Milhan Bantunge
Fadria Anuz
Juliyanti Djafar
Fitrah Mentari Al-angge
Kelas B-Pendidikan Biologi
JURUSAN BIOLOGI
2019
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
5
BAB III
METDOLOGI PENELITIAN
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol nescafe,
panci kecil, baskom sedang, blender, pisau, pengaduk, sendok, timbangan/neraca,
hotplate, spons.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : lalat buah, gula
merah 150 gram, pisang ambon 300 gram, , ragi, aquades 30 ml dan tisu.
6
3.3. PROSEDUR KERJA
Persilangan Lalat
Buah
7
Kegiatan II. Morfologi Lalat Buah (Drosophila sp)
Morfologi Lalat
Buah
8
Kegiatan III. Pembuatan Medium Lalat Buah (Drosophila sp)
Pembuatan Medium
Lalat Buah
9
11. Amati pertumbuhan lalat buah Drosophila melanogaster dalam
botol tersebut dan tentukan bagian-bagiannya meliputi :
a. Kepala (Caput)
b. Betis ( Tibia)
c. Perut ( Abdomen)
d. Kaki ( Peda)
e. Sayap (Pteron)
f. Ruas-ruas pada abdomen
10
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Tabel 1 : Jumlah larva pada setiap perlakuan yang menandakan terjadi atau
tidak terjadinya isolasi reproduksi (Drosophila sp)
Keterangan :
x = Buah Pepaya
y = Buah pisang
No Perlakuan Jumlah Larva Keterangan
1. X (Lalat Buah Jantan) X x 8 Tidak Terjadi
(Lalat buah bertina) (pasar isolasi
buah telaga)
2. Y (lalat buah jantan) X y (lalat 0 Terjadi isolasi
buah betina) (pasar buah telaga
3. X (Lalat buah jantan) X y 4 Tidak terjadi
(Lalat buah betina) (Pasar buah isolasi
telaga))
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada 3 botol media yang
dibuat, dapat dilihat bahwa yang tidak terjadi isolasi adalah pada persilangan lalat
pada pisang+pisang terdapat 8 jumlah larva dan persilangan lalat pada
pisang+pepaya terdapat 4 jumlah larva. sedangkan lalat pada pepaya+pepaya
terjadi isolasi.
Interaksi antara faktor genetik dan lingkungan akan mengahasilkan
karakteristik individu yang dapat diamati (Ayala, 1984 dalam Basuki, 1997). Hal
tersebut menunjukan bahwa meskipun berasal dari spesies yang sama, spesies
tersebut dapat terdiri atas satu atau lebih populasi yang mungkin disebabkan oleh
perbedaan kondisi geografis tempat hidupnya. Perkawinan yang terjadi anatara
populasi-populasi satu spesies dapat menunjukkan adanya kecenderungan
pemulihan terhadap pasangan kawin (mating partner) yang berasal dari populasi
yang sama (homogami) (King, 1965 dalam Basuki, 1997).
11
Kecenderungan kawin pada makhluk hidup dapat dirumuskan dengan
indeks isolasi yang merupakan perbandingan antara frekuensi perkawinan
homogami dikurangi frekuensi perkawinan heterogami dibagi dengan frekuensi
perkawinan homogami ditambah frekuensi perkawinan heterogami.
Indeks isolasi dapat menentukan hubungan kekerabatan yaitu jika dalam
suatu persilangan diketahui individu jantan memiliki kecenderungan pemilihan
pasangan kawin terhadap individu betina heterogami. Maka kekerabatannya
semakin dekat, sebaliknya, jika diketahui individu betina heterogami, maka
kekerabatannya semakin jauh (Bock, 1978 dalam Munawaroh 1996).
Kecenderungan perkawinan merupakan kecenderungan pemilihan
terhadap pasangan kawin yang terjadi pada proses perkawinan antara populasi
satu dengan populasi yang (Munawaroh, 1996). Faktor yang mempengaruhi
perilaku perkawinan lalat selain daya reseptivitas dari individu betina dan
kematangan organ reproduksi pada individu jantan dan betina.
BAB V
PENUTUP
12
5.1 KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa jenis isolasi reproduksi, yaitu
pre-mating dan post-mating, isolasi yang lebih berpengaruh terhadap terjadinya
mutasi dan evolusi adalah isolasi pre-mating. Hal ini disebabkan karena pada saat
pre-mating terdapat spesies baru yang terisoolasi, sehingga terjadinya pekawinan
dilokasi yang baru dan menyebabkan munculnya gen baru serta adanya spesiasi.
Jika suatu individu terisolasi pada suatu daerah, maka individu tersebut akan
menyesuaikan diri hingga terjadinya perubahan genetik.
DAFTAR PUSTAKA
13
Basuki, Supriyana. 1997 Indeks Isolasi Drosophilia Annanasse. Lokal Pare dan
Drosophila Annanasse. Pulau Madura Malang : FMIPA-IKIP Malang.
Bock, IR. 1976. Drosophiladae of Australian I. Drosophila (Insecta: Diptera).
Melbourne: CSIRO
Borror, Donals J, Dkk. 1992. Pengenalan pembelajaran serangga.Yogyakarta
Gdjah Mada University Press.
Munawaroh. 1996. Indeks isolasi pada Drosophila Annanasse lokal dari berbagai
ketinggian tempat : Malang FMIPA-IKIP MALANG
LAMPIRAN
14
Gambar 1. Mengambil lalat buah pada pisang dan pepaya
15
Gambar 3. Proses pengamatan pada lalat
16
Gambar 5. Media pembiakan lalat buah
17
Gambar 7.Media yang sudah ada lalat buah
18
No Persilangan Gambar
1 x (lalat buah jantan) X x
(lalat buah betina) (Pasar
Gelael)
19