DISUSUN OLEH:
Disusun Oleh:
Nama : Darmawansyah
NISN : 0041957378
Mengetahui:
Pembimbing Lapang Guru Pembimbing
Mengetahui:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia serta hidayah-Nya yang selalu memberikan kesempatan dan kemampuan
dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar di Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika.
Penulis laporan akhir ini merupakan salah satu syarat utama dalam
kenaikan kelas XII. Dalam penyusunan laporan akhir ini, penulis sangat
menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan bantuan
baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Raden Heru Praptama, S.P selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Buah
Tropika.
2. Hendri, S.TP, M.Sc selaku Sub Koordinator Jasa Penelitian.
3. Ismuharti, A.Md selaku Penanggung Jawab Layanan Publik.
4. Firdaus Usman selaku Pembimbing Lapangan.
5. Ida Fitrianingsih, S.P selaku Pembimbing Laboratorium.
6. Bapak dan Ibu Guru sebagai pemberi saran dan masukan kepada penulis.
DARMAWANSYAH
BAB I
PENDAHULUAN
Periode 1984-1994
SK Mentan No. 613/Kpts/OT.210/8/84 tanggal 16 Agustus 1984
tentang organisasi dan tata kerja balai-balai lingkup Badan Litbang Pertanian
menetapkan Balai Penelitian Hortikultura Solok 4 Sub Balai yaitu Malang,
Tiekung, Pasar Minggu dan Jeneponto dengan tugas pokok melaksanakan
penelitian dan pengembangan tanaman buah-buahan.
Periode 1994-2006
Pada tahun 1994 Balai Penelitian Tanaman Hortikultura mengalami
perubahan nama berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT/210/12/94
tanggal 13 Desember 1994 menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah dengan
TUPOKSI melakukan kegiatan penelitian tanaman buah-buahan atas bidang
pemuliaan, fisiologi, agronomi, teknologi budidaya, proteksi, agroekologi,
agro ekonomi, pasca panen dan mekanisasi untuk pengembangan produksi,
analisis residu pupuk dan pestisida serta eksplorasi, evaluasi dan pelestarian
plasma Nutfah buah-buahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
petani sekaligus penghasil devisa.
Periode 2006-Sekarang
Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Balai
Penelitian Tanaman Buah mengalami penataan organisasi dengan perubahan
nomenklatur menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian No. 10/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1
Maret 2006.
1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan pembenihan tanaman
buah tropika;
2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi, dan
pemanfaatan plasma nutfah tanaman buah Tropika.
3. Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,
entomologi dan fitopatologi tanaman buah Tropika;
4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman buah Tropika;
5. Pemberian layanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah Tropika;
6. Penyiapan kerjasama informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah Tropika pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
Misi
1. Menghasilkan, mengembangkan dan mendesiminasikan inovasi
teknologi, sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang
penelitian tanaman buah Tropika yang berwawasan lingkungan dan
berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian
industrial unggul berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan pengembangan
pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.
3. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional
(networking) dalam rangka penguasaan IPTEK (Scientific Recognition)
atas peningkatan peran Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sebagai
lembaga penelitian tanaman buah.
MOTTO
“Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Layanan Prima”
(Partnership, Ramah, Independen, Mudah dan Akurat)
BAB II
LANDASAN TEORI
3.3. Metode
1. Persiapan Batang Bawah
Biji diambil dari buah yang telah masak secara fisiologi di pohon.
Buah dikupas dan biji dibersihkan dari daging biji buahnya dengan cara
dicuci. Selanjutnya biji diseleksi yang bernas, kemudian disemai pada
bak persemaian berukuran 8 m x 1 m yang dibuat dari batako dan diisi
pasir sungai. Setelah 5-7 hari, pada biji akan tumbuh kaliptra (tudung
akar). Biji lalu dipindahkan ke polibag ukuran 18 cm x 25 cm yang berisi
campuran tanah dan pupuk kandang (2 : 1).
Pemeliharaan semaian meliputi:
Penyiraman tiap 2-3 hari sekali bila tidak ada hujan
Penyiangan gulma
Pengendalian hama dengan insektisida dosis 2 cc / liter air dengan
interval 2-3 minggu sekali.
Penyambungan dilaksanakan ketika batang bawah berumur 1-1,5
bulan, pada ketinggian 2-3 cm di atas hipokotil tanaman dengan metode
sambung celah.
2. Persiapan Batang Atas / Entres
Entres untuk batang atas diperoleh dari koleksi plasma nutfah
durian kebun percobaan Aripan dengan umur tanaman 22-24 tahun.
Pemeliharaan tanaman meliputi penyingan gulma di bawah kanopi,
pembuangan benalu dan cabang-cabang yang mati, dan pemupukan NPK
2 kg / tanaman dengan cara ditimbun di bawah kanopi daun. Hal ini
bertujuan untuk menumbuhkan cabang-cabang vegetatif yang akan
digunakan sebagai sumber entres untuk bahan penyambungan. Criteria
yang digunakan untuk penyambungan adalah entres tidak terlalu tua /
muda kondisi entres dalam kondisi dorman, mata tunas bernafas dan
sehat.
3. Pengambilan Entres
Waktu pengambilan entres yang baik adalah pagi hari sekitar
pukul 7-9 WIB dengan menggunakan gunting sek. Entres diambil sesuai
perlakuan, yaitu varietas matahari.
4. Teknik Penyambungan
Persiapan Alat dan Bahan
Pemilihan entres tanaman yang akan kita ambil sepanjang 10-12 cm,
dipilih entres yang sehat, bernas dan permata tunas.
Setelah diperoleh entres yang cocok, potong habis daun dari entres
tersebut
4.1. Kesimpulan
1. Tanaman alpukat dapat diperbanyak secara vegetatif, yaitu dengan cara
sambung pucuk.
2. Dapat dilakukan lebih awal, yakni persemaian batang bawah yang baru
berumur dua bulan, dengan tingkat keberhasilan tinggi, yakni 90%.
3. Tanaman lebih cepat bereproduksi.
4. Sampai pengamatan minggu 3 baru bisa melihat hasil sambung pucuk
alpukat apakah tumbuh atau tidak, jika tumbuh berarti sambung pucuk
berhasil, jika tidak tumbuh berarti gagal.
4.2. Saran
Untuk meningkatkan hasil persentase tumbuh sambung pucuk
alpukat yaitu dengan mengikatkan tali pengikat disambungkan dengan
kencang agar tidak mudah tumbang dan kambium dapat menyat dengan erat
serta menjaga kelembaban batang atas (entres). Karena dua masalah ini yang
ditemui di tanaman sambung pucuk yang gagal.
DAFTAR PUSTAKA