Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI


(PKL)

DI BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA


SOLOK ARIPAN
Tanggal 03 Januari – 20 Maret 2023

DISUSUN OLEH:

NAMA SISWA : DARMAWANSYAH


NISN : 0041957378
Program Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan (AGTP)

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIA


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
TP. 2022/2023
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


DI BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Praktik Kerja Industri


Dan Syarat Kenaikan Kelas XII
Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh:
Nama : Darmawansyah
NISN : 0041957378

Mengetahui:
Pembimbing Lapang Guru Pembimbing

FIRDAUS USMAN LINDA ASMARA, S.P


NIP. 196811021992031002 NIP. 197601312005012004

Mengetahui:

Kepala SMKN 2 Solok Selatan Ketua Program Keahlian

SYAFRINALDI, S.Pd LINDA ASMARA, S.P


NIP. 197306262010011004 NIP. 197601312005012004
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan kemampuan
dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar di Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika.
Penulis laporan akhir ini merupakan salah satu syarat utama dalam
kenaikan kelas XII. Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis sangat
menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan bantuan
baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Raden Heru Praptama, S.P selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika.
2. Hendri, S.TP, M.Sc selaku Sub Koordinator Jasa Penelitian.
3. Ismuharti, A.Md selaku Penanggung Jawab Layanan Publik.
4. Firdaus Usman selaku Pembimbing Lapangan.
5. Ida Fitrianingsih, S.P selaku Pembimbing Laboratorium.
6. Bapak dan Ibu Guru sebagai pemberi saran dan masukan kepada penulis.

Penulis berharap semoga tugas akhir ini memberikan manfaat bagi


pembaca. Amin.

Solok, 20 Maret 2023

DARMAWANSYAH
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan atau PKL merupakan bagian dari pendidikan
dalam inovasi kejuruan dimana siswa atau peserta didik melakukan praktek
kerja nyata atau dikenal dengan magang di perusahaan.
Praktek Kerja Lapangan atau PKL dimulai diberlakukan di Indonesia
berdasarkan kurikulum SMK edisi 1999 dipertegas dengan Kurikulum SMK
edisi 2004. Program yang dilaksanakan di industri atau dunia kerja meliputi:
1. Praktik dasar kejuruan yang dilaksanakan sebagian di sekolah dan
sebagian lainnya di industri. Praktik dasar kejuruan dapat dilaksanakan
di industri apabila industri memiliki fasilitas pelatihan memadai, namun
apabila industri sepenuhnya dapat dilaksanakan di sekolah.
2. Praktik keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk Praktik
Kerja Lapangan (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan
pekerjaan Produksi atau jasa di industri atau perusahaan. Menyadari akan
pentingnya mengadakan program Praktek Kerja Lapangan sebagai faktor
yang mendasar dalam bidang pendidikan untuk siswa/i sebagai
kontribusi secara langsung mengenal sistem kerja kontra.

Dalam praktik kerja industri kali ini penulis mengambil judul


“teknik perbanyak tanaman durian dengan cara sambung pucuk”

1.2. Tujuan PKL


1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional dengan
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan
lapangan kerja.
2. Memperkokoh link dan match antara sekolah dengan dunia usaha dan
dunia industri.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas dan professional.
4. Memberikan pengalaman dan penghargaan terhadap pengalaman bekerja
sebagai bagian dan proses pendidikan.
5. Untuk mempelajari dan mengetahui teknik sambung pucuk dan
persentase jadi pada tanaman durian.

1.3. Waktu dan Tempat


Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika di Solok Aripan, di mulai tanggal 03 Januari – 20 Maret 2023.
Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu Tropika) adalah satu-
satunya institusi penelitian buah Tropika pemeritahan di bawah Departemen
Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hortikultra, sehingga mandat kegiatan penelitiannya
bersifat nasional.

1.4. Sejarah Perusahaan


Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) adalah satu-satu insitusi
penelitian buah Tropika pemerintahan di bawah Departemen Pertanian,
Badan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, sehingga mandat kegiatan
penelitiannya bersifat nasional.
Sejak dibentuk pada tahun 1984, Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Secara
ringkas, perubahan organisasi dan kelembagaan balai penelitian tanaman
buah Tropika adalah sebagai berikut:

Periode 1984-1994
SK Mentan No. 613/Kpts/OT.210/8/84 tanggal 16 Agustus 1984
tentang organisasi dan tata kerja balai-balai lingkup Badan Litbang Pertanian
menetapkan Balai Penelitian Hortikultura Solok 4 Sub Balai yaitu Malang,
Tiekung, Pasar Minggu dan Jeneponto dengan tugas pokok melaksanakan
penelitian dan pengembangan tanaman buah-buahan.

Periode 1994-2006
Pada tahun 1994 Balai Penelitian Tanaman Hortikultura mengalami
perubahan nama berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT/210/12/94
tanggal 13 Desember 1994 menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah dengan
TUPOKSI melakukan kegiatan penelitian tanaman buah-buahan atas bidang
pemuliaan, fisiologi, agronomi, teknologi budidaya, proteksi, agroekologi,
agro ekonomi, pasca panen dan mekanisasi untuk pengembangan produksi,
analisis residu pupuk dan pestisida serta eksplorasi, evaluasi dan pelestarian
plasma Nutfah buah-buahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
petani sekaligus penghasil devisa.

Periode 2006-Sekarang
Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Balai
Penelitian Tanaman Buah mengalami penataan organisasi dengan perubahan
nomenklatur menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 10/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1
Maret 2006.
1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan pembenihan tanaman
buah tropika;
2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi, dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman buah Tropika.
3. Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,
entomologi dan fitopatologi tanaman buah Tropika;
4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman buah Tropika;
5. Pemberian layanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah Tropika;
6. Penyiapan kerjasama informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah Tropika pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

Selama Periode 30 tahun Balai ini berdiri 9 kali pergantian kepemimpinan.


1. Dr. M. Winarmo (1984-1993)
2. Dr. L. Setiabudi (1993-1999)
3. Dr. I. Djatnika (1999-2005)
4. Ir. Nurhadi, M.Sc (2005-2009)
5. Dr. Achmadi Jumberi (2009-2010)
6. Dr. Catur Hermanto (2011-2013)
7. Dr. Ir. Mizu Istianto (2013-2017)
8. Dr. Ir. Ellina Mansyah, MP (2017-2021)
9. Dr. Heru Pratama, S.P (Sejak 2022-sekarang)

1.5. Motto, Visi dan Misi Perusahaan


Visi
Menjadi lembaga peneliti dan pengembangan pertanian berkelas
dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian
untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis
sumber daya lokal.

Misi
1. Menghasilkan, mengembangkan dan mendesiminasikan inovasi
teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang
penelitian tanaman buah Tropika yang berwawasan lingkungan dan
berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian
industrial unggul berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan
pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.
3. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional
(networking) dalam rangka penguasaan IPTEK (Scientific Recognition)
atas peningkatan peran Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sebagai
lembaga penelitian tanaman buah.

MOTTO
“Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Layanan Prima”
(Partnership, Ramah, Independen, Mudah dan Akurat)
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Sejarah Alpukat


Alpukat atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah meja
dengan nama sama. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari daerah
tropik Amerika. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,
memastikan sumber genetik tanaman alpukat berasal dari Meksiko bagian
selatan dan Amerika Tengah, kemudian menyebar ke berbagai negara yang
beriklim tropis.Alpukat merupakan buah yang diminati masyarakat karena
rasanya yang nikmat, manis, tebal dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Di
Indonesia daerah penghasil alpukat adalah Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian
Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Produksi buah alpukat di
Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 384.836 ton. Di Sumatera Selatan,
perkebunan alpukat terhampar di atas lahan 275 Hektar dengan produksi
sebanyak 1852 ton. Daerah yang memproduksi alpukat di Sumatera Selatan
adalah Lubuk Linggau, Pagar Alam, Danau Ranau dan OKU Timur. Buah
alpukat ini hanya diambil buahnya saja sedangkan biji alpukat hanya
menjadi limbah yang dibuang dan masih kurang pemanfaatannya. Biji
alpukat mengandung pati, gula pereduksi, serat, arabinosa, pentosa, dan
protein. Pati dan selulosa merupakan polisakarida bermassa molekul tinggi
yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan manfaat biji alpukat adalah
dengan mengolahnya menjadi karbon aktif.

2.2. Klasifikasi Tanaman Alpukat


Taksonomi tanaman durian menurut Wiryanata (2002)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheoblonta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Devisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Devisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Dikotil / Berkeping dua)
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana mill

2.3. Morfologi Tanaman Alpukat


Tanaman alpukat berupa pohon dengan ketinggian 3-10 m, rating
tegak dan berambut halus, daun berdesakan diujung ranting, bentuk bulat
telur atau corong, awalnya berbulu pada kedua belah permukaannya dan
lama-kelamaan menjadi licin. Bunga alpukat berupa malai dan terletak di
dekat ujung ranting, bunganya sangat banyak berdiameter 1-1,5 cm,
berwarna kekuningan, berbulu halus dan benang sari dalam 4 karangan, buah
alpukat berbentuk bola lampu sampai bulat telur, berwarna hijau kekuningan
berbintik ungu, gandul/halus, dan harum, biji berbentuk bola dan hanya
terdapat satu biji dalam 1 buah (Materia Medika Indonesia, 1996; Hika citra,
2009).

2.4. Bagian-bagian Tanaman Alpukat


Tanaman alpukat memiliki dua jenis akar, yaitu akar tunggang dan
memiliki akar rambut. Rambut pada akar tanaman alpukat hanya sedikit
sehingga pemupukan harus dilakukan dengan cara yang benar. Pupuk harus
diletakkan sedekat mungkin dengan akar sehingga pupuk ditanam dengan
kedalaman 30 – 40 cm disekitar tanaman.
Tinggi tanaman alpukat dapat mencapai 20 m, terdiri dari batang
berwarna coklat kotor memiliki banyak cabang dan ranting yang berambut
halus. Batang tanaman alpukat biasanya digunakan sebagai pengembangan
bibit, penyambungan dan okulasi.
Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, letaknya
berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur
memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-
kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang menyirip, panjang 10-20 cm,
lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun
tua warnanya hijau dan gundul.
Bunga alpukat bersifat sempurna (hermaprodit), tetapi sifat
pembungaannya dichogamy, artinya tiap bunga mekar 2 kali berselang,
menutup antara 2 mekar dalam waktu berbeda. Pada hari mekar pertama,
bunga betina yang berfungsi sedangkan pada hari mekar berikutnya bunga
jantan yang berfungsi. Berdasarkan sifat pembungaannya, tanaman alpukat
dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe A: bunga betina mekar pada pagi hari
sedangkan bunga jantan mekar pada sore hari pada hari berikutnya. Tipe B:
bunga betina mekar pada sore hari dan bunga jantan mekar pada pagi hari
berikutnya.
Buah alpukat jenis unggul berbentuk lonjong, bola atau bulat telur
dan bulat tidak simetris, panjang 9 – 11,5 cm, memiliki massa 0,25 – 0,38
kg, berwarna hijau atau hijau kekuningan, berbintik – bintik ungu, buahnya
memiliki kulit yang lembut dan memiliki warna yang berbeda-beda.
Biasanya warna buah alpukat bervariasi dari warna hijau tua hingga ungu
kecoklatan. Buah alpukat berbiji satu dengan bentuk seperti bola berdiameter
6,5 – 7,5 cm, keping biji berwarna putih kemerahan. Buah alpukat memiliki
biji yang besar berukuran 5,5 x 4 cm.

2.5. Syarat Tumbuh Tanaman Alpukat


2.4.1. Iklim
a. Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses
penyerbukan. Namun demikian angin dengan kecepatan 62,4-73,6
km/jam dapat dapat mematahkan ranting dan percabangan tanaman
alpukat yang tergolong lunak, rapuh dan mudah patah.
b. Curah hujan minimum untuk pertumbuhan adalah 750-1000 mm/tahun.
Ras Hindia Barat dan persilangannya tumbuh dengan subur pada
dataran rendah beriklim tropis dengan curah hujan 2500 mm/tahun.
Untuk daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6
bulan kering), tanaman alpukat masih dapat tumbuh asal kedalaman air
tanah maksimal 2 m.
c. Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan alpukat berkisar 40-
80%. Untuk ras Meksiko dan Guatemala lebih tahan terhadap cuaca
dingin dan iklim kering, bila dibandingkan dengan ras Hindia Barat.
d. Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3
derajat C. Mengingat tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah
sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu udara
antara 15-30 derajat C atau lebih. Besarnya suhu kardinal tanaman
alpukat tergantung ras masing-masing, antara lain ras Meksiko
memiliki daya toleransi sampai -7 derajat C, Guatemala
sampai -4,5 derajat C, dan Hindia Barat sampai 2 derajat C.

2.4.2. Media Tanam


a. Tanaman alpukat agar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur,
tidak mudah tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yang
baik), subur dan banyak mengandung bahan organik.
b. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah
lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung
endapan (aluvial loam).
c. Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara
pH sedikit asam sampai netral, (5,6-6,4). Bila pH di bawah 5,5 tanaman
akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam
jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa
unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang.

2.4.3. Ketinggian Tempat


Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah
sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan
tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m
dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok
ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 m dpl., sedangkan ras
Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 m dpl.
2.5. Kelebihan dan Kelemahan Perbanyakan Secara Vegetatif
Ternyata perbanyakan tanaman secara vegetative memiliki kelebihan
dan kelemahan yaitu:
Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain:
 Masa muda tanaman relatif pendek
 Tanaman lebih cepat bereproduksi
 Dapat diterapkan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji
 Sifat-sifat yang lebih baik pada induknya dapat diturunkan.
 Dapat tumbuh pada tanah yang memiliki lapisan tanah dangkal karena
memiliki sistem perakaran yang dangkal

Kelemahan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain:


 Sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggangnya
 Mewarisi sifat jelek induknya di samping sifat baik induknya.
 Biaya pengadaan bibit mahal
 Waktu yang dibutuhkan relatif lama
 Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal dari
satu pohon induk.

2.6. Manfaat Alpukat


 Lemak monosaturated (tak jenuh) yang terdapat di dalam alpukat
mengandung aleic acid yang terbukti mampu meningkatkan kadar lemak
sehat dalam tubuh, dan mengontrol diabetes. Dengan menggunakan
alpukat sebagai sumber lemak, penderita diabetes dapat menurunkan
kadar triglycerides sampai 20%.
 Lemak tak jenuh ini juga sangat baik untuk mengurangi kadar kolesterol.
Diet rendah lemak yang menyertakan alpukat telah terbukti mampu
menurunkan kadar kolesterol jahat, dan meningkatkan kadar kolesterol
baik dalam darah.
 Alpukat juga banyak mengandung serat yang sangat bermanfaat untuk
mencegah tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan beberapa jenis
kanker.
 Alpukat juga mengandung potassium 30% lebih banyak di banding
nenas. Potassium sangat bermanfaat bagi tubuh untuk mengurangi resiko
terkena penyakit tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan kanker.
Selain itu, alpukat juga sangat sempurna jika di jadikan sebagai makanan
untuk wanita yang sedang hamil. Itu karena follate yang terdapat dalam
alpukat, dapat mengurangi resiko terhadap ancaman penyakit birth
defect.
BAB III
PROSES PRODUKSI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktek Kerja sambung pucuk dilaksanakan pada bulan Januari 2023
di Blok J Lahan pembibitan Balai Penelitian Buah Tropika

3.2. Persiapan Alat dan Bahan


1. Pisau okulasi / cutter
2. Gunting stek
3. Tali plastik
4. Sungkup plastik
5. Batang atas (entres)
6. Batang bawah

3.3. Metode
1. Persiapan Batang Bawah
Biji diambil dari buah yang telah masak secara fisiologi di pohon.
Buah dikupas dan biji dibersihkan dari daging biji buahnya dengan cara
dicuci. Selanjutnya biji diseleksi yang bernas, kemudian disemai pada
bak persemaian berukuran 8 m x 1 m yang dibuat dari batako dan diisi
pasir sungai. Setelah 5-7 hari, pada biji akan tumbuh kaliptra (tudung
akar). Biji lalu dipindahkan ke polibag ukuran 18 cm x 25 cm yang berisi
campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1).
Pemeliharaan semaian meliputi:
 Penyiraman tiap 2-3 hari sekali bila tidak ada hujan
 Penyiangan gulma
 Pengendalian hama dengan insektisida dosis 2 cc / liter air dengan
interval 2-3 minggu sekali.
Penyambungan dilaksanakan ketika batang bawah berumur 1-1,5
bulan, pada ketinggian 2-3 cm di atas hipokotil tanaman dengan metode
sambung celah.
2. Persiapan Batang Atas / Entres
Entres untuk batang atas diperoleh dari koleksi plasma nutfah
durian kebun percobaan Aripan dengan umur tanaman 22-24 tahun.
Pemeliharaan tanaman meliputi penyingan gulma di bawah kanopi,
pembuangan benalu dan cabang-cabang yang mati, dan pemupukan NPK
2 kg / tanaman dengan cara ditimbun di bawah kanopi daun. Hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan cabang-cabang vegetatif yang akan
digunakan sebagai sumber entres untuk bahan penyambungan. Criteria
yang digunakan untuk penyambungan adalah entres tidak terlalu tua /
muda kondisi entres dalam kondisi dorman, mata tunas bernafas dan
sehat.

3. Pengambilan Entres
Waktu pengambilan entres yang baik adalah pagi hari sekitar
pukul 7-9 WIB dengan menggunakan gunting sek. Entres diambil sesuai
perlakuan, yaitu varietas matahari.

4. Teknik Penyambungan
 Persiapan Alat dan Bahan

 Pemilihan entres tanaman yang akan kita ambil sepanjang 10-12 cm,
dipilih entres yang sehat, bernas dan permata tunas.
 Setelah diperoleh entres yang cocok, potong habis daun dari entres
tersebut

 Batang bawah alpukat dipotong pada 2-3 cm di atas hipokotil dengan


gunting stek atau pisau okulasi.

 Bekas potongan tersebut dibelah menjadi dua bagian yang sama


sedalam 1-2 cm atau sedalam sayatan entres yang akan dimasukkan.

 Kedua sisi pangkal entres disayat dengan menggunakan pisau okulasi


hingga membentuk huruf “V”
 Sayatan entres dimasukkan ke belahan batang bawah

 Setelah sntres dimasukkan ke belahan batang bawah selanjutnya


diikat dengan tali plastik mulai dari bawah ke atas dan kembali lagi
ke bawah

 Sambugan yang telah diikat lalu disungkup dengan plastik es lilin


untuk mengurangi penguapan
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Tanaman alpukat dapat diperbanyak secara vegetatif, yaitu dengan cara
sambung pucuk.
2. Dapat dilakukan lebih awal, yakni persemaian batang bawah yang baru
berumur dua bulan, dengan tingkat keberhasilan tinggi, yakni 90%.
3. Tanaman lebih cepat bereproduksi.
4. Sampai pengamatan minggu 3 baru bisa melihat hasil sambung pucuk
alpukat apakah tumbuh atau tidak, jika tumbuh berarti sambung pucuk
berhasil, jika tidak tumbuh berarti gagal.

4.2. Saran
Untuk meningkatkan hasil persentase tumbuh sambung pucuk
alpukat yaitu dengan mengikatkan tali pengikat disambungkan dengan
kencang agar tidak mudah tumbang dan kambium dapat menyat dengan erat
serta menjaga kelembaban batang atas (entres). Karena dua masalah ini yang
ditemui di tanaman sambung pucuk yang gagal.
DAFTAR PUSTAKA

Kalie, Moehd. Baga. 2012. Alpukat: Budidaya dan Pemanfaatannya.


Yogyakarta: Kanisius.

Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. 2012. Pedoman Penanaman Jenis


tanaman Hortikultura dan Rerumputan. Jakarta: Direktorat Reboisasi dan
Rehabilitasi, Departemen pertanian.

Indriani, Y. Hetty; Suminarsih, Emi. 2010. Alpukat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lubis, Ibrahim, 2018. Budidaya Alpukat Secara Lengkap.


https://www.anekamakalah.com/2018/09/makalah-budidaya-buah-alpukat-
secara.html. diakses tanggal 01/02/2023 pukul 12.22 WIB.

Anda mungkin juga menyukai