forest Plantation sebagai berikut:

1. Manager

Manager adalah pimpinan tertinggi dalam sebuah perusahaan yang

memiliki wewenang dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

a. Mempunyai garis komando terhadap bawahannya.

b. Menganalisa penuyusunan anggaran belanja tahunan dan dokumen

keuangan.

20
c. Menciptakan dan mengendalikan teknologi serta komponen sesuai

kebutuhan.

d. Menandatangani permintaan material sesuai program kerja yang

dibutuhkan.

2. Asisten Kepala

Asisten kepala memiliki tugas dan tanggung jawab anatara lain

sebagai berikut:

a. Membawahi seluruh fil asisten, mengawasi dan mengontrol tugas-

tugas asisten yang ada di divisi masing-masing.

b. Menandatangani seluruh hasil kegiatan pekerjaan asisten yang ada

di divisi masing-masing.

c. Semua jenis kegiatan yang di temukan di lapangan di laporkan ke

pada pihak manager.

d. Mewakili manager apabila tidak ada di tempat.

3. Asisten Divisi

Asisten divisi memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain

sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengontrol hasil kegiatan dari kepala mandor dan

seluruh mandor yang ada di divisi masing-masing.

b. Hasil yang di dapatkan akan di laporkan kepada asisten kepala.

21
4. Mandor

Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan pekerja yang ada di

divisinya, baik apsen atau daftar hadir dan akan di laporkan kepada

kepala mandor.

5. Security

Security memiliki wewenang dan tanggung jawab antara lain

sebagai berikut:

a. Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan-kegiatan yang ada di

PT. Industrial Forest Plantation.

b. Menjaga dan mengamankan seluruh aset perusahaan dan apabila

ada kegiatan Internal dan Eksternal yang ada di luar lingkup

perusahaan yang sifatnya mengganggu akam di laporkan kepada

koordinator security selanjutnya akan menunggu petunjuk pihak

pimpinan perusahaan.

c. Apabila ada gangguan keamanan yang sifatnya tidak dapat di

selesaikan secara Internal maka akan dilaporkan kepada pihak

kepolisian terdekat.

d. Pengawalan uang gaji karyawan setiap bulan.

22
III. KEGIATAN MAGANG

3.1 Kegiatan Umum

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan ditempat magang yaitu :

3.1.1. Wood Supply (Pasokan Kayu)

Wood Supply atau pasokan kayu adalah departemen atau kegiatan

yang mengerjakan pembersihan lahan (land clearing), pemanenan dan tata

usaha kayu.

A. Land Clearing ( Pembersihan Lahan )

Pembersihan lahan atau land clearing merupakan pembersiahan

lahan secara menyeluruh dari vegetasi yang ada di areal kerja, cara ini

biasanya dengan cara dibakar (sekarang dilarang) atau dibersihkan dengan

alat berat, bisa ditebang, digeregaji dengan chainsaw bahkan bisa dibabat

dengan parang atau (mekanis) seperti eksafator atau bulldozer. Pembersihan

lahan dilakukan untuk menghilangkan/ membuang benda-benda yang dapat

mengganggu tanaman pokok. Benda-benda ini merupakan sumber penyakit

misalnya tunggal/ sisa tanaman, gulma, tumpukan sampah di usahakan

bersih tidak ada lagi di area lahan yang akan kita Tanami.

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan land clearing adalah untuk menyediakan lahan baru

untuk ditanami tanaman industri yang memiliki nilai jual tinggi yang sesuai

dengan standar operasional yang telah ditentukan perusahaan.

23
2. Waktu dan Tempat

Kegiatan pembersihan lahan di laksanakan pada tanggal 18 Agustus

2018. Kegiatan bertempat blok F di PT Industrial Forest Plantation Desa

Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan

Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Excavator

2. Bucket

3. Graple

b. Bahan

Bahan yang digunakan adalah solar

4. Teknik Pelaksanaan

Teknik kegiatan land clearing adalah pembukaan wilayah hutan yang

kemudian dibuat blok atau tanda yang bertujuan agar alat yang mengerjakan

lokasi itu dapat mengetahui batas yang sudah ditentukan oleh perusahaan

sehingga alat berat atau excapator dapat membuat terasering, jalur sampah, dan

parid.

B. Harvesting (Pemanenan)

1. Tujuan Kegiatan

Harvesting adalah kegiatan Pemanenan kayu, yang bertujuan

memproduksi Kayu (sebagai bahan baku industri) dan menyiapkan lahan

tanam (menghasilkan tanaman industri yang baik).

24
2. Waktu dan Tempat

Kegiatan harvesting di laksanakan pada tanggal 21 Agustus 2018.

Kegiatan bertempat di PT. Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan

Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Chainsaw.

2. Parang

3. Excavator

b. Bahan

1. Peta kerja rencana pemanenan

2. Pita

c. Teknik Pelaksanaan

a. Pre Harvest

Kegiatan sebelum pemanenan kayu (pre-harvest) adalah kegiatan

manual yang dilakukan sebelum pemanenan kayu. Adapun kegiatan yang

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pengecekan batas kompartemen (survey and boundary

2. Pengimasan (under brushing),

3. Perencanaan micro pemanenan kayu (micro planning)

b. Process Harvest

Proses pemanenan meliputi kegiatan penebangan (felling),

penyusunan kayu (pre-bunching), pemotongan pada ujung dan cabang

25
pohon (topping and delimbing), pemotongan dengan panjang tertentu dan

pemerataan bontos (bucking and trimming), penyaradan (extraction),

penumpukan kayu (stacking).

c. Post Harves

Setelah pemanenan (post harvest), meliputi 3 bagian kegiatan yaitu,

pemuatan kayu ke truk (loading to truck), pembuatan parit (infield drain),

penyerahan lahan (handing over area).

C. Tata Usaha Kayu ( TUK )

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan TUK adalah untuk mengetahui cara pengukuran kayu log

dan pengukuran kayu bulat kecil atau pengukuran tumpukan kayu.

2. Waktu dan Tempat

Kegiatan tata usaha kayu ( TUK ) di laksanakan pada tanggal 20-21

Agustus 2018. Kegiatan bertempat blok F di PT Industrial Forest Plantation

Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan

Tengah.

3. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan antara lain pita meter, alat tulis, kalkulator,

dan pipa air yang sudah di beri tanda. Sedangkan bahan yang digunakan

anatara lain kapur tulis dan tally sheet.

4. Teknik Pelaksanaan

a. Pengukuran kayu log

26
1. Untuk mengukur panjang kayu log digunakan pita meter, pita meter

tersebut dibentang mengikuti panjang kayu log tersebut.

2. Untuk mengukur diameter kayu di gunakan pita meter dan kapur,

kapur digunakan untuk meberi angka pada diameter kayu tersebut.

b. Pengukuran Kayu Bulat kecil (tumpukan kayu)

1. Bentangkan pita meter tersebut untuk mengukur panjang tumpukan

pada kayu bulat kecil

2. Ukur tinggi tumpukan kayu bulat kecil menggunakan pipa air yang

sudah di beri tanda. Pengukuran di mulai dari sis kiri dan kanan

kemudian ke tengah tumpukan kayu tersebut (sisi bagian luar).

3.1.2. Planning ( Perencanaan )

Planning atau perencanaan adalah proses penetapan tujuan dan dan

penetaan apa yang harus dikerjakan untuk merealisasikannya.

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan planning adalah untuk perencanaan suatu areal kerja yang

dibagi menjadi 3 yaitu PMA, PQA, dan Survey.

2. Waktu dan Tempat

Kegiatan planning di laksanakan pada tanggal 23-29 Agustus 2018.

Kegiatan bertempat blok A dan C di PT. Industrial Forest Plantation Desa

Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan

Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

27
1. GPS

2. Parang

3. Meteran

4. Alat tulis

5. Alat Pengukur tinggi (Haga)

6. Diameter tape

7. Kamera

8. Kompas

b. Bahan

1. Pita

2. Tally sheet

3. Peta

4. Patok

4. Teknik Pelaksanaan

a. PMA ( Plantation Monitoring Accissment )

Kegiatan PMA adalah untuk memantau tingkat pertumbuhan

tanaman, memonitoring tanaman umur 6 bulan dan 18 bulan. Jadi yang

kami ikuti hanya PMA 18 bulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

dalam PMA 18 bulan:

1. Desain Sampling

2. Persiapan peta

3. Pembuatan jalur survey, plot dan penandaan pohon dalam plot

4. Pengukuran, pencatatan tegakan, dan data dalam Plot

28
b. PQA ( Plantation Quality Assiccment )

PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation

dalam suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun

PKWT. Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan

plot pertama ke plot kedua 30 titik tanam. Jenis-jenis kegiatan pada PQA

yaitu:

1. Planting

a. Tanaman yang hidup

b. Tanaman yang mati

c. Lubang tanam

d. Jarak tanam

2. Blanking

a. Tanaman hidup

b. Tanaman mati (kosong)

3. Weeding

a. Satisfaction

b. Poorkill

c. Missed

d. Damage

e. Dead

c. Survey

Survey adalah kegiatan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif

mengenai keadaan hutan dan fisik dilapangan. Dengan tujuan untuk

29
mengetahui potensi dan kondisi fisik lapangan serta data penunjang lainnya

sebagai bahan evaluasi mengenai status, fungsi dan peruntukan penggunaan

lahannya. Kegiatan survey terdiri dari:

1. Penataan areal tanaman

2. Penataan areal konservasi

3. Pembuatan pal batas

3.1.3. Environment Health Safety (EHS)

Environment Health Safety adalah sebagai penanggung jawab pengelolaan

dan pemantauan lingkungan dari bahaya kebakaran dan mencegah

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di wilyah kerja PT Idustrial

Forest Plantation.

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan EHS adalah pengelolaan dan pemantauan lingkungan

dari bahaya kebakaran dan mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja di wilyah kerja PT Idustrial Forest Plantation. Yang kami ikuti hanya

pencegahan kecelakaan kerja.

2. Waktu dan Tempat

Kegiatan EHS di laksanakan pada tanggal 30-05 September 2018.

Kegiatan bertempat di PT Industrial Forest Plantation Desa Lahei, Kecamatan

Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Palu

30
2. Geregaji

3. Kuas

4. Paku

5. Linggis

b. Bahan

1. Papan

2. Balok

3. Cat

4. Teknik Pelaksanaan

Teknik kegiatan pencegahan kecelakaan kerja adalah membuat papan-papan

peringatan dan kemudian memasang disetiap tempat yang sudah ditentukan

3.1.4. Nursery ( Persemaian )

Nursery adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih

menjadi bibit atau semai yang siap ditanam dilapangan. Kegiatan di persemaian

merupakan kegiatan awal dilapangan dari kegiatan penanaman hutan karena itu

sangat penting dan merupakan kunci pertama didalam upaya mencapai

keberhasilan penanaman hutan, ditentukan pada prosespersemaian bibit.

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dilaksanakan kegiatan nursery atau persemaian yaitu untuk

memperoleh bibit yang diinginkan/ varietas yang dinginkan seperti bibit yang

sehat, berkualitas dan mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungannya.

2. Waktu dan Tempat

31
Kegiatan nursery atau persemaian dilaksanakan pada tanggal 06-12

September 2018. Kegiatan bertempat blok C di PT Industrial Forest Plantation

Desa Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan

Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Giling media ( Mixing )

2. Sekop

3. Tray dan Tube

4. Cangkul

5. Cap/ alat penyemprot

6. Gerobak

7. Mesin air

8. shade net

b. Bahan

1. Pupuk

2. Cocopiet

3. Gambut

4. Benih

5. H2SO4

4. Teknik Pelaksanaan

Adapun teknik pelaksanaan dalam kegiatan nursery di PT Industrial

Forest Plantation adalah sebagai berikut:

32
a. Persiapan Lahan

Kriteria lahan yang sesuai untuk pembibitan di PT Industrial Forest

Plantation adalah sebagai berikut:

1. Areal flat ( datar ) dengan toleransi kemiringan 5o – 10o

2. Harus dekat dengan sumber air

3. Harus dekat dengan akses jalan agar mempermudah saat pengankutan

bibit kelapangan

4. Bebas banjir

5. Tenaga kerja

b. Persiapan dan Pengisian Media

1. Untuk 1 m3 media memerlukan:

a. Cocopiet 70 %

b. Gambut 30 %

c. Simplot 5 kg

d. RP 2 kg

e. Agroblen 3 kg

f. TSP 3 kg

2. Adapun kriteria media yang dikatakan layak:

a. Media tidak meneteskan air saat diremas atau digenggam

b. Saat digenggaman lalu dilepas tidak menggumpal

3. Cara pengisian media

a. Polytube disiapkan

b. Masukkan media kedalam polytube dan padatkan

33
c. Treatment Benih ( Perlakuan Benih )

Treatment benih adalah kegiatan perendaman benih dengan

menggunakan asam sulfat atau air panas agar benih mudah dan cepat

melakukan proses kecambah

d. Sowing ( Tabur Benih )

Sowing adalah kegiatan penaburan benih dengan kedalaman media 1,5

cm. Setelah itu di sowing dan ditutup dengan menggunakan shade net selama

25 – 28 hari. Tujuannya agar bibit tersebut tidak mudah terkena derasnya air

hujan dan saat penyiraman di pagi dan sore hari.

e. Germinasi

Germinasi merupakan kegiatan untuk menentukan persentasi tumbuh

tanaman yang dilakukan pada umur tanaman 21 hari ( Acacia crassicarpa )

setelah tanam.

f. Maintenance ( Perawatan )

Maintenance adalah kegiatan merawat bibit seperti:

1. Penyiraman

2. Pupuk susulan

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

4. Pengendalian Gulma

5. Sanitasi

g. Double Spacing

Double Spacing merupakan tindakan pemeliharaan mengatur ruang

tumbuh dengan cara mengurangi kerapatan agar cahaya matahari dapat merata

34
sehingga fotosintesis berjalan, jarak lebih baik dan kelembabannya normal dan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman. Double Spacing

dilakukan pada umur 5-7 minggu.

h. Bibit Siap Tanam

Kriteria bibit siap tanam yaitu :

1. Umur tanaman 3 bulan

2. Tinggi tanaman 18 cm

3. Diameter batang 2,5 mm

4. Jumlah daun minimal 4 helai ( sehat )

5. Kekompakan akar minimal 75 %

6. Kekokohan batang

7. Akar aktif

8. Bebas serangan hama dan penyakit

3.1.5. Plantation ( Penanaman )

Plantation atau penanaman adalah kegiatan penanaman yang di mulai dari

penyemprotan sebelum tanam sampai perawatan tanaman hingga menghasilkan

kualitas tanaman yang berkualitas.

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan plantation yaitu untuk mengetahui tata cara pelaksaan

penanaman dan perawatan tanaman yang baik dan benar agar mendapatkan

kualitas tanaman yang baik.

2. Waktu dan Tempat

35
Kegiatan plantation di laksanakan pada tanggal 17-22 September 2018.

Kegiatan bertempat blok A dan C di PT. Industrial Forest Plantation Desa

Lahei, Kecamatan Mantangai , Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan

Tengah.

3. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Alat perlindungan diri (ADP)

2. Dodos

3. Sling

4. Knapsack

5. Parang

b. Bahan

1. Bibit siap tanam

2. Pupuk (TSP,ZA, dan KCL).

3. Patok

4. Teknik Pelaksanaan

a. Penyemprotan Sebelum Tanam

Sebelum melakukan kegiatan penanaman dilakukan terlebih dahulu

penyemprotan sebelum tanam atau pre planting spra (PPS) pada areal yang

akan di tanami dengan menggunakan glyposate atau paraquate, metil, dan

agristiksesuai gulma yang ada pada areal yang akan di lakukan

penyemprotan.

b. Penanaman dan Pemupukan

36
Setelah kegiatan PPS maka dilakukan penanaman. Hal yang

pertama dilakukan yaitu menyediakan bibit dan harus di naungi oleh

sheednet, dodos, sling untuk menentukan titik tanam dan pupuk.

c. Perawatan

Kegiatan setelah tanam yaitu perawatan setelah tanam atau weeding

round (WR). Weeding round dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan

jenis tanaman yang akan di tanam. Pada tanaman acacia cariscarpa dan

acacia mangium weeding round terdiri dari WR1 – WR5 sedangkan untuk

tanaman eucalyptus terdiri dari WR1 – WR13.

1. Weeding Round 1

Kegiatan weeding round 1 dilakukan pada saat umur tanaman 1

bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 2

liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan

takaran dosis 36ml/knapsack tanpa menggunakan meta prima.

2. Blanking

Blanking adalaha kegiatan penanaman kembali pada titik tanaman

yang kosong ataupun tanaman yang telah mati. kegiatan blanking

dilakukan pada tanaman yang berumur 1 bulan dan blanking dilakukan

weeding round 1.

3. Weeding Round 2

Kegiatan weeding round 2 dilakukan pada saat umur tanaman 3

bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

37
ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,75

liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan

takaran dosis 30ml/knapsack tanpa menggunakan meta prima.

4. Slashing

Slashing adalah pembersihan gulma secara manual sebelum

dilakukan penyemprotan ketika gulma telalu tinggi yang dilakukan oleh

pekerja menggunakan parang yang telah di asah dengan cara menebas

gulma yang ada pada suatu areal.

5. Singling

Kegiatan slashing adalah pemotongan cabang pada tanaman yang

dapat mempengaruhi atau menyaingi pertumbuhan batang utama

tanaman.

6. Weeding Round 3

Kegiatan weeding round 3 dilakukan pada saat umur tanaman 5

bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,6

liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan

takaran dosis 30ml/knapsack dan meta prima 33gram/knapsack.

7. Weeding Round 4

Kegiatan weeding round 4 dilakukan pada saat umur tanaman 10

bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,4

38
liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan

takaran dosis 23ml/knapsack dan meta prima 29gram/knapsack.

8. Weeding Round 5

Kegiatan weeding round 5 dilakukan pada saat umur tanaman 13

bulan setelah tanam dimana herbisida disesuaikan dengan gulma yang

ada pada areal yang akan dilakukan penyemprotan dengan dosis 1,3

liter/knapsack paraguate atau glyposate dan ditambahkan agristik dengan

takaran dosis 22ml/knapsack dan meta prima 27gram/knapsack.

3.1.6. Social Security Licensi ( SSL )

Sebelum melakukan kegiatan pada areal perusahaan sosial security licensi

yang harus pertama turun tangan. Sosial yaitu hubungan antara perusahaan

dengan masyarakat setempat baik dalam bentuk kerjasama atau masalah-masalah

anatara masyarakat, pemerintah daerah. Dan kegiatan sosial yang pertama yaitu

melakukan sosial meffing atau pemetaan sosial pada masyaraka untuk menentukan

suatu kebijakan dalam daerah tersebut.

3.1.7. Common Service ( CS )

Common service yang terdiri dari administrasi, store, Personalia (PA) dan

General Verb (GA), dan accounting yang kegiatannya menyangkut seluruh

kebutuhan pada perusahaan yang dimana administrasi berfungsi sebagai penyusun

dan pencatatan data informasi secara sistematis untuk menyediakan keterangan

serta memudahkan memperolehnya kembali secara keseluruhan, store berfungsi

sebagai tempat penyimpanan material kebutuhan perusahaan dan mengelola

pengeluaran material untuk kelapangan, personalia (PA) yaitu berhubungan

39
langsung dengan kekariawanan dan genal verb (GA) yaitu pemenuhan aset-aset di

perusahaan, dan accounting berfungsi sebagai penyedia informasi sumber

keuangan dan sebagai pengelola keuangan pada perusahaan.

3.2 . Kegiatan Khusus Plantation Quality Assessment (PQA)

PQA merupakan penilaian terhadap seluruh kegiatan plantation dalam

suatu areal/kompartemen yang dikerjakan oleh kontraktor ataupun PKWT.

Pengambilan sampel dengan cara acak sistematik sampling dengan plot pertama

ke plot kedua 30 titik tanam.

Kegiatan Plantation Quality Assessment (PQA) adalah kegiatan menilai

tanaman, hasil kegiatan kerja dimulai pada penyemprotan sebelum tanam,

penanaman serta pada segala upaya perawatan tanaman, upaya – upaya pekerja

dalam memperlakukan tanaman sesuai dengan SOP (standard operasional

procedure).

Adapun pelaksanaan kegiatan PQA dapat diketahui melalui:

a. Tujuan kegiatan

Tujuan kegiatan PQA yaitu untuk menjamin keadaan, keutuhan

dan kesempurnaan Tanaman, kualitas keberhasilan pekerja serta

meminimalisir kegagalan pemanfaatan dan keberhasilan perusahaan

dalam menghasilkan kualitas kayu yang bermutu tinggi, dengan

menerapkan SOP Perusahaan.

40
b. Waktu dan Tempat

Kegiatan dilakukan selama 6 hari mulai tanggal 24 – 30

Agustus 2018, bertempat di areal kerja( Lahan konsesi) PT Industrial

Forest Plantation Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

c. Alat dan bahan

Adapun alat yang digunakan antara lain, alat perlindungan diri

(APD), Tally sheet, pulpen, kompas, Gps dan Peta Sedangkan bahan

yang digunakan adalah, pita berwarna merah dan Spidol.

Adapun teknik pelaksanaan yang dilakukan pada kegiatan PQA

( Plantation Quality Assessment) yaitu:

3.2.1. Pembuatan Plot Sampel Penilaian Penanaman

Sebelum melakukan kegiatan penilaian tanaman, dilakukan terlebih dahulu

pembuatan sampel untuk meringankan dan memudahkan upaya penilaian, pada

areal yang akan dinilai pembuatan sample dilakukan dengan memperhitungkan

baris titik ujung tanaman sampai dengan baris titik yang ke-9 tanaman, kemudian

dihitung lagi pada baris yang ke-10 sampai baris ke-15 untuk dilakukan

penilaian(Plot sampel 1)

Setelah sampai pada ujung areal, dibuat kembali sampel yang kedua,

yaitu dengan memperhitungkan titik baris ke- 15 sampai pada baris yang ke- 30

(dihitung kembali mulai dengan perhitungan 1-30 baris) kemudian dibuat

perhitungan dari baris 30- 35 (sampel ke-2)

41
Setelah sampai pada ujung areal ( sample 2 ) dibuat kembali sample ketiga

dengan perhitungan yang sama dan sesuai perhitungan sample ke-2, begitupun

pembuatan sample yang selanjutnya sampai pada ujung areal yang dinilai.

Gambar 3. Pembuatan plot sampel untuk penilaian penanaman.

3.2.2. Pembuatan sample untuk pengecekan pupuk

Pada pembuatan sampel pengecekan pupuk cukup dihitung titik tanam

sebanyak 25 titik tanam untuk panjang, sedangkan lebarnya sebanyak 5 baris

tanaman, pada titik tanam yang sudah dihitung panjang dan lebarnya diukur

kembali dengan meter rol untuk memastikan, kemudian lakukan pengecekan

pupuk pada samping kiri dan kanan tanaman.

42
Gambar 4. Pembuatan plot pengecekan pupuk

Pengecekan pupuk dilakukan bersamaan dengan menilai tanaman, karena

pada kegiatan penanaman adalah kegiatan yang secara tehnicalnya bersamaan

dengan proses pemupukan pertama pada tanaman dengan harapan supaya tanaman

yang ditanam tidak mengalami stress serta kekurangan nutrisi kesuburan

pertumbuhan, demikian juga sebagai penguat akar tanaman.

Gambar 5. Pengecekan pupuk pada tanaman Eucaliptus

3.2.3. Penilaian Penanaman

Penilaian tanaman dilakukan dengan mengikuti alur sampel yang telah

dibuat, tanaman yang dinilai pada sampel tersebut akan dihitung berapa banyak

yang hidup, mati dan melarat sebagai acuan untuk memperhitungkan potensi

keberhasilan dan kegagalan pekerja dalam melakukan upaya penanaman.

43
Gambar 6. Penilaian penanaman tanaman Akasia

Penilaian dilakukan secara berurut dari sampel pertama dan selanjutnya

tidak boleh secara acak, apabila dimulai pengambilan plot pertama pada sisi kanan

maka untuk plot 2 tidak boleh di ambil pada sisi kiri, begitupun untuk plot

selanjutnya, pembuatan plot sudah diatur dan dijalankan sesuai dengan SOP

perusahaan, yaitu dengan secara berurutan dalam mekanisme pembuatan plot

sampel.

3.2.4. perhitungan kelulusan Penanaman

Setelah dilakukan penilaian, selanjutnya adalah mengitung nilai kelulusan/

kegagalan tanaman, disinilah para pekerja( kontraktor) akan dinilai terkait hasil

pekerjaanya, apabila dinyatakan lulus, maka mereka tinggal melakukan

penanaman kembali pada titik titik tanam yang kosong, mati ( blanking ). Apabila

dinyatakan tidak lulus maka mereka diharuskan untuk melakukan penanaman

kembali serta mengajukan permohonan PQA ulang, disinilah terjadinya

keterlambatan bahkan potensi kendala terbesar yang dihadapi suatu perusahaan

dalam mewujudkan hasil kayu yang berkualitas sesuai dengan waktu yang

ditargetkan.

44
Untuk menghitung kelulusan tanaman, penggunaan standar kelulusan

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup)


penanaman adalah 97,49%, dimana: = 100%
total sampel

Gambar 7. Perhitungan kelulusan penanaman tanaman dengan Tally Sheet

Untuk pengisian tally sheet pada penilaian tanaman dalam seluruh plot

sudah terisi mulai pada banyak sampel yang diambil, jumlah sampel tanaman

hidup, jumlah sampel tanaman mati dan melarat, setelah data penilaian sudah

terisi selanjutnya akan dihitung pada lembaran tally sheet perhitungan kelulusan

sehingga mendapatkan nilai perhitungan lulus/ tidak lulus.

Adapun hasil yang didapatkan adalah:

- Jumlah total sampel

- Jumlah alive ( tanaman hidup )

- Jumlah tanaman mati

- Jumlah titik tanam yang tidak ditanami

dengan hasil pada contoh di atas terdapat 10 plot sampel, yaitu:

45
a. Dimana pada plot 1 terdapat 432 titik tanaman yang dinilai, 1 titik

tanaman mengalami mati, tanaman yang hidup 431.

b. Plot 2 terdapat 326 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman

mengalami mati, tanaman yang hidup 325.

c. Plot 3 terdapat 598 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman mati,

tanaman yang hidup 597.

d. Plot 4, terdapat 575 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 574.

e. Plot 5, terdapat 198 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 196.

f. Plot 6, terdapat 570 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 569.

g. Plot 7, terdapat 396 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 395.

h. Plot 8, terdapat 426 titik tanaman yang dinilai, 1 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 425.

i. Plot 9, terdapat 102 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman

mati, tanaman yang hidup 100.

j. Plot 10, terdapat 162 titik tanaman yang dinilai, 2 titik tanaman

mati, tanaman hidup 160.

Jadi, jumlah total sample = 3,785, tanaman mati = 15, tanaman

hidup = 3,770. Yaitu : 3,785- 15 = 3,770

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup)


= 100%
total sampel

46
3,770
= 100%
3,785

= 99,60 %

Jadi kualitas tanaman mencapai 99,60%, dan telah melebihi batas

minimal yaitu 97,49 %, maka penilaian tanaman pada contoh di atas

dinyatakan lulus.

4.2. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pelaksanaan magang yang dilaksanakan di PT.

Industrial Forest Plantation selama 2 bulan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan secara umum yang dilaksanakan di PT. Industrial Forest Plantation

terbagi menjadi 7 depatement yaitu Wood supply, Planning, Enviro Healty

and Savety (EHS), Nursery, Plantation, Sosial Security and Licensi (SSL),

dan Comon Service (CS). Dimana pada departement wood supply terbagi

atas 3 kegiatan yaitu Leand Clearing (LC), Harvesting, dan Tata Usaha Kayu

(TUK). Depatement Planning terbagi atas 3 kegiatan yaitu Plantation Quality

Asisment (PQA), Plantation Monitoring Asisment (PMA), dan Survey.

Departement Enviro Healty AND Savety yang terbagi atas 3 kegiatan yaitu

kesigapan tanggap bencana karhutla, K3 dan safety material, pengambilan

sampel tanah. Departement Nursery terbagi atas 3 kegiatan yaitu pembibitan,

perawatan, dan teknis di lapangan. Departement Plantation terbagi atas 3

kegiatan yaitu penanaman, perawatan, dan pemupukan. Departement

Common Service (CS) terbagi atas 3 kegiatan store, PA&GA, dan

administrasi. dan pada Departement Sosial Security and Licensi terbagi atas 3

47
kegiatan yaitu sosialisasi PHBM, pencegahan ilegal logging, dan program

CD.

2. Kegiatan khusus yang dilakukan di PT. Industrial Forest Plantation yaitu

Plantation Quality Assessment( PQA ) meliputi Pembuatan plot sampel

penilaian tanaman, Plot sampel pupuk, penilaian dan perhitungan kualitas

kelulusan tanaman. Penilaian dilakukan dengan metode pengambilan

sampel plot secara berurutan sesuai SOP. Pembuatan plot sampel untuk

pupuk dihitung dengan jarak panjang sebanyak 25 titik tanam, lebar

sebanyak 6 baris titik tanam, Penanaman berjarak 3m x 2m dengan

kedalaman lubang tanam 20cm. penilaian penanaman dilakukan dengan

menghitung banyaknya tanaman dalam plot, tanaman hidup dan tanaman

mati. Dengan perhitungan kelulusan sesuai dengan prosedur kerja yaitu

total 𝑎𝑙𝑖𝑣𝑒 (tanaman hidup)


minimal 97,49%, dengan rumus 100%.
total sampel

4.3. Saran

mahasiswa sebelum keluar magang, agar kiranya berdampingan dengan

pihak kampus terkait lokasi serta gambaran umum terhadap instansi/ perusahaan

tertentu, demi meminimalisir kecendrungan sikap, lebih lebih dalam persiapan

mental, fisik. dan mahasiswa harus mempunyai bekal pengetahuan yang luas

terutama tentang apa yang akan di kerjakan di lokasi magang.

48
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2017. Data Referensi Pendidikan.
http://referensi.data.kemdikbud.go.id. Diakses Pada Tanggal 09
Desember 2018.

PT Industrial Forest Plantation. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran


Sungai. Nusantara Fiber, Kalimantan Tengah.

PT Industrial Forest Plantation.2010. Laporan Rencana Kerja Usaha Areal


IUPHHK-HTI PT Industrial Forest Plantation. Nusantara Fiber,
Kalimantan Tengah.

PT Industrial Forest Plantation. 2010. Standar Operasional Prosedur. Nusantara


Fiber, Kalimantan Tengah.

Anonimous. 2010. Penilaian tanaman. reza 88. Diakses pada tanggal 6 mei 2010

Anonimous, 2001. Pelaksanaan penjarangan hutan tanaman industri.Biro


Pembinaan
SDH Perum Perhutani Unit ll Jawa Timur. Surabaya

49
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang


HhahNo Hari/Tanggal Kegiatan Ket

1 Rabu, 15 Agustus 2018 1. Braifing Pagi Baik


2. Persentase Proposal
3. Pembuatan Patok
2 Kamis, 16 Agustus 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Pembuatan Pos Jaga

3 Jumat, 17 Agustus 2018 1. Braifing Pagi


2. Upacara Bendera 17 Agustus
3. Mengikuti Lomba 17 Agustus
4 Sabtu, 18 Agustus 2018 Departemen Wood Supply: Baik
1. Braifing Pagi
2. Survey Lahan
5 Minggu, 19 Agustus 2018 Libur

6 Senin, 20 Agustus 20018 Departemen Wood Supply: Baik


1. Braifing Pagi
2. Mengukur Kayu Log
3. Mengukur Kayu Cip Atau
Tumpukan Kayu
7 Selasa, 21 Agustus 2018 Departemen Wood Supply: Baik
1. Baifing Pagi
2. Survey Lahan
8 Rabu, 22 Agustus 2018 1. Libur Bersama
2. Sholat Idul Adha
9 Kamis, 23 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik
1. Barifing Pagi
2. Plantation Quality
Assessment(PQA)

50
10 Jumat, 24 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik
1. Braifing Pagi
2. Plantation Quality
Assessment(PQA)
11 Sabtu, 25 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik
1. Braifing Pagi
2. Plantation Monitoring
Assessment (PMA)
12 Minggu, 26 Agustus 2018 Libur

13 Senin, 27 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik


1. Braifing Pagi
2. Plantation Monitoring
Assessment (PMA)
14 Selasa, 28 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik
1. Braiping Pagi
2. Plantation Monitoring
Assessment (PMA)
15 Rabu, 29 Agustus 2018 Departemen Planning: Baik
1. Braifing Pagi
2. Survey Lahan
16 Kamis, 30 Agustus 2018 Departemen EHS Baik
1. Braifing Pagi
2. Pembuatan Papan Informasi
17 Jumat, 31 Agustus 2018 Departemen EHS Baik
1. Braifing Pagi
2. Pembuatan Papan Informasi
18 Sabtu, 1 September 2018 Departemen EHS Baik
1. Barifing Pagi
2. Pembuatan Rambu Peringatan
19 Minggu, 2 September 2018 Libur

51
20 Senin, 3 September 2018 Departemen EHS Baik
1. Braifing Pagi
2. Pengambilan Sampel Tanah
21 Selasa, 4 September 2018 Departemen EHS Baik
1. Braifing Pagi
2. Administrasi
22 Rabu, 5 September 2018 Departemen EHS Baik
1. Braifing Pagi
2. Administrasi
23 Kamis, 6 September 2018 Departemen Nursery Baik
1. Braifing Pagi
2. Persiapan Media
24 Jumat, 7 September 2018 Departemen Nursery Baik
1. Braifing Pagi
2. Sowing Atau Penaburan Benih
25 Sabtu, 8 September 2018 Departemen Nursery Baik
1. Braifing Pagi
2. Penjarangan Bibit
26 Minggu, 9 September 2018 Libur

27 Senin, 10 September 2018 Departemen Nursery Baik


1. Braifing Pagi
2. Penjarangan Bibit
28 Selasa, 11 September 2018 Departemen Nursery Baik
1. Braifing Pagi
2. Tritmen Atau Perlakuan Benih
29 Rabu, 12 September 2018 Departemen Nursery Baik
1. Braifing Pagi
2. Packing Bibit
30 Kamis, 13 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi

52
2. Penanaman Atau Planting
31 Jumat, 14 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Blanking
32 Sabtu, 15 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Slashing
33 Minggu, 16 September 2018 Libur

34 Senin, 17 September 2018 Departemen Plantation Baik


1. Braifing Pagi
2. Singling
35 Selasa, 18 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Singling
36 Rabu, 19 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Penyemprotan Gulma (WR 1)
37 Kamis, 20 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Pemancangan Titik Tanam
38 Jumat, 21 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Pemencangan Titik Tanam
39 Sabtu, 22 September 2018 Departemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Administrasi
40 Minggu, 23 September 2018 Libur

41 Senin, 24 September 2018 Departemen CS Baik


1. Braifing Pagi
2. Pencatatan Bon Pemesaukan

53
Dan Pengeluaran Material
42 Selasa, 25 September 2018 Departemen CS Baik
1. Braifing Pagi
2. Pencatatan Bon Pemesaukan
Dan Pengeluaran Material
43 Rabu, 26 September 2018 Departemen CS Baik
1. Braifing Pagi
2. Administrasi
44 Kamis, 27 September 2018 Depertemen SSL Baik
1. Braifing Pagi
2. Sosialisasi Dengan Masyarakat
45 Jumat, 28 September 2018 Depertemen SSL Baik
1. Braifing Pagi
2. Mengajar Di SD
46 Sabtu, 29 September 2018 Depertemen SSL Baik
1. Braifing Pagi
2. Mengajar Di SD
47 Minggu, 30 September 2018 Libur Baik

48 Senin , 1 Oktober 2018 Depertemen Wood Supplay Baik


1. Braifing Pagi
2. Pengecekan Kayu Log di
Logpon
49 Selasa 2 Oktober 2018 Depertemen SSL Baik
1. Braifing Pagi
2. Pemupukan Tanaman
Kehidupan
50 Rabu, 3 Oktober 2018 Depertemen CS Baik
1. Braifing Pagi
2. Pengecekan Keseluruhan
Material

54
51 Kamis, 4 Oktober 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Perlengkapan Data Laporan
52 Jumat , 5 Oktober 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Perlengkapan Data Laporan
53 Sabtu, 6 Oktober 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Perlengkapan Data Laporan
54 Minggu, 7 Oktober 2018 Libur

55 Senin, 8 Oktober 2018 1. Braifing Pag Baik


2. Kunjungan Kemasyarakat
56 Selasa, 9 Oktober 2018 Depertemen Plantation Baik
1. Braifing Pagi
2. Pengecekan Tanaman
57 Rabu,10Oktober 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Asistensi Laporan Persentase
58 Kamis, 11Oktober 2018 1. Braifing Pagi Baik
2. Persentase Setiap Depertemen

59 Jumat, 12 Oktober 2018 Penarikan Baik

60 Sabtu, 13 Oktober2018 Refresing

61 Minggu, 14 Oktober 2018 Kembali Ke Makassar

55
Lampiran 2.Foto-Foto Kegiatan

Pembuatan Patok Kompartemen

Upacara 17 Agustus

Mengukur Tinggi dan Panjang Tumpukan Kayu Cip


Mengukur Panjang Kayu Log

Penentuan Tata Batas Jalan

56
Penilaian Kualitas Tanaman

Mengukur Diameter Tanaman dan Mengukur Tinggi Tanaman

57
Pembuatan Rambu Peringatan

Pengisian Media

Treatment Benih Acacia Crassicarpa

Sowing atau Penaburan Benih Acacia crassicarpa

58
Pengaturan Bibit Acacia crassicarpa

Packing Bibit Acacia crassicarpa

Penanaman (Planting)

Penyulaman (Blangking)

59
Slashing

Singling

Penyemprotan Gulma

Pemancangan Titik Tanam

60
Sosialisasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat

Berkunjung ke Logpond

Penerimaan Materi

Persentase

61
Foto Bersama Masyarakat Lokal

62
Lampiran 3. Surat Izin Magang

63

Anda mungkin juga menyukai