Anda di halaman 1dari 32

1

BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa

Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah,

meyebar ke Thailand kemudian kenegara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga

saat ini telah dibudidayakan dan meyebar luas di daerah-daerah jawa. Jambu biji

sering juga disebut jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut

dilakukkan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain. Sehingga

mendapatakan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit

bahkan tidak berbiji sehingga diberi nama jambu Bangok karena prosed terjadinya

dari Bangok.

Tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn) bukan merupakan tanaman

asli Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Tengah oleh

Nikolai Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke beberapa negara di Asia,

Afrika, Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet antara tahun 1887-1942. Seiring

dengan berjalannya waktu, jambu biji menyebar di beberapa negara seperti

Thailand, Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Australia. Di Thailand dan

Taiwan, jambu biji menjadi tanaman yang dikomersialkan (Parimin, 2005).

Psidium guajava L. merupakan tanaman buah yang penting di daerah

tropis Amerika Serikat, dimana itu adalah dibudidayakan untuk produksi buah

segar, selai, jeli dan jus, sumber yang sangat baik dari kesehatan menguntungkan

senyawa termasuk jumlah tinggi vitamin C, serat makanan, b - karoten , dan


2

dikenal karena kemampuannya untuk mengurangi kolesterol LDL dan trigliserida

( Preece 1981; Setiawan et al . 2001; Singh et al . 1992) .

Plasma nutfah adalah bagian dari organisme yang berfungsi untuk

mewariskan varietas yang lebih unggul spesies tertentu genetik melalui pelestarian

seluruh plasma nutfah di suatu spesies, yang meliputi varietas budidaya, kultivar

primitif, landraces dan kerabat liar dan kurus. Meskipun sejumlah besar klonal

diperbanyak aksesi diselenggarakan dalam koleksi plasma nutfah di seluruh dunia,

penggunaannya untuk perbaikan tanaman dibatasi oleh informasi yang tidak

memadai tentang keragaman genetik, populasi struktur dan penilaian fenotipik

yang tepat. Identifikasi, karakterisasi dan evaluasi koleksi akan menyebabkan

pemanfaatan dari plasma nutfah untuk pengembangan ditingkatkan kultivar.

Hubungan plasma nutfah dan hubungannya dengan keanekaragaman

hayati. Plasma Nutfah adalah suatu bagian dari tubuh hewan, tumbuhan maupun

mikroorganisme yang berfungsi untuk mewarisksan sifat. Semua organism yang

ada di alam ataupun yang dipelihara oleh manusia, semuannya memiliki plasma

nutfah, dan manfaat plasma nutfah dalam pemuliaan tanaman dengan adanya

plasma nutfah tersebut maka varietas unggul dari organism bisa terlihat sehingga

bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai kebutuhan. Pendek kata plasma

nutfah adalah bagian dari organisme yang berfungsi untuk mewariskan varietas

yang lebih unggul spesies tertentu.(Feria- Romero et al. 2009; Rodriguez et al.

2007).

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengelompokkan nomor pohon jambu

biji berdasarkan karakter morfologi.

2 Tujuan Praktek Kerja Profesi


3

Tujuan dari PKP adalah untuk melatih dan meningkatkan keterampilan

mahasiswa sesuai kompetensinya dalam proses kerja nyata,meningkatkan

kemampuan teknis lapangan dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan

tahapan yang ada dilokasi PKP, memberi mahasiswa untuk menerapkan dan

sekaligus membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah

dengan realitas pada dunia kerja, melatih mahasiswa bertanggung jawab dalam

melaksanakan kegiatan lapangan sesuai dengan tingkat tanggung jawab yang

diterimanya di Balai Penelitian Tanaman Buah Hortikultura (Balitbu Tropika)

3 Manfaat Praktek Kerja Profesi


Manfaat dari PKP adalah mahasiswa lebih memahami dan mampu

mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya pada keadaan nyata di dunia kerja,

lulusan yang dihasilkan mampu mandiri dan berkompeten dalam membuka

peluang kerja bagi diri sendiri atau masyarakat di lingkungan sekitarnya serta

perusahaan atau instansi memperoleh kesempatan berprestasi dalam pembangunan

nasional melalui pengembangan sumber daya manusia dan terciptanya kerjasama

yang saling menguntungkan. Adapun manfaat penelitian yang dilakukan

mengenai Keragaman dan Keragaan plasma nutfah jambu biji (Psidium guajava

L. ) . yaitu mengetahui bentuk dari berbagai karakter tanaman jambu biji dari.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Singkat Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika


2.1.1 Sejarah
Balai Penelitian Buah (Balitbu) adalah salah satu dari tiga Unit

Pelaksana Teknis di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,

Badan Litbang Pertanian, yang mempunyai mandat nasional untuk melakukan

kegiatan penelitian tanaman buah. Balitbu merupakan hasil organisasi (SK

Mentan Nomor 796/KPTS/OT.210/12/1994 Tanggal 13 Desember 1994) yang

sebelumnya bernama Balai Pertanian Hortikultura. Tugas dan Fungsi Balitbu

yang baru lebih dipertegas sebagai institusi penghasil komponen teknologi.

Komponen teknologi yang dihasilkan Balitbu, selanjutnya dapat diujiterapkan

oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian yang sifatnya spesifik lokasi.

Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu Tropika) adalah satu-satunya

institusi penelitian buah tropika Pemerintah di bawah Departemen Pertanian,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura, sehingga mandat kegiatan penelitiannya bersifat

nasional.

Sejak dibentuk pada tahun 1984, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan. Secara ringkas,

perubahan organisasi dan kelembagaan Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

adalah sebagai berikut:

1. Periode 1984 1994

SK Mentan No. 613/Kpts/OT.210/8/84 tanggal 16 Agustus 1984 tentang

organisasi dan tata kerja Balai-balai lingkup Badan Litbang Pertanian


5

menetapkan Balai Penelitan Hortikultura Solok dengan 4 Sub Balai yaitu

Malang, Tlekung, Pasarminggu dan Jeneponto dengan tugas pokok

melaksanakan penelitian dan pengembangan tanaman buah-buahan.

2. Periode 1994 2006

Pada tahun 1994 Balai Penelitian Tanaman Hortikultura mengalami

perubahan nama berdasarkan SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 tanggal

13 Desember 1994 menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah dengan tupoksi

melakukan kegiatan penelitian tanaman buah-buahan atas bidang pemuliaan,

fisiologi, agronomi, teknologi budidaya, proteksi, agroekologi, agroekonomi,

pasca panen dan mekanisasi untuk pengembangan produksi, analisis residu

pupuk dan pestisida serta eksplorasi, evaluasi dan pelestarian plasmanutah buah-

buahan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus penghasil

devisa.

3. Periode 2006 sekarang

Sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, tahun 2006 Balai

Penelitian Tanaman Buah mengalami penataan organisasi dengan perubahan

nomenklatur menjadi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian No. 10/Permentan/ OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret

2006.

1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan dan perbenihan

tanaman buah tropika;


2. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan

pemanfaatan plasmanutfah tanaman buah tropika;


3. Pelaksanaan penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,

entomologi dan fitopatologi tanaman buah tropika;


6

4. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha

agribisnis tanaman buah tropika;


5. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman buah

tropika;
6. Penyiapan kerjasama informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan

dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman buah tropika

Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai.

Selama periode 30 tahun Balai ini berdiri terjadi 7 kali pergantian

kepemimpinan .

1. Dr.M.Winarno (1984-1993)
2. Dr.L.Setiobudi (1993-1999)
3. Dr.I.Djatnika (1999-2005)
4. Ir.Nurhadi,M.Sc (2005-2009)
5. Dr. Achmadi Jumberi (2009 - 2010)
6. Dr. Catur Hermanto (2011- 2013)
7. Dr. Ir. Mizu Istianto (2013 - Sekarang)

2.1.2 Kondisi Umum Balitbu Tropika


Secara geografis koordinat lokasi berada pada posisi 00 o 32 14

dan 01o 46 45 LS dan 100o 25 00 dan 101o 41 41 BT. Posisi Balai

Penelitian Tanaman Buah Tropika ini sangat strategis karena dilewati jalur

lintas Sumatera dan juga berbatasan langsung dengan ibukota Padang

selaku Ibukota Provinsi Sumatera Barat, dengan batas-batas areal sebelah

barat berbatasan dengan Kota Padang dan Kab. Pesisir Selatan, sebelah

utara berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar, sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Sawahlunto / Sijunjung, dan sebelah selatan berbatasan

dengan Kabupaten Solok Selatan.

Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2009 sebagian

besar (38.88%) wilayah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan
7

16.02% berstatus hutan rakyat. Lahan yang diolah rakyat untuk ladang/kebun

10.32% dan dikelola perusahaan perkebunan 2.09%. Pemanfaatan lahan untuk

sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat.

2.1.3 Lokasi Balitbu Tropika


Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu Tropika) adalah satu-satunya

institusi penelitian buah tropika pemerintah di bawah Departemen Pertanian,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura, sehingga mandat kegiatan penelitiannya bersifat

nasional.

Balai Penelitian Tanaman Buah beralamat di Jalan Sumani Raya No.8,

Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Provinsi

Sumatera Barat.

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika yang disingkat Balitbu Tropika,

merupakan salah satu unit kerja pusat yang berlokasi di Solok - Sumatera Barat -

Indonesia. Pada posisi pada garis 0.36 LS dan 100.3 BT.


8

Ket : A;Balitbu Tropika, B;Bandara Minangkabau,C;Padang

Gambar 1 : Tata Letak Balitbu Topika

2.1.4 Fasilitas Balitbu Tropika

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok terletak pada komplek yang

memiliki luas lahan 97,8 Ha dan memiliki ketinggian 425 m dari permukaan laut.

Balitbu Solok juga memiliki 7 kebun percobaan yang tersebar di Sumatera dan

Jawa.

Sebagai sebuah institusi penelitian, Balitbu Tropika dilengkapi oleh berbagai

fasilitas, yang meliputi gedung kantor, laboratorium, kebun percobaan, rumah

kaca, rumah dinas, guest house/rumah tamu, ruang pertemuan (auditorium), dan

lain-lain.

Balitbu Tropika didukung oleh 5 laboratorium yaitu Laboratorium Pemuliaan

dan Kultur Jaringan, Laboratorium Kimia dan Pasca Panen, Laboratorium

Proteksi tanaman, Laboratorium Uji Mutu Benih dan Laboratorium Produksi

Masal. Kebun percobaan (KP) merupakan sarana yang sangat penting dalam

mendukung kegiatan penelitian. Secara administratif (sesuai SK Permentan

No.32/Permentan/OT.140/3/2013), Balitbu Tropika mengelola 6 Kebun

Percobaan, yaitu kebun percobaan Aripan dan Sumani (Solok, Sumatera Barat),

kebun percobaan Wera (Subang, Jawa Barat), kebun percobaan Cukurgondang,

Kraton dan Pandean (Pasuruan, Jawa Timur).


9

Gambar 2 : Laboratorium Kultur Jaringan

Gambar 3: Laboratorium Analisa Kimia

Gambar 4: Laboratorium Uji Mutu Benih Terakreditas.

Gambar 5 : Auditorium
10

Gambar 6 : Kebun Percobaan (KP) Sumani dan Aripan (Sumatera Barat)

Gambar 7 : Guesthouse dan asrama

2.1.5 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaa

Balitbu Tropika didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari 151

orang dengan ragam tingkat pendidikan mulai dari SD hingga S3.Jumlah masing-

masing tingkat pendidikan tersebut, yaitu SD 4 orang, SLTP 6 orang, SLTA 66

orang, DIPLOMA 9 orang, S1 54 orang, S2 24 orang, dan S3 4 orang. Dari total

151 sumber daya manusia yang terdapat di BALITBU Tropika, pembagian


11

ketenaga kerjaannya didasarkan pada kelompok jabatan fungsional yaitu Peneliti

52 orang, Teknisi Litkayasa 36 orang, Pustakawan 1 orang, Arsiparis 1 orang,

Pegawai Umum dan Struktural 61 orang

Gambar 8: Struktur Organisasi Balitbu Tropika

2.1.6 Visi dan Misi Balitbu Tropika


Visi dari Balitbu Tropika adalah : Menjadi lembaga penelitian dan

pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan

inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul

berkelanjutan berbasis sumber daya local,


12

Misi dari lembaga Balitbu Tropika adalah :

1. Menghasilkan, mengembangkan dan mendeseminasikan inovasi teknologi,

sistem dan model serta rekomendasi kebijakan di bidang penelitian tanaman

buah tropika yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumberdaya lokal

guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan

2. Meningkatkan kualitas sumberdaya penelitian dan pengembangan

pertanian serta efisiensi dan efektifitas pemanfaatannya

3. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional

(networking) dalam rangka penguasaan IPTEK (scientific recognation) atas

peningkatan peran Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sebagai lembaga

penelitian tanaman buah.

2.2 Botani Tanaman Jambu Biji

2.2.1 Sejarah Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Jambu biji adalah satu tanaman buah jenis perdu (inggris=Lambo guava).

Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand

kemudia kenegara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah

dibudidayakan dan menyebarn luas di daerah-daerah jawa. Jambu biji sering

disebut jambu klutuk,jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian

dilakukan persiolangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain, sehingg

akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih

sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses

terjadinya dari bangkok.

2.2.2 Klasifikasi tanaman jambu biji


13

Gambar 9 : Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Jambu biji (Psidium guajava L.) adalah salah satu contoh tanaman yang

sering kita jumpai di alam sekitar kita, pekarangan rumah, sekolah atau di pinggir

jalan. Tanaman atau tumbuhan jambu biji ini memiliki rasa yang enak dan

memiliki khasiat yang banyak.

Klasifikasi tanaman jambu biji (Psidium guajava L.)

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )


Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/dikotil )
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae ( suku jambu jambuan )
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.

2.2.3 Morfologi jambu biji

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) bukan merupakan tanaman asli

Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Tengah oleh Nikolai

Ivanovich Vavilov saat melakukan ekspedisi ke beberapa negara di Asia, Afrika,


14

Eropa, Amerika Selatan, dan Uni Soviet antara tahun 1887-1942. Seiring dengan

berjalannya waktu, jambu biji menyebar di beberapa negara seperti Thailand,

Taiwan, Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Australia. Di Thailand dan Taiwan,

jambu biji menjadi tanaman yang dikomersialkan (Parimin, 2005).

Jambu biji merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi 5-10 m, batang

berkayu, kulit batang licin, mengelupas, bercabang, dan berwarna cokelat.

Merupakan daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat,

tepi rata berhadapan, petulangan daun menyirip berwarna hijau kekuningan.

Bunganya termasuk bunga tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak

bunga berbentuk corong. Mahkota bunga berbentuk bulat telur dengan panjang

1,5 cm, benang sari pipih berwarna putih atau putih kekuningan. Berbuah buni,

berbentuk bulat telur, dan bijinya kecil- kecil dan keras (Parimin, 2005).

Gambar 10. Daun Jambu Biji


(Parimin, 2005)

Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval

dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau

muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning. Permukaan daun ada yang halus
15

mengilap dan halus biasa. Tata letak daun saling berhadapan dan tumbuh tunggal.

Panjang helai daun sekitar 5-15 cm dan lebar 3-6 cm. Sementara panjang tangkai

daun berkisar 3-7 mm (Parimin, 2005).

Di berbagai daerah buah ini memiliki nama-nama khas tersendiri seperti

Sumatera: glima breueh (Aceh), galiman (Batak Karo), masiambu (Nias), biawas,

jambu krutuk, jambu krikil, jambu biji, jambu klutuk (Melayu). Jawa: jambu

klutuk (Sunda), hambu bhender (Madura). Sotong (Bali), guawa (Flores),

goihawas (Sika). Sulawesi: gayawas (Manado), dambu (Gorontalo), jambu

paratugala (Makasar). Maluku: luhu hatu (Ambon), gayawa (Ternate, Halmahera)

(Hapsoh dan Hasanah, 2011).

2.2.4 Syarat Pertumbuhan Tanaman Jambu Biji

1. Iklim
Dalam budidaya jambu bijiangin berperan dalam penyerbukkan, namun

angin yang kencang dapat menyebabkan kerontokkan pada bunga.

Tanaman jambu biji merupakkan tanamn daerah tropis dan dapat tumbuh

di daerah subtropics dengan itensitas curah hujan yang diperlukan berkisar

antara 1000/2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.


Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan

optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar

matahari dapat menyebabkan penurunan hasil atau kurang sempurna

(kerdil), yang ideal musim berbunga dan berbuah pada waktu musim

kemarau yaitu sekitar bulan Juli-September sedang musim buahnya terjadi

bulan Nopember-Februari bersamaan musim penghujan. Kelembaban


16

udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan tumbuh di dataran

rendah dan sedang. Apabila udara mempunyai kelembaban yang rendah,

berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk

pertumbuhan tanaman jambu bij.


2. Media Tanam
Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.

Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yang subur dan gembur serta

banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yang

keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (pH) tidak terlalu

jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang

dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.

3. Ketinggian tempat
Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian
antara 5-1200 m dpl.

2.2.5 Manfaat Tanaman Jambu Biji

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) termasuk familia Myrtaceae,

banyak tumbuh di daerah-daerah di tanah air kita. Penduduk terlalu

mementingkan buahnya, sedangkan daun-daunnya hanya sebagian kecil saja yang

memperhatikannya, padahal mempunyai nilai obat yang baik, terutama untuk

menyembuhkan sakit: diare dan astringensia (Kartasapoetra, 1992).

Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain buahnya dapat

dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan

minuman. Selain itu, buah jambu biji bermanfaat untuk pengobatan (terapi)

bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan

kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan

sariawan. Selain buahnya, bagian tanaman lainnya, seperti daun, kulit akar
17

maupun akarnya, dan buahnya yang masih muda juga berkhasiat obat untuk

menyembuhkan penyakit disentri, keputihan, sariawan, kurap, diare, pingsan,

radang lambung, gusi bengkak, dan peradangan mulut, serta kulit terbakar sinar

matahari (Cahyono B, 2010).

Ekstrak etanol daun jambu biji juga telah dilakukan penelitian terhadap uji

aktivitas anti oksidannya (Soebagio,et al. 2007) dan uji aktivitasnya sebagai anti

bakteri penyebab diare (Adyana, et al. 2004).


18

BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan

Pengamatan dan pelaksanaan praktek kerja profesi (PKP) dilaksanakan

pada tanggal 1 Agustus sampai 30 Agustus 2016 di kebun percobaan Aripan Balai

Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok. Selanjutnya, pengenalan dan praktek

kerja Pemuliaan tanaman serta pembuatan laporan dilaksanakan pada tanggal 3

Agustus sampai Agustus 2016 di Kebun percobaan Aripan sebagai tambahan

pemvelajaran dan pengalaman kerja.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel tanaman untuk

mengetahui keragaman tanaman buah jambu biji (Psidium guajava . L)

dilapangan yaitu: meteran, plastik, alat tulis, gunting, dan kamera.

Bahan bahan yang digunakan untuk mengetahui keragaman dan

keragaan tanaman buah jambu biji adalah 15 nomor pohon jambu biji yang

terletak di blok pembibitan KP Aripan dan blok G2 (kebun rambutan).

3.3 Tahap Pelaksanaan

Tahap tahapan dalam pelaksanaan ini, diantaranya:

1. Metode Observasi
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek yang

dipelajarai yakni keragaman jambu biji


2. Metode Pengambila Data Secara Langsung
Dilakukan dengan ikut serta secara langsung dalam pengamatan

terhadap obyek atau keragaman jambu biji


3. Penelusuran Pustaka
19

Data ini diperoleh dari sumber-sumber yang berkaitan dengan

obyek atau masalah yang dipelajari, yang meliputi buku-buku

literature, buku pedoman perusahaan, materi kuliah yang

mendukung dan melengkapi secara data yang diinginkan.

3.4 Pelaksaan Kegiatan Praktek Kerja

Kegiatan pada praktek kerja kali ini, di lakukan karakterisasi plasma

nutfah jambu biji. Petunjuk karakterisasi mengacu kepada petunjuk uji pouss

jambu biji (Psidium guajava L .) (Upou 1987).

variabel yang di amati adalah :

1. Pola percabangan :3) tegak 5) menyebar 7) terkulai

3 5 7

2. Warna tunas muda


(1) Hijau (2) kuning hijau (3) merah (4) merah tua
3. Ada tidaknya pewarnaan antosianin pada daun muda (1)tidak ada(9)ada
4. Intensitas warna antosianin pada daun muda
(3)lemah (5)sedang (7)kuat
5. Panjang helaian daun(3)pendek(5)sedang(7)panjang
6. Lebar helaian daun(3)sempit(5)sedang(7)lebar
7. Ratio panjang/lebar helaian daun(3)rendah(5)sedang (7)tinggi
8. Bentuk helaian daun (1)round (2)ovate (3)obovate (4)trullate (5)obtrullate

(6)oblong
20

1 2 3

4 5 6
9. Lengkungan pada helaian daun (3) lemah (5)sedang (7)kuat

10. Gelombang pada daun(1)tidak ada(9)ada

1 9
11. Lengkungan pada midrib(1)tidak ada(9)ada
21

1 9
12. Bentuk pangkal daun(1)obtuse(2)rounded(3)cordate

1 2 3
13. Bentu kujung daun (1)attenuate (2)apiculate (3)acute (4)obtuse (5)rounded

1 2 3

4 5
14. Bentuk pangkal buah (1)bulat lebar (2)bulat (3)truncate (4)runcing

(5)berleher

1 2 3

4 5
15. Lebar leher buah (3)sempit (5)sedang (7)lebar
22

3 5 7

Data hasil pengamatan kegiatan karakteristik plasma nutfah jambu biji

dianalisis menggunakan software statistic R 3.0.1 dengan paket Cluster. Hasil

analisis ditampilkan dalam bentuk dendrogram matriks jarak genetic antar nomor

pohon berdasarkan koefisien ketidak miripan..


23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasn
Gambar 1 menjelaskan bahwa berdasarkan karakter plasma nutfah, 15

pohon jambu biji dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok I dan

II. Kelompok I hanya terdiri dari satu nomor yaitu nomor 6, sedangkan kelompok

II terdiri dari 14 pohon yang lainnya. Koefisien ketidak miripan / jarak genetiknya

sekitar 52% warna tunasn (Gambar pada pohon nomor 1).

Gambar 11. Dendrogram pengelompokan 15 nomor pohon jambu biji.


Perbedaan karakter antara kelompok I dan II antara lain pada kelompok

satu bentuk pangkal buah runcing, bentuk pangkal buah pada pohon 6 ini bulat

lebar, lebar leher pada pohon ini juga truncate dan tidak ada pewarnaan antosianin
24

pada daun muda, perbedaan antara pohon no 6 dengan pohon yang lainnya

memiliki koefesiennyta 52%, sedangkan pada kelompok dua bentuk pangkal buah

dominan bulat lebar dan bulat, dan adanya pewarnaan antosianin pada daun muda.

(Tabel 1)

Gambar 12

Tabel 1. Perbedaan karakter antara kelompok I dan II.

Kelompok Karakter pembeda Anggota


Tidak ada pewarnaan antosianin pada

daun muda, bentuk pangkal buah

runcing,bentuk pangkal buah bulat

I lebar, dan lebar leher buah truncate. 15


II Adanya pewarnaan antosianin pada 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11

daun muda, bentuk pangkal buah bulat ,12,13,14

lebar dan bulat, warna tunas muda

merah, intensitas warna antosianin pada


25

daun muda sedang,

Gambar 13 Bentuk Pangkal Buah


Pada kelompok II perbedaan yang terlihat antara pohon no 15 dengan 13

pohon yang lainnya adanya pewarnaan antosianin pada daun muda, bentuk

pangkal buah bulat lebar dan bulat., bentuk pangkal buah bulat dan runcing, lebar

leher buah pada kelompok ini sedang dan pada pohon nomor 1 lebar leher buah

ini lebar, warna tunas muda merah, dan intensitas warna antosianin pada daun

muda sedang. Koefesien ketidak miripan / jarak genetiknya pada apohon no 1-5

tidak mirip 45 %. Pohon nomor 14 perbedaan yang terlihat pada bentuk helaian

daun yang trulate.


26

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari karakteristik yang dilakukan pada tingkat pengelompokkan, dapat di

simpulkan, kelompok I dan II pada pengamatan ini menunujukkan bahwa

tanaman buah jambu biji dari 15 sampel pohon mempunyai kemiripan 48% dan

ketidak miripan antara 15 pohon buah jambu biji 52%.

5.2 Saran
Untuk medapatkan karakteristik plasma nutfah pada tanaman jambu biji,

diperlukan adanya tambahan waktu lanjut penelitian, untuk mendapatkan hasil

kemiripan yang lebih dekat dan hasil yang lebih tinggi.


27

LAMPIRAN

Lampiran 1. Agenda Kegiatan Harian di BALITBU Tropika

No
Waktu Kegiatan
.
1 Senin, 1 Agustus 2016 - Upacara pembukaan Praktek Kerja Profesi
- Pembekalan kegiatan PKP
- Pembagian pembimbing lapangan
- Peninjauan di lapangan
2 Selasa,2 Agustus 2016 - Pengenalan alat laboraturium Plasma Nutfah
dan Pemuliaan
-Keragaman dan keragaan tanaman jambu biji
3 Rabu, 3 Agustus 2016
- Pengamatan lokasi tanaman jambu biji
4 Kamis, 4 Agustus 2016 - Diskusi dengan pembimbing lapangan
- Pengamatan tanaman jambu biji
- Pengambilan sampel pada tanaman jambu biji
5 Jum'at, 5 Agustus 2016 - Senam pagi,
- Diskusi pembimbing dan mencari literature
tanaman jambu biji
- Pengambilan data jambu biji ke-2
6 Senin, 8Agustus 2016 - Apel Pagi
- Diskusi pembimbing lapangan
7 Selasa, 9 Agustus 2016
- Mengamati tanaman jambu biji
8 Rabu, 10 Agustus 2016 - Mengimput data pengamatan
- Studi literatur tentang plasma nutfah dan
pemuliaan
10 Kamis, 11 Agustus 2016 - Mencari literatur plasma nutfah
- Rapat panitia perayaan HUT RI ke-71
11 Jum'at, 12 Agustus 2016 - Senam pagi
- Mencari liiteratur jambu biji
- Acara siraman rohani
12 Senin, 15 Agustus 2016 - Apel pagi
- Pengamatan tanaman jambu biji
- Studi literatur tentang plasma nutfah
13 Selasa, 16 Agustus 2016 - Menyelesaikan laporan
14 Rabu, 17 Agustus 2016 - Upacara peringatan HUT RI ke- 71 di
Lapangan Singkarak
28

15 Kamis, 18 Agustus 2016


- Kegiatan peringatan HUT RI ke-71
- Diskusi pembuatan laporan kegiatan PKP
16 Jum'at, 19 Agustus 2016 - Senam Pagi
- Kegiatan peringatan HUT RI ke- 71
17 Senin, 22 Agustus 2016 - Apel pagi
- Menyelesaikan laporan
18 Selasa, 23 Agustus 2016 - Diskusi pembuatan laporan PKP
- Belajar sambung tanaman hias
19 Rabu, 24 Agustus 2016 - Studi literatur tentang plasma nutfah dan jambu
biji
20 Kamis, 25 Agustus 2016 - Pembuatan laporan kegiatan PKP
21 Jum'at, 26 Agustus 2016 - Pembuatan dan revisi laporan kegiatan PKP
22 Senin, 29 Agustus 2016 - Pengumpulan laporan kegiatan PKP untuk
BALITBU Tropika
23 Selasa, 30 Agustus 2016 -Acara pelepasan dan perpisahan mahasiswa
PKP di BALITBU Tropika

Solok, 30 Agustus 2016

Pembimbing Lapangan Mahasiswa


Praktek Kerja Profesi

Kuswandi, S.P, M.Si. Annisa Rilnawati


NIM.1406120186
NIP. 197712312005012002
29

Lampiran 2. Kegiatan umum di BALITBU Tropika

Kegiatan Penyambutan Mahasiswa PKP Rapat persiapan HUT RI

Kegiatan Pengajian Rutin BALITBU Acara Peringatan HUT NKRI


30

Pola Percabangan

Pola Percabangan
31

Bentuk Buah
32

Lampiran 10. Data Hasil Pengamatan


Tabel 1. Perbedaan karakter antara kelompok I dan II

Kelompok Karakter pembeda Anggota


Tidak ada pewarnaan antosianin pada daun

muda, bentuk pangkal buah runcing,bentuk

pangkal buah bulat lebar, dan lebar leher

I buah truncate. 15
Adanya pewarnaan antosianin pada daun

muda, bentuk pangkal buah bulat lebar dan

bulat, warna tunas muda merah, intensitas 1,2,3,4,5,6,7,8,9

II warna antosianin pada daun muda sedang, ,10,11,12,13,14

Anda mungkin juga menyukai